PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Sistem Pelatihan Dasar CPNS yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Aceh dibagi menjadi kegiatan on
campus dan off campus. Kegiatan on campus diisi dengan pemaparan materi dan
pola untuk melakukan internalisasi nilai dasar ANEKA, dan kegiatan off campus
berlangsung dengan melakukan aktualisasi penerapan nilai-nilai dasar ANEKA pada
setiap kegiatan yang sudah direncanakan pada unit kerja, yaitu Puskesmas Muara
Tiga. Selanjutnya peserta Pelatihan Dasar akan kembali mengikuti kegiatan on
campus untuk melaksanakan seminar akhir aktualisasi.
B. Profil Instansi
Puskesmas Muara Tiga beralamat di jalan Sp. Beutong - Laweung,
Kecamatan Muara Tiga Kabupaten Pidie. Sarana pelayanan Kesehatan yang ada
hingga tahun 2018 dalam wilayah kerja Puskemas Muara Tiga adalah memiliki 1
(satu) Puskesmas rawat jalan, 3 (tiga) puskesmas pembantu yaitu Pustu Cot, Pustu
Curee, Pustu Kalee. 5 (lima) polindes yaitu polindes simpang beutong, polindes
pawod, polindes deyah, polindes sagoe, polindes ingin jaya.
Sumber daya manusia kesehatan yang ada di Puskesmas Muara Tiga belum
mencakup semua bidang. Jumlah Dokter Umum 4 orang, Ners 1 orang, D-III
Farmasi 3 orang, akademi keperawatan 29 orang, SPK 2 orang, D-III kebidanan 59
orang, analis laboratorium 3 orang, AMKG 3 orang, sarjana kesehatan masyarakat 3
orang, AMKL 9 orang, administrasi 3 orang, S1 komputer 2 orang, D-III komputer 2
orang, cleaning servis 2 orang.
2
Jumlah penduduk Kecamatan Muara Tiga tahun 2021 tercatat 20.184 jiwa.
Yang paling banyak penduduk adalah perempuan desa tgk dilaweung sebanyak 1187
jiwa dan yang paling sedikit adalah laki-laki desa kreung sebanyak 37 jiwa. Dari
jumlah penduduk 20.184 jiwa, jumlah penduduk perempuan sebanyak 10.202 dan
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 9.982 jiwa.. Secara geografis Kecamatan
Peukan Baro berbatasan dengan :
Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Batee
Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lembah Selawah
Sebelah Utara berbatas dengan Selat Malaka
Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Padang Tiji
C. Struktur Organisasi
3
E. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Instansi
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 / MENKES / SK //
2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa
fungsi Puskesmas adalah :
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
d. Pelayanan Kesehatan Perorangan
e. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
a. Pelayanan upaya kesehatan meliputi Kesehatan ibu dan anak, KB, perbaikan
Gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan, pemberantasan penyakit,
imunisasi, pembinaan kesehatan lingkungan, Usaha Kesehatan Sekolah, olah
raga, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi
dan mulut, laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja serta usia lanjut,
upaya kesehatan jiwa, dan pencatatan serta laporannya.
b. Pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi semua upaya
kesehatan, sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik,
pembentukan sarana dan pembinaan teknis kepada puskesmas pembantu,
poliklinik kesehatan desa, unit pelayanan kesehatan swasta serta kader
pembangunan kesehatan. Pengembangan upaya kesehatan dalam hal
pengembangan kader pembangunan bidang kesehatan di wilayah,
pengembangan kegiatan swadaya masyarakat.
c. Pengelolaan ketatausahaan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas secara
umum adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
4
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.
Adapun tujuan khususnya adalah :
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit serta mencegah meluasnya
kejadian luar biasa ( KLB ).
b. Mengendalikan penyebaran penyakit menular melalui peningkatan kegiatan
surveilans.
c. Mengendalikan penyakit tidak menular dan masalah kesehatan lain di
masyarakat melalui peningkatan kegiatan promotif dan memberdayakan
pelayanan klinik konsultasi.
d. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan.
e. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
serta kemandirian individu, keluarga dan masyarakat di bidang kesehata.
f. Meningkatkan kelembagaan peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan.
g. Meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan.
h. Meningkatkan sarana dan prasarana Puskesmas dan jaringannya.
i. Meningkatkan kualitas tenaga yang ada di puskemas baik tenaga kesehatan
maupun tenaga lainnya.
j. Meningkatkan kesehatan anak sekolah dan remaja.
k. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
l. Melaksanakan upaya kesehatan gigi dan jiwa kepada masyarakat.
m. Meningkatkan status gizi pada bayi dan balita dengan meningkatkan cakupan
kunjungan posyandu.
n. Meningkatkan sistem manajemen pengelolaan obat dalam rangka pemenuhan
ketersediaan , mutu, jenis, jumlah obat dan perbekalan kesehatan.
o. Melaksanakan pengobatan rasional di sarana kesehatan.
p. Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi dan anak sekolah agar dapat
terbentuk kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I).
q. Mengembangkan sistem informasi kesehatan yang cepat, tepat dan akurat
sehingga tersedia data kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
5
2. Tugas pokok dan fungsi sanitarian
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 19/KEP/M.PAN/11/2000 tentang Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka
Kreditnya, Tugas pokok Sanitarian adalah melaksanakan pengamatan kesehatan
lingkungan, pengawasan kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat
dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan lingkungan untuk dapat memelihara,
melindungi dan meningkatkan hidup bersih dan sehat.
6
F. Nilai Dasar Profesi ASN
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik
tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok,
dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal, dan
akuntabilitas horizontal. Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban
unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, kemudian pemerintah daerah
kepada pemerintah pusat, pemerintah pusat kepada DPR.
7
Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Contohnya adalah lembaga pemilihan umum yang independen, komisi
pemberantasan korupsi, dan komisi investigasi legislative.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila
adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan
tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa
Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan
sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan
sikap tenggang rasa.
Wawasan kebangsaan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam
mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungan
nusantara itu. Unsur-unsur dasar wawasan kebangsaan itu ialah: wadah (organisasi),
isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wawasan itu, tampak adanya bidang-bidang
usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang: Satu kesatuan
bangsa, satu kesatuan budaya, satu kesatuan wilayah, satu kesatuan ekonomi, dan
satu kesatuan hankam.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan
dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
8
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai ASN akan
berpikir tidak lagi sektoral dangan mental blocknya, tetapi akan senantiasa
mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan Negara.
Nilai-nilai yang senantiasa berorientasi pada kepentingan publik (kepublikan)
mejadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Untuk itu pegawai
ASN harus memahami dan mampu mengaktualisasikan Pancasila dan semangat
nasionalisme serta wawasan kebangsaan dalam setiap pelaksanaan fungsi dan
tugasnya, sesuai bidangnya masing-masing. Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila, dan berbagai kisah
ketauladanan yang dapat diambil hikmahnya. Peserta Prajabatan dapat belajar dari
sejarah perjalanan bangsa, ketauladanan para pejuang dan aparatur/pejabat publik
yang saat ini mampu memberikan inspirasi betapa mereka memiliki karakter yang
kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaaannya.
Nilai-nilai nasionalisme yang sesuai lima sila dalam Pancasila. Yaitu sebagai
berikut :
a. Ketuhanan Yang Maha Esa : Reigius, toleran, amanah, terpercaya, percaya diri.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab : humanis, tenggang rasa, persamaan derajat,
saling menghormati, tidak diskriminatif.
c. Persatuan Indonesia : cinta tanah air, rela berkorban, menjaga ketertiban,
mengutamakan kepentingan publik, gotong royong.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan
perwakilan: musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai pendapat, bijaksana.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia : Adil, tidak serakah, tolong
menolong, kerja keras, sederhana.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan
public.
9
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
10
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu mengacu kepada ukuran baik dan buruk yang dipersepsikan
oleh individu terhadap nilai suatu produk atau jasa. Dalam penyelengaraan
pemerintah, mutu sering dikaitkan dengan pelayanan kepada masyarakat, dengan
indicator:
a. Mampu memahami tindakan yang menghargai efektifitas, efisien, inovasi dan
kinerja berorientasi mutu dalam penyelengaraan pemerintahan dan pelayanan
publik.
b. Menunjukkan sikap perilaku kinerja kreatif dan inovatif yang beriontasi mutu
dalam penyelengaraan pemerintahan dan pelayanan publik
c. Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi berarti
memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.
Efisiensi diukur dari ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya
pemborosan sumberdaya penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang ke luar alur.
d. Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Demikian juga
halnya inovasi dalam layanan publik mestinya mencerminkan hasil pemikiran
baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mind-set baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik
yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.
11
5. Anti Korupsi
Korupsi adalah melakukan tindak pidana memperkaya diri sendiri yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan keuangan/ perekonomian negara. Selain
korupsi, ada perilaku buruk lain yang menjamur seperti korupsi yaitu kolusi. Kolusi
adalah bentuk kerjasama antara pejabat pemerintah dengan oknum lain secara ilegal
pula (melanggar hukum) untuk mendapatkan keuntungan material bagi mereka.
Sedangkan nepotisme adalah perilaku yang memperlihatkan kesukaan yang
berlebihan kepada kerabat dekat atau kecenderungan untuk mengutamakan
(menguntungkan) sanak saudara sendiri, terutama dalam jabatan, pangkat di
lingkungan pemerintah.
Hukum perilaku anti korupsi bagi warga negara Indonesia adalah UU No.81
tahun 1981 dan UU No.31 tahun 1999 junto UU No.20 tahun 2001. Definisi Korupsi
secara gamblang telah diuraikan dengan jelas dalam 13 buah pasal dalam Undang-
Undang No 31 tahun 1999. Undang-Undang No 20 Tahun 2001. Berdasarkan pasal-
pasal tersebut korupsi dirumuskan dalam 30 (tiga puluh) bentuk / jenis tindak pidana
korupsi. Ketigapuluh delik tersebut dapat dikelompokkan dalam 7 (tujuh) kelompok,
sebagai berikut:
a. Kerugian Keuangan Negara
b. Suap Menyuap
c. Penggelapan dalam jabatan
d. Pemerasan
e. Perbuatan curang
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan
g. Gratifikasi
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar
anti korupsi. Terdapat 9 nilai anti korupsi, yaitu : Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin,
Tanggung Jawab, Kerja Keras, Sederhana, Berani, Adil.
12
G. Nilai Organisasi
Terdapat 3 (tiga) nilai dasar yang harus ASN terapkan dalam agenda
kedudukan dan peran pegawai negeri sipil (PNS) dalam NKRI, meliputi Manajemen
ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik. Penjelasan dari masing-
masing nilai dasar tersebut adalah sebagai berikut:
Managemen ASN
Manajemen ASN merupakan suatu pengelolaan untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme dengan memahami
kedudukan, peran, hak dan kewajiban (Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014).
Manajemen ASN akan diselenggarakan dengan sistem merit. Sistem merit adalah
kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi,
dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur,
atau kondisi kecacatan (Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014). Manajemen ASN
meliputi manajemen PNS dan manajemen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja).
Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Ada 3 (tiga) unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu:
1. Setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga
independen yang dibentuk berdasarkan Undang-undang untuk kegiatan
pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata
untuk kegiatan pelayanan publik.
2. Orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan atau
memerlukan layanan (penerima layanan).
Nilai dasar pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima, meliputi partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif,
mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan
13
berkeadilan. Budaya, pelayanan dibentuk oleh sikap pekerja serta
manajemen organisasi sebagai pelayanan.
1. Faktor eksternal
Seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan,
program pembangunan, dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik.
2. Faktor internal
Dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat
dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
14