Anda di halaman 1dari 23

TUGAS UAS

LISTRIK KAPAL
“Case Study Penerangan Kapal General Kargo”

OLEH :
Yoga Roni Prasetyo (40040419650018)

Dosen Pengampu :
Dr. Mohd Ridwan, ST , MT

STr-TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI PERKAPALAN


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah memberikan kekuatan serta
kelancaran dalam membuat makalah case study mata kuliah Listrik Kapal. Selain untuk
menambah wawasan dan pengetahuan,makalah ini disusun guna memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Listrik Kapal.
Terlepas dari semua itu, mungkin dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan
yang tidak penulis sadari. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini secara materil dan moril, baik secara
langsung maupaun tidak langsung. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.

Sukoharjo, 28 Mei 2021

Yoga Roni Prasetyo


DAFTAR ISI

COVER HALAMAN………………………………………………………………………i
HALAMAN…………………………………………………………………………………ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................................................
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................4
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penulisan................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................................
2.1 Perhitungan Penerangan di Kapal.........................................................................7
2.2 Aturan Biro Klasifikasi Indonesia.........................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................................................
V.1 Kesimpulan..............................................................................................................11
V.2 Saran...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teknik perkapalan merupakan ilmu yang mempelajari tentang merencanakn,
membangun dan mereparasi kapal. Dalam membuat kapal perencanaan harus bisa
maksimal, segala kebutuhan operasional kapal tersebut, dan kebutukan yang menyangkut
jenis kapal. Salah satu kebutuhan itu adalah harus adanya listrik untuk menjalankan
berbagai kebutuhan operasional dikapal. Upaya tersebut sudah diwujudkan dengan
penggunaan berbagai alat permesinan untuk menunjang kelayakan perusahan pelayaran.
Dalam perkembangan modern ini, hampir semua distribusi kapal tidak dapat
terlepas dari energi listrik tanpa terkecuali, dari mulai sistem permesinan yang ada di
kamar mesin sampai ke anjungan. Energi listrik di atas kapal disuplai dari generator,
shaft generator, steam generator, baterai dan emergency generator. Selanjutnya energi
listrik disalurkan melalui sistem distribusi listrik kapal agar dapat digunakan untuk
kebutuhan di atas kapal.
Dengan semakin kurangnya pemahaman permesinan di atas kapal yang
memanfaatkan energi listrik maka setiap crew kapal sangat penting untuk memahami dan
menguasai pengetahuan mengenai sistem kelistrikan kapal. Pengetahuan ini akan sangat
bermanfaat ketika setiap crew kapal menghadapi masalah kerusakan perangkat listrik dan
permesinan kapal seperti generator, pompa, purifier, sisem penerangan dan sebagainya.
Masalah-masalah besar yang sering dihadapi yang berkaitan dengan sistem
kelistrikan kapal yaitu penataan listrik, instalasi perkabelan, gangguan power quality dan
hubungan arus pendek. Masalah umum tersebut jika tidak dilakukan penanganan
secepatnya dapat membahayakan crew kapal,perangkat listrik maupun sumber daya.
Perawatan yang sesuai dengan tipe dan kondisi perangkat listrik adalah
pertimbangan utama ketika melaksanakan maintenance secara rutin.Perbaikan perangkat
listrik juga harus melalui prosedur-prosedur yang
tepat dan memperhatikan precaution yang dapat berakibat fatal jika tidak dilaksanakan
seperti memutus sumber arus, mengecek aliran arus dan menjaga komponen dalam
keadaan kering dengan suhu ruangan optimal.
Penulis berharap dengan mengetahui dan memahami lebih jauh mengenai sistem
kelistrikan kapal akan mendorong mahasiswa menjadi lebih paham tentang perencanaan
maintenace pada perangkat listrik di atas kapal, khususnya kapal kargo.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat kita rumuskan masalah sebagai
berikut:
a. Menentukan jumlah armatur dan lampu yg digunakan di kamar mesin.
b. Bagaimana tingkat penerangan yang sesuai dengan rule Biro Klasifikasi Indonesia.
c. Bagaimana spesifikasi Moulded Case Circuit Breaker yang digunakan,

d. Bagaimana diagram perkabelan yang ada di kamar mesin kapal.

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penulisan


1. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui jumlah dan jenis armature yang digunakan di atas kapal.
b. Untuk dapat mengetahui tingkat penerangan yang sesuai dengan rule Biro
Klasifikasi Indonesia.
c. Untuk dapat mengetahui spesifikasi Moulded Case Circuit Breaker yang digunakan,
d. Untuk dapat mengetahui diagram perkabelan yang ada di kamar mesin kapal.
2. Kegunaan
Kegunaan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca yang
berkaitan tentang sistem kelistrikan kapal.
b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca yang
berkaitan tentang Penentuan komponen-komponen kelistrikan diatas kapal
c. Sebagai bahan masukan bagi para pembaca khususnya kepada mahasiswa
Teknologi Rekayasa Kontruksi Perkapalan Universitas Diponegoro.
d. Sebagai pengetahuan bagi para masinis supaya dapat mengetahui lebih dini apabila
mendapat masalah pada perangkat listrik di atas kapal.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Singkat
Penerangan di kapal sangat diperlukan, disamping saat berlayar malam hari dan berlabuh (anchoring)
serta kegiatan bongkar-muat muatan kapaldan lampu navigasi. Kapal dengan kondisi sangat dinamis,
baik dari segi getaran, perubahan temperature dan kondisi ruang yang bervariasi, sehingga dibutuhkan
pengetahuan tersendiri dalam mementukan jenis armature dan disamping berfungsi untuk penerangan
juga dari sisi keindahan, terutama untuk ruang cabin penumpang.

B. Relevansi
Pengetahuan tentang penerangan kapal dan jenis lampunya, agar mahasiswa memahami kebutuhan
khusus penerangan pada kapal dan mampu menghitung kebutuhan penerangan kapal pada berbagai
deck kapal.

4.2. PENYAJIAN
A. Uraian A.1. Desain dan konstruksi instalasi penerangan
Klasifikasi kapal telah menetapkan beberapa ketentuan yang harus dipenuhi saat merencanakan:
penerangan kapal, penerangan darurat, lampu navigasi dan lampu sinyal, kotak kontak, dan konstruksi
perlengkapan penerangan antara lain:
1.Jumlah lampu dan distribusinya harus sedemikian rupa untuk memastikan penerangan yang
memuaskan.
2.Sebuah sistem penerangan utama harus dipasang yang dipasok dari sumber daya listrik utama
dan harus menerangi semua area yang dapat diakses oleh para penumpang dan awak.
3.Pengaturan sistem penerangan utama dan darurat (sumber daya listrik, transformator terkait,
panel listrik dan panel distribusi penerangan pusat) harus sedemikian sehingga kebakaran atau
insiden lainnya tidak menyebabkan kegagalan kedua sistem, yaitu komponen dari sistem
penerangan utama dan darurat tersebut tidak boleh berada di kamar yang sama.
4.Setelah kegagalan catu daya utama, sistem penerangan darurat harus terpotong secara otomatis.
Saklar lokal hanya dapat tersedia jika kemampuan untuk mematikan lampu darurat diperlukan,
misalnya di ruang kemudi.
5.Kapal penumpang Ro-Ro harus dilengkapi dengan sistem penerangan darurat tambahan.
6.Perlengkapan penerangan darurat harus ditandai sedemikian untuk memudahkan identifikasi.
7.Jika, sesuai dengan SOLAS, kapal dibagi menjadi zona kebakaran utama, setidaknya dua sirkuit
harus disediakan untuk penerangan dari setiap zona kebakaran utama, dan masing-masing harus
memiliki sirkuit catu daya sendiri. Satu sirkuit dapat dipasok dari panel listrik darurat, jika sirkuit
ini secara permanen dalam pelayanan. Sirkuit suplai harus diarahkan sedemikian rupa sehingga
kebakaran di satu zona kebakaran utama tidak mengganggu Penerangan dari zona lainnya.
Sistem penerangan kapal direncanakan dan dipasang di kapal untuk berbagai tujuan dengan berbagai
persyaratan, misalnya penerangan untuk bekerja sesuai dengan level/tingkat penerangan untuk bekerja
dan penerangan darurat tingkat penerangan rendah hanya untuk dapat melihat jalur penyelamatan.
Acuan tingkat penerangan di berbagai tempat bekerja dapat dilihat dalam tabel. 16, berikut, namun
hasil akhir sangat ditentukan oleh regulasi yang berlaku dari badan klasifikasi.
Tingkat pencahayaan rata-rata (Illuminating Engineering Society (IES), National Electric Code
(NEC)), dapat juga dijadikan acuan persyaratan penerangan dalam suatu ruangan, dapat dilihat dalam
rumusan tingkat pencahayaaan rata-rata (Erata-rata).
Sumber penerangan terdiri dari bebera jenis, memiliki efisiensi dan usia pakai yang berbeda-beda,
antara lain dapat dilihat dalam tabel. 15, berikut.
Tabel. 15. Jenis sumber penerangan (pemancar cahaya)
Lumen
Usia Pakai
No. Jenis Sumber (lum)
(jam)
per watt
1 Lampu pijar (Incandescent bulbs) 8 - 15 1.000 - 3.000
2 Lampu halogen tegangan rendah (Low 12 - 25 2.000 -3.500
voltage halogen)
3 Lampu halogen tegangan tinggi (High 12 - 25 4.000 - 10.000
voltage halogen)
4 Lampu berpendar/neon(Flourescent 47 - 104 6.000 - 40.000
lighting / FL)
5 Lampu hemat energi (Energy saving 40 - 80 8.000 - 16.000
bulbs)
6 Lampu merkuri tekanan tinggi (High 30 - 140 10.000
pressure mercury)
7 Lampu natrium tekanan tinggi (High 60 - 140 8.000
pressure natrium)
8 Lampu diode pemancar cahaya (Light 20 - 50 50.000
emitting diode)
9 Lampu induksi (Induction light) 65 - 70 80.000
(sumber: Borstlap, Katen).
Tabel. 16. Tingkat Penerangan Ruang di Kapal.
Area Tinggal Lux Area Navigasi (navigation Lux
(living areas) (lx) areas) (lx)
- Captain class dayroom - 150 - Wheelhouse 50
Captain class bedroom 100 - Chart room 50
- Cabin 100 - Chart table centre spot 250
- State/passenger room 100 lights 250
- On Desk 250 - Radio operator
- Berth at pillow - 200 table centre spot lights 200
Mirrow Front 200 - Pilot house

- Bathroom 50
50 Area Pelayanan (service areas) Lux
- Lavatory/toilet (lx)
- Barber shop 200 - Office 100
- Dining 200 - On desk 250
saloon/messroom 250 - Galley 100
- Dining table 200 - On cooking range 250
200 50
- Recreation room - Provision stores
50 100
- Gymnasium
200 - Laundry
- Bars/lounges 50
- Shooping area 50
- Passages/alleyways - 100
Staircases 10
- Passenger entrance 50
- Outer passage
- Swimming pool
Ruang Operasional Lux
(lx)
- Main passage, stairs, entrance main engine room, 100
auxilary engine room & boiler rooms
- Work area in above space 150
- Access at rear ot tank, machinery and other equipment 20
in engine room and boiler room
- Engine control room 200
- Engine control room at desk 300
- Workshop 100
- Workshop at bench or machine ( under local light) 300
200
- Cargo control room
100
- Cargo pump room 100
- Emergency generator room 20
- Mooring winch area, cargo hold area and other area
that require inspection only, no serious monitoring of equipment
(Sumber: Borstlap, Katen).

A.2. Tingkat Pencahayaaan Rata-rata (Erata-rata).


Ruangan memiliki persyaratan minimal tingkat pencahayaan umumnya didefinisikan sebagai tingkat
pencahayaan rata-rata pada bidang kerja. Bidang kerja merupakan bidang horisontal imajiner yang
terletak 0,75 meter di atas lantai pada seluruh ruangan. Tingkat pencahayaan ratarata Erata-rata (unit
satuan: lux atau lumen per meter persegi atau lumen/m 2), dapat dihitung dengan pendekatan, sebagai
berikut:

Keterangan:
• Ftotal = Fluks luminus total dari semua lampu
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 x 𝑘𝑃 x 𝑘𝑑 yang menerangi bidang kerja (lumen)
𝐸=
• A = luas bidang kerja (m2).
𝐴
• kp = koefisien penggunaan .
 kd= koefisien depresiasi (penyusutan).
A.3. Koefisien Penggunaan (kp).
Koefisien Penggunaan (kp) merupakan faktor penggunaan didefinisikan sebagai perbandingan antara
fluks luminus yang sampai di bidang kerja terhadap keluaran cahaya yang dipancarkan oleh semua
lampu dalam suatu armatur. Sebagian dari cahaya yang dipancarkan oleh lampu diserap oleh armatur,
sebagian dipancarkan ke arah atas dan sebagian lagi dipancarkan ke arah bawah.

Gambar.60. Koefisien penggunaan (kp) Koefisien penggunaan dipengaruhi


oleh faktor:
- distribusi intensitas cahaya dari armatur.
- perbandingan antara keluaran cahaya dari armatur dengan keluaran cahaya dari lampu di
dalam armatur.
- reflektansi cahaya dari langit-langit, dinding dan lantai.
- pemasangan armatur apakah menempel atau digantung pada langit-langit,
- dimensi ruangan.
Besarnya koefisien penggunaan untuk sebuah armatur diberikan dalam bentuk tabel yang dikeluarkan
oleh pabrik pembuat armature (contoh pada Gambar.60), berdasarkan hasil pengujian dari instansi
terkait. Merupakan suatu keharusan dari pembuat armatur untuk memberikan tabel k p, karena tanpa
tabel ini perancangan pencahayaan yang menggunakan armature tersebut tidak dapat dilakukan dengan
baik.

2.1 Perhitungan Penerangan di Kapal


Penentuan kebutuhan penerangan dan jumlah lampu serta jumlahnya ditentukan oleh faktor-faktor
sebagai berikut :
a. Dimensi Ruangan
Dalam menentukan jumlah titik lampu yang ada di dalam ruangan di kapal maka dimensi
ruangan sangat menentukan. Sehingga kebutuhan lampu setiap ruangan tentunya akan
berbeda satu dengan yang lainnya. Dimensi ruangan ini meliputi panjang ruangan dan lebar
ruangan. Lebar ruangan merupakan dimensi ruangan yang mengikuti lebar kapal, dan
panjang ruangan merupakan dimensi yang mengikuti atau sejajar dengan panjang kapal.
Dimensi ruangan ini jika dilakukan perkalian makan akan didapatkan luasan ruangan.
𝐴 = 𝑝 𝑥 𝑙…………………………… (2.1)
Dimana,
A : luasan ruangan (m2) p : panjang
ruangan (m
l : lebar ruangan (m)

b. Index Ruangan (K)


Merupakan perbandingan, yang berhubungan dengan ukuran bidang keseluruhan terhadap
tingginya diantara tinggi bidang kerja dengan bidang titik lampu. Dalam perhitungan
terdapat beberapa definisi tinggi yang digunakan dalam perhitungan.
t : tinggi ruangan dari lantai hingga titik lampu (m)
H : tinggi benda kerja yang ada di ruangan (misalkan meja, kursi, tempat tidur)
diasumsikan 0.7 meter.
h : jarak antara benda kerja dan armature Ukuran atau dimensi ruangan akan
menentukan harga indeks ruang. Persamaan untuk mendapatkan nilai dari indeks
ruang tersebut adalah :

………………………… (2.2)
Dimana,
h : jarak benda kerja dengan armature (m).

c. Tipe lampu (Jenis Armature)


Tipe lampu berhubungan dengan jenis ruangan yang akan mempengaruhi jenis pengamanan
lampu yang digunakan. Berbagai tipe lampu ini juga memberikan karakteristik yang
berbeda pula.
Beberapa jenis tipe lampu FL dan penerapannya di dalam kapal seperti berikut ini :

Tabel 2.4.1. Jenis Armature


No Klasifikasi Model Keterangan
1 -Kamar mandi - Tipe pasangan dengan kap
-Kamar cuci menonjol
-Kamar kecil - Kedap air

-Kamar - Kaca pelindung warna terang


pengering
Indeks 4 : FL 15w x 1
Indeks 4B :FL 20w x 2
2 - Saluran dalam - Tipe pasangan dengan kap
- Tangga menonjol
- Tidak kedap air
- Kaca pelindung warna
susu
Indeks 6 : FL 20w x 1
3 - Kamar crew - Tipe pasangan dengan
kap menonjol

- Tidak kedap air


- Kaca pelindung warna susu
Indeks 9 : FL 20w x 1
4 - Kamar kapten

- Kamar perwira - Tipe pasangan dengan


kap tenggelam
- Tidak kedap air
- Kaca pelindung warna
susu

Indeks 10B : FL 20w x 2


Indeks 9B : FL 20w x 1

No Klasifikasi Model Keterangan


5 - Kamar mesin - Tipe pasangan dengan kap
- Gudang menonjol
- Kedap bunga api dengan
pengaman, tanpa kaca
pelindung
Indeks 13 : FL 20w x 1
Indeks 14 : FL 20w x 2

d. Faktor Refleksi (Warna Ruangan)


Dalam menentukan kebutuhan lampu di kapal, factor refleksi sangatlah penting. Karena
tingkat warna dalam ruangan di kapal telah diatur dalam klasifikasi. Sehingga lampu yang
terpasang harus memenuhi syarat refleksi terhadap warna ruangan tersebut, dalam hal ini
adalah warna langit-langit (ceiling), warna dinding (wall) serta warna lantai (floor). Warna
ruangan ini menentukan besarnya faktor refleksi terhadap cahaya yang diterima ruangan
dari armature yang digunakan untuk pemasangan lampu.
Contoh faktor refleksi lampu FL yang digunakan di kapal seperti berikut ini :
 Lampu Indeks 4

Gambar 2.4.1. Nilai Refleksi Indeks 4

Dari jenis lampu tersebut diatas memiliki nilai faktor refleksi terhadap atap, dindimg dan lantai seperti
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.4.2. Faktor Refleksi Indeks 4
Cei
lin 75 50 30 0
Fakt g
or Wa
50 30 10 50 30 10 30 10 0
(k) ll
Flo
10 10 10 0
or
Efisiensi Faktor Refleksi

(J 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2


0.60 ) 95 46 13 83 50 11 33 07 06
0.3 0.3 0.2 0.3 0.3 0.2 0.2 0.2 0.2
(I)
0.80 68 14 83 50 01 72 96 67 52
0.4 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.2
(H)
1.00 06 57 27 90 45 17 36 08 94
0.4 0.4 0.3 0.4 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
(G)
1.25 52 08 68 21 78 46 67 36 78
0.4 0.4 0.3 0.4 0.4 0.3 0.3 0.3 0.3
(F)
1.50 87 39 93 52 13 74 99 66 55
0.5 0.4 0.4 0.5 0.4 0.4 0.4 0.3 0.4
(E)
2.00 38 88 61 03 60 21 38 04 00
0.5 0.5 0.4 0.5 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
(D)
2.50 88 23 75 07 96 56 75 65 31
0.6 0.5 0.4 0.5 0.5 0.4 0.4 0.4 0.4
(C)
3.00 08 56 93 66 21 18 99 68 61
0.6 0.5 0.5 0.6 0.5 0.5 0.5 0.5 0.4
(B)
4.00 50 96 54 03 53 25 52 09 99
0.6 0.6 0.5 0.6 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
(A)
5.00 72 24 81 23 78 46 49 82 27

e. Iluminasi Cahaya (E)


Iluminasi adalah intensitas flux cahaya yang diterima oleh suatu luas permukaan, illuminasi
menjelaskan tentang interaksi antara sumber cahaya dan permukaan sumber cahaya. Hal ini
diukur dalam flux luminasi per unit area. Intensitas flux cahaya dapat diartikan sebagai kuat
intensitas cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya. Semakin besar lux cahaya yang
dihasilkan oleh sumber cahaya maka tingkat keterangan pada ruangan semakin besar.
Sehingga iluminasi cahaya dinyatakan dalam lm/m 2 atau lux.
Dalam menentukan kebutuhan lux dalam ruangan dikapal, maka setiap jenis ruangan telah
ditentukan besarnya kebutuhan intensitas cahaya. Berikut ini adalah kebutuhan intensitas
cahaya berdasarkan Biro Klasifikasi Indonesia

Tabel 2.4.3. Kebutuhan Intensitas Cahaya


JENIS RUANGAN FLUKSI CAHAYA KEBUTUHAN
DAYA (W/m2)
(Lux) Lampu Lampu
filamen flour
Ruang palka 20 sampai 40 tergantung kepada
Ruang kerja susunannya
Jalan
Lalu lintas diatas deck
Bunker sampai 60 10 5
Ruang bantu
Lorong dan jalan 50 sampai 70 20 10
masuk
Tempat sampai 120
peluncuran sekoci
Kamar kecil
Kamar mandi
Bioskop
Terowongan poros

Kamar Peta 100 sampai 150 30 15


Ruang kemudi sampai 250
Kabin penumpang
Kabin awak kapal
Geladak promenade
Kamar cuci, kamar
mandi
Ruang Mesin 200 sampai 500 40 30
Ruang
Komisaris/pemilik
Ruang istirahat
Ruang duduk
Ruang makan/minum
Perpustakaan

Rumah sakit penerangan 40 ke atas 20 keatas


Kamar pengujian khusus 200 keatas

(Sumber: Biro Klasifikasi Indonesia)

f. Faktor maintenance/diversitas (d)


Merupakan faktor pengotoran lampu, dimana pengotoran ini adalah berkurangnya intensitas
cahaya yang dihasilkan lampu setiap tahunnya. Setiap jenis lampu memiliki nilai
pengotoran yang berbeda. Nilai pengotoran berkisar antara 0.6-0.7.

g. Ilumination rate
Merupakan nilai distribusi cahaya dari setiap jenis armature lampu. Nilai yang didapatkan
dari factor refleksi ruangan (ceiling, wall, floor) akan digunakan sebagai perhitungan dalam
mencari nilai illumination rate dengan cara menginterpolasi nilai yang didapatkan dengan
membaca nilai refleksi berdasarkan nilai dari indeks ruangan yang telah dikalkulasikan
sebelumnya. Dari hasil interpolasi tabel tipe lampu didapatkan hasil :
… (2.3)

h. Efisiensi armature
Efisiensi armature merupakan nilai yang didapatkan dari hasil perkalian efisiensi interpolasi
dengan nilai dari factor pengotoran atau factor diversitas.
Eff armature (η ) = d x eff (interpolation)…… (2.4)

i. Flux cahaya (Φ)


Merupakan kebutuhan cahaya pada ruangan yang telah dipengaruhi oleh luasan ruangan dan
nilai efisiensi ruangan tersebut.

…………………… (2.5)

Dimana
E : Iluminasi (Lux)
A : Luasan ruangan

j. Flux cahaya lampu (Lumen)


Merupakan cahaya yang dihasilakan lampu. Dari tipe lampu yang dipilih mempunyai daya
watt maka flux cahaya yang diberikan adalah

…………………. (2.6)
Dimana,
Lm/watt : nilai lumen/watt dari setiap jenis lampu
P : daya lampu (watt)
n : jumlah lampu dalam 1 armature

k. Jumlah lampu yang dibutuhkan


Merupakan kebutuhan lampu dalam ruangan yang dihitung.

………………………... (2.7)
Dimana,
N : jumlah lampu

l. Total Daya (watt)


Total daya yang di butuhkan tiap deck jumlah termasuk daya armature dan stop kontak.
Setelah itu total daya tiap deck dijumlah jadi total daya penerangan yang dibutuhkan kapal.
BAB IV
RUMUSAN MASALAH

A. Jumlah Armatur Pada Kamar Mesin

Di dalam pembuatan kapal, Armature Lampu Penerangan adalah salah satu


komponen yang penting dalam merancang ruangan kapal agar ruangan tersebut memiliki
standar penerangan yang sesuai dengan kegunaan ruangan tersebut. aktivitas yang di
lakukan dalam suatu ruangan diperlukan suatu intensitas pencahayaan yang memadai
sesuai dengan fungsi dari ruangan itu sendiri, supaya aktivitas yang berada di dalam
ruangan tersebut bisa terlaksana dengan maksimal. khususnya ruangan yang sangat
senstif seperti ruangan mesin yang dioperasionalkan untuk kepentingan kapal. maka
sangatlah diperlukan ketelitian dalam perencanaan penerangan seperti pemilihan lampu,
penentuan jumlah lampu yang akan di pasang di dalam ruangan dan daya yang
dibutuhkan.
Didalam membangun subuah kapal di perlukan perhitungan yang akurat terutama
didalam perhitungan penerangan seperti pemilihan jumlah lampu pada setiap ruangan
atau lorong. Dalam hal ini PT. PAL INDONESIA (persero) masih menggunakan metode
perhitungan secara manual dalam menentukan berapa jumlah lampu yang di butuhkan
dalam suatu ruangan. PT. PAL INDONESIA (persero) ini sering menangani owner yang
meminta ketentuan berdasarkan class ABS (America Bureau of Shipping) dan BKI (Biro
Klasifikasi Indonesia). maka untuk mempermudah dan mempercepat per-hitungan dalam
menentukan jumlah penerangan dibutuhkan program perhitungan lampu yang
mengunakan program visual basic.

Program ini dibuat untuk menentukan jumlah lampu yang harus dipakai secara
cepat dan akurat sesuai dengan class BKI maupun ABS dilengkapi dengan spesifikasi
lampu seperti berat dan dimensi disertai dengan penyimpanan perhitungan dengan
bantuan Microsoft excel.
Maka dari program Visual Basic yang akan direncanakan dalam Tugas Akhir ini
menggunakan dua class yaitu ABS dan BKI yang akan mempermudah perencanaan
dalam pemilihan lampu pada suatu ruangan. Dalam hal ini tidak semua ruangan akan
dihitung. Tugas akhir ini hanya menganalisa satu deck dari 8 deck yang ada yaitu pada
Deck F. Dari kasus tersebut maka diangkatlah judul “Analisa Perhitungan jumlah lampu
sesuai Class BKI dan ABS pada kapal LPD (sekelas landing platform dock) berbasis
Program Visual Basic”. Dengan memasukkan dimensi ruangan yaitu panjang, lebar,
tinggi dan me-rencanakan intensitas cahaya serta luminansi yang berdasarkan class dan
memasukkan jenis lampu yang akan di gunakan pada ruangan tersebut maka akan
ditemukan jenis lampu dan jumlah lampu pada tiap ruangan. Sehingga perencana tidak
perlu menghitung lampu menggunakan perhitungan manual.

Pada form Menu Hitung BKI ini fasilitas tidak jauh berbeda dengan sebelumnya
hanya saja katalog luminansinya khusus katalog BKI. Untuk Desain pada form Menu
Hitung BKI terdapat pada Gambar 5.
Gambar 5. Desain pada form menu hitung BKI
B. Ketentuan Diameter kabel dan jenis kabel di Kapal Kargo.

Kabel sebagai bahan penghantar aliran listrik yang digunakan untuk


instalasi di kapal terbuat dari bahan tembaga kecuali pada kasus kabel termokopel
untuk peralatan instrumen dimana bahan logam khusus dan campuran seperti
Cupro-nikel digunakan pada beberapa kabel. Kabel las yang digunakan pada
reparasi kapal dan pekerjaan pada bangunan pengeboran minyak lepas pantai (off-
shore drilling rig), dan lain-lain menggunakan aluminium sebagai kawat
konduktornya (kawat kabel)---(deter pilfering).
Kabel dari bahan tembaga (kawat kabel) biasanya menggunakan bahan PVC
atau beberapa bahan lainnya sebagai bahan isolasi. Isolasi kabel sangatlah penting
karena isolasi kabel tersebut harus mampu melindungi konduktor dari kerusakan
yang disebabkan oleh kondisi buruk dari lingkungan kabel seperti air laut, beban
mekanis, perubahan suhu dan lain-lain. Selain itu isolasi kabel harus sesuai dengan
karakteristik listrik listrik dari konduktor dan juga arus listrik akan tergantung pada
kondisi dari konduktor. Secara singkat beberapa kerusakan pada konduktor akan
mengurangi area luasan dari penampang konduktor sehingga akan meyebabkan
tahanan listrik dari konduktor akan meningkat. Selanjutnya akan menyebabkan
suhu konduktor akan menjadi lebih tinggi dari yang direncanakan. Kerusakan pada
isolasi kabel akan berakibat pada tahanan isolasi yang keseluruhan mendekati nol
yang selanjutnya akan berakibat terjadinya short sirkuit. Jadi jelaslah, perlu
identifikasi kondisi yang ada di kapal dan di sekitar lokasi dimana kabel akan
ditempatkan sebelum mempertimbangkan standar mutu (tipe) kabel yang mampu
melindungi kabel dari situasi yang bersifat dapat merusak.
C. Spesifikasi MCCB Dan Gambar Bentuk Diagram Pengkabelannya.

MCCB adalah singkatan dari Moulded Case Circuit Breaker, sebagai


pengaman terjadinya hubung singkat short circuit dan beban lebih overload agar
tidak terjadinya kerusakan pada motor listrik maupun kebakaran yang disebabkan
oleh short circuit yang selalu menimbulkan bunga api.

MCCB biasanya digunakan oleh industri karena MCCB hanya untuk pengaman
listrik 3 phase, dan motor listrik industri juga menggunakan listrik 3 phase, jadi jika
anda ingin bertemu apa itu namanya mccb dan dan digunakan untuk apa mampir
deh pabrik terdekat dan minta tolong untuk dilihatkan apa itu MCCB? Berikut
gambar MCCB

Berikut Cara Membaca Nameplate MCCB

1. Type Device, tipe produk mccbnya.


2. Ui, rate insulated Voltage
3. Uimp, rate impulse withstand voltage
4. Ics, service breaking capacity, nilai ampere dari mccbnya.
5. Icu, ultimate breaking capacity, ini adalah kemampuan ampere yang bisa diterima
saat hubung singkat (kA)
6. Ue, operational operation, voltage yang dianjurkan.
7. Color lebel
8. symbol mccb
9. standart referensi yang sudah didapatkan.
10. sama juga standart referensi.
Dari name plate diatas yang penting dan paham untuk anda cermati dan melihat adalah
pada bagian Type Device, Ics, Icu, dan Ue karena mencapku mulai dari ampere
yang diijinkan dan voltage yang diperbolehkan.
Berikut adalah gambar bentuk diagram pengkabelan
BAB III
PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Setelah mengerjakan laporan ini, maka dapat ditarik beberapa


kesimpulan sebagai berikut :
1. Perhitungan atau perancangan komponen listrik kapal dalam kamar
mesin harus dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin sehingga
biaya dan kelancaran pengoprasiaan dalam kamar mesin berfungsi
dengan baik sesuai dengan ketentuan standar peraturan regulasi.
2. Penempatan komponen-komponen di atas kapal harus diatur secara
proporsional sehingga dapat berfungsi dengan baik.

V.2 Saran

Di harapkan untuk para mahasiswa untuk lebih mempelajari dan


mendalami mengenai bagaimana perencanaan komponen-komponen
Listrik Kapal itu sendiri agar bisa lebih bermanfaat bagi pengaplikasian
di dunia industri perkapalan.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar Listrik Kapal 2019 print IV.pdf


2. Div.Mesin & Listrik BKI. Instalasi listrik kapal. Dapat diakses di
https://fdokumen.com/document/listrik-bki.html

3. Arqab Walzthy. Perhitungan komponen listrik kapal. Dapat diakse di


https://www.academia.edu/38625756/MAKALAH_ALAT_ALAT_LISTRIK_KAPAL

15

Anda mungkin juga menyukai