Anda di halaman 1dari 8

Jenis - jenis Penelitian

Louis Euricho Ardanny Radya Atmadi

21.E1.0215

Kelas 03

Observasi Sistematis

Kampus UINSA memberikan nuansa akademis yang nasional-religius. Karakteristik dari kampus
UINSA ini ternyata berdampak positif terhadap karakteristik mahasiswa yang ada di dalamnya,
yaitu berupa corak religiusitas yang lebih mendominasi apalagi kampus ini baru mengalami
transisi dari kampus yang religius menjadi religious-nasionalis. Dan kemudian pemahaman
mengenai aktivitas mahasiswa yang dilakukan ketika berada di dalam kampus tersebut ternyata
mendapatkan fenomena yang menarik, khususnya ketika penulis mengamati fenomena beberapa
mahasiswa yang melakukan aktivitas yang berbeda ketika berada di ruang masuk gedung pasca
serta aktivitas mahasiswa pasca sarjana UINSA dalam berinteraksi di luar gedung kampus
sebelum masuk ke dalam ruangan kelas perkuliahan. Perilaku yang penulis amati merupakan
sebuah fenomena empirik dari realitas yang ada. Penulis melakukan pengamatan kepada
mahasiswa yang hendak masuk ke dalam kelas gedung pasca sarjana UINSA serta pengamatan
ini dilakukan ke dalam dua sesi yaitu pada hari jum’at, 6 desember 2013 pukul: 13.00 wib –
15.30 wib dan hari kamis 12 desember 2013 pada pukul: 07.30 wib. Adapun hasil pengamatan
akan di deskribsikan sebagai berikut:

Pada hari jum’at, 6 desember 2013 pukul: 13.00 wib – 15.30 wib. Dari 56 mahasiswa yang
menjadi subjek pengamatan maka yang masuk ke gedung dan langsung naik ke kelas berjumlah
18 orang, mahasiswa yang masuk gedung dan melihat pengumuman berjumlah 10 orang, 
mahasiswa yang masuk gedung dan langsung ke akademik berjumlah 7 orang, serta mahasiswa
yang bertemu dengan teman se kelasnya dan mengobrol diruang tamu berjumlah 21 orang.
Selanjutnya, pada hari kamis, 12 desember 2013, pukul: 07.00 wib. Ketika mahasiswa masuk ke
dalam gedung pasca sarjana UINSA maka dari 60 mahasiswa yang menjadi subjek pengamatan
maka ditemukan bahwa: mahasiswa langsung menuju kelas berjumlah 23 orang, mahasiswa yang
membaca pengumuman di papan pengumuman sekitar 13 orang, mahasiswa yang mengobrol di
kursi di depan pintu masuk sekitar 8 orang, mahasiswa yang pergi ke ruang akademik untuk
menanyakan sekitar informasi kampus sekitar 6 orang, mahasiswa yang duduk di kursi dengan
membaca buku sekitar 10 orang.

Sesuai dengan data di atas bahwa aktivitas mahasiswa yang dilakukan ketika berada di gedung
pasca sarjana UINSA ini memiliki karakteristik yang berbeda. Teringat teori spikologi bahwa
tindakan manusia pasti didasari pada motif tertentu. Sehingga dengan melihat perbedaan tingkah
laku tersebut maka dikiranya wajar bahwa hal tersebut merupakan tindakan yang dilakukan atas
motif tertentu.

Dan kemudian, setelah memahami beberapa fenomena di atas ternyata diperoleh kesimpulan
yang menarik yaitu: 
1. ditemukan karakteristik mahasiswa yang ketika datang ke gedung pasca UINSA yang
dilakukan adalah langsung menuju keruang kelas perkuliahan tanpa memperdulikan
realitas yang ada disekitar ruang masuk tersebut. 
2. ditemukan karakteristik mahasiswa yang ketika datang ke gedung pasca UINSA yang
dilakukan adalah mengamati aktivitas yang ada di sekitarnya dalam hal ini melihat papan
pengumuman dan membaca koran di ruang tunggu. 
3. ditemukan karakteristik mahasiswa yang ketika datang ke gedung pasca UINSA yang
dilakukan adalah menuju keruang lain sebelum masuk kedalam ruangan kelas
perkuliahan, ruang lain yang dimaksud adalah ruang academic dan toilet.
Disisi lain bahwa, rata-rata yang masuk kedalam gedung pasca UINSA tersebut bahwa orang
dewasa yang sudah mulai menginjak tua, dan bahkan ada yang ber usia tua ini sehingga
mempengaruhi interaksi dari setiap individu yang bertemu di depan gedung ketika sebelum
masuk keruang kelas. Interaksi yang dilakukan ini lebih bertendensi pada persoalan kehidupan
keseharian yang berada di luar bangku perkuliahan, dan rata-rata obrolan yang sering
diperbincangkan masalah pekerjaan, keluarga dan aktivitas lain di luar yang mengarah pada
profesionalisme. Disisi lain, Tentunya tidak semua memperbincangkan masalah aktivitas yang
ada berada di luar bangku perkuliahan malainkan ada juga sebagian mahasiswa yang langsung
mempertanyakan masalah tugas perkuliahan, seperti: bagaimana tugas dari dosen A, sudah
selesai? Prosentase antara kedua pola tersebut yang berangkat dari realitas yang ada adalah 65
% : 35 %.

Konklusi realitas seperti di atas sebenarnya dapat dikategorikan sebagai pola yang berulang
(teratur) meminjam bahasanya William M. K. Trochim dalam buku The Research Methods
Knowledge Base adalah Pattern yaitu tiga pola karakteristik mahasiswa yang dilakukan ketika
menuju ke ruang kelas perkuliahan dan dua pola komunikasi yang diperbincangkan.

Eksperimen
Penggunaan telepon genggam dan tidur
Variabel Bebas : Durasi penggunaan telepon genggam sebelum tidur dalam menit
Variabel Terikat : Durasi tidur tiap malam dalam jam
Variabel Pengganggu : Natural variation pada pola tidur antar individu.
Cara Mengontrolnya : Kontrol statistik: mengukur perbedaan rata-rata antara durasi
tidur dengan penggunaan telepon genggam secara individu, bukan terhadap rata-rata total durasi
tidur di tiap kelompok perlakuan.

Hipotesis
H0 : Penggunaan telepon genggam sebelum tidur tidak memiliki korelasi dengan durasi tidur
seseorang.
H1 : Peningkatan durasi penggunaan telepon genggam mengakibatkan berkurangnya durasi
tidur.
Desain Variabel Bebas

Durasi penggunaan telepon genggam

Terdapat dua pilihan dalam mendesain variabel ini, yang pertama sebagai data
kategorik, baik sebagai dikotomik (ya/tidak) atau bertingkat (tidak ada penggunaan
telepon genggam, durasi rendah, dan durasi tinggi). Sedangkan yang kedua sebagai
data numerik (lama penggunaan telepon genggam diukur dan dinyatakan dalam menit
setiap malam).

Randomisasi

Completely Randomized Design : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
Minat Belajar dan Prestasi Belajar dengan Kesadaran Sejarah siswa kelas XI MAN Yogyakarta
III tahun ajaran 2012/2013.

Randomized Block Design : Subjek awalnya dikelompokkan berdasarkan usia,


kemudian perlakuan diberikan secara acak pada kelompok-kelompok tersebut.

Independent VS Repeated Measures

Independent Measures Design : Subjek secara acak ditempatkan dalam kelompok


penerima kadar perlakuan tertentu (rendah, medium, atau tinggi) selama eksperimen
berlangsung.

Repeated Measures Design : Subjek diberi intervensi secara berturut-turut dari penggunaan
telepon genggam kadar rendah, medium, dan tinggi, dengan urutan kadar yang diberikan
ditentukan secara acak.

Korelasional
Penelitian ini dilakukan oleh Asyhar Basyari pada skripsi Universitas Negeri Yogyakarta tahun
2013, sebagai berikut :
Judul Penelitian :
Hubungan antara Minat dan Prestasi Belajar Sejarah dengan Kesadaran Sejarah Siswa MAN
Yogyakarta III
Masalah Penelitian :
1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar sejarah (X1)
dengan kesadaran sejarah (Y) siswa MAN Yogyakarta III?
2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar sejarah (X2)
dengan kesadaran sejarah (Y) siswa MAN Yogyakarta III?
3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar sejarah (X1)
dan prestasi belajar sejarah (X2), secara bersama-sama dengan kesadaran sejarah (Y)
siswa MAN Yogyakarta III?
Penelitian yang relevan :

Penelitian yang dilakukan oleh Rhoni Sasongko dengan judul Hubungan antara Minat Belajar,
Lingkungan Keluarga, dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas XI
Program Ilmu Pengetahuan Sosial MAN Yogyakarta III Tahun Ajaran 2010/2011. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan tidak signifikan antara
minat belajarr dengan prestasi belajar akuntansi, dimana r hitung sebesar 0,325, sedangkan r
tabel sebesar 0,195, jadi r hitung lebih besar dari r tabel (0,325<0,195). Peneltian yang dilakukan
oleh Rhoni Sasongko

ini memiliki persamaan dalam variabel bebas yaitu minat belajar dan tempat penelitian
sedangkan perbedaannya pada variabel bebas lainn dan variabel terikatnya.

Hasil Penelitian

1. Hubungan Minat Belajar dengan Kesadaran Sejarah siswa kelas XI MAN Yogyakarta III
tahun ajaran 2012/2013 Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini menunjukkan adanya
hubungan positif Minat Belajar dengan Kesadaran Sejarah siswa kelas XI MAN
Yogyakarta III tahun ajaran 2012/2013. Melalui analisis korelasi Product Moment
diperoleh harga rhitung sebesar 0,348, sedangkan harga rtabel dengan N=119 pada taraf
signifikansi 5% sebesar 0,176. Jadi harga rhitung lebih besar dari harga rtabel sehingga
hubungannya positif dan signifikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi Minat Belajar, maka akan semakin tinggi Kesadaran Sejarah. Dalam hasil analisis,
dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar
dengan kesadaran sejarah siswa MAN Yogyakarta III. Hal ini berkaitan dengan kajian
teori yang menjelaskan bahwa menurut Slameto (dalam Mun’im, 2008:7) minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang
menyuruh. Selain itu juga minat adalah termasuk dalam bagian dari faktor yang
mempengaruhi suatu keberhasilan (Mun’im, 2008:8). Dan keberhasilan dalam hal ini
ialah kesadaran sejarah. Kesadaran sejarah merupakan kesadaran akan adanya sejarah
dan peristiwa. 53 Penelitian ini sudah membuktikan adanya hubungan yang positif dan
signifikan antara minat belajar sejarah dengan kesadaran sejarah siswa MAN Yogyakarta
III.

2. Hubungan Prestasi Belajar dengan Kesadaran Sejarah siswa kelas XI MAN Yogyakarta
III tahun ajaran 2012/2013. Hasil penelitian untuk hipotesis kedua menunjukkan bahwa
terdapat hubungan positif dan tidak signifikan antara Prestasi Belajar (X2) dengan
Kesadaran Sejarah (Y). Harga rhitung berdasarkan analisis korelasi Product Moment
sebesar 0,092. Nilai ini lebih kecil dari rtabel dengan N=119 pada taraf signifikansi 5%
sebesar 0,176. Hal ini berarti Prestasi Belajar memberikan dampak positif terhadap
namun tidak signifikan mempengaruhi peningkatan Kesadaran sejarah. Prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan atau dikerjakan. Prestasi adalah suatu
bukti usaha siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dapat
diukur dengan alat atau tes. W.J.S. Poerwodharminto (1996:700). Sedangkan menurut
W.S. Winkel (2000:51) prestasi adalah bukti suatu usaha siswa yang dapat dicapai oleh
siswa dalam waktu tertenu dan dapat diukur dengan suatu alat/tes. Prestasi Belajar erat
kaitannya dengan penguasaan pengetahuan semakin tinggi prestasi belajar yang diperoleh
siswa, maka semakin tinggi pula penguasaan pengetahuan dalam mata pelajaran tertentu.
Secara umum hal ini 54 dilihat melalui nilai tes yang diberikan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan. Penguasaan pengetahuan juga dikuti dengan peningkatan kesadaran
sejarah. Kesadaran sejarah merupakan kesadaran akan adanya sejarah dan peristiwa.
Kesadaran sejarah memiliki makna yang penting agar siswa dapat mengerti bagaimana
sejarah bangsa dan mampu memikirkan bagaimana perkembangan kehidupan di masa
mendatang. Pada hasil penelitian di atas, menunjukan bahwa adanya hubungan yang
positif antara minat belajar sejarah dengan kesadaran sejarah siswa namun tidak
mempengaruhi secara signfikan antara prestasi dengan kesadaran sejarah. Kemungkinan
ini dapat terjadi karena prestasi yang dicapai siswa rendah. Prestasi siswa yang rendah
dapat mempengaruhi kesadaran sejarah. Prestasi yang rendah dipengaruhi oleh faktor-
faktor internal maupun faktor eksternal. Maka, peneltian ini dapat membuktikan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara prestasi belajar siswa dengan kesadaran sejarah
namun pengaruhnya tersebut tidak signifikan.

3. Hubungan Minat Belajar dan Prestasi Belajar dengan Kesadaran Sejarah siswa kelas XI
MAN Yogyakarta III tahun ajaran 2012/2013. Hasil penelitian untuk hipotesis ketiga
bertujuan untuk mengetahui signifikansi korelasi antara Minat Belajar (X1) dan Prestasi
Belajar (X2) secara bersama-sama dengan Kesadaran 55 Sejarah (Y). Pengujian hipotesis
ketiga ini menggunakan uji F. Harga Fhitung berdasarkan analisis 8,307. Nilai ini lebih
besar dari Ftabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 3,07. Hal ini berarti terdapat
hubungan positif dan signifikan antara Minat Belajar dan Prestasi Belajar secara
bersama-sama dengan Kesadaran Sejarah siswa kelas XI MAN Yogyakarta III tahun
ajaran 2012/2013.

Kesimpulan

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Minat Belajar dengan Kesadaran
Sejarah siswa kelas XI MAN Yogyakarta III tahun ajaran 2012/2013.

2. Terdapat hubungan yang positif dan tidak signifikan antara Prestasi Belajar dengan
Kesadaran Sejarah siswa kelas XI MAN Yogyakarta III tahun ajaran 2012/2013.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Minat Belajar dan Prestasi Belajar
dengan Kesadaran Sejarah siswa kelas XI MAN Yogyakarta III tahun ajaran 2012/2013.
Daftar Pustaka :
https://www.rangkumanmakalah.com/contoh-metode-observasi-dalam-
penelitian/#C_Metode_Observasi_Penelitian
https://tambahpinter.com/penelitian-eksperimen/
https://eprints.uny.ac.id/22745/2/SKRIPSI.pdf

Anda mungkin juga menyukai