Setiap ilmu sosial obyek materialnya adalah masyarakat. Dikatakan ilmu-ilmu sosial karena
menjadikan masyarakat atau kehidupan bersama sebagai obyek yang dipelajari. Istilah
"sosial" (social) pada ilmu-ilmu sosial mempunyai arti yang berbeda dengan misalnya
istilah sosialisme atau istilah sosial pada Departemen Sosial lstilah "sosial" pada ilmu-ilmu
sosial menunjuk pada obyeknya yaitu masyarakat. Sosialisme adalah suatu ideologi yang
berpokok pada prinsip pemilikan umum (atas alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang
ekonomi). lstilah sosial pada Departernen Sosial, menunjuk pada kegiatan-kegiatan di
lapangan sosial.
Yaitu, kegiatan-kegiatan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat dalam bidang kesejahteraan, seperti tuna karya, tuna susila, orang jompo, yatim
piatu, pengungsi, eksodus dan sebagainya yang ruang lingkupnya adalah kesejahteraan
sosial. Meskipun obyek materialnya sama yaitu masyarakat, setiap disiplin ilmu dalam
lingkup ilmu-ilmu sosial dapat dibedakan satu dari lainnya karena adanya obyek
formal/sudut pandang maupun metode yang berbeda. Masyarakat sebagai obyek ilmu-ilmu
sosial terdiri dari berbagai segi: ada segi ekonomi yang bersangkut paut dengan produksi,
distribusi dan penggunaan barang-batang dan jasa-jasa Hal ini dipelajari oleh ilmu
ekonomi, yang pada hakekatnya mempelajari usaha-usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhan materilnya dari bahan-bahan yang terbatas persediaannya. Ilmu politik
mempelajari segi khusus kehidupan masyarakat yang rnenyangkut soal kekuasaan. Antara
lain daya upaya untuk memperoleh kekuasaan, usaha mempertahankan kekuasaan,
penggunaan kekuasaan, dan juga bagaimana mengharnbat penggunaan kekuasaan.
Sosiologi mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya dan hubungan - hubungan antara
orang-orang dalam masyarakat tersebul. Ia memusatkan perhatiannya pada segi-segi
masyarakat yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum
daripadanya. Misalnya soal daya upaya untuk mendapatkan kekuasaan digambarkan oleh
sosiologi sebagai salah satu bentuk persaingan (competition) atau bahkan pertikaian
(conflict).
Dengan antropologi (khususnya antropologi sosial), agak sulit untuk dibedakan dengan
sosiologi. Antropologi pada dasarnya mempunyai lima lapangan penyelidikan:
- Masalah sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai makhluk biologis
- Masalah terjadinya aneka warna bahasa - bahasa yang diucapkan oleh manusia di
seluruh dunia
- Masalah persebaran aneka warna bahasa - bahasa yang diucapkan oleh manusia di
seluruh dunia
- Masalah perkembangan, persebaran dan terjadinya aneka kebudayaan manusia di
seluruh dunia
- Masalah dasar-dasar kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat suku-suku
bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi, zaman sekarang ini.
Apabila diperhatikan point 4 dan 5, sukar sekali mengadakan pembahasan tegas dengan
sosiologi. Hanya dapat dikatakan bahwa antara sosiologi dan antropologi sosial terdapat
perbedaan pada pangkal tolaknya.