Anda di halaman 1dari 14

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

ISU – ISU ETIKA DAN SOSIAL DALAM PERUSAHAAN


DIGITAL

Disususun Oleh :
Moch. Rizky Indra Pratama
NIM 156030202111001

PROGRAM PASCASARJANA ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015
Latar Belakang

Teknologi bisa menjadi pedang bermata dua, teknologi dapat menguntungkan dimana
kita dapat kemudahan dalam menganalisis sebuha kondisi, kemudahan dalam memberi
maupun menerima informasi, disisi lain teknologi dapat juga membuat celah – celah yang
mampu melawan hukum yang dapat merugikan orang lain. Dikondisi seperti ini seorang
manajer harus mampu untuk memahami moral dari teknologi baru dan mampu menetapkan
kebijakan – kebijakan etika perusahaan yang sudah mencakup isu-isu system informasi.

1. Pemahaman Etika dan Isu Sosial yang berhubungan dengan Sistem


Dalam sepuluh tahun terakhir kita menjadi saksi dari salah satu peroide etika yang paling
menantang untuk bisnis di Amerika Serikat dan dunia. Tabel. Skandal Sistem Informasi
dibawah ini akan memberikan sedikit contoh kasus terbaru yang menunjukkan gagalnya
penilaian etika oleh manajer senior dan menengah. Pelanggaran dalam keputusan etika dan
bisnis dari pihak manajemen ini terjadi di berbagai industri.

Lehman Brothers (2008-2010) Salah satu bank investasi tertua di amerika


jatuh kolap pada tahun 2008. Lehman
menggunakan sistem informasi dan
kemampuan akutansinya menyembunyikan
investasi buruknya. Lehman juga melakukan
penipuan
Parmalat (2005) Kelompok industri terbesar kedelapan di Italia
didakwa karena memanipulasi data
pendapatannya sebesar 14 milyar uero di
pembukuan perusahaan, meminjam uang
dengan jaminan fiktif, serta keuntungannya,
dan eksekutif seniornya didakwa melakukan
penggelapan.
WorldCom (2002) Perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di
Amerika Serikat. Direktur utamanya
dinyatakan bersalah karena dengan tidak benar
menggelembungkan pendapatan mencapai
miliaran dolar dengan menggunakan metode
akuntansi yang tidak sah. Dinyatakan pailit
pada tahun 2002 dengan utang mencapai $41
Miliar.
Galleon Group (2009) Pendiri Galleon Grup dipidana dengan
dakwaan melakukan pertukaran insider
information dengan membayar 250 juta dollar
kepada Bank Wall Street dan sebagai timbal
baliknya galleon memproleh informasi pasar
sedangkan pelaku investor lainnya tidak.
Tabel. Skandal Sistem Informasi
Etika dapat diartikan sebuah prinsip benar dan salah yang digunakan individu, yang
bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, dalam membuat pilihan untuk mengarahkan
perilakunya. Sistem informasi memunculkan pertanyaan etika yang baru baik untuk individu
maupun masyarakat karena sistem informasi menciptakan kesempatan untuk perubahan
sosial yang besar, dan juga mengancam distribusi kekuatan, uang, kewajiban, dan obligasi.
Teknologi informasi dapat juga digunakan untuk mencapai kemajuan sosial, tetapi juga dapat
digunakan untuk melakukan kriminal dan mengancam nilai sosial yang diinginkan.
Isu – isu etika dalam sistem informasi telah memberikan desakan baru dengan semakin
tumbuhnya internet dan perdagangan elektronik. Internet dan teknologi perusahaan digital
membuat semakin mudah daripada sebelumnya untuk menyusun, menggabungkan, dan
mendistribusikan informasi, memberikan perhatian baru tentang penggunaan informasi
pelanggan dengan tepat, perlindungan privasi pribadi, dan perlindungan hak kekayaan
intelektual.
I. Model Pemikiran tentang isu – isu Etika, Sosial dan Politis
a. Isu etika, sosial, dan politis sangat terkait satu sama lainnya. Bayangkan
masyarakat seperti sebuah danau yang tenang disuatu hari musim panas,
ekosistem tenang yang memiliki keseimbangan dengan individu, sosial, dan
institusi politik. Setiap individu tahu bagaimana harus bertindak dalam danau ini
karena institusi sosial (keluarga, pendidikan, organisasi) didukung oleh aturan-
aturan perilaku yang telah dikembangkan dengan baik, dan didukung pula oleh
hukum yang dikembangkan di sektor politik yang memberikan saran-saran
berperilaku dan memberikan sanksi atas setiap pelanggaran.
Model ini dapat digunakan untuk menggambarkan dinamika yang
menghubungkan isu etika, sosial dan politis. Model ini juga bermanfaat untuk
mengidentifikasi dimensi moral yang utama dari teknologi informasi, yang saling
melintasi berbagai tingkatan tindakan individu, sosial, dan politis.

II. Lima Dimensi Moral dalam Era Informasi


Isu etika, sosial, dan politis utama yang muncul setelah meningkatnya sistem
informasi mencakup dimensi - dimensi moral berikut:
a) Hak dan kewajiban atas informasi.
Apa yang dimiliki individu dan organisasi? Apa yang dapat dilindungi hak tersebut?
Apakah kewajiban individu dan organisasi yang berkaitan dengan informasi ini?
b) Hak dan kewajiban atas kekayaan.
Bagaiamana hak kekayaan intelektual tradisional dilindungi dalam sebuah masyarakat
digital di mana melacak dan menghitung hak kepemilikan sulit dilakukan dan
mengabaikan hak-hak atas kekayaan tersebut menjadi sangat mudah?
c) Akuntabilitas dan pengendalian.
Siapa yang dapat dan akan dituntut akuntabilitas dan tanggung jawabnya atas bahaya-
bahaya yang terjadi dari informasi individu dan kolektif serta hak-hak pribadi?
d) Kualitas sistem.
Standar kualitas sistem dan data apakah yang harus dipenuhi untuk melindungi hak
pribadi dan keamanan masyarakat?
e) Kualitas hidup.
Nilai apa yang harus dilindungi dalam sebuah masyarakat yang didasarkan
pengetahuan dan teknologi? Institusi mana yang harus dilindungi dari kejahatan?
Nilai dan praktik budaya mana yang harus didukung oleh teknologi informasi yang
baru?

III. Tren Teknologi Utama Yang Memunculkan Isu Etika


Isu etika telah ada lama sebelum teknologi informasi ada. Meskipun begitu, teknologi
informasi telah meningkatkan perhatian etika, mempersulit tatanan sosial yang ada, dan
membuat beberapa undang-undang menjadi usang atau bahkan timpang. Sistem dan
teknologi informasi juga menciptakan kesempatan baru bagi perilaku kriminal dan
kejahatan. Ada empat tren teknologi utama yang bertanggung jawab atas tekanan-tekanan
etika ini yang diringkas dalam table. Tren Teknologi yang Memuncukan Isu Etika
Kecepatan perhitungan yang menjadi dua kali lebih cepat setiap 18 bulan telah membuat
sebagian organisasi dapat menggunakan sistem informasi pada proses produksi intinya.
Akibatnya, ketergantungan pada sistem dan rentannya kita terkena pengaruh dari
kesalahan sistem dan kualitas data yang buruk menjadi meningkat.

TREN PENGARUH
Kecepatan komputasi berlipat dua kali Banyak organisasi bergantung pada sistem
setiap 18 bulan komputer untuk operasi yang penting.
Biaya penyimpanan data menurun dengan Perusahaan dapat dengan mudah
cepat memelihara secara terperinci masing-
masing basis datanya.
Kemajuan analisis data Perusahaan dapat menganalisis data
berukuran besar yang diperoleh secara
terpisah untuk mengembangkan profil
yang terperinci atas perilaku individu.
Kemajuan jaringan dan internet Menyalin data dari satu lokasi ke lokasi
yang lain dan mendapatkan data pribadi
dari lokasi yang jauh menajdi sangat
mudah.
Tabel. Tren Teknologi yang Memunculkan Isu Etika

Salah satu contoh berkembangan teknologi system informasi adalah terciptanya sebuah
teknologi analisis bernama nonobvious relationship awareness (NORA) atau bisa disebut
juga teknologi analisis hubungan kesadaran yang belum ada, dimana NORA mampu
mengambil informasi dari banyak sumber yang terpencar, seperti rekaman telepon, daftar
pembeli, daftar - daftar yang ingin dicari dan menyambungkan hubungan tersebut untuk
menemukan sebuah informasi tersembunyi yang mungkin membantu dalam mengidentifikasi
criminal atau teroris. Kondisi ini memungkinkan adanya efisiensi pengolahan data dalam
jumlah besar dan memungkinkan kita mampu memonitoring data – data tersebut melalui
perangkat yang lebih kecil, serta akan adanya pelangaran batas terhadap privasi tiap orang
dalam skala yang tidak dapat dibayangkan.

2. Etika Informasi dalam Bermasyarakat

Etika adalah suatu masalah bagi manusia yang memiliki kebebasan untuk memilih. Etika
adalah tentang pilihan masing-masing orang: ketika berhadapan dengan berbagai alternatif
tindakan, apa pilihan moral yang paling tepat? Apakah ciri-ciri utama pilihan etika?

I. Konsep Dasar : Tanggung Jawab, Akuntabilitas Dan Liabilitas


Pilihan etika adalah keputusan yang dibuat oleh setiap orang yang akan bertanggung
jawab untuk setiap konsekuensi yang timbul dari tindakannya. Tanggung jawab
(responsibility) adalah sebuah elemen penting dari tindakan etika. Tanggung jawab
berarti bahwa anda menerima semua biaya, kewajiban, dan keharusan yang akan muncul
sebagai konsekuensi dari keputusan yang anda buat

Akuntabilitas (accountability) adalah ciri-ciri dari sistem politis di mana suatu badan
hukum mengambil peranan yang memberikan izin kepada individu untuk memperbaiki
kerugian yang disebabkan oleh pelaku, sistem, atau organisasi lain. Liabiltas (liability)
perpanjangan konsep dari pertanggungjawaban berada pada tempat yang mengizinkan
individu untuk dipulihkan dari kerusakan atau kerugian yang diperbuat oleh pelaku lain,
system, atau organisasi. Proses hak (due process) adalah ciri yang terkait dari masyarakat
hukum dan merupakan sebuah proses di mana hukum diketahui dan dipahami dengan
baik dan ada kemampuan untuk naik banding ke pihak yang memiliki wewenang yang
lebih tinggi untuk memastikan bahwa hukum ditegakkan.

Konsep-konsep dasar ini membentuk fondasi untuk analisis etika dari sistem
informasi dan mereka yang mengelola sistem informasi tersebut. Pertama, teknologi
informasi disaring melalui instusi sosial, organisasi, individu. Kedua, tanggung jawab atas
konsekuensi teknologi jelas jatuh pada manajer institusi, organisasi, dan individu yang
memilih untuk menggunkan teknologi tersebut. Ketiga, dalam sebuah masyarakat politis
yang beretika, orang-orang dapat pulih dari kerusakan yang dilakukan terhadap mereka
melalui seperangkat undang-undang yang dicirikan oleh proses wajib.

II. Analisis Etika

Ketika dihadapkan pada situasi yang tampaknya memunculkan isu etika. 5 langkah
analisis etika yaitu:

1. Indentifikasi dan jelaskan faktanya dengan jelas. Disini ditentukan siapa yang
melakukan apa kepada siapa, di mana, kapan, dan bagaimana.
2. Definisikan konflik atau dilemanya dan identifikasi nilai-nilai luhur yang terlibat. Isu
etika, sosial, dan politis selalu merujuk pada nilai-nilai luhur.
3. Identifikasi pihak-pihak yang berkepentingannya. Setiap isu etika, sosial, dan politis
memiliki pihak-pihak yang berkepentingan.
4. Identifikasi pilihan yang dapat anda ambil dengan beralasan. Anda mungkin
menemukan bahwa tidak ada pilihan yang dapat memuaskan semua kepentingan yang
terlibat, tetapi beberapa pilihan lebih baik daripada yang lainnya.
5. Identifikasi potensi konsekuensi dari pilihan anda. Beberapa pilihan mungkin secara
etika benar tetapi sangat merusak dari sudut pandang yang lain.
III. Prinsip – Prinsip Etika

Beberapa prinsip etika di beberapa kebudayaan yang telah bertahan sepanjang sejarah
yaitu:

1. Perlakukan orang lain seperti apa yang anda harapkan orang lain perlakukan anda
(Aturan Emas-Golden Rule).
2. Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan berulang-ulang, tindakan itu tidak
baik untuk dilakukan oleh siapa pun juga (Imperatif Kategories Immanuel Kant-
Immanuel Kant’s Categorical Imperative).
3. Jika sebuah tindakan tidak dapat dilakukan berulang-ulang, tindakan ini tidak tepat
untuk diambi (Aturan Perubahan Descartes-Descartes Rule Of Change).
4. Ambil tindakan yang dapat mencapai sebuah nilai yang lebih besar atau luhur
(Prinsip Utilitarian-Utilitarian Principle).
5. Ambil sebuah tindakan yang menghasilkan potensi bahaya atau biaya yang paling
sedikit (Prinsip Menghindari Resiko-Risk Aversion Princple).
6. Asumsikan bahwa sebenarnya semua objek nyata dan tidak nyata dimiliki oleh
seseorang kecuali jika ada pernyataan khusu yang lain (Aturan etika “tidak ada
makan siang gratis”-ethical “no free lunch” rule).
3. Dimensi moral dari Sistem Informasi
I. Hak – Hak Informasi: Kebebasan Pribadi dan Kebebasan Dalam Era
Internet

Privasi (privacy) adalah klaim individu untuk dibiarkan sendiri, bebas dari
pengawasan atau invervensi dari individu atau organisasi lain, termasuk negara. Klaim
atas privasi juga terdapat dalam dunia kerja: jutaan karyawan menjadi subjek
pengawasan elektronik dan bentuk teknologi tinggi lainnya. Teknologi dan sistem
informasi membahayakan klaim individu atas privasi dengan membuat invasi terhadap
privasi menjadi murah, menguntungkan, dan efektif.
Klaim terhadap privasi dilindungi oleh UU Amerika Serikat, Kanada, dan Jerman
dengan berbagai cara dan di beberapa negara lain melalui banyak undang-undang. Di
Amerika Serikat, klaim terhadap privasi dilindungi terutama oleh Amandemen
Pertama yang menjamin kebebasan berbicara dan berkumpul, Amandemen Keempat
yang memberi perlindungan atas pemeriksaan tanpa alasan dan perampasan dokumen
pribadi atau rumah seseorang, dan menjamin proses wajib.

Sebagian besar hukum privasi di Amerika dan Eropa didasarkan pada sebuah
aturan yang disebut praktik informasi yang terbuka (Fair Information Practices-FIP)
yang pertama kali ditetapkan dalam laporan tertulis pada tahun 1973 oleh sebuah
komite penasihat pemerintah federal (departemen kesehatan, pendidikan, dan
kesejahteraan AS, 1973). Fair Information Practices (FIP) adalah sekumpulan prinsip
yang mengatur pengumpulan dan penggunaan informasi tentang individu. Prinsip FIP
didasarkan pada kepentingan bersama yang saling mengguntungkan antara yang
menyimpan catatan dengan orang-orang yang informasinya disimpan.

Fair Information Practices (FIP) berisi yaitu :

1. Informasi tersebut harus bukan dari sistem catatan personal yang merupakan
rahasia.

2. Individu memiliki hak atas akses, pengawasan, peninjauan dan merubah pada
sistem yang memuat informasi tentang mereka.

3. Tidak ada penggunaan informasi personal untuk tujuan tertentu kecuali dengan ijin
sebelumnya.

4. Manajer sistem bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi karena sistem untuk
reliabilitas dan keamanan.

5. Pemerintah memiliki hak untuk campur tangan dalam hubungan informasi antara
pihak swasta.

a. Tantangan Internet terhadap Privasi

Teknologi Internet telah menimbulkan tantangan baru atas perlindungan privasi


pribadi. Informasi yang dikirim melalui jaringan yang sangat luas mungkin saja melewati
banyak sistem komputer yang berbeda sebelum informasi ini mencapai tujuan akhirnya.
Setiap sistem ini mampu melakukan pengawasan, pengambilan, dan penyimpanan
komunikasi yang melewati sistem ini. Internet memperkenalkan teknologi yang
memunculkan tantangan baru dalam perlindungan privacy individu yang tidak dapat
diselesaikan dengan FIP.

Informasi yang dikirim melalui jaringan yang luas ini akan melalui beberapa
sistem komputer yang berbeda-beda sebelum sampai pada tujuan akhirnya. Setiap sistem
tersebut akan mampu memonitor, menangkap dan menyimpan komunikasi yang
melaluinya.

Sebuah web dapat mengetahui identitas jika pengunjung dengan suka rela
mendaftarkan diri untuk membeli produk atau jasa atau untuk mendapatkan jasa gratis
seperti informasi. Sebuah web juga dapat memperoleh informasi tentang pengunjungnya
tanpa diketahui yaitu dengan cookie.

Cookie adalah file kecil yang tersimpan dalam hard drive komputer ketika seorang
user berkunjung ke dlm web tertentu. Cookie mengenali peranti lunak penjelajah Web
pengunjung dan melacak kunjungan ke situs Web tersebut. Ketika pengunjung kembali ke
sebuah situs yang telah menyimpan sebuah cookie, peranti lunak Web akan mencari
komputer pengunjung, menemukan cookie-nya, dan mengetahui apa yang telah dilakukan
oleh orang ini di masa lalu. Cookie sangat mungkin untuk diperbarui, bergantung pada
aktivitas selama kunjungan.

b. Solusi Teknis

Selain perundang-undangan, teknologi baru telah bermunculan untuk melindungi


privasi pengguna selama berinterkasi di Web. Banyak perangkat ini digunakan untuk
mengenkripsi e-mail, untuk membuat e-mail atau aktivitas Webnya menjadi anonim,
untuk melindungi komputer klien dari penerimaan cookie, atau untuk mendeteksi dan
menghilangkan spyware.

Sebuah tool dapat membantu user menentukan jenis data personal yang dapat
diketahui oleh web sites. yaitu The Platform for Privacy Preferences (P3P). P3P
memungkinkan komunikasi secara otomatis tentang kebijakan privacy antara e-
commerce dengan pengunjungnya. P3P mencakup isu etika, isu sosial dan isu politik.

II. Hak Kekayaan : Kekayaan Intelektual


Sistem informasi yang kontemporer memiliki tantangan yang berat bagi undang-undang
dan praktik yang ada serta melindungi kekayaan intelektual pribadi.
a. Rahasia Dagang
Produk karya intelektual apapun-rumus, perangkat, pola, atau kompilasi data yang
digunakan untuk sebuah tujuan bisnis dapat diklasifikasikan sebagai rahasia dagang (trade
secret), asalkan hal itu tidak didasarkan pada informasi di domain publik. Perlindungan untuk
rahasia dagang bervariasi di setiap negara. Pada umumnya, undang-undang rahasia dagang
mengizinkan monopoli untuk ide-ide dari sebuah produk karya, meskipun monopoli tersebut
bisa jadi sangat lemah.
b. Hak Cipta
Hak cipta adalah pengakuan oleh undang-undang yang melindungi pencipta kekayaan
intelektual dari penggandaan hasil karyanya oleh pihak lain untuk tujuan apapun selama usia
hidup pencipta ditambah 70 tahun setelah penciptanya meninggal. Sedangkan untuk
perusahaan, perlindungan hak cipta akan berakhir 95 tahun setelah penciptaan pertamanya.
c. Hak Paten
Hak paten memberikan hak monopoli eksklusif kepada pemilik gagasan yang melatar
belakangi suatu penemuan selama 20 tahun.
d. Tantangan Bagi Hak Kekayaan Intelektual
Dengan berkembangnya jaringan elektronik, termasuk internet, telah membuat
perlindungan kekayaan intelektual semakin sulit dilindungi. Sebuah penelitian yang
dilakukan oleh International Data Corporation untuk business software alliance mendapati
bahwa lebih dari sepertiga peranti lunak di seluruh dunia telah ditiru atau dibajak, dan usiness
alliance mealporkan bahwa kerugian pembajakan peranti lunak setiap tahunnya mencapai $
29 milliar (Geitner, 2004: Lohr, 2004)

III. Akuntabilitas , Pertanggungjawaban Secara Hukum, dan Kontrol


a. Masalah Liabilitas Yang Berkaitan Dengan Komputer
Selama akhir pekan 15 Maret 2002, sepuluh ribu nasabah Bank of America di California,
Arizona, dan Nevada tidak dapat menggunakan cek dan pembayaran jaminan sosial mereka
yang telah dimasukkan kedalam tabungan secara elektronik. Cek-cek ditolak. Penarikan
diblok karena dananya tidak cukup. Karena adanya kesalahan operasional dikomputer pusat,
sejumlah transaksi deposit langsung tidak dapat diproses. Bank ini tidak dapat melacak uang
yang harus dikreditkan ke rekening nasabah, dan butuh waktu sehari untuk mengatasinya
(Carr dan Gallagher, 2002).
Kasus ini menunjukkan kesulitan yang dihadapi oleh para eksekutif informasi sistem yang
harus bertanggung jawab penuh atas kerugian yang ditimbulkan oleh sistem yang
dikembangkan oleh staf mereka.

IV. Kualitas Sistem: Kualitas Data dan Kesalahan Sistem


Ada tiga sumber prinsip kinerja sistem yang buruk adalah sebagai berikut:
1. Bug dan kesalahan dari peranti lunak.
2. Kegagalan fasilitas atau peranti keras yang disebabkan oleh penyebab alami atau
lainnya.
3. Kualitas input data yang buruk.

V. Kualitas Hidup: Ekuitas, Akses, dan Batasan


Biaya sosial yang negatif menghadirkan teknologi dan sistem informasi yang baru mulai
meningkat bersamaan dengan semakin majunya teknologi. Komputer dan teknologi informasi
mungkin dapat merusak elemen yang berharga dari kebudayaan dan masyarakat meskipun
disisi lain juga memberikan manfaat.

a. Menyeimbangkan Kekuatan: Pusat Vs Tepian


Ketakutan di era komputer adalah mainframe komputer yang terpusat yang akan
memusatkan kekuatan dikantor-kantor pusat perusahaan dan diibu kota negara,
menghasilkan masyarakat Big Brother seperti yang telah dikisahkan di novel George
Orwell, 1984.
b. Kecepatan Perubahan : Berkurangnya Waktu Respons terhadap Kompetisi
Kompetisi yang didasarkan pada waktu memiliki sisi buruk : perusahaan mungkin
tidak memiliki cukup waktu untuk merepons para pesaing global dan mungkin telah
diambang kehancuran.
c. Ketergantungan dan Kerentanan
Banyak instansi-instansi pemerintah maupun perusahaan yang bergantung pada sistem
informasi, tanpa disadari para pengguna akan bergantung pada sistem informasi padahal
sistem informasi yang digunakan sehari-hari itu sangat rentan terganggu.
d. Kejahatan dan Penyalahgunaan Komputer
Penyalahgunaan komputer (computer abuse) adalah tindakan menggunkan komputer
yang mungkin legal tetapi dianggap tidak beretika. Popularitas internet dan e-mail
membuat salah satu bentuk penyalahgunaan komputer spamming menjadi masalah besar,
baik bagi perusahan maupun individu.

e. Pekerjaan : Teknologi Trickle-Down dan Merekayasa Ulang Hilangnya


Lapangan Kerja
Merekayasa ulang pekerjaan adalah hal umum yang dianggap oleh komunitas sistem
informasi sebagai suatu keunggulan utama dari teknologi informasi baru. Lebih sedikit
dicatat bahwa merekayasa ulang proses bisnis dapat menyebabkan jutaan manajer tingkat
menengah dan pekerja administrasi akan kehilangan pekerjaan.

f. Ekuitas dan Akses : Jurang Ras dan Kelas Sosial yang Semakin Melebar
Jurang digital (digital divide) yang terjadi disekolah-sekolah di Amerika Serikat,
dengan sekolah yang terletak diwilayah kemiskinan cukup tinggi akan lebih kecil
peluangnya memiliki komputer, program teknologi pendidikan berkualitas tinggi, atau
akses internet bagi siswa. Jika tidak dikoreksi maka pemisahan digital akan menciptakan
sebuah masyarakat yang kaya dengan kemampuan dan keahlian komputer.

g. Resiko Kesehatan : RSI, CVS, dan TECHNOSTRES


Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan yang paling penting adalah
cedera stress yang berulang (repetitive stress injury-RSI). RSI terjadi ketika sekelompok
otot yang dipaksa melakukan tindakan yang berulang-ulang dan dengan beban yang
tinggi.
Penyebab dari RSI adalah keyboard komputer jenis RSI yang terkait dengan komputer
paling umum adalah sindrom carpal turnel (CTS). Yaitu adanya tekanan pada saraf
tengah yang melewati pergelangan tangan.

4. Studi Kasus
FBI dan Alat Pengawasan Digital.
Di tahun 1960 Biro Penyelidik Federal AS, atau disebut Federal Bereau of
Investigation (FBI) mulai mengumpulkan file-file untuk mengindetifikasi warganya yang
terlibat dalam masalah keamanan nasional bahkan orang – orang terkenal seperti Albert
Einstein, Rock Hudson, dan Henry Ford juga disimpan. Undang – undang 1974 kemudian
menjadi hukum yang melarang pengumpulan informasi seperti itu, kecuali jika
Departemen Kehakiman bisa menunjukkan alasan yang mendukung bahwa orang yang
bersangkutan melakukan tindak kejahatan atau pelanggaran hukum.
Kekhawatiran mengenai pengumpulan data rahasia milik warga Negara oleh FBI
muncul kepermukaan di tahun 1999 sewaktu FBI mengakui bahwa mereka telah
mengembangkan dan mengunakan produk komputer yang disebut Carnivore (DCS1000)
yang berfungsi mengumpulkan secara rahasia informasi e-mail, namun kekhawatiran atas
tindakan FBI untuk sementara terhenti disaat peristiwa terorisme pada gedung World
Trade Center dan Pentagon 11 September 2011.
Carnivore bekerja dengan cara mengumpulkan informasi digital dari lalu lintas
jaringan digital dari dan ke pengguna tertentu atau alamat internet tertentu. Carnivore
harus terinstall dalam ISP target kemudian carnivore akan mengidentifikasi e-mail dari
headernya saja tanpa membuka konten isinya, karena regulasi hukumnya lebih ringan
daripada membuka konten e-mail.
Adanya carnivore menimbulkan pro dan kontra di parlemen Amerika dimana satu sisi
setuju berlakunya carnivore bertujuan pencegahan terhadap kejahatan dilain sisi
menganggap hak asasi mereka sebagai individu diambil.

5. Kesimpulan
Perubahan pesat yang disebabkan oleh teknologi informasi menciptakan situasi-situasi
baru dimana aturan-aturan dan hukum terkait tidak relevan lagi. Muncul berbagai macam
daerah abu-abu dimana standar etika belum ditetapkan dan disosialisasikan. Diperlukan
system etika yang baru untuk era informasi sebagai penuntun individu dan organisasi dalam
mengambil tindakan.
Seorang manajer dalam sebuah perusahaan harus mampu menunjukan risiko moral
dari teknologi baru dan menetapkan kebijakan-kebijakan etika perusahaan yang sudah
mencakup isu-isu system informasi, serta mampu menjunjung tinggi dimensi moral dalam
system informasi.

Daftar Pustaka
Fajri,Fitria F, dkk. 2014. Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informasi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Swadaya Gunung Jati. Cirebon
Kenneth C. Laudon & Jane P. Laudon. 2005. Sistem Informasi Manajemen
Mengelola Perusahaan Digital. Edisi kelima. Penerbit Andi.
Kenneth C. Laudon & Jane P. Laudon. 2012. Management Information Systems:
Managing the Digital Firm. Twelfth Edition. Pearson.
Kenneth C. Laudon & Jane P. Laudon. 2015. Sistem Informasi Manajemen
Mengelola Perusahaan Digital. Edisi ketigabelas. Penerbit Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai