BAB 1 Pendahuluan.
BAB 1 Pendahuluan.
PENDAHULUAN
1.1 Defenisi
1.1.1 Relai
Suatu peralatan yang dirancang untuk menghasilkan perubahan pada
rangkaian output apabila nilai parameter input telah mencapai nilai yang ditetapkan
sebelumnya (SPLN T5.002-1: 2010)
Bagian dari jaringan sistem tenaga, dimana telah diaplikasikan proteksi tertentu.
(IEV 448-11-05). Setiap zona proteksi dibatasi oleh PMT.
1
1.1.7 Proteksi cadangan (Backup Protection)
Proteksi yang akan bekerja ketika gangguan pada sistem tenaga listrik tidak
dapat dibebaskan/ diisolasi oleh proteksi utama. (SPLN T5.002-1:2010)
Pengaturan dari satu atau lebih peralatan proteksi, dan peralatan lain yang
dimaksudkan untuk melakukan satu atau lebih fungsi proteksi tertentu. Catatan:
Suatu sistem proteksi yang terdiri dari satu atau lebih peralatan proteksi,
2
transformator pengukuran, pengawatan, rangkaian tripping, catu daya dan sistem
komunikasi bila tersedia.
1.2 Filosofi
Dasar pemilihan proteksi sistem tenaga listrik dan sistem proteksi adalah sebagai
berikut :
Untuk membatasi luasnya sistem tenaga listrik yang terputus saat terjadi
gangguan, maka sistem proteksi dibagi dalam zona-zona proteksi.
3
Gambar 1.1 Zona proteksi
4
1.2.4.1 Transformator Arus/Transformator Tegangan
1.2.4.3 PMT
Berfungsi untuk menyuplai daya ke relai proteksi dan PMT agar relai
tersebut dapat mengolah informasi yang diterima dan memberikan perintah ke PMT
yang diperlukan. Dengan power supply tersebut PMT dapat melaksanakan perintah
yang diterima dari relai pengaman.
1.2.4.5 Pengawatan
5
Gambar 1.3 Elemen sistem proteksi
1.2.5.1 Sensitif
6
1.2.5.2 Selektif
Sistem proteksi harus mampu menentukan daerah kerjanya dan atau fasa yang
terganggu secara tepat. Peralatan dan sistem proteksi hanya memisahkan bagian
dari jaringan yang sedang terganggu.
Zona proteksi harus tepat dan memadai untuk memastikan bahwa hanya bagian
yang terganggu yang dipisahkan dari sistem pada saat terjadi gangguan atau kondisi
abnormal.
1.2.5.3 Andal
Kemungkinan suatu sistem proteksi dapat bekerja benar sesuai fungsi yang
diinginkan dalam kondisi dan jangka waktu tertentu.
7
Proteksi cadangan jauh
Pemisahan rangkaian sekunder transformator arus dan transformator
tegangan untuk proteksi utama dan proteksi cadangan.
Pemisahan sistem power supply DC untuk proteksi utama di level tegangan
500kV.
Menjaga keandalan teleproteksi.
Elemen sistem proteksi diharapkan tidak salah kerja/ stabil pada kondisi
sistem yang disyaratkan (di luar zona proteksinya).
1.2.5.4 Cepat
8
1.2.6.1 Proteksi Utama
Proteksi cadangan adalah proteksi yang akan bekerja ketika gangguan pada
sistem tenaga listrik tidak dapat dibebaskan/ diisolasi oleh proteksi utama (SPLN
T5.002-1: 2010).
9
1.3 REGULASI
Regulasi yang digunakan sesuai Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Jawa-
Madura-Bali tahun 2007.
Frekuensi nominal 50 Hz, diusahakan untuk tidak lebih rendah dari 49,5 Hz
atau lebih tinggi dari 50,5 Hz, dan selama waktu keadaan darurat (emergency) dan
gangguan, frekuensi sistem diizinkan turun hingga 47.5Hz atau naik hingga 52.0
Hz sebelum unit pembangkit diizinkan keluar dari operasi (Aturan Jaringan Sistem
Tenaga Listrik Jawa-Madura-Bali 2007).
10
Tabel 1.2 Standar Waktu Pemutusan Gangguan
Sedangkan waktu pemutusan gangguan proteksi cadangan jauh adalah 400-800 ms.
- Sistem 150 kV maksimal 30 ms, pada jangkauan seting 80% zone 1 sebesar 40
ms.
- Setiap unit pembangkit yang tersambung ke sistem/ grid PLN P3B Jawa Bali
harus berkontribusi menanggung VAR beban sistem.
- Semua seting pembangkit baru yang akan tersambung ke sistem/ grid PLN P3B
Jawa Bali harus dikoordinasikan dengan seting proteksi P3B untuk
memperkecil akibat gangguan pada fasilitas pemakai jaringan terhadap jaringan
transmisi.
Terkait dengan dengan proses penerimaan relai yang akan dipasang di sistem PLN
P3B Jawa Bali terdapat beberapa aturan, yaitu:
- Relai proteksi yang akan dipasang di sistem PLN P3B Jawa Bali harus
memenuhi spesifikasi teknis yang disyaratkan PLN P3B Jawa Bali.
11
- Relai proteksi utama yang akan dipasang di sistem PLN P3B Jawa Bali harus
lulus uji dinamik (relai jarak, relai diferensial penghantar,relai diferensial
transformator/ REF, buspro, ) yang telah dikeluarkan oleh PT PLN (Persero)
dengan unjuk kerja Dependability Index minimal 99,5 % dan Security Index
minimal 99,5 %.
- Proteksi utama dan proteksi cadangan harus terpisah secara fisik/ hardware.
- Proteksi cadangan harus terpisah (dedicated) untuk tiap unit, tidak dapat
digabung antar unit/ bay yang berbeda (bay penghantar 1 dan bay penghantar 2
tidak dapat digabung dalam satu proteksi cadangan).
- Semua gardu induk (GI) dengan sistem 1½ PMT dan Double busbar dengan
prioritas : GI outlet IBT, GI Pembangkit, dan GI dengan minimal empat arah
outlet saluran transmisi harus mempunyai proteksi busbar.
12
1.4. Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
a. Faktor Manusia
b. Faktor Internal
c. Faktor Eksternal
1. Hubung singkat
13
diisolasi dengan isolasi padat, cair (minyak), udara gas, dan sebagainya. Namun
karena usia pemakaian, keausan, tekanan mekanis, dan sebab lainnya, maka
kekuatan isolasi pada peralatan listrik bisa berkurang atau bahkan hilang sama
sekali. Hal ini akan mudah menimbulkan hubung singkat.
Pada bahan isolasi padat atau cair, gangguan hubung singkat biasanya
mengakibatkan busur api sehingga menimbulkan kerusakan yang tetap dan
gangguan ini disebut gangguan permanen. Pada isolasi udara yang biasanya terjadi
pada saluran udara tegangan menengah atau tinggi, jika terjadi busur api dan setelah
padam tidak menimbulkan kerusakan, maka gangguan ini disebut gangguan
temporer . Arus hubung singkat yang begitu besar sangat membahayakan peralatan.
Gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi pada sistem tenaga listrik 3
fasa adalah sebagai berikut,
3) Fasa ke fasa,
6) Fasa ke fasa dan pada waktu bersamaan dari fasa ke tiga dengan tanah,
Beban lebih merupakan gangguan yang terjadi akibat konsumsi energi listrik
melebihi energi listrik yang dihasilkan pada pembangkit. Gangguan beban lebih
sering terjadi terutama pada generator dan transformator daya. Arus lebih ini dapat
menimbulkan pemanasan yang berlebihan sehingga bisa menimbulkan kerusakan
pada isolasi.
14
3. Tegangan Lebih (OverVoltage)
Tegangan lebih merupakan suatu gangguan akibat tegangan pada sistem tenaga
listrik lebih besar dari yang seharusnya. Gangguan tegangan lebih dapat terjadi
karena kondisi eksternal dan internal
a) Kondisi Internal: Hal ini terutama karena osilasi akibat perubahan yang
mendadak dari kondisi rangkaian atau karena resonansi. Misalnya
operasi hubung pada saluran tanpa beban, perubahan yang mendadak,
operasi pelepasan pemutus tenaga yang mendadak akibat hubung
singkat pada jaringan, kegagalan isolassi, dan sebagainya.
2) Membuat koordinasi isolasi yang baik antara kekuatan isolasi peralatan dan
penangkal petir;
15
4) Membuat perencanaan yang baik untuk mengurangi pengaruh luar mekanis
dan mengurangi atau menghindarkan sebab-sebab gangguan karena
binatang, polusi, kontaminasi, dan lainnya;
1.6. Iliustrasi
16
Gambar 1.5. Air Circuit Breaker
17
Gambar 1.7. Rele proteksi berbasis mikroprosessor
18
Gambar 1.8b. Diagram skematik dari rele pada Gambar 1.8.
19