Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KETRAMPILAN DASAR DALAM ILMU SOSIAL

Ditujukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Ips SD

Dosen Pengampu Harun Arrasyid, M.Pd

NAMA : M. ALFIN MAHHANI

NIM : 2186206008

PROGRAM STUDY S-1PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BAKTI INDONESIA

2021

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Ketrampilan Dasar Dalam Ilmu Sosial”.Tidak lupa
kami sampaikan terima kasih kepada dosen mata kuliah Bapak Harun Arrasyid,
M.Pd.Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada pembaca dari hasil pembuatan
makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna bagi kita bersama.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.

Banyuwangi,04 Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………...i

KATA PENGANTA........................................................................................... ii

DAFTAR IS..............................................................................................……. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................4
1.3 Tujuan …………………………………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Ketrampilan bertanya………………………………………………….. 5


2.2 Ketrampilan memperoleh, menganalisis,menyjikan, dan manfaat
informasi………………………………………………………………. 8
2.3 Keterampilan Menyusun Dan Menguji Generalisasi. …………………12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………................14

3.2 Saran ..................................................................................................14

Daftar Pustaka

iii
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Abad Informasi seperti sekaran ini menghendaki manusia, lembaga bahkan Negara dapat
memiliki informasi sebagai alat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk memperoleh informasi tersebut diperlukan upaya tertentu.
Salah satu upaya untuk memperoleh informasi itu adalah dengan mencarinya pada sumber-
sumber informasi, baik melalui media elektronika seperti televise, radio, internet, maupun
media cetak seperti buku, bulletin, majalah, surat kabar, dll. Disamping itu diperlukan upaya
menggali informasi itu dari individu atau masyarakat sekitar. Untuk memperoleh informasi
yang lengkap dan akurat.

Bagi seorang guru, termasuk guru IPS, selain harus menguasai materi yang akan
diajarkan baik berupa konsep, prinsip teori maupun fakta, juga harus mampu
mentransfer/mengajarkannya kepada siswa-siswanya. Agar tujuan
instruksional/pembelajaran dapat dicapai dengan baik/optimal, oleh karena itu guru harus
mampu dan terampil memilih metode pembelajaran, memanfaatkan sumber belajar,
menggunakan media/alat bantu pembelajaran.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah yang dimaksud keterampilan bertanya itu?

2. Bagaimana memperoleh, menganalisis, menyajikan, dan memanfaat-kan Informasi?

3. Apakah yang dimaksud keterampilan menyusun dan menguji generalisasi?

1.2 Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud keterampilan bertanya
2. Memahami cara memperoleh, menganalisis, menyajikan, dan memanfaatkan Informasi
3. Memahami keterampilan menyusun dan menguji generalisasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keterampilan Bertanya

Bertanya dalam proses pembelajaran sangat penting, dengan pertanyaan yang baik dan
tepat dalam melontarkannya berpengaruh positif bagi siswa. Keterampilan dan kelancaran
bertanya guru dan calon guru perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi maupun tekniknya.

Menurut Mufarokah (2009:153) Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau


pernyataan yang dilontarkan guru yang menuntut respons atau jawaban dari siswa.
Keterampilan bertanya ialah kegiatan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan siswa berpikir dan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Sedangkan
menurut Hasibuan dan Moejiono dalam buku Mufarokah; bertanya merupakan ucapan verbal
yang meminta respon dari seseorang yang dikenali. Respon yang diberikan dapat berupa
pengetahuan sampai hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan
stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.

Menurut Mufarokah (2009:154) keterampilan bertanya bertujuan untuk: (a) Merangsang


dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, ; (b) Memotivasi siswa agar terlibat dalam
interaksi, ; (c) Melatih siswa berpikir devergen, ; (d) Melatih kemampuan mengutarakan
pendapat, ; (e) Mencapai tujuan belajar.

Menurut Alma (2010:36) keterampilan bertanya dapat dibedakan menjadi keterampilan


bertanya dasar dan lanjutan.

a. Keterampilan bertanya dasar. Cara menggunakan jenis pertanyaan ini adalah sebagai
berikut:

1. Ungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat agar siswa mudah menemukan
jawaban.

2. Berikan acuan, yaitu suatu keterangan yang dapat membantu siswa mampu menjawab
pertanyaan.

5
3. Pusatkan perhatian siswa pada pertanyaan yang harus dijawab.

4. Sebarkan pertanyaan ke seluruh kelas, ke siswa tertentu atau meminta siswa lain
menanggapi jawaban temannya.

5. Berikan waktu berpikir kepada siswa sebelum mereka menjawab.

6. Apabila siswa sulit menjawab berikan tuntunan dengan cara menggunakan pertanyaan
dengan cara lain, menyederhakan pertanyaan atau mengulangi penjelasan sebelumnya.

b. Keterampilan bertanya lanjutan digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir


siswa serta mengembangkan kemampuan berpikir siswa serta memperbesar keterlibatan
siswa dalam pembelajaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Ubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, yaitu dari tingkatan yang
paling rendah (mengingat) ke tingkat yang lebih tinggi, seperti: menerapkan,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan mengkreasikan.

2. Atur urutan pertanyaan dari yang sederhana dari yang sederhana ke yang kompleks.

3. Gunakan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik, seperti (a) klarifikasi, yaitu
meminta penjelasan lebih lanjut atas jawaban siswa, (b) meminta siswa memberi alasan
atas jawabannya, (c) meminta kesepakatan pandangan dari siswa lain, (d) meminta
ketepatan jawaban, (e) meminta jawaban yang lebih relevan, (f) meminta contoh, (g)
meminta jawaban yang lebih kompleks.

Berikut ini klasifikasi mengenai jenis pertanyaan guru:

a. Pertanyaan Tertutup (Konvergen) dan Pertanyaan Terbuka (Divergen)


Pertanyaan sempit atau pertanyaan tertutup sering disebut pertanyaan memusat
atau konvergen, sedangkan pertanyaan luas atau pertanyaan terbuka sering disebut
pertanyaan divergen (Rustaman, et al, 2003: 247). Pertanyaan konvergen memerlukan
jawaban tertentu, sedangkan pertanyaan divergen memerlukan berbagai alternatif
jawaban yang tidak tertentu.

6
b. Pertanyaan Produktif dan Pertanyaan Nonproduktif Pertanyaan produktif
mengarahkan siswa untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Contoh dari pertanyaan
produktif: “apakah daun putri malu akan menguncup apabila disentuh dengan sebatang
lidi?”. Pertanyaan tersebut akan mendorong siswa untuk melakukan sesuatu, dalam hal
ini menyentuh daun putri malu dengan menggunakan sebatang lidi.
Pertanyaan nonproduktif memerlukan jawaban yang terpikir dan jawaban tersebut
diucapkan oleh siswa, yang tidak selalu mudah dilakukan oleh siswa. Sheila Jelly (dalam
Rustaman, et al, 2003: 248) membedakan pertanyaan produktif sebagai pertanyaan yang
merangsang kegiatan produktif atau kegiatan ilmiah, sedangkan pertanyaan tidak
produktif memerlukan jawaban dari sumber sekunder berupa buku.
c.Pertanyaan Kognitif
Pertanyaan kognitif merupakan pertanyaan yang sering diungkapkan dalam
kegiatan pembelajaran biologi. Pertanyaan kognitif biasanya mengacu pada taksonomi
Bloom. Jenjang dimensi kognitif Bloom yang telah direvisi tahun 2001 meliputi jenjang
C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5
(mengevaluasi), dan C6 (mencipta) (Rustaman, et al, 2003: 257).
Menurut Rustaman, et al (2003: 257), dimensi pengetahuan Bloom meliputi
pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan procedural, dan pengetahuan
metakognitif. Pengetahuan faktual meliputi pengetahuan terminologi serta pengetahuan
detail dan unsur-unsur (kejadian, subjek, waktu dan detail tertentu). Pengetahuan
konseptual meliputi pengetahuan klasifikasi dan ketegori, pengetahuan prinsip dan
generalisasi, pengetahuan teori, model dan struktur. Pengetahuan prosedural meliputi
pengetahuan tentang teknik dan metode pada bidang tertentu dan kriteria penggunaan
prosedur secara tepat. Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan tugas kognitif,
pengetahuan tentang diri sendiri dan pengetahuan strategic.

c. Pertanyaan untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains.


Keterampilan Proses Sains (KPS) terdiri atas observasi, keterampilan menggunakan
alat, klasifikasi, interpretasi, berkomunikasi, prediksi, berhipotesis dan merencanakan

7
penyelidikan. Pertanyaan untuk mengembangkan KPS disesuaikan dengan jenis-jenis
keterampilan dalam KPS (Rustaman, et al, 2003: 258).
d. Dasar-Dasar Pertanyaan yang Baik
Menurut Uzer (2011:75) dasar-dasar pertanyaan baik dalam keterampilan bertanya,
antara lain: a) Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa, b) Berikan informasi yang cukup
untuk menjawab pertanyaan, c) Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu, d)
Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan, e)
Bagikan semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata, f) Berikan respon yang
ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau
bertanya,g ) Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menenmukan sendiri
jawaban yang benar.

2.2 Kerampilan Memperoleh, Menganalisis, Menyajikan, Dan Memanfaatkan Informasi.

a. Keterampilan Memperoleh Informasi

Banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi, diantaranya


dengan membaca buku teks atau buku sumber, melalui media massa seperti radio, televisi,
internet, surat kabar, dan majalah dan melalui lingkungan sekitar manusia. Memperoleh
informasi dengan melalui membaca buku teks atau buku sumber diperlukan keterampilan
membaca yang cukup tinggi. Tidak jarang seseorang membaca suatu buku teks atau suatu
sumber merasa cukup sulit menangkap apa makna atau inti permasalahan yang sedang
dibaca, sehingga sulit pula menarik suatu kesimpulan tentang apa yang telah dibacanya.

Untuk dapat membaca yang baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.:

1) Pahamilah terlebih dahulu tema atau judul yang akan dibaca,

2) Bacalah dengan teliti dan pahami makna alineaatau paragraph yang telah dibaca,

3) Catat kata-kata kunci dalam bacaan yang sedang dibaca,

4) Catat kata-kata sulit yang tidak dimengerti maknanya dan cari dalam kamus atau
ensiklopedia,

5) Tarik kesimpulan sementara tiap bab atau bagian yang telah dibaca.

Sumber lain untuk memperoleh informasi adalah media massa, baik media cetak seperti
surat kabar dan majalah, maupun media elektronik seperti radio, televisi dan internet.
Melalui media massa kita dapat memperoleh informasi actual dan terkini, sehingga
informasinya dapat dengan mudah dan cepat menyebar keseluruh masyarakat, baik di

8
tingkat lokal, nasional, dan internasional. Informasi seperti ini sangat diperlukan oleh setiap
orang tentang sesuatu yang terjadi di lokasi lain di luar jangkauannya.

Ada beberapa keuntungan perolehan informasi melalui media massa, yaitu:

1) Informasi dapat dengan cepat sampai si penerima informasi,

2) Informasi yang diterima lebih actual dan terkini,

3) Informasi yang diperoleh akan lebih dipercaya karena dilengkapi dengan tayangan dan
gambar-gambar atau foto-foto,

4) Lebih menarik dan mudah dicerna oleh penerima informasi.,

Adapun kelemahannya adalah:

1) Tidak semua orang memiliki alat atau sarana media komunikasi yang dibutuhkan,

2) Memerlukan waktu khusus untuk menyimak informasi, terutama media elektronika,


orang yang selalu sibuk tidak sempat menonton televise, mendengarkan radio, dan
membaca majalah serta surat kabar.

3) Belum seluruh pelosok tanah air telah dimasuki aliran listrik, jadi cukup menyulitkan
menggunakan media elektronik,

4) Tidak semua masyarakat mampu membeli televise, berlangganan surat kabar dan
majalah.

Media massa apapun yang kita manfaatkan untuk memperoleh informasi diperlukan
kecermatan dan ketelitian menerima informasi tersebut. Terkadang informasi yang diterima
melalui media massa tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, karena sering terjadi
intervensi dari peliput berita, yang memiliki kepentingan tertentu, walaupun demikian
media massa merupakan sarana yang patut kita manfaatkan sebagai sumber untuk
memperoleh informasi. Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS, materi yang
disampaikan kepada siswa tidak semata-mata bersumber dari buku teks, melaikan tidak
jarang berasal dari lingkungan masyarakat sekitar siswa. Oleh karena itu, sumber belajar
IPS tidak hanya berasal dari hasil interaksi guru dan siswa di dalam kelas, tetapi berasal
dari luar kelas.

9
b. Keterampilan Menganalisis Informasi

Dalam kegiatan penelitian social seorang peneliti sebelum menarik kesimpulan atas
data atau informasi yang diperoleh langkah yang tidak kalah pentingnya adalah
menganalisa atau menafsirkan data-data yang telah terkumpul.

Adapun tujuan yang dicapai dengan menganalisis data atau informasi dalam suatu
penelitian adalah:

1) Untuk mengidentifikasikan motif, alasan atau sebab dari suatu kejadian,

2) Mempertimbangkan atau menganalisis informasi-informasi agar diperoleh


kesimpulan dan generalisasi berdasarkan informasi tersebut,

3) Menganalisis suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadia-kejadian


yang dapat mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu.

Untuk menganalisis data atau informasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
seorang peneliti social yaitu:

1) Penganalisis data atau informasi hendaklah memiliki ilmu yang memadai sebagai
peneliti terutama dalam kaitannya dengan analisis data hasil penelitian,

2) Alat (instrument) untuk menganalisa data harus sesuai dengan tujuan dan teori
penelitian, dalam hal ini metode penelitian,

3) Analisa data dilakukan berdasarkan informasi yang dikumpulkan secara objektif dan
factual,

4) Sebelum analisa data dilakukan perlu adanya pemilahan data-informasi berdasarkan


permasalahan penelitian yang sedang dilakukan.

c. Keterampilan Menyajikan Informasi

Dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar guru hendaknya dapat menjadi guru
menjadi penyaji yang baik dan menarik agar siswa memiliki minat dan perhatian yang
tinggi serta antusias dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan guru
dalam menyajikan materi pembelajaran adalah dengan menggunakan media dan alat peraga
pembelajaran. Apabila materi pembelajaran berupa angka-angka maka guru akan lebih baik

10
menggunakan bagan grafik dan gambar-gambar. Dengan cara seperti ini akan membantu
siswa untuk mempermudah memahami materi pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran harus ada tiga unsur penting, yaitu: guru, materi dan
siswa. Materi yang disampaikan kepada siswa harus disampaikan berdasarkan kurikulum
yang ada dan disampaikan dengan menggunakan metode dan media yang memadai.
Penggunaan grafik, bagan, dan gambar dalam pengajaran IPS, agar dapat menghindari sifat
verbalisme bagi siswa dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif.

Seorang guru atau peneliti apabila akan menyajikan informasi secara efektif hendaknya
memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:

1) Penyaji informasi hendaknya berpribadi menarik dan pandai berbicara di depan murid
dan khalayak,

2) Informasi yang akan disajikan hendaknya dikemas secara apik dan menarik sehingga
informasi yang disampaikan dipercaya oleh penerima informasi,

3) Materi informasi yang akan disampaikan memiliki keterkaitan dengan kepentingan


penerima informasi,

4) Informasi yang disampaikan dapat dijadikan dasar penyusunan rencana


pembangunan di masa yang akan datang.

d. Keterampilan Memanfaatkan Informasi

Dalam suatu kegiatan penelitian social terdapat beberapa langkah kegiatan yang
ditempuh mulai dari mengumpulkan data atau memperoleh informasi, mengolah data,
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Setiap informasi yang dimiliki oleh seseorang
baru dianggap bermanfaat bila ia dapat memanfaatkan dan menggunakan informasi-
informasi dalam pekerjaannya sehari-hari. Dalam memanfaatkan informasi untuk
merencanakan pembangunan dimasa yang akan dating ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan tentang data atau informasi yang diperoleh antara lain adalah:

1) Informasi hendaknya benar-benar diperoleh dari sumber yang dipercaya,

2) Pengolahan dan analisa data menggunakan teori-teori yang akurat supaya dapat
menarik kesimpulan yang lebih objektif,

3) Informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian sehingga hasil


penelitiannya lebih akurat dan dapat dipercaya.

11
2.3 Keterampilan Menyusun Dan Menguji Generalisasi.

a. Keterampilan Menyusun Generalisasi

Generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk yang lengkap yang
merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan bagi IPS.

Fakih Salawi (1998) mengemukakan pula beberapa ketentuan tentang generalisasi yaitu:

a) Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan makna,

b) Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep,

c) Generalisasi mengemukakan sejumlah besar informasi,

d) Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian,

e) Generalisasi yang kita jumpai hari ini mungkin pada masa yang akan datang harus
diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti baru pula.

Untuk menyusun suatu generalisasi diperlukan logika berfikir yang bersifat universal
dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu guru IPS maupun anak didiknya
harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis. Hal itu menuntut keterampilan, baik
keterampilan fisik biologis maupun keterampilan mental psikologis.

Bagi seorang guru untuk menyusun suatu generalisasi perlu memperhatikan hal-hal berikut
ini:

1) Diperlukan sikap kehati-hatian yang tinggi dalam menyusun dan menetapkan sebuah
generalisasi.

2) Generalisasi yang disusun hendaklah didukung oleh data-data yang akurat dan
representatif(mewakili seluruh populasi yang digeneralisasikan).

3) Penyusun atau pembuat generalisasi adalah orang-orang yang bersifat objektif dan
meninggalkan sifat-sifat yang subjektif.

4) Jangan terlalu tergesa-gesa dalam membuat generalisasi agar tidak keliru dalam
mengambil suatu keputusan dan merugikan pihak lain.

12
5) Bila mungkin, pengumpulan data, penganalisan data perlu ditinjau kembali agar tidak
terjadi kekeliruan dalam mengambil suatu kesimpulan.

b. Keterampilan Menguji Generalisasi

Setiap generalisasi yang telah disusun dan dikembangkan masih perlu diuji
kebenaran dan keasahannya. Sebelum kita menguji suatu generalisasi maka perlu dipahami
dulu beberapa karakteristik berikut ini:

1) Generalisasi harus merupakan kalimat yang lengkap.

2) Generalisasi merupakan kalimat pernyataan yang deklaratif yang berlaku sebagai


suatu prinsip atau ketentuan pada konteks IPS.

3) Generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep yang membentuknya.

4) Konsep yang membentuk generalisasi itu memiliki fakta yang cukup representatif di
lapangan.

5) Kalimat yang membentuk generalisasi memiliki makna yang universal.

Dalam menyusun, Mengembangkan dan menguji kebenaran generalisasi harus


dilatih melalui kemampuan menggunakan bahasa dan kemampuan membina konsep.
Ketekunan melatih diri, ketekunan memberikan latihan mengembangkan generalisasi
kepada anak didik merupakan dasar yang akan membina kemampuan mengembangkan
generalisasi. Generalisasi mengandung logika yang bersifat universal yang tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu.oleh karena itu untuk mampu mengembangkan generalisasi baik bagi
guru IPS maupun anak didiknya harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis. Hal itu
semua menuntut keterampilan baik keterampilan fisik-biologis maupun keterampilan mental
psikologis.

Langkah terakhir dalam menetapkan generalisasi ialah menguji kebenaran


generalisasi itu, agar terhindar dari penyusunan generalisasi yang keliru atau salah. Secara
umum dapat disimpulkan bahwa ada 3(tiga) langkah utama yang harus ditempuh dalam
menguji generalisasi yaitu:

13
1) Memiliki konsep-konsep yang membentuk generalisasi itu.

2) Membuktikan konsep-konsep itu apakah didukung oleh fakta-fakta.

3) Memeriksa fakta-fakta pendukung konsep apakah ada bukti nyata dilapangan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seorang guru sudah sepatutnya memiliki keterampilan bertanya, karena dalam tugas
mengajar sehari-hari seoraang guru sangat sering mengajukan pertanyaan kepada siswanya
di dalam kelas.

Terdapat beberapa pertanyaan yang baik, bila guru akan mengajukan pertanyaan kepada
siswa saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu:

1. Pertanyaan diungkapkan dengan kata-kata atau bahasa yang mudah dimengerti oleh
siswa.

2. Pertanyaan diungkapkan secara singkat dan jelas.

3. Pertanyaan tidak terlalu luas cakupannya, bersifat spesifik atau khusus.

4. Pertanyaan yang diajukan tidak mengandung makna yang ganda.

Suatu generalisasi yang baik harus didukung oleh banyak fakta sehinggakebenarannya dapat
diakui semua orang. Terdapat beberapa factor yang harus diperhatikan bila seseorang ingin
menyusun generalisasi, yaitu:

1. Sikap kehati-hatian yang tinggi.

2. Didukung oleh fakta atau data yang akurat dan representative.

3. Orang yang bersifat objektif dan meninggalkan sifat subyektif.

4. Tidak tergesa-gesa melakukannya.

3.2 Saran

14
Sebagai calon guru sebaiknya memahami materi-materi keterampilan dasar dalam ilmu
sosial secara teoritis, agar dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran didalam kelas
terhadap siswa di sekolah dasar. Karena guru adalah sebagai salah satu sumber belajar yang
utama, tentunya harus memiliki banyak informasi, terutama informasi yang berhubungan
dengan ilmu pengetahuan sosial yang akan ditransfer kepada siswa di dalam kelas.

Daftar Pustaka

sc.syekhnurjati.ac.id

Ali Mohamad R., (1993), Strategi Penelitian Pendidikan, PT Angkasa Offset, Bandung.

Massofa. 2008. Rangkuman buku konsep dasar IPS.

Sapriya, dkk. 2006. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI PRESS.

Ujang. 2011.Keterampilan dasar dalam ilmu ilmu Sosial.

15

Anda mungkin juga menyukai