PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel darah dapat terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit.
Volume total darah orang dewasa diperkirakan sekitar 5-6 liter atau 7% - 8% dari
berat tubuh seseorang. Fungsi utama darah adalah untuk transportasi, sel darah
merah tetap berada dalam system sirkulasi dan mengandung pigmen pengangkut
oksigen haemoglobin. Sel darah putih betanggung jawab terhadap pertahanan tubuh
dan diangkut oleh darah ke berbagai jaringan tempat sel-sel tersebut melakukan
fungsi fisiologiknya. Trombosit berperan mencegah tubuh kehilangan darah akibat
pendarahan dan melakukan fungsi utamanya di dinding pembuluh darah. Protein
plasma merupakan pengangkut utama zat gizi dan produk sampingan metabolic ke
organ-organ tujuan untuk penyimpanan atau ekskresi. Banyak protein besar yang
tersuspensi didalam plasma juga menarik perhatian ahli hematologi, terutama
protein-protein yang berkaitan dengan pencegahan pendarahan melalui proses
pembekuan darah (koagulasi).
Sebagian besar sel di darah tidak mampu melakukan pembelahan lebih
lanjut dan relatif berumur pendek serta diganti secara terus menerus oleh sum-sum
tulang. Kelompok sel darah utama termasuk sel darah merah,sel darah putih,dan
trombosit berasal dari sel bakal (stem cell) hematopoitetik pluripoten. Sel bakal ini
adalah sel pertama dalam rangkaian tahap-tahap yang teratur dan berjenjang pada
pertumbuhan dan pematanagan sel.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari sistem darah (hematologi) ?
2. Bagaimana karakterisitik darah?
3. Bagaimana anatomi dan fisiologi pada sistem darah ?
4. Bagaimana mekanisme dari pembekuan darah ?
5. Bagaimankah distribusi dan transportasi darah ?
6. Apa saja penyakit yang berhubungan dengan darah ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar dapat mengetahui pengertian dari sistem darah (hematologi)
2. Agar dapat mengetahui karakteristik darah
3. Agar dapat mengetahui anatomi & fisiologi pada sistem darah
4. Agar dapat memahami mekanisme dari pembekuan darah
5. Agar dapat mengetahui dan memahami distribusi dan transportasi darah
6. Agar dapat mengetahui penyakit yang berhubungan dengan darah
BAB II
PEMBAHASAN
B. Karakteristik Darah
Karakteristik umum darah meliputi warna, vsikositas, pH, volume, dan
komposisinya (Desmawati, 2013).
1. Warna
Darah arteri berwarna merah muda karena banyak oksigen yang
berkaitan dengan hemoglobin dalam sel darah merah. Darah vena
berwarna merah tua/gelap karena kurang oksigen dibandingkan
dengan darah arteri.
2. Viskositas
Viskositas darah ¾ lebih tinggi dari pada viskositas air yaitu sekitar
1.048 sampai 1.066.
3. pH
pH darah bersifat alkaline dengan pH 7.35 sampai 7.45 (netral
7.00).
4. Volume
Pada orang dewasa volume darah sekitar 70 sampai 75 ml/kg BB,
atau sekitar 4 sampai 5 liter darah.
5. Komposisi
Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu :
a) Plasma darah yaitu bagian cair darah (55%) yang sebagian
terdiri dari 92% air, 7% protein, 1% nutrien, hasil metabolisme,
gas pernapasan, enzim, hormon-hormon, faktor pembekuan
dan garam-garam organik. Protein-protein dalam plasma terdiri
dari serum albumin (alpha-1 globulin, alpha-2 globulin, beta
globulin dan gamma globulin), fibrinogen, protombin, dan
protein esensial untuk koagulasi. Serum albumin dan gamma
globulin sangat penting untuk mempertahankan tekanan
osmotik koloid dan gamma globulin juga mengandung antibodi
(immunoglobulin) seperti IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE untuk
mempertahankan tubuh terhadap mikroorganisme.
b) Sel-sel darah/butir darah (bagian padat) kira-kira 45%, terdiri
atas eritrosit atau sel darah merah (SDM) atau red blood cell
(RBC), leukosit atau sel darah putih (SDP) atau white blood
cell (WBC), dan trombosit atau platelet. Sel darah merah
merupakan unsur terbanyak dari sel darah (44%) sedangkan sel
darah putih dan trombosit 1%. Sel darah putih terdiri dari
Basofil, Eusinofil, Neutrofil, Limfosit dan Monosit.
Ada dua lintasan yang membentuk bekuan fibrin, yaitu lintasan instrinsik dan
ekstrinsik. Kedua lintasan ini tidak bersifat independen walau ada perbedaan artificial
yang dipertahankan. Proses yang mengawali pembentukan bekuan fibrin sebagai
respons terhadap cedera jaringan dilaksanakan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan
intrinsic pengaktifannya berhubungan dengan suatu permukaan yang bermuatan
negative. Lintasan intrinsic dan ekstrinsik menyatu dalam sebuah lintasan terkahir yang
sama yang melibatkan pengaktifan protrombin menjadi thrombin dan pemecahan
fibrinogen yang dikatalis thrombin untuk membentuk fibrin (Durachim dan Astuti,
2018)
D. Mekanisme Distribusi/Transportasi Darah dan Mekanisme
Aksi
1. Eritrosi
Eritrosit merupakan kendaraan untuk mengangkut O2 ke semua jaringan
lain di tubuh, untuk menghasilkan energy, sel ini sendiri tidak dapat
menggunakan O2, yang mereka bawa. Karena tidak memiliki mitokondria, yaitu
tempat berbagai enzim untuk fosforilasi oksidatif, eritrosit hanya mengandalkan
glikolisis untuk membentuk ATP (Sherwood, L, 2014).
Selain mengangkut O2, sel darah merah juga mempunyai fungsi lain.
Contohnya, sel tersebut mengandung sejumlah besar anhidrase karbonat, suatu
enzim yang mengatalisis reaksi reversibel antara karbon dioksida (CO2) dan air
untuk membentuk asam karbonat (H2CO3) yang dapat meningkatkan kecepatan
reaksi ini beberapa ribu kali lipat.Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah
dapat mengangkut sejumlah besar CO2 dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3-)
dari jaringan ke paru. Di paru, ion tersebut diubah kembali menjadi CO2 dan
dikeluarkan ke dalam atmosfer sebagai produk limbah tubuh.Hemoglobin yang
terdapat di dalam sel merupakan dapar asam-basa yang baik (seperti halnya
pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah bertanggung jawab untuk
sebagian besar daya dapar asam-basa seluruh darah (A.C Guyton, 2014).
Sel darah merah memiliki bermacam antigen :
- Antigen A, B dan O
- Antigen Rh
Proses penghacuran sel darah merah terjadi karena proses penuaan dan
proses patologis. Hemolisis yang tejadi pada eritrosit akan mengakibatkan
terurainya komponen hemoglobin yaitu komponen protein dan komponen
heme.
Fungsi dari sel darah merah :
-Mentranspor O2 ke jaringan melalui pengikatan Hb terhadap O2
-Mentranspor CO2 ke paru melalui pengikatan Hb + CO2 . Sebagian lagi
dalam bentuk ion bikarbonat
-Berperan dalam pengaturan pH darah. Karena ion bikarbonat dan Hb
merupakan buffer asam-basa.
Seiring dengan penuaan eritrosit, membran plasma eritrosit yang tidak
dapat diperbaiki menjadi rapuh dan mudah pecah ketika sel terjepit melewati
titik-titik yang sempit di dalam sistem vaskular. Sebagian besar SDM tua
mengakhiri hidupnya di limpa karena jaringan kapiler organ ini sempit dan
berkelok-kelok sehingga merusak sel-sel rapuh ini. Limpa terletak di bagian kiri
atas abdomen. Selain menyingkirkan sebagian besar eritrosit tua dari sirkulasi,
limpa memiliki kemampuan terbatas untuk menyimpan eritrosit sehat di interior
pulpanya, yang berfungsi sebagai reservoar untuk trombosit dan mengandung
banyak limfosit, salah satu jenis sel darah putih (Sherwood, L, 2014).
2. Leukosit ( sel darah putih)
Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, leukosit umumnya
menggunakan strategi "cari dan hancurkan" yaitu, sel-sel ini pergi ke tempat
invasi atau kerusakan jaringan.Penyebab utama leukosit berada di dalam darah
adalah agar cepat diangkut dari tempat produksi atau penyimpanannya ke
tempat mereka dibutuhkan. Tidak seperti eritrosit, leukosit mampu keluar dari
darah dengan bergerak menyerupai amuba, untuk menggeliat masuk ke pori
kapiler yang sempit dan merangkak ke area yang dituju. Akibatnya, sel efektor
sistem imun tersebar luas di seluruh tubuh dan dapat mempertahankan diri di
lokasi manapun
Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening),
bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel
darah merah.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:
a. Leukosit Bergranula
- Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%.
Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang
bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk
memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula 7 mula
bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia
untuk mencegah bakteri berkembang biak serta menghancurkannya.
- Eusinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya
sekitar 5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi
yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya
eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil
memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk memerangi
bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisasisa sel yang
rusak.
- Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya
hanya sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil
ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel darah putih ini
juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti
penggumpalan yang disebut heparin.
b. Leukosit Tidak Bergranula
- Limfosit T
Limfosit T meninggalkan sumsum tulang dan berkembang lama,kemudian
bermigrasi menuju timus. Setelah meninggalkan timus, sel-sel ini beredar dalam
darah sampai mereka bertemu dengan antigen dimana mereka telah di program
untuk mengenalinya. Setelah dirangsang oleh antigennya, sel-sel ini
menghasilkan bahan-bahankimia yang menghancurkan mikrooranisme dan
menghasilkan limfokin serta memberitahu sel darah putih lainnya bahwa telah
terjadi infeksi. •
- Limfosit B Terbentuk di sumsum tulang lalu bersirkulasi dalam darah
sampaimenjumpai antigen dimana mereka telah diprogram untuk mengenalinya.
Pada tahap ini limfosit B mengalami pematangan lebih lanjut dan menjadi el
plasma serta menghasilkan antibodi.
- Monosit
adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat
panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit. (A.C Guyton,
2014).
3) Anemia Aplastik
Anemia Aplastik disebabkan karena sumsum tulang belakang
kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Dimana etiologinya belum
diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-
obatan.
4) Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik disebabkan karena penghancuran sel
darah merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya (penyakit
malaria).
b. Polisitemia
Polisitemia berarti kelebihan (poli-)semua jenis sel (-sitemia), tetapi
umumnya nama tersebut digunakan untuk keadaan yang eritrositnya
melebihi normal. Keadaan ini mengakibatkan peningkatan viskositas dan
volume darah. Polisitemia primer atau vera, merupakan suatu gangguan
mieloproliferatif ( Price dan Lorraine, 2006)
Polisitemia vera merupakan penyakit progresif pada usia
pertengahan, agak lebih banyak mengenal laki-laki daripada perempuan.
Tanda-tanda dan gejala-gejala ini disebabkan oleh peningkatan volume
darah total dan peningkatan viskositas darah. Volume plasma biasanya
normal, dan terjadi vasodilatasi untuk menampung peningkatan viskositas
darah. Gejala-gejala non spesifik bervariasi dari sensasi penuh dikepala,
pusing, kesulitan berkonsentrasi, pandangan kabur, kelelahan dan
pruritus(gatal) darah (aliran darah lambat) bersama dengan peningkatan
jumlah thrombosis dan pendarahan( Price dan Lorraine, 2006)
c. Leukosit
Gangguan sel darah putih dapat mengenai setiap lapisan sel atau semua
lapisan sel dan umumnya disertai gannguan pembentukan dan penghancuran
dini.Leukositosis menunjukkan peningkatan leukosit yang umumnya melebihi
10.000/mm3.Granulositosis menunjukkan peningkatan granulosit, tetapi sering
digunakan hanya untuk menyatakan peningkatan neutrophil.Leukosit meningkat
sebagai respons fisiologis untuk melindungi tubuh dari serangan
mikroorganisme.( Price dan Lorren, 2006: 270-271)
d. Leukemia
Leukimia adalah kanker yang menyerang sel darah putih.
Sementara, sel darah putih ini merupakan sel darah yang dihasilan oleh
sumsum tulang belakang dan berfungsi untuk melindungi tubuh dari
infeksi. Produksi sel darah putih yang tidak terkontrol yang disebabkan oleh
mutasi yang bersifat kanker pada sel mielogen atau sel limfogen.Hal ini
menyebabkan leukemia, yang biasanya ditandai dengan jumlah sel darah
putih abnormal yang sangat meningkat dalam sirkulasi darah (A.C Guyton,
2014).
Leukemia. dibagi menjadi dua tipe umum: leukemia limfositik dan
leukemia mielogenosa. Leukemia limfositik disebabkan oleh produksi sel
limfoid yang bersifat kanker, biasanya dimulai di nodus limfe atau jaringan
limfositik lain dan menyebar ke daerah tubuh lainnya. Tipe leukemia yang
kedua, leukemia mielogenosa, dimulai dengan produksi sel mielogenosa
muda yang bersifat kanker di sumsum tulang dan kemudian menyebar ke
seluruh tubuh, sehingga sel darah putih diproduksi di banyak organ
ekstramedular terutama di nodus limfe, limpa, dan hati (A.C Guyton, 2014).
e. Trombosit
Trombosit merupakan komponen yang sangat penting peranannya
dalam hemostasis dan pembekuan darah, trombosit berasal dari sel induk
luripotensial yang membentuk megakariosit. Megakariosit ini kemudian
mengalami endomitosis (pembelahan inti dalam sel), sehingga sitoplasma sel
akhirnya memisahkan diri menjadi trombosit-trombosit (D’Hiru, 2013).
Trombosit berjumlah kurang lebih 105 sampai 5.106 / mL darah, umur
trombosit setelah pecah dari sel asalnya dan masuk kedalam peredaran darah
adalah 8-14 hari. Trombosit mempunyai bentuk bulat cakram dengan garis
tengah 0,75-2,25 mm, trombosit tidak memiliki inti, namun dapat melakukan
sintesis protein, meskipun sangat terbatas, karena didalam sitoplasma masih
memiliki RNA dan juga mitokondria (Sadikin M, 2014). Ketika terjadi cedera
maka akan terjadi respons aktivasi faktor-faktor pembekuan yang dilepaskan:
berbagai enzim, protein kontraktil aktomiosin atau trombostenis, faktor V, VII,
dan faktor IX yang diabsorpsi oleh membran trombosit (D’Hiru, 2013).
f. Plasma Darah
Diskraksia sel plasma merupakan sekelompok gangguan yang
bermanifestasi proliferasi sel plasma dalam sumsum tulang belakang atau darah
tepi atau keduanya ( Price dan Lorren, 2006: 286,288)
1). Mieloma Multipel
Mieloma multipel adalah diskrasia sel plasma neoplastik yang
berasal dari satu klon (monoclonal) sel plasma, manifestasinya adalah
proliferasi sel plasma imatur dan matur dalam susunan tulang.Penyebab
pasti mieloma multiple tidak diketahui.Kerentanan genetic dan pajanan
radiasi dianggap penyebab. Insiden meningkat sesuai penambahan usia.
Insiden lebih tinggi pada orang kulit hitam daripada orang Kaukasia. (Price
dan Lorren, 2006).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yg mempelajari darah, organ
pembentuk darah dan penyakitnya. Hematologi berasal dari bahasa Yunani “haima”
yang artinya darah.Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yg diperlukan oleh se-
sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat
sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yg bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Sel darah terdiri dari sel darah merah
(eritrosit),sel darah putih (leukosit) dan trombosit (platelet)leukosit terdiri dari dua jenis
yaitu polimorfonuklear (intinya banyak), yaitu neutrophil,eosinophil, basophil. Lalu
yang kedua mononuklear yang terdiri dari monosit/makropagdan limfosit.Sel darah ini
pada orang dewasa di produksi pada sum2 tulang panjang, seperti di paha atau di
lengan atas.Lalu plasma darah, merupakan bagian yang cair dari darah terdiri atas air
dan protein2darah sert faktor2 pembekuan darah
Sel darah terbagi menjadi beberapa jenis yaitu sel darah putih, sel darah merah,
trombosit dan plasma darah. Sel darah putih terbagi menjadi tiga jenis yaitu granulosit,
limfosit dan monosit. Granulosit terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan
penyerapan pewarnaan pada granul yang terkandung didalam nya.
1. Neutrofil.
2. Eusinofi
3. Basofil
Darah didalam tubuh kita mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat
sisa metabolisme, hormon, dan air.
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif
ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar
antara 36 – 37oC.
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah
putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan agar para pembaca untuk
dapat meningkatkan pemahamannya mengenai SistemPeredaran Darah pada
Manusia.Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
olehsebab itu kami menyarankan kepada pembaca untuk tetap terus
menggalisumber-sumber yang menunjang terhadap pembahasan yang akan
datang.Dengan ini kita mempelajari Sistem Peredaran Darah pada Manusia agar
dapatdimengerti dan mudah diterima
DAFTAR PUSTAKA
D’Hiru. 2013. LIVE BLOOD ANALYSIS “Setetes Darah Dapat Mengungkapkan Status
Kesehatan dan penyakit yang Mengancam Anda”. Gramedia PustakaUtama. Jakarta
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 12.Jakarta : EGC,
1022
Price, A. Sylvia, dan Lorraine Mc, Carty Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit, Edisi 6.( terjemahan). Peter Anugrah. Jakarta : EGC
Proverawati, Asfuah S. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sacher, R.A. dan McPherson, R.A. 2004.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Jakarta: EGC.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC