Studi Kebijakan Penomoran Internet of Things (Iot) / Machine To Machine Communication Pada Jaringan Seluler
Studi Kebijakan Penomoran Internet of Things (Iot) / Machine To Machine Communication Pada Jaringan Seluler
Pengarah:
Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar, M.A.
Penanggung Jawab:
Ir. Bonnie M. Thamrin Wahid, MT
Koordinator Tim:
Kasmad Ariansyah
Tim Penyusun:
Kasmad Ariansyah, Diah Yuniarti, Erisva Hakiki Purwaningsih,
Sri Ariyanti, Amry Daulat Gultom, Shera Mayangsari Soewito
Penyunting/Editor:
Riza Azmi dan Aldhino Anggorosesar
Kontributor/Narasumber:
Direktorat Telekomunikasi, , Direktorat Penataan Sumber Daya,
Direktorat Pengendalian PPI, Rolly Rochmad Purnomo, Agung Harsoyo, Nonot Harsono,
Sigit Puspito W, Muhammad Suryanegara, M. Ridwan Effendi,
Iwan Krisnadi, Telkomsel, XL Axiata, Smartfren, Tri, STI
Penerbit:
Puslitbang Sumber Daya, Perangkat, dan Penyelenggaraan Pos dan Informatika
Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Jl. Medan Merdeka Barat No. 9, Jakarta 10110, Telp./Fax. 021-34833640
Website: http://balitbangsdm.kominfo.go.id
Kata Pengantar
Wassalaamu’alaykum Wr.Wb.
Penulis
Pendahuluan
1
Potensi Pertumbuhan IoT/M2M
Pemanfaatan IoT/M2M diproyeksikan akan masif di masa depan,
disebaban oleh market pull dan technology push
MARKET PULL
448
448
448
448
277
13 million 277
22%
277
60%
277
3.7x
5G networks
(public/non-public)
3
Rumusan Masalah
Sebagaimana lazimnya perangkat yang terhubung ke jaringan, setiap
perangkat IoT/M2M perlu memiliki nomor atau identitas yang unik. Selaku
sumber daya yang terbatas, penomoran harus diatur sedemikian rupa
agar efisien dan mampu memenuhi kebutuhan jangka panjang, dapat
mengimbangi perkembangan teknologi ke depan, serta memudahkan
proses pengawasan dan pengendalian.
!
! @
a ?
4
Fokus Penelitian
IoT/M2M seluler dapat menggunakan sistem penomoran: Penomoran ITU (MSISDN dan
IMSI), Penomoran Internal Jaringan, dan IP (CEPT, 2010). Studi ini fokus kepada penomo-
ran ITU, dengan alasan:
5
REGION LOCK
IP
6
Metode: Tahapan Studi
& Responden
ALUR PENELITIAN SUMBER DATA METODE
ANALISIS
Komentar regulator,
Tim menyusun kuesioner terkait
pakar, dan industri
kebijakan/regulasi penomora
terhadap draf
IoT/M2M seluler
kuesioner
RESPONDEN
7
PEMBAHASAN
Regulasi Terkait Penomoran
Telekomunikasi
UU 36 (1999) tentang Telekomunikasi Penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi menggunakan sistem
penomoran yang ditetapkan oleh Menteri
Permenkominfo No. 7 (2018) Pasal 5 ayat 3: salah satu jenis layanan yang dikelola oleh Kementerian
tentang Pelayanan Perizinan Komunikasi dan Informatika adalah terkait Penetapan Penomoran
Berusaha Terintegrasi secara Telekomunikasi.
Elektronik Bidang Komunikasi dan Pasal 22: Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi dan jasa telekomunikasi
Informatika. Diubah dengan memperoleh penetapan penomoran telekomunikasi dalam hal
Permenkominfo No. 7 (2019) Penyelenggaraan Telekomunikasi menggunakan penomoran
telekomunikasi.
Pasal 37: rincian mengenai pelayanan penetapan penomoran telekomunikasi
Pasal 38: disebutkan jenis penyelenggara jaringan dari masing-masing
penomoran telekomunikasi tersebut. Peraturan Menteri Kominfo
ini juga mengatur mengenai mekanisme terkait permohonan
penetapan penomoran telekomunikasi.
Permen Kominfo Nomor 13/2019 Layanan Sistem Komunikasi Data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
Tentang Penyelenggaraan Jasa huruf c dapat diselenggarakan dengan berbasis protokol internet dan/atau
Telekomunikasi selain protokol internet
Permenkominfo No. 12 (2016) Berisi aturan registrasi nomor telekomunikasi. Pada pasal 11 Permen
tentang registrasi pelanggan jasa Kominfo nomor 12 (2016):
telekomunikasi, diubah dalam 1) Registrasi sendiri pelanggan prabayar maksimal 3 Nomor MSISDN
Permen Kominfo No. 14(2017), untuk setiap NIK pada setiap Penyelenggara Jasa Telekomunikasi
No. 21 (2017). 2) Jika lebih dari 3 maka diregistrasi melalui gerai milik Penyelenggara
Jasa Telekomunikasi atau gerai milik Mitra.
Ketetapan BRTI Nomor 3 tahun 2018 Aturan penggunaan Data Kependudukan untuk registrasi nomor MSISDN,
tata cara registrasi, dan penertiban terhadap nomor-nomor yang terindikasi
menyalahi aturan.
9
Ketersediaan Nomor
Seluler (Supply)
NOMOR IMSI
Format Y
PLMNID:
510 XY
(ITU-T E.212)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Belum
terpakai
7 7 8 9 9 9 9 8 7 8 Kapasitas nomor IMSI per
MNC: 10 milyar, total
Sudah Dialokasikan Belum dialokasikan MNC yang available
Catatan: PLMNID merupakan gabungan dari 3 digit MCC (510) dan 2 digit MNC adalah lebih dari 89 x 10
milyar IMSI
10
Proyeksi Kebutuhan
Nomor Seluler (Demand)
Untuk Komunikasi Antar Manusia:
Kebutuhan nomor: rasio jumlah SIM terha- Proyeksi penduduk merujuk kepada
dap populasi x populasi proyeksi Bappenas, BPS, UNFPA (2018)
Asumsi rasio jumlah SIM terhadap populasi
konstan mengikuti tahun 2018, yaitu 1,193
200
150
100
50
0
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
800
700 Lower (CAGR 18%)
dalam juta koneksi
2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
tahun
11
Penomoran IoT/M2M
Di Negara Lain
ASIA
Hongkong ±19.9 juta 2,561 852 15 digit (852) 450 000 000 000 s.d (852) 450 999 999 999 khusus untuk
layanan M2M (1milyar nomor)
Menjadi satu dengan penomoran
Thailand ±125juta 1,8 66 11 digit 2 digit nonIoT/M2M
Jepang ±179,9 juta 1,42 81 12 digit Sementara ini, penomoran IoT/M2M dicampur dengan seluler pada
rentang 70 AXXX XXXX s.d 90 AXXX XXXX; A=1-9, X=0-9
Vietnam ±140,6 juta 1,472 84 11 digit 2 digit: 1x Terpisah dari non IoT/M2M
Malaysia ±42,4 juta 1,345 60 11-12 digit 2 digit: 15 Terpisah dari non IoT/M2M
12
Penomoran IoT/M2M
Di Negara Lain (Lanjutan)
EROPA
Jerman ±107,5 juta 1,3 49 10-11 digit Penomoran seluler IoT/M2m dan non IoT/M2M masih menjadi
satu (Bundesnetzagentur, 2017)
13 digit, IoT/M2M dan non interpersonal communication system lainnya
Malta ±615,8 ribu 1,27 356 15 digit jika menggunakan prefiks 4, berbeda dari seluler untuk komunikasi
diperlukan konvensional yang menggunakan prefiks 7 dan 9
Perancis ±70, 4 juta 1,05 33 15 digit Penomoran IoT/M2M terpisah dari non-IoT/M2M dan menggunakan
prefiks 7000-7004 diikuti dengan nomor pelanggan
SUB-SAHARA AFRIKA
Tanzania ±43,5 juta 0,77 255 15 digit Format penomoran: +255 300 ZZX XXX XXX, terpisah dari penomoran
non-IoT/M2M
Namibia ±2,76 juta 1,13 264 15 digit 89 Penomoran M2M terpisah dari
non-M2M
±92,4 juta 095, 097 dan 098 Penomoran M2M terpisah dari
Afrika Selatan 1,6 27 15 digit non-M2M
13
Pengaturan Nomor
MSISDN IoT/M2M
Struktur MSISDN, terdiri dari….(tanpa melihat urutan) (CR = 5,74%)
CC, NDC, dan SN (status quo) CC, NDC, dan SN, IoT/M2M Identifier
CC, NDC, SN, dan kode sektor CC, NDC, SN, IoT/M2M Identifier, dan kode sektor
0.315 0.685
0.166 0.834
14
Pengaturan Nomor IoT/M2M
0.403 0.597
Catatan: Beberapa negara seperti India, Guyana, Panama, Tobago, dan Trinidad
mengkombinasikan MNC 2 digit dan 3 digit dalam 1 MCC.
menjadi satu, tanpa alokasi khusus untuk IoT/M2M menggunakan MNC berbeda
menjadi satu, dengan alokasi khusus untuk IoT/M2M
15
Penomoran Lintas Negara:
PENOMORAN SECARA EXTRA-TERRITORIAL
B3 is
using numbers
from Country B
Country A Country B
A1 B1
Network A Network B B3
A2
B2
B1 and B2 is
using numbers
from Country A
16
Apakah penomoran extra-territorial harus diizinkan?
10
9
8 2
7 Regulator Pakar Operator
6
3
5
4 2
3
2 4 2
1 2
1 1
0
Tidak Ya Ya, dengan Tidak
Syarat.. menjawab
17
Penomoran Lintas Negara:
PENGGUNAAN PENOMORAN GLOBAL
(MNC DAN NDC DIKELOLA TSB ITU)
10
9
8
7 2 Regulator Pakar Operator
6
5 2
4
3
3 2
2 4
1
1 2
1
0
Tidak Ya Ya, dengan
Syarat..
18
PENGGUNAAN PENOMORAN GLOBAL
(MNC DAN NDC DIKELOLA TSB ITU)
Alasan penolakan:
Syarat-syarat:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
19
Migrasi Nomor
UNTUK NOMOR-NOMOR YANG TIDAK SESUAI DENGAN
ATURAN YANG (AKAN) DI TETAPKAN
Tidak wajib
Wajib dalam 2 tahun sejak aturan ditetapkan Wajib dalam 4 tahun sejak aturan ditetapkan
Catatan: Perlu diperhatikan proses migrasi nomor untuk layanan di lokasi-lokasi yang berbahaya/sulit
diakses atau jumlahnya sangat besar,digunakan di dalam proses produksi, dan untuk layanan kedaruratan
20
Mendorong Efisiensi Penomoran
0.382 0.618
21
Registrasi Nomor
Tidak
menjawab 1 1 1
Ya 4 4 2
Tidak 2 2
0 2 4 6 8 10 12
Jumlah Responden
22
Mendorong Persaingan
Sehat Antar Mno
1
Persaingan yang sehat dapat mendorong peningkatan kualitas layanan, tarif
layanan yang kompetitif, dan munculnya inovasi-inovasi baru.
2
Salah satu praktek yang merusak persaingan adalah upaya-upaya operator
yang menyebabkan konsumen harus menanggung biaya peralihan
(switching cost) yang besar, yang menyebabkan konsumen menjadi
sangat terikat (locked-in) dengan operator tertentu.
3
3 Jenis switching cost menurut Burhan et.al (2003):
4
Perlu adanya upaya untuk meminimalisasi switching cost tersebut
23
Mendorong Persaingan
Sehat Antar Mno
DENGAN MENEKAN SWITCHING COST
Konsep Fitur remote provisioning, Satu MNC digunakan Membatasi waktu paket bundling dan Konsumen beralih operator tanpa
memungkinkan beralih beberapa perusahaan mewajibkan operator meng-unlock mengganti nomor MSISDN, tetapi tetap
operator tanpa mengganti pengguna besar atau perangkat setelah kontrak berakhir harus mengganti kartu SIM karena IMSI
SIM solusi IOT (non-operator) harus diganti
contoh PLN, PAM
Keuntungan Mengurangi biaya prosedural dan biaya finansial karena Meminimalisasi biaya finansial Secara umum dapat meminimalisasi biaya
bagi tidak perlu mengganti SIM untuk membeli perangkat baru relasional dan biaya prosedural. Namun
konsumen Pada paket bundling umumnya untuk layanan IoT/M2M kedua macam
tariff lebih kompetitif, konsumen biaya tersebut mungkin kurang relevan.
mendapat pelayanan lebih baik Karena nomor IoT/M2M tidak perlu
dari manufaktur perangkat yang disebar ke pihak lain dan perangkat
bekerja sama dengan operator. IoT/M2M tidak memiliki keterikatan
Beban bagi Biaya aktivasi Biaya layanan Kemungkinan adanya penalti jika Biaya porting
konsumen Secara total biaya kemungkinan lebih berhenti langganan sebelum Dengan SIM konvensional, tetap
perangkat tinggi karena perlu kontrak berakhir harus mengganti IMSI dan kartu
kemungkinan entitas baru Ada kemungkinan lebih sedikit SIM, karena hanya MSISDN yang
lebih mahal (dibahas dibagian pilihan perangkat, hanya tetap
Jika perangkat selanjutnya) perangkat-perangkat dari
manufaktur yang bekerjasama
rusak, eSIM tidak dengan operator
dapat digunakan
Tetap harus mengganti kartu SIM
sampai perangkat jika beralih operator
IoT
24
Mendorong Persaingan
Sehat Antar Mno
DENGAN MENEKAN SWITCHING COST
Persyaratan Perlu entitas baru: SM-DP Perlu home location register (HLR) Dari sisi jaringan tidak ada Perlu clearing house untuk
dan tantangan (Subscription Manager - Data proxy perlu entitas tambahan, MNP. Dapat berupa perusahaan
dari sisi Preparatio n) dan SM-SR HLR proxy harus netral dan tidak tetapi operator perlu independen seperti Telcordia di
penyediaan (Subscription Manager - Secure menyebabkan ketergantungan menyediakan perangkat Malaysia dan Thailand, dan
layanan Routing) pada solusi M2M, seperti pada operator (BTG, 2013). untuk layanan bundling Syniverse di Singapura, atau
(operator atau SM-DP+ pada solusi dan meenyusun strategi dapat pula berupa joint venture
Terdapat kemungkinan perbedaan
telekomunika- konsumen bundling yang mengun- dari operator-operator yang
kepentingan diantara para
si dan entitas Perlu dukungan dari semua tungkan ada seperti di Pakistan.
partisipan
terkait) operator Perlunya basis data nomor yang
shared-MNC dapat menimbulkan
Proses aktivasi/peralihan masalah jika lebih dari satu di-porting
operator pada eSIM tetap jaringan memancarkan kombinasi
harus empertimbangkan MCC+MNC yang sama dilokasi
prinsip “know your customer” yang sama (ECC, 2014)
oleh operator
Tingkat Lebih Terjamin karena. Belum dapat dipastikan karena Lebih terjamin. Operator Lebih terjamin karena sudah
keberhasilan Merupakan spesifikasi global belum banyak benchmark. telah menjalankan model diimplementasikan di banyak
dan yang disusun oleh GSMA dan Sejauh ini hanya Belanda yang bisnis paket bundling negara
keberlanjutan diproyeksikan akan tumbuh menerapkan sistem layanan dan perangkat
pesat, dengan CAGR jumlah shared-MNC pada layanan konvensional
eSIM 2018-2024 sebesar
28%(MRFR, 2019)
Mendorong Persaingan
Sehat Antar Mno
DENGAN MENEKAN SWITCHING COST
Beban bagi Regulator perlu menyusun Administrator penomoran Layanan IoT/M2M sangat Menyusun regulasi atau aturan
regulator regulasi yang menyeluruh memiliki beban administrasi beragam dengan karakteristik main MNP, yang umumnya
terkait eSIM dan semua tambahan untuk menetapkan dan model bisnis yang beragam mengatur (namun tidak terbatas)
entitas yang terlibat persyaratan dan ketentuan pula. Oleh sebab itu, pembuat prosedur peralihan, tanggung
didalamnya pengalokasian kode sub-MNC kebijakan dan regulator akan jawab, kewajiban, dan hak
untuk perusahaan-perusa- mengalami kesulitan di dalam operator dan konsumen, siapa
Perlu aturan yang saja yang boleh melakukan
menjamin pemenuhan haan non-operator dan menentukan batas waktu
mengelola pengalokasian kontrak paket bundling ini porting, batas waktu proses
prinsip traceability dari peralihan, biaya-biaya,
setiap eSIM yang beredar rentang MSIN dan harus ada Jika batas waktu kontrak
panduan dari ITU terkait perlindungan konsumen,
di Indonesia dan perlu diserahkan kepada negosiasi mekanisme penyelesaian
implementasi model ini (ECC, antara konsumen dan operator
memperhatikan sengketa, dll
2014). atau operator menawarkan
permasalahan kedaulatan Menetapkan model: donor-led
nasional Regulator juga perlu untuk beberapa jenis paket layanan
atau recipient-led MNP
menyusun regulasi terkait IoT/M2M dan konsumen bebas
entitas-entitas baru yang ada menentukan pilihan paket, maka Menetapkan model basis data
di dalam ekosistem model tidak ada beban tambahan bagi nomor yang di-porting: terpusat,
shared-MNC administrator terdistribusi, atau hybrid
25
26
Penutup
27
Penutup
28
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya, Perangkat,
dan Penyelenggaraan Pos dan Informatika
Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Komunikasi dan Informatika