TEORI AKUNTANSI
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan berkat-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Rerangka Konseptual Dalam Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan” ini tepat waktu. Makalah “Peran Rerangka Konseptual Dalam
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan” disusun guna memenuhi tugas dari dosen
pada mata kuliah Teori Akuntansi di Universitas Nusa Cendana. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “Peran Rerangka
Konseptual Dalam Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan”.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu selaku dosen mata kuliah
Teori Akuntansi. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
LANDASAN TEORI
Di Indonesia, kerangka konseptual dikenal pada bulan September 1994, dalam hal ini
IAI mengambil kebijakan untuk mengadopsi kerangka konseptual yang disusun oleh IASC
sebagai dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan tersebut disetujui oleh
komite prinsip akuntansi Indonesia pada tanggal 24 agustus 1994 dan disahkan oleh pengurus
pusat IAI pada tanggal 7 september 1994. IAI menanamkan kerangka konseptual Indonesia
dengan istilah “kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan”
Kerangka konseptual akan direvisi dari waktu ke waktu. Revisi kerangka konseptual
tidak akan secara otomatis mengarah pada perubahan atas standar. Setiap keputusan untuk
mengubah standar akan mengharuskan DSAK IAI untuk melakukan due process dengan
menambahkan proyek ke agenda kerjanya dan akan mengembangkan amandemen terhadap
standar tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut Belkaoui (1993), rerangka konseptual diartikan sebagai teori akuntansi yang
terstruktur. Hal ini dikarenakan struktur kerangka konseptual sama dengan teori akuntansi
yang didasarkan pada penalaran yang sifatnya logis, yang mana dapat digambarkan dalam
bentuk hierarki dan terdiri dari beberapa tingkat :
Tanpa kerangka konseptual akan sulit untuk menyusun standar dan mengevaluasi
argument bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik di banding yang lain dalam tujuan
tertentu. Tanpa kerangka konseptual juga dapat menyebabkan penyusunan standar akuntansi
diperalat oleh pihak tertentu untuk menghasilkan standar yang hanya menguntungkan pihak
yang memperalat tersebut. Dengan kata lain, kerangka konseptual melindungi penyusunan
standar akuntansi dari politisasi untuk kepentingan tertentu.
3.2 Rerangka Konseptual Menurut FASB
FASB (1978) mendefinisikan rerangka konseptual sebagai suatu format yang saling
berkaitan sebagai berikut : “ suatu format yang koheren tentang tujuan (objectives) dan
konsep dasar yang saling berkaitan, yang diharapkan dapat menghasilkan standar-standar
yang konsisten dan memberi pedoman tentang jenis, fungsi, serta keterbatasan akuntansi
keuangan dan pelaporan keuangan “ . adanya kebutuhan akan rerangka konseptual
mendorong FASB mengelurakan Discussion memorandum berjudul “conceptual Rerangka
for financial accounting and reporting : Elements of financial statements and their
measurement” pada tahun 1976 hasil kerja dan tulisan tersebut akhirnya pada periode 1978-
1985 dihasilkan enam komponen rerangka konseptual dan diberi nama statement of financial
accounting concept (SFAC) sebagai berikut :
Kita harus bisa membedakan terlebih dahulu apa itu pengertian laporan keuangan
(financial statement) dan pelaporan keuangan (financial reporting). Laporan keuangan adalah
informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan
kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan
usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen
kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk
memberikan Informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan
keputusan investasi dan kredit.
1. Aktiva (assets), merupakan manfaat sumber daya ekonomi di masa yang akan datang
yang cukup pasti, yang diperoleh atau dikuasai oleh satu kesatuan usaha, sebagai
akibat dari transaksi di masa lalu.
2. Kewajiban (liability), merupakan pengorbanan sumber ekonomik masa datang yang
cukup pasti yang timbul dari kewajiban saat ini dari suatu kesatuan usaha untuk
mentransfer asset atau menyerahkan jasa kepada satu kesatuan usaha lain di masa
akan datang, sebagai akibat transaksi masa lalu.
3. Ekuitas (equity), adalah asset bersih yang merupakan residual interst terhadap asset
satu kesatuan usaha yang masih ada setelah seluruh asset dikurangi kewajibannya.
Dalam suatu organisasi bisnis merupakan hak kepemilikan.
4. Investasi oleh pemilik (investment by owner), merupakan kenaikan ekuitas suatu
usaha sebagai akibat dari transfer sesuatu yang bernilai yang bersumber dari pemilik,
atau dari satu kesatuan usaha lain untuk memperoleh atau menambah hak kepemilikan
pada perusahaan.
5. Distribusi kepada pemilik (distribution to owner), merupakan penurunan ekuitas
sebagai akibat adanya transfer aktiva, pemberian jasa, atau pelunasan kewajiban oleh
satau usaha kepada pemilik.
6. Laba komperhensif (comprehensive income), merupakan kenaikan net asset suatu
kesatuan usaha dalam periode tertentu, yang diakibatkan oleh seluruh transaksi dan
kejadian kecuali dari investasi oleh dan distribusi kepada pemilik.
7. Pendapatan (revenue), merupakan setiap cash flow, atau kenaikan asset, penurunan
kewajiban atau kombinasi keduanya, yang terjadi melalui pengiriman barang, produsi
barang, penjualan jasa atau aktivitas lainnya yang merupakan akttivita utama
perusahaan.
8. Beban (expenses), merupakan setiap cash outflow, atau pemakaian asset atau
timbulnya kewajiban ataupun kombinasi dari keduanya.
9. Keuntungan (gains), merupakan kenaikan asset yang diakibatkan dari transaksi-
transaksi yang sifatnya incidental atau peripheral atau jarang terjadi, serta semua
transaksi yang memengaruhi perusahaan kecuali yang berasal dari revenue dan
investasi para pemilik.
10. Kerugian (losses), yaitu penuruan net asset karena adanya transaksi yang bersifat
incidental atau peripheral atau jarang terjadi serta semua transaksi lain yang
memengaruhi perusahaan, kecuali yang berasal dari timbulnya beban dan distribusi
kepada pemilik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
https://www.coursehero.com/file/56291823/Kel-4-Bab-4-Rerangka-Konseptual-Suatu-
Modeldocx/
https://media.neliti.com/media/publications/282608-peran-kerangka-konseptual-akuntansi-
dala-66ef239a.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/282608-peran-kerangka-konseptual-akuntansi-
dala-66ef239a.pdf
https://www.academia.edu/26144341/RERANGKA_KONSEPTUAL