Bahan bakar minyak merupakan bahan bakar yang biasa digunakan untuk
kendaraan dalam bentuk cair. Hasil penyulingan minyak bumi menghasilkan bahan
bakar minyak. Minyak bumi sendiri adalah sebuah proses pelapukan yang di alami
tumbuhan dan hewan yang sudah mati ribun tahun lamanya dan kemudian
mengendap di tanah. Minyak mentah merupakan minyak bumi yang belum melalui
proses penyulingan. Sebelum melakukan proses penyulingan minyak mentah akan
melalui proses pengeboran terlebih dahulu. Perlu anda ketahui dalam melakukan
pengeboran ini tidak dilakukan di sembarang tempat karena tidak semua tempat
mengandung miyak bumi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang
dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia
melalui proses pembakaran (reaksi redoks) dimana bahan bakar tersebut akan
melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk
melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi
nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya
bensin dan solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering
digunakan manusia. Bahan bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif.
(IPTEK.2012)
1. BBM Untuk Aviasi
Pesawat terbang merupaakan alat transportasi udara yang berguna untuk anda
dalam melakukan aktivitas seperti mobilitas atau bisnis antar pulau. Dengan
menggunakan pesawat terbang maka sudah pasti perjalanan jauh anda akan semakin
mudah dan cepat. Pesawat terbang mampu menampung banyak orang hingga puluhan
orang. Perlu anda ketahui bahwa pesawat terbang ini menggunakan bahan bakar
minyak atau BBM yang berjenis Avisasi. Selain itu bahan babar minyak (BBM) yang
di gunakan untuk pesawat terbang memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. tingkat
kemurnian BBM pada pesawat terbang sekitar 100 okat keatas. Bahan bakar minyak
dengan jenis ini memiliki dua tipe yang berbeda yakni diantaranya:
a. Avgas (Aviation Gasoline) adalah salah satu jenis bahan bakar yang berguna
sebagai bahan bakar pesawat yang menggunakan sistem pembakaran internal.
b. Avtur (Aviation Turbine) adalah tipe bahan bakar yang biasanya di gunakan
untuk pesawat terbang dengan menggunakan mesin turbin.
2. Premium
Premium (RON 88) merupakan tipe bensin yang biasanya di gunakan untuk
kendaraan dan memang di gemari banyak orang di karenakan harganya yang murah
dibandingan tipe jenis lainnya. Namun fakta sebenarnya bahwa premium ini memiliki
RON yang cukup rendah yakni a88, ini sangat kecil dibandingkan jenis bensin
lainnya. Premium ini memiliki warna yang sedikit kurang jernih. Namun meskipun
demikian hal ini tak membuat para masyarakat berpaling dari premium. Nama lain
dari premium ini adalah petrol. Premium memiliki RON 88 dengan demikian sudah
pasti bahwa akan di sebut di indonesia dengan kata bensin.
Sistem bahan bakar dalam teknik otomotif adalah suatu sistem yang berfungsi
untuk menyimpan bahan bakar secara aman, menyalurkan bahan bakar ke mesin dan
mengkabutkan bahan bakar agar bercampur dengan udara. (Anonim.2018)
Komponen utama dalam sistem bahan bakar terdiri dari:
Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang
dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya sudah
mulai diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah terbatas pada tahun 1980-an,
dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian berkembang menjadi sistem injeksi
elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic)
karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke setiap saluran masuk (intake
manifold). Sedangkan sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan
Electronic Fuel Injection (EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan
secara elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline
Injection), EPI (Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injenction)
dan Engine Management.
Gambar 5.8 supra x 14 fi
https://www.cermati.com/kredit-motor/honda-supra-x-125-fi-cw
https://images.app.goo.gl/xGbHp1hwFQtnECh77
Slang bahan bakar berfungsi sebagai saluran perpindahan bahan bakar dari
tangki ke karburator.
Gambar 5.10 Selang Bahan Bakar
https://images.app.goo.gl/7y6YoyChqY2MqUXu8
https://images.app.goo.gl/jWbphaQNBnKcZfVcA
e. Karburator
Karburator adalah unit yang terpasang pada sepeda motor yang salah satu
fungsinya untuk menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar. Namun seiring
perkembangan teknologi fungsi ini digantikan oleh injector pada sistem EFI. Namun
bahasan EFI ada dalam buku tersendiri.
https://images.app.goo.gl/5fYSJDMMTzdk61i48
Gambar 3.1 bagian-bagian karburator
https://images.app.goo.gl/f67KpfBaGY347RRj6
1) Jarum Pelampung
https://images.app.goo.gl/Xx4VsP4n7B3BWvdj6
Jarum pelampung adalah sebuah jarum berbentuk lancip seperti katup yang
menekan sebuah lubang. Lubang yang ditekan adalah lubang penyalur bensin,
sehingga ketika lubang ini tertekan katup otomatis suplai bensin akan terhenti. Hal ini
bertujuan untuk mengatur volume didalam ruang pelampung agar tidak berlebihan,
sehingga campuran yang keluar menuju intake manifold bisa berlangsung normal.
2) Pelampung
https://images.app.goo.gl/yZmPjH3vaYf36DXt5
Pelampung adalah sebuah komponen yang terbuat dari plastik ringan yang
mengambang pada zat cair khususnya bensin. Pelampung akan menggerakan ujung
jarum pelampung agar tertutup. Mekanismenya ketika volume bensin diruang
pelampung meningkat, otomatis pelampung juga semakin naik. Kenaikan pelampung
akan menggerakan jarum pelampung sehingga menutup aliran bensin. Ini akan
membuat suplai bensin terhenti hingga volume bensin diruang pelampung berkurang.
3) Main Jet
Gambar 5.16 main jet
4) Pilot Jet
Saluran ini terletak memanjang dari ruang sebelum katup gas menuju ruang
setelah katup gas. Output dari air pilot ini akan menyatu dengan saluran pilot jet,
sehingga ketika ada aliran udara melewati air jet secara otomatis bensin akan
tercampur didalam saluran ini dan material yang keluar dari saluran pilot jet setelah
katup sudah berbentuk campuran udara bahan bakar.
Fungsi air pilot adalah menyuplai udara ketika katup gas tertutup rapat atau saat idle.
5) Jet Needle
6) Skep/Katup Gas
Katup gas pada motor bukan berbentuk koin seperti karburator mobil tapi
berbentuk tabung yang bergerak naik turun. Gerakan naik turun ini membuat
diameter venturi bervariasi, itulah sebabnya karburator pada motor masuk ke dalam
tipe Variable Ventury kecepatan konstan. Saat posisi skep ada dibawah maka aliran
udara akan terhambat sehingga menyebabkan RPM mesin menjadi rendah, ketika
posisi katup gas ini dinaikan maka saluran udara semakin membesar sehingga RPM
mesin semakin naik.
Pegas ini terletak dibagian atas karburator tepat pada tutup pengatur katup
gas. Fungsi pegas ini adalah untuk menjaga katup tetap tertutup ketika kita tidak
menarik pedal gas dan membalikan posisi katup ketika kita melakukan deselerasi.
Pilot Air Screw berfungsi untuk mengatur banyaknya udara yang akan
dicampur dengan bensin.
9) Choke Valve
https://images.app.goo.gl/wocHKx6186ukhMP1A
Baut Gas (Throttle Screw) Mengatur posisi pembukaan katup/skep untuk posisi
langsam (stationer)
f. Saringan Udara
a. Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.
c. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran
bahan bakar agar tetap. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan
dipertahankan pada 294 kPa. Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor
terlalu besar pressure regulator mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.
Gambar 5.29 fuel pressure regulator
d. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju
injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa
dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
Karburator memproses bahan bakar cair menjadi partikel kecil dan dicampur
dengan udara sehingga memudahkan penguapan. Prosesnya serupa dengan
penyemburan (spray). Pada gambar dibawah ini diterangkan prinsip dari
penyemburan. Sebagai akibat dari derasnya tiupan angin di (a), suatu kondisi vacum
(tekanan dibawah atmosfir) terjadi di (b). Perbedaan tekanan antara vacum dan
atmosfir udara di (c) mengakibatkan semburan terjadi pada gasoline (b). Berdasarkan
proses ini, maka semakin cepat aliran udara (a) mengakibatkan semakin besar vacum
yang terjadi pada (b), dan semakin banyak gasoline yang disemprotkan /
disemburkan.
Gambar 5.35 Prinsip Kerja Karburator
b. Sistem Choke
Sistem choke dilengkapi oleh sebuah starter jet, starter pipe, starter
pluger (katup choke) dan komponen lain yang menunjang fungsi. Ketika katup
gas tertutup, starter plunger terbuka sepenuhnya dan saat mesin dihidupkan
melalui elektrik atau starter kaki, kondisi vakum pada saluran pemasukan
berpengaruh pada bagian fuel injection port. Jumlah bahan bakar diatur oleh
starter jet dan mengalir melalui starter pipe dimana terdapat air blood hole
(lubang udara) dan udara awal bercampur dengan bahan bakar mengalir
melalui lubang udara tersebut menghasilkan campuran yang jenuh masuk ke
ruang plunger (katup choke). Selanjutnya udara kedua bercampur dengan
bahan bakar yang berasal dari starter jet, membentuk campuran yang lebih
optimum untuk menyalakan mesin, mengalir melalui fuel injection port ke
mesin dalam bentuk uap / kabut. Dengan sistem choke percampuran bahan
bakar dan udara diatur oleh jet, campuran yang konstan dapat diperoleh dan
penyalakan mesin dapat dilakukan dengan mudah. Dengan catatan saat choke
dioperasikan katup gas tidak berfungsi.
e. Sistem Percepatan
Gambar 5.39 sistem percepatan
Pada saat handle gas di putar dengan tiba-tiba, throttle lever (tuas gas) akan
berputar ke arah kiri (lihat tanda panah). Pergerakan throttle lever tadi akan
mendorong pump rod (batang pendorong) ke arah bawah. Karena ujung pump rod
dihubungkan ke pump lever (tuas pompa), maka pump lever akan mengungkit
diapragma ke atas melawan tekanan pegas (spring). Akibatnya ruang pompa (pump
chamber) di atas diapragma menyempit dan medorong atau menekan sejumlah
bahan bakar mengalir melalui check valve ke lubang pengeluaran bahan bakar
(discharge hole). Selanjutnya bahan bakar tersebut akan bercampur dengan udara
pada venturi. Setelah melakukan penekanan tersebut, pump lever akan kembali ke
posisi semula dengan adanya dorongan pegas di atas diapragma. Pergerakan
diapragma ke bawah membuat pump chamber membesar lagi. Karena
desain/rancangan valve (katup) yang ada di pum chamber dibuat berlawanan arah
antara katup masuk dan katup keluar, maka pada saat diapragma ke bawah katup
masuk terbuka sedangkan katup keluar menutup. Dengan membukanya katup masuk
tersebut, membuat bahan bakar kembali masuk ke pump chamber dan sistem
percepatan siap untuk dipakai kembali. Demikian beberapa sistem dengan car kerja
yang umumnya dipakai pada karburator. Jika semua sistem tersebut digabungkan
pada sebuah karburator maka jadilah ia sebuah karburator yang kelihatannya sangat
kompleks.
f. Mekanisme Pelampung
Ketika sejumlah bahan bakar mengalir dan masuk ruang pelampung membuat
pelampung ngambang, mengakibatkan jarum katup pelampung (needle valve) melekat
rapat pada posisinya (valve seat) dan menghentikan aliran bahan bakar. Saat mesin
berjalan dan bahan bakar terpakai mengakibatkan terjadinya celah antara ujung katup
jarum dengan dudukannya (valve seat) maka bahan bakar dapat mengalir lagi melalui
celah tersebut. Bila bahan bakar telah mencapai batas tertentu maka proses ini
(pelampung naik, jarum terdorong keatas, bahan bakar berhenti dan seterusnya) terjadi
selama kendaraan berjalan.
2. System Bahan Bakar Injeksi
Sistem EFI atau PGM-FI (istilah pada Honda) dirancang agar bisa melakukan
menyemprotan bahan bakar yang jumlah dan waktunya ditentukan berdasarkan
informasi dari sensor-sensor. Pengaturan koreksi perbandingan bahan bakar dan
udara sangat penting dilakukan agar mesin bisa tetap beroperasi/bekerja dengan
sempurna pada berbagai kondisi kerjanya. Oleh karena itu, keberadaan sensor-sensor
yang memberikan informasi akurat tentang kondisi mesin saat itu sangat menentukan
unjuk kerja (performance) suatu mesin. Semakin lengkap sensor, maka pendeteksian
kondisi mesin dari berbagai karakter (suhu, tekanan, putaran, kandungan gas, getaran
mesin dan sebagainya) menjadi lebih baik. Informasi-informasi tersebut sangat
bermanfaat bagi ECU untuk diolah guna memberikan perintah yang tepat kepada
injektor, sistem pengapian, pompa bahan bakar dan sebagainya.
Saat penginjeksian tidak menjadi masalah walau terjadi pada langkah hisap,
kompresi, usaha maupun buang karena penginjeksian terjadi sebelum katup masuk.
Artinya saat terjadinya penginjeksian tidak langsung masuk ke ruang bakar selama
posisi katup masuk masih dalam keadaan menutup. Misalnya untuk mesin 4 silinder
dengan tipe injeksi serentak, tentunya saat penginjeksian injektor satu dengan yang
lainnya terjadi secara bersamaan. Jika FO mesin tersebut adalah 1 – 3 – 4– 2, saat
terjadi injeksi pada silinder 1 pada langkah hisap, maka pada silinder 3 injeksi terjadi
pada satu langkah sebelumnya, yaitu langkah buang. Selanjutnya pada silinder 4
injeksi terjadi pada langkah usaha, dan pada silinder 2 injeksi terjadi pada langkah
kompresi. Sedangkan lamanya (duration) penginjeksian akan bervariasi tergantung
kondisi kerja mesin. Semakin lama terjadi injeksi, maka jumlah bahan bakar akan
semakin banyak pula. Dengan demikian, seiring naiknya putara mesin, maka lamanya
injeksi akan semakin bertambah karena bahan bakar yang dibutuhkan semakin
banyak.
b. Cara Kerja Saat Kondisi Mesin Dingin
Pada saat kondisi mesin masih dingin (misalnya saat menghidupkan di pagi
hari), maka diperlukan campuran bahan bakar dan udara yang lebih banyak
(campuran kaya). Hal ini disebabkan penguapan bahan bakar rendah pada saat
kondisi temperatur/suhu masih rendah. Dengan demikian akan terdapat sebagian kecil
bahan bakar yang menempel di dinding intake manifold sehingga tidak masuk dan
ikut terbakar dalam ruang bakar. Untuk memperkaya campuran bahan bakar udara
tersebut, pada sistem EFI yang dilengkapi dengan sistem pendinginan air terdapat
sensor temperatur air pendingin (engine/coolant temperature sensor) seperti terlihat
pada gambar di bawah ini. Sensor ini akan mendeteksi kondisi air pendingin mesin
yang masih dingin tersebut. Temperatur air pendingin yang dideteksi dirubah menjadi
signal listrik dan dikirim ke ECU/ECM. Selanjutnya ECU/ECM akan mengolahnya
kemudian memberikan perintah pada injektor dengan memberikan tegangan yang
lebih lama pada solenoid injektor agar bahan bakar yang disemprotkan menjadi lebih
banyak (kaya).
Sedangkan bagi mesin yang tidak dilengkapi dengan system pendinginan air,
sensor yang dominan untuk mendeteksi kondisi mesin saat dingin adalah sensor
temperatur oli/pelumas mesin (engine oil temperature sensor) dan sensor temperatur
udara masuk (intake air temperature sensor). Sensor temperature oli mesin
mendeteksi kondisi pelumas yang masih dingin saat itu, kemudian dirubah menjadi
signal listrik dan dikirim ke ECU/ECM. Sedangkan sensor temperatur udara masuk
mendeteksi temperature udara yang masuk ke intake manifold. Pada saat masih
dingin kerapatan udara lebih padat sehingga jumlah molekul udara lebih banyak
dibanding temperatur saat panas. Agar tetap terjadi perbandingan campuran yang
tetap mendekati ideal, maka ECU/ECM akan memberikan tegangan pada solenoid
injektor sedikit lebih lama (kaya). Dengan demikian, rendahnya penguapan bahan
bakar saat temperatur masih rendah sehingga akan ada bahan bakar yang menempel
di dinding intake manifold dapat diantisipasi dengan memperkaya campuran tersebut.
Gambar 5. 42 Engine Oil Temperature Sensor dan Intake Air Temperature Sensor Honda Supra X 125
Pada saat putaran mesin masih rendah dan suhu mesin sudah mencapai suhu
kerjanya, ECU/ECM akan mengontrol dan memberikan tegangan listrik ke injektor
hanya sebentar saja (beberapa derajat engkol) karena jumlah udara yang dideteksi
oleh MAP sensor dan sensor posisi katup gas (TP sensor ) masih sedikit. Hal ini
supaya dimungkinkan tetap terjadinya perbandingan campuran bahan bakar dan udara
yang tepat (mendekati perbandingan campuran teoritis atau ideal). Posisi katup gas
(katup trotel) pada throttle body masih menutup pada saat putaran stasioner/langsam
(putaran stasioner pada sepeda motor pada umumnya sekitar 1400 rpm). Oleh karena
itu, aliran udara dideteksi dari saluran khusus untuk saluran stasioner. Sebagian besar
system EFI pada sepeda motor masih menggunakan skrup penyetel (air idle adjusting
screw) untuk putaran stasioner.
Gambar 5.43 Saluran Masuk Untuk Putaran Staioner Saat Katup Throttle Masih Menutup Pada Sepeda
Motor Honda Supra X 125
Berdasarkan informasi dari sensor tekanan udara (MAP sensor) dan sensor
posisi katup gas (TP) sensor tersebut, ECU/ECM akan memberikan tegangan listrik
kepada solenoid injektor untuk menyemprotkan bahan bakar. Lamanya
penyemprotan/penginjeksian hanya beberapa derajat engkol saja karena bahan bakar
yang dibutuhkan masih sedikit. Pada saat putaran mesin sedikit dinaikkan namun
masih termasuk ke dalam putaran rendah, tekanan udara yang dideteksi oleh MAP
sensor akan menjadi lebih tinggi dibanding saat putaran stasioner. Naiknya tekanan
udara yang masuk mengindikasikan bahwa jumlah udara yang masuk lebih banyak.
Berdasarkan informasi yang diperoleh oleh MAP sensor tersebut, ECU/ECM akan
memberikan tegangan listrik sedikit lebih lama dibandingkan saat putara satsioner.
Gambar 5.44 Posisi Skrup Penyetel Putaran Stasioner Pada Throttle Body
Gambar diatas adalah ilustrasi saat mesin berputar pada putaran rendah, yaitu
2000 rpm. Seperti terlihat pada gambar, saat penyemprotan/penginjeksian (fuel
injection) terjadi diakhir langkah buang dan lamanya penyemprotan/penginjeksian
juga masihbeberapa derajat engkol saja karena bahan bakar yang dibutuhkan masih
sedikit.
Gambar 5.45 Contoh Penyemprotan Injektor Pada Saat Putaran 2000 rpm
Pada saat putaran mesin dinaikkan dan kondisi mesin dalam keadaan normal,
ECU/ECM menerima informasi dari sensor posisi katup gas (TP sensor) dan MAP
sensor. TP sensor mendeteksi pembukaan katup trotel sedangkan MAP sensor
mendeteksi jumlah/tekanan udara yang semakin naik. Saat ini deteksi yang diperoleh
oleh sensor tersebut menunjukkan jumlah udara yang masuk semakin banyak. Sensor-
sensor tersebut mengirimkan informasi ke ECU/ECM dalam bentuk signal listrik.
ECU/ECM kemudian mengolahnya dan selanjutnya akan memberikan tegangan
listrik pada solenoid injektor dengan waktu yang lebih lama dibandingkan putaran
sebelumnya. Disamping itu saat pengapiannya juga otomatis dimajukan agar tetap
tercapai pembakaran yang optimum berdasarkan infromasi yang diperoleh dari sensor
putaran rpm. Gambar bawah ini adalah ilustrasi saat mesin berputar pada putaran
menengah, yaitu 4000 rpm. Seperti terlihat pada gambar, saat
penyemprotan/penginjeksian (fuel injection) mulai terjadi dari pertengahan langkah
usaha sampai pertengahan langkah buang dan lamanya penyemprotan/penginjeksian
sudah hampir mencapai setengah putaran derajat engkol karena bahan bakar yang
dibutuhkan semakin banyak.
Selanjutnya jika putaran putaran dinaikkan lagi, katup trotel semakin terbuka
lebar dan sensor posisi katup trotel (TP sensor) akan mendeteksi perubahan katup
trotel tersebut. ECU/ECM memerima informasi perubahan katup trotel tersebut dalam
bentuk signal listrik dan akan memberikan tegangan pada solenoid injector lebih lama
dibanding putaran menengah karena bahan bakar yang dibutuhkan lebih banyak lagi.
Dengan demikian lamanya penyemprotan/penginjeksian otomatis akan melebihi dari
setengah putaran derajat engkol.
Gambar 5.46 Contoh Penyemprotan Injektor Pada Saat Putaran 4000 rpm
e. Cara Kerja Saat Akselerasi (Percepatan)
Bila sepeda motor diakselerasi (digas) dengan serentak dari kecepatan rendah,
maka volume udara juga akan bertambah dengan cepat. Dalam hal ini, karena bahan
bakar lebih berat dibanding udara, maka untuk sementara akan terjadi keterlambatan
bahan bakar sehingga terjadi campuran kurus/miskin. Untuk mengatasi hal tersebut,
dalam sistem bahan bakar konvensional (menggunakan karburator) dilengkapi sistem
akselerasi (percepatan) yang akan menyemprotkan sejumlah bahan bakar tambahan
melalui saluran khusus. Sedangkan pada sistem injeksi (EFI) tidak membuat suatu
koreksi khusus selama akselerasi. Hal ini disebabkan dalam sistem EFI bahan bakar
yang ada dalam saluran sudah bertekanan tinggi. Perubahan jumlah udara saat katup
gas dibuka dengan tiba-tiba akan dideteksi oleh MAP sensor. Walaupun yang
dideteksi MAP sensor adalah tekanan udaranya, namun pada dasarnya juga
menentukan jumlah udara. Semakin tinggi tekanan udara yang dideteksi, maka
semakin banyak jumlah udara yang masuk ke intake manifold.
Keselamatan kerja:
Hati hati pada saat membersihkan saringan udara, karena kotoran yang menempel
pada saringan udara beracun.
Langkah kerja:
2. Karet
Waktu pembersihan:
5) Agar cepat kering, disemprot dengan pistol udara dari arah dalam menuju
keluar.
6) Khusus saringan jenis busa sebelum pemasangan diteteskan oli terlebih
dahulu secara merata pada bagian luar.
Waktu pembersihan:
Yamaha C 80 tiap 1000 km. Suzuki RC 80 – RC 100 tiap 3000 km. Honda Win tiap
3000 km.
Keselamatan kerja
Langkah kerja:
2) Cuci bagian dalam saringan dengan pistol udara dan periksa kerusakan
yang ada.
3) Pasang kembali saringan pada tempatnya. Perhatikan: paking–paking pada
rumah saringan harus diganti baru, setiap kali penutup saringan dibuka.
-Karburator
Pemeriksaan akhir.
1) Isi tangki dengan bensin, kemudian putar kran bensin ke posisi On.
2) Periksa kebocoran – kebocoran pada saluran bahan bakar dan karburator
kemudian hidupkan mesin.
3) Setel skrub udara dan skrub penyetel gas.
4) Putaran idle: 1400.
2. System Bahan Bakar Injeksi
Keselamatan kerja wajib di oerhatikan sebelum melakuka service sistem bahan bakar
berikut adalah cara perawatan sistem injeksi:
a. Saringan udara
Pada saringan udara diperlukan penggantian secara berkala di karenakan
saringan udara pada sistem bahan bakar injeksi menggunakan filter basah.
Sumber. https://cicakkreatip.com/2014/10/06/cara-mengukur-tekanan-pompa-bahan-bakar-motor-
injeksi-yang-benar-ada-pertanyaan-dari-mas-upil-gareng-kali-ini/.
3) Lepas pengunci selang penghubung fuel pump dengan injektor (lihat gambar
diatas)
Gambar 5.67 Pemasangan pressure gauge
Sumber. https://cicakkreatip.com/2014/10/06/cara-mengukur-tekanan-pompa-bahan-bakar-motor-
injeksi-yang-benar-ada-pertanyaan-dari-mas-upil-gareng-kali-ini/
Sumber. https://cicakkreatip.com/2014/10/06/cara-mengukur-tekanan-pompa-bahan-bakar-motor-
injeksi-yang-benar-ada-pertanyaan-dari-mas-upil-gareng-kali-ini/
6) Setelah kunci kontak “ON” lihat tekanan stanby-nya, ada di angka berapa?
jika tekannya di bawah standar, maka fuel pump masih belum bisa kita
katakana rusak, dimana langkah selanjutnya masih harus kita lakukan, yakni
dengan menghidupkan mesinnya (kondisi alat masih terpasang).
7) Setelah motor kondisi nyala dan lihat jarum alat ukur ada di angka berapa?
kalau masih dalam angka standar maka tidak ada masalah pada fuelpump-
nya, namun kalau tekanan ada di bawah standar, maka bisa kita katakana fuel
pump butuh kita periksa dengan membongkar fuel pump dari tangki bahan
bakar.
8) Setelah mengukur dalam kondisi stasioner, sekali lagi pengukuran masih kita
lanjutkan lagi, bukan kondisi stasioner lagi, melainkan dengan menaikkan
putaran mesin dengan spontan atau dengan menahan putaran mesin di atas
stasioner (1500 ke atas). Amati pergerakan jarum pada alat ukur, jika jarum
bergetar kurang lebih 2–3 Kpa dari angka standar, maka itu bisa kita katakana
wajar, namun jika pergerakan jarumnya sampai 100-200 Kpa, maka fuel
pump perlu kita periksa(kreatip.2014).
e. Injektor