Anda di halaman 1dari 7

PENUGASAN week#10

Silakan anda menjawab pertanyaan-pertanyaan ini setelah anda menonton video dan
membaca jurnal yang diberikan serta eksplorasi sumber lainnya.

Kelompok:
1. Natasya 0106041810008
2. Rudy Setiawan 0106041810013
3. Emelie Vlaviorine 0106041810016
4. Kezia Elizabeth 0106041810019
5. Santa Christine 0106041810020
6. Elizabeth Kustiono P 0106041810036

1. Jelaskan mengenai kelompok pemegang saham? Bagaimana hubungan kelompok


saham tersebut dengan “diskriminasi”?
Jawab: Pemegang saham di setiap perusahaan berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan
dari perusahaan. Pada perusahaan Go Public, terdapat kelompok pemegang saham
pengendali yaitu pemilik keluarga dan pemegang saham non-pengendali dimana saham
perusahaan yang diperjualbelikan di kalangan masyarakat. Pada perusahaan BUMN, negara
(pemerintah) menjadi salah satu pemegang saham selain masyarakat. Pada perusahaan
asing maka terdapat pemegang saham asing dan domestik. Adanya perbedaan jenis dan
klasifikasi pemegang saham tersebut, sehingga perlu dibentuk upaya-upaya untuk
menjamin perlakuan setara untuk kelompok pemegang saham yang sama yang dimana
mengendalikan manajemen/pemegang saham pengendali untuk tidak berperilaku semena-
mena terhadap pemegang saham non-pengendali maupun asing. Namun di dalam
perusahaan sendiri sering terjadi tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pemegang
saham itu sendiri. Misalnya, terdapat 4 orang pemegang saham dengan kapasitas masing-
masing 25% tapi 3 dari 4 orang tersebut bekerja sama untuk melakukan diskriminasi
dengan cara menendang 1 orang pemegang saham karena tidak mau diajak untuk
melakukan fraud seperti penggelapan dana. Tindakan diskriminasi bisa dilakukan karena 3
orang pemegang saham dengan cara merekayasa RUPS sedemikian rupa hingga 1 orang
tadi bisa dikeluarkan dari pihak kepemilikan.
2. Jelaskan bagaimana hubungan pemegang saham pengendali dengan non-
pengendali?
Jawab: Pemegang saham pengendali dan non - pengendali biasanya terdapat pada
perusahaan Go Public, dimana pemegang saham pengendali diduduki oleh para keluarga
dan non - pengendali beredar dikalangan masyarakat. Pemegang saham pengendali dapat
memindahkan sumber daya perusahaan ke dirinya sendiri melalui transaksi antar
perusahaan berupa penjualan aset, pemberian jaminan, dll. Dengan begitu pemegang
saham pengendali memiliki hak kontrol untuk termotivasi untuk mengeksposisikan non
pengendali. Hal ini bisa terjadi karena masih banyaknya perusahaan di Indonesia masih
berbasis perusahaan keluarga, sehingga biasanya pemegang saham pengendali maupun
pemegang jabatan penting di perusahaan seringkali adalah orang - orang yang memiliki
relasi keluarga dengan pemilik perusahaan. Sehingga dari adanya struktur yang
terkonsentrasi inilah menimbulkan banyak konflik keagenan antara pemegang saham
pengendali serta manajemen dan pemegang saham non - pengendali apabila pemegang
saham pengendali mempunyai kontrol berupa struktur pyramidal atau cross - shareholding,
yaitu suatu keadaan jika jumlah kepemilikan saham yang rendah namun memiliki hak
kontrol lebih tinggi daripada jumlah lembar saham yang dimiliki sehingga muncullah
permasalahan Entrenchment ( tindakan pemegang saham pengendali untuk melakukan
ekspropriasi ). Maka dari itu resiko terjadinya ekspropriasi ( sebuah kondisi di mana proses
penggunaan kontrol untuk memperkaya diri sendiri yang diperoleh dari hak milik orang lain )
bagi pemegang saham pengendali akan lebih rentan terjadi dan merugikan hak atas
pemegang saham non pengendali dan salah satu cara untuk mengatasi hal ini bisa dengan
transaksi pihak berelasi

3. Mengapa Perlu adanya peraturan untuk Perlakuan Setara Pemegang Saham?


Jawab:
Pada prinsip OECD ke 3 (subprinsip A.1) terdapat 3 jenis kesamaan hak untuk saham
dengan kelas yang sama yakni :
1 pada kelas sama yang sama, seluruh saham harus memiliki hak yang sama
2 semua investor harus memperoleh informasi tentang haknya sebelum pembelian saham
3 setiap perubahan pada hak suara harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
pemegang saham yang memperoleh dampak negatif dari perubahan hak suara tersebut

Sementara pada pedoman KNKG dijelaskan bahwa perusahaan harus menjamin


terpenuhinya hak dan tanggungjawab pemegang saham secara wajar dan setara sesuai
dengan aturan yang berlaku.
1 one share one vote : wujud perlakuan yang sama pada seluruh kelompok pemegang
saham yang memiliki hak suara yang sama
2. Pemegang saham berhak mengeluarkan suara dan diperlakukan setara sesuai jenis dan
klasifikasinya

4. Silakan anda jelaskan apa yang dimaksud dengan pihak berelasi, apa kerugian dan
keuntungannya?
Jawab:
Pihak relasi merupakan orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu dalam
menyiapkan laporan keuangannya. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan
terdiri dari :
- Transaksi bersifat operasional dan rutin seperti transaksi penjualan dan pembelian
barang & jasa
- Transaksi strategis seperti pendanaan, investasi, meger, dan lainnya
- Transaksi yang bertujuan untuk efisiensi seperti penghematan biaya, penjualan dan
pemasaran

Sifat Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi, 3 Faktor resiko salah saji Material :
- Transaksi pihak berelasi kemungkinan tidak dilaksanakan berdasarkan syarat dan
kondisi pasar yang normal
- Sistem informasi kemungkinan tidak efektif untuk mengidentifikasi atau meringkas
transaksi dan saldo yang belum diselesaikan antara suatu entitas dengan pihak-
pihak yang berelasi.
- Pihak-pihak berelasi dapat beroperasi melalui suatu hubungan dan struktur yang
luas dan kompleks, dengan suatu peningkatan yang sejalan dalam kompleksitas
transaksi berelasi
PSAK Nomor 7 tentang Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi
Pihak berelasi memungkinkan untuk mempengaruhi transaksi, saldo, maupun komitmen.
Sehingga mempengaruhi laporan keuangan perusahaan. Pihak-pihak berelasi (pihak
istimewa) perlu diungkapkan karena mereka merupakan orang-orang yang mungkin
mempengaruhi transaksi/saldo di laporan keuangan. Pihak-pihak berelasi merupakan orang
atau entitas yang memiliki hubungan dengan entitas tertentu dalam penyusunan laporan
keuangan.
1) Anggota keluarga terdekat mempunyai relasi jika :
- Mempunyai pengendalian bersama atas entitas pelapor.
- Memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor.
Misalnya Pasangan, anak, atau sepupu.
2) Anggota Manajemen Kunci :
Yaitu orang-orang yang memiliki kewenangan untuk menyusun, memimpin
dan mengendalikan aktivitas entitas secara langsung dan tidak langsung.
Misalnya direktur dan komisaris.

Kerugian dan Keuntungan:


- Untuk mencapai target keuntungan yang ditargetkan perusahaan dan
- Penyalahgunaan diskresi manajemen atas transaksi dengan pihak berelasi dapat
dijadikan alat untuk melaporkan kinerja manajemen yang tidak sesuai dengan
keadaan ekonomi entitas yang sebenarnya

5. Apa yang dimaksud dengan transaksi abusive? Bagaimana pendapat kelompok


anda mengenai hal ini?
Jawab:
Transaksi yang mengandung benturan kepentingan berpotensi menjadi transaksi abusive
terhadap pihak tertentu. Transaksi ini dapat berupa penjualan dan pembelian aset dengan
harga yang tidak realistis atau wajar, dimana manajemen atau pemegang saham
pengendali mengarahkan transaksi yang hanya menguntungkan perusahaan yang
dikendalikannya tapi merugikan pihak yang berelasi dengannya.
● Misal sekelompok pemegang saham punya saham di PT A dan pengaruh signifikan
di PT B untuk memasok barang ke PT A. Pt B bisa ngasih harga pada harga tertentu
di bawah wajar sehingga PT A memperoleh laba yg lebih besar tp PT B memperoleh
laba yg kecil sehingga pemegang saham akan mengalami kerugiaan.

Cara menangani dengan memberlakukan regulasi :


1. mewajibkan pengungkapan transaksi pihak berelasi/mengandung benturan
kepentingan yang dilakukan perusahaan
2. menegaskan peran Dewan Komisaris dalam pengawasan terhadap transaksi pihak
berelasi/mengandung benturan kepentingan
3. Mengatur mengenai transaksi harus memiliki penerimaan manfaat yang sepadan
dari kelompok usaha lainnya.
4. Hak memesan saham terlebih dahulu atas saham baru perusahaan
5. Mewajibkan persetujuan RUPS atas transaksi pihak berelasi dengan batasan sahnya
keputusan RUPS yang tinggi (supermajority voting result)
6. Meningkatkan peran serta pemegang saham non pengendalian dalam pemilihan
anggota dewan komisaris, khususnya komisaris independen
7. Mewajibkan atau mengizinkan pemegang saham pengendali membeli saham yang
dimiliki oleh pemegang saham non-pengendali pada harga yang ditetapkan oleh
penilai independen
8. Memberikan hak kepada pemegang saham non-pengendali untuk melakukan
tuntutan hukum atas Tindakan yang dilakukan perusahaan, manajemen, dan Dewan
Komisaris yang merugikan pemegang saham non pengendali

6. Insider trading sangat berbahaya. Coba anda jelaskan mengapa insider trading
dilarang terutama pada kasus kesetaraan dan perlindungan pemegang saham? Siapa saja
orang dalam itu?
Jawab:
Karena insider trading merupakan suatu aktivitas trading dimana yang memainkannya
adalah orang dalam perusahaan seperti komisaris, direktur, manager, dan masih banyak
contoh lainnya ( orang-orang yang memiliki fungsi dan kedudukan di perusahaan).
Mengapa hal ini dilarang terutama pada kasus kesetaraan dan perlindungan pemegang
saham, alasan utama yang paling penting adalah disini orang-orang yang memiliki
kedudukan dan fungsinya di dalam perusahaan. Orang-orang ini memiliki akses untuk
mengetahui apa saja yang sedang terjadi di dalam perusahaannya. Hal ini tentu saja tidak
fair sedangkan dari pemegang saham yang publik sendiri terbatasi karena hanya
bermodalkan laporan keuangan tidak secara langsung melihat kondisi real dari perusahaan.
Dengan dasar informasi yang tidak dapat didapatkan dengan mudah oleh publik ini para
pelaku insider trading merancang dari perencanaan,perhitungan yang matang untuk
melakukan trading. Oleh karena itu insider trading ini dilarang hal ini dikarenakan disini para
pihak regulator sudah membuat aturan untuk menciptakan suatu keadaan pasar yang wajar
dan efisien yang dimana didalamnya harus ada keadilan terhadap seluruh informasi di
pasar modal.

7. Bagaimana Peran Akuntan Profesional dalam masalah etika ini?


Jawab:
Peran akuntan ( dalam bidang manajemen ) profesional terkait masalah etika :
- Mengutamakan permasalahan perusahaan. Dengan kata lain bahwa di sini akuntan
tidak boleh memihak kepada orang - orang tertentu dan kepentingan perusahaan
adalah kepentingan di atas segalanya
- Tidak boleh menyelewengkan jabatan yang ada. Dalam hal ini seorang akuntan
diwajibkan untuk melaporkan laporan keuangan dengan sebenar - benarnya dan
tidak ada hal - hal yang dimanipulasi demi tercapainya Good Corporate Governance (
GCG ) untuk meringankan asimetri informasi antara pemegang saham pengendali
dan non - pengendali
Peran Akuntan Profesional dalam Pelaksanaan Hak Pemegang Saham
1. Akuntan manajemen berperan dalam menyiapkan laporan keuangan perusahaan.
Terdapat berbagai informasi yang berguna bagi penggunanya, seperti informasi
mengenai kinerja keuangan perusahaan, kebijakan akuntansi, transaksi pihak
berelasi, struktur kepemilikan. Informasi tersebut disampaikan secara transparan,
akurat dan tepat waktu ke pemegang saham.
2. Akuntan publik berperan melakukan verifikasi atas informasi dalam laporan
keuangan dan memberikan pendapat mengenai kewajaran dari laporan keuangan.
Akuntan profesional yang merupakan anggota komite audit mempunyai peranan
melakukan pengawasan atas hal tersebut.
3. Akuntan manajemen dan internal audit berperan dalam merancang dan
mengimplementasikan sistem informasi dan pengendalian yang mendorong
keterbukaan terhadap pemegang saham, terkait dengan pelaksanaan prinsip-prinsip
perlindungan terhadap pemegang saham. Akuntan profesional yang merupakan
anggota komite audit melakukan pengawasan atas hal tersebut.

Tuliskan Referensi:
1. https://www.youtube.com/watch?v=UbZSJPlRWs8
2. https://www.youtube.com/watch?v=ezU1SdeVsNo
3. https://www.youtube.com/watch?v=peZWr7TDb4Y
4. https://www.youtube.com/watch?v=YZmKOGr5ifk
5. https://www.youtube.com/watch?v=YtMftAv9yas
6. https://www.youtube.com/watch?v=2BtawLeS5fM
7. https://www.youtube.com/watch?v=O30H1auLNkM
8. https://www.youtube.com/watch?v=y2mOeD4yI78
9. https://business-law.binus.ac.id/2016/05/08/unsur-unsur-insider-trading-menurut-
uu-pasar-modal/
10. Wijaya, C. (2014). Hubungan Transaksi Pihak Berelasi Terhadap Manajemen Laba
Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Selain Sektor Keuangan Periode 2010-2012.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 3(2), 1–15.
11. Diyanti, V., Utama, S., Rossieta, H., & Veronica, S. (2013). Pengaruh Kepemilikan
Pengendali Akhir, Kepemilikan Keluarga serta Praktek Corporate Governance
Terhadap Transaksi Pihak Berelasi dan Kualitas Laba. Simposium Nasional
Akuntansi XVI, I(September), 213–247.
12. Apriyani, H. W. (2016). Pengaruh Corporate Governance Dan Karakteristik
Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi Di Indonesia.
Jurnal Akuntansi Indonesia, 4(1), 36. https://doi.org/10.30659/jai.4.1.36-50
13. Sitanggang, R., & Firmansyah, A. (2021). Transaksi Dengan Pihak Berelasi Dan
Praktik Transfer Pricing Di Indonesia. Jurnal Pajak Dan Keuangan Negara, 2(2), 34–
52.
14. Anggraeni, D. Y. (2018). Relevansi Pengungkapan Transaksi Pihak Berelasi. Apakah
Pasar Memberikan Respon? TECHNOBIZ : International Journal of Business, 1(1),
25. https://doi.org/10.33365/tb.v1i1.203

Anda mungkin juga menyukai