PEMBAHASAN
Akuntansi sektor publik mempunyai kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan
akuntansi pada masyarakat/publik. Keluasan wilayah publik tidak hanya diakibatkan oleh
luasnya jenis dan bentuk organisasi yang berada di dalamnya, akan tetapi juga karena
kompleksnya lingkungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik. Sektor Publik
berkaitan dengan pelayanan bagi masyarakat, sejarah munculnya sektor publik ini berawal
dari timbulnya kebutuhan masyarakat secara bersama-sama terhadap barang atau layanan
tertentu. Dalam perkembangannya akuntasi sektor publik didefinisikan sebagai akuntansi
dana masyarakat yaitu mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada
pengelolaan dana masyarakat.
Akuntabilitas merupakan salah satu isu penting dalam praktik administrasi publik. Ini
karena publik menaruh perhatian besar terhadap pelaksanaan kebijakan, program, proyek,
dan aktivitas rutin yang dikerjakan oleh organisasi sektor publik. Akuntabilitas diartikan
sebagai “yang dapat dipertanggungjawabkan”. Pengertian accountability dan responsibility
seringkali diartikan sama. Padahal maknanya jelas sangat berbeda. Beberapa ahli
menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan birokrasi, responsibility merupakan otoritas
yang diberikan atasan untuk melaksanakan suatu kebijakan. Sedangkan accountability
merupakan kewajiban untuk menjelaskan bagaimana realisasi otoritas yang diperolehnya
tersebut. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individuindividu
atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber daya publik dan yang
bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut
pertanggungjawabannya sebagai instrumen untuk kegiatan control terutama dalam
pencapaian hasil pada pelayanan publik.
Akuntabilitas berkaitan erat dengan instrumen untuk kegiatan control, terutama dalam
hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan menyampaikannya secara transparan kepada
masyarakat (Teguh Arifiyadi, SH, 2008). Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah
perwujudan kewajiban suatu insstansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan dan kegagalan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara bertahap.
2.2 Standar Akuntansi Pemerintahan
Peraturan Pemerintah no. 105 tahun 2000 yang merupakan turunan dari UU no. 22
tahun 1999 kemudian menyebutkan secara tegas bahwa laporan pertanggungjawaban
keuangan harus disajikan sesuai dengan standar akuntansi. Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) telah dimanatkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan seperti UU no. 17
tahun 2003, UU no. 1 tahun 2004 dan UU no. 32 tahun 2004. Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) merupakan standar yang harus diikuti dalam laporan keuangan instansi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pengguna laporan keuangan akan menggunakan
SAP untuk memahami informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan menjadi
pedoman untuk menyatukan persepsi antara penyusun, pengguna dan auditor (BPK). Dalam
PP no 71 tahun 2010 menyatakan bahwa, SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui
pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta
mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran
berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.
1. Harus ada komitmen dan pimpinan dan seluruh staf instansi pemerintah, perlu
melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.
2. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber
daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang
diperoleh.
5. Harus jujur, objektif, transparan, dan aktif sebagai katalisator perubahan manajemen
instansi pernerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan tekuik pengukuran
kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas.