Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HAKIKAT AGAMA

KELOMPOK 3
 ADINDA
 NUR MAIMANAH.ISMAIL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kepada allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
meskipun jauh dari kata sempurna. Pembuatan makalah ini diharapkan dapat
menjadi salah satu wadah pembelajaran dalam menimbah ilmu utamanya dalam
mata kuliah AIK terkhusus pada “ hakikat agama”.
Selanjutnya kami mengucap terima kasih kepada pihak yang memberikan
pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
tepat waktu. Tidak lupa juga kepada bapak/ibu dosen dan teman-teman yang lain,
untuk memberikan saran kepada kami agar penyusunan makalah ini lebih baik
lagi. Dan semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dalam proses
pembelajaran khusus dalam “hakikat agama”. Demikian, semoga makalah ini
bermamfaaat bagi penyusun dan umumnya semua yang membaca makalah ini.

Waalaikum salam wr. wb

Makassar, 06 November 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
a. Latar Belakang...............................................................................................
b. Rumusan Masalah..........................................................................................
c. Tujuan............................................................................................................
d. Manfaat..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
a. Hakikat Agama..............................................................................................
b. Pengertian Agama..........................................................................................
c. Agama Para Rasul..........................................................................................
d. Agama Nabi Muhammad SAW.....................................................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................


a. Kesimpulan....................................................................................................
b. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama merupakan salah satu aspek yang paling penting dari pada
aspek-aspek budaya yang di pelajari oleh para antropologi dan para
ilmuwan sosial lainnya. Sangat penting bukan saja yang di jumpai pada
setiap masyarakat yang sudah diketahui, tetapi karena juga penting saling
pengaruh mempengaruhi di antara lembaga budaya budaya satu dengan
lainnya. Agama itu saling pengaruh mempengaruhi dengan sistem
organisasi kekeluargaan, perkawinan, ekonomi, hukum, dan politik.

Agama juga merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara


peribadatan hubungan manusia dengan sang mutlak, hubungan manusia
dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lainnya sesuai
dengan kepercayaan tersebut . berdasarkan klasifikasi manapun di yakini
bahwa agama memiliki peranan signifikan bagi kehidupan manusia,
disebabkan agama terdapat seperangkat nilai yang menjadi pedoman dan
pegangan manusia.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini meliputi :
1. Apa itu hakikat agama ?
2. Apa yang di maksud dengan agama ?
3. Seperti apa agama para rasul ?
4. Seperti apa agama nabi muhammad SAW ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini meliputi :
1. Untuk mengetahui apa hakikat dari agama ?
2. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan agama ?
3. Untuk mengetahui seperti apa agama dari para rasul ?
4. Untuk mengetahui seperti apa agama dari nabi muhammad SAW ?

D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah meliputi:
1. Dapat mengetahui tentang hakikat agama ?
2. Dapat mengetahui apa yang di maksud dengan agama ?
3. Dapat mengetahui seperti apa agama dari para rasul ?
4. Dapat mengetahui seperti agama dari nabi muhammad SAW ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Agama
Hakikat memiliki arti kebenaran atau yang benar-benar ada. Kata ini
berasal dari kata pokok hak (al-haq), yang berarti milik (kepunyaan) atau benar
(kebenaran). Kata haq secara khusus oleh orang-orang sufi sering di gunakan
sebagai istilah untuk allah, sebagai pokok (sumber) dari segala kebenaran.
Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada
jiwa dan kehendak Ilahi yang mengatur alam semesta. Dalam pandangan
fungsionalisme, agama (religion atau religi) adalah satu sistem yang kompleks
yang terdiri dari kepercayaan, keyakinan, sikap-sikap dan upacara-upacara yang
menghubungkan individu dengan satu keberadaan wujud yang bersifat ketuhanan.
1. Menurut Durkheim agama harus mempunyai fungsi, karena agama bukan
ilusi tetapi merupakan fakta sosial yang dapat diidentifikasi dan
mempunyai kepentingan sosial.
2. Menurut Harun Nasution, unsur yang paling penting dalam agama adalah:
percaya adanya kekuatan gaib. Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat
pada kekuatan gaib itu sebagai tempat minta tolong. Oleh karena itu,
manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib
tersebut, mematuhi perintah dan larangan kekuatan gaib itu.
3. menurut Glock dan Stark, agama adalah sistem simbol, sistem keyakinan,
sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan yang semuanya
berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling
maknawi.
4. Seluruh sistem tersebut berpusat pada satu konsep, yaitu ketuhanan.
Maksudnya agama merupakan sistem yang mengatur hubungan antara
manusia dengan kekuatan adikodrati,yang dipandang sakral (suci atau
kudus).
Dapat diambil kesimpulan bahwa agama tidak hanya berurusan dengan
obyek-obyek bernilai tinggi, atau paling akhir bagi individu atau masyarakat
tetapi juga dengan pemeliharaan dan pengembangan hidup dalam segala hal.

B. Pengertian Agama
Menurut sejarahnya, masalah agama adalah masalah sosial, karena
menyangkut kehidupan masyarakat yang tidak bisa terlepas dari kajian ilmu-ilmu
sosial. Oleh sebab itu, ilmu-ilmu agama hakikatnya merupakan rumpun bagian
dari ilmu Sosiologi, Psikologi dan Antropologi. Sosiologi menjadi akar dari
semua ilmu yang berkaitan dengan masyarakat; maka lahirlah semacam ilmu
sosiologi agama, sejarah agama, filsafat agama, publikasi agama, dan lain-lain.
Francisco Jose Moreno menegaskan bahwa “sejarah agama berumur setua sejarah
manusia. Tingkatan dien (agama) itu ada tiga; Islam, yaitu berserah diri kepada
Allah Ta’ala dengan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dengan ketaatan
serta berlepas didi dari syirik, Iman, yaitu percaya kepada Allah, Malaikay-Nya,
Kitab-kitab-Nya,Rasul-Nya hari akhir dan takdirnya, Ihsan, yaitu menyembah
kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya.1Tidak ada suatu masyarakat
manusia yang hidup tanpa suatu bentuk agama.
Seluruh agama merupakan perpaduan kepercayaan dan sejumlah upacara
yang diselenggarakan oleh masyarakat.” Hal itu karena masalah agama adalah
juga masalah pribadi, yang menyangkut hak azasi setiap manusia dalam
berhubungan dengan Tuhan, seperti ungkapan James Freud dkk, yang
menegaskan “agama sebagai manifestasi perasaan dan pengalaman manusia
secara individual ketika berhubungan dengan zat yang dianggap Tuhan”, maka
kajian Psikologi turut andil mendukung lahirnya ilmu-ilmu agama, seperti
psikologi agama, pendidikan agama, akhlaq, tasawuf, dan sebagainya. Begitu pula
Antropologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia dan latar belakang
budayanya, baik kepercayaan, pengetahuan,maupun norma dan nilai-nilai yang
dianut manusia, jelas menjadi sumber aspirasi bagi kelahiran ilmu-ilmu
agama.2Agama adalah suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan yang dianut oleh
sekelompok manusia dengan selalu mengadakan interaksi dengan-Nya.
Pokok persoalan yang dibahas dalam agama adalah eksistensi Tuhan.
Tuhan dan hubungan manusia dengan-Nya merupakan aspek metafisika,
sedangkan manusia sebagai makhluk dan bagian dari benda alam termasuk dalam
kategori fisika. Dengan demikian, filsafat membahas agama dari segi metafisika
dan fisika. Namun, titik tekan pembahasan filsafat agama lebih terfokus pada
aspek metafisiknya ketimbang aspek fisiknya. Aspek fisik akan lebih terang
diuraikan dalam ilmu alam, seperti biologi dan psikologi serta antropologi. Agama
berasal dari bahasa Sankskrit. Ada yang berpendapat bahwa kata itu terdiri atas
dua kata, a berarti tidak dan gam berarti pergi, jadi agama artinya tidak pergi;
tetap di tempat; diwarisi turun temurun. Agama memang mempunyai sifat yang
demikian. Pendapat lain mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci.
Selanjutnya dikatakan bahwa gam berarti tuntunan. Agama juga mempunyai
tuntunan, yaitu kitab suci.
Secara etimologi, istilah agama banyak dikemukakan dalam berbagai
bahasa, antara lain Religion (Inggris), Religie (Belanda), Religio (Yunani), Ad-
Din,4Syari’at, Hisab (Arab-Islam) atau Dharma (Hindu). Menurut Louis
Ma’lufdalam Al-Munawar pengertian agama dalam Islam secara spesifik berasal
dari kata “ad-Din” (Jamak: “Al-Adyan” yang mengandung arti “Al-Jaza wal
Mukafah, Al-Qada, Al-Malik-al-Mulk, As-Sulton, At-Tadbir, Al-Hisab”).
Moenawar Cholil menafsirkan kata “Ad-Din sebagai mashdar dari kata kerja “َ‫ن ْيد‬
‫ن َدا‬-‫َ“ ِي‬yang mempunyai banyak arti, antara lain: cara atau adat kebiasaan,
peraturan, undang-undang, taat dan patuh, meng-Esa-kan Tuhan, pembalasan,
perhitungan, hari kiamat, nasihat, agama”. Dari pengertian yang khas itu, maka
Ad-Dien dalam Islam sesungguhnya tidak cukup diartikan hanya sekedar agama
yang mengatur hubungan antara manusia dengan zat Maha Pencipta (Tuhan yang
dianggap kuasa). Lebih dari itu, Dienul Islam juga mengatur kehidupan antar
umat manusia, bahkan dengan lingkungan alam sekitarnya. Menurut Majduddin
al-Fairuzabady, kata din berasal dari dain. Sebab, dalam tata bahasa Arab suku
kata yang setimbangan dengan fa’al, seperti dain lebih banyak terdapat dalam
praktik sastra Arab daripada kata yang setimbangan fi’il, seperti din.
Disamping itu, kata yang setimbangan dengan fa’al lebih mudah dan
praktis dituturkan daripada menyebut kata yang setimbangan fi’il. Kata dain,
demikian al-Fairuzabady, menunjukkan sesuatu yang tidak hadir, seperti dain
dalam arti utang. Utang adalah suatu takaran harga yang belum hadir pada waktu
pembayaran dilakukan. Agama pada dasarnya memiliki masalah yang tidak hadir
pada waktu kita sedang berada dalam alam yang hadir (dunia). Dan agama akan
hadir nantinya setelah hancurnya alam dunia dalam bentuk pahala dan siksaan.
Dengan demikian,menurut al-Fairuzabady, din itu berpokok pada
metafisika dan berasal dari dain. Dari dasar metafisika inilah kemudian muncul
berbagai ungkapan, seperti taat, pembalasan dan hukuman.Religi berasal dari kata
latin. Menurut suatu pendapat, asalnya relegere, yang berarti mengumpulkan,
membaca. Agama memang kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan dan
harus dibaca. Pendapat lain mengatakan, kata itu berasal dari religare yang berarti
mengikat. Ajaran-ajaran agama memang memiliki sifat mengikat bagi manusia,
yakni mengikat manusia dengan Tuhan.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, melihat dari mana sumber
datangnya ajaran yang disampaikan, agama dapat dibedakan dalam dua kelompok
besar, yakni Agama Samawi (agama yang datang dari langit berlandaskan wahyu
Tuhan: seperti Islam, Yahudi dan Nasrani) dan Agama Wad’iy (agama yang
tumbuh di bumi atas prakarsa dan pemikiran Sidharta Gautama, atau Hindu
sebagai akulturasi budaya bangsa Aria dan Dravida). Ditinjau dari segi motivasi
yang melatar belakangi lahirnya agama, terdapat Agama Alami (timbul karena
pengaruh kekuatan alam yang dilandasi motivasi untuk melindungi jiwa yang
ketakutan; seperti agama Majusi, animism, dinamisme) dan Agama Etik (tumbuh
berdasarkan motivasi penilaian baik dan buruk; semacam filsafat etika Kong-Hu-
Cu atau Kong-Cu, Shinto, dan lain-lain).

C. Agama para Rasul


Pada dasarnya semua agama samawi yang dibawa oleh 124 ribu Nabi dan
Rasul sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW adalah agama Islam.
Namun, ada sebagian pengikut agama yang dibawa para Nabi ingkar, maka
merekalah yang disebut bukan Islam.Agama Yahudi yang dibawa oleh Nabi Musa
dan agama Nasrani yang dibawa oleh Nabi Isa, keduanya agama Islam juga.
Sebab, mereka semua adalah utusan Allah SWT yang resmi.
Ustaz Ahmad Sarwat Lc dalam buku Fikih Interaksi Muslim Dengan non
Muslim terbitan Rumah Fikih Publishing menjelaskan bahwa agama para Nabi
adalah Islam bukan pandangan Islam liberal. Tetapi ini adalah pandangan Alquran
Al-Karim. "Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam." (QS Ali Imran: 19).
Ustaz Ahmad Sarwat menjelaskan, semua agama yang dibawa para Nabi
dan Rasul itu agama Islam. Lalu, ada sebagian dari pengikutnya yang taat, tapi
ada juga yang tidak taat. Mereka yang tidak taat inilah yang disebut sebagai bukan
Islam. "Sebenarnya kalau lebih diperdalam lagi, setidaknya ada tiga kelompok
yang bisa disebut sebagai bukan Islam," kata Ustaz Sarwat dalam bukunya.
Pertama, umat terdahulu yang ingkar. Disebutkan bahwa sebagian dari
pengikut agama para Nabi itu ada yang kufur, ingkar, tidak taat, maksiat dan
nekat. Firaun, Namrudz, Kaum 'Add, Tsamud, Kaum Nabi Nuh, Kaum Luth, dan
lainnya. Mereka semua ini yang kemudian disebut sebagai bukan Islam alias kafir.
Kedua, umat Nabi Muhammad SAW yang ingkar. Hal yang sama juga
berlaku bagi umat manusia yang hidup di masa kenabian Nabi Muhammad SAW.
Apabila mereka ingkar kepada kenabian Nabi Muhammad SAW, maka mereka
bukan Muslim alias kafir juga. Contohnya yang mudah disebut misalnya Abu
Lahab, Abu Jahal dan rekan-rekan seperjuangannya.
Ketiga, sisa umat terdahulu yang tidak mengakui kenabian Nabi
Muhammad SAW. Yaitu mereka yang mengaku sebagai para pengikut Nabi
terdahulu. Mereka hidup setelah kedatangan Nabi Muhammad SAW, namun
mereka tidak mau mengakui kenabiannya serta tidak mau menerima risalah yang
dibawanya. Mereka bukan Islam juga.
Nabi Muhammad SAW sangat terkait dengan semua nabi yang diutus
sebelum Islam hadir. Beliau membawa pesan kebaikan dan memimpin jalan yang
sama dari para nabi dari Adam sampai Isa. Beliau adalah mata rantai terakhir
dalam rantai para nabi yang diberkati itu.
ikatan ini setidaknya sangat ditekankan dalam Alquran dan biografi Nabi
sebagai ikatan misi bersama, cinta, dan rasa hormat. Alquran menjelaskan, pesan
Nabi Muhammad bukanlah hal baru bagi umat manusia, tetapi menjadi pesan
yang abadi karena Islam adalah agama penutup. Dalam Alquran surah al-Ahqaf
ayat 9, Allah berfirman: "Aku (Muhammad) bukan Nabi yang pertama, dan aku
tidak tahu apa yang akan dilakukan dengan aku atau denganmu. Aku hanya
mengikuti apa yang diungkapkan kepadaku. Aku hanyalah pemberi peringatan."
Pada ayat itu, Imam ar-Razi berpendapat berdasarkan hadis bahwa Nabi
Muhammad SAW berkata, "Aku hanyalah seorang manusia seperti semua
pembawa pesan Tuhan yang mendahului aku. " Ini berarti pesan inti dari semua
nabi dari Adam hingga Muhammad SAW adalah penyerahan diri sepenuhnya
kepada keesaan Tuhan. Pesan ini secara efektif dikemas dengan kata Arab Islam,
yang secara harfiah berarti 'tunduk, selamat, dan damai'. Alquran yang suci
menyebut satu-satunya jalan kehidupan yang Allah terima dan senangi adalah
tunduk kepada-Nya. Hal itu sebagaimana yang tertuang dalam firman Allah pada
surah Ali Imran ayat 19 yang artinya: "Lihatlah, satu-satunya agama (yang benar)
di hadapan Allah adalah penyerahan diri (manusia) kepada-Nya. "Ayat ini dengan
jelas menyatakan Islam adalah misi inti yang Allah terima dari umat-Nya. Dalam
ayat-ayat lain, Alquran juga menegaskan Islam telah menjadi pesan yang
dengannya setiap nabi diutus.

D. Agama Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad SAW sangat terkait dengan semua nabi yang diutus sebelum
Islam hadir. Beliau membawa pesan kebaikan dan memimpin jalan yang sama
dari para nabi dari Adam sampai Isa. Beliau adalah mata rantai terakhir dalam
rantai para nabi yang diberkati itu. ikatan ini setidaknya sangat ditekankan dalam
Alquran dan biografi Nabi sebagai ikatan misi bersama, cinta, dan rasa hormat.
Alquran menjelaskan, pesan Nabi Muhammad bukanlah hal baru bagi umat
manusia, tetapi menjadi pesan yang abadi karena Islam adalah agama penutup.
Dalam Alquran surah al-Ahqaf ayat 9, Allah berfirman: "Aku (Muhammad)
bukan Nabi yang pertama, dan aku tidak tahu apa yang akan dilakukan dengan
aku atau denganmu. Aku hanya mengikuti apa yang diungkapkan kepadaku. Aku
hanyalah pemberi peringatan." Pada ayat itu, Imam ar-Razi berpendapat
berdasarkan hadis bahwa Nabi Muhammad SAW berkata, "Aku hanyalah seorang
manusia seperti semua pembawa pesan Tuhan yang mendahului aku. " Ini berarti
pesan inti dari semua nabi dari Adam hingga Muhammad SAW adalah
penyerahan diri sepenuhnya kepada keesaan Tuhan. Pesan ini secara efektif
dikemas dengan kata Arab Islam, yang secara harfiah berarti 'tunduk, selamat, dan
damai'.
Alquran yang suci menyebut satu-satunya jalan kehidupan yang Allah terima
dan senangi adalah tunduk kepada-Nya. Hal itu sebagaimana yang tertuang dalam
firman Allah pada surah Ali Imran ayat 19 yang artinya: "Lihatlah, satu-satunya
agama (yang benar) di hadapan Allah adalah penyerahan diri (manusia) kepada-
Nya. "Ayat ini dengan jelas menyatakan Islam adalah misi inti yang Allah terima
dari umat-Nya. Dalam ayat-ayat lain, Alquran juga menegaskan Islam telah
menjadi pesan yang dengannya setiap nabi diutus
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa, pengertian hakikat agama yaitu suatu kebenaran yang benar-benar ada
atau sumber pokok suatu aturan. Keyakinan akan adanya Tuhan yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia, maka sangat perlu dipahami secara seksama
oleh setiap manusia dan hakikat agama pula membawa peraturan-peraturan berupa
hukum-hukum yang harus dipatuhi baik dalam bentuk perintah yang wajib
dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan.
Secara etimologi, istilah agama banyak dikemukakan dalam berbagai
bahasa, antara lain Religion (Inggris), Religie (Belanda), Religio (Yunani), Ad-
Din,4Syari’at, Hisab (Arab-Islam) atau Dharma (Hindu). Menurut Louis
Ma’lufdalam Al-Munawar pengertian agama dalam Islam secara spesifik berasal
dari kata “ad-Din” (Jamak: “Al-Adyan” yang mengandung arti “Al-Jaza wal
Mukafah, Al-Qada, Al-Malik-al-Mulk, As-Sulton, At-Tadbir, Al-Hisab”).
Moenawar Cholil menafsirkan kata “Ad-Din sebagai mashdar dari kata kerja “َ‫ن ْيد‬
‫ن َدا‬-‫َ“ ِي‬yang mempunyai banyak arti, antara lain: cara atau adat kebiasaan,
peraturan, undang-undang, taat dan patuh, meng-Esa-kan Tuhan, pembalasan,
perhitungan, hari kiamat, nasihat, agama”.
Pada dasarnya semua agama samawi yang dibawa oleh 124 ribu Nabi dan
Rasul sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW adalah agama Islam.
Namun, ada sebagian pengikut agama yang dibawa para Nabi ingkar, maka
merekalah yang disebut bukan Islam.Agama Yahudi yang dibawa oleh Nabi Musa
dan agama Nasrani yang dibawa oleh Nabi Isa, keduanya agama Islam juga.
Sebab, mereka semua adalah utusan Allah SWT yang resmi.

B. Saran
Sebagai akhir dari karya tulis ini penulis berharap agar pembaca dapat
memberikan saran yang bersifat membangun. Mengambil dari referensi-referensi
dari karya tulis ini sebagai penutup, penulis ingin mengemukakan saran yang
mudah-mudahan bermanfaat yang ditunjukkan umumnya bagi para pembaca dan
khususnya bagi para generasi yang akan datang. Bahwa segala pandangan hidup
(aqidah), normative hidup atau moral (akhlaq), dan ritual hidup (fiqih) harus
bersumber pada Agama tapi agama yang sesungguhnya atau benar adanya
(hakikat agama) yakni Agama Islam yaitu yang bersumber pada Al-Qur’an dan
As-sunnah agar tak terjadi kekeliruan dalam mengaplikasikan dalam suatu
peribadahan kita
DAFTAR PUSTAKA

P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi: terj. KartiniKartono,(Jakarta: Raja


Grafindo Persada, 2004), hal. 4282
Syamsuddin Abdullah, Agama dan Masyarakat, Pendekatan Sosiologi Agama,
(Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997), hal. 313
Harun Nasution, Islam ditijau dari Berbagai Aspek, (Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia, 1995), hal. 11
4 Robert H. Thoules, Pengantar Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003),
hal. 10
Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A, Filsafat Agama..., p. 10.5
Zainal Arifin Abbas, Perkembangan Pikiran terhadap Agama, (Jakarta: Pustaka
Alhusna, 1984), p. 72.6
Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1979) jil, 1,
p. 9.7
Prof. Dr. H. Abdullah Ali, Agama dalam Ilmu Perbandingan..., p. 25-2
https://nurhabliridwan.wordpress.com/2012/11/12/makalah hakikat-agama-
islam/
https://republika.co.id/berita/qfv671430/semua-agama-yang-dibawa-nabinabi-
adalah-islam

Anda mungkin juga menyukai