Makalah Politik Hukum Kelompok 3
Makalah Politik Hukum Kelompok 3
OLEH
KELOMPOK 3
Zyahrullah Fachrezy
Rahmania Duwila
Putri Septaria Talip
Rahmita Dabi Dabi
Ajrin Djainahu
Supardi Sibela
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Yang berjudul “POLITIK
HUKUM PENDANAAN PARTAI POLITIK OLEH NEGARA DALAM KAJIAN
POLITIK HUKUM DI INDONESIA” dengan tepat waktu.
Tujuan pembuatan makalah ini sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah politik
hukum di program ilmu hukum, fakultas Hukum, Universitas Khairun.Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada ibu Rasti Amalia Faruk, SH, MH. Selaku dosen mata kuliah politik hukum
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan krtitik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN UTAMA……………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….
B. Politik Hukum dari Pendanaan Partai Politik Oleh Negara dalam UU No.2 Tahun
A. Kesimpulan………………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Partai politik sebagai organisasi tentunya membutuhkan biaya untuk bisa menjalankan
semua kegiatan operasionalnya, sehingga permasalahan biaya menjadi suatu keharusan untuk
bisa mempertahankan eksistensi selain dari pada dukungan masayarakat.Permasalahan biaya
untuk bisa menjalankan operasional partai politik tentunya membutuhkan biaya yang sangat
besar.
Partai politik tidak akan bisa terlepas dari yang namanya pembiayaan partai. Namun
kekuatan partai politik tidak hanya dilihat dari faktor pembiayaan partai politik saja, dengan kata
lain hal tersebut bukan menjadi satu-satunya kekuatan partai.
Pemilu yang demokratis menjadi penilaian penting akan kesuksesan sebuah negara
menerapkan konsep demokrasi. Selain rakyat, partai politik menjadi salah satu ciri tentang
pemilu yang demokratis.Partai politik memiliki banyak fungsi dalam melaksanakan sistem
demokrasi.
Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik dinyatakan bahwa
“Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga
negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara,
serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”
Dari ketentuan pasal di atas jelas bahwa pembentukan partai politik selain memiliki cita-
cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota tetapi pembentukan partai
politik juga harus memperhatikan kepentingan rakyat, bangsa dan negara.
Partai politik pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terorganisir, dimana para
anggotanya memiliki orientasi, nilai-nilai dan citacita yang sama dengan tujuan untuk
memperoleh kekuasaan politik dengan merebut jabatan-jabatan politik secara konstitusional
lewat pemilihan umum.
Selain ke-empat fungsi di atas, partai politik juga berfungsi sebagai sarana untuk
menyampaikan aspirasi, dimana partai politik memiliki kewajiban untuk mengumpulkan
aspirasi-aspirasi masyarakat, yang kemudian aspirasi tersebut di sampaikan kepada perwakilan
mereka di legislatif dan eksekutif untuk bisa di perjuangkan.
B. Rumusan Masalah
B. Politik Hukum dari Pendanaan Partai Politik Oleh Negara dalam UU No.2 Tahun 2008,
dan UU No.2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik..
BAB II
PEMBAHASAN
Partai Politik adalah asosiasi warga negara dan karena itu dapat berstatus sebagai
badan hukum akan tetapi sebagai badan hukum parpol itu tidak dapat beranggotakan
badan hukum yang lain. Yang hanya dapat menjadi anggota badan hukum parpol adalah
perorangan warga negara sebagai naturlik person status parpol sebagai badan hukum itu
sangat penting dalam hubungan dengan kedudukan parpol itu sebagai subjek
dalam lalu lintas hukum. Dalam ilmu hukum subjek hukum itu adalah setiap pembawa
atau penyandang hak dan kewajiban dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum
pembawa hak dan kewajiban itu dapat merupakan orang biasa yang disebut naturlik
person atau bukan orang biasa yang lazim disebut Recht person.Subjek hukum Recht
person itulah yang biasa dikenal dengan istilah badan hukum yang merupakan persona
fikta atau orang yang diciptakan oleh hukum sebagai persona (orang fiktif).
(2) Untuk menjadi badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), partai
politik harus mempunyai:
c. kepengurusan pada setiap provinsi dan paling sedikit 75% (tujuh puluh
lima perseratus) dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang
bersangkutan dan paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah
kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan;
Membahas tentang partai politik, mau tidak mau harus pula membahas mengenai
pemilihan umum.Sebab hal ini mempunyai kaitan yang sangat erat antara partai politik
dengan pemilihan umum. Berkaitan dengan hal ini Maurice Duverger memberikan
pernyataan sebagai berikut:
“ Partai politik dan pemelihan umum merupakan dua realitas yang tidak dapat
dipisahkan satu satu dengan yang lainnya, dan bahkan kadang-kadang sulit pula untuk
memisahkan guna keperluan analisa; sebagai contoh tingkat ketetapan dalam badan
perwakilan rakyat tergantung pada sistim kepartaian.”
Peserta pemilihan umum adalah partai politik untuk pemilu angota DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota dan Perseorangan untuk Pemilu anggota
DPD".Berdasarkan amanat Undang-undang tersebut tentunya suatu hal yang sangat tidak
mungkin seandainya pemilihan umum dapat terlaksana jika tanpa keikutsertaan partai-
partai politik sebagai pesertanya. Karena untuk memperoleh kekuasaan, salah satu cara
yang di lakukan oleh partai politik ialah dengan ikut serta dalam pemilihan umum,
dengan melalui pemilihan umum
Pada umumnya, para ilmuwan politik biasa menggambarkan adanya empat fungsi
partai politik. Keempat fungsi partai politik itu menurut Miriam Budiardjo meliputi
sarana: Komunikasi politik, Sosialisasi politik, rekruitmen politik, dan pengatur konflik.
Dalam istilah Yves Meny dan Andrew Knapp, fungsi partai politik itu mencakup fungsi
mobilisasi dan integrasi, sarana pembentukan pengaruh terhadap perilaku memilih
(voting patterns), sarana rekruitmen politik, dan sarana elaborasi pilihan-pilihan
kebijakan.
Selain fungsi partai politik yang telah dikemukakan di atas, setidak-tidaknya
terdapat dua cara pandang mendefinisikan peran partai politik. Pertama, melihat partai
politik dalam kerangka hubungan masyarakat dengan negara atau hubungan rakyat
dengan negara dalam sistem politik demokrasi.Kedua, dari sisi partai politik sebagai
instrumen mewujudkan suatu cita-cita politik atau pemikiran politik tentang negara-
bangsa yang dipandang ideal (the best regime, good society).Karena itu partai politik
dirumuskan sebagai pengorganisasian warga negara yang telah dewasa secara politik
untuk mewujudkan suatu negara-bangsa yang dicita-citakan (ideologi).
B. Politik Hukum dari Pendanaan Partai Politik Oleh Negara dalam UU No.2
Tahun 2008, dan UU No.2 Tahun011 Tentang Partai Politik.
Pasal 34
(2) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dapat berupa uang, barang,
dan/atau jasa.
(4) Bantuan keuangan kepada Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 35
(1) Sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf b yang
diterima Partai Politik berasal dari.
a. perseorangan anggota Partai Politik yang pelaksanaannya diatur dalam
AD dan ART;
b. perseorangan bukan anggota Partai Politik, paling banyak senilai
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per orang dalam waktu 1 (satu)
tahun anggaran; dan
c. perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak senilai
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) per perusahaan dan/atau badan
usaha dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran.
(2) Sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada prinsip
kejujuran, sukarela, keadilan, terbuka, tanggung jawab, serta kedaulatan
dan kemandirian Partai Politik.
Pasal 36
(1) Sumber keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 merupakan
pendapatan yang dapat digunakan untuk pengeluaran dalam pelaksanaan
program, mencakup pendidikan politik, dan operasional sekretariat Partai
Politik.
(2) Penerimaan dan pengeluaran keuangan Partai Politik dikelola melalui
rekening kas umum Partai Politik.
(3) Pengurus Partai Politik di setiap tingkatan melakukan pencatatan atas
semua penerimaan dan pengeluaran keuangan Partai Politik.
Pasal 37
Pengurus Partai Politik di setiap tingkatan organisasi menyusun laporan
pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan setelah tahun
anggaran berkenaan berakhir.
Pasal 38
Hasil pemeriksaan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran
keuangan Partai Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 terbuka untuk
diketahui masyarakat.
Pasal 39
Pengelolaan keuangan Partai Politik diatur lebih lanjut dalam AD dan ART.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberian bantuan keuangan terhadap partai politik berdasarkan ketentuan UU
no.2 Tahun 2011 tentang perubahan atas UU no.2 Tahun 2008 tentang partai politik,
pengaturan dengan sistem keuangan partai politik di lakukan secara profesional dan
proporsional baik pengaturan dari segi sumber keuangan, jenis-jenis belanja, daftar
penyumbang, laporan keuangan dan sanksi-sanksi atas pelanggaran terhadap aturan
hukum.
B. Saran
pengaturan dengan sistem keuangan partai politik di lakukan secara profesional
dan proporsional baik pengaturan dari segi sumber keuangan, jenis-jenis belanja, daftar
penyumbang, dan laporan keuangan. Sebagaimana di sebut dalam pasal 37 UU no. 2
tahun 2011 tentang partai politik.
DAFTAR ISI
Hakim, Lukman, 2012, Politik Hukum Pengaturan Partai Politik Dalam Perspektif Negara
Demokrasi Indonesia, Bandung. Acarya Media
Khoirurridho Al Qeis, Urgensi pendanaan partai politik oleh APBN/APBD di Indonesia, jakarta
13 januari 2020
https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_no.2_2011_pdf