Anda di halaman 1dari 4

PRINSIP DUALITAS KONSEP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Pada bagian ini menguraikan kasus. Merefleksi untuk memberikan saran agar
menghasilkan perbaikan pada konsep dan tema. Tema-tema tersebut diekspresikan sebagai
dualitas konsep yang secara bersamaan, berlawanan dan saling melengkapi. Mereka
mencerminkan kontradiksi dan kerjasama , antagonisme yang hidup berdampingan.

Di zaman ini manusia banyak yang mulai lupa kepada adanya konsep dualitas (prinsip
dualisme) dalam kehidupan. itu wajar karena terlalu focus mengejar ngejar kebenaran (fakta)
empirik,sebagian terlalu asyik berselancar di dunia pemikiran bebas spekulatif. Padahal
konsep dualitas adalah sebuah konsep yang lahir dari segala suatu yang Tuhan ciptakan
secara berpasang pasangan,dan kalau anda membuka kitab suci Al Qur’an maka rahasia
tentang hal ini terdapat didalamnya

Konsep dualitas meniscayakan adanya dua-dua yang serba berpasangan dalam


kehidupan baik itu yang bersifat lahiriah seperti adanya siang - malam, terang -
gelap,kehidupan kematian, tua - muda, lelaki wanita, kaya-miskin, dlsb, atau yang bersifat
abstrak seperti adanya benar-salah,baik-buruk, sebab-akibat, bijak-picik, sempurna-tak
sempurna,bahagia-derita, cinta-benci. Walaupun diantara kedua wilayah yang telah jelas
identitasnya itu terdapat wilayah ‘antara’ yang belum jelas identitasnya dalam konsep
dualitas-atau yang masih rancu-samar  tetapi kehidupan tidaklah berpijak diatas konsep yang
samar-rancu melainkan diatas konsep dualitas yang jelas identitasnya sejelas identitas lelaki
-wanita, sehingga karena adanya konsep  dualitas yang jelas itulah maka diatasnya bisa
berdiri konsep agama - konsep ilmu pengetahuan - konsep kebenaran yang semua itu tentu
memerlukan dualitas benar-salah, baik-buruk yang jelas,tidak samar atau rancu

Lima konsep ganda yang dikembangkan dari tada dalam deskripsi kasus adalah:

1. Struktur dan kebebasan


2. Otoritas dan demokrasi
3. Matematika dan konteks
4. Diferensiasi dan ekuitas
5. Aktualitas dan potensi

Struktur dan Kebebasan


Episode A

Memaparkan tugas yang ingin diselesaikan kemudian memberi kewenangan kepada


siswa untuk memilih. Sesuai dengan kemampuan dan keinginan mereka

Episode B

Memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas tanpa
mendekte.

Ketua grup membimbing dengan mengajukan pertanyaan setiap hal yang anggota
kelompok ungkapkan, dan tetap dikontrol agar tidak terkesan memaksa. Setiap anggota
kelompok bertanggung jawab terhadap bagian yang dibebankan, namun mereka juga harus
paham apa yang dibebankan kepada anggota lain supaya tugas berjalan dengan baik dan
maksimal. Dalam diskusi melatih siswa melihat diri mereka sendiri tidak hanya sebagai
penerima dan pengikut ide orang lain, tetapi menjadi percaya diri untuk menghasilkan dan
menindaklanjuti dengan ide mereka sendiri.

Gagasan yang penting dalam kerja kelompok adalah siswa diberi kebebasan untuk
memilih, memiliki dan mengendalikan pembelajaran mereka. Proses selesaian dari tugas ini
memerlukan kerja sama tim yang sangan erat, mereka akan memberi masukan secara bebas
namun terbatas. Misal dalam menyelesaikan tugas matematika, tahapan yang akan
dilaksanakan yaitu:

1. Menafsirkan ulang tugas matematika , yaitu penanganan data. Penanganan data


tersebut dapat berupa dari hasil wawancara, kuesioner, grafik dan sebagainya.
2. Mengajukan permasalahan yang belum benar-benar bisa digunakan namun
merupakan acuan untuk terselesaikannya tugas tersebut.
3. Memberi batasan penanganan data jenis apa yang dipilih, misal menganalisis data
grafik
4. Guru mengontrol jalannya diskusi
5. Merumuskan masalah yang mungkin muncul kemudian menawarkan solusi

Memberi kebebasan untuk siswa dalam memilih bagian penyelesaian tugas akan
mengacu pada minat dan kemampuan mereka di bidang apa.hal tersebut akan menjadi
tantangan bagi mereka untuk menjalankannya dan memilih rute paling mudah. Ketegangan
antara kebebasan dan struktur ini juga dimainkan antara guru dan siswa. Bagian ini juga
terujud dalam refleksi pasca pembelajaran.

Kewenangan dan Demokrasi

Episode A

Mempresentasikan ide proyek, memahami latar belakang masalah

Mempertanyakan pengelolaan masalah, bagaimana peran setiap pelaksana dan bagaimana


strukturnya

Mendiskusikan selesaian masalah


Episode B

Mempresentasikan masalah

Guru menjelaskan struktur

Penegasan utama dari pendekatan ini yaitu berusaha membentuk siswa yang kritis
dalam memaparkan gagasan di kelas demokratis. Kelas demokratis ini berkaitan dengan
otoritas guru dan sekolah. Guru bertanggung jawab dalam kontrak belajar mengajar dalam
kelas. Otoritas guru dalam kelas demokrasi paling menonjol untuk memasukkan ide-ide
matematika dalam menyelesaikan masalah. Saat menyelesaikan masalah yang ada siswa
harus sepakat tentang kegiatan apa yang dipilih untuk menyelesaikannya. Konflik dalam
pemilihan jalan alternatif sangat mungkin terjadi karena siswa harus mencapai kesepakan
tentang penyertaan dan pengecualian tugas tertentu. Pertisipasi dalam kelompok sangat
bervariasi, tergantung kepada potensi dan pengalaman yang dimiliki.

Ketegangan yang harus dikelola oleh kelompok adalah sejauh mana mereka mampu
bertindak secara demokratis dalam mewujudkannya kapasitas dan gagasan masing-masing
anggota kelompok. Tindakan demokratis terlihat dalam memilih representasi matematis saat
menyelesaikan tugas mereka.

Pertanyaan

1. Bagaimana jika dualitas tersebut tidak berjalan semestinya?


2. Hal apa yang harus dikembangkan agar siswa mampu menjalankan dualitas
tersebut?
3. Bagaimana indikator sehingga dapat dikatankan dualitas tersebut sudah
tercapai?

Anda mungkin juga menyukai