Anda di halaman 1dari 10

Makalah Kasus Malpraktek

Hukum dan Undang-Undang

Ny. M di sebuah Rumah Sakit di Medan

Pembimbing:

dr. Wawan Sp.BS

Disusun Oleh:

Altama Latona Sidarta (Trisakti)

Cynthia Jodjana (Ukrida)

Herliana Widyantari (Trisakti)

Rosa Lina (Trisakti)

Selvi Annisa (Trisakti)

RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN UDARA DR. ESNAWAN ANTARIKSA HALIM


PERDANA KUSUMA

2013

1
BAB I

PENDAHULUAN

Sorotan masyarakat yang cukup tajam atas jasa pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan, khususnya dengan terjadinya berbagai kasus yang menyebabkan

ketidakpuasan masyarakat memunculkan isu adanya dugaan malpraktek medis


yang secara tidak langsung dikaji dari aspek hukum dalam pelayanan kesehatan,

karena penyebab dugaan malpraktek belum tentu disebabkan oleh adanya


kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan,khususnya dokter.

Malpraktek tidak hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan saja, melainkan

kaum profesional dalam bidang lainnya yang menjalankan prakteknya secara buruk,
misalnya profesi pengacara, profesi notaris Berkenaan dengan kerugian yang sering

diderita pasien akibat kesalahan (kesengajaan atau kealpaan) para tenaga kesehatan
karena tidak menjalankan praktek sesuai dengan standar profesinya, saat ini

masyarakat telah memenuhi pengetahuan serta kesadaran yang cukup terhadap


hukum yang berlaku, sehingga ketika pelayanan kesehatan yang mereka terima

dirasa kurang optimal bahkan menimbulkan kondisi yang tidak diinginkan atau
dianggap telah terjadi malpraktek kedokteran, masyarakat akan melakukan gugatan
baik kepada sarana pelayanan kesehatan maupun kepada tenaga kesehatan yang
bekerja di dalamnya atas kerugian yang mereka derita.

Demi mewujudkan keadilan, memberikan perlindungan, serta kepastian hukum

bagi semua pihak, dugaan kasus malpraktek kedokteran ini harus diproses secara
hukum. Tentunya proses ini tidak mutlak menjamin akan mengabulkan tuntutan dari

pihak pasien atau keluarganya secara penuh, atau sebaliknya membebaskan pihak
tenaga kesehatan maupun sarana pelayanan kesehatan yang dalam hal ini sebagai

pihak tergugat, dari segala tuntutan hukum. Pemeriksaan terhadap dugaan kasus
malpraktek kedokteran ini harus dilakukan melalui tahapan-tahapan penyelidikan,

penyidikan, penuntutan, serta pemeriksaan di sidang pengadilan untuk


membuktikan ada/ tidaknya kesalahan (kesengajaan/ kealpaan) tenaga kesehatan

maupun sarana pelayanan kesehatan tempat mereka bekerja.

2
BAB II

ISI

II. 1. Kronologis

Tn. MT, 28 tahun, seorang buruh pabrik, melaporkan kasus dugaan malpraktek oleh

salah satu rumah sakit di Medan atas istrinya, Ny. M, 30 tahun seorang guru sekolah

dasar muhammadiyah, pada tanggal 1 Febuari 2013. Peristiwa itu berawal saat Tn. MT

membawa istrinya ke salah satu rumah sakit swasta di Medan, untuk menjalani operasi

cecar saat melahirkan anak keduanya. Ny. M menjalani operasi cecar tersebut pada

tanggal 24 Desember 2012. Sesampainya di rumah sakit Ny.M langsung ditangani oleh

dokter dan dibawa ke kamar operasi. Sebelumnya Ny.M dan suaminya tidak pernah

diberi penjelasan tentang akan dilakukannya anestesi spinal oleh seorang dokter

spesialis anestesi bernama dr. L dengan cara dilakukan penyuntikan didaerah

punggung.

Sesampainya dikamar operasi, Ny.M mengaku disuntik satu kali diderah


punggung oleh seorang perawat. Sesaat sebelumnya Ny.M memang mendengar

perintah dari dr.L kepada seorang perawat untuk melakukan pembiusan kepada
dirinya. Setalh beberapa saat menunggu Ny.M tidak kunjung merasakan efek

pembiusan tersebut, Kedua kaki Ny.M masih dapat digerakkan, dan masih
terasa sakit ketika dicubit. Akhirnya dilakukan penyuntikan kedua didaerah

punggung, kali ini penyuntikan dilakukan oleh dr.L sendiri. Setelah beberapa
menit barulah Ny.M merasakan efek pembiusan, dan operasi cecar dimulai.

Setelah operasi, Ny.M mengalami mual muntah hebat, tubuhnya demam dan

meriang. Lalu hingga satu hari setelah operasi yaitu tanggal 25 Desember 2013
Ny.M tetap merasakan lemas dan mati rasa pada kedua kakinya. Ny.M tidak

dapat berjalan sama sekali. Ny.M dan suaminya mengaku tidak mendapat
penjelasan apapun dari pihak dr.L. Karena alasan biaya, pada tanggal 28

Desember Tn.MT membawa pulan Ny.M sambil berharap kelumpuhan Ny.M


dapat kembali pulih dengan sendirinya setelah dirawat dirumah. Ny.M

meninggalkan rumah sakit dengan kondisi sama sekali tidak dapat berjalan, dari
pinggang ke bawah tidak dapat digerakkan, dan nyeri saat buang air kecil

3
Setelah satu hari dirumah, suaminya membawa Ny.M ke sebuah klinik didekat

rumahnya. Dokter yang menanganinya di kilinik tersebut bertanya penyebab sakit

yang dideritanya. Dokter klinik tersebut memberikan obat untuk menahan sakit saat

buang air kecil saja lalu merujuk kembali Ny.m ke rumah sakit dimana ia melahirkan.

Ny.M kembali dirawat di rumah sakit tersebut selama berminggu-minggu namun tidak

ada perbaikan sama sekali. Pihak keluarga telah bertanya kepada pihak rumah sakit

tersebut dan menawarkan penyelesaian secara kekeluargaan, tetapi pihak rumah sakit

cenderung diam dan tidak telalu menanggapi keluhan dari keluarga Ny.M. Akhirnya

keluarga memutuskan untuk melaporkan kasus dugaan malpraktik tersebut ke

kepolisian setempat.

4
II. 2. Analisa Kasus

a. Berdasarkan Kitab Undang-Undang H ukum Pidana (KUH Pidana)

Pasal 360

(1) Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang


lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama
lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.

Pasal 304

Barang siapa dengan sengaja menempatkan atau membiarkan seorang dalam


keadaan sengsara, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena
persetujuan dia wajib memberi kehidupan, perawatan atau pemeliharaan
kepada orang itu, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 306

(1) Jika salah satu perbuatan berdasarkan Pasal 304 dan Pasal 305
mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun enam bulan.

Pasal 90 , Luka berat berarti:

• Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh
sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;

• Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau


pekerjaan pencarian;
• Kehilangan salah satu pancaindera;
• Mendapat cacat berat;
• Menderita sakit lumpuh;
• Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
• Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
Pembahasan :

Dokter yang menangani Ny.M tersebut karena kealpaannya telah membuat


Ny.M mengalami kecacatan, yang seharusnya luka berat atau kecacatan

5
tersebut dapat dihindari atau diminimalkan dengan penyuntikan yang
tepat, cermat, dan dokter tetap mengawasi saat dilakukannya
penyuntikan oleh perawat yang ia berikan wewenang.
Serta perlu adanya komunikasi yang mendalam antara keluarga pasien dan
dokter tentang efek samping yang bisa saja terjadi pada saat pembiuasan.

Hal tersebut mengenai ketelitian dan kehati-hatian dokter dalam


bertindak yang dapat mengakibatkan luka berat pada pasiennya.

b. Berdasarkan Kitab Undang-Undang H ukum Perdata (KU H Perdata)

Pasal 1366

Setiap orang bertanggung jawab, bukan hanya atas kerugian yang


disebabkan perbuatan-perbuatan, melainkan juga atas kerugian yang
disebabkan kelalaian atau kesembronoannya.

Pembahasan:

Pasal 1366

Pada kasus ini seharusnya dokter tetap mengawasi tindakan


penyuntikan yang dilakukan perawat yang ia beri wewenang, dan
memastikan perawat tersebut mampu melakukan pekerjaannya dengan
baik sehingga tidak mencelakakan pasien. Karena kelalaiannya dalam
pengawasan tersebut menyebabkan kecacatan pada pasien.

c. Berdasarkan UU No. 29 tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran

Pasal 45

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh
dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.

(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah


pasien mendapat penjelasan secara lengkap.

(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup :


diagnosis dan tata cara tindakan medis;

tujuan tindakan medis yang dilakukan;

6
• alternative tindakan laindari risikonya;
• risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
• prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik
secara tertulis maupun lisan.

(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko
tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh
yang berhak memberikan persetujuan.

Pasal 51

Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai


kewajiban:

(1) Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien.

(2) Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian
atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan.

(5) Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu


kedokteran atau kedokteran gigi.

Pasal 52

Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak :

(1) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat(3).

(3) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

Pembahasan:

Dokter perlu menjelaskan kepada pasien dan keluarganya. Mengenai


diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis yang
dilakukan, alternatif tindakan lain dan risikonya, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

7
Dokter tidak memberikan penjelasan yang rinci terhadap Ny.M maupun
suaminya dalam tindakannya terhadap Ny.M

Pasien tidak mendapatkan haknya tentang penjelasan yang lengkap


dan pelayanan medis yang sesuai kebutuhan.

Ketidaktelitian dokter karena kurangnya kompetensi dokter tersebut,


yang seharusnya dokter harus terus meningkatkan mutu dan
kompetensinya dalam bidang ilmu kedokteran.

d. Berdasarkan UU N o. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Pasal 13

(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien.

Pasal 46

Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang

ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit.

Pembahasan:


Pada kasus ini, tenaga medis melakukan kelalaian yaitu, tidak
memberikan informasi sejelas-jelasnya terhadap keluarga pasien,
sehingga menimbulkan kecacatan pada pasien tersebut.

Ditujukan untuk Rumah Sakit tempat M dirawat, dimana Rumah sakit
dipandang sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas kealpaan dokter
yang merawat Ny.M hingga menimbulkan kecacatan pada Ny.M tersebut.

e. Berdasarkan UU N o. 8 tahun 1999 Tentang Perli ndungan Konsumen

Pasal 4

- Konsumen berhak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa.

8
- Konsumen berhak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau
penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai
dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

Pasal 7

Pelaku usaha wajib memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan
penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.

Pasal 62

Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat,


cacat tetap atau kematian diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku.

Pembahasan:

Pada kasus ini dokter jaga selaku pelaku usaha dianggap kurang
memberikan penjelasan secara terinci kepada pihak konsumen yaitu Ny.M
dan kelurganya, yang mengakibatkan kecacatan tetap pada pasien.

Rumah Sakit dan dokter yang merawat Ny.M tersebut seharusnya


memenuhi kewajiban memberikan informasi yang sejelas-jelasnya
yang dibutuhkan oleh keluarga pasien yang dalam hal ini disebut
sebagai konsumen yang berhak atas informasi tersebut.

.Rumah Sakit dan dokter juga bertanggung jawab atas kecacatan yang
terjadi pada Ny.M yang dalam hal ini merupakan konsumen.

9
You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Download With Free Trial

Anda mungkin juga menyukai