LISTRIK KAPAL
“Case Study Penerangan Kapal General Kargo”
OLEH :
Yoga Roni Prasetyo (40040419650018)
Dosen Pengampu :
Dr. Mohd Ridwan, ST , MT
Dengan menyebut asma Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah memberikan kekuatan serta
kelancaran dalam membuat makalah case study mata kuliah Listrik Kapal. Selain untuk
menambah wawasan dan pengetahuan,makalah ini disusun guna memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Listrik Kapal.
Terlepas dari semua itu, mungkin dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan
yang tidak penulis sadari. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini secara materil dan moril, baik secara
langsung maupaun tidak langsung. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita.
COVER HALAMAN………………………………………………………………………i
HALAMAN…………………………………………………………………………………ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................................................
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................4
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penulisan................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................................
2.1 Perhitungan Penerangan di Kapal.........................................................................7
2.2 Aturan Biro Klasifikasi Indonesia.........................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................................................
V.1 Kesimpulan..............................................................................................................11
V.2 Saran...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Relevansi
Pengetahuan tentang penerangan kapal dan jenis lampunya, agar mahasiswa memahami kebutuhan
khusus penerangan pada kapal dan mampu menghitung kebutuhan penerangan kapal pada berbagai
deck kapal.
4.2. PENYAJIAN
A. Uraian A.1. Desain dan konstruksi instalasi penerangan
Klasifikasi kapal telah menetapkan beberapa ketentuan yang harus dipenuhi saat merencanakan:
penerangan kapal, penerangan darurat, lampu navigasi dan lampu sinyal, kotak kontak, dan konstruksi
perlengkapan penerangan antara lain:
1.Jumlah lampu dan distribusinya harus sedemikian rupa untuk memastikan penerangan yang
memuaskan.
2.Sebuah sistem penerangan utama harus dipasang yang dipasok dari sumber daya listrik utama
dan harus menerangi semua area yang dapat diakses oleh para penumpang dan awak.
3.Pengaturan sistem penerangan utama dan darurat (sumber daya listrik, transformator terkait,
panel listrik dan panel distribusi penerangan pusat) harus sedemikian sehingga kebakaran atau
insiden lainnya tidak menyebabkan kegagalan kedua sistem, yaitu komponen dari sistem
penerangan utama dan darurat tersebut tidak boleh berada di kamar yang sama.
4.Setelah kegagalan catu daya utama, sistem penerangan darurat harus terpotong secara otomatis.
Saklar lokal hanya dapat tersedia jika kemampuan untuk mematikan lampu darurat diperlukan,
misalnya di ruang kemudi.
5.Kapal penumpang Ro-Ro harus dilengkapi dengan sistem penerangan darurat tambahan.
6.Perlengkapan penerangan darurat harus ditandai sedemikian untuk memudahkan identifikasi.
7.Jika, sesuai dengan SOLAS, kapal dibagi menjadi zona kebakaran utama, setidaknya dua sirkuit
harus disediakan untuk penerangan dari setiap zona kebakaran utama, dan masing-masing harus
memiliki sirkuit catu daya sendiri. Satu sirkuit dapat dipasok dari panel listrik darurat, jika sirkuit
ini secara permanen dalam pelayanan. Sirkuit suplai harus diarahkan sedemikian rupa sehingga
kebakaran di satu zona kebakaran utama tidak mengganggu Penerangan dari zona lainnya.
Sistem penerangan kapal direncanakan dan dipasang di kapal untuk berbagai tujuan dengan berbagai
persyaratan, misalnya penerangan untuk bekerja sesuai dengan level/tingkat penerangan untuk bekerja
dan penerangan darurat tingkat penerangan rendah hanya untuk dapat melihat jalur penyelamatan.
Acuan tingkat penerangan di berbagai tempat bekerja dapat dilihat dalam tabel. 16, berikut, namun
hasil akhir sangat ditentukan oleh regulasi yang berlaku dari badan klasifikasi.
Tingkat pencahayaan rata-rata (Illuminating Engineering Society (IES), National Electric Code
(NEC)), dapat juga dijadikan acuan persyaratan penerangan dalam suatu ruangan, dapat dilihat dalam
rumusan tingkat pencahayaaan rata-rata (Erata-rata).
Sumber penerangan terdiri dari bebera jenis, memiliki efisiensi dan usia pakai yang berbeda-beda,
antara lain dapat dilihat dalam tabel. 15, berikut.
Tabel. 15. Jenis sumber penerangan (pemancar cahaya)
Lumen
Usia Pakai
No. Jenis Sumber (lum)
(jam)
per watt
1 Lampu pijar (Incandescent bulbs) 8 - 15 1.000 - 3.000
2 Lampu halogen tegangan rendah (Low 12 - 25 2.000 -3.500
voltage halogen)
3 Lampu halogen tegangan tinggi (High 12 - 25 4.000 - 10.000
voltage halogen)
4 Lampu berpendar/neon(Flourescent 47 - 104 6.000 - 40.000
lighting / FL)
5 Lampu hemat energi (Energy saving 40 - 80 8.000 - 16.000
bulbs)
6 Lampu merkuri tekanan tinggi (High 30 - 140 10.000
pressure mercury)
7 Lampu natrium tekanan tinggi (High 60 - 140 8.000
pressure natrium)
8 Lampu diode pemancar cahaya (Light 20 - 50 50.000
emitting diode)
9 Lampu induksi (Induction light) 65 - 70 80.000
(sumber: Borstlap, Katen).
Tabel. 16. Tingkat Penerangan Ruang di Kapal.
Area Tinggal Lux Area Navigasi (navigation Lux
(living areas) (lx) areas) (lx)
- Captain class dayroom - 150 - Wheelhouse 50
Captain class bedroom 100 - Chart room 50
- Cabin 100 - Chart table centre spot 250
- State/passenger room 100 lights 250
- On Desk 250 - Radio operator
- Berth at pillow - 200 table centre spot lights 200
Mirrow Front 200 - Pilot house
- Bathroom 50
50 Area Pelayanan (service areas) Lux
- Lavatory/toilet (lx)
- Barber shop 200 - Office 100
- Dining 200 - On desk 250
saloon/messroom 250 - Galley 100
- Dining table 200 - On cooking range 250
200 50
- Recreation room - Provision stores
50 100
- Gymnasium
200 - Laundry
- Bars/lounges 50
- Shooping area 50
- Passages/alleyways - 100
Staircases 10
- Passenger entrance 50
- Outer passage
- Swimming pool
Ruang Operasional Lux
(lx)
- Main passage, stairs, entrance main engine room, 100
auxilary engine room & boiler rooms
- Work area in above space 150
- Access at rear ot tank, machinery and other equipment 20
in engine room and boiler room
- Engine control room 200
- Engine control room at desk 300
- Workshop 100
- Workshop at bench or machine ( under local light) 300
200
- Cargo control room
100
- Cargo pump room 100
- Emergency generator room 20
- Mooring winch area, cargo hold area and other area
that require inspection only, no serious monitoring of equipment
(Sumber: Borstlap, Katen).
Keterangan:
• Ftotal = Fluks luminus total dari semua lampu
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 x 𝑘𝑃 x 𝑘𝑑 yang menerangi bidang kerja (lumen)
𝐸=
• A = luas bidang kerja (m2).
𝐴
• kp = koefisien penggunaan .
kd= koefisien depresiasi (penyusutan).
A.3. Koefisien Penggunaan (kp).
Koefisien Penggunaan (kp) merupakan faktor penggunaan didefinisikan sebagai perbandingan antara
fluks luminus yang sampai di bidang kerja terhadap keluaran cahaya yang dipancarkan oleh semua
lampu dalam suatu armatur. Sebagian dari cahaya yang dipancarkan oleh lampu diserap oleh armatur,
sebagian dipancarkan ke arah atas dan sebagian lagi dipancarkan ke arah bawah.
………………………… (2.2)
Dimana,
h : jarak benda kerja dengan armature (m).
Dari jenis lampu tersebut diatas memiliki nilai faktor refleksi terhadap atap, dindimg dan lantai seperti
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.4.2. Faktor Refleksi Indeks 4
Cei
lin 75 50 30 0
Fakt g
or Wa
50 30 10 50 30 10 30 10 0
(k) ll
Flo
10 10 10 0
or
Efisiensi Faktor Refleksi
g. Ilumination rate
Merupakan nilai distribusi cahaya dari setiap jenis armature lampu. Nilai yang didapatkan
dari factor refleksi ruangan (ceiling, wall, floor) akan digunakan sebagai perhitungan dalam
mencari nilai illumination rate dengan cara menginterpolasi nilai yang didapatkan dengan
membaca nilai refleksi berdasarkan nilai dari indeks ruangan yang telah dikalkulasikan
sebelumnya. Dari hasil interpolasi tabel tipe lampu didapatkan hasil :
… (2.3)
h. Efisiensi armature
Efisiensi armature merupakan nilai yang didapatkan dari hasil perkalian efisiensi interpolasi
dengan nilai dari factor pengotoran atau factor diversitas.
Eff armature (η ) = d x eff (interpolation)…… (2.4)
…………………… (2.5)
Dimana
E : Iluminasi (Lux)
A : Luasan ruangan
…………………. (2.6)
Dimana,
Lm/watt : nilai lumen/watt dari setiap jenis lampu
P : daya lampu (watt)
n : jumlah lampu dalam 1 armature
………………………... (2.7)
Dimana,
N : jumlah lampu
Program ini dibuat untuk menentukan jumlah lampu yang harus dipakai secara
cepat dan akurat sesuai dengan class BKI maupun ABS dilengkapi dengan spesifikasi
lampu seperti berat dan dimensi disertai dengan penyimpanan perhitungan dengan
bantuan Microsoft excel.
Maka dari program Visual Basic yang akan direncanakan dalam Tugas Akhir ini
menggunakan dua class yaitu ABS dan BKI yang akan mempermudah perencanaan
dalam pemilihan lampu pada suatu ruangan. Dalam hal ini tidak semua ruangan akan
dihitung. Tugas akhir ini hanya menganalisa satu deck dari 8 deck yang ada yaitu pada
Deck F. Dari kasus tersebut maka diangkatlah judul “Analisa Perhitungan jumlah lampu
sesuai Class BKI dan ABS pada kapal LPD (sekelas landing platform dock) berbasis
Program Visual Basic”. Dengan memasukkan dimensi ruangan yaitu panjang, lebar,
tinggi dan me-rencanakan intensitas cahaya serta luminansi yang berdasarkan class dan
memasukkan jenis lampu yang akan di gunakan pada ruangan tersebut maka akan
ditemukan jenis lampu dan jumlah lampu pada tiap ruangan. Sehingga perencana tidak
perlu menghitung lampu menggunakan perhitungan manual.
Pada form Menu Hitung BKI ini fasilitas tidak jauh berbeda dengan sebelumnya
hanya saja katalog luminansinya khusus katalog BKI. Untuk Desain pada form Menu
Hitung BKI terdapat pada Gambar 5.
Gambar 5. Desain pada form menu hitung BKI
B. Ketentuan Diameter kabel dan jenis kabel di Kapal Kargo.
MCCB biasanya digunakan oleh industri karena MCCB hanya untuk pengaman
listrik 3 phase, dan motor listrik industri juga menggunakan listrik 3 phase, jadi jika
anda ingin bertemu apa itu namanya mccb dan dan digunakan untuk apa mampir
deh pabrik terdekat dan minta tolong untuk dilihatkan apa itu MCCB? Berikut
gambar MCCB
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15