ID Mengukur Kualitas Pemimpin Melalui Interaksinya Dengan Perilaku Individu Dalam o
ID Mengukur Kualitas Pemimpin Melalui Interaksinya Dengan Perilaku Individu Dalam o
Muchamad Taufiq
berpikir dan memahami, dipertimbangkan yang menentukan kita memilih pesan dan
sangat penting. mengabaikan pesan yang lain.
Dalam teori reinforcement, tidak ada Semakin tinggi derajat kesamaan
perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya persepsi individu,semakin mudah dan
aktifitas mental dipertimbangkan menjadi semakin sering mereka berkomunikasi, dan
bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan sebagai konsekuensinya semakin cenderung
dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas membentuk kelompok budaya atau kelompok
mental seperti berpikir dan berperasaan dapat identitas.
saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, Pada kondisi demikian organisasi akan
tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan survive, memiliki percepatan- percepatan yang
berperasaan dapat menyebabkan terjadinya positif untuk pencapaian tujuan organisasi
perilaku terbuka. sebagaimana telah tertuang dalam visi dan
Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian misi organisasi.
besar aktifitas mental adalah tidak sadar. Unsur lain yang tidak dapat dipisahkan
Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego dari persepsi adalah komunikasi, konon
secara luas menentukan perilaku. komunikasi ini merupakan first key segala
6. Data. urusan organisasi. Komunikasi adalah
Dalam pendekatan kognitif, data atas penyampaian suatu informasi dari seseorang
sikap, nilai, pengertian dan pengharapan kepada orang lain dan memberikan suatu
pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan pemahaman terhadap si penerima informasi
kuestioner. tersebut. Komunikasi memiliki fungsi utama,
Pendekatan reinforcement mengukur yakni sebagai fungsi kendaali, motivasi,
stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik pernyataan emosi, dan informasi.
yang dapat diamati, lewat observasi langsung Selanjutnya kita mengenal beberapa jenis
atau dengan pertolongan sarana teknologi. perilaku organisasi yaitu :
Pendekatan psikoanalitis menggunakan a. Perilaku Organisasi Neoklasik
data ekspresi dari keinginan, harapan, dan Perilaku organisasi neoklasik mendekati
bukti penekanan dan bloking dari keinginan organisasi sebagai kelompok orang dengan
tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, tujuan bersama. Perilaku organisasi neoklasik
teknik proyektif, dan hipnotis. hasil “pembenahan” perilaku organisasi klasik
dengan unsur manusiawi lebih ditonjolkan.
PERSEPSI DAN KOMUNIKASI Pembenahan meliputi aspek pembagian
Hampir setia saat kita menggunakan kerja, proses skalar dan fungsional, struktur
kata ‘persepsi’ namun seringkali tidak tepat organisasi, rentang kendali, di samping itu
untuk mewakili makna sebuah ‘persepsi’. dimunculkan konsep tentang organisasi
Persepsi adalah proses internal yang kita informal.
lakukan untuk memilih, mengevaluasi
dan mengorganisasikan rangsangan dari b. Perilaku Organisasi Modern
lingkungan eksternal. Persepsi adalah cara kita Perilaku organisasi modern merupakan
mengubah energi – energi fisik lingkungan perilaku yang mendekati masalah sebagai
kita menjadi pengalaman yang bermakna. suatu sistem keseluruhan, memperhatikan
Persepsi adalah juga inti komunikasi, karena berbagai variabel dan memahami proses
jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin dinamis. Perilaku modern membicarakan
kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah keterkaitan bagian dalam sistem dan hubungan
seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi 3. Ketegasan Sikap dan acceleration instinct
dengan baik terhadap bawahannya, perbedaan seorang pemimpin akan membawa
karakter setiap individu dalam menghadapi organisasi pada tingkat keberhasilan yang
masalah harus melalui pendekatan – pendektan spektakuler.
yang berbeda pula. Di butuhkan kemampuan
dan kecerdikan seorang pemimpin, agar
bawahannya tersebut dapat bekerja dengan
baik kembali.
Pada tingkat individu, jika pegawai merasa
bahwa organisasi memenuhi kebutuhan dan
karakteristik individualnya, ia akan cenderung
berperilaku positif. Tetapi sebaliknya, jika
pegawai tidak merasa diperlakukan dengan
adil, maka mereka cenderung untuk tidak
tertarik melakukan hal yang terbaik. Disini
dibutuhkan pendekatan - pendekatan yang
dapat memodifikasi perilaku yang tidak baik
menjadi baik. Apabila pendekatan tersebut
berhasil, bisa dilihat dari kinerja seseorang,
kualitas pekerjaan, tingkat kehladiran dan
tingkat keluar masuknya seseorang dalam
organisasi. Diharapkan sesama orang dalam
organisasi bisa memotivasi yang lainnya agar
tujuan yang ingin dicapai bisa terlaksana
dengan baik sesuai dengan kemampuan yang
ada. Apabila ada kekurangan atau masalah
segeralah berunding dengan sesama dan
evaluasi apa saja yang telah dlakukan agar ke
depannya bisa menjadi lebih baik.
Pada akhirnya simpulan yang kita dapat
adalah :
1. Peran seorang pemimpin dalam
organisasi signifikan dalam mengurai
dan menyelesaikan masalah dengan
tepat karena setiap individu mempunyai
masalah yang berbeda – beda dalam
pekerjaannya dan karakter sifat yang
berbeda – beda pula.
2. Di butuhkan kemampuan dan kecerdikan
seorang pemimpin, agar bawahannya
tersebut dapat bekerja dengan baik
kembali setelah mendapatkan pencerahan
dengan teknik yang tepat untuk setiap
individu.