Anda di halaman 1dari 7

Resume Epidemiologi Gizi

“Memahami Design Epidemiologi Analitik (Eksperimen)”

Dosen Pembimbing :
1. Syafyanti, SKM,M.Kes
2. Andrafikar, SKM, M,Kes

Nama Mahasiswa :
Morin Harmi Zuleka (202210621)
Kelas : 2B

Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika


Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang
Tahun Ajaran 2021/2022
Epidemiologi Analitik
 Epidemiologi Analitik adalah studi epidemiologi yang ditujukan untuk mencari
faktor-faktor penyebab timbulnya penyakit atau mencari penyebab terjadinya variasi
yaitu tinggi atau rendahnya frekuensi penyakit pada kelompok individu. (Eko
Budiarto, 2002:111)
 Studi epidemiologi analitik adalah studi epidemiologi yang menekankan pada
pencarian jawaban tentang penyebab terjadinya masalah kesehatan (determinal),
besarnya masalah/ kejadian (frekuensi), dan penyebaran serta munculnya masalah
kesehatan (distribusi) dengan tujuan menentukan hubungan sebab akibat anatarafaktor
resiko dan penyakit.
 Kunci dari studi analitik ini adalah untuk menjamin bahwa studi di desain tepat
sehingga temuannya dapat dipercaya (reliabel) dan valid. Yang dimana
menitikberatkan pada pencarian hubungan sebab (faktor-faktor resiko) – akibat
(kejadian penyakit).
 Penelitian eksperimen merupakan metode yang paling kuat untuk mengungkapkan
hubungan sebab akibat.
 Epidemiologi analitik menguji hipotesis dan menaksir (mengestimasi) besarnya
hubungan / pengaruh paparan terhadap penyakit.
Tujuan
1. Menjelaskan faktor-faktor resiko dan kausa penyakit
2. Memprediksikan kejadian penyakit
3. Menentukan efekt ivitas intervensi untuk mencegah dan mengendalikan penyakit pada
populasi.
Jenis Studi Epidemiologi Berdasarkan Peran Analitik
1. Studi Observasional : Studi Kasus Control (case control), studi potong lintang (cross
sectional) dan studi Kohort.
2. Studi Eksperimental : Eksperimen dengan kontrol random (Randomized Controlled
Trial /RCT) dan Eksperimen Semu (kuasi).

Studi Eksperimental
Studi Eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita
melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang akan
terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di
kontrol secara ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan
hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen. Sehingga penelitian eksperimen dapat
dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2011).
Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk mengukur efek dari suatu intervensi
terhadap hasil tertentu yang diprediksi sebelumnya.Desain ini merupakan metode utama
untuk menginvestigasi terapi baru.Misal, efek dari obat X dan obat Y terhadap kesembuhan
penyakit Z atau efektivitas suatu program kesehatan terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat. Beberapa contoh penelitian dengan desain eksperimental, seperti mengukur
efektivitas penggunaan antibiotik terhadap perawatan wanita dengan gejala infeksi saluran
urin dengan hasil tes urin negatif / negative urine dipstict testing dan efektivitas program
MEND (Mind, Exercise, Nutrition, Do it) terhadap tingkat obesitas pada anak (Bonita, 2006).
 Kelebihan dan Kekurangan Studi Eksperimental
a) Kelebihan
-Memungkinkan untuk dilakukan randomisasi dan melakukanpenilaian penelitian
dengan double blind.
-Dengan teknik randomisasi, peneliti bisa mengalokasikan sampel penelitian
kedalam dua atau lebih kelompok berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
peneliti lalu diikuti ke depan.
-Bisa meminimalisir faktor perancu yang dapat menyebabkan bias dalam hasil
penelitian.    
b) Kekurangan
-  Berkaitan dengan masalah etika, waktu dan masalah pengorganisasian
penelitian (Najmah, 2015).
Menurut Sugiyono (2011) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu pre-
experimental design, true experimental design, dan quasy experimental design.
A. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai Pre-experimental design karena belum merupakan
eksperimen sungguh – sungguh dan suatu bentuk rancangan yang memperlakukan dan
memanipulasi sujek penelitian dengan kontrol secara ketat. Masih terdapat variabel luar yang
ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Bentuk Pre-experimental
design dibagi beberapa macam antara lain :
X O
Perlakuan terhadap variabel Pengamatan atau
independen (Treatment of pengukuran terhadap
independent variable) variabel dependen
(Observation or
measurement of dependent
variable)

Dengan X : kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen dan O : kejadian
pengukuran atau pengamatan. Bagan tersebut dapat dibaca sebagai berikut : Terdapat suatu
kelompok yang diberi perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Contoh : Pengaruh
penggunaan Komputer dan LCD (X) terhadap hasil belajar siswa (O).
 The one group pretest-posttest design
Perbedaan dengan desain pertama adalah, untuk the one group pretest-posttest design,
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, hasil perlakuan dapat diketahui dengan lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Bentuk
bagan desain tersebut adalah sebagai berikut.
O1 X O2

Pretest Treatment Posttest

 The static-group comparison


Penelitian jenis ini menggunakan satu group yang dibagi menjadi dua, yang satu
memperoleh stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan) dan yang lain tidak
mendapatkan stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan muncul dalam
desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti. Oleh
karena itu, grup tersebut harus dipilih secara acak.
Ciri – ciri Pre-Eksperimental :
1) Ada perlakuan, yaitu memperlakukan variabel yang diteliti (memanipulasi suatu
variabel).
2) Ada randominasi, yaitu penunjukan subjek penelitian secara acak untuk mendapatkan
salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian.
3) Semua variabel terkontrol, eksperimen murni mampu mengontrol hampir semua
pengaruh faktor penelitian terhadap variabel hasil yang diteliti.
B. Quasi experimental design
a. Quasi experiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini
merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. 
b. Mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika
peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak
cukup untuk melakukan eksperimen yang sesungguhnya.Dalam eksperimen ini, jika
menggunakan random tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol
(Fatoni, 2013).
c. Tujuan penelitian experiment semu adalah untuk menjelaskan hubungan-hubungan,
megklarifikasi penyebab terjadinya suatu peristiwa, atau keduanya.Desain penelitian
quasi eksperimen sering digunakan pada penelitian lapangan (Riyanto, 2011).
d. Quasi Eksperimen (eksperimen semu) adalah eksperimen yang dalam mengontrol
situasi penelitian tidak terlalu ketat atau menggunakan rancangan tertentu dan atau
penunjukkan subjek penelitian secara tidak acak untuk mendapatkan salah satu dari
berbagai tingkat faktor penelitian.
 Ciri – ciri Quasi Eksperimental :
1) Tidak ada randominasi, yaitu penunjukkan sujek penelitian secara tidak acak
untuk mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian. Hal ini
disebabkan karena ketika pengalokasian faktor penelitian kepada subjek penelitian
tidak mungkin, tidak etis, atau tidak praktis menggunakan randominasi.
2) Tidak semua variabel terkontrol karena terkait dengan pengalokasian faktor
penelitian kepada subjek penelitian tidak mungkin, tidak etis, atau tidak praktis
menggunakan randominasi sehinggasulit mengontrol variabel secara ketat.
C. True experimental design
1. Disebut sebagai true experiments karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol
semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi, validitas internal
(kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi.
2. Tujuan dari true experiments menurut Suryabrata (2011) adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan dan
membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan. True
experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi
tertentu. Atau dengan kata lain dalamtrue experiments pasti ada kelompok kontrol dan
pengambilan sampel secara random. Design ini terbagi atas :
 Pretest-posttes control group design
Dalam desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberi
pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dan
group kontrol.Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group eksperimen tidak
berbeda secara signifikan.
 Posttest-only control group design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak.
Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok
yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.

Anda mungkin juga menyukai