Anda di halaman 1dari 4

Yth rekan-rekan peserta Tuton Adm Keuangan

Penilaian akan dilihat dari PROSES anda mempelajari BMP, menggunakan teori pada BMP, membaca
langsung data dan kebijakan, dan mengerjakan diskusi sesuai petunjuk. Melakukan analisis dengan
kalimat anda sendiri.

Bila hanya copas dari google atau dari jawaban teman, maka tidak akan mendapat nilai. Dengan
demikian, tulisan setiap mahasiswa seharusnya akan berbeda.

DISKUSI 2:

Silahkan anda pahami data berikut ini:

Screen%20Shot%202021-10-23%20at%2017.29.59.png

Sumber: Nota Keuangan beserta RAPBN 2022

Data tersebut merupakan data pendapatan yang bersumber dari data pokok APBN pada RAPBN 2022.
(link nya sudah ada pada materi pengayaan )

Karena data APBN 2022 belum ada pada website, maka kita gunakan saja yang RAPBN 2022.

Pertanyaan (1)

Bagaimana kondisi pendapatan negara antara sebelum pandemi, pada saat pandemi dan rencana
2022?

Pertanyaan (2)
Apakah pajak masih mempunyai arti penting bagi negara dan masyarakat pada rencana tahun 2022 ?

(dibaca dulu teorinya pada modul 3, untuk kemudian analisis menggunakan data di atas)

Pertanyaan (3)

Apa saja sumber-sumber PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yang mengalami penurunan pada
masa pandemi? dan apa saja sumber-sumber PNBP yang diproyeksikan mengalami peningkatan pada
tahun 2022?

Catatan:

Tidak diperkenankan menggunakan sumber data lain.

Tidak diperkenankan mengirim jawaban 2 kali (kecuali untuk jawaban revisi, harap ditulis pada baris
pertama: REVISI/PERBAIKAN JAWABAN)

Selamat siang,
Saya akan menjawab pertanyaan diskusi sebagai berikut:
Pertanyaan:
Bagaimana kondisi pendapatan negara antara sebelum pandemi, pada saat pandemi dan rencana
2022?
Jawab:
Secara ringkas saya sajikan kondisi pendapatan negara sebelum pandemi, saat pandemi, dan rencana
2022 sebagai berikut:
No Uraian Sebelum Pandemi Saat Pandemi Rencana TA 2022
. 2017 - 2019 2020 - 2021 2022
1. Kebijakan umum Pajak menjadi insentif Kebijakan insentif super Perluasan Basis
untuk menjaga daya beli deduction, insentif PPh, Perpajakan melalui
masyarakat & ekonomi. dan Insentif PPN perluasan objek dan
Insentif Pajak bagi Dunia ekstensifikasi berbasis
Usaha secara targeted kewilayahan
(tax holiday/allowance)
2. Perpajakan Penerimaan perpajakan Penerimaan perpajakan Penerimaan perpajakan
cenderung meningkat cenderung menurun naik mendekati besaran
secara nominal, tetapi secara nominal maupun sebelum pandemi
menurun secara persentase terhadap terjadi
persentase terhadap total pendapatan
total pendapatan negara.
negara.
3. PNBP PNBP cenderung PNBP cenderung Penerimaan perpajakan
meningkat secara meningkat secara cenderung menurun
nominal maupun secara nominal, tetapi menurun secara nominal
persentase terhadap secara persentase maupun persentase
total pendapatan terhadap total terhadap total
negara. pendapatan negara. pendapatan negara.
4. Hibah Hibah cenderung Hibah cenderung Hibah cenderung
menurun secara nominal meningkat secara menurun secara
maupun persentase nominal maupun nominal maupun
terhadap total persentase terhadap persentase terhadap
pendapatan negara total pendapatan negara total pendapatan
negara

Kondisi sebelum pandemi, pemerintah ingin meningkatkan penerimaan perpajakan dengan tetap
menjaga keseimbangan terhadap daya beli sehingga dapat mendorong iklim investasi. Secara umum,
Pemerintah memberikan insentif perpajakan baik secara langsung ke dunia usaha seperti tax
holiday/allowance maupun masyarakat umum melalui keikan PTKP dan penurunan tarif PPh UMKM.
Hasil dari kebijakan ini terealisasi dengan semakin meningkatnya penerimaan perpajakan baik secara
nominal. Yang menarik adalah adanya kecenderungan pergeseran porsi Pendapatan Negara dari Pajak
ke PNBP walaupun masih dalam taraf yang belum signifikan. Menurut pendapat saya, walaupun Pajak
merupakan backbone Pendapatan Negara, Pemerintah mulai berupaya memaksimalkan sumber-
sumber penerimaan lain selain pajak. Hal ini merupakan terobosan yang baik agar Pemerintah tidak
hanya terpaku pada satu jenis sumber Pendapatan negara saja.
Pada tahun 2020, rencana Pemerintah untuk mendorong investasi dan daya saing melalui
pembangunan (investasi) sumber daya manusia melalui APBN harus menghadapi tantangan
extraordinary yaitu pandemi COVID-19. Secara total, Pendapatan Negara turun 16,7% dibandingkan
dengan tahun 2019. Bahkan untuk penerimaan pajak sendiri turun 16,8% dibandingkan tahun 2019.
Pandemi COVID-19 memberikan pukulan telak atas kemampuan Pemerintah untuk menarik pajak dari
masyarakat. Hal serupa pun terjadi untuk PNBP dan Hibah.
Sedangkan untuk RAPBN 2022, Pemerintah berupaya untuk memperluas Basis Perpajakan melalui
perluasan objek dan ekstensifikasi berbasis kewilayahan. Pandemi COVID-19 menjadi pemantik
Pemerintah untuk melakukan inovasi penggalian potensi dengan tetap menjaga iklim investasi dan
keberlanjutan dunia usaha. Pemerintah optimis Pendapatan Negara dapat bertumbuh mendekati
kondisi sebelum pandemi COVID-19, terutama untuk penerimaan perpajakan.

Pertanyaan:
Apakah pajak masih mempunyai arti penting bagi negara dan masyarakat pada rencana tahun 2022 ?
Jawab:
Pajak merupakan backbone penerimaan negara. Secara teoritis, perspektif ekonomi selalu
menempatkan pajak sebagai sumber penerimaan negara yang potensial. Bagi negara, pajak
merupakan salah satu sumber pendanaan untuk membangun sarana dan prasarana publik, seperti
jalan raya, jalan tol, pelabuhan, terminal, bandara, fasilitas pendidikan, dan fasilitas kesehatan. Pajak
merupakan instrumen fiskal Pemerintah untuk mewujudkan tujuan bernegara yaitu kesejahteraan
rakyat. Pemerintah selalu mendorong agar penerimaan pajak meningkat karena peningkatan
penerimaan pajak merupakan cerminan peningkatan pembayar pajak dan kesejahteraan penduduk.
Selain itu, Pemerintah juga berharap adanya Tabungan Pemerintah, yaitu sisa pnerimaan pajak
setelah dikurangi pengeluaran rutin, untuk membiayai pembangunan. Di titik inilah peran masyarakat
diperlukan, karena kontributor utama pembayaran pajak adalah masyarakat itu sendiri. Pembayaran
Pajak merupakan bukti sumbangsih masyarakat terhadap negara, yang nantinya akan berlaku asas
timbal balik kepada masyarakat walaupun tidak secara langsung.
Berdasarkan data yang disajikan, porsi penerimaan perpajakan secara rata-rata periode 2017-2021
sebesar 79,5% dari total penerimaan negara. Untuk RAPBN TA 2022, porsi penerimaan perpajakan
meningkat menjadi 81,9%. Artinya penerimaan perpajakan secara praktikal masih menjadi tumpuan
negara dalam mencari sumber penerimaan untuk merealisasikan rencana-rencana pembangunan dan
operasionalisasi roda pemerintahan. Peningkatan proyeksi penerimaan perpajkan merupakan indikasi
awal momentum kebangkitan ekonomi Indonesia yang terpuruk akibat pandemi COVID-19. Bagi
masyarakat, penerimaan perpajakan merupakan momentum kepedulian masyarakat terhadap
negara, terlebih Indonesia masih berjuang untuk memulihkan ekonomi. Target penerimaan pajak
yang lebih tinggi memberikan harapan kepada masyarakat akan adanya pertumbuhan ekonomi yang
lebih baik, yang pada gilirannya akan dirasakan oleh masyarakat berupa perbaikan fasilitas publik,
perbaikan moda transportasi, perbaikan fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Pertanyaan:
Apa saja sumber-sumber PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yang mengalami penurunan pada
masa pandemi? dan apa saja sumber-sumber PNBP yang diproyeksikan mengalami peningkatan pada
tahun 2022?
Jawab:
Berdasarkan data yang disajikan, apabila dibandingkan dengan data tahun 2019, PNBP yang
mengalami penurunan selama masa pandemi (2020 - 2021), yaitu:
a. Pendapatan SDA
b. Pendapatan dari KND
c. PNBP Lainnya
Dengan demikian, hanya PNBP sumber Pendapatan BLU saja yang mengalami kenaikan. Pendapatan
BLU meningkat selama pandemi karena Pendapatan BLU ini sebagian besar disumbangkan oleh
Rumah Sakit Pemerintah yang melaksanakan pengelolaan keuangan BLU. Pada masa pandemi tentu
pendapatan RS BLU ini meningkat karena banyaknya pasien yang berobat di RS tersebut. PNBP dari
sumber lainnya menurun drastis karena kelesuan roda perekonomian selama pandemi.
Sedangkan PNBP yang diproyeksikan meningat pada tahun 2022, yaitu Pendapatan dari KND dan
Pendapatan BLU. Kenaikan proyeksi Pendapatan dari KND sejalan dengan proyeksi pemulihan
ekonomi di tahun 2022 sehingga BUMN yang merupakan kekayaan negara dipisahkan dapat
menyumbangkan dividen yang lebih besar bagi Pemerintah. Untuk Pendapatan BLU sedikit meningkat
mengingat masih ada potensi perawatan pasien selama pandemi bertransformasi menjadi endemi.

Referensi:
Amir, Hidayat. 2020. Dampak Covid-19, Respon & Arah Kebijakan Fiskal. Jakarta: Kementerian
Keuangan.
Mulyawan, Rahman, 2016. Administrasi Keuangan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Kementerian Keuangan. 2019. Pokok-pokok APBN 2020.

Anda mungkin juga menyukai