FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
2021
BAB I
DIGITAL INSTRUMEN
Instrumen adalah alat ukur yang mempunyai sifat kompleks yang minimal terdiri atas
komponen transducer atau sensor atau elemen pengindra, pengkondisi sinyal tercakup
amplifer atau penguat, peredam, dan penyaring, Danu nit keluaran analog (skala jarum) atau
peraga digital dan monitor Sensor dipakai untuk menangkap adanya perubahan sinyal.
Pengkondisi sinyal untuk merubah nilai kekuatan sinyal yang ditangkap. Monitor sebagai
penunjuk pengukuran atau sinyal yang diperoleh.
Sebuah instrument tipe digital mempunyai output yang berbentuk diskrit, sehingga
memiliki jumlah nilai yang terbatas. Pada sistem pengukuran ini ketika cam bergerak satu
kali putaran maka switch akan tertekan dan kemudian akan dihitung oleh sebuah counter,
sistem ini hanya dapat memberikan pengukuran ketika cam melakukan satu kali putaran dan
tidak dapat membedakan posisi cam sebelum melakukan satu kali putaran penuh. Perbedaan
antara instrument tipe analog dan digital menjadi issue yang sangat penting sejak
berkembangnya mikroprosesor dan sistem control. Instrumen dengan output digital dapat
diolah oleh sebuah computer sehingga data yang didapatkan dari instrument tipe ini bisa
diolah secara digital. Berbeda dengan tipe analog, instrument jenis ini tidak dapat diolah
langsung oleh computer karena instrument jenis ini mengeluarkan output tipe analog, untuk
dapat mengolah data ini perlu dilakukan proses konversi ke bentuk digital dengan proses yang
disebut Analog to Digital Converter (ADC). Tetapi proses konversi ini membutuhkan biaya
tambahan dan membutuhkan waktu pengkonversian dari sinyal analog menjadi bentuk digital
sehingga hal ini bisa menjadi masalah yang kritis ketika sistem membutuhkan proses yang
cepat karena pengkonversian sinyal ini membutuhkan waktu dan akan memperlambat proses
kerja. Keuntungan dari instrument tipe digital daripada tipe analog lainnya adalah instrument
digital mempunyai pembacaan yang jelas karena hanya menunjukkan satu nilai pasti daripada
instrument tipe analog yang pembacaannya lebih bersifat subjektif.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, untuk dapat mengolah data ini perlu dilakukan
proses konversi ke bentuk digital dengan proses yang disebut Analog to Digital Converter
(ADC).
Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode – kode
digital. ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi digital dan
rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor
yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat,
aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).
Gambar 1. ADC dengan kecepatan sampling rendah dan kecepatan sampling tinggi
Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC.
Sebagai contoh: ADC 8
bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan
dalam 255 (2n –
1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti sinyal input
dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan
ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit.
Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang
merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila
tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%.
Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal
digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner).
KOMPARATOR
Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog adalah piranti
(biasanya berupa IC) disebut komparator. Piranti ini, yang diperlihatkan secara skematik
dalam Gambar 2, secara sederhana membandingkan dua tegangan pada kedua terminal
inputnya. Bergantung pada tegangan mana yang lebih besar, outputnya akan berupa sinyal
digital 1 (high) atau 0 (low). Komparator ini digunakan secara luas untuk sinyal alarm ke
komputer atau sistem pemroses digital. Elemen ini juga merupakan satu bagian dengan
konverter analog ke digital dan digital ke analog yang akan didiskusikan nanti.
Gambar 2. Sebuah komparator merubah keadaan logika output sesuai fungsi tegangan
input analog
Sebuah komparator dapat tersusun dari sebuah opamp yang memberikan output
terpotong untuk menghasilkan level yang diinginkan untuk kondisi logika (+5 dan 0 untuk
TTL 1 dan 0). Komparator komersil didesain untuk memiliki level logika yang dperlukan
pada bagian outputnya.
ADC SIMULTAN
ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau parallel converter. Input analog
Vi yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan pada sisi + pada komparator
tersebut, dan input pada sisi – tergantung pada ukuran bit converter. Ketika Vi melebihi
tegangan input – dari suatu komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya
akan memberikan output low.
Bila Vref diset pada nilai 5 Volt, maka dari gambar 3 dapat didapatkan : V(-) untuk C7 =
Vref * (13/14) = 4,64
V(-) untuk C6 = Vref * (11/14) = 3,93 V(-) untuk C5 = Vref * (9/14) = 3,21 V(-)
untuk C4 = Vref * (7/14) = 2,5 V(-) untuk C3 = Vref * (5/14) = 1,78 V(-) untuk C2
= Vref * (3/14) = 1,07 V(-) untuk C1 = Vref * (1/14) = 0,36
Misal :
Vin diberi sinyal analog 3 Volt, maka output dari C7=0, C6=0, C5=0, C4=1, C3=1,
C2=1,
C1=1, sehingga didapatkan output ADC yaitu 100 biner
C. Rangkaian Penghitung
Ada beberapa konsep dasar dari ADC adalah dengan cara Counter Ramp ADC,
Successive Aproximation ADC dan lain sebagainya.
Pada gambar 4, ditunjukkan blok diagram Counter Ramp ADC didalamnya tedapat
DAC yang diberi masukan dari counter, masukan counter dari sumber Clock dimana sumber
Clock dikontrol dengan cara meng AND kan dengan keluaran Comparator. Comparator
membandingkan antara tegangan masukan analog dengan tegangan keluaran DAC, apabila
tegangan masukan yang akan dikonversi belum sama dengan tegangan keluaran dari DAC
maka keluaran comparator = 1 sehingga Clock dapat memberi masukan counter dan
hitungan counter naik.
Gambar 4. Blok Diagram Counter Ramp ADC
Misal akan dikonversi tegangan analog 2 volt, dengan mengasumsikan counter reset,
sehingga keluaran pada DAC juga 0 volt. Apabila konversi dimulai maka counter akan naik
dari 0000 ke 0001 karena mendapatkan pulsa masuk dari Clock oscillator dimana saat itu
keluaran Comparator = 1, karena mendapatkan kombinasi biner dari counter 0001 maka
tegangan keluaran DAC naik dan dibandingkan lagi dengan tegangan masukan demikian
seterusnya nilai counter naik dan keluaran tegangan DAC juga naik hingga suatu saat
tegangan masukan dan tegangan keluaran DAC sama yang mengakibatkan keluaran
komparator = 0 dan Clock tidak dapat masuk. Nilai counter saat itulah yang merupakan hasil
konversi dari analog yang dimasukkan.
Kelemahan dari counter tersebut adalah lama, karena harus melakukan trace mulai dari
0000 hingga mencapai tegangan yang sama sehingga butuh waktu.
IC ADC 0804 memiliki generator clock internal yang harus diaktifkan dengan
menghubungkan sebuah resistor eksternal (R) antara pin CLK R/CLK OUT dan CLK IN
serta sebuah kapasitor eksternal (C) antara CLK IN dan ground digital. Frekuensi clock
yang diperoleh sama dengan :
Untuk sinyal clock ini dapat juga digunakan sinyal eksternal yang dihubungkan ke pin
CLK IN. ADC 0804 memiliki 8 output digital sehingga dapat langsung dihubungkan dengan
saluran data mikrokomputer. Input Chip Select (aktif LOW) digunakan untuk mengaktifkan
ADC 0804. Jika berlogika HIGH, ADC 0804 tidak aktif (disable) dan semua output berada
dalam keadaan impedansi tinggi. Input Write atau Start Convertion digunakan untuk
memulai proses konversi. Untuk itu harus diberi pulsa logika 0. Sedangkan output interrupt
atau end of convertion menyatakan akhir konversi. Pada saat dimulai konversi, akan berubah
ke logika 1. Di akhir konversi akan kembali ke logika 0.
ADC ini relatif cepat dan mempunyai ukuran kecil. Keuntungan tambahan adalah
setiap cuplikan diubah dalam selang waktu yang sama tidak tergantung pada arus masukan
dan secara keseluruhan ditentukan oleh frekuensi yang mengendalikan detak dan resolusi
dari pengubah. Sebagai contoh, pengubah 8 bit digunakan untuk menentukan arus logika
setiap bit secara berurutan mulai dari bit signifikan terbesar jika frekuensi detak 10 KHz,
waktu pengubahan 8 x periode detak = 8 x 0,1 mdetik. Jika frekuensi detak dinaikkan
menjadi 1 MHz, waktu pengubahan akan berkurang menjadi 8 udetik.
Kekurangan pengubahan jenis ini adalah mempunyai kekebalan rendah terhadap
derau dan diperlukan adanya pengubah digital ke analog yang tepat dan pembanding dengan
unjuk kerja yang tinggi,
Sebuah contoh diagram pin ADC 0804 adalah ditunjukkan pada gambar 7, IC ADC
0804 adalah sebuah CMOS 8bit dan IC ADC ini bekerja dibawah 100 us. Gambar 8
ditunjukkan sebuah pengetes rangkaian yang menggunakan IC ADC 0804 dimana input
tegangan analog dimasukkan dengan mengatur potensio 10 Kohm yang dihubungkan
dengan ground dan tegangan (+5 volt). Hasil dari ADC adalah 1/255 (2 8 - 1) dari skala penuh
tegangan 5 Volt. Untuk setiap penambahan 0,02 volt (1/255 x 5 volt = 0,02 volt ). Jika input
analog diberi 0,1 volt maka keluaran binernya = 0000 0101 ( 0,1 volt/0,02 volt = 5 maka
binernya = 0000 0101 ).
Rangkaian ADC melalui port paralel ini tampak pada Gambar 9. Hubungan ke data
komputer melalui pin data yaitu D0-D7. Sinyal status yang digunakan ialah ERROR yang
digunakan dengan pin 5 ADC yaitu INTR’. Dua sinyal control yaitu STROBE’ dan INIT’
digunakan untuk mengaktifkan ADC. Pin 9 sebagai Vref tidak dihubungkan.
Multimeter merupakan salah satu alat ukur kumparan putar yang bekerja atas dasar prinsip
dari adanya suatu kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan magnet, yang berasal dari suatu
magnet pemanen. Arus yang dialirkan melalui kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut
berputar. Alat ukur kumparan putar tidak hanya dapat digunakan untuk mengukur arus searah,
akan tetapi juga dapat digunakan untuk arus bolak-balik. Magnet permanan yang memiliki kutub
utara dan selatan dan diantara kutub-kutub tersebut ditempatkan suatu silinder inti besi. Hal
tersebut akan menyebabkan terbentuknya medan magnet yang rata pada celah diantara kutub
magnet dan silinder inti besi besi, yang masuk melalui kutub-kutub ke dalam silinder, secara radial
sesuai dengan arah-arah panah. Dalam celah udara ini ditempatkan kumparan yang dapat melalui
sumbu. Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut, suatu
gaya elektromagnetik/yang mempunyaiarah tertentu akan dikenakan pada kumparan putar,
sebagai hasil antara arus dan medan magnet. Arah dari gaya dapat ditentukan menurut ketentuan
dari tori fleming. Besarnya dari gaya ini dapat diturunkan dengan mudah. Pada setiap ujung dari
sumbu, ditempatkan pegas yang salah satu ujungnya melekat padanya sedangkan ujung yang lain
pada dasar tetap. Setiap pegas akan memberikan gaya reaksinya yang berbanding lurus dengan
besar sudut rotasi dari sumbu dan berusaha untuk menahan perputaran. Jadi, dengan kata lain
pegas memberikan gaya reaksinya pada sumbu yang berlawanan arahnya.
Adapun batas ukur adalah angka yang menunjukkan nilai maksimum untuk defleksi jarum
maksimum.
Batas Ukur (Range) Multimeter
1. Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 – 500 mA.
Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA.
Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 25 mA. Untuk
batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 500 mA.
2. Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 – 500 –
1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur
adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur adalah
50 Volt, demikian seterusnya.
3. Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (kΩ). Untuk batas
ukur (range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada
satuan Ω). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala
dan dikali dengan 10 (pada satuan Ω). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (kΩ), semua
hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan kΩ), Untuk batas
ukur (range) x10k (10kΩ), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan dikali
dengan 10kΩ.
Sebelum digunakan pastikan multimeter tersebut dalam keadaan masih berfungsi dengan
mengecek baterai pada multimeter tersebut. Arahkan saklar pemilih pada posisi off. Lalu pasang
test pin positif dan negative. Sebelum melakukan pengukuran (tegangan DC, tegangan AC, dan
Arus DC), posisikan jarum skala pada angka nol (disebelah kiri). Jika belum menunjuk angka nol,
atur dengan pengatur jarum skala secara pelan-pelan agar tidak rusak.
Untuk pengukuran tahanan, arahkan saklar pemilih pada batas ukur Ohm meter terlebih
dahulu, lalu hubungkan test pin positif (+) dan test pin negative (-) hingga ujung test pin saling
bersentuhan, setelah itu atur jarum skala hingga menunjuk angka nol disebelah kanan dengan
menggunakan knop pengatur nol ohm. Perlu di ingat bahwa setiap batas ukur Ohm meter, Jarum
skala tidak selalu menunjuk ke angka nol, untuk itu perlu di set dengan benar setelah mengganti
batas ukur yang akan digunakan. Bila proses pengukuran sudah selesai atau multimeter sedang
tidak digunakan, maka jangan lupa mengatur saklar pemlih pada posisi mati (off) agar baterai
yang digunakan tidak cepat habis.
Mikroprosesor adalah alat yaang bekerja sebagai pusat pengendalian dan pengolahan pada
sistem komputer mikro. Alat ini juga biasa disebut dengan Central Processing Unit atau CPU.
Perlu diketahui bahwa mikroprosesor terdiri dari 3 bagian penting, yakni Arithmetic Logic Unit
atau ALU, Register Unit atau RU, serta Control Unit CU.
ALU (Arithmetic Logic Unit) , ALU fungsinya untuk melakukan proses operasi matematika
dan logika. Operasi matematika sederhana tersebut meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian. Sedangkan operasi logika meliputi AND, OR, NOT, XOR, XNOR dan lain-lain.
CU (Control Unit), CU berfungsi untuk mengambil intruksi dari memori dan melakukan eksekusi
intruksi tersebut. Sementara memori merupakan bagian tersendiri tidak termasuk dalam bagian
mikroprosesor.
Register, merupakan tempat menampung data sementara yang berasal dari memori.
Sebelum diproses oleh ALU
Contoh Mikroprosesor yang biasa dikehidupan sehari-hari kita adala, mikroprosesor pada
sebuah PC/Laptop yaitu : Intel pentium, Intel core i, Amd dll.
Cara Kerja Mikroprosesor
Dari Diagram Blok Mikroprosesor diatas terlihat bahwa sebuah Mikroprosesor pada
dasarnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu Arithmetic Logical Unit (ALU), Register Array dan
Unit Pengendali yang terhubung dengan bagian INPUT (Keyboard, sensor) dan bagian OUTPUT
(Layar Monitor, printer, motor) serta bagian unit Memori. Mikroprosesor menjalankan sebuah
perintah atau instruksi berdasarkan urutan berikut ini yaitu Fetch (penjemputan atau pengambilan
perintah dan data yang diperlukan), Decode (Pembacaan sandi) dan Execute (Menjalankan
Perintah atau Mengeksekusi Perintah).
Sebuah Instruksi atau perintah pada awalnya disimpan di unit Memori secara berurutan
(sequential order). Mikroprosesor menjemput atau mengambil instruksi-instruksi tersebut dari
memori, kemudian menerjemahkannya dan mengeksekusi Instruksi-instruksi tersebut hingga
mendapatkan instruksi STOP atau berhenti. Hasil esksekusinya kemudian dikirimkan dalam Biner
ke port OUTPUT. Di antara proses-proses ini, terdapat Register Array yang berfungsi untuk
menyimpan data sementara sedangkan ALU dalam Mikroprosesor digunakan untuk melakukan
fungsi-fungsi komputasi.
BAB II
TRANDUSER
Pengertian Transduser
Transducer berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti
mengubah. William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila
digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi
tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi
berikutnya”.
Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal
(panas). Contoh; generator adalah transduser yang merubah energi mekanik menjadi
energi listrik, motor adalah transduser yang merubah energi listrik menjadi energi
mekanik, dan sebagainya. Sehingga definisi transducer adalah alat yang biasa pada
elektonika, kelistrikan, mekanik elektronik, elektromagnetik, digunakan mengubah
energi dari satu energi ke bentuk energi yang lain untuk berbagai pengukuran atau
transfer informasi. Contoh umum termasuk mikrofon, pengeras suara, termometer, posisi
dan sensor tekanan, dan antena. Meskipun umumnya tidak dianggap sebagai transduser,
fotosel, LED (dioda pemancar cahaya), dan bahkan bola lampu umum adalah transduser.
William D.C, (1993), mengatakan alat ukur adalah sesuatu alat yang berfungsi
memberikan batasan nilai atau harga tertentu dari gejala-gejala atau sinyal yang berasal
dari perubahan suatu energi. Contoh: voltmeter, ampermeter untuk sinyal listrik;
tachometer, speedometer untuk kecepatan gerak mekanik, lux-meter untuk intensitas
cahaya, dan sebagainya.
A. Klasifikasi Transduser
Ada beberapa macam dari klasifikasi tranducer, yaitu :
a. Menurut daya yang diperlukan ( William D.C, 1993 )
Self generating transduser (transduser pembangkit sendiri)
Self generating transduser adalah transduser yang hanya memerlukan satu
sumber energi. Contoh: piezo electric, termocouple, photovoltatic,
termistor, dsb. Ciri transduser ini adalah dihasilkannya suatu energi listrik
dari transduser secara langsung. Dalam hal ini transduser berperan sebagai
sumber tegangan.
External power transduser (transduser daya dari luar)
External power transduser adalah transduser yang memerlukan sejumlah
energi dari luar untuk menghasilkan suatu keluaran. Contoh: RTD
(resistance thermal detector), Starin gauge, LVDT (linier variable
differential transformer), Potensiometer, NTC, dsb.
b. Menurut pengubahan bentuk energy
Input Tranducers
Electric-Input Tranducers mengubah energy non-listrik seperti suara,
cahaya menjadi energi listrik.
Output Tranducers
Electric-Output Tranducers merupakan kebalikan dari Electric-Input
Tranducers.
c. Menurut pola aktivasinya
Transduser pasif
Yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari
luar.
Transduser aktif
Yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi
menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
B. Pemilihan Transduser
C. Macam-Macam Tranduser
a. Transducer temperature
Terdapat dua kategori transducer temperatur semikonduktor, yaitu transducer
yang menghasilkan tegangan tertentu sesuai dengan perubahan suhu dan transducer
yang menghasilkan arus tertentu. sesuai dengan perubahan suhu.
Contoh sumber tegangan yang sensitif terhadap suhu adalah IC LM 35 produk
dari Nasional. Tegangan yang dihasilkan oleh LM 35 pada berbagai suhu adalah
sebagai berikut:
+1500 mV pada suhu 150o C,
+2500 mV pada suhu 250C, dan
-550 mV pada suhu -550 C
Salah satu contoh transduser temperature adalah termistor . Termistor atau tahanan
thermal adalah alat semikonduktor yang berkelakuan sebagai tahanan dengan koefisien
tahanan temperatur yang tinggi, yang biasanya negatif. Umumnya tahanan termistor
pada temperatur ruang dapat berkurang 6% untuk setiap kenaikan temperatur sebesar
dan S2). sama tetapi berkebalikan antara satu dengan yang lain. Dengan demikian,
jumlah tegangan keluarannya sama dengan 0 volt, posisi ini disebut sebagai null
position.
Polaritas tegangan keluaran yang dihasilkan LVDT ditentukan oleh arah
gerakan inti. Sebagai contoh, bila inti pada gambar rangkaian 2.17 bergerak ke
bawah, kumparan S2, besar tegangan induksi lebih besar daripada S1,. Besar
tegangan induksi ditentukan oleh seberapa jauh inti bergerak. Langkah perubahan
posisi ini pada umuumnya antara 0,1 mm sampai dengan 75 mm.
d. Transducer Tekanan
d. Transducer Strain
Prinsip kerja pada strain gauge transducer adalah jika kita memberikan sebuah
tekanan dari sebuah benda, maka foil atau kawat akan mengalami deformasi, dan
tahanan pada listriknya akan mengalami perubahan. Prinsip kerja pada alat adalah,
selama proses penimbangan akan terjadi reaksi terhadap elemen logam pada load cell
yang akan mengakibatkan gaya secara elastis.
Gaya yang ditimbulkan oleh regangan ini akan dilakukan konversi ke dalam
sinyal elektrik oleh strain gauge yang sudah dipasangkan pada load cell. Sinyal
elektrik yang berupa tegangan yang dihasilkan oleh alat strain gauge sangat kecil
sehingga dibutuhkan sebuah rangkaian penguatan pada sinyal dengan menggunakan
operator amplifier.
Pada saat tekanan tau beban yang sudah diberikan berada dalam batas ukur, maka
tegangan yang dihasilkan oleh alat strain gauge pada load cells lenih kecil (Vo<4.5
mV). Tegangan ini akan dilakukan penguatan menjadu 1000 keali oleh sebuah
rangakaian operator amplifier (Vo<4.5 V). Tegangan pada keluaran operator amplifier
akan diteruskan menuju relay, karena tegangan tersebut tidak dapat memenuhi
tegangan minimal yang dapat mengaktifkan relay, maka lampu tidak akan menyala
karena terhubung dengan alternator.
Pengaplikasian lainnya pada alat strain gauge transducer dapat kita temui pada
bidang biomedis. Seperti pengukuran pada kontrasi otot kardia, dan juga dapat
digunakan untuk mengukuran tekanan darah untuk mengetahui abnormalitas dari
cardiovascular, mengukur laju pada pernapasan, dan secara luas juga sudah
dikembangkan untuk mendeteksi tekanan yang cocok dalam melakukan pemasangan
pada anggota tubuh buatan.
Contoh pengaplikasian lainnya pada strain gauge:
Pengukur berat badan (DIGITAL)
Timbangan digital pada kapasitas berat yang diangkut oleh bus atau truck
Pengukuran batasan pada penumpang sebuah lift
e. Transducer Getaran
Prinsip kerja dari tranduser ini berdasarkan hukum fisika bahwa ” apabila suatu
konduktor digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika.suatu medan magnet
digerakkan melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu tegangan induksi pada
konduktor tersebut. Apabila transducer ini ditempatkan pada bagian mesin yang
bergetar, maka tranduser inipun akan ikut bergetar, sehingga kumparan yang ada di
dalamnya akan bergerak relatif terhadap medan magnet akan menghasilkan tegangan
listrik pada ujung kawat kumparannya. Sinyal listrik yang dihasilkan sebanding.
dengan kecepatan getaran mesin tersebut. Dengan mengolah/ mengukur dan
menganalisa sinyal listrik dari tranduser, maka getaran mesin dapat diukur / diketahui.