Anda di halaman 1dari 6

Pertemuan Ke Dua

Mapel Penataan Produk

XI BDP

KD. Memahami Penataan Produk

SYARAT SYARAT DISPLAY


Di samping mengacu pada logika konsumen dalam menjalankan aktivitas display, para peritel
juga harus memerhatikan aspek-aspek penting lainnya yang merupakan syarat dalam
mewujudkan display yang baik, yaitu;

Syarat display yang baik antara lain :


1.Display harus mampu membuat barang-barang yang dipajang menjadimudah dilihat,
mudah dicari dan mudah dijangkau. Ketiga hal ini merupakan syarat mutlak yang harus
mampu diwujudkan oleh aktivitas display. Jika tidak, display yang menarik dan seatraktif
apapun akan sia-sia.
2. Display harus memerhatikan aspek keamanan, baik keamanan bagi pengelola toko dari
potensi-potensi kehilangan, maupun keamanan bagi pengunjung (konsumen) yang berada
di dalam toko,berkaitan dengan aspek keamanan ini, para peritel biasanya tidak akan
menempatkan barang-barang yang mudah pecah di sembarang rak. Barang-barang yang
mahal, terutama yang fisik ukurannya kecil biasanya di pajang di etalase. Barang-barang
kemasan kaleng yang cukup berat juga biasanya ditempatkan pada shelving paling bawah untuk
menghindari resiko timbulnya cedera bagi pengunjung (terutama anak-anak) jika barang tersebut
terjatuh.
3. Display yang dilakukan oleh peritel harus informative dan komunikatif, para peritel
dapat memanfaatkan alat alat bantu seperti standing poster materials yang lain.
JENIS DAN SPESIFIKASI BARANG

Barang merupakan atribut secara fisik dapat diraba


Menurut Philip Kotler Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk
mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan. Ini meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan
gagasan. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa gagasan pokok dari definisi
tersebut ialah bahwa konsumen membeli tidak hanya sekadar atribut fisik, karena pada
sasarannya mereka membayar untuk sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan.
Barang adalah atribut dan secara fisik dapat diraba dalam bentuk nyata.

Barang-barang tersebut dikelompokkan menjadi dua, antara lain :


1. Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka
panjang.
a. Solutari product (barang yang bermanfaat)
Solutary product yaitu barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah tetapi
dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang,
misalnya detergen dengan fosfat rendah.
b. Deficient product (barang yang kurang sempurna)
Deficient product yaitu barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi tetapi
tetap mempunyai manfaat untuk konsumen. Misalnya, obat-obatan yang rasanya pahit
tetapi manjur mengobati penyakit.
c. Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan)
Pressing product yaitu barang-barang yang segera memberikan kepuasan kepada si
pembeli tetapi dapat berakibat sangat buruk bagi pemakai barang tersebut. Misalnya,
rokok, minuman keras dan sebagainya.
d. Desirable product (barang yang sangat diperlukan)
Desirable product yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan
dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Misalnya, makanan dan minuman.
2. Kelompok barang menurut tujuan pemakaian
a. Barang konsumsi
Barang konsumsi merupakan barang-barang yang dapat dibeli untuk konsumsi. Barang
konsumsi dibedakan menjadi empat golongan, yaitu :
1) Convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari) yang dikelompokkan menjadi 4
yaitu :
a) Barang pokok
Barang pokok merupakan barang yang dibeli secara tetap, contoh : beras, sabun, pasta
gigi.
b) Barang impulsif
Barang impulsive yaitu barang yang dibeli tanpa perencanaan, contoh : permen, cokelat
dan es.
c) Barang darurat
Barang pokok yaitu barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan, contoh : payung
dimusim hujan.
2) Shopping goods (barang belanjaan)
Merupakan barang yang pembeliannya perlu dipertimbangkan, harga relative mahal,
perbandingan mutu dan lain-lain, misalnya mobil, motor, peralatan rumah tangga.
3) Speciality goods (barang khusus)
Merupakan barang dengan ciri khas yang mampu menarik konsumen dalam berbelanja,
misalnya mobil mewah.
4) Unshought goods (barang yang tidak dicari)
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui atau diketahui konsumen, namun secara
normal tidak berpikir untuk membelinya, misalnya asuransi jiwa, tanah kuburan.

b. Barang industri
Barang industri merupakan barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk
kepentingan dalam industri. Konsumen atau pembeli dari barang-barang ini adalah
perusahaan, lembaga, organisasi. Barang industri dapat digolongkan sebagai berikut ;
1) Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya masuk dalam produk jadi.
Misalnya, barang hasil pertanian.
2) Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. Barang ini
meliputi :
a) Instalai yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat digunakan
untuk jangka panjang, misalnya computer, mesin bor.
b) Peralatan ekstra(tambahan) yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi, misalnya
perkakas tangan.
3) Pembekalan dan pelayanan, merupakan padanan dari barang-barang kemudahan di bidang
industri karena barang-barang tersebut pada umumnya dibeli dengan usaha minimal dengan
dasar pembelian kembali. Misalnya, batu bara, tinta printer dan sebagainya.

3. Barang-barang di supermarket
Barang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu barang supermarket, barang fresh, barang
fashion. Barang supermarket meliputi :
a. Departemen food ( meliputi semua makanan)
b. Departemen nonfood (meliputi barang selain makanan, misal skin care)
c. Departemen household (perlengkapan rumah tangga)
d. Departemen toys (sarana atau tempat atau barang-barang yang disediakan khusus
untuk anak-anak)
e. Departemen stasionary ( meliputi semua peralatan tulis dan kantor)

4. Jenis, Sifat dan Spesifikasi barang.


Jenis barang ditentukan berdasarkan pembagian departemen. Sifat barang ditentukan
berdasarkan perbedaan sifat atau karakter antara barang yang satu dengan yang lainnya
pada departemen yang sama, misalnya perbedaan sifat drinks atau biscuits yaitu bersifat
minuman dan makanan yang sama ada pada departemen food.

Spesifikasi barang supermarket adalah perbedaan kualitas dan kuantitas, jenis barang dengan
merek yang berbeda dalam satu sifat dan satu departemen, misalnya fruit tea dan fresh tea.
Produk dapat pula dikelompokkan berdasarkan sifat dan manfaatnya. Namun demikian, tentu
saja pengelompokkan tidak akan terlepas dari orientasi terhadap jenis produknya. Sebagai contoh
berikut ini diketengahkan penyusunan produk pada suatu toko obat/apotik. Pertama-tama,
dikelompokkan berdasarkan jenis produknya, apakah sebagai obat-obatan atau vitamin;
Selanjutnya, dikelompokkan apakah jenis produk itu sifatnya cair (liquid), tablet atau bubuk
kapsul; Kemudian, dikelompokkan berdasarkan manfaatnya, apakah sebagai obat batuk, obat
sakit kepala, obat ashma dan sebagainya.
Menggolongkan Barang-Barang
Pengaturan barang perlu disusun dan ditata dengan sebaik-baiknya, serta serapi-rapinya.
Kegiatan-kegiatan di dalam mengatur barang dagangan dapat dilakukan dengan menata
barang, antara lain:
• Pengelompokan berdasarkan penggunaannya barang,
• Pengelompokan berdasarkan merek barang yang sama
• Pengelompokan berdasarkan ukuran barang,
• Pengelompokan barang-barang kebutuhan konsumen.

1. Pengelompokan dan pengklasifikasian produk


Tujuan utama dari pengelompokan dan pengklasifikasian produk (barang) adalah untuk
memudahkan pengelolaannya. Bagi pihak produsen atau penjual, pengklasifikasian
barang akan memudahkan dalam hal:
a. Penyimpanan di gudang,
b. Penataan di ruang pajang,
c. Pengambilan dari gudang atau tempat pemajangan,
d. Pengawasan dan pemeliharaan.
Bagi pihak pembeli, pengklasifikasian barang akan memudahkan untuk memilih atau
menyebutkan pesanan.
Pengelompokan dan pengklasifikasian barang pada suatu toko (store) disebut juga
”Merchant” atau Point Of Sale (POS) biasanya disusun sebagai berikut:
• Merek produk atau pabrik
• Jenis produk
• Spesifik teknis produk
• Kualitas produk
• Warna produk,
atau
• Jenis produk
• Merk atau pabrik produk
• Spesifik produk
• Kualitas produk
• Warna produk
Dalam penyusunan klasifikasi produk, yang paling dominan harus diperhatikan adalah jenis
produk, baru memajang lainnya, dan tentu saja dengan tidak melupakan unsur estetika (seni)
pada saat menata atau memajangnya, baik pada pajangan luar (exterior display) maupun pada
pajangan dalam (interior display).

Silahkan kalian salin materi di atas yang sudah bu tutik tebalkan

Tugas Pertemuan Pertama

Cermatilah penataan produk di pasar tradisional dan pasar modern ( minimarket )


Buatlah resuman dari pengamatan kalian tentang penataan produk ke duanya.

Tugas pertemuan Ke dua

Hafalkan barang barang konsumsi Mulai Convenience goods sampai Unshought goods

Dibuat dalam bentuk video kirim ke google classroom

Anda mungkin juga menyukai