Anda di halaman 1dari 54

BAB 5

DASAR SISTEM BAHAN BAKAR DAN PERAWATAN BERKALA SISTEM


BAHAN BAKAR

A. DEFINISI BAHAN BAKAR

Bahan bakar minyak merupakan bahan bakar yang biasa digunakan untuk
kendaraan dalam bentuk cair. Hasil penyulingan minyak bumi menghasilkan bahan
bakar minyak. Minyak bumi sendiri adalah sebuah proses pelapukan yang di alami
tumbuhan dan hewan yang sudah mati ribun tahun lamanya dan kemudian
mengendap di tanah. Minyak mentah merupakan minyak bumi yang belum melalui
proses penyulingan. Sebelum melakukan proses penyulingan minyak mentah akan
melalui proses pengeboran terlebih dahulu. Perlu anda ketahui dalam melakukan
pengeboran ini tidak dilakukan di sembarang tempat karena tidak semua tempat
mengandung miyak bumi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang
dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia
melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan
melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk
melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi
nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya
bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering
digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif.
(IPTEK.2012)
1. BBM Untuk Aviasi
Pesawat terbang merupaakan alat transportasi udara yang berguna untuk anda
dalam melakukan aktivitas seperti mobilitas atau bisnis antar pulau. Dengan
menggunakan pesawat terbang maka sudah pasti perjalanan jauh anda akan semakin
mudah dan cepat. Pesawat terbang mampu menampung banyak orang hingga puluhan
orang. Perlu anda ketahui bahwa pesawat terbang ini menggunakan bahan bakar
minyak atau BBM yang berjenis Avisasi. Selain itu bahan babar minyak (BBM) yang
di gunakan untuk pesawat terbang memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. tingkat
kemurnian BBM pada pesawat terbang sekitar 100 okat keatas. Bahan bakar minyak
dengan jenis ini memiliki dua tipe yang berbeda yakni diantaranya:
a. Avgas (Aviation Gasoline) adalah salah satu jenis bahan bakar yang berguna
sebagai bahan bakar pesawat yang menggunakan sistem pembakaran internal.
b. Avtur (Aviation Turbine) adalah tipe bahan bakar yang biasanya di gunakan
untuk pesawat terbang dengan menggunakan mesin turbin.
2. Premium
Premium (RON 88) merupakan tipe bensin yang biasanya di gunakan untuk
kendaraan dan memang di gemari banyak orang di karenakan harganya yang murah
dibandingan tipe jenis lainnya. Namun fakta sebenarnya bahwa premium ini memiliki
RON yang cukup rendah yakni a88, ini sangat kecil dibandingkan jenis bensin
lainnya. Premium ini memiliki warna yang sedikit kurang jernih. Namun meskipun
demikian hal ini tak membuat para masyarakat berpaling dari premium. Nama lain
dari premium ini adalah petrol. Premium memiliki RON 88 dengan demikian sudah
pasti bahwa akan di sebut di indonesia dengan kata bensin.

Gambar 5.1 bahan bakar premium


https://images.app.goo.gl/vUapM1Qk9rmUotfS6
3. Pertalite
Merupakan bahan bakar gasoline yang memiliki angka oktan 90 serta
berwarna hijau terang dan jernih ini sangat tepat digunakan oleh kendaraan dengan
kompresi 9:1 hingga 10:1. Bahan bakar Pertalite memiliki angka oktan yang lebih
tinggi daripada bahan bakar Premium 88 sehingga lebih tepat digunakan untuk
kendaraan bermesin bensin yang saat ini beredar di Indonesia. Dengan tambahan
additive, Pertalite mampu menempuh jarak yang lebih jauh dengan tetap memastikan
kualitas dan harga yang terjangkau.

Gambar 5.2 bahan bakar pertalite


https://images.app.goo.gl/hfGwhdPTbT6ViR6w8
4. Pertamax
Merupakan bahan bakar bensin dengan angka oktan minimal 92 berstandar
international. Pertamax sangat direkomendasikan untuk digunakan pada kendaraan
yang memiliki kompresi rasio 10:1 hingga 11:1 atau kendaraan berbahan bakar
bensin yang menggunakan teknologi setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI).
Dengan ecosave technology, Pertamax mampu membersihkan bagian dalam mesin
(detergency), Pertamax juga dilengkapi dengan pelindung anti karat pada dinding
tangki kendaraan, saluran bahan bakar dan ruang bakar mesin (corrotion inhibitor),
serta mampu menjaga kemurnian bahan bakar dari campuran air sehingga
pembakaran menjadi lebih sempurna (demulsifier).
Gambar 5.3 bahan bakar pertama
https://images.app.goo.gl/ZSCbCqoco2zLPe57A
5. Pertamax Turbo
Merupakan bahan bakar untuk kendaraan bermesin bensin yang
dikembangkan bersama antara Pertamina dan Lamborghini yang dirancang untuk
memenuhi persyaratan mesin berteknologi tinggi. Pertamax Turbo pertama kali
diluncurkan di Belgia sebagai bahan bakar resmi pada Lamborghini Supertrofeo
European Series pada 29 Juli 2016. Pertamax turbo dikembangkan dengan formula
yang disebut Ignition Boost Formula (IBF) dengan angka oktan 98, dan kadar sulfur
rendah sehingga tidak merusak kualitas udara di sekitar kita. Saat ini, Pertamax Turbo
menuju standard Euro IV.
Kelebihan dan manfaat Pertamax Turbo terhadap mesin :
a. Meningkatkan drivability kendaraan sehingga lincah bermanuver
b. Akselerasi mesin menjadi lebih bagus karena torsi yang dihasilkan lebih
tinggi
c. Meningkatkan kecepatan maksimal (top speed) kendaraan
d. Peningkatan tenaga mesin kendaraan
e. Menyempurnakan pembakaran bahan bakar pada mesin
Gambar 5.4 bahan bakar pertamax turbo
6. Pertamax Racing
Merupakan bahan bakar kendaraan yang diakui federasi balap internasional,
menjadikan mesin lebih responsive, lebih stabil, dan memiliki daya tahan yang tinggi,
serta bersahabat dengan lingkungan. Pertamax Racing memiliki oktan minimal 100
yang khusus diperuntukkan bagi kendaraan balap dan kendaraan yang memiliki
kompresi mesin lebih tinggi dari 13:1.

Gambar 5.5 bahan bakar pertamax racing


https://images.app.goo.gl/CtSUxZrdZZHXsGrC9
B. DEFINISI DAN FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR

Gambar 5.6 sistem bahan bakar

Sistem bahan bakar dalam teknik otomotif adalah suatu sistem yang berfungsi
untuk menyimpan bahan bakar secara aman, menyalurkan bahan bakar ke mesin dan
mengkabutkan bahan bakar agar bercampur dengan udara. (Anonim.2018)
Komponen utama dalam sistem bahan bakar terdiri dari:

1. Tangki bahan bakar.


2. Saluran bahan bakar.
3. Penyaring bahan bakar.
4. Pompa bahan bakar.
5. Karburator atau sistem injeksi bahan bakar
6. Nozzle
C. JENIS SISTEM BAHAN BAKAR
1. Sistem Bahan Bakar Konvensional
Sistem bahan bakar sepeda motor pada umumnya terdiri dari beberapa
komponen antara lain yaitu: Tangki bensin, Saringan bensin, selang bensin dan
karburator. Pada tangki bensin dilengkapi dengan pengukur tinggi bensin, untuk tipe
ini pada karburator dilengkapi kran bensin. Apabila keran bensin dibuka maka secara
alamiah bensin akan mengalir menuju ke karburator. Agar bensin yang masuk ke
karburator bersih dari kotoran terlebih dahulu disaring oleh saringan bensin.
Komponen-komponen sistem bahan bakar dapat dilihat seperti gambar dibawah ini.

Gambar 5.7 Komponen Sistem Bahan Bakar Sepeda Motor


https://images.app.goo.gl/xq7gHsUvqoEjHSef9
2. Sistem Bahan Bakar Injeksi

Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang
dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya sudah
mulai diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah terbatas pada tahun 1980-an,
dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian berkembang menjadi sistem injeksi
elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic)
karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke setiap saluran masuk (intake
manifold). Sedangkan sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan
Electronic Fuel Injection (EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan
secara elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline
Injection), EPI (Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injenction)
dan Engine Management.
Gambar 5.8 supra x 14 fi

https://www.cermati.com/kredit-motor/honda-supra-x-125-fi-cw

Penggunaan sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di


Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah satu contohnya adalah pada salah satu
tipe yang di produksi Astra Honda Mesin, yaitu pada Supra X 125. Istilah sistem EFI
pada Honda adalah PGM-FI (Programmed Fuel Injection) atau sistem bahan bakar
yang telah terprogram. Secara umum, penggantian sistem bahan bakar konvensional
ke sistem EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan unjuk kerja dan tenaga mesin
(power) yang lebih baik, akselarasi yang lebih stabil pada setiap putaran mesin,
pemakaian bahan bakar yang ekonomis (iriit), dan menghasilkan kandungan racun
(emisi) gas buang yang lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah terhadap lingkungan.
Selain itu, kelebihan dari mesin dengan bahan bakar tipe injeksi ini adalah lebih
mudah dihidupkan pada saat lama tidak digunakan, serta tidak terpengaruh pada
temperatur di lingkungannya.

D. KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR


1. Komponen Sistem Bahan Bakar Konvesional
a. Tangi Bahan Bakar
Tangki bensin merupakan suatu alat untuk menyimpan persediaan bensin pada
sepeda motor. Sehingga bila terdapan endapan kotoran berupa Lumpur atau air maka
tangki harus dikuras dan dibersihkan. Hal ini dimaksud agar tidak mengganggu aliran
jalannya bensin. Tangki bahan bakar ditempatkan di atas engine. ini adalah cara
penyuplaian bahan bakar berdasarkan berat jenis. Akibat gravitasi, maka bahan bakar
dengan sendirinya akan turun ke karburator. Pompa bahan bakar tidak digunakan
pada sistem bahan bakar sepeda motor. Tangki juga dilengkapi dengan tutup tangki.
Tutup tangki ini berfungsi untuk:

1) Mencegah debu dan kotoran masuk kedalam tangki.


2) Menjaga/mencegah agar bahan bakartidak keluar/tumpah dari tangki.
3) Sebagai saluran udara (ventilasi) agar udara dapat masuk ke dalam tangki ,
sehingga bahan bakardapat turun ke karburator.

Gambar 5.9 Tangki Bahan Bakar

https://images.app.goo.gl/xGbHp1hwFQtnECh77

b. Slang Bahan Bakar

Slang bahan bakar berfungsi sebagai saluran perpindahan bahan bakar dari
tangki ke karburator.
Gambar 5.10 Selang Bahan Bakar

c. Saringan Bahan Bakar

Saringan bensin ini dibutuhkan untuk menyaring kotoran yang terdapat pada


bensin, debu dan sebagainya. Dan bagian ini biasanya dipasang pada selang bensin.

Gambar 5.11 Saringan Bahan Bakar

https://images.app.goo.gl/7y6YoyChqY2MqUXu8

d. Kran Bahan Bakar

Kran bensin berguna untuk mengatur aliran bensin dari tangki ke karburator,


biasanya di bagian kran bensin terdapat juga mangkokan tempat mengendapnya
kotoran atau air. Yang tentunya menjaga agar endapan tersebut tidak sampai masuk
ke dalam ruang bakar.
Gambar 5.12 Kran Bahan Bakar

https://images.app.goo.gl/jWbphaQNBnKcZfVcA

e. Karburator

Karburator adalah unit yang terpasang pada sepeda motor yang salah satu
fungsinya untuk menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar. Namun seiring
perkembangan teknologi fungsi ini digantikan oleh injector pada sistem EFI. Namun
bahasan EFI ada dalam buku tersendiri.

Adapun fungsi dari karburator pada sepeda motor adalah :

1) Merubah bahan bakar cair menjadi gas/kabut     


2) Mencampur bensin dan udara dengan perbandingan yang tepat sesuai
......kebutuhan mesin
3) Menyuplai campuran bahan bakar dan udara ke dalam ruang bakar

Gambar 5.13 Karburator

https://images.app.goo.gl/5fYSJDMMTzdk61i48
Gambar 3.1 bagian-bagian karburator

https://images.app.goo.gl/f67KpfBaGY347RRj6

Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk


sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator masih digunakan dalam mesin kecil dan
dalam mobil tua atau khusus seperti yang dirancang untuk balap mobil stok.
Kebanyakan mobil yang diproduksi pada awal 1980-an telah menggunakan injeksi
bahan bakar elektronik terkomputerisasi. Mayoritas sepeda motor masih
menggunakan karburator dikarenakan lebih ringan dan murah, tetapi pada 2005 sudah
banyak model baru diperkenalkan dengan injeksi bahan bakar.

1) Jarum Pelampung

Gambar 5.14 jarum pelampung

https://images.app.goo.gl/Xx4VsP4n7B3BWvdj6
Jarum pelampung adalah sebuah jarum berbentuk lancip seperti katup yang
menekan sebuah lubang. Lubang yang ditekan adalah lubang penyalur bensin,
sehingga ketika lubang ini tertekan katup otomatis suplai bensin akan terhenti. Hal ini
bertujuan untuk mengatur volume didalam ruang pelampung agar tidak berlebihan,
sehingga campuran yang keluar menuju intake manifold bisa berlangsung normal.

2) Pelampung

Gambar 5.15 pelampung

https://images.app.goo.gl/yZmPjH3vaYf36DXt5

Pelampung adalah sebuah komponen yang terbuat dari plastik ringan yang
mengambang pada zat cair khususnya bensin. Pelampung akan menggerakan ujung
jarum pelampung agar tertutup. Mekanismenya ketika volume bensin diruang
pelampung meningkat, otomatis pelampung juga semakin naik. Kenaikan pelampung
akan menggerakan jarum pelampung sehingga menutup aliran bensin. Ini akan
membuat suplai bensin terhenti hingga volume bensin diruang pelampung berkurang.

3) Main Jet
Gambar 5.16 main jet

Main jet adalah saluran utama didalam karburator motor yang


menghubungkan bensin didalam ruang pelampung ke dalam venturi di tengah saluran
udara ke intake. Disinal bensin akan tersuplai ke luar.

4) Pilot Jet

Gambar 5.17 pilot jet

Saluran ini terletak memanjang dari ruang sebelum katup gas menuju ruang
setelah katup gas. Output dari air pilot ini akan menyatu dengan saluran pilot jet,
sehingga ketika ada aliran udara melewati air jet secara otomatis bensin akan
tercampur didalam saluran ini dan material yang keluar dari saluran pilot jet setelah
katup sudah berbentuk campuran udara bahan bakar.
Fungsi air pilot adalah menyuplai udara ketika katup gas tertutup rapat atau saat idle.

5) Jet Needle

Gambar 5.18 jet needle


jet Needle adalah jarum berbentuk tirus dengan ujung lancip, jarum ini
dipakai untuk mengatur volume bensin yang keluar dari main jet. Jarum ini digerakan
oleh skep atau katup gas, dimana gerakan naik turun skep akan menggerakan jet
needle untuk bergerak naik turun. Sesuai dengan bentuknya, gerakan naik turun
needle jet akan mempengaruhi besar kecilnya ujung saluran main jet.

6) Skep/Katup Gas

Gambar 5.19 katup gas

Katup gas pada motor bukan berbentuk koin seperti karburator mobil tapi
berbentuk tabung yang bergerak naik turun. Gerakan naik turun ini membuat
diameter venturi bervariasi, itulah sebabnya karburator pada motor masuk ke dalam
tipe Variable Ventury kecepatan konstan. Saat posisi skep ada dibawah maka aliran
udara akan terhambat sehingga menyebabkan RPM mesin menjadi rendah, ketika
posisi katup gas ini dinaikan maka saluran udara semakin membesar sehingga RPM
mesin semakin naik.

7) Pegas Katup Gas


Gambar 5.20 pegas katup gas

Pegas ini terletak dibagian atas karburator tepat pada tutup pengatur katup
gas. Fungsi pegas ini adalah untuk menjaga katup tetap tertutup ketika kita tidak
menarik pedal gas dan membalikan posisi katup ketika kita melakukan deselerasi.

8) Pilot Air Screw

Gambar 5.21 pilot air screw

Pilot Air Screw berfungsi untuk mengatur banyaknya udara yang akan
dicampur dengan bensin.

9) Choke Valve

Gambar 5.22 choke valve


https://images.app.goo.gl/pa8tRz2wu75co2oe6

Komponen ini dipakai untuk memperkecil volume udara yang masuk ke


mesin agar hisapan mesin mengangkat bahan bakar. Dengan demikian, campuran
bensin dan bahan bakar menjadi kaya. Sistem choke ini bekerja dengan menutup
saluran udara yang mengarah ke karburator menggunakan katup. Sistem ini dipakai
ketika kondisi mesin dingin, dimana banyak bahan bakar yang mengendap di dinding
intake dan menyebabkan sedikit bensin yang masuk ke ruang bakar.

10) Mangkuk Karburator

Gambar 5.23 mangkuk karburator

https://images.app.goo.gl/wocHKx6186ukhMP1A

Mangkuk ini berfungsi untuk menampung bensin yang akan disuplai ke


venturi. Selain itu, mangkok ini juga dijadikan cover pelindung komponen karbu
seperti pelampung dan main jet. Mangkuk karbu diharuskan bisa menampung bensin
tanpa bocor dengan tekanan yang stabil.

11) Baut Gas


Gambar 5.24 baut gas

Baut Gas (Throttle Screw) Mengatur posisi pembukaan katup/skep untuk posisi
langsam (stationer)

f. Saringan Udara

Saringan udara berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke karburator


dan ruang bakar.

Saringan udara yang kotor menyebabkan :

1) Saluran - saluran karburator tersumbat.


2) Campuran bahan bakar menjadi kaya karena kekurangan udara sehingga
bahan bakar boros.
Gambar 5.25 saringan Udara

2. Komponen Sistem Bahan Bakar Injeksi

Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke


mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump),
saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan
bahan bakar (fuel pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem
bahan bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan
menyemprotkan /menginjeksikan bahan bakar.

Gambar 5.26 komponen EFI


Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.

Gambar 5.27 fule suction filter


b. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan
bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan
dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa
dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubahubah.

Gambar 5.28 fuel pump modul

c. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran
bahan bakar agar tetap. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan
dipertahankan pada 294 kPa. Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor
terlalu besar pressure regulator mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.
Gambar 5.29 fuel pressure regulator
d. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju
injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa
dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.

Gambar 5.30 fuel feed house

e. Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold)


sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body.
Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama
dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control
Module) atau ECU (Electronic Control Unit). Terjadinya penyemprotan pada
injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan listrik ke solenoid coil
injektor.
Gambar 5.31 fuel ijector
Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet
sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum)
dari dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan
memancar keluar dari injektor.
f. Tangki bahan bakar atau fuel tank berfungsi untuk menyimpan/ menyediakan
bahan bakar di dalam kendaraan.
Gambar 5.32 tangki bahan bakar
g. Throttle body berfungsi sebagai tempat dari injector ataupun sebagai dudukan
injector dan juga Berfungsi mengatur asupan udara yang masuk ke ruang bakar.

Gambar 5.33 throttle body

h. Dalam automotif, ECU adalah sebuah singkatan untuk Electronic Control


Unit atau Unit kontrol elektronik yang berfungsi untuk melakukan optimasi
kerjanya mesin kendaraan. Kontrol injeksi bahan bakar yang berfungsi untuk
mengendalikan penggunaan bahan bakar yang diinjeksikan serta besarnya udara
kedalam ruang bakar sehingga penggunaan bahan bakar kendaraan paling
efisien.
Gambar 5.34 electronic control unit
E. CARA KERJA SISTEM BAHAN BAKAR
1. System Bahan Bakar Konvensional
a. Prisisp Kerja Karburator

Karburator memproses bahan bakar cair menjadi partikel kecil dan dicampur
dengan udara sehingga memudahkan penguapan. Prosesnya serupa dengan
penyemburan (spray). Pada gambar dibawah ini diterangkan prinsip dari
penyemburan. Sebagai akibat dari derasnya tiupan angin di (a), suatu kondisi vacum
(tekanan dibawah atmosfir) terjadi di (b). Perbedaan tekanan antara vacum dan
atmosfir udara di (c) mengakibatkan semburan terjadi pada gasoline (b). Berdasarkan
proses ini, maka semakin cepat aliran udara (a) mengakibatkan semakin besar vacum
yang terjadi pada (b), dan semakin banyak gasoline yang disemprotkan /
disemburkan.
Gambar 5.35 Prinsip Kerja Karburator

b. Sistem Choke

Gambar 5.36 sistem choke

Sistem choke dilengkapi oleh sebuah starter jet, starter pipe, starter
pluger (katup choke) dan komponen lain yang menunjang fungsi. Ketika katup
gas tertutup, starter plunger terbuka sepenuhnya dan saat mesin dihidupkan
melalui elektrik atau starter kaki, kondisi vakum pada saluran pemasukan
berpengaruh pada bagian fuel injection port. Jumlah bahan bakar diatur oleh
starter jet dan mengalir melalui starter pipe dimana terdapat air blood hole
(lubang udara) dan udara awal bercampur dengan bahan bakar mengalir
melalui lubang udara tersebut menghasilkan campuran yang jenuh masuk ke
ruang plunger (katup choke). Selanjutnya udara kedua bercampur dengan
bahan bakar yang berasal dari starter jet, membentuk campuran yang lebih
optimum untuk menyalakan mesin, mengalir melalui fuel injection port ke
mesin dalam bentuk uap / kabut. Dengan sistem choke percampuran bahan
bakar dan udara diatur oleh jet, campuran yang konstan dapat diperoleh dan
penyalakan mesin dapat dilakukan dengan mudah. Dengan catatan saat choke
dioperasikan katup gas tidak berfungsi.

c. Kerja Karburator Putaran Langsam

Gambar 5.37 sistem kerja karburator putaran langsam

Dari putaran langsam kekecepatan rendah, katup gas terbuka sedikit


maka celah antara jet needle (jarum) dan needle jet (saluran) kecil. Juga karena
putaran rendah, vacum yang terjadi sangat lemah/terbatas sehingga tidak
terjadi aliran pada celah tersebut. Pada saat ini aliran bahan bakar dilakukan
oleh pilot sistem. Ada dua macam pilot sistem, menggunakan satu atau dua
lubang, penggunaan satu atau dua lainnya tergantung pada karakter mesin.
Yang membedakan antara keduanya adalah satu atau dua saluran masuk
(injection port) . Pilot out let dengan satu saluran injection terletak dimanan
saluran bypass berada sebagai lubang / saluran kedua ( two-hole-type ).
Sebagian besar yang menggunakan tipe single hole adalah karburator yang
berdiameter terkecil.
d. Kerja Karburator Putaran Cepat

Sistem utama mengalirkan bahan bakar pada kecepatan menengah


sampai tinggi. Saat katup gas tebuka lebih lebar, aliran udara melalui venturi
makin cepat dan bahan bakar terhisap melalui jet needle. Tipe VM karburator
dilengkapi dengan pilot system dan main system yang berdiri sendiri-sendiri.

Gambar 5.38 sistem kerja karburator putaran cepat

e. Sistem Percepatan
Gambar 5.39 sistem percepatan

Pada saat handle gas di putar dengan tiba-tiba, throttle lever (tuas gas) akan
berputar ke arah kiri (lihat tanda panah). Pergerakan throttle lever tadi akan
mendorong pump rod (batang pendorong) ke arah bawah. Karena ujung pump rod
dihubungkan ke pump lever (tuas pompa), maka pump lever akan mengungkit
diapragma ke atas melawan tekanan pegas (spring). Akibatnya ruang pompa (pump
chamber) di atas diapragma menyempit dan medorong atau menekan sejumlah
bahan bakar mengalir melalui check valve ke lubang pengeluaran bahan bakar
(discharge hole). Selanjutnya bahan bakar tersebut akan bercampur dengan udara
pada venturi. Setelah melakukan penekanan tersebut, pump lever akan kembali ke
posisi semula dengan adanya dorongan pegas di atas diapragma. Pergerakan
diapragma ke bawah membuat pump chamber membesar lagi. Karena
desain/rancangan valve (katup) yang ada di pum chamber dibuat berlawanan arah
antara katup masuk dan katup keluar, maka pada saat diapragma ke bawah katup
masuk terbuka sedangkan katup keluar menutup. Dengan membukanya katup masuk
tersebut, membuat bahan bakar kembali masuk ke pump chamber dan sistem
percepatan siap untuk dipakai kembali. Demikian beberapa sistem dengan car kerja
yang umumnya dipakai pada karburator. Jika semua sistem tersebut digabungkan
pada sebuah karburator maka jadilah ia sebuah karburator yang kelihatannya sangat
kompleks.
f. Mekanisme Pelampung

Gambar 5.40 mekanisme pelampung

Ketika sejumlah bahan bakar mengalir dan masuk ruang pelampung membuat
pelampung ngambang, mengakibatkan jarum katup pelampung (needle valve) melekat
rapat pada posisinya (valve seat) dan menghentikan aliran bahan bakar. Saat mesin
berjalan dan bahan bakar terpakai mengakibatkan terjadinya celah antara ujung katup
jarum dengan dudukannya (valve seat) maka bahan bakar dapat mengalir lagi melalui
celah tersebut. Bila bahan bakar telah mencapai batas tertentu maka proses ini
(pelampung naik, jarum terdorong keatas, bahan bakar berhenti dan seterusnya) terjadi
selama kendaraan berjalan.
2. System Bahan Bakar Injeksi

Sistem EFI atau PGM-FI (istilah pada Honda) dirancang agar bisa melakukan
menyemprotan bahan bakar yang jumlah dan waktunya ditentukan berdasarkan
informasi dari sensor-sensor. Pengaturan koreksi perbandingan bahan bakar dan
udara sangat penting dilakukan agar mesin bisa tetap beroperasi/bekerja dengan
sempurna pada berbagai kondisi kerjanya. Oleh karena itu, keberadaan sensor-sensor
yang memberikan informasi akurat tentang kondisi mesin saat itu sangat menentukan
unjuk kerja (performance) suatu mesin. Semakin lengkap sensor, maka pendeteksian
kondisi mesin dari berbagai karakter (suhu, tekanan, putaran, kandungan gas, getaran
mesin dan sebagainya) menjadi lebih baik. Informasi-informasi tersebut sangat
bermanfaat bagi ECU untuk diolah guna memberikan perintah yang tepat kepada
injektor, sistem pengapian, pompa bahan bakar dan sebagainya.

a. Saat Penginjeksian (Injection Timing) dan Lamanya Penginjeksian

Terdapat beberapa tipe penginjeksian (penyemprotan) dalam sistem EFI


motor bensin (khususnya yang mempunyai jumlah silinder dua atau lebih),
diantaranya tipe injeksi serentak (simoultaneous injection) dan tipe injeksi terpisah
(independent injection). Tipe injeksi serentak yaitu saat penginjeksian terjadi secara
bersamaan, sedangkan tipe injeksi terpisah yaitu saat penginjeksian setiap injektor
berbeda antara satu dengan yang lainnya, biasanya sesuai dengan urutan pengapian
atau firing order (FO). Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa penginjeksian
pada motor bensin pada umumnya dilakukan di ujung intake manifold sebelum inlet
valve (katup masuk). Oleh karena itu, saat penginjeksian (injection timing) tidak
mesti sama persis dengan percikan bunga api busi, yaitu beberapa derajat sebelum
TMA di akhir langkah kompresi.

Saat penginjeksian tidak menjadi masalah walau terjadi pada langkah hisap,
kompresi, usaha maupun buang karena penginjeksian terjadi sebelum katup masuk.
Artinya saat terjadinya penginjeksian tidak langsung masuk ke ruang bakar selama
posisi katup masuk masih dalam keadaan menutup. Misalnya untuk mesin 4 silinder
dengan tipe injeksi serentak, tentunya saat penginjeksian injektor satu dengan yang
lainnya terjadi secara bersamaan. Jika FO mesin tersebut adalah 1 – 3 – 4– 2, saat
terjadi injeksi pada silinder 1 pada langkah hisap, maka pada silinder 3 injeksi terjadi
pada satu langkah sebelumnya, yaitu langkah buang. Selanjutnya pada silinder 4
injeksi terjadi pada langkah usaha, dan pada silinder 2 injeksi terjadi pada langkah
kompresi. Sedangkan lamanya (duration) penginjeksian akan bervariasi tergantung
kondisi kerja mesin. Semakin lama terjadi injeksi, maka jumlah bahan bakar akan
semakin banyak pula. Dengan demikian, seiring naiknya putara mesin, maka lamanya
injeksi akan semakin bertambah karena bahan bakar yang dibutuhkan semakin
banyak.
b. Cara Kerja Saat Kondisi Mesin Dingin

Pada saat kondisi mesin masih dingin (misalnya saat menghidupkan di pagi
hari), maka diperlukan campuran bahan bakar dan udara yang lebih banyak
(campuran kaya). Hal ini disebabkan penguapan bahan bakar rendah pada saat
kondisi temperatur/suhu masih rendah. Dengan demikian akan terdapat sebagian kecil
bahan bakar yang menempel di dinding intake manifold sehingga tidak masuk dan
ikut terbakar dalam ruang bakar. Untuk memperkaya campuran bahan bakar udara
tersebut, pada sistem EFI yang dilengkapi dengan sistem pendinginan air terdapat
sensor temperatur air pendingin (engine/coolant temperature sensor) seperti terlihat
pada gambar di bawah ini. Sensor ini akan mendeteksi kondisi air pendingin mesin
yang masih dingin tersebut. Temperatur air pendingin yang dideteksi dirubah menjadi
signal listrik dan dikirim ke ECU/ECM. Selanjutnya ECU/ECM akan mengolahnya
kemudian memberikan perintah pada injektor dengan memberikan tegangan yang
lebih lama pada solenoid injektor agar bahan bakar yang disemprotkan menjadi lebih
banyak (kaya).

Gambar 5.41 Sensor Air Pendingin (9) Yamaha GTS 1000

Sedangkan bagi mesin yang tidak dilengkapi dengan system pendinginan air,
sensor yang dominan untuk mendeteksi kondisi mesin saat dingin adalah sensor
temperatur oli/pelumas mesin (engine oil temperature sensor) dan sensor temperatur
udara masuk (intake air temperature sensor). Sensor temperature oli mesin
mendeteksi kondisi pelumas yang masih dingin saat itu, kemudian dirubah menjadi
signal listrik dan dikirim ke ECU/ECM. Sedangkan sensor temperatur udara masuk
mendeteksi temperature udara yang masuk ke intake manifold. Pada saat masih
dingin kerapatan udara lebih padat sehingga jumlah molekul udara lebih banyak
dibanding temperatur saat panas. Agar tetap terjadi perbandingan campuran yang
tetap mendekati ideal, maka ECU/ECM akan memberikan tegangan pada solenoid
injektor sedikit lebih lama (kaya). Dengan demikian, rendahnya penguapan bahan
bakar saat temperatur masih rendah sehingga akan ada bahan bakar yang menempel
di dinding intake manifold dapat diantisipasi dengan memperkaya campuran tersebut.

Gambar 5. 42 Engine Oil Temperature Sensor dan Intake Air Temperature Sensor Honda Supra X 125

c. Cara Kerja Saat Putaran Rendah

Pada saat putaran mesin masih rendah dan suhu mesin sudah mencapai suhu
kerjanya, ECU/ECM akan mengontrol dan memberikan tegangan listrik ke injektor
hanya sebentar saja (beberapa derajat engkol) karena jumlah udara yang dideteksi
oleh MAP sensor dan sensor posisi katup gas (TP sensor ) masih sedikit. Hal ini
supaya dimungkinkan tetap terjadinya perbandingan campuran bahan bakar dan udara
yang tepat (mendekati perbandingan campuran teoritis atau ideal). Posisi katup gas
(katup trotel) pada throttle body masih menutup pada saat putaran stasioner/langsam
(putaran stasioner pada sepeda motor pada umumnya sekitar 1400 rpm). Oleh karena
itu, aliran udara dideteksi dari saluran khusus untuk saluran stasioner. Sebagian besar
system EFI pada sepeda motor masih menggunakan skrup penyetel (air idle adjusting
screw) untuk putaran stasioner.

Gambar 5.43 Saluran Masuk Untuk Putaran Staioner Saat Katup Throttle Masih Menutup Pada Sepeda
Motor Honda Supra X 125

Berdasarkan informasi dari sensor tekanan udara (MAP sensor) dan sensor
posisi katup gas (TP) sensor tersebut, ECU/ECM akan memberikan tegangan listrik
kepada solenoid injektor untuk menyemprotkan bahan bakar. Lamanya
penyemprotan/penginjeksian hanya beberapa derajat engkol saja karena bahan bakar
yang dibutuhkan masih sedikit. Pada saat putaran mesin sedikit dinaikkan namun
masih termasuk ke dalam putaran rendah, tekanan udara yang dideteksi oleh MAP
sensor akan menjadi lebih tinggi dibanding saat putaran stasioner. Naiknya tekanan
udara yang masuk mengindikasikan bahwa jumlah udara yang masuk lebih banyak.
Berdasarkan informasi yang diperoleh oleh MAP sensor tersebut, ECU/ECM akan
memberikan tegangan listrik sedikit lebih lama dibandingkan saat putara satsioner.

Gambar 5.44 Posisi Skrup Penyetel Putaran Stasioner Pada Throttle Body

Gambar diatas adalah ilustrasi saat mesin berputar pada putaran rendah, yaitu
2000 rpm. Seperti terlihat pada gambar, saat penyemprotan/penginjeksian (fuel
injection) terjadi diakhir langkah buang dan lamanya penyemprotan/penginjeksian
juga masihbeberapa derajat engkol saja karena bahan bakar yang dibutuhkan masih
sedikit.
Gambar 5.45 Contoh Penyemprotan Injektor Pada Saat Putaran 2000 rpm

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa proses penyemprotan pada


injektor terjadi saat ECU/ECM memberikan tegangan pada solenoid injektor. Dengan
pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga
mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum) dari
dudukannya, sehingga bahan bakar yang berada dalam saluran bahan bakar yang
sudah bertekanan akan memancar keluar dari injektor.

d. Cara Kerja Saat Putaran Menengah dan Tinggi

Pada saat putaran mesin dinaikkan dan kondisi mesin dalam keadaan normal,
ECU/ECM menerima informasi dari sensor posisi katup gas (TP sensor) dan MAP
sensor. TP sensor mendeteksi pembukaan katup trotel sedangkan MAP sensor
mendeteksi jumlah/tekanan udara yang semakin naik. Saat ini deteksi yang diperoleh
oleh sensor tersebut menunjukkan jumlah udara yang masuk semakin banyak. Sensor-
sensor tersebut mengirimkan informasi ke ECU/ECM dalam bentuk signal listrik.
ECU/ECM kemudian mengolahnya dan selanjutnya akan memberikan tegangan
listrik pada solenoid injektor dengan waktu yang lebih lama dibandingkan putaran
sebelumnya. Disamping itu saat pengapiannya juga otomatis dimajukan agar tetap
tercapai pembakaran yang optimum berdasarkan infromasi yang diperoleh dari sensor
putaran rpm. Gambar bawah ini adalah ilustrasi saat mesin berputar pada putaran
menengah, yaitu 4000 rpm. Seperti terlihat pada gambar, saat
penyemprotan/penginjeksian (fuel injection) mulai terjadi dari pertengahan langkah
usaha sampai pertengahan langkah buang dan lamanya penyemprotan/penginjeksian
sudah hampir mencapai setengah putaran derajat engkol karena bahan bakar yang
dibutuhkan semakin banyak.

Selanjutnya jika putaran putaran dinaikkan lagi, katup trotel semakin terbuka
lebar dan sensor posisi katup trotel (TP sensor) akan mendeteksi perubahan katup
trotel tersebut. ECU/ECM memerima informasi perubahan katup trotel tersebut dalam
bentuk signal listrik dan akan memberikan tegangan pada solenoid injector lebih lama
dibanding putaran menengah karena bahan bakar yang dibutuhkan lebih banyak lagi.
Dengan demikian lamanya penyemprotan/penginjeksian otomatis akan melebihi dari
setengah putaran derajat engkol.

Gambar 5.46 Contoh Penyemprotan Injektor Pada Saat Putaran 4000 rpm
e. Cara Kerja Saat Akselerasi (Percepatan)

Bila sepeda motor diakselerasi (digas) dengan serentak dari kecepatan rendah,
maka volume udara juga akan bertambah dengan cepat. Dalam hal ini, karena bahan
bakar lebih berat dibanding udara, maka untuk sementara akan terjadi keterlambatan
bahan bakar sehingga terjadi campuran kurus/miskin. Untuk mengatasi hal tersebut,
dalam sistem bahan bakar konvensional (menggunakan karburator) dilengkapi sistem
akselerasi (percepatan) yang akan menyemprotkan sejumlah bahan bakar tambahan
melalui saluran khusus. Sedangkan pada sistem injeksi (EFI) tidak membuat suatu
koreksi khusus selama akselerasi. Hal ini disebabkan dalam sistem EFI bahan bakar
yang ada dalam saluran sudah bertekanan tinggi. Perubahan jumlah udara saat katup
gas dibuka dengan tiba-tiba akan dideteksi oleh MAP sensor. Walaupun yang
dideteksi MAP sensor adalah tekanan udaranya, namun pada dasarnya juga
menentukan jumlah udara. Semakin tinggi tekanan udara yang dideteksi, maka
semakin banyak jumlah udara yang masuk ke intake manifold.

Dengan demikian, selama akselerasi pada sistem EFI tidak terjadi


keterlambatan pengiriman bahan bakar karena bahan bakar yang telah bertekanan
tinggi tersebut dengan serentak diinjeksikan sesuai dengan perubahan volume udara
yang masuk. Demikian tadi cara kerja sistem EFI pada beberapa kondisi kerja mesin.
Masih ada beberapa kondisi kerja mesin yang tidak dibahas lebih detil seperti saat
perlambatan (deselerasi), selama tenaga yang dikeluarkan tinggi (high power output)
atau beban berat dan sebagainya. Namun pada prinsipnya adalah hampir sama dengan
penjelasan yang sudah dibahas. Hal ini disebabkan dalam sistem EFI semua koreksi
terhadap pengaturan waktu/saat penginjeksian dan lamanya penginjeksian
berdasarkan informasiinformasi yang diberikan oleh sensor-sensor yang ada.
Informasi tersebut dikirim ke ECU/ECM dalam bentuk signal listrik yang merupakan
gambaran tentang berbagai kondisi kerja mesin saat itu. Semakin lengkap sensor yang
dipasang pada suatu mesin, maka koreksi terhadap pengaturan saat dan lamanya
penginjeksian akan semakin sempurna, sehingga mesin bisa menghasilkan unjuk
kerja atau tampilan (performance) yang optimal dan mengeluarkan kandungan emisi
beracun yang minimal.

F. PERAWATAN BERKALA SISTEM BAHAN BAKAR


1. System Bahan Bakar Konvensional
a. Pembersihan Saringan Udara

Keselamatan kerja:

Hati hati pada saat membersihkan saringan udara, karena kotoran yang menempel
pada saringan udara beracun.

-Pembersihan saringan udara jenis elemen kering

Langkah kerja:

Komponen – komponen saringan


udara jenis elemen kering:

1. Kotak saringan udara

2. Karet

3. Elemen saringan udara jenis


kering

Gambar 5.47 saringan udara (no 3)


4. Tutup saringan udara
1) Keluarkan elemen saringan udara dari dalam kotak saringan.
2) Periksa udara, bila kotor sekali atau sobek diganti baru.
3) Saringan udara yang kotor diketok – ketokkan pada lantai beberapa kali.
Gambar 5.48 pembersihan saringan udara
4) Semprot saringan udara dengan pistol udara dari arah dalam menuju keluar
saringan.

Gambar 5.49 penyemprotan dari dalam menuju luar

Waktu pembersihan:

Honda Astrea Star tiap 3000 km.

Keterangan: Jika didaerah berdebu harus sering dibersihkan


-Saringan udara jenis busa.
1) Keluarkan saringan udara dari kotaknya.
2) Periksa saringan udara, bila kotor sekali atau sobek ganti saringan baru.
Gambar 5.50 saringan udara jenis busa
3) Bersihkan saringan udara dengan jalan diredam dalam minyak tanah/air
detergen.

Gambar 5.51 cara mencuci saringan udara

4) Kemudian diperas – peras, jangan sampai rusak / sobek.


Gambar 5.52 cara memeras saringan udara

5) Agar cepat kering, disemprot dengan pistol udara dari arah dalam menuju
keluar.
6) Khusus saringan jenis busa sebelum pemasangan diteteskan oli terlebih
dahulu secara merata pada bagian luar.

Gambar 5.53 cara meneteskan oli pada saringan udara

Waktu pembersihan:
Yamaha C 80 tiap 1000 km. Suzuki RC 80 – RC 100 tiap 3000 km. Honda Win tiap
3000 km.

Keterangan: Bila pemakaian selalu didaerah berdebu harus sering dibersihkan

b. Perawatan Sistem Bahan Bakar

Keselamatan kerja

Jauhkan api pada waktu bekerja dengan bahan bakar.

Langkah kerja:

-Tangki bahan bakar (contoh: Honda bebek)

1) Lepas sadel, penutup tangki, penutup depan.


2) Kosongkan bahan bakar dari tangki ke kaleng yang tersedia melalui selang
yang dapat dilepas dari kran bahan bakar.
3) Lepas tangki dari rangka sepeda motor.
4) Bersihkan tangki dengan air panas dan keringkan
5) Periksa bagian luar – dalam tangki secara visual terhadap karat, kebocoran,
jika berkarat keras atau bocor, harus diperbaiki.
Gambar 5.54 tangki bahan bakar

-Selang bahan bakar

1) Bersihkan bagian luar selang – selang.


6) Periksa selang – selang bahan bakar secara visual. Jika terdapat keretakan atau
kebocoran, harus diganti.

Gambar 5.55 selang bahan bakar

-Saringan bahan bakar.


Terletak antara tangki dan karburator. Bisa terpasang pada kran bahan bakar, bagian
bawah karburator atau pada rumah karburator.

Gambar 5.56 kran bahan bakar (kanan)

1) Lepas saringan, dengan membuka baut penutup saringan atau kran

Gambar 5.57 saringan bahan bakar (kanan)

2) Cuci bagian dalam saringan dengan pistol udara dan periksa kerusakan
yang ada.
3) Pasang kembali saringan pada tempatnya. Perhatikan: paking–paking pada
rumah saringan harus diganti baru, setiap kali penutup saringan dibuka.

-Karburator

1) Kosongkan bensin dari karburator dengan mengendorkan skrub


pembuang.
2) Lepas tutp atas karburator, selang – selang dan saluran penghubung.
3) Lepas karburator dengan jalan melepas baut pemasangan karburator.

Gambar 5.58 karburator

4) Bersihkan bagian luar ruang pelampungdan karburator dengan bensin dan


pistol udara.
5) Keluarkan pelampung, katup pelampung dengan cara menarik pena lengan
pelampung.
6) Keluarkan jet udara dan jet bensin, kemudian bersihkan semua saluran jet
dan bagian yang dilepas dengan pistol udara.
7) Periksa paking – paking, kalau ada yang cacat harus diganti.

Gambar 5.59 komponen komponen karburator


8) Rakit kembali bagian – bagian karburator dengan cara kebalikan dari cara
melepas.
9) Pasang karburator / saluran penghubung dan selang – selang.

Pemeriksaan akhir.

1) Isi tangki dengan bensin, kemudian putar kran bensin ke posisi On.
2) Periksa kebocoran – kebocoran pada saluran bahan bakar dan karburator
kemudian hidupkan mesin.
3) Setel skrub udara dan skrub penyetel gas.
4) Putaran idle: 1400.
2. System Bahan Bakar Injeksi

Keselamatan kerja wajib di oerhatikan sebelum melakuka service sistem bahan bakar
berikut adalah cara perawatan sistem injeksi:

a. Saringan udara
Pada saringan udara diperlukan penggantian secara berkala di karenakan
saringan udara pada sistem bahan bakar injeksi menggunakan filter basah.

Gambar 5.60 Filter udara Honda beat

Sebagai contoh motor beat

1) Lepas baut sekrup pada filter


2) Buka lah secara hati-hati
3) Periksa bila kotor ganti
b. Pemeriksaan fuel pump
Pada pemeriksaaan fuel pump yang harus di perhatikan adalah rotax dan
kabel-kabel yang beradad di bagian fuel pump. Untuk cara pembongkaran nya
sebagai berikut;
1) Buka sadel sepeda motor
2) Buka penutup fuel pump secara hati-hati
3) Kendorkan mur dari tangka yang menempel di fuel pump
menggunakan kunci T 10
4) Keluarkan fuel pump dari tangka secara hati hati

Gambar 5.60 pelepasan fuel pump dari tangka


Sumber. https://www.motorplus-online.com/read/251702514/harus-peka-biar-enggak-mogok-dijalan-
begini-ciri-ciri-fuel-pump-lemah?page=all
5) Periksa visual fuel pump
6) Lepaskan rotak pada fuel pump
7) Periksa saringan bahan bakar bila sudah kotor ganti.

Gambar 5.61 Filter bahan bakar injeksi beat


Sumber. https://belitung.tribunnews.com/2019/02/22/ini-jadwal-penggantian-filter-fuel-pump-di-
motor-injeksi-ada-umurnya
Gambar 5.62. Bagian – bagian fuel pump
Sumber.http://perbaikanmotormatik.blogspot.com/2016/10/cara-melepas-dan-membersihkan-
fuelpump.html
8) Periksa rotax dan kabel kabel fuel pump
9) Pasangkan kembali sesuai urutan nya
c. Pemeriksaan selang bahan bakar
Cara pemeriksaaan selang bahan bakar adalah:
1) Lepas sambungan dari fuel pump dan injector secara hati hati
2) Periksa secara visual

Gambar 5.64 Pelepasan sambungan selang dari injector


3) Untuk pemeriksaan apakah selang tersumbat atau rusak di jadikan satu
dengan pemeriksaan tekanan
4) Pasang kembali sesuai urutan nya.
d. Pemriksaan tekanan bahan bakar
Pada pemriksaan tekan bhan bakar perlu digunakan pressure gauge untuk
mengetahui berpa nilai tekanan bahan bakar tersebut, berikut adalah caranya:

1) Langkah pertama sudah pasti kita siapkan alat ukurnya


2) Posisi kuknci kontak dalam kondisi “OFF”

Gambar 5.65 Pelepasan selang bahan bakar

Sumber. https://cicakkreatip.com/2014/10/06/cara-mengukur-tekanan-pompa-bahan-bakar-motor-
injeksi-yang-benar-ada-pertanyaan-dari-mas-upil-gareng-kali-ini/.

3) Lepas pengunci selang penghubung fuel pump dengan injektor (lihat gambar
diatas)
Gambar 5.67 Pemasangan pressure gauge

Sumber. https://cicakkreatip.com/2014/10/06/cara-mengukur-tekanan-pompa-bahan-bakar-motor-
injeksi-yang-benar-ada-pertanyaan-dari-mas-upil-gareng-kali-ini/

4) Setelah terlepas, barulah hubungkan fuel pump pressure gauge di antara


selang fuel pump yang sudah terlepas tadi, disusun secara seri di bolak balik
sama saja, asalkan konektor penyambung selangnya bisa terpasang dengan
benar tanpa adanya kebocoran (lihat gambar di atas)
5) Setelah alat ukur terpasang dengan sempurna, maka posisikan kunci kontak
di posisi “ON” dengan catatan sebelum kunci kotak di posisi ‘ON” kembali
periksa sambungan selang bahan bakar, pastikan kondisinya tidak ada yang
bocor.
Gambar 5.68 Pengukuranpressure gauge

Sumber. https://cicakkreatip.com/2014/10/06/cara-mengukur-tekanan-pompa-bahan-bakar-motor-
injeksi-yang-benar-ada-pertanyaan-dari-mas-upil-gareng-kali-ini/

6) Setelah kunci kontak “ON” lihat tekanan stanby-nya, ada di angka berapa?
jika tekannya di bawah standar, maka fuel pump masih belum bisa kita
katakana rusak, dimana langkah selanjutnya masih harus kita lakukan, yakni
dengan menghidupkan mesinnya (kondisi alat masih terpasang).
7) Setelah motor kondisi nyala dan lihat jarum alat ukur ada di angka berapa?
kalau masih dalam angka standar maka tidak ada masalah pada fuelpump-
nya, namun kalau tekanan ada di bawah standar, maka bisa kita katakana fuel
pump butuh kita periksa dengan membongkar fuel pump dari tangki bahan
bakar.
8) Setelah mengukur dalam kondisi stasioner, sekali lagi pengukuran masih kita
lanjutkan lagi, bukan kondisi stasioner lagi, melainkan dengan menaikkan
putaran mesin dengan spontan atau dengan menahan putaran mesin di atas
stasioner (1500 ke atas). Amati pergerakan jarum pada alat ukur, jika jarum
bergetar kurang lebih 2–3 Kpa dari angka standar, maka itu bisa kita katakana
wajar, namun jika pergerakan jarumnya sampai 100-200 Kpa, maka fuel
pump perlu kita periksa(kreatip.2014).

e. Injektor

Pemriksaan injector membutuhkan alat, yang mana alat tersebut bernama


injector tester. Ketika injector mengalami kerusakan maka Lampu MIL
berkedip 12 kali menandakan injector dalam kondisi rusak, berikut cara
pemriksaan injector:

1) Setelah melepaskan injektor dari motor FI kita, selanjutnya injektor dirakit ke


YIT. Injektor diletakkan pada posisi puncak YIT, disana sudah terdapat
dudukan dengan pengaturan khusus dilengkapi baut dan selang bertekanan
yang akan digunakan untuk menguji kelayakkan injektor.
2) Langkah pertama mengaktifkan tombol Air bleeding, fungsinya untuk
membuang sisa tekanan pada injektor – Langkah ini dilakukan tanpa
menyalakan fuel pump, dan cukup tekan tombol start, dan YIT akan mengatur
sendiri waktu yang dibutuhkan untuk langkah ini adalah cukup 10 detik saja).

Gambar 5.69 Injektor tester Yamaha


Sumber. https://indobbc.wordpress.com/2012/06/04/cek-kebersihan-injektor-dengan-alat-yamaha-
injector-tester/
3) Untuk melihat kemampuan injektor dalam menyemprotkan bahan bakar bisa
menggunakan Jet Amount, pada langkah ini perbandingan volume bahan
bakar akan terlihat pada tabung, dan perbandingan antara injektor baru
(sebagai pembanding) dengan injektor punya pelanggan akan terlihat
kemampuannya. Langkahnya adalah tekan tombol Jet Amount lalu start, lalu
akan terjadi reaksi cairan mengalir dari lubang injektor ke dalam tabung, dari
sana akan terlihat perbandingan antara dua type injektor (baru – sebagai
pembanding dan injektor punya pelanggan) secara terukur, durasi untuk
melakukan ini adalah 60 detik.
4) Untuk melihat kualitas pengabutan injektor masih berfungsi baik atau tidak
bisa menggunakan teknik Spray pada YIT. Injektor pada YIT dipindahkan
kearah samping (kotak kaca), disana injektor akan mendapatkan tekanan
angin dari pompa, setelah itu proses pengabutan terjadi, teknik perbandingan
injektor baru dan lama juga masih digunakan pada langkah ini.
5) Terakhir adalah melakukan proses Cleaning fungsinya membersihkan sisa
karbon yang mungkin saja masih terdapat pada lubang injektor, alat YIT akan
mengatur waktu secara otomatis dan durasinya adalah 180 detik
(Broardy.2012).
f. Pemeriksaan Throtle position dan Intake air tempratur
Pada langkah pemeriksaan ini cukup di lakukan dengan pengetesan menggunakan
scanner injeksi adapun cara nya sebagai berikut:
1) Lepas dash board cover sadel
2) Lepaskan penutup conector injeksi ke scanner
3) Pasang conector scanner
4) Carilah tipe motor tersebut
5) Lalu reset ECU
6) Jika tidak ada kerusakan scanner tidak akan menunjukan komponen apa
yang mengalami kerusakan,
7) Lepas conector scanner setelah proses reset
8) Pasang sesuai urutan nya.

Anda mungkin juga menyukai