Makalah Kel 1
Makalah Kel 1
Disusun Oleh:
Kelompok I
Nurul Fadillah (
3183331023)
Bayhaqi Ahmad
(3181131001)
Nur Afdal Zendrato (3183331003)
Tika Fridawati (3191131021)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha
Esa, dengan ilmu-Nya yang Maha Luas, serta kemurahan hati-Nya, sehingga kami
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan,
Oleh karena itu kami sangat mengaharapkan saran dan kritik yang dapat
tulisan makalah ini dapat membantu dan menambah wawasan bagi kita semua.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I. PENDAHULUAN
1.3. Tujuan 2
3.1. Kesimpulan 13
3.2. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
Dengan melihat latar belakang dan rumusan masalah diatas, Maka yang
menjadi tujuan dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tentang konsep tenaga kerja
di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupu inin untuk masyarakat.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika
penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di
Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun.
Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai
tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada
yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun,
bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah
termasuk tenaga kerja. Namun, secara garis besar pemerintah telah menetapkan
perbedaan dari tenaga kerja dan bukan tenaga kerja yang dilihat dari batas umur.
Dimana survei penduduk yang dilakukan oleh instansi pemerintahan Badan Pusat
Statistik (BPS) Tahun 2010 menggunakan batasan tenaga kerja usia kerja 15
tahun ke atas. Definisi penduduk yang digolongkan bekerja pada sensus penduduk
tahun 2010 adalah mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan
suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh penghasilan atau keuntungan dan
lamanya bekerja paling sedikit duajam (BPS, 2011).
Tenaga kerja dalam pembangunan nasional merupakan faktor dinamika
penting yang menentukan laju pertumbuhan perekonomian baik dalam
kedudukannya sebagai tenaga kerja produktif maupun sebagai konsumen.
Ketidakseimbangan dalam penyebaran penduduk antar daerah atau wilayah
mengakibatkan tidak proporsionalnya penggunaan tenaga kerja secara regional
dan sektoral sehingga menghambat pula laju pertumbuhan perekonomian
nasional. Tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting dalam proses produksi,
3
Sebagai sarana produksi, tenaga kerja sangatlah penting dalam proses produksi
daripada sarana produksi lain seperti bahan mentah, tanah, air, dan sebagainya,
dikarenakan manusialah yang menggerakkan atau mengoperasikan seluruh
sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan suatu barang yang bernilai yang
nantinya akan berpengaruh terhadap besaran Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di suatu wilayah.
4
khusus untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan dengan pendekatan rumah
tangga. Dalam menyajikan data ketenagakerjaan, BPS selalu menggunakan
konsep/definisi yang direkomendasikan oleh Internasional Labor Organization
(ILO). Hal ini dimaksudkan terutama agar data ketenagakerjaan yang dihasilkan
dari berbagai survei di Indonesia dapat dibandingkan secara Internasional, tanpa
mengesampingkan kondisi ketenagakerjaan spesifik Indonesia.
1) Penduduk
Semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik
Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili
kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.
2) Usia kerja
Indonesia menggunakan batas bawah usia kerja (economically
active population) 15 tahun (meskipun dalam survei dikumpulkan
informasi mulai dari usia 10 tahun) dan tanpa batas atas usia kerja.
3) Angkatan Kerja
Konsep angkatan kerja merujuk pada kegiatan utama yang
dilakukan oleh penduduk usia kerja selama periode tertentu. Angkatan
Kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja, atau punya pekerjaan
namun sementara tidak bekerja, dan pengangguran.
5) Kesempatan kerja
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang mencerminkan
seberapa jumlah dari total angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut serta
5
secara aktif dalam kegiatan perekonomian. Selain itu kesempatan kerja
juga dapat diartikan sebagai jumlah penduduk yang bekerja atau orang
yang sudah memperoleh pekerjaan, semakin banyak orang yang bekerja
semakin luas kesempatan kerja. Kesempatan kerja dimaknai sebagai
lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat
dari suatu kegiatan ekonomi atau produksi. Kesempatan kerja nyata bisa
juga dilihat dari jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia, yang tercermin
dari jumlah penduduk usia kerja (15 tahun) ke atas yang bekerja (Sapsuha,
2009).
6) Bekerja
Kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntingan
paling sedikit 1(satu) jam secara tidak terputus selama seminggu yang lalu.
Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang
punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak bekerja,
misal karena cuti, sakit dan sejenisnya.
Jika dibuat dalam sebuah peta konsep, Maka peta konsep dari
ketenagakerjaan ini adalah sebagai berikut :
6
Kerja.
Catatan: Waktu kerja menurut UU. No. 13 Tahun 2003 adalah :
a. 7 jam 1 hari dan 40 jam/minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu.
b. 8 jam 1 hari dan 40 jam/minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
c. 8 jam 1 hari dan > 40 jam/minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu.
2) Teori Malthus
Sesudah Adam Smith, Thomas Robert Malthus (1766-1834) dianggap
sebagai pemikir klasik yang sangat berjasa dalam pengembangan pemikiran-
pemikiran ekonomi. Thomas Robert Malthus mengungkapkan bahwa manusia
berkembang jauh lebih cepat dibandingkan dengan produksi hasil pertanian
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia berkembang sesuai dengan
deret ukur, sedangkan produksi makanan hanya meningkat sesuai dengan
deret hitung. Jika hal ini tidak dilakukan maka pengurangan penduduk akan
diselesaikan secara alamiah antara lain akan timbul perang, epidemi,
kekurangan pangan dan sebagainya.
3) Teori Keynes
John Maynard Keynes (1883-1946) berpendapat bahwa dalam kenyataan
pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik. Dimanapun
para pekerja mempunyai semacam serikat kerja (labor union) yang akan
berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah.
7
Kalaupun tingkat upah diturunkan tetapi kemungkinan ini dinilai keynes kecil
sekali, tingkat pendapatan masyarakat tentu akan turun. Turunnya pendapatan
sebagian anggota masyarakat akan menyebabkan turunnya daya beli
masyarakat, yang pada gilirannya akan menyebabkan konsumsi secara
keseluruhan berkurang. Berkurangnya daya beli masyarakat akan mendorong
turunya harga-harga.
Kalau harga-harga turun, maka kurva nilai produktivitas marjinal labor
( marginal value of productivity of labor) yang dijadikan sebagai patokan oleh
pengusaha dalam mempekerjakan labor akan turun. Jika penurunan harga
tidak begitu besar maka kurva nilai produktivitas hanya turun sedikit.
Meskipun demikian jumlah tenaga kerja yang bertambah tetap saja lebih kecil
dari jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Lebih parah lagi kalau harga-harga
turun drastis, ini menyebabkan kurva nilai produktivitas marjinal labor turun
drastis pula, dan jumlah tenaga kerja yang tertampung menjadi semakin kecil
dan pengangguran menjadi semakin luas.
4) Teori Harrod-domar
Teori Harod-domar (1946) dikenal sebagai teori pertumbuhan. Menurut
teori ini investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tapi juga memperbesar
kapasitas produksi. Kapasitas produksi yang membesar membutuhkan
permintaan yang lebih besar pula agar produksi tidak menurun. Jika kapasitas
yang membesar tidak diikuti dengan permintaan yang besar, surplus akan
muncul dan disusul penurunan jumlah produksi.
8
2.4. Masalah Ketenagakerjaan Di Indonesia
Menurut Wakil Ketua Umum Bidang Tenaga Kerja, Kamar Dagang dan
Industri Indonesia yaitu bapak Benny Soetrisno. Ada tiga masalah besar
ketenagakerjaan Indonesia yaitu :
9
menganggur. Contoh para petani kehilangan pekerjaan karena adanya
berubahan dari daerah agraris menjadi daerah industri.
b) Pengangguran siklus adalah pengangguran yang terjadi karena
menurunnya kegiatan perekonomian (misal terjadi resesi) sehingga
menyebabkan berkurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).
c) Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena adanya
pergantian musin misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
d) Pengangguran friksional adalah Pengangguran yang muncul akibat adanya
ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja.
e) Pengangguran teknologi adalah Pengangguran yang terjadi karena adanya
penggunaan alat-alat teknologi yang semakin modern yang menggantikan
tenaga kerja manusia.
2) Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah
Penyebab rendahnya kualitas tenaga kerja di Indonesia diantaranya karena
rendahnya pendidikan, kurikulum pendidikan yang tidak sesuai dengan
pekerjaan yang tersedia, kurangnya pelatihan dan pemagangan kerja.
10
Pemecahan masalahnya:
Untuk mengatasi masalah rendahnya kualitas tenaga kerja dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
⮚ Melakukan pelatihan kerja
⮚ Pemagangan
⮚ Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat
⮚ Membenahi upah dan gaji tenaga kerja
⮚ Peningkatan Gizi dan Kesehatan
11
5) Pengangguran
Masalah pengangguran ini disebabkan oleh keempat masalah yang
disebutkan di atas, oleh karena itu pengangguran dapat di tekan atau diperkecil
bila keempat masalah tadi juga sudah dapat diatasi. Pengangguran di samping
disebabkan oleh keempat masalah tadi, bisa juga terjadi karena sering
terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan ketergantungan angkatan
kerja pada lowongan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah dan
perusahaan. Mereka lebih suka menunggu lowongan pekerjaan dibuka, jarang
sekali angkatan kerja yang berkeinginan untuk menciptakan lapangan kerja
sendiri melalui kegiatan wirausaha.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menurut Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
masalah tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
Untuk tenaga kerja (manpower) diartikan kepada penduduk yang sudah atau
sedang bekerja, yang sedang mencari kerja, dan yang melakukan kegiatan lain
seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Ada tiga masalah besar
ketenagakerjaan Indonesia yaitu : Kesempatan kerja yang terbatas, Rendahnya
kualitas angkatan kerja, dan Tingginya tingkat pengangguran. Adapun beberapa
solusi dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan yaitu Peta Perencanaan dan
Pengelolaan Ketenagakerjaan, Mendorong Investasi, Memperbaiki daya saing,
Meningkatkan Fleksibilitas tenaga kerja, dan Peningkatan Keahlian Pekerja.
3.2. Saran
Saran dari kelompok kami agar pemerintah dapat lebih memfokuskan
perhatiannya kepada ketenagakerjaan di Indonesia. Pengangguran yang ada di
Indonesia harus segera diatasi dengan membuka lapangan pekerjaan.
Pemerataan lapangan pekerjaan di setiap daerah juga harus diperhatikan. Selain
kepada pemerintah, Kami juga menyerankan kepada seluruh penduduk
Indonesia terutama penduduk yang sudah masuk kedalam angkatan kerja agar
dapat meningkatkan kualitas dan mengasah keterampilannya sehingga dapat
membuka lapangan pekerjaan dengan berwirausaha, sehingga nantinya tidak
meminta lapangan pekerjaan namun mampu untuk membuka lapangan
pekerjaan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Mathis dan Jackson, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama,
Jakarta : Salemba Empat.
Website :
https://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kerja
http://eprints.ums.ac.id/21822/2/bab_1.pdf
https://www.academia.edu/7148920/Menganalisis_Permasalahan_Ketenagakerjaa
n_di_Indonesia
http://industri.bisnis.com/read/20141202/12/379243/mea-2015-indonesia-hadapi-
3-masalah-ketenagakerjaan
14