Anda di halaman 1dari 16

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal The Messenger

Aplikasi Pendekatan-Pendekatan Persuasif Pada Riset Komunikasi Pemasaran:


Iklan Melibatkan Penciptaan dan Penerimaan Pesan Komunikasi Persuasif
Mengubah Perilaku Pembelian

Primadhany Kartana Putri


(putriprima@usm.ac.id)
(Staf Pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang)
Abstract

The study explain how to describe and apply Persuasion Theories in Advertising is typically
define as human communication that is designed to influence others by modifying their beliefs,
values, or attitude. Many theories of persuasif communication are concerned with shift in attitude is
a relatively enduring predisposition to respond favorably or unfavorably toward something. The
reseacher presents and compares the three theories of persuasion, the Elaboration Likehood Model
(ELM), Cognitive Dissonance and Attribution that explore aspects of persuasive communication
which are presented or examined in several previous studies. Although protayed as theories of
persuasion, each of these point of viewpoints can be appiled to a wide variety communication
messages delivered by marketers to influence and change consumer attitudes.The relevance theories
bridges communication and cognition and, as such, provides a solid foundation for further research
on persuasion, marketing communication, and many other aspects that influence consumer
behavior.

Kata Kunci : Teori persuasif, Advertising, Komunikasi persuasif.

Pendahuluan

Riset komunikasi pemasaran memantau kinerja pemasaran dan


bertanggungjawab untuk menyediakan meningkatkan pemahaman pemasaran
informasi mengenai produk atau jasa yang sebagai proses. Pendapat tersebut
dimiliki kepada konsumen untuk menunjukkan, untuk mencapai
pengambilan keputusan pembelian. keberhasilan pemasaran, maka pemasar
Informasi tersebut harus tepat, dipercaya harus pandai memilih dan merancang
dan relevan. Informasi yang disampaikan pesan persuasif melalui bauran komunikasi
haruslah mengandung pesan yang efektif pemasaran seperti advertising, personal
dan tepat sasaran karena terkait dengan selling, direct marketing, or public relation
mahalnya biaya riset dan persaingan yang yang tepat terhadap konsumennya.
semakin tinggi, serta perlunya Iklan atau advertising adalah salah satu
pengambilan keputusan yang benar dan media utama yang digunakan untuk
tepat. menyampaikan pesan pemasar kepada
American Marketing konsumen. Diyakini iklan akan mempe
Association’s mengemukakan salah satu ngaruhi keputusan dalam pembelian. Iklan
fungsi pemasaran yaitu menghubungkan diyakini berhubungan dengan persepsi,
konsumen, pelanggan dan masyarakat dan pemasaran sendiri adalah pertempuran
dengan pemasar melalui informasi- persepsi, bukan pertempuran produk (Al
informasi yang digunakan untuk Ries, dalam Wibowo, Elisawati &
mengidentifikasi dan menentukan peluang Kartajaya, 1996). Pemasar harus
dan masalah pemasaran, menghasilkan, mengetahui dan memahami faktor-faktor
memperbaiki, dan mengevaluasi tindakan yang berpengaruh dalam masalah riset
pemasaran. Fungsi pemasaran juga untuk periklanan, yang salah satunya adalah

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 1


perilaku konsumen. Pemahaman yang baik Artikel ini menjelaskan dan
terhadap perilaku konsumen akan mengidentifikasikan pendekatan
memudahkan pemasar untuk pendekatan persuasif pada studi ilmu
memperkirakan respon perilaku konsumen komunikasi yang terdiri dari Elaboration
terhadap program komunikasi pemasaran Likehood Model, Attribution, dan
tertentu. Cognitive Dissonance yang diaplikasikan
Untuk mencapai pengambilan keputusan pada riset komunikasi pemasaran melalui
yang tidak menimbulkan keraguan hasil-hasil penelitian yang telah diuji
sangatlah sulit. Pemasar juga sering sebelumnya, dan dalam hal ini adalah
melakukan tindakan seperti: (1) pesan iklan yang mempengaruhi perilaku
Menekankan informasi pada harapan yang pembelian konsumen. Adapun teknik
akan diperoleh dari pembelian produk; (2) penelitian-penelitian yang digunakan
Mengupayakan terjadinya perubahan untuk menganalisis masalah persuasi yang
sikap; dan (3) Tugas pemasar dalam dikaji yaitu menggunakan metode
membentuk perilaku pengambilan kualitatif pada analisis pendekatan
keputusan konsumen adalah melakukan Elaboration Likehood Model, dan
pendekatan komunikasi persuasif kepada kuantitatif pada pendekatan Attribution
konsumen baik secara rasional maupun dan Cognitif Dissonance. Penulis
emosional. Dengan cara rasional, aspek bermaksud menarik benang merah dengan
yang dipengaruhi berupa ide, maka cara membandingkan, menjelaskan dan
komponen kognitif pada diri konsumen menarik kesimpulan sesuai dengan
dapat dipengaruhi. Persuasi yang landasan-landasan teori dan hasil-hasil
dilakukan secara emosional, biasanya penelitian sebelumnya.
menyentuh aspek kognitif, afektif, dan
konatif yaitu hal yang berkaitan dengan Sejak tahun 1980-an, perusahaan-
cara berfikir dan kehidupan emosional perusahaan di negara maju mulai bergerak
seseorang. Melalui cara berfikir dan menuju proses komunikasi pemasaran,
emosional, aspek simpati dan empati yang mencakup upaya koordinasi dari
seseorang dapat digugah. berbagai elemen promosi dan kegiatan
Persuasi adalah proses komunikasi yang pemasaran, (Fawcett, 1993 dalam
mengajak atau membujuk orang lain Morrisan, 2010: 7). Komunikasi
dengan tujuan mengubah sikap, keyakinan pemasaran adalah aktivitas yang berusaha
dan pendapat sesuai keinginan menyebarkan informasi, mempengaruhi
komunikator. Pada definisi ini ‘ajakan’ dan membujuk atau meningkatkan pesan
atau ‘bujukan’ adalah tanpa unsur sasaran atas perusahaan dan produknya
ancaman/ paksaan, (Burgon & Huffner, agar bersedia menerima, membeli loyal
2002). Persuasi dalam esensi komunikasi pada produk yang ditawarkan perusahaan
pemasaran adalah upaya yang dilakukan yang bersangkutan (Saladin, 2001: 123).
komunikator pemasaran untuk meyakinkan Aktifitas ini menuntut agar setiap pesan
konsumen untuk membeli suatu produk yang keluar harus berasal dari sumber
atau jasa. Para pemasar produk/jasa saling yang sama sehingga segala informasi yang
berlomba-lomba mensinergikan bauran diumumkan perusahaan memiliki
komunikasi pemasaran kesamaan tema serta positioning yang
untuk menarik intelektualitas konsumen sama di mata konsumen.
dan perasaan mereka. Duncan dan Moriarty mengakatan bahwa
Upaya tersebut juga bertujuan untuk seluruh pesan yang disampaikan dan
menciptakan citra yang diinginkan bagi diterima secara konsisten dalam upaya
merek mereka, agar konsumen suatu saat untuk menciptakan persepsi yang utuh
membelinya. diantara pelanggan dan pihak terkait
lainnya. Hal ini memerlukan kesatuan atau
THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 2
integrasi berbagai pesan komunikasi mereka pada menit-menit terkahir.
pemasaran serta integrasi fungsi berbagai Tantangan terbesar pemasar adalah
fasilitator promosi. Fasilitator promosi bagaimana mempengaruhi perilaku
biasanya berfungsi mengembangkan dan konsumen agar dapat mendukung produk
melaksanakan program komunikasi atau jasa yang ditawarkan kepada mereka.
pemasaran terpadu, misalnya adalah biro Tujuan terpenting dari setiap aktifitas
iklan. komunikasi pemasaran adalah
Enam instrumen dasar yang digunakan mempengaruhi konsumen untuk membeli.
untuk mencapai tujuan komunikasi Perilaku konsumen, dalam
pemasarn perusahaan disebut bauran pemasar produk maupun jasa harus
promosi, meliputi: memahami perilaku konsumennya. Tidak
Iklan, yaitu setiap bentuk komunikasi non- adanya pemahaman terhadap motivasi,
personal mengenai suatu organisasi, kebutuhan dan preferensi konsumen
produk/jasa yang dibayar oleh sponsor merupakan sumber kegagalan terbesar
yang diketahui. Pemasaran langsung, yaitu pemasaran. Pemasar perlu mengetahui
upaya pemasar untuk berkomunikasi kebutuhan spesifik konsumen yang
langsung dengan calon konsumen sasaran dipuaskannya, dan bagaimana
dengan maksud untuk menimbulkan menerjemahkan kebutuhan itu ke dalam
tanggapan dan/transaksi penjualan. kriteria pembelian.
Pemasaran interaktif, yaitu komunikasi Perilaku konusmen merupakan
dengan konsumen secara interaktif melalui tindakan yang langsung terlibat dalam
media massa, khususnya internet. Promosi mendapatkan, mengkonsumsi, dan
penjualan, yaitu promosi penjualan yang menghabiskan produk dan jasa, termasuk
berorientasi kepada konsumen ditujukan proses keputusan yang mendahului dan
kepada pengguna atau pemakai akhir suatu menyusuli tindakan
barang dan jasa yang mencakup pemberian ( Engel, Blackwell dan Minniard, 2002: 3).
kupon, sampel produl, potongan harga, Konsumen akan berespons terhadap suatu
undian berhadiah, dan lain-lain. produk maupun jasa asalkan produk
Hubungan masyarakat, yaitu maupun jasa itu didukung dengan
merencanakan dan mendistribusikan efektifitas komunikasi pemasaran yang
informasi secara sistematis dalam upaya memadai. Berikut model perilaku
untuk mengontrol dan mengelola citra konsumen. Model perilaku konsumen
serta publisitas yang diterimanya, (Duncan menjelasakan mengenai proses keputusan
dan Moriarty, 1995). pembelian konsumen. Dalam memutuskan
Komunikasi pemasaran pada untuk melakukan pembelian, konsumen
dasarnya bertujuan menyampaikan dipengaruhi oleh stimulus yang diterima
informasi produk maupun jasa berdasarkan konsumen melalui faktor eksternal
pemenuhan dan kepuasan kebutuhan serta diantaranya; pemasaran, ekonomi,
keinginan konsumen yang dituju. Pemasar teknologi, politik, budaya, dan faktor
memahami perilaku dan mengenal internal diantaranya; faktor psikologi dan
konsumen, karena dalam hal ini bukanlah karakteristik konsumen.
pekerjaan yang sederhana. Konsumen
mungkin menyatakan akan membeli
produk, namun tiba-tiba saja mereka
membatalkan rencananya. Hal ini diduga
disebabkan konsumen tidak terlalu yakin
dengan alasan atau motivasi mereka
sendiri untuk membeli suatu produk
sehingga mereka mengubah pikiran

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 3


ada lima elemen dasar yang dikemukakan
oleh Harold Lasswell dengan istilah “Who
Says What in Which Channel to Whom
with What Effect”. Kelima elemen dasar
tersebut adalah Who(sumber atau
komunikator), Says What (pesan), in
Which Channel (Saluran), to Whom
(Penerima), with What Effect (Efek atau
dampak). Lima elemen dasar dari
komunikasi yang dikemukakan oleh
Harold Laswell di atas akan bisa
membantu para komunikator dalam
Studi perilaku konsumen banyak
menjalankan tugas mulianya,
dilakukan oleh pemasar, kelompok
(Tubbs,S.L dan S.Moss: 1996).
akademisi, dan lembaga riset pemasaran
Berhasil tidaknya suatu
untuk pemecahan masalah konsumen.
komunikasi tergantung dari kelima elemen
Penerimaan dan Penciptaan Pesan
dasar tersebut. Bagaimana komunikator
Komunikasi Persuasif menjadi Informasi
bisa mempengaruhi komunikannya,
yang dapat Mempengaruhi Perilaku
sehingga bisa bertindak sesuai dengan apa
Pembelian. Komunikasi adalah jalur yang
yang diharapkan oleh komunikator,
mengubungkan kita di dunia, dan sebagai
bahkan bisa merubah sikap dan perilaku
sarana individu-individu menampilkan
dari komunikan tersebut. Namun,
kesan, mengekspresikan diri,
komunikator, pesan, saluran yang
mempengaruhi orang lain, dan
bagaimana yang akan bisa merubah sikap
mengorbankan diri individu itu sendiri,
dan perilaku komunikan.
(Stewart dan Ruben, 2013: 17). Melalui
Dalam perspektif komunikasi,
pesan komunikasi dapat diartikan bahwa
kita mengenal adanya komunikasi
individu sedang mengalami proses belajar
persuasif, yaitu komunikasi yang bersifat
tentang dunia dan orang lain, menjadi
mempengaruhi audience atau
siapa, dihibur, dibujuk, bergurau, ditipu,
komunikannya, sehingga bertindak sesuai
atau diberi informasi.
dengan apa yang diharapkan oleh
Dalam konteks pemasaran,
komunikator. Menurut K. Andeerson,
melalui pesan komunikasi para pemasar
komunikasi persuasif didefinisikan sebagai
berusaha membangun hubungan dengan
perilaku komunikasi yang mempunyai
para konsumennya. Mereka saling
tujuan mengubah keyakinan, sikap atau
berkompetisi dengan kompetitor produk
perilaku individu atau kelompok lain
atau jasa yang sama dalam menciptakan
melalui transmisi beberapa pesan.
pesan komunikasi yang dikemas dan
Persuasi dalam Kamus Besar
diinformasikan pada sebuah iklan.
Bahasa Indonesia berarti bersifat
Informasi yang disampaikan pasti
membujuk secara halus (supaya menjadi
melibatkan bahasa verbal dalam bentuk
yakin). Dalam sudut pandang ilmu
ucapan, tulisan, atau bahasa non-verbal
komunikasi, persuasi cenderung
seperti penampilan, gerak tubuh, sentuhan,
diistilahkan dengan sebutan komunikasi
atau cara lainnya. Komponen-komponen
persuasif. Komunikasi persuasif bertujuan
tersebut merupakan bentuk persuasi
untuk mengubah sikap, pendapat, atau
meliputi dari proses komunikasi yang
perilaku seseorang. Komunikasi persuasif
dapat menimbulkan perubahan sikap.
harus dilakukan dengan halus, luwes, yang
Komunikasi adalah suatu aspek kehidupan
mengandung sifat-sifat manusiawi. Agar
manusia yang paling mendasar, penting,
komunikasi persuasif itu mencapai tujuan
dan komplek. Dalam proses komunikasi,

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 4


dan sasarannya, maka perlu dilakukan yang bersifat persuasif ini dibuat untuk
perencanaan yang matang. Perencanaan meyakinkan dari pihak-pihak yang
yang dilakukan berdasarkan komponen- berhubungan dengan produk maupun jasa
komponen komunikasi yaitu komunikator, yang ditawarkan. Komponen adalah
pesan, media, dan komunikan. pemahaman, pengetahuan, penilaian dan
Pendekatan komunikasi persuasif yang kepercayaan konsumen tentang informasi
efektif menurut Burgon dan Huffner produk yang didapatkan dari proses
(2002) : berpikir.
1. Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu Komponen afektif kadarnya lebih
mengungkapkan data atau fakta yang tinggi daripada kognitif. Setelah
terjadi sebaga bukti argumentatif agar mengetahui informasi produk yang
berkesan lebih kuat terhadap ajakan. diterimanya, konsumen diharapkan dapat
2. Pendekatan berdasarkan ketakutan, merasakannya. Proses ini terkait dengan
yaitu menggunakan fenomena yang perasaaan emosional konsumen terhadap
menakutkan bagi audience atau produk. Komponen konatif adalah
komunikator dengan tujuan mengajak komponen ketiga dari sikap yang
mereka menuruti pesan yang diberikan menggambarkan kecenderungan konsumen
komunikator. untuk melakukan tindakan atau
3. Pendekatan berdasarkan humor, mengungkapkan keinginan membeli dari
yaitu menggunakan humor atau fantasi seorang konsumen. Dengan demikian,
yang bersifat lucu dengan tujuan dalam menciptakan sebuah pesan iklan
memudahkan masyarakat mengingat pesan produk maupun jasa, pesan-pesan
karena mempunyai efek emosi yang persuasif yang efektif haruslah dirancang
positif. sedemikian rupa. Rancangan pesan
4. Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu tersebut antara lain fokus pada penerima,
menggunakan pilihan kata yang mudah sehingga pesan yang disampaikan dapat
diingat (memorable) oleh komunikan sesuai dengan tujuan. Menulis pesan
dengan tujuan membuat efek emosi positif persuasif sangatlah penting dalam
atau negative. pemasaran, karena setiap hari pemasar
harus mengirimkan pesan-pesan dengan
nada yang meyakinkan kepada konsumen.
Pada dasarnya iklan merupakan salah satu
bauran komunikasi pemasaran yang
memiliki suatu kekuatan yang mampu
menggiring para konsumen untuk
Gambar diatas menjelaskan bagaimana bertindak dan mengambil suatu keputusan
proses pesan persuasi mengubah perilaku dalam membeli suatu produk atau jasa
seseorang. Pesan persuasi merupakan yang ditawarkan. Kekuatannya terletak
serangakan pesan informasi (stimuli) yang pada pesan yang disampaikan dan sejauh
masuk dan diterima oleh seseorang melalui mana pesan tersebut melekat dan mudah
pengaktifan proses psikologis yang diingat oleh konsumen. Hal tersebut akan
melibatkan tiga komponen sikap meliputi: sangat tergantung pada sejauh mana iklan
kognitif, afektif dan konatif yang mampu mengaplikasikan komunikasi
mencipatakan perilaku seseorang tersebut. persuasif dalam mengunggah minat dan
Pada studi perilaku konsumen, model ini keinginan konsumen. Dalam contoh iklan,
mengilustrasikan awalnya pesan persuasi banyak para pemasar yang memberikan
merupakan stimuli pesan iklan yang efek warna gambar yang memikat, tagline,
dibangun oleh pemasar produk. Pemasar melibatkan endorser, bentuk tulisan,
didalam menulis pesan komunikasi iklan slogan dan lain-lain.

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 5


Artikel ini mencoba menjelaskan perubahan sikap dalam diri seseorang
mengenai pentingnya aspek persuasif pada ketika individu menerima suatu pesan.
perancangan pesan komunikasi, khsusunya Asumsi yang dikemukakan oleh Petty dan
dampak dari penerimaan dan penciptaan Cacioppo bahwa pada awalnya setiap
pesan iklan terkait dengan proses individu berusaha memiliki sikap yang
perubahan perilaku konsumen. Tujuan tepat terhadap kondisi yang dihadapi, akan
dari perancangan pesan komunikasi tetapi setiap individu sesungguhnya selalu
persuasif pada iklan diantaranya: berusaha merasionalisasi kondisi yang
1) Memberi pengetahuan dan dihadapinya. ELM mengasumsikan bahwa
pemahaman kepada konsumen argumentasi-argumentasi yang kuat akan
2) Mengajak konsumen agar membeli selalu berhasil atau paling tidak akan
produk tersebut masuk ke dalam rute peripheral dimana
3) Mendukung terjadinya penjualan jika rute central menyangkut perubahan
4) Mengenalkan produk melalui kebiasaan, rute peripheral lebih kepada
kalimat yang singkat dan jelas, bahasa perubahan sikap saja/untuk sementara
yang mudah dipahami, serta tulisan dan waktu.
gambar yang menarik perhatian konsumen. Model ELM ini merupakan teori persuasi
Pembahasan yang dapat dijadikan acuan bagaimana
Terdapat tiga jenis pendekatan persuasif mempengaruhi sikap dan perilaku
yang dikaji dalam studi ilmu komunikasi seseorang dalam merespons suatu pesan
dan dijelaskan pada artikel ini meliputi, Mereka juga menemukan pola kognisi
Ellaboration Likehood Model, Cognitive penerimaan pesan dalam proses terpersuasi
Dissonance, dan Atribution. atau kemungkinan elaborasi tergantung
Pada sub pembahasan, penulis pada cara seseorang mengolah dan
akan sedikit menjelaskan dan memberi memproses pesan yang diterima. ELM ini
tanggapan mengenai kontribusi memiliki dua rute bagaimana penerima
pendekatan-pendekatan persuasif yang dapat menerima pesan yang disampaikan,
terdiri dari Ellaboration Likehood Model, yaitu diantaranya rute central route dan
Attribution dan Cognitive Dissonance rute peripheral.
yang diaplikasikan dalam studi Rute Central, yaitu elaborasi atau
komunikasi pemasaran khususnya, pada pemikiran kritis. Dalam hal ini, seseorang
pengembangan pesan iklan dan dalam mengolah suatu pesan akan
pengaruhnya pada perubahan perilaku distimulus suatu informasi akan
pembelian konsumen pada penelitian- mendiskursuskan terlebih dahulu alam
penelitian yang telah dilakukan aktifitas mentalnya, memilih, melakukan
sebelumnya. Pada penelitian mengenai imajiner dengan mempertimbangkan
analisis persuasif, ketiga pendekatan ini keuntungan dan kerugian dari informasi
dapat didentifikasikan dengan tersebut. Rute Peripheral, yaitu suatu
menggunakan teknik analisis kulitatif dan kecenderungan kognitif dimana
kuantitatif. Metode yang dapat digunakan penerimaan atau penolakan suatu pesan
anatara lain metode deskriptif, eksploratif, lebih ditekankan pada kredibilitas
dan eksplanatori. pengirim pesan, reaksi lingkungan, atau
Ellaboration Likehood Model (ELM) terpengaruh oleh faktor-faktor lain di luar
Teori ini dikemukakan dan dikembangkan argumentasi, (Petty dan Cacioppo, 1996).
oleh ahli psikologi sosial yaitu Richard Pendekatan ELM telah digunakan
Petty dan John Cacioppo, dan telah oleh para peneliti akademisi dalam studi
menjadi teori persuasi paling populer saat komunikasi pemasaran. Ketto dan Murti,
ini. ELM merupakan salah satu teori dalam penelitiannya berjudul ‘Proses
komunikasi yang membahas bagian model Pengambilan Keputusan Konsumen dalam

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 6


Membeli produk Sepatu Olah Raga melakukan pembelian. Efek lain yang
mengemukakan Proses pengambilan mempengaruhi adalah daya tarik visual
keputusan dalam membeli produk sepatu yang ditampilkan oleh Produk Sepatu New
New Balance dipengaruhi oleh sumber Balance yang ditampilkan melalui
informasi, pesan visual warna, bentuk, dan Facebook, Twitter, dan katalog, terutama
logo yang ditampilkan pada produk sepatu melalui pesan warna. Ketertarikan akan
New Balance. Penelitian ini dilakukan warna yang unik awalnya membuat
pada kalangan mahasiswa yang berada di narasumber tidak lagi melakukan
daerah Yogyakarta, karena mahasiswa pencarian informasi dan menganalisis
telah banyak membeli dan menggunakan pesan atau informasi produk new balance,
produk sepatu New Balance. melainkan langsung melakukan pembelian.
Obyek penelitian adalah pesan Intinya adalah pada penelitian
produk sepatu New Balance yang dikemas tersebut terdapat jalur ELM yang dilalui
dan disampaikan melalui media katalog, oleh narasumber saat melakukan
internet (Google, Facebook dan Twitter) pembelian produk New Balance. Mereka
dan orang lain. Pengirim pesan merupakan memutuskan untuk membeli merek sepatu
pihak pemasar New Balance, dan penerima tersebut karena ketertarikan pada warna
pesan adalah mahasiswa/i Universitas dan bentuk yang unik. Secara langsung
Atma Jaya Yogyakarta, Universitas narasumber tergolong pada jalur
Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas peripheral, dan akan tetapi mereka tetap
Sanata Dharma, dan Universitas termotivasi untuk terus melakukan
Pembangunan Nasional yang ingin pencarian informasi akan merek produk
membeli produknya. Metode penelitian sepatu New Balance. Dalam rute
yang digunakan adalah metode deskriptif peripheral maka penerima terlibat dalam
kualitatif, yaitu dengan memaparkan hasil elaborasi yang rendah. Elaborasi yang
penelitian yang ditemukan di lapangan dimaksud adalah "sejauh mana seseorang
menjadi sebuah deskripsi. Teknik dengan hati-hati berfikir tentang issue-
pengumpulan data yang digunakan adalah relevantargument yang terkandung
dengan melakukan wawancara mendalam. didalam suatu komunikasi persuasi dengan
Berdasarkan hasil wawancara pendapat yang rasional. Dengan demikian
diatas dari delapan narasumber meskipun narasumber tergolong pada
kebanyakan dari mereka memilih media konsumen dengan keterlibatan rendah,
Facebook dan Twitter sebagai tempat dalam melakukan dan komunikasi
untuk mencari informasi mengenai produk pemasaran, pemasar pada produk New
sepatu New Balance, selebihnya memilih Balance dituntut untuk memiliki
mencari dan menerima informasi dari kredibilitas yang tinggi dalam mengemas
teman, saudara dan katalog. Hasil analisis dan mengirim pesan melalui bauran
menunjukkan efek setelah menerima pesan promosi yang efektif, serta memahami
atau informasi yang disampaikan melalui faktor-fakto lingkungan lain yang
media Facebook, Twitter, katalog dan mempengarahui keputusan pembelian.
teman. Analisis yang ditemukan adalah Sejalan dengan pemikiran Peety
pesan dikemas dan disampaikan melalui dan Cacioppo, bahwa teori persuasi ini
beberapa media perantara yaitu media mencoba untuk memprediksi kapan serta
internet dan media katalog. Efek setelah bagaimana seseorang akan dan tidak akan
menerima pesan atau informasi yang terbujuk oleh pesan, (Littlejohn, 2009:
disampaikan melalui media Facebook, 108). Hasil pada studi produk sepatu New
Twitter, katalog dan teman telah Balance menunjukkan, narasumber
mempengaruhi narasumber untuk sebagai konsumen produk sepatu tersebut
mempertimbangkan pada saat ingin mulai terbujuk untuk melakukan

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 7


pembelian sepatu setelah diterpa oleh ini menganggap keefektifan iklan dapat
pesan-pesan iklan yang menampilkan dipengaruhi oleh salah satu dari dua rute
desain menarik dan penuh variasi warna persuasi yang berbeda, yaitu rute
melalui katalog dan media sosial seperti peripheral dan rute central.
Facebook dan Twitter. Ketika konsumen Studi pada penelitian konsumen
mengolah pesan mengenai produk New New Balance ini awalnya
Balance melalui rute peripheral, mereka mengidentifikasikan dan menjelaskan
dianggap akan sangat kurang kritis. bahwa konsumen berada di rute
Kemungkinan yang terjadi adalah, pada peripheral. Hasil penelitian
saat itu mungkin mereka sangat mudah memperlihatkan narasumber menggunakan
terbujuk untuk melakukan pembelian rute pheriperal. Ketika narasumber telah
dikarenakan ada rangsangan pesan warna menerima pesan atau informasi mengenai
yang meanrik pada iklan New Balance. produk sepatu New Balance melalui teman
Peety dan Cacioppo juga (adik), narasumber secara langsung tertarik
menegaskan bahwa perubahan perilaku oleh pesan yang disampaikan, sehingga
pembelian konsumen pada rute peipheral narasumber melakukan pencarian
tersebut dapat terjadi. Kemungkinan informasi melalui media katalog yang
tersebut dapat berbentuk perubahan hanya menampilkan pesan mengenai
elaborasi yang terjadi dalam diri warna, bentuk, gambar dari setiap
konsumen, apakah akan tetap melalui rute produknya, dan ukuran sepatu yang
peripheral, atau berubah melalui rute ditawarkan.
central, atau bahkan mengalami kedua rute Ketto dan Murti mengemukaan
tersebut, yaitu dari rute pheriperal bahwa para mahasiswa tetap termotivasi
mengalami peningkatan menuju rute untuk melakukan pencarian informasi akan
central. Kondisi perubahan tersebut dapat produk sepatu New Balance. Hal ini
terjadi karena mengingat kecenderungan memperlihatkan bahwa konsumen kembali
elaborasi adalah sebuah variabel, masuk pada rute central. Mereka
konsumen mungkin akan menggunakan melakukan pencarian informasi melalui
kedua rute tersebut sampai taraf tertentu, beberapa media yaitu Facebook, Twitter,
bergantung pada seberapa besar katalog, dan teman. Setelah informasi
keterkaitan produk New Balance tersebut tersebut diterima, narasumber
terhadap konsumen. Awalnya konsumen mengevaluasi dan menganalisis pesan atau
terbujuk untuk membeli karena ada informasi tersebut dari berbagai sudut
rangsangan pesan yang dianggap menarik pandang dengan kemampuan yang dimiliki
perhatian, akan tetapi semakin tinggi yaitu dengan mendatangi langsung tempat
tuntutan kesesuaian antara kebutuhan dan penjualan untuk menanyakan harga dan
keinginan konsumen dengan produk melihat secara detail memperhatikan
maupun jasa yang akan dibelii, maka secara detail kualitas, keunggulan,
semakin mempengaruhi tingkat pencarian features, warna, bentuk, dan atribut-atribut
dan pengevaluasian informasi mengenai yang ditampilkan pada produk sepatunya,
produk maupun jasa tersebut. Pada studi mempertimbangkan produk sepatu ini
komunikasi pemasaran, pendekatan ELM telah sesuai dengan kebutuhan dan
sangat cocok digunakan sebagai landasan keinginan, menanyakan kepada teman
penelitian komunikasi pemasaran. Melalui yang lebih dulu menggunakan produk
pendekatan ini, peneliti dapat mengetaui sepatu New Balance, dan membandingkan
bagaimana proses pesan persuasi yang informasi yang telah diterima dengan
dilakukan dan mengukur besarnya informasi lainnya. Setelah menerima pesan
perubahan sikap yang terjadi akibat proses mereka semakin yakin dan secara langsung
tersebut. Dalam konteks periklanan, model melakukan pembelian,

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 8


(http://ejournal.uajy.ac.id/6554/1/jurnal%2 Studi komunikasi pemasaran
0skripsi.pdf) dengan menggunakan pendekatan atribusi
Attribution juga pernah dilakukan oleh beberapa
Teori atribusi (attribution) peneliti. Ellyada dan Wiratmojo dalam
didasarkan pada gagasan bahwa kita peneltiannya yang berjudul ‘Pengaruh
termotivasi untuk atribut kausalitas untuk Daya Tarik Brand Ambassador dan Daya
peristiwa di sekitar kita. Teori atribusi Tarik Jingle Iklan Versi Iklan Televisi
bermula dengan gagasan bahwa setiap terhadap Keputusan pembelian Magnum
individu mencoba untuk memahami Classic di Kalangan Mahasiswa/i ISI
perilaku mereka sendiri dan orang lain Yogyakarta’. Mereka menjelaskan bahwa
dengan mengamati bagaimana salah satu strategi pemasaran yang
sesungguhnya setiap individu berperilaku, dilakukan oleh perusahaan adalah
(Littlejohn, 2009: 101). Penemu teori menggunakan brand ambassador pada
atribusi, Firtz Heider menyebutkan suatu iklan yang disajikan. Pemilihan
beberapa atribusi kausal yang biasa dibuat brand ambassador dilatarbelakangi oleh
setiap orang. citra positif yang dibawa oleh brand
Heider menyebutkan beberapa ambassador. Brand ambassador dipilih
atribusi yang mendorong orang memiliki oleh perusahaan sebagai simbolisasi atau
tingkah laku diantaranya: penanda untuk mewakili keinginan dan
1) penyebab situasional, yaitu orang kebutuhan dari calon konsumen. Daya
dipengaruhi oleh lingkungannya tarik brand ambassador Magnum Classic
2) adanya pengaruh personal, yaitu yaitu Olla Ramlan dapat dikatakan telah
ingin mempengaruhi sesuatu secara pribadi berhasil menarik perhatian konsumen
3) memiliki kemampuan, yaitu mampu terkait dengan keputusan pembelian
melakukan sesuatu Magnum Classic, dengan begitu
4) adanya usaha, yaitu mencoba keberhasilan Olla Ramlan sebagai brand
melakukan sesuatu ambassador juga tidak terlepas dari peran
5) memiliki keinginan, yaitu ingin produk itu sendiri yaitu Magnum Classic.
melakukan sesuatu Tujuan penelitian tersebut adalah
6) adanya perasaan, yaitu perasaan menganalisis pesan iklan, diantaranya
menyukai sesuatu pengaruh daya tarik brand ambassador
7) rasa memiliki, yaitu ingin memiliki sebagai variabel bebas pertama, dan jingle
sesuatu pada iklan televisi Magnum Classic
8) kewajiban, yaitu perasaan harus sebagai variabel bebas kedua terhadap
melakukan sesuatu keputusan pembelian di kalangan
9) diperkenankan, yaitu diperbolehkan mahasiswa/i ISI, Yogyakarta sebagai
melakukan sesuatu variabel terikatnya.
Teori atribusi psikologi pada Berdasarkan tujuan penelitian,
dasarnya menjelaskan keadaan rasional maka pada diangkat sebuah hipotesis
(berpikir dengan menggunakan nalar yaitu:
berdasarkan fakta yang nyata untuk 1. H1: adalah adanya pengaruh antara
mencari sebuah kebenaran) yang ada pada daya tarik brand ambassador (X1) dengan
diri seseorang. Manusia sebagai manusia keputusan pembelian (Y)
sosial tidak dapat dipisahkan dari 2. H2: adanya pengaruh antara daya
lingkungan sekitar di mana mereka tinggal tarik jingle (X2) dengan keputusan
dan pada saat mereka berada di pembelian (Y)
lingkungan, secara otomatis mereka akan Jenis penelitian ini menggunakan metode
memperhatikan dan mengamati setiap kuantitatif deskriptif dengan menggunakan
perilaku dari masing – masing individu. instrumen kuesioner. Analisis data yang

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 9


digunakan menggunakan uji regresi dilakukan oleh Magnum Classic adalah
dengan alat bantu SPSS 20. Hasil dengan menggunakan artis yaitu Olla
penelitian menunjukkan variabel daya tarik Ramlan sebagai brand ambassadornya. Hal
brand ambassador memiliki nilai ini dilakukan untuk menarik perhatian
signifikasi sebesar 0,01 (0,01 < 0,05) yang calon konsumen terhadap produk.
artinya variabel daya tarik pengaruh Pesan iklan pada dasarnya tidak
terhadap keputusan pembelian. Daya tarik hanya menginformasikan berbagai manfaat
brand ambassador terhadap keputusan produk, akan tetapi juga melihat siapa
pembelian sebesar r (0,906), jika yang menyampaikan atau terlibat dalam
dikuadratkan nilai r yang menunjukkan produk tersebut. Iklan tidak hanya
kontribusi sebesar 82,2% terhadap daya menyampaikan apa yang menjadi manfaat
tarik brand, dan sisanya dipengaruhi oleh produk tetapi juga melihat siapa yang
faktor lainnya. Variabel daya tarik jingle menyampaikan iklan tersebut. Pesan iklan
iklan memiliki nilai signifikasi sebesar ini termasuk ke dalam publisitas positif
0,19 (0,19 < 0,05) yang artinya variabel ini karena menggunakan bintang iklan di
memiliki pengaruh terhadap keputusan dalam menyebarkan informasi kepada
pembelian. Daya tarik jingle iklan terhadap calon konsumen tentang manfaat produk
keputusan pembelian sebesar r (0,607), dan dalam hal ini yang berperan adalah
jika dikuadratkan nilai r yang Olla Ramlan.
menunjukkan yang menunjukkan Menurut hasil pengamatan
kontribusi sebesar 36,8%, (Ellyada dan penulis, jika diikaitkan dengan
Wiratmojo: 2013). pengaplikasian teori atribusi pada
Salah satu teori yang digunakan penelitian tersebut, maka dijelaskan
dalam penelitian ini yaitu teori atribusi bahwa atribusi yang mendorong
sosial. Teori atribusi yang condong ke arah mahasiswa/i ISI Yogyakarta memiliki
psikologis melihat sebagai suatu tindakan tingkah laku pembelian Magnum Classic
yang berhubungan dengan emosional yang adalah atribusi penyebab situasional, yaitu
dapat dihubungkan dengan perilaku dipengaruhi oleh lingkungannya dan
konsumen, di mana emosional yang ada adanya perasaan menyukai sesuatu, dalam
dalam diri seseorang ketika melihat hal ini adalah Olla Ramlan merupakan
sesuatu yang baru akan merasa tertarik salah satu bintang idolanya, dan dianggap
walaupun tidak sesuai dengan yang sebagai gambaran situasional pada diri
diharapkannya. Olla Ramlan diduga mahasiswa/i ISI Yogyakarta. Atribusi rasa
mampu mewakili orang – orang yang ingin berusaha yaitu dengan adanya usaha,
sibuk terutama wanita pekerja untuk tetap maka ia akan mencoba melakukan sesuatu.
dapat menikmati kebahagiaan, salah Upaya tersebut adalah bagaimana mereka
satunya dengan mengkonsumsi es krim memikirkan, mencapai dan merasakan
dengan varian cokelat dan vanilla yang dampak setelah mengkonsumsi es krim
banyak digemari masyarakat. Mahasiswa/i Magnum Classic. Untuk memenuhi
tergolong pada individu yang cukup kebutuhannya, mereka mencoba
memiliki kesibukan dalam aktifitas merasakan kenikmatan es krim yang
perkulihan di lingkungan kampus, diduga mampu menciptakan rasa
disamping itu mereka cenderung menjadi kebahagiaan disela-sela kesibukan dan
sosok individu yang pro aktif dalam menghilangkan ketegangan pikiran.
melakukan suatu pekerjaan yang bersifat Cognitive Dissonance
non-akademik di luar jam perkuliahan. Teori cognitive dissonance
Iklan yang kreatif sangat dibutuhkan dikemukakan oleh Festinger yang
dalam upaya menarik perhatian calon menjelaskan bahwa cognitive dissonance
konsumen dan salah satu sisi kreatif yang adalah diskrepansi atau kesenjangan yang

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 10


terjadi anatar dua elemen kognitif yang peneliti yaitu salah satunya adalah melalui
tidak konsisten, menciptakan iklan. Menurut mereka, iklan diyakini akan
ketidaknyamanan psikologis. Teori ini mempengaruhi keputusan dalam
mengidentifikasikan bahwa kognitif pembelian. Semakin pemasar berhasil
menunjuk pada setiap bentuk pengetahuan, mengubah persepsi konsumen maka
opini, keyakinan atau perasaan mengenai semakin besar kemungkinan konsumen
diri seseorang atau lingkungan seseorang. memilih produknya. Untuk mencapai
Elemen-elemen kognitif ini berhubungan pengambilan keputusan yang tidak
dengan hal-hal nyata atau pengalaman menimbulkan keraguan sangatlah sulit.
sehari-hari di lingkungan dan hal-hal yang Pemasar juga sering melakukan tindakan
terdapat dalam dunia psikologis seseorang. seperti: (1). Menekankan informasi pada
Menurut Festinger, terdapat dua elemen harapan yang akan diperoleh dari
hubungan cognitive : pembelian produk; (2). Mengupayakan
1. Hubungan relevan (relevant), yaitu terjadinya perubahan sikap; dan (3).
hubungan yang berkaitan antara satu Memberikan janji‐janji kepada calon
dengan yang lainnya. Hubungan ini terdiri konsumen dalam bentuk bonus, diskon dan
dari dua macam yaitu disonan (jika dari sebagainya (Loudon & Bitta, 1993), serta
kedua elemen kognitif, satu elemen diikuti (4). Informasi yang diberikan secara umum
dengan penyangkalan (observe) dari yang hanya memuat hal‐hal yang bersifat positif
lainnya)dan konsonan (jika terjadi kedua dan menyenangkan, jarang memuat sisi
elemen bersifat relevan dan tidak disonan, negatif dari produknya.
dimana satu kognisi diikuti secara selaras). Di dalam studi ini cognitive
2. Hubungan tidak relevan (irrelevant), dissonance cenderung ditujukan pada
yaitu tidak adanya kaitan antara dua keraguan pada saat konsumen melakukan
elemen kognitif. pasca pembelian. Metode penelitian ini
Ginting dan Meiyanto dalam penelitiannya adalah model ex post facto. Penelitian ini
yang berjudul ‘Postpurchase Dissonance melibatkan subyek sebanyak 120 orang
Observed from Consumer’s Intention as an konsumen dengan metode pengambilan
Innovator, Ability as an Opinion Leaders sampel penelitian adalah Convenient
and Level of Creativity’ menjelaskan sampling. Adapun skala dan alat tes yang
mengenai keraguan dan kecemasan yang digunakan yaitu: skala postpurchase
dialami oleh seorang konsumen setelah dissonance, skala kecenderungan sebagai
melakukan suatu keputusan yang sulit dan inovator, dan skala kemampuan sebagai
relatif permanen (postpurchase opinion leader.
dissonance). Postpurchase dissonance Analisa data yang digunakan
umumnya terjadi pada produk dengan dalam penelitian ini adalah Analisa
kategori high involvement, yaitu yang Regresi Berganda untuk melihat sejauh
memang keterlibatan konsumen pada mana kecenderungan sebagai inovator,
produk itu sangat tinggi (Hill & Kemampuan sebagai opinion leaders dan
O’Sullivan, 1999). Produk yang dipilih tingkat kreativitas mampu sebagai
adalah produk elektronik. Subyek dalam Variabel prediktor dari postpurchase
penelitian ini adalah mereka yang dissonance yang dalam penelitian ini
melakukan pembelian laptop, personal menjadi Variabel kriteria. Hasil analisis
computer, handphone communicator, TV, mengidentifikasikan bahwa ketiga
video/kamera digital. prediktor yang dikemukakan memiliki
Ada beberapa upaya untuk karakteristik yang sama yaitu kondisi
menyampaikan sejumlah pesan mengenai kepribadian, kecemasan serta emosi yang
produk-produk tersebut dari pemasar mempengaruhi keputusan postpurchase
kepada konsumen yang disebutkan oleh dissonance konsumen (hipotesa hiterima

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 11


dengan nilai uji F = 4.800p < 0,01), dan respon atas stimulus. Konsumen melalui
hanya berkontribusi sebesar 9%, (Ginting proses pembentukan sikap yang teridiri
dan Meiyanto, 2010: 189-202). dari komponen kognitif, afektif, dan
Ketersediaan informasi iklan konatif akan mempengaruhi perilaku
(penyebaran informasi melalui media cetak pembelian. Berkaitan dengan proses
dan televisi) yang semuanya itu pembentukan sikap konsumen terhadap
digolongkan dalam faktor eksternal dari produk maupun jasa tersebut, maka
postpurchase dissonance, yang diduga diperlukan pengetahuan yang memadai
memiliki kontribusi sebesar 91% sebagai atas karakteristik konsumen yang
faktor yang memperkuat konsumen ditargetkan pada iklan yang bersangkutan,
melakukan postpurchase dissonance. khusunya yang berperan besar memicu
Berdasarkan ketiga hasil daya tarik bagi konsumen.
penelitian, maka pendekatan-pendekatan Dalam riset komunikasi
persuasif sangat berkontribusi dalam komunikasi pemasaran terkait dengan
perancangan dan pengembangan pesan pemahaman perilaku konsumen, dalam
periklanan produk maupun jasa. Fungsi menciptakan sebuah pesan iklan, pemasar
periklanan itu sendiri adalah sebagai alat harus memiliki gaya pesan yang dapat
untuk menyampaikan pesan tentang mengemas pesan agar lebih menarik dan
produk atau jasa kepada konsumen enak untuk dikonsumsi. Ellaboration
sasaran. Pengetahuan dan pemahaman Likehood Model mencoba
konsumen mengenai keberadaan produk mengidentifikasikan karakteristik
sangatlah penting, karena hal tersebut konsumen berdasarkan tingkat kebutuhan
merupakan penentu apakah konsumen dan keterlibatan konsumen terhadap
yang bersangkutan akan menjatuhkan produk atau jasa. Melalui riset ELM,
pilihan pada produk atau jasa yang pemasar mampu mengetahui apakah
ditawarkan atau tidak. Tugas pemasar konsumen cenderung pada karakteristik
adalah, bagaimana mereka mampu kelompok pembeli yang teliti, cermat, dan
menciptakan atau merancang dan memiliki rasa penasaran dan ingin tahu
mengemas sebuah pesan persuasif melalui yang tinggi terhadap produk atau jasa yang
iklan. Pesan- pesan yang dirancang harus ditawarkan, atau mereka cenderung pada
memiliki daya tarik yang mampu kelompok pembeli yang biasa saja, tidak
mengunggah minat dan keinginan terlalu menuntut informasi secara detail
konsumen, misalnya menampilkan feature mengenai keunggulan produk, atau hanya
atau atribut-atribut seperti slogan, warna, sebagai follower saja.
musik, bahasa, bentuk tulisan atau bahkan Perubahan elaborasi juga dapat
melibatkan endorser seorang selebriti atau terjadi pada diri konsumen. Hal tersebut
model. Tujuannya adalah untuk dikarenakan faktor-faktor lingkungan yang
menunjukkan dan menegaskan kualitas mendorong konsumen untuk mencari dan
dan keunggulan daripada produk atau jasa menggali informasi lebih dalam mengenai
yang ditawarkan kepada konsumen. produk atau jasa yang akan dipilihnya,
Pendekatan persuasif harus apakah sudah benar-benar sesuai dengan
diaplikasikan dalam riset perilaku kebutuhannya atau belum. Pada kasus
konsumen terkait dengan pengaruh pembelian produk atau jasa yang
komunikasi pemasaran, terutama iklan. memerlukan biaya sangat mahal misalnya
Iklan selain berfungsi sebagai alat rumah, mobil, perguruan tinggi, dan lain-
penyampaian pesan, iklan dianggap lain. Biasanya konsumen tersebut
sebagai stimulus yang mempengaruhi tergolong pada kelompok keterlibatan
sikap, dan pemicu sikap positif terhadap tinggi.
produk. Sikap merupakan bentuk dari

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 12


Fenomena perubahan elaborasi situasional, yaitu dipengaruhi oleh
pada diri konsumen telah dibuktikan pada lingkungannya dan adanya perasaan
hasil penelitian pada perilaku pembelian menyukai sesuatu, dalam hal ini adalah
yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap Olla Ramlan merupakan salah satu bintang
merek sepatu New Balance. Awalnya idolanya, dan dianggap sebagai gambaran
mereka tergolong pada rute periphera . situasional pada diri mahasiswa/i ISI
Mereka tertarik dengan merek tersebut Yogyakarta. Atribusi rasa ingin berusaha
karena informasi dari teman dan adik, dan yaitu dengan adanya usaha, maka ia akan
secara langsung tertarik untuk melakukan mencoba melakukan sesuatu. Upaya
pencarian informasi melalui media katalog tersebut adalah bagaimana mereka
yang hanya menampilkan pesan mengenai memikirkan, mencapai dan merasakan
warna, bentuk, gambar dari setiap dampak setelah mengkonsumsi es krim
produknya, dan ukuran sepatu yang Magnum Classic. Upaya memenuhi
ditawarkan. kebutuhannya, mereka mencoba
Pendekatan Attribution lebih merasakan kenikmatan es krim yang
menekankan faktor-faktor eksternal dan diduga mampu menciptakan rasa
internal yang mempengaruhi perilaku kebahagiaan disela-sela kesibukan dan
pembelian. Sebagai contoh, pada menghilangkan ketegangan pikiran.
penelitian Ellyada dan Wiratmojo, dalam Bagi para pemasar produk
membeli sebuah produk es krim, maupun jasa apapun dalam mengemas
konsumen mungkin akan membandingkan iklan persuasif perlu memperhatikan
antara Walls dengan merek es krim komponen-komponen atau atribut-atribut
lainnya. Konsumen mungkin akan baik dari internal dan eksternal yang
memperimbangkan pengamatan terhadap digunakan untuk menunjukkan dan
kelompok mana mengkonsumsi dan mengaskan keunggulan-keunggulan yang
dijadikan patokan penggemar es krim dimiliki produk atau jasa yang ditawarkan.
tersebut. Pemasar Magnum Classic Dalam memilih endorser pun pemasar
mencoba melibatkan endorser, yaitu harus lebih menyeleksi dan
seorang selebriti pada perancangan dan mempertimbangkan karakteriktik endorser
penanyangan iklan Walls Magnum guna tersebut dengan cara melakukan survey
menarik perhatian dan minat konsumen. terlebih dahulu. Bagaimana prestasinya
Hasil penelitian pada ikan Walls Magnum serta kontribusinya di lingkungan social
menunjukkan bahwa atribut Olla Ramlan masayarakat dan apakah cocok untuk
sebagai endorser es krim tersebut member dijadikan sebagai icon dari produk
dampak pengaruh positif bagi mahasiswa/i tersebut, serta seberapa terkenalnya
ISI Yogyakarta untuk melakukan endorser itu dimata masyarakat.
pembelian. Penulis turut Dalam pengaplikasian pendekatan
mengidentifikasikan bahwa fungsi persuasif pada pengembangan dan
keteribatan endorser Magnum Classic pengemasan pesan iklan produt atau jasa
memberikan atribusi pengaruh personal, dikaitkan dengan riset perilaku konsumen,
penyebab situasional, melakukan sesuatu terdapat sedikit perbedaan antara fungsi
dan atribusi perasaan suka. daripada pendekatan Cognitive Dissonance
Menurut hasil pengamatan sedikit berbeda dengan Ellaboration
penulis, jika diikaitkan dengan penerapan Likehood Model dan Attribution. Jika
teori atribusi pada penelitian tersebut, Ellaboration Likehood Model dan
maka dijelaskan bahwa atribusi yang Attribution digunakan sebagai pendekatan
mendorong mahasiswa/i ISI Yogyakarta persuasif pada riset perilaku pembelian
memiliki tingkah laku pembelian Magnum (calon konsumen). Pendekatan Cognitive
Classic adalah atribusi penyebab Dissonance ini selain digunakan sebagai

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 13


tolak ukur dalam riset perilaku pembelian, pembelian, konsumen mungkin mengalami
digunakan pula sebagai tolak ukur perilaku disonansi/ketidaknyamanan yang muncul
pasca pembelian, dan berkontribusi pada setelah merasakan adanya hal-hal yang
perancangan dan pengemasan pesan iklan tidak mengenakkan dari merek yang
produk maupun jasa. Dengan demikian dibelinya atau setelah mendengar kabar
dapat disimpulkan bahwa pesan iklan yang menyenangkan mengenai merek-
mengenai produk atau jasa semata-mata merek lain.
tidak hanya ditujukkan kepada calon Konsumen yang mengalami
konsumen, melainkan perlu cognitive dissonance menggunakan
pengembangan iklan bagi konsumen yang berbagai strategi dalam upaya untuk
telah melakukan pasca pembelian. mengurangi ketidaknyamanan yang
Penggunaan iklan tersebut bertujuan untuk dirasakannya. Mereka berupaya mencari
memperkuat dorongan kebutuhan dan kepastian dan pendapat dari orang lain
keinginan konsumen terhadap suatu untuk membenarkan keputusan pembelian
produk untuk mencapai pemenuhan yang telah dilakukannya, yaitu dengan cara
kepuasannya. Pemasar dalam hal ini harus merendahkan sikap atau pendapat yang
tetap berupaya mengembangkan pesan mendukung merek yang tidak terpilih;
iklan yang efektif dengan meningkatkan menolak atau menyimpangkan informasi
peranan media utama dan menggunakan yang tidak mendukung keputusan yang
atribusi-atribusi pesan yang memiliki daya dibuat atau; mencari informasi atau
tarik. pandangan yang dapat mendukung
Sejalan dengan pemikiran Kotler, keputusan yang dibuat. Sumber informasi
bahwa iklan sebagai pengingat (Reminding pendukung yang penting untuk mengatasi
Advertising), yaitu untuk merangsang cognitive dissonance konsumen adalah
pembelian produk dan jasa kembali. iklan. Hal ini sejalan dengan hasil
Pemenuhan kepuasan kebutuhan penelitian yang dilakukan Ginting dan
konsumen dapat dipahami melalui Meiyanto mengindikasikan bahwa
pengalaman-pengalaman konsumen serta ketersediaan informasi iklan (penyebaran
faktor-faktor lingkungan yang informasi melalui media cetak dan televisi)
mempengaruhinya. Pendekatan cognitive yang semuanya itu digolongkan dalam
dissonance dalam hal ini dapat dijadikan faktor eksternal dari postpurchase
tolak ukur dalam riset perilaku pembelian dissonance, yang diduga memiliki
konsumen yang berfungsi untuk kontribusi sebesar 91% sebagai faktor
pengemasan pesan iklan persuasif produk yang memperkuat konsumen melakukan
atau jasa yang akan ditawarkan oleh postpurchase dissonance.
pemasar. Dengan demikian untuk
Kadang-kadang konsumen sangat meningkatkan hubungan relevan (relevant)
terlibat dalam sebuah pembelian namun ia dan mencegah cognition dissonance, yaitu
hanya melihat sedikit perbedaan di antara hubungan yang berkaitan antara satu
berbagai merek yang ada. Keterlibatan dengan yang lainnya, maka pesan iklan
yang tinggi didasari oleh fakta bahwa persuasif yang dikemas harus menghindari
pembelian tersebut mahal, jarang hubungan penyangkalan (disonan),
dilakukan, dan berisiko. Dalam kasus itu, melainkan hubungan tidak disonan, atau
pembeli akan berkeliling untuk dimana satu kognisi diikuti secara selaras
mempelajari apa yang tersedia namun akan (konsonan).
membeli dengan cukup cepat karena Kesimpulan
barangkali pembeli sangat peka terhadap Pendekatan komunikasi persuasif
faktor harga yang lebih murah atau faktor sangat penting diterapkan pada riset
kenyamanan berbelanja. Setelah perilaku konsumen terkait dengan

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 14


pengembangan pesan iklan yang mampu Mengingat konsumen cenderung
memenuhi kebutuhan dan kepuasan memiliki keterlibatan tinggi dalam
konsumen. Dalam melakukan komunikasi pemilihan produk maupun jasa agar sesuai
persuasif, tentunya pemasar kita harus dengan kebutuhannya, maka tidak hanya
memahami kriteria tanggung jawab faktor-faktor komunikasi pemasaran saja
persuasi, sebagaimana yang dikemukakan, yang dilakukan, melainkan pemahaman
yaitu adanya kesempatan yang sama untuk faktor-faktor eksternal dan internal
saling mempengaruhi, memberi tahu pengaruh perilaku pembilan perlu
audiens tentang tujuan persuasi, dan dilakukan pemasar dalam merancang
mempertimbangkan kehadiran konsumen. komunikasi pemasaran yang efektif.
Tujuan analisis komunikasi persusif pada Ketiga pendekatan ini, selain dapat
iklan adalah untuk melakukan diaplikasikan pada faktor komunikasi
pengidentifikasian dan pemeriksaan pemasaran, dapat juga diaplikasikan pada
terhadap isi pesan yang terdiri dari tujuan studi faktor-faktor pengaruh perilaku
dan konteks sosial dari suatu iklan. pembelian konsumen lainnya, meliputi
Masalah-masalah komunikasi faktor sosial, budaya, dan psikologi.
persuasif periklanan yang dijelaskan pada Saat komunikasi persuasif dilakukan,
artikel ini diantaranya isi pesan iklan dan sebaiknya pemasar tidak disarankan
efek serta dampak pesan terebut pada menggunakan data palsu terkait dengan
perubahan perilaku pembelian konsumen. keberadaan produk atau jasa yang
Pesan iklan merupakan stimuli yang ditawarkan, atau yang sengaja dirancang
diterima oleh konsumen melalui untuk menonjolkan kesan tertentu, ,dan
komponen sikap yaitu kognitif, afektif, dan dibelokkan. Hal tersbut akan
konatif yang berkontribusi pada keputusan mempengaruhi perubahan perilaku
pembelian produk atau jasa. Agar konsumen, karena akan terjadi
komunikasi persuasif pada pesan iklan ketidakpercaayaan, ketidakpastian,
berfungsi dengan baik dan efektif, maka kecemasan dan ketidakloyalan konsumen
dalam penyampaian pesan-pesan persuasif dalam melakukan perilaku pembelian
harus disertai dengan gaya yang produk atau jasa tersebut.
mengesankan, menawan, dan tidak
membosankan. Bahasa yang digunakan Daftar Pustaka
harus mengandung unsur kejelasan, Burgon & Huffner. (2002). Human
kelugasan dan ketepatan. Communication. London: Sage
Ada tiga pendekatan persuasif Publication
yang dapat diaplikasikan, diantaranya Ellyada dan Wiratmojo. (2013). Pengaruh
Elaboration Likehood Model dikemukakan Daya Tarik Brand Ambassador
oleh Petty dan Cacioppo, Atributtion oleh dan Daya Tarik Jingle Iklan Versi
Firtz Heider dan Cognitive Dissonance Iklan Televisi terhadap
oleh Festinger. Adapun teori-teori yang Keputusan pembelian Magnum
termasuk dalam pendekatan komunikasi Classic di Kalangan Mahasiswa/i
persuasif lainnya pada studi ilmu ISI Yogyakarta. Yogyakarta:
komunikasi yang dapat diaplikasikan FISIP Universitas Atmajaya
dalam penelitian mengenai pengiriman dan Yogyakarta
penerimaan pesan komunikasi pada riset Engel, Minniard, dan Engle. (2006).
komunikasi pemasaran dan perilaku Perilaku Konsumen. Ciputat:
konsumen diantaranya teori konsistensi Binarupa Aksara
kognitif, teori social judgment, teori Ginting, Eka Danta Jaya. Sito Meiyanto.
heuristic processing mode. (2010). Postpurchase Dissonance
Observed from Consumer’s

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 15


Intention as an Inovator, Ability Manusia. Edisi Kelima.Jakarta:
as an Opinion Leaders and Level PT Raja Grafindo Persada
of Creativity. Jurnal Psikologi Tubbs, Stewart L dan Sylvia Moss. (1996).
Volume 37, No. Human Communication: Konteks-
Hill, E. & O‟Sullivan, T. (1999). konteks Komunikasi. Bandung:
Marketing. (2nd Edition). New PT Remaja
York: Longman. Warren J.Keegan, Sandra E.Moriarty,
Kotler, Philip. (2005). Manajamen Thomas R Duncan dan Stanly J.
Pemasaran Jilid 1 dan 2. Jakarta: Pawiloda. (1995). Marketing.
PT. Indeks Kelompok Gramedia Canada: Prentice Hall
Loudon, D. L. dan Bitta, A. J. D. (1993) . Wibowo, A. S. Elisawati, V., & Kartajaya,
Consumer behavior, Concepts H. (1996). Bermain dengan
and Applications. Fouth edition. Persepsi: 36 Kasus Pemasaran
Singapore: McGraw-Hill Asli Indonesia. Jakarta: PT. Elex
Morrisan. (2010). Periklanan: Komunikasi Media Komputindo.
pemasaran Terpadu.Jakarta:
Kencana
Petty, dan Cacioppo. (1996). Attitudes and
Persuasion: Classsical and
Contemporary Approaches.
Colorado: Westview
Stewart, Lea P, dan Brent D. Ruben.
(2006). Komunikasi dan Perilaku

THE MESSENGER, Volume VIII, Nomor 1, Edisi Januari 2016 16

Anda mungkin juga menyukai