Anda di halaman 1dari 20

Struktur

Sosial
Annisa Cicita Armis
XI IPS 6
Pengertian Struktur Sosial

Dalam buku sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat


(2007), struktur berasal dari kata structum (bahasa latin) yang berati
menyusun. Struktur sosial memiliki arti susunan masyarakat. Ada
beberapa definisi struktuk sosial menurut para ahli.

Radclife Brown mengatakan struktur sosial adalah suatu rangkaian


kompleks dari relasi-relasi sosial yang terwujud dalam suatu masyarakat.

Evans Pritchard, struktur sosial adalah relasi-relasi yang tetap dan


menyatukan kelompok- kelompok sosial pada satuan yang lebih luas.
Beattie mengatakan struktur sosial adalah bagian-bagian atau unsur-
unsur dalam masyarakat yang tersusun secara teratur guna
membentuk suatu kesatuan yang sistematik.

Sementara menurut Raymond Firth, struktur sosial merupakan


analytical tool atau alat analisis yang diwujudkan untuk membantu
pemahaman tentang tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial.
Ada beberapa cara seseorang mendapatkan status sosial di masyarakat
yaitu:

1. Ascribed status: status seseorang yang diperoleh secara otomatis


berdasarkan kelahiran/turun-temurun. Misalnya, Pangeran Charles
adalah seorang putra mahkota karena terlahir sebagai anak pertama
Ratu Inggris, Diponegoro adalah seorang pangeran karena dia terlahir
sebagai putra Sultan Hamengku Buwono III.
2. Achieved status: status yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha
yang disengaja. Status doktor diperoleh setelah seseorang
menyelesaikan rangkaian panjang pendidikan SD, SMP, SMA, S1, S2,
dan S3. Juara kelas diraih setelah seseorang belajar dengan giat.
3. Assigned status, status atau kedudukan yang diberikan kepada
seseorang yang telah berjasa kepada masyarakat. Misalnya, Drs. Moh.
Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Ki Hajar Dewantara sebagai
Bapak Pendidikan, Gus Dur bapak pluralism Indonesia.
Ciri-ciri Struktur Sosial

 Bersifat abstrak.
 Selalu berkembang dan dapat berubah.
 Meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat.
 Ada dalam sebuah kelompok.
 Adanya aspek dinamis.
 Mencakup seluruh hubungan sosial antara individu pada saat tertentu.
 Terdapat dimensi vertikal dan horizontal.
Klasifikasi struktur sosial

Struktur sosial dalam fenomena kehidupan manusia dapat diklasifikasikan


beberapa jenis.
Beberapa klasifikasi struktur sosial:

• Struktur kaku dan luwes


Struktur luwes adalah struktur yang pola susunannya memungkinkan
untuk diubah.

• Struktur formal dan informal


Struktur formal adalah struktur yang diakui pihak berwenang berdasarkan
hukum yang berlaku. Sementara struktur informal merupakan struktur
yang nyata atau benar-benar ada dan berfungsi bagi masyarakat. Tapi tidak
diakuia pihak berwenang dan tidak berketetapan hukum.
• Struktur homogen dan heterogen
Struktur homogen adalah suatu struktur sosial yang unsur-unsurnya
mempunyai pengaruh yang sama terhadap dunia luar. Sedangkan struktur
heterogen merupakan struktur yang unsur-unsurnya mempunyai kedudukan
yang berbeda-beda.

• Struktur mekanis dan statistik


Struktur mekanis adalah struktur yang menuntut persamaan posisi dari
anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Sedangkan struktur statistik adalah struktur yang dapat berfungsi dengan
baik apabila persyaratan jumlah anggotanya terpenuhi.

• Struktur atas dan bawah


Struktur atas pada umumnya diduduki oleh golongan orang yang
memegang kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan sosial budaya.
Sementara struktur bawah adalah tempat bagi golongan masyarakat bawah
yang taraf kehidupannya relatif rendah.
Fungsi Struktur Sosial

 Sebagai pengawas sosial

 Sebagai ciri atau karakteristik dari suatu kelompok


masyarakat

 Sebagai instrumen masyarakat yang berperan sebagai


penyelenggara dalam penataan kehidupan secara
menyeluruh

 Sebagai pembelajaran bagi individu mengenai struktur


yang ada dalam masyarakat, ketaatan, atau kebiasaan.
Bentuk dan Contoh Struktur Sosial
Berikut ini merupakan dua bentuk struktur sosial dalam masyarakat kita:

1. Diferensi Sosial

Diferensiasi adalah pembedaan masyarakat dalam kelompok-kelompok


sosial secara horizontal. Adapun wujud dari difersensi sosial adalah
penggolongan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, diferensiasi
adalah suatu proses pembedaan hak dan kewajiban warga masyarakat
berdasarkan perbedaan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Adanya
proses diferensiasi sosial tersebut tentu menunjukkan kemajemukan dan
heterogenitas sosial masyarakat. Hal tersebut mencakup ras, etnis, klen,
agama, pekerjaan, jenis kelamin, dan lain-lain.
Jenis-Jenis Diferensiasi Sosial

• Diferensiasi tingkatan (rank diferentiation)


Diferensiasi tingkatan muncul karena adanya ketimpangan distribusi barang
atau sesuatu yang dibutuhkan, namun jumlahnya sangat terbatas.
Hal ini menyebabkan perbedaan yang diakibatkan oleh kemampuan individu
untuk memilikinya. Seperti halnya kepemilikan logam mulia seperti emas,
yang hanya orang-orang dengan ekonomi berada yang dapat membelinya.

• Diferensiasi fungsional (functional diferentiation)


Diferensiasi yang muncul karena setiap orang melakukan pekerjaan yang
berbeda. Hal ini menjadi suatu kenyataan dalam kehidupan kita. Dengan
pekerjaan yang saling berbeda maka manusia lebih mudah untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Tidak ada profesi yang paling penting dan tidak ada yang tidak penting.
Semua memberi sumbangan masing-masing sesuai kemampuan dan
keilmuannya.
Di antara profesi yang berbeda dapat saling melengkapi dan
menciptakan keharmonisan, sebab setiap individu pasti memerlukan
keterampilan dari orang lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

• Diferensiasi adat (custom diferentiation)


Diferensiasi adat terjadi karena adanya aturan berperilaku yang berbeda
menurut situasi tertentu. Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi
yang berbeda. Hal tersebut merupakan keberagaman yang memperkaya
budaya luhur bangsa Indonesia.
• Diferensiasi Agama
Berbagai macam agama yang berkembang dan saling menghormati antara
yang satu dengan yang lain membuktikan adanya diferensiasi dalam agama.
Agama dapat mengikat secara rohani kepada setiap warga tanpa memandang
suku atau asal-usul seseorang. Sebab, nilai-nilai setiap agama pasti
mengajarkan tentang kebaikan.
Agama mengajarkan kepada kita semua untuk hidup secara teratur tanpa
memandang pangkat, jabatan, ras, dan lain-lain perbedaan yang melekat pada
manusia.

• Diferensiasi Pekerjaan
Setiap orang memiliki profesi yang berbeda sesuai kemampuan dan
kemauannya. Perbedaan pekerjaan atau profesi merupakan hal yang wajar.
Bahkan perbedaan tersebut sangat diperlukan dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebab, dengan perbedaan itu, kebutuhan manusia justru dapat
dipenuhi. Kita tidak akan dapat memenuhi kebutuhan hidup bila kita secara
keseluruhan memiliki pekerjaan yang sama.
Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial

 Jenis Kelamin (Gender)


Manusia diciptakan oleh Tuhan menjadi dua jeni,s yaitu laki-laki dan
perempuan, dan di mata Tuhan keduanya memiliki derajat yang sama.
Walau secara fisik antara laki-laki dengan wanita itu berbeda.
Namun, perbedaan itu bukan suatu pertanda bahwa yang satu lebih mulia
atau lebih baik daripada yang lain.

 Usia
Manusia sebagai makhluk yang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, satu dengan yang lain mempunyai perbedaan umur.
Tetapi, umur tidak melambangkan jenis pekerjaan atau aktivitas yang harus
dilakukan oleh setiap individu. Perlu diingat juga bahwa usia dapat menjadi
pengingat bahwa yang muda harus menghormati yang lebih tua.
 Ras
Ras merupakan penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri fisiknya. Ciri
fisik yang dimaksud dapat berupa warna kulit, bentuk rambut, warna mata,
tinggi badan serta warna rambut.
Perbedaan ciri fisik tidak berarti membedakan antara hak dan kewajiban
mereka karena pada dasarnya semua ras sama kedudukannya. Tidak ada
satu ras pun yang lebih tinggi atau lebih baik dari ras yang lain.

 Suku Bangsa
Suku bangsa merupakan golongan sosial yang dibedakan dari golongan-
golongan sosial lainnya karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar
dan umum berkaitan dengan asal-usul serta kebudayaannya.
Setiap suku bangsa mempunyai keunikan dan kebudayaan masing-masing,
semuanya mempunyai makna dalam kehidupan masyarakatnya.
2. Stratifikasi Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) stratifikasi adalah


pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat
atas dasar kekuasaan, hak-hak istimewa, dan prestise.
Dalam buku Stratifikasi dan Mobilitas Sosial (2016) karya Indera Ratna
Irawati Pattinasarany, terminologi stratifikasi sosial berasal dari kata stratum
yang berati lapisan dan socius yang berarti masyarakat. Stratifikasi sosial
dapat diartikan sebagai perbedaan posisi sosial individu-individu dalam
masyarakat. Pengertian stratifikasi sosial dapat pula berupa pengelompokan
masyarakat secara sosial, budaya, ekonomi atau politik dalam lapisan-lapisan
yang jenjang. Dasar pembeda antar satu posisi sosial dengan posisi sosial
lainnya berupa perbedaan ekonomi, kekayaan, status sosial, pekerjaan,
kekuasaan, dan sebagainya.
Faktor Pembentuk Stratifikasi Sosial di Masyarakat

Astrid S. Susanto menyatakan dasar pembentukan yang menjadi faktor


stratifikasi sosial ialah pembagian kerja, yang di dalamnya termasuk spesialisasi
dan diversifikasi pekerjaan. Tokoh lain mengemukakan ciri-ciri yang biasa
dipakai untuk mengelompokkan anggota masyarakat dalam stratifikasi sosial
sebagai berikut :

1. Kekuasaan
Individu atau masyarakat yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar akan
berada pada tingkat lapisan atas dan bawah. Kekuasaan ini terbentuk karena
adanya faktor yang mendorong lingkungan sosial untuk menciptakan serta
mempertahankannya.
2. Kekayaan
Barang siapa yang memilki penghasilan tinggi atau kekayaan yang paling banyak,
maka ia akan termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut bisa berupa gaya
hidup, cara berpakaian, cara menyantap hidangan, mobil pribadi, dan sering
belanja barang-barang mewah.
3. Kehormatan
Tingkat ukuran kehormatan terhadap seseorang ataupun ndividu tidak serta-
merta semua dilihat dari kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, orng yang
paling disegani dan mendapat penghormatan dalam kehidupan sehari-hari akan
mendapatkan tempata teratas.
Ukuran kehormatan seperti banyak kita jumpai pada masyarakat tradisional
dengan sistem adanya te-tua adat, pemimpin dimasyarakat yang dahulunya
pernah berjasa besar kepada masyarakat.
4. Ilmu Pengetahuan
Orang yang bisa memiliki tingkat pendidikan tinggi dianggap memiliki tempat
yang tinggi pula dimasyarakat. Nah, kadangkala ukuran ini menjadi polemik
sehingga menimbulkan terjadinya dampak negatif karena ternyata bukan mutu
imu pengetahuan yang menjadi standar ukuran melainkan hanya gelar
akademiknya (kesarjanaannya). Sehingga memicu serta memacu segala macam
bentuk usaha untuk mendapatkan gelar atau ijasah walaupun dengan cara yang
kurang etis.
Sifat dan Macam Stratifikasi Sosial

Menurut gagasan yang di sampaikan oleh Soerjono Soekanto, terdapat tiga


sifat dari stratifikasi sosial. Ketiga dari sifat tersebut ialah stratifikasi
sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi sosial
campuran. Berikut penjelasannya:

1. Stratifikasi sosial tertutup


Mobilitas seorang individu guna dapat melaju dari suatu lapisan sosial
tertentu ke dalam lapisan sosial lainnya yang sangat terbatas.
Stratifikasi sosial tertutup biasanya terjadi dalam lingkungan masyarakat
yang menetapkan sistem kasta maupun feodal. Akibat adanya hal tersebut
maka kemajuan dalam perilaku juga sangat lambat.
2. Stratifikasi sosial terbuka
Stratifikasi sosial terbuka atau juga disebut dengan atau Opened Social
Stratification akan memungkinkan tiap individu dari segala lapisan dapat
melakukan mobilitas sosial, baik itu dalam mobilitas sosial naik ataupun
mobilitas sosial turun.
Stratifikasi sosial terbuka biasanya terjadi dalam lingkungan masyarakat
yang modern serta mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi.
3. Stratifikasi sosial campuran
Stratifikasi sosial campuran adalah gabungan dari stratifikasi sosial terbuka
dan tertutup.
Sebagai contoh seorang masyarakat bisa bermutasi untuk bekerja sebagai
pimpinan dan tidak memungkinkan untuk menjadi bangsawan atau tokoh
dalam masyarakat.
Fungsi Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial merupakan konsep yang universal karena stratifikasi sosial


menunjukkan atau memiliki fungsi sosial:
1. Memberikan kemudahan dalam pembagian kerja yang jelas, untuk
memudahkan masing-masing individu menjalankan tugas-tugasnya (sebagai
fungsi sosial dibutuhkan untuk mengetahui kedudukan seseorang dalam
struktur yang tinggi).
2. Memudahkan dalam pemberian penghargaan (reward) baik dalam bentuk
uang, prestise maupun kekuasaan.
3. Memperoleh kedudukannya tidak berdasarkan atas dasar reward
Sesuai dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat saat ini stratifikasi
sosial berlangsung sangat pesat. Terutama bentuk stratifikasi yang terbuka,
karena dalam sistem stratifikasi terbuka semua masyarakat berhak untuk
mengisi kedudukan-kedudukan yang ada di masyarakat, jadi mereka bisa
berubah kedudukan sesuai dengan yang mereka inginkan, sedangkan kalau
stratifikasi sosial tertutup suatu masyarakat tidak bisa berubah kedudukan
sesuai dengan yang mereka inginkan.

Anda mungkin juga menyukai