Anda di halaman 1dari 15

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410 - 9875

Vol. 19, No. 1, Juni 2017, Hlm. 66-80 http://www.tsm.ac.id/JBA

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, DAN


FAKTOR-FAKTOR LAINNYA TERHADAP
MANAJEMEN LABA

FRISKA FIRNANTI

STIE Trisakti
friska@stietrisakti.ac.id

Abstract: The objective of this research is to obtain empirical evidence of board of


independence, institutional ownership, board of size, managerial ownership,
profitability, firm size, audit quality, audit committee, and leverage as independent
variables to earnings management. Earning management as dependent variable in
Indonesian manufacturing companies.The research period is three years from
2012-2014 and population in this research is all listed companies in Indonesian
Stock Exchange. Samples are obtained through purposive sampling method, listed
manufacturing companies in Indonesian manufacturing companies meet the
sampling criteria, resulting 185 data. Multiple linear regressions is used as the
data analysis method in this research.The result of this research shows that
profitability, firm size, audit quality, and leverage statistically have effect on the
earningsmanagement. While other variables such as board of independence,
institutional ownership, board of size, managerial ownership, and audit committee
have no effect on earnings management.
Keywords: Earnings Management, Board of Independence,Institutional Ownership,
Size, Board of Size, Managerial Ownership, Profitabilty, Firm Size,
Audit Quality, Audit Committee, Leverage.

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dewan komisaris independen,
kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajerial,
profitabilitas, ukuran perusahaan, kualitas audit, komite audit, dan leverage sebagai
variabel independen terhadap manajemen laba. Manajemen laba sebagai variabel
dependen pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Periode penelitian ini adalah 3
tahun dari 2012-2014 dan populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan perusahaan yang memenuhi kriteria sebanyak,
185 data. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil
dalam penelitian ini adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, kualitas audit, dan
leverage memiliki pengaruh terhadap manajemen laba sedangkan dewan komisaris
independen, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, kepemilikan
manajerial, dan komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
Kata kunci: Manajemen Laba, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan
Institusional, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial,
Profitabilitas, Ukuran Perusahan, Kualitas Audit, Komite Audit, dan
Leverage.

66
ISSN: 1410 - 9875 Friska Firnanti

PENDAHULUAN jemen laba serta menguji kembali faktor-faktor


yang mempengaruhi corporate governance. Selain
Dalam beberapa dekade ini,corporate itu, peneliti menambahkan variabel Leverage
governance telah menjadi topik yang menarik dalam penelitian ini (Guna dan Herawaty, 2010).
untuk diteliti.Semua komponen dalam laporan
keuangan yang dibuat oleh perusahaan meru- Teori Keagenan
pakan alat ukur yang diperlukan oleh pemegang Sutedi (2012, 13) mendefinisikan teori
saham sebagai pertanggungjawaban manajemen agensi dalam perekonomian modern, manajemen
(Beattie et al,1994 dalam Kusumaningtyas dan pengelolaan perusahaan semakin banyak
2012).Terjadinya kasus keuangan diperusahaan dipisahkan dari kepemilikan perusahaan.Teori
publik berawal dari terdekteksi adanya tindakan agensi menekankan pentingnya para pemegang
manipulasi laporan keuangan, tindakan mana- saham menyerahkan pengelolaan perusahaan
jemen laba merupakan salah satu dampak dari kepada tenaga-tenaga profesional yang disebut
lemahnya penerapan corporate governance sebagai manajemen yang lebih mengerti dalam
Boediono (2005) dalam Effendi dan Daljono menjalankan bisnis sehari-hari dalam aktivitas
(2013). yang dilakukan oleh perusahaan. Teori agensi
Manajemen laba merupakan suatu merupakan dasar yang digunakan untuk me-
permasalahan yang serius, karena rekayasa mahami corporate governanceyang baik dalam
manajerial ini dapat merusak tatanan ekonomi, sebuah perusahaan. Anthony dan Govindarajan
etika dan moral. Skandal kasus yang diketahui (2003) dalam Azlina (2010) menyatakan konsep
secara luas, seperti Enron, Merck, World Com teori agensi merupakan sebuah hubungan atau
dan mayoritas perusahaan lain di Amerika kontrak antara principle (pemilik) dan agent
Serikat (Cornet et al, 2006 dalam Effendi dan (manajemen) yang timbul karena setiap pihak
Daljono 2013). Di Indonesia fenomena manaje- berusaha untuk mempertahankan tingkat kemak-
men laba merupakan topik yang sering muncul, muran.
salah satu kasus yang terjadi akibat lemahnya Masalah agensi timbul dengan adanya
penerapan good corporate governance seperti konflik kepentingan antara pemegang saham
PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk. Pene- dan manajer. Jensen dan Meckling (1976)
litian ini telah menunjukkan bahwa manajemen dalam Kusumaningtyas (2012) menyatakan
laba semakin luas dan hampir ada dalam setiap bahwa manajer sebagai pengelola perusahaan
pelaporan keuangan yang dilaporkan oleh lebih banyak mengetahui informasi internal
perusahaan Boediono (2005) dalam Effendi dan perusahaan dan segala kemungkinan yang akan
Daljono (2013). terjadi di masa yang akan datang.Menurut
Healy dan Wahlen (1999) dalam Nugroho Indriastuti (2012) bahwa teori agensi menga-
dan Eko (2011) menyatakan bahwa manajemen sumsikan bahwa manajer memiliki lebih banyak
laba terjadi ketika manajemen menggunakan informasi dari pada investor,hal ini di karenakan
keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan investor tidak dapat mengamati kegiatan yang
dan penyusunan transaksi-transaksi yang meng- dilakukan manajer secara terus-menerus dan
ubah laporan keuangan. Tujuan hal ini untuk berkala. Investor tidak memiliki informasi yang
menyesatkan stakeholders tentang kondisi cukup mengenai kinerja manajer, maka investor
kinerja ekonomi perusahaan dalam penyajian tidak pernah dapat merasa pasti bagaimana
laporan keuangan. usaha manajer memberikan kontribusi pada
Penelitian ini merupakan pengembangan hasil laporan keuangan perusahaan.
lanjutan dari penelitian yang sebelumnya telah Jensen dan Meckling (1976) dalam
dilakukan oleh Nugroho dan Eko (2011). Penelitian Mursalim (2009) teori keagenan dapat dipan-
ini berusaha menyelidiki adanya praktik mana- dang sebagai suatu versi dari game theory,

67
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1 Juni 2017

yang membuat suatu model kontraktual antara manajemen terjadi dalam proses pengambilan
dua pihak atau lebih, dimana salah satu pihak keputusan, baik dalam organisasi publik maupun
disebut manajemen dan pihak yang lain disebut bisnis. Dalam proses pengambilan keputusan,
investor. Investor memberikan wewenang dan tata kelola perusahaan harus dilaksanakan,
pertanggungjawaban atas pengambilan kepu- sebagai salah satu persyaratan tegas dan
tusan kepada manajer, hal ini dapat dikatakan terdengar oleh organisasi manajemen.
bahwa investor memberikan suatu amanah Menurut Herawaty (2008) good corporate
kepada manajer untuk melaksanakan tugas governance merupakan konsep yang didasarkan
tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah pada teori keagenan, yang diharapkan dapat
disepakati. memberikan keyakinan kepada investor bahwa
Scott (1997) dalam Mursalim (2009) mereka akan menerima keuntungan atas dana
bahwa perusahaan memiliki banyak kontrak, yang mereka investasikan. Corporate governance
misalnya kontrak kerja antara perusahaan jugaberkaitan dengan bagaimana investor yakin
dengan para manajernya dan kontrak pinjaman bahwa manajer tidak akan mencuri, menggelap-
antara perusahaan dengan krediturnya. Kontrak kan atau menginvestasikan kedalam proyek-
kerja yang dimaksud yaitu kontrak kerja antara proyek yang tidak menguntungkan dengan dana
manajemen dengan pemegang saham untuk atau modal yang telah ditanamkan oleh investor
meningkatkan kemakmuran perusahaan dengan dan bagaimana para investor mengendalikan
masing-masing informasi yang dimiliki. Mana- para manajer (Shiefer dan Vishny 1997).
jemen memiliki informasi yang lebih banyak Syakhroza (2004) dalam Nugroho dan
dibanding pemegang saham karena manajemen Eko (2011) menyatakan bahwa kualitas kepe-
yang mengelola perusahaan secara langsung mimpinan (dewan komisaris dan dewan direksi)
dan sering kali tindakannya bukan untuk memainkan peran penting dalam tata kelola
memaksimumkan pemegang sahammelainkan perusahaan. Dewan Komisaris bertindak seba-
untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri. gai pengawas perusahaan, sedangkan dewan
direksi bertanggung jawab untuk kegiatan
Good Corporate Governance operasional perusahaan, kedua dewan tersebut
Sutedi (2012, 13) mendefinisikan bahwa memiliki tanggung jawab dan wewenang penuh
munculnya konsep good corporate governance dalam menentukan cara untuk mengarahkan,
adalah jawaban atas ketidakpuasan ilmuwan mengendalikan, dan mengawasi pengelolaan
keuangan atas kinerja teori agensi. Unsur-unsur sumber daya sesuai dengan tujuan perusahaan.
yang membantu berlakunya good corporate Jensen dan Meckling (1976), Watt &
governance tidak hanya dari teori agensi, mela- Zimmerman (1986) dalam Herawaty (2008)
inkan bertambahnya informasi, transparansi, menyatakan bahwa laporan keuangan yang
dapat dipertanggungjawaban (accountability), dibuat dengan metode pencatatan akuntansi
kejujuran (fairness), sustainability, jaminan diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara
hukum, serta hak-hak bagi pemegang saham. pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan la-
Teori agensi memberikan penjelasan bahwa poran keuangan yang dilaporkan oleh manajemen
lemahnya penerapan prinsip-prinsip dasar good sebagai pertanggungjawaban kinerjanya, para
corporate governance dapat menjadi kesem- pemegang saham dapat menilai, mengukur dan
patan manajer untuk melakukan manajemen mengawasi sampai sejauh mana manajemen
laba demi kepentingan diri sendiri, sehingga tersebut bekerja untuk meningkatkan kesejah-
dapat merugikan para pemegang saham dan teraan bagi perusahaan.
pihak terkait lainnya. Nugroho dan Eko (2011)
menyatakan bahwa goodcorporate governance
merupakan sebuah konsep dimana pengawasan

68
ISSN: 1410 - 9875 Friska Firnanti

Manajemen Laba pihak manajemen. Keberadaan dewan komisaris


Beberapa peneliti mendefinisikan independen dalam perusahaan berfungsi seba-
manajemen laba dalam arti yang berbeda- gai penyeimbang dalam proses pengambilan
beda.Schipper (1998) dalam Nugroho dan Eko keputusan agar memberikan perlindungan
(2011) mendefinisikan manajemen laba sebagai terhadap pemegang saham minoritas dan pihak-
“tujuan pengungkapan manajemen secara ter- pihak lain yang terkait dengan perusahaan
buka dalam proses pelaporan eksternal, dengan (Guna dan Herawaty 2010).Dechow et al. (1996)
maskud memperoleh keuntungan pribadi”.Healy dalam Herawaty (2008) menyatakan apabila
dan Wahlen (1999) dalam Nugroho dan Eko memiliki dewan komisaris yang didominasi oleh
(2011) menyatakan bahwa manajemen laba manajemen, maka kemungkinan manajemen
adalah sesuatu yang terjadi ketika manajer me- perusahaan untuk memanipulasi laba akan lebih
lakukan penilaian dalam penataan transaksi dan besar. Dalam hal ini jika struktur dewan komisaris
pelaporan keuangan. Penataan terhadap laporan berasal dari luar perusahaan tindakan memani-
keuangan tentu akan mengubah transaksi- pulasi laba akan berkurang.Johari dkk. (2008)
transaksi yang terjadi pada perusahaan, sehing- dalam Setiawan dan Yuyetta (2013) menyatakan
ga akan menyesatkan beberapa stakeholders bahwa salah satu mekanisme yang efektif dalam
tentang kinerja ekonomi perusahaan. mengawasi proses akuntansi adalah dengan
Fisher dan Rosenzweigh (1995) dalam memiliki dewan komisaris. Dewan komisaris
Kusumaningtyas (2012) menyatakan bahwa harus terdiri dari dewan komisaris independen
manajemen laba sebagai tindakan manajemen yang kemungkinan dapat mengurangi terjadinya
dengan menyajikan laporan keuangan yang kecurangan pelaporan keuangan dan mengawasi
menaikkan atau menurunkan laba periode tindakan manajemen.Hipotesis yang diajukan
berjalan dari unit usaha yang menjadi tanggung- adalah:
jawabnya tanpa menghasilkan peningkatan
H1: Dewan komisaris independen mempunyai
profitabilitas ekonomi dalam jangka panjang
pengaruh terhadap manajemen laba.
Setiawati (2002) dalam Guna dan Herawaty
(2010) menyatakan dalam proses pelaporan
Kepemilikan Institusionaldan Manajemen Laba
keuangan mendapat campur tangan manajemen
Kepemilikan institusional merupakan
dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya
kepemilikan saham perusahaan oleh institusi
sendiri. Caranya dengan mengubah laporan
keuangan seperti asuransi, bank, dan dana
keuangan untuk mengelabui para pemegang
pensiun. Tingkat kepemilikan yang tinggi akan
saham dalam menilai prestasi kinerja ekonomi
meningkatkan usaha pengawasan yang lebih
yang dicapai oleh perusahaan.Gumanti (2000)
besar, sehingga dapat menghalangi perilaku
dalam Indriastuti (2012) menyatakan bahwa
manajemen untuk melakukan tindakan manaje-
manajemen laba diduga muncul atau dilakukan
men laba (Sari, Sutrisno, dan Sukoharsono
oleh manajer atau para pembuat laporan keu-
2013). Balsam et al.(2002) dalam Herawaty
angan dalam proses pelaporan keuangan dalam
(2008) bahwa kepemilikan institusional sering
suatu organisasi karena mereka mengharapkan
disebut sebagai investor yang canggih. Karena
suatu manfaat atau keuntungan dari tindakan
investor institusional lebih dapat menggunakan
yang dilakukan oleh manajer atau para pembuat
informasi periode saat ini, dengan memiliki akses
laporan keuangan.
atas sumber informasi yang lebih tepat waktu
dan relevan untuk memprediksi laba dimasa
Dewan Komisaris Independen dan Manajemen
yang akan datang.
Laba
Effendi dan Daljono (2013) menyatakan
Dewan komisaris independen adalah
bahwa Investor institusional tidak mudah diper-
anggota komisaris yang tidak terafiliasi dengan

69
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1 Juni 2017

daya oleh manajemen laba yang dilakukan oleh untuk memenuhi tanggungjawab serta untuk
manajemen perusahaan. Investor institusional meningkatkan kinerja mereka. Menurut Zeptian
dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik dan Rohman (2013) menyatakan bahwa ke-
untuk memonitor tindakan manajemen diban- pemilikan manajerial dapat digunakan untuk
dingkan dengan investor individual, agar kegiatan mengurangi konflik keagenan, sehingga mense-
yang dilakukan oleh manajemen perusahaan jajarkan kedudukan manajer dengan pemegang
lebih transparan sebagai bentuk pertanggung- saham. Masalah keagenan yang terjadi antara
jawaban terhadap pemegang saham..Hipotesis pihak manajemen dengan pemegang saham
yang diajukan adalah: akan membuat manajer menuntut kompensasi
yang tinggi sehingga meningkatkan biaya kea-
H2 : Kepemilikan institusional mempunyai penga-
genan, sehingga konflik keagenan dapat diatasi
ruh terhadap manajemen laba.
dengan meningkatkan kepemilikan manajerial.
Barus dan Sembiring (2012) menyatakan bahwa
Ukuran Dewan Komisarisdan Manajemen Laba
semakin banyak saham yang dimiliki oleh
Manajemen bertindak sesuai dengan
manajemen maka manajemen akan cenderung
keinginan investor yang dipengaruhi oleh tingkat
tidak mengatur labanya. Terdapat kesejajaran
kepemilikan saham perusahaan dalam manaje-
yang sama antara kepentingan manajer dan
men itu sendiri. Manajer yang memiliki saham
pemegang saham, sehingga keinginan untuk
dalam perusahaan memiliki tujuan yang sama
membodohi pasar modal akan berkurang, karena
dengan pemegang saham lainnya Jensen dan
bukan hanya pemegang saham yang akan me-
Meckling (1976) dalam Nugroho dan Eko (2011).
nanggung akibat dari memanipulasi laba tetapi
Menurut Wardhani (2007) bahwa ukuran dewan
pihak manajemen pun akan ikut menanggung
komisaris berperan dalam melakukan monitoring
baik dan buruknya dari setiap keputusan yang
terhadap kinerja direksi. Dimana direksi adalah
diambil..Hipotesis yang diajukan adalah:
pihak yang mengelola operasional perusahaan
yang merupakan penanggung jawab utama H4: Kepemilikan manajerial mempunyai penga-
dalam tingkat keberhasilan perusahaan. Prastiti ruh terhadap manajemen laba.
dan Meiranto (2013) menyatakan bahwa meka-
nisme pengendalian intern tertinggi adalah Profitabilitasdan Manajemen Laba
dewan komisaris yang bertanggungjawab untuk Sundjaja, Barlian, dan Sundjaja (2013,
memonitor tindakan manajemen puncak. Penga- 189) mendifinisikan profitabilitas sebagai
wasan yang dilakukan agar tindakan manajer evaluasi kinerja perusahaan yang dihubungkan
untuk melakukan manajemen laba berkurang terhadap penjualan, aktiva, modal atau nilai
sehingga investor memberikan kepercayaan saham.Pada laporan keuangan persentase
untuk menanamkan modal pada perusahaan. penjualan dipakai untuk memudahkan evaluasi
Hipotesis yang diajukan adalah: hubungan antara penjualan dan pendapatan
untuk membandingkan kinerja perusahaan dari
H3: Ukuran dewan komisaris mempunyai penga-
tahun ke tahun. Tampubolon (2013, 43) men-
ruh terhadap manajemen laba.
definisikan bahwa tingkat profitabilitas dapat
dilakukan untuk mengukur pendapatan menurut
Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba
laporan rugi laba dengan nilai buku investasi.
Susiana dan Herawaty (2005) dalam
Profitabilitas tergantung dari informasi akuntansi
Guna dan Herawaty (2010) menyatakan bahwa
yang diambil dari laporan keuangan yang kemu-
kepemilikan manajerial yakni saham yang
dian digunakan oleh para manajer keuangan
dimiliki oleh manajemen secara pribadi. Investor
sebagai informasi untuk penilaian perusahaan
manajemen memiliki insentif yang kuat untuk
dimasa yang akan datang. Gitman (2009) dalam
mendapatkan informasi mengenai perusahaan

70
ISSN: 1410 - 9875 Friska Firnanti

Deitiana (2011) menyatakan bahwa profitabilitas Kualitas Audit Independen dan Manajemen
yakni hubungan antara pendapatan dan biaya Laba
yang dihasilkan dengan menggunakan aset per- Sanjaya (2008) dalam Indriastuti (2012)
usahaan, baik lancar maupun aset tetap dalam menyatakan bahwa hasil auditingakan terlihat
aktivitas produksi. Mengevaluasi keuntungan dalam laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan dilihat dari sisi penjualan, aset, perusahaan. Kualitas audit yang digunakan
ataupun investasi pemilik dalam mengukur yakni menggunakan ukuran Kantor Akuntan
efektifitas manajemen serta kemampuan per- Publik, karena nama baik perusahaan (KAP)
usahaan dalam menghasilkan laba. Hipotesis merupakan gambaran yang paling penting.
yang diajukan adalah: Menurut Zeptian dan Rohman (2013) bahwa
jasa auditor yang berkualitas merupakan upaya
H5: Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap
perusahaan untuk mengurangi perilaku manaje-
manajemen laba.
men untuk melakukan manajemen laba. Auditor
yang berkualitas dan profesional memiliki tingkat
Ukuran Perusahaan Independen dan Mana-
kepercayaan masyarakat yang tinggi, sehingga
jemen Laba
oleh masyarakat auditor yang berkualitas di-
Razan dan Zingales (1995) dalam Sari
anggap memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.
dan Usman (2014) menyatakan bahwa ukuran
Effendi dan Daljono (2013) menyatakan bahwa
perusahaan sering dijadikan tolak ukur bagi
auditor yang bekerja di KAP Big Four dianggap
investor dalam melakukan investasi.Perusahaan
lebih berkualitas. Auditor tersebut dibekali oleh
besar cenderung lebih mampu memberikan
serangkaian pelatihan dan prosedur yang
informasi mengenai kondisi internal perusahaan
dianggap lebih akurat dan efektif dibandingkan
yang dibutuhkan investor dari pada perusahaan
dengan auditor dari KAP non Big Four. Hipotesis
kecil, sehingga investor dapat mempertimbang-
yang diajukan adalah:
kan keputusan dalam berinvestasi. Zeptian dan
Rohman (2013) menyatakan bahwa besar H7: Kualitas audit mempunyai pengaruh terhadap
kecilnya perusahaan nampak dari nilai total aset manajemen laba.
perusahaan dan memiliki tingkat penjualan lebih
besar. Tingkat kestabilan perusahaan yang lebih Komite Audit dan Manajemen Laba
tinggi akan melibatkan banyak pihak, karena Zeptian dan Rohman (2013) menyatakan
pengambilan keputusan yang dilakukan akan bahwa komite audit merupakan salah satu
berpengaruh terhadap publik, sehingga masya- bentuk pengawasan yang dilakukan principal
rakat lebih mengenal perusahaan besar. Untari terhadap agent. Komite audit berfungsi sebagai
(2010) dalam Sari, Sutrisno, dan Sukaharsono pengawas, baik itu pengawasan terhadap pro-
(2013) menyatakan bahwa perusahaan besar ses pelaporan keuangan, manajemen risiko dan
akan mengungkapkan lebih banyak informasi kontrol terhadap corporate governance. Menurut
dari pada perusahaan kecil. Perusahaan yang Effendi dan Daljono (2013) menyatakan bahwa
besar akan memiliki pemegang saham yang komite audit dibentuk untuk meningkatkan kuali-
memperhatikan program sosial yang dibuat oleh tas laporan keuangan. Komite audit bermanfaat
perusahaan dalam laporan tahunan, hal ini dalam menjamin transparansi, keterbukaan
merupakan media untuk menyebarkan informasi laporan keuangan, keadilan bagi stakeholders,
tentang tanggungjawab sosial dan lingkungan dan pengungkapan informasi yang dilakukan
perusahaan. Hipotesis yang diajukan adalah: oleh manajemen, dengan adanya pengawasan
manajemen akan kehilangan kesempatan untuk
H6: Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh melakukan tindakan curang terkait dengan
terhadap manajemen laba. laporan keuangan.Kosasih dan Widayati (2013)
menyatakan bahwa komite audit berperan

71
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1 Juni 2017

dalam mengawasi pihak manajemen agar tidak investor semakin tinggi, sehingga investor akan
melakukan tindakan yang menguntungkan meminta keuntungan yang semakin besar pada
dirinya sendiri yang dapat merugikan pemilik perusahaan. Barus dan Sembiring (2012)
perusahaan. Komite audit harus mempunyai menyatakan perusahaan yang mempunyai rasio
pemahaman mengenai lingkungan bisnisnya leverage tinggi memiliki proporsi hutang lebih
terhadap risiko dan kontrol dalam pelaporan tinggi dibandingkan dengan proporsi aktivanya,
keuangan. Hipotesis yang diajukan adalah : yang akan cenderung melakukan manipulasi
dalam bentuk manajemen laba. Perusahaan
H8: Komite audit mempunyai pengaruh terhadap
dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung
manajemen laba.
mengatur labanya dibandingkan perusahaan
dengan tingkat leverage rendah. Hipotesis yang
Leverage dan Manajemen Laba diajukan adalah :
Gitman dan Zutter (2010, 533) menya-
takan bahwa leverage merupakan pemberian H9: Leverage mempunyai pengaruh terhadap
pinjaman yang disediakan untuk perusahaan, manajemen laba.
adapun bunga yang dikenakan berdasarkan
penilaian pemberi pinjaman terhadap risiko METODE PENELITIAN
perusahaan. Tingkat pinjaman berdasarkan
negosiasi kredit yang dilakukan oleh pemberi Sampel yang digunakan dalam penelitian
pinjaman dan perusahaan, setelah memperoleh ini adalah perusahaan manufaktur yang secara
pinjaman perusahaan dapat meningkatkan risiko konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan berinvestasi dalam proyek-proyek berisi- pada tahun 2011 sampai dengan 2014. Pemilihan
ko atau dengan menimbulkan hutang tambahan. sampel dilakukan dengan metode purposive
Ma’ruf (2006) dalam Guna dan Herawaty (2010) sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan
menyatakan bahwa leverage adalah rasio yang kriteria tertentu sesuai dengan tujuan dan masa-
menunjukkan besarnya aktiva yang dimiliki lah penelitian. Prosedur hasil pemilihan sampel
perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Semakin dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
tinggi nilai pinjaman maka risiko yang dihadapi

Tabel 1 Kriteria Pemilihan Sampel


Jumlah Jumlah
Kriteria Sampel
Perusahaan Data
- Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 130 390
2011 sampai dengan tahun 2014
- Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan per (4) (12)
31 Desember dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014
- Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan dengan (26) (78)
satuan mata uang Rupiah dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014
- Perusahaan manufaktur yang tidak menghasilkan laba bersih positif dari (32) (96)
tahun 2012 sampai dengan 2014
- Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki kepemilikan institusional (5) (15)
dari tahun 2012 sampai dengan 2014
- Jumlah sampel penelitian 63 189
- Sampel yang dieliminasi karena merupakan outlier - (4)
- Perusahaan manufaktur yang digunakan dalam penelitian - 185

72
ISSN: 1410 - 9875 Friska Firnanti

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel yang dimodifikasi oleh Dechow dan Sloan (1996)
Variabel dependen yang digunakan yang disebut sebagai model m-Jones, untuk me-
dalam penelitian ini adalah manajemen laba. misahkan komponen non discretionary accrual
Menurut Nugroho dan Eko (2011) manajemen (NDAC) dari komponen discretionary accrual
laba merupakan kebijaksanaan atau penilaian (DAC), sebagaimana penelitian yang dilakukan
dari manajer sebagai orang yang menyediakan oleh (Nugroho dan Eko, 2011). Tahap untuk
laporan keuangan yang telah dimanipulasi. mendapatkan nilai dari Discretionary accrual
Mengidentifikasi manajemen laba dalam dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
penelitian ini menggunakan model m-Jones (1991)

Keterangan:
TACCit = Total accruals perusahaan i pada periode t
NIit = Laba bersih operasi (net income) perusahaan i pada periode t
CFOit = Arus kas dari aktivitas operasi (operating cash flow) perusahaan i
pada periode t

Keterangan:
NDAi,t = Non-discretionary accruals perusahaan i pada periode t
α = Konstanta
TAit-1 = Total aset perusahaan i pada periode t
ΔREVt = Perubahan pendapatan perusahaan i dari periodet ke peiode t-1
ΔRECt = Perubahan piutang perusahaan i dari periode t ke periode t-1
PPEit = Aktiva tetap bruto perusahaan i pada periode t
εit = Sampel error perusahaan i pada periode t

Dari persamaan-persamaan di atas, akrual diskresioner dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:
DAit = Discretionary accruals perusahaan i pada periode t
TACCit/TAt-1 = Total accruals perusahaan i pada periode t
NDACt = Non-discretionary accruals perusahaan i pada periode t

73
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1 Juni 2017

Dewan Komisaris Independen diberi simbol 2011) yang menyatakan 1 apabila perusahaan
DKI. Dewan komisaris independen pengukuran terdapat kepemilikan saham oleh manajerial dan
yang digunakan adalah dengan skala rasio dari 0 apabila tidak terdapat proporsi kepemilikan
jumlah dewan komisaris independen dibanding- saham oleh manajerial.
kan dengan total anggota dewan komisaris da-
lam suatu perusahaan (Nugroho dan Eko 2011). Profitabilitas diberi simbol PROF. Profitabilitas
Berikut adalah rumus yang digunakan: merupakan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba (Guna dan Herawaty 2010).
Dalam penelitian ini profitabilitas diukur meng-
gunakan skala rasio, yaitu perbandingan antara
laba bersih setelah pajak terhadap total aset,
Kepemilikan Institusional diberi simbol KMI. yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Kepemilikan institusional dapat diukur meng-
gunakan skala rasio yang didapat dari jumlah
saham yang dimiliki oleh investor institusi diban-
dingkan dengan total modal saham perusahaan Ukuran Perusahaan diberi simbol UKP. Ukuran
yang beredar (Guna dan Herawaty 2010). Berikut perusahaan diukur menggunakan Logaritma
rumus yang digunakan untuk variabel kepemi- natural (Ln) dari total aset perusahaan (Guna
likan institusional: dan Herawaty 2010). Total aset perusahaan
. digunakan sebagai pengukuran karena total
aset perusahaan relatif lebih stabil dibandingkan
dengan jumlah penjualan, berikut skala rasio
yang digunakan:
Ukuran Dewan Komisaris disimbolkan dengan
UDK. Ukuran dewan komisaris dapat diukur
dengan menggunakan sebuah ukuran dewan
atau jumlah anggota dewan komisaris di sebuah Kualitas Audit diberi simbol KLA. Kualitas audit
perusahaan. Sebagai dewan komisaris yang mengunakan ukuran KAP.Auditor yang bekerja
menempati peringkat tertinggi dalam sistem di KAP Big Four dianggap lebih profesional dan
manajemen internal, dewan komisaris bertugas berkualitas dibandingkan dengan auditor dari
mengawasi dan mengendalikan perusahaan KAP non Big Four (Zeptian dan Rohman 2013).
(Nugroho dan Eko 2011), sehingga ukuran dewan Sehingga kualitas audit diukur menggunakan
komisaris diukur menggunakan skala rasio, variabel dummy dengan skala rasio, yang
dimana: menyatakan 1 untuk perusahaan yang diaudit
oleh KAP Big Four, dan 0 untuk perusahaan
yang diaudit oleh KAP non Big Four.

Kepemilikan Manajerial diberi simbol KMJ. Komite Audit diberi simbol KMA. Komite audit
Kepemilikan manajerial yaitu jumlah saham adalah komite yang dibentuk oleh dewan
yang dimiliki oleh manajemen, dewan direksi komisaris sebagai bentuk pengawasan terhadap
dan dewan komisaris. Tidak semua manajemen kinerja manajemen perusahaan (Nugroho dan
perusahaan mempunyai kepemilikan manajerial, Eko 2011). Komite audit diukur menggunakan
maka dengan itu kepemilikan manajerial diukur skala rasio dengan total anggota komite audit
menggunakan variabel dummy dengan skala yang dimiliki perusahaan. Berikut rumus yang
rasio, dimana pengukuran yang digunakan de- digunakan adalah sebagai berikut:
ngan memakai penelitian (Nugroho dan Eko

74
ISSN: 1410 - 9875 Friska Firnanti

Leverage diberi simbol LEV. Leverage menggu- Keterangan: |DA| Absolute Discretionary
nakan rasio debt to asset, yaitu total hutang Acruals, DKI Dewan Komisaris Independen, KMI
dibandingkan dengan total aset yang dimiliki Kepemilikan Institusional, UDK Ukuran Dewan
perusahaan pada akhir tahun (Agustia 2013). Komisaris, KMJ Kepemilikan Manajerial, PROF
Rumus yang digunakan rasio leverage adalah Profitabilitas, UKP Ukuran perusahaan, KLA
sebagai berikut : Kualitas audit, KMA Komite audit, LEV Leverage,
. e Unsur pengganggu (error).

HASIL PENELITIAN

Teknik Analisis Analisa deskriptif dimaksudkan untuk


Dalam penelitian ini metode analisis memberikan gambaran mengenai suatu data
data yang digunakan adalah regresi berganda. yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median,
Berikut persamaan regresinya: minimum, maksimum, dan standar deviasi se-
bagai penjelasan atas variabel yang digunakan
|DA|= α + β 1DKI + β 2 KMI + β 3 UDK + β 4 KMJ + dalam penelitian. Hasil deskriptif dapat dilihat
β5PROF + β6UKP + β7KLA + β8 KMA+ β9 LEVe pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2 Statistik Deskriptif

Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
DA 185 0,0001 0,2352 0,053466 0,0436837
DKI 185 0,2000 1,0000 0,405869 0,1296213
KMI 185 0,3222 0,9824 0,707905 0,1699191
UDK 185 1 11 4,23 1,946
KMJ 185 0 1 0,46 0,500
PROF 185 0,0004 0,4268 0,097828 0,0910700
UKP 185 25,2767 33,0950 28,206073 1,6596483
KLA 185 0 1 0,45 0,499
KMA 185 2 5 3,09 0,426
LEV 185 0,0786 0,8809 0,410537 0,1747129
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS IBM 21

Tabel 3 Kepemilikan Manajerial (KMJ)


Information Frequency Percent
Tidak Terdapat 100 54,1%
Kepemilikan
Manajerial
Terdapat 85 45,9%
Kepemilikan
Manajerial
185 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS IBM 21

75
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1 Juni 2017

Tabel 4 Kualitas Audit (KLA)

Information Frequency Percent


Di Audit Oleh KAP 102 55,1%
Non Big Four
Di Audit Oleh KAP 83 44,9%
Big Four
185 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS IBM 21

Tabel 5 Hasil Uji t

Variabel B T Sig. Kesimpulan


Constant ,202 2,592 ,010
DKI -,039 -1,553 ,122 Ha1 tidak dapat diterima
KMI -,008 -0,419 ,676 Ha2 tidak dapat diterima
UDK ,001 0,603 ,547 Ha3 tidak dapat diterima
KMJ -,007 -1,136 ,257 Ha4 tidak dapat diterima
PROF ,083 2,072 ,040 Ha5 diterima
UKP -,007 -2,354 ,020 Ha6 diterima
KLA ,018 2,133 ,034 Ha7 diterima
KMA -,002 -0,201 ,841 Ha8 tidak dapat diterima
LEV ,115 5,769 ,000 Ha9 diterima
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS IBM 21

Dari hasil uji t dapat diketahui bahwa Variabel kepemilikan institusional (KMI)
nilai signifikansi variabel dewan komisaris menunjukkan signifikansi sebesar 0,676 lebih
independen (DKI) sebesar 0,122 yang berarti besar dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
lebih besar dariα = 0,05. Dari hal tersebut dapat Ha2 tidak dapat diterima, yang artinya variabel
disimpulkan bahwa Ha1 tidak dapat diterima, kepemilikan institusional (KMI) tidak berpenga-
yang berarti bahwa variabel dewan komisaris ruh terhadap variabel manajemen laba (DA). Hal
independen (DKI) tidak berpengaruh terhadap ini disebabkan investor institusi yang memiliki
variabel manajemen laba (DA). Hal ini disebab- saham cukup besar mempunyai kemampuan
kan bahwa dewan komisaris independen tidak untuk terlibat dalam manajemen perusahaan,
dapat membatasi pengelolaan laba yang dilaku- akibatnya manajer akan merasa terikat untuk
kan oleh manajemen perusahaan. Pengangkatan memenuhi target laba, sehingga kepemilikan
komisaris independen dilakukan untuk peme- saham oleh investor institusional dapat menjadi
nuhan pengawasan yang lebih baik terhadap
kendala bagi perilaku manajer untuk melakukan
manajemen, dengan adanya dewan komisaris
manajemen laba.
independen tetap tidak dapat meminimalkan
Variabel ukuran dewan komisaris(UDK)
tindakan manajer dalam melakukan manajemen
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,547
laba.
yang berarti lebih besar dari α = 0,05. Hal ini

76
ISSN: 1410 - 9875 Friska Firnanti

menunjukkan bahwa Ha3tidak dapat diterima, Variabel ukuran perusahaan (UKP)


yang berarti bahwa variabel ukuran dewan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,020
komisaris (UDK) tidak berpengaruh terhadap yang berarti lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini
variabel manajamen laba (DA). Semakin besar menunjukkan bahwa Ha6 diterima, yang berarti
jumlah anggota dewan komisaris maka semakin bahwa variabel ukuran perusahaan (UKP) ber-
kecil terjadinya tindakan manajemen laba yang pengaruh negatif terhadap variabel manajamen
dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa semakin laba (DA). Semakin besar ukuran perusahaan
banyaknya anggota dewan komisaris perusahaan maka semakin besar tindakan manajemen laba
maka akan memberikan pengawasan yang lebih yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa
efektif dalam mengawasi kinerja manajemen semakin besar ukuran perusahaan maka peru-
perusahaan dalam melakukan tindakan mana- sahaan cenderung lebih diperhatikan oleh masya-
jemen laba. rakat dan lebih berhati-hati karena perusahaan
Variabel kepemilikan manajerial (KMJ) besar dituntut dapat dipercaya dalam menyajikan
menunjukkan signifikansi sebesar 0,257 lebih laporan keuangan, sehingga akan meningkatkan
besar dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa dorongan manajemen perusahaan dalam mela-
Ha4 tidak dapat diterima, yang artinya variabel kukan tindakan manajemen laba.
kepemilikan manajerial (KMJ) tidak berpengaruh Variabel kualitas audit (KLA) menunjuk-
terhadap variabel manajemen laba (DA). Hal ini kan nilai signifikansi sebesar 0,034 lebih kecil
disebabkan adanya kesetaraan kepentingan dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
pemegang saham dan manajer, karena manajer Ha7diterima, yang berarti variabel kualitas audit
yang memiliki saham di perusahaan cenderung (KLA) berpengaruh positif terhadap variabel
mengambil kebijakan layaknya seseorang yang manajemen laba (DA). Hal ini menunjukkan
memegang kepentingan untuk meningkatkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP Big-
kinerja perusahaan. Kegagalan pihak manajemen Fourmemiliki tingkat terjadinya manajemen laba
yang juga merupakan pemilik modal, sehingga yang tinggi, karena auditor ditunjuk untuk
manajemen mengambil keputusan dengan meningkatkan kepercayaan terhadap informasi
meningkatkan kualitas dalam proses pelaporan laporan keuangan bukan untuk mendeteksi ada-
keuangan, karena persentase manajer sangat nya manajemen laba. Adanya ketergantungan
kecil jika dibandingkan dengan keseluruhan antara KAP dengan manajemen yang menye-
modal yang dimiliki investor umum. babkan pengawasan yang dilakukan menjadi
Variabel profitabilitas (PROF) menunjuk- tidak maksimal, jika auditor melakukan penga-
kan signifikansisebesar 0,040 yang berarti lebih wasan dengan ketat terhadap manajemen
kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dikhawatirkan KAP akan kehilangan
Ha5diterima, yang berarti bahwa variabel pro- klien yaitu perusahaan.
fitabilitas (PROF) berpengaruh positif terhadap Variabel komite audit (KMA) menunjuk-
variabel manajemen laba (DA). Hal ini disebab- kan nilai signifikansi sebesar 0,841 lebih besar
kan bahwa profitabilitas memberikan pengaruh dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ha8
terhadap pihak manajer untuk melakukan tidak dapat diterima, yang berarti variabel komite
tindakan manajemen laba. Perusahaan dengan audit (KMA) tidak berpengaruh terhadap varia-
tingkat profitabilitas yang tinggi akan membuat bel manajemen laba (DA). Hal ini disebabkan
manajer mempunyai kesempatan untuk meng- komite audit dibentuk oleh dewan komisaris di
ukur kemampuan perusahaan dalam menghasil- perusahaan yang bersifat tidak independen
kan laba, sehingga pihak manajer tertarik untuk serta lemahnya pengendalian dan pengawasan
melakukan tindakan manajemen laba. komite audit pada perusahaan yang mengaki-

77
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1 Juni 2017

batkan munculnya kesempatan manajemen per- dewan komisaris independen, kepemilikan ins-
usahaan untuk melakukan tindakan manajemen titusional, ukuran dewan komisaris, kepemilikan
laba. manajerial, komite audit tidak berpengaruh ter-
Variabel leverage (LEV) menunjukkan hadap manajemen laba.
nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti lebih Keterbatasan penelitian ini adalah varia-
kecil dari α = 0,05. Dari hal tersebut dapat disim- bel independen yang digunakan hanya terbatas
pulkan bahwa Ha9 diterima, yang berarti variabel padadewan komisaris independen, kepemilikan
leverage (LEV) berpengaruh positif terhadap institusional, ukuran dewan komisaris, kepemi-
variabel manajemen laba (DA). Hal ini disebab- likan manajerial, profitabilitas, ukuran perusahaan,
kan besarnya tingkat leverage yang dimiliki kualitas audit, komite audit dan leverage. Periode
perusahaan mengakibatkan suatu perusahaan pengamatan dalam penelitian ini hanya 3 tahun.
kesulitan untuk memperoleh tambahan modal, Terdapat masalah regresi heterokedastisitas
maka perusahaan cenderung melakukan tin- pada variabel dewan komisaris independen,
dakan manajemen laba seperti mempercantik kepemilikan manajerial, dan leverage.
laporan keuangan perusahaan, sehingga dapat Berdasarkan keterbatasan penelitian,
disimpulkan bahwa besarnya leverage merupa- kontribusi untuk penelitian selanjutnya adalah
kan salah satu faktor yang mendorong manajemen menambah variabel independen lainnya yang
untuk melakukan tindakan manajemen laba. diharapkan berpengaruh terhadap manajemen
laba seperti struktur modal. Untuk penelitian
PENUTUP selanjutnya memperpanjang tahun penelitian
sehingga diharapkan bisa mendapatkan hasil
Berdasarkan hasil penelitian dapat diper- yang lebih akurat. Penelitian selanjutnya dapat
oleh kesimpulan bahwa profitabilitas, ukuran menambah data untuk menghilangkan heteros-
perusahaan, kualitas audit, dan leverage ber- kedastisitas.
pengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan

REFERENSI:

Agustia, Dian. 2013. Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leverage Terhadap
Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15, No. 1, Mei 2013.
Anderson, David R, Dennis J. Sweeney, Thomas A. Williams, Jefrey D. Camm and James J. Cochran. 2014.
Statistics For Business and Economics. The 12th edition. Canada: South-Western, Cengange Learning.
Aygun, Mahmet., Suleyman Inc, and Mustafa Sayim. 2014. The Effets of Corporate Ownership Structure and
Board Size on Earnings Management: Evidence From Turkey. International Journal of Business and
Management , Vol. 9, No. 12.
Azlina, Nur. 2010. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba.Pekbis Jurnal, Vol.2, No.3, November
2010: 355-363.
Barus, Andreani Caroline, dan Yosephine Natalia Sembiring. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Manajemen Laba Di Seputar Right Issue.Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, Vol. 2, No. 01, April 2012.
Deitiana, Tita. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan Dan Dividen Terhadap Harga Saham.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, April, 2011, Hlm. 57-66.
Effendi, Sofyan dan Daljono.2013. Pengaruh Corporate Governance dan Kualitas Auditor Terhadap Manajemen
Laba. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 3, 2013, Hal: 1-14.

78
ISSN: 1410 - 9875 Friska Firnanti

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Gitman, Lawrence and Chad J. Zutter. 2010. Principles of Managerial Finance. Thirteenth Edition. United States
of America: Boston, Pearson Education Inc., Right and Contracts Departement.
Gunarti, Yuliana. 2015. Pengaruh Stuktur Kepemilikan, Return On Asset dan Leverage Terhadap Manajemen
Laba. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, Vol. 11, No. 1:9-16.
Gunawan, Ketut., Nyoman Ari Surya Darmawan, dan Gusti Ayu Purnamawati. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, LeverageTerhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI).e-Journal S1Ak Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan Akuntansi
Program S1, Vol. 03, No. 1, 2015.
Guna, Welvin I, dan Arleen Herawaty. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governanace, Independensi
Auditor, Kualitas Audit dan Faktor lainnya terhadap manajemen laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.
12, No. 1, April, 2010, Hlm. 53-68.
Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek CorporateGovernance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh
Earnings Management Tehadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 2,
November 2008, hal: 97-108.
Indriastuti, Maya. 2012. Analisis Kualitas Auditor dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba.
Eksistansi (ISSN 2085-2401), Vol. IV, No. 2, Agustus 2012.
Jao, Robert dan Gagaring Pagalung. 2011. Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Terhadap
Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 8, No. 1: 1-94.
Kosasih, Fransiska Natalia, dan Catur Widayati. 2013. Pengaruh Independensi Komite Audit, Efektivitas Komite
Audit Dan Leverage Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan di Sektor Industri Manufaktur
Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2011. Jurnal Akuntansi. Vol. XVII, No. 01, Januari 2013, hlm 132-148.
Kristiani, Kadek Emi, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, dan Nyoman Trisna Herawati.2014. Pengaruh Mekanisme
Corporate GovernanceDan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI.e-Journal S1Ak Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan Akuntansi
Program S1, Vol. 2, No. 1, 2014.
Kusumaningtyas, Metta. 2012. Pengaruh Independensi Komite Audit Dan Kepemilikan Institusional Terhadap
Manajemen Laba.ISSN 1411-1497, Prestasi, Vol. 9, No. 1, Juni, 2012.
Mursalim. 2009. Analisis Persamaan Struktural: Aktivisme Institusi, Kepemilikan Institusional, Dan Manajerial,
Kebijakan Dividen Dan Utang Untuk Mengatasi Masalah Keagenan. Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia, Vol. 13, No. 1, Juni 2009, hlm 45-61.
Nugroho, Bernadus Y., and Umanto Eko. 2011. Board Characteristics and Earning Management. Bisnis &
Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, ISSN 0854 – 3844, Accredited by DIKTI Kemendiknas
RI No : 64a/DIKTI/Kep/2010, Vol. 18, No. 1, Januari 2011, hal 1-10.
Nugroho, Vidyarto. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Komposisi Dewan Komisaris Terhadap Manajemen
Laba.Jurnal Akuntansi, Vol. 11, No. 1, April2011, 415-430.
Prastiti, Anindyah dan Wahyu Meiranto.2013. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Dan Komite Audit
Terhadap Manajemen Laba.Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 4, 2013, Hal: 1-12.
Purwanti, Rahayu Budhi dan Shiddiq Nur Rahardjo. 2012. Pengaruh Kecakapan Manajerial, Kualitas Auditor,
Komite Audit, Firm Size dan Leverage Terhadap Earnings Management (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010). Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1 No. 1: 2-12.
Sari, Ati Retna., Sutrisno, dan Eko Ganis Sukoharsono. 2013. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komposisi
Dewan Komisaris, Kinerja Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility
didalam Sustainabilty ReportPada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Aplikasi
Manajemen, Vol. 11, No. 3, September 2013.
Sari, Derry Permata dan Bahtiar Usman. 2014. Pengaruh Board StructureDanOwnership StructureTerhadap Firm
Performance Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.e-Journal
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Vol. 1, No. 2, September 2014.

79
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 19, No. 1 Juni 2017

Setiawan, Yudi dan Etna Nur Afri Yuyetta. 2013. Pengaruh Independensi Dewan Komisaris, Reputasi Auditor,
Rasio Hutang, Dan Collateralizable AssetsTerhadap Kebijakan Deviden (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011.Diponegoro Journal of
Accounting, Vol. 3 No. 1, Tahun 2013, Halaman: 1-11.
Suhartanto, Dwi. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,Kepemilikan Publik, Perubahan
Harga Dan Risiko Bisnis Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Publik Sektor Keuangan. Jurnal
Ekonomi Bisnis, Vol. 20 No. 1, April 2015.
Sundjaja, Ridwan S, Inge Barlian, dan Putra Dharma Sundjaja. 2013. Manajemen Keuangan 1. Edisi 8 Catatan
Ke-2. Jakarta: Literata Lintas Media.
Sutedi, Adrian. 2012. Good Corporate Governance. Edisi 1 Cetakan Ke-2. Jakarta: Sinar Grafika.
Swastika, Dwi Lusi Tyasing. 2013. Corporate Governance, Firm Size, and Earnings Management: Evidence in
Indonesia Stock Exchange. IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM), Vol. 10, May-Jun
2013: 77-82.
Tampubolon, Manahan P. 2013. Manajemen Keuangan (Finance Management). Jakarta: Mitra Wacana Media.
Wardhani, Ratna. Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaan yang Mengalami Permasalahan
Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 4, No. 1, hal.95-114.
Zeptian, Andra dan Abdul Rohman. 2013. Analisis Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Struktur
Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal Akuntansi of
Accounting, Vol. 2, No. 2, 2013, Hal: 1-11.

80

Anda mungkin juga menyukai