Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Nenden Nurhasyanah

Kelas : XI IPS 3

Tugas Remedial Sejarah Peminatan : Membuat Power point mengenai revolusi Tiongkok

REVOLUSI TIONGKOK

Latar Belakang Revolusi Tiongkok

Latar belakang terjadinya Revolusi Tiongkok disebabkan dari faktor internal Negara
Tiongkok dan faktor eksternal. Ini dia penyebab-penyebabnya:

Perlawanan atas dominasi asing

A. Perang Candu I dan II

Kedatangan bangsa-bangsa Barat mulanya diawali dengan perdagangan. Kamu ingat apa
yang diperjualbelikan di Indonesia? Yap, bener banget, rempah. Keadaan ini berbeda dengan
Tiongkok, karena yang menjadi komoditi adalah opium! Komoditas ini dipilih karena
mendatangkan keuntungan yang besar bagi Inggris. Sebetulnya, mengonsumsi bahan ini telah
dilarang oleh Kaisar karena menimbulkan dampak yang buruk. Meski begitu, pihak Inggris
tetap memaksa untuk memperjualbelikan komoditas ini. Duh, kok maksa, sih… Akhirnya,
Kaisar memutuskan untuk menghentikan perdagangan tidak sehat itu.

Ilustrasi Perang Candu atau sering disebut dengan Opium War. (Sumber: britannica.com).
Akibat larangan tersebut, Inggris memberi perlawanan dengan mengirim armada angkatan
laut dan berhasil menguasai kota pelabuhan Hongkong, Kanton, Xiamen, Ningbo, Fuzhou,
dan Shanghai. Tiongkok-pun terpaksa mengakui keunggulan Inggris dengan menandatangani
Perjanjian Nanking pada 1842.

Ternyata perangnya tidak berhenti sampai di situ. Pada 1856-1860 terjadi Perang Candu II
antara Dinasti Qing dengan Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis. Penyebabnya karena
bangsa barat berambisi untuk memperluas wilayah kekuasaan ke Tiongkok. Penyebab
lainnya adalah karena Tiongkok menghentikan kapal The Arrow milik Inggris. Untuk
mengakhiri perang, muncullah perjanjian Treaty of Nanjing pada Juni 1858.

B. Invasi Jepang

Tahukah kamu kalau Tiongkok dan Jepang terlibat dalam perang selama setahun? Tepatnya
1894-1895, perang ini disebabkan karena Pemberontakan Donghak. Perlu jadi catatan,
pemberontakan ini terjadi di Korea, bukan Tiongkok, Squad.

Pemberontakan dilakukan oleh petani-petani Korea yang marah dan pengikut agama
Donghak, suatu agama panteisme yang dipandang sebagai ideologi politik. Mereka marah
karena dibuat hukum palsu bagi mereka untuk membangun waduk, padahal tujuannya hanya
untuk mendapatkan pajak. Akhirnya, para petani mengamuk dan pemerintah Korea yang
ketakutan meminta bantuan pada Dinasti Qing (Tiongkok).
Ilustrasi Pemberontakan Donghak. (Sumber: discoveered.wordpress.com).

Setelah Tiongkok mengirimkan bantuan, Jepang marah karena posisi Jepang saat itu sedang
menguasai Semenanjung Korea. Tiongkok dianggap tidak menghormati Jepang karena
mengirim bantuan untuk Korea tanpa meminta izin Jepang. Akhirnya perang tidak bisa
dihindari. Tiongkok mengalami kekalahan dalam perang ini dan harus menandatangani
Perjanjian Shimonoseki pada 19 Maret 1895. Akibatnya, Tiongkok harus menyerahkan Pulau
Formosa (Taiwan) kepada Jepang.

Masuknya paham-paham baru seperti nasionalisme dan liberalisme memunculkan kaum


terpelajar. Salah satunya adalah dr. Sun Yat-Sen (1866-1925).

Perlawanan dari Dalam

Selain menghadapi perlawanan atas dominasi asing, Tiongkok harus menghadapi perlawanan
dari dalam, yaitu rakyatnya sendiri. Di antaranya adalah:

- pemberontakan Taiping (1850-1864), merupakan perang saudara di Tiongkok yang


berlangsung dari tahun 1850 hingga 1864. Terjadi antara Dinasti Qing yang dipimpin oleh
suku Manchu dan gerakan milenarianisme Kristen dari Kerajaan Surgawi Perdamaian.

- Pemberontakan Nian (1853-1868), merupakan pemberontakan senjata. Meski gagal


menjatuhkan Dinasti Qing, pemberontakan ini menyebabkan kekacauan dalam berbagai
aspek.

- Pemberontakan Panthay (1855-1873), adalah gerakan separatis yang terdiri dari suku Hui
dan Muslim Tiongkok yang menentang Dinasti Qing di Yunnan barat daya. Gerakan ini
muncul sebagai bagian dari gelombang ketidakpuasan etnis.
- Gerakan Boxer (1900-1901), merupakan pemberontakan terhadap kekuasaan asing di
sektor perdagangan, politik, agama, dan teknologi. Boxer memulai aksinya sebagai gerakan
antiasing, antiimperialis, dan merupakan pergerakan berdasarkan petani di Tiongkok utara.
Mereka menyerang orang asing yang membangun jalur kereta api dan melanggar Feng Shui,
dan juga orang Kristen yang dianggap bertanggung jawab untuk dominasi asing di Tiongkok.

Proses Terjadinya Revolusi Tiongkok

Proses Revolusi Tiongkok terjadi pada 11 Oktober 1911 dipimpin oleh dr. Sun Yat-Sen dan
berhasil meruntuhkan Dinasti Qing. Revolusi ini terjadi sebab rakyat kecewa dengan
kepemimpinan Dinasti Qing, seperti kekalahan perang atas bangsa Barat, ketidakcakapan
kaisar-kaisar dalam memimpin, serta penderitaan rakyat yang semakin berat menyebabkan
revolusi tak terhindarkan lagi.

Pada 1 Januari 1912, dr. Sun Yat-Sen diangkat sebagai presiden dan Republik Tiongkok
dianggap mulai berdiri pada tanggal tersebut. dr. Sun Yat-Sen mengundurkan diri dan
mendirikan partai Kuo Min Tang lalu digantikan oleh Yuan Shih Kai pada 12 Februari 1912.
Masa pemerintahan Yuan Shih Kai tak berlangsung lama karena tahun 1916 ia meninggal
dunia.

Pemerintah kembali dipimpin oleh dr. Sun Yat-Sen, namun hanya sampai tahun 1924.
Kedudukannya digantikan Chiang Kai Shek dan berhasil mempersatukan Tiongkok bagian
utara dan selatan. Sayangnya, masa pemerintahannya harus menghadapi perlawanan dari Mao
Zedong yang berpaham komunis. Mao Zedong berhasil memenangkan perlawanan sehingga
pada 1949 ia mendirikan Republik Rakyat Tiongkok yang berpaham komunis sedangkan
Chiang Kai Shek mendirikan negara Taiwan. Akibatnya, paham komunis semakin
berkembang, terutama di Asia.

Anda mungkin juga menyukai