A. KONFLIK
1. Pengertian Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan
sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak
berdaya.
Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul.
Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang
terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan
perilaku.
b. Karakteristik Konflik
a. Bersifat Inheren
Konflik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan
suatu masyarakat.Tidak ada satu masyarakat pun yang bisa mencegah
dan menghindari konflik social.
a. Perbedaan antarindividu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau
ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.
Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda
ingin belajar sambil bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat
mundukung.Kemudian timbul amarah dalam diri anda.Sehingga terjadi
konflik.
b. Perbedaan Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat .tidak
semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang
dianggap baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh masyarakat
lainnya.
Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola
kebudayaan yang berlawanan dapat menimbulkan rasa amarah dan benci
sehingga berakibat konflik.
c. Perbedaan Kepentingan
Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang
berbeda pula.Perbedaan kepentingan itu dapat menimbulkan konflik
diantara mereka.
Contoh :perbedaan kepentingan dalam hal pengelolaan Organisasi
Siswa Intra Sekolah ( OSIS ). Ada yang tulus mengemban amanah sebagai
pengurus OSIS dengan mengelola organisasi sebaik-baiknya agar mampu
memberi manfaat bagi warga sekolah dan warga masyarakat
sekitarnya.Namun, ada juga yang hanya ingin menadi pengurus OSIS demi
memperoleh popularitas atau dikenal oleh siswa lainnya. Bila kepentingan
tadi saling berbenturan maka akan menimbulkan konflik.
d. Situasi yang Saling Bertolak Belakang atau Kesenjangan
Kesenjangan yang ada dalam masyarakat juga dapat menyebabkan
konflik.Kesenjangan ekonomi, misalnya, sudah berulang kali mengakibatkan
konflik di berbagai penjuru.Kesenjangan taraf hidup dan kesejahteraan
antara segelintir kalangan kaya dengan warga miskin memang sangat
berpotensi menimbulkan konflik atau kecemburuan social.
f. Ketidaksamaan Status
Sebagaimana halnya kesenjangan social, ketidaksamaan status juga
dapat memicu terjadinya konflik social. Terlebih bila status-status terhormat
diduduki hanya oleh individu-individu dengan latar belakang tertentu ( suku,
agama, golongan ) saja. Hal mana dipastikan akan menimbulkan
ketidakpuasan dari pihak-pihak lain yang merasa diperlakukan tidak adil dan
tak diberi kesempatan yang seimbang untuk mencapai status terhormat.
g. Perubahan Sosial
Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat
dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku,
akibatnya konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara
harapan individu dengan masyarakat.
Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi
masyarakatny, sedangkan kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari
nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik diantara mereka.
Bentuk-bentuk Konflik
Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :
Berdasarkan Sifatnya :
d. Berdasarkan Dampaknya
Konflik destruktif,
merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak
senang , rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun
kelompok orang . Pada titik tertentu konflik ini dapat merusak
atau menghancurkan sebuah hubungan.
Konflik konstruktif,
merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul
karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok
dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini
menghasilkan konsesus dari perbedaan pendapat menuju
sebuah perbaikan.
e. Konflik Berdasarkan Skala Wilayahnya
Konflik Lokal
Konflik yang terjadi antarindividu atau antarkelompok
masyarakat dalam lingkup dan skala wilayah relative sempit/
Contoh : konflik warga desa A akibat ketidakmerataan
pembagian raskin atau konflik para simpatisan pada saat
pemilihan calon ketua desa.
Konflik Nasional
Konflik yang terjadi antarkelompok masyarakat yang berada
dalam satu Negara. Konflik nasional dapat dikatakan konflik
yang melibatkan suku, agama, dan ras yang berbeda , ataupun
konflik pemerintah dan rakyat.
Konflik Internasional
Konflik yang melibatkan dua Negara atau lebih yang biasanya
dipicu oleh perebutan suatu hal misalnya batas wilayah,
kekayaan laut, masalah perdagangan, dan masalah HAM.
Dampak sebuah konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi
positif dan dari segi negatif.
Teori-teori Konflik
Karl marx adalah seorang tokoh sosialis Jerman dan aktivis politik,
mendefinisikan konflik sebagai bentuk perjuangan kelas kaum buruh terhadap para
pemilik modal. Karl Marx memiliki pandangan tentang konflik sosial sebagai
pertentangan kelas. Masyarakat yang berada dalam konflik dikuasai oleh
kelompok dominan. Adanya pihak yang lebih dominan muncul pihak yang
berkuasa dengan pihak yang dikuasai. Kedua pihak tersebut memiliki kepentingan
yang berbeda atau bertentangan sehingga dapat menimbulkan konflik.
Suatu kelompok dapat berlangsung lama atau cepat dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Dikutip dari Ranjabar (2013), ada 3 faktor yang memperngaruhi
lama tidaknya suatu konflik di masyarakat, yaitu:
Menurut Ahli :
a. Soejono Soekanto
b. Robert Audi
c. Colombijn
d. James B. Rule
Kekerasan merupakan manifestasi naluri bersama atau gerakan naluri
primitive yang menciptakan kondisi-kondisi tindakan massa.
Secara umum :
3. Teori Eksistensial
4. Teori Individual
BENTUK-BENTUK KEKERASAN
A. Berdasarkan Bentuknya
2) Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik merupakan kekerasan yang kasatmata.Artinya, siapa pun
bisa melihatnya karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku dan korbannya.
Contohnya : menganiaya, menusuk, memukul, hingga membunuh.
3) Kekerasan Nonfisik
Kekerasan nonfisik merupakan jenis kekerasan tidak kasat mata.Tidak
kasatmata artinya tidak dapat langsung diketahui perilakunya apabila tidak
jeli memperhatikan.Kekerasan nonfisik mencangkup kekerasan verbal dan
kekerasan psikologis.
e. Kekerasan Verbal
Kekerasan verbal dilakukan melalui kata-kata. Sebagai contoh :
membentak, memaki, menghina, menjuluki, meneriaki,
memfitnah, menyebar gossip, menuduh, menolak dengan kata-
kata kasar, dan mempermalukan di depan umum secara lisan.
f. Kekerasan Psikologis
Kekerasan tipe ini dilakukan dengan cara memberikan tekanan
atau ancaman kepada korban. Kekerasan psikologis memiliki
sasaran pada rohani atau jiwa sehingga dapat mengurangi,
bahkan menghilangkan kemampuan normal jiwa.Contohnya :
intimidasi, keboohongan, fitnah, tekanan, doktrin, memandang
penuh ancaman, mempermalukan, mendiamkan, mengucilkan,
memandang dengan merendahkan, mencibir, dan memelototi.
4) Kekerasan Struktural
Kekerasan structural merupakan kekerasan yang dilakukan oleh individu
atau kelompok dengan menggunakan system, hokum, ekonomi, atau tata
kebiasaan yang ada dalam masyarakat.Sebagai contoh, dalam sejarah
Indonesia pemerintah colonial telah menciptakan berbagai kebijakan yang
memberatkan rakyat Indonesia. Kebijakan itu antara lain peraturan kerja
rodi, tanam paksa, dan pemberlakuan system monopoli.
5) Kekerasan kultural
Kekerasan kultural atau kekerasan budaya adalah kekerasan yang
disebabkan oleh kultur ( budaya) suatu masyarakat. Sebagai contoh,
ideology yang terkandung dalam budaya masyarakat digunakan untuk
melegitimasi ( membenarkan) tindakan kekerasan.
Contohnya, sebuah budaya membolehkan memukul seseorang yang telah
melanggar hokum adat dan melakukan pengucilan kepada anggota
masyarakat yang terbukti melakukan perzinaan.
f. Berdasarkan Caranya
Kekerasan Langsung ( Direct Violence )
Kekerasan langsung merupakan kekerasan yang dilakukan dan akibatnya
dapat dilihat atau dirasakan secara langsung.Contoh kekerasan langsung
adalah pemukulan atau penganiayaan yang menyebabkan luka-luka pada
tubuh.
g. Berdasarkan Subjeknya
Kekerasan Individual
Kekeran individual merupakan kekerasan yang dilakukan individu kepada
individu atau kelompok lain. Bentuk kekerasan ini bisa langsung dan tidak
langsung.Contohnya, penganiayaan suami terhadap istri, penganiayaan ibu
terhadap anaknya, atau pemukulan majikan terhadap pembantu.
Kekerasan kolektif
Kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang kepada individu atau
kelompok lain baik secara langsung amupun tidak langsung. Kekerasan
kolektif dapat berupa perkembangan dari kekerasan individual.Contoh,
pengeroyokan, tawuran pelajar, dan bentrok antaretnik
Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu
konsoliasi, mediasi dan arbitasi.
1. Konsoliasi
Dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan
diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak yang
bertikai.
2. Mediasi
Dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk
menunjuk pihak ketiga sebagai mediator.
3. Arbitasi
Dilakukan apabila kedua belah pihak sepakat untuk menerima atau
terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan
keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.
4. Ajudication
Cara penyelesaian konflik melalui pengadilan
Ayo Berlatih!
A. Pilihlah