Anda di halaman 1dari 6

Muchamad Taufiq

MENGUKUR KUALITAS PEMIMPIN MELALUI INTERAKSINYA


DENGAN PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Muchamad Taufiq

PENDAHULUAN organisasi menjadi sangat penting dalam


Bukan rahasia lagi bahwa setiap individu rangka meningkatkan kinerjanya.
memiliki kebutuhan hidup, mulai dari yang Manusia sebagai individu ketika berada
sederhana sampai kebutuhan yang mewah. dalam organisasi akan membawa kemampuan,
Setiap individu memerlukan suatu tempat kepercayaan pribadi, pengharapan-
untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa
memerlukan organisasi untuk pemenuhan lalunya sebagai karakteristik individualnya.
kebutuhan hidupnya. Baik itu organisasi di Oleh karena itu, style seseorang dalam
bidang pendidikan, hobi, pekerjaan, politik organisasi akan lebih banyak dipengaruhi
dan lain sebagainya. Teori perilaku organisasi masa lalunya, apalagi jika seseorang itu tidak
telah menjelaskan bagaimana perbedaan mau belajar, tidak siap menerima perubahan,
kebutuhan antar individu, karakter – karakter lebih- lebih memiliki post power syndrome
setiap individu, dan komunikasi antar individu maka dinamika dan percepatan perkembangan
yang berpengaruh dalam pencapain tujuan itu. organisasi cenderung kearah negative, pada
Dinamika perilaku individu dalam organisasi kondisi demikian biasanya organisasi tinggal
sangat unik dan menjadi menarik untuk menunggu waktu untuk tenggelam.
diteliti sehingga dapat digunakan sebagai Hal ini dapat dimengerti karena
ukuran ‘kualitas’ terhadap pencapaian tujuan seseorang biasanya masih membawa sifat-
organisasi. Stigma ukuran terhadap individu sifat karakteristik individualnya. Selanjutnya
dalam pencapaian tujuan organisasi akan karakteristik ini menurut Thoha (1983), akan
terbagi menjadi 4 jenis yaitu : Orang Lama berinteraksi dengan tatanan organisasi seperti:
Berpikiran Lama, Orang Lama Berpikiran peraturan dan hirarki, tugas-tugas, wewenang
Baru, Orang Baru Berpikiran Lama dan dan tanggung jawab, sistem kompensasi dan
Orang Baru Berpikiran Baru. sistem pengendalian. Hasil interaksi tersebut
akan membentuk perilaku-perilaku tertentu
PERILAKU INDIVIDU individu dalam organisasi.
Manusia merupakan unsure utama Jika situasi ini telah dapat dimengerti dan
dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat telah tersosialisasikan kepada segenap anggota
tergantung pada kinerja individu yang ada organisasi, maka alternative situasinya adalah
di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam : apakah style yang tidak sesuai dengan
organisasi itu, unsure manusia didalamnya tujuan organisasi tetap mendominasi sehingga
yang menentukan keberhasilannya. Sehingga perjalanan organisasi menjadi tidak stabil dan
berbagai upaya meningkatkan kualitas dan stagnan atau style yang sesuai dengan tujuan
produktivitas organisiasi harus dimulai dari organisasi mampu menekan dan mendominasi
perbaikan produktivitas manusianya. Oleh sehingga arah pencapaian tujuan organisasi
karena itu, pemahaman tentang perilaku menjadi jelas dan terarah.

42 Jurnal WIGA Vol. 3 No. 1, Maret 2013 ISSN NO 2088-0944


Muchamad Taufiq

PERBEDAAN INDIVIDUAL disebut ‘demokrasi setengah hati’.


Kondisi pada tataran operasional Namun B.F. Skinner, dengan bangga
memunculkan realitas bahwa setiap individu menyatakan keyakinannya dalam membentuk
memiliki kemampuan yang berbeda, perilaku individu dalam lingkungan, “Berikan
kemampuan secara langsung mempengaruhi saya seorang anak pada saat kelahirannya dan
tingkat kinerja dan kepuasan anggota saya dapat berbuat seperti apa yang Anda
organisasi melalui kesesuaian kemampuan inginkan”.
– pekerjaan. Dari sisi pembentukan perilaku Karena itu penting bagi pimpinan
dan sifat manusia, perilaku individu akan organisasi untuk mengenalkan,
berbeda dikarenakan oleh kemampuan yang mensosialisasikan aturan-aturan organisasi
dimilikinya juga berbeda. Pembelajaran kepada segenap komponen orgnaisasi.
merupakan bukti dari perubahan perilaku Misalnya dengan memberikan masa orientasi
individu. Pembelajaran terjadi setiap saat yang dewasa ini menjadi popular untuk
dan relatif permanen yang terjadi sebagai dilakukannya penandatanganan atas pakta
hasil dari pengalaman. Hanya sedikit orang integritas terhadap sebuah jabatan yang akan
yang menyadari ‘belajar’ dalam persepktif diemban sehingga memiliki aspek psikologi
organisasi sehingga ia dapat bertahan dan yang bertanggung jawab (gentle agreement).
berkembang secara positif, namun sebagian Jika telah terlampui aspek administrasi
besar lainnya adalah bertahan dan cenderung atas kesanggupan seseorang dalam ‘pakta
memaksakan kondisi dirinya untuk dapat integritas’ maka akan meminimalisasi alasan-
diterima oleh anggota dalam organisasinya. alasan subyektif seseorang atas penyimpangan
Meski manusia dapat belajar dan dapat amanah yang diembannya dan alasan- alas an
dipengaruhi oleh lingkungan mereka, terlalu tersebut tidak memiliki korelasi langsung
sedikit perhatian yang diberikan dalam peran terhadap organisasi hanya semata- mata untuk
yang di mainkan pada evolusi pembentukan mempertahankan sebuah jabatan dengan
perilaku manusia. Para psikologi evolusioner segala fasilitasnya.
memberitahu kita bahwa manusia pada
dasarnya sudah terbentuk ketika dilahirkan. PENGARUH KARAKTERISTIK
Kita lahir di dunia ini dengan sifat-sifat ORGANISASI TERHADAP INDIVIDU
yang sudah mendarah daging, diasah, dan Keberadaan individu dalam organisasi
diadaptasikan terus selama jutaan tahun, yang terkait erat dengan Karakteristik organisasi.
membentuk dan membatasi perilaku kita. Beberapa karateristik organisasi dapat
Psikologi evolusioner menentang pemahaman dipaparkan sebagai berikut :
yang menyatakan bahwa manusia bebas untuk a. Karakteristik Biografis terdiri atas : 1) Umur,
mengubah perilaku jika dilatih atau dimotivasi. 2) Jenis kelamin, 3) Statusperkawinan dan
Akibatnya, kita menemukan bahwa orang 4) masa kerja
dalam tataran organisasi sering berperilaku b. Karakteristik Kemampuan meliputi : 1)
dengan cara yang tampaknya tidak bermanfaat kemampuan fisik dan 2) kemampuan
bagi diri mereka sendiri atau organisasi intelektual. Sementara kemampuan
mereka. Jenis orang yang demikian biasanya intelektual meliputi : Kepribadian, Proses
kedudukan yang didapatnya dilahirkan melalui belajar, Persepsi, Sikap dan Kepuasan kerja
proses non- demokrasi, atau demokrasi yang
dipaksakan dengan pernik- pernik subyektif, Sedangkan Perilaku Individu dalam organisasi
balas jasa sehingga dengan istilah permisif antara lain :

Jurnal WIGA Vol. 3 No. 1, Maret 2013 ISSN NO 2088-0944 43


Muchamad Taufiq

• Produktifitas kerja maupun sebagai hasil dari perilaku. Menurut


• Kepuasan kerja pendekatan psikoanalitis, perilaku itu
• Tingkat partisipasi ditimbulkan oleh teganga-tensions yang
• Tingkat turnover dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.
3. Proses.
PENDEKATAN UNTUK MEMAHAMI Pendekatan kognitif menyatakan bahwa
PERILAKU INDIVIDU kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah
Selanjutnya kita mengenal beberapa proses mental, yang saling menyempurnakan
pendekatan yang sering dipergunakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat
untuk memahami perilaku manusia adalah; ketidak sesuaian-inconsistency dalam struktur
pendekatan kognitif, reinforcement, menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi
dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketidaksesuaian tersebut.
ketiga pendekatan tersebut dilihat dari : Pendekatan reinforcement, lingkungan
penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, yang beraksi dalam diri individu mengundang
prosesnya, kepentingan masa lalu didalam respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat
menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan dari reaksi lingkungan pada respon tersebut
data yang dipergunakan. menentukan kecenderungan perilaku masa
1. Penekanan. mendatang. Dalam pendekatan psikoanalitis,
Pendekatan kognitif menekankan mental keinginan dan harapan dihasilkan dalam
internal seperti berpikir dan menimbang. Id kemudian diproses oleh Ego dibawah
Penafsiran individu tentang lingkungan pengamatan Superego.
dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan 4. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan
itu sendiri. Perilaku.
Pendekatan penguatan-reinforcement Pendekatan kognitif tidak
menekankan pada peranan lingkungan dalam memperhitungkan masa lalu-ahistoric.
perilaku manusia. Lingkungan dipandang Pengalaman masa lalu hanya menentukan
sebagai suatu sumber stimuli yang dapat pada struktur kognitif, dan perilaku adalah
menghasilkan dan memperkuat respon suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang
perilaku. dari sistem kognitif seseorang, tanpa
Pendekatan psikoanalitis menekankan memperhatikan proses masuknya dalam
peranan sistem personalitas di dalam sistem.
menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan Teori reinforcement bersifat historic.
dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai Suatu respon seseorang pada suatu stimulus
ego yang berinteraksi dengannya untuk tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari
memuaskan keinginan. sejarah lingkungannya. Menurut pendekatan
2. Penyebab Timbulnya Perilaku psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat
Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan menjadikan suatu penentu yang relatif penting
timbul dari ketidakseimbangan atau bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari
ketidaksesuaian pada struktur kognitif, Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi
yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang dan pengembangannya dimasa lalu.
lingkungan. 5. Tingkat dari Kesadaran.
Pendekatan reinforcement menyatakan Dalam pendekatan kognitif memang ada
bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam
lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui,

44 Jurnal WIGA Vol. 3 No. 1, Maret 2013 ISSN NO 2088-0944


Muchamad Taufiq

berpikir dan memahami, dipertimbangkan yang menentukan kita memilih pesan dan
sangat penting. mengabaikan pesan yang lain.
Dalam teori reinforcement, tidak ada Semakin tinggi derajat kesamaan
perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya persepsi individu,semakin mudah dan
aktifitas mental dipertimbangkan menjadi semakin sering mereka berkomunikasi, dan
bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan sebagai konsekuensinya semakin cenderung
dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas membentuk kelompok budaya atau kelompok
mental seperti berpikir dan berperasaan dapat identitas.
saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, Pada kondisi demikian organisasi akan
tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan survive, memiliki percepatan- percepatan yang
berperasaan dapat menyebabkan terjadinya positif untuk pencapaian tujuan organisasi
perilaku terbuka. sebagaimana telah tertuang dalam visi dan
Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian misi organisasi.
besar aktifitas mental adalah tidak sadar. Unsur lain yang tidak dapat dipisahkan
Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego dari persepsi adalah komunikasi, konon
secara luas menentukan perilaku. komunikasi ini merupakan first key segala
6. Data. urusan organisasi. Komunikasi adalah
Dalam pendekatan kognitif, data atas penyampaian suatu informasi dari seseorang
sikap, nilai, pengertian dan pengharapan kepada orang lain dan memberikan suatu
pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan pemahaman terhadap si penerima informasi
kuestioner. tersebut. Komunikasi memiliki fungsi utama,
Pendekatan reinforcement mengukur yakni sebagai fungsi kendaali, motivasi,
stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik pernyataan emosi, dan informasi.
yang dapat diamati, lewat observasi langsung Selanjutnya kita mengenal beberapa jenis
atau dengan pertolongan sarana teknologi. perilaku organisasi yaitu :
Pendekatan psikoanalitis menggunakan a. Perilaku Organisasi Neoklasik
data ekspresi dari keinginan, harapan, dan Perilaku organisasi neoklasik mendekati
bukti penekanan dan bloking dari keinginan organisasi sebagai kelompok orang dengan
tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, tujuan bersama. Perilaku organisasi neoklasik
teknik proyektif, dan hipnotis. hasil “pembenahan” perilaku organisasi klasik
dengan unsur manusiawi lebih ditonjolkan.
PERSEPSI DAN KOMUNIKASI Pembenahan meliputi aspek pembagian
Hampir setia saat kita menggunakan kerja, proses skalar dan fungsional, struktur
kata ‘persepsi’ namun seringkali tidak tepat organisasi, rentang kendali, di samping itu
untuk mewakili makna sebuah ‘persepsi’. dimunculkan konsep tentang organisasi
Persepsi adalah proses internal yang kita informal.
lakukan untuk memilih, mengevaluasi
dan mengorganisasikan rangsangan dari b. Perilaku Organisasi Modern
lingkungan eksternal. Persepsi adalah cara kita Perilaku organisasi modern merupakan
mengubah energi – energi fisik lingkungan perilaku yang mendekati masalah sebagai
kita menjadi pengalaman yang bermakna. suatu sistem keseluruhan, memperhatikan
Persepsi adalah juga inti komunikasi, karena berbagai variabel dan memahami proses
jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin dinamis. Perilaku modern membicarakan
kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah keterkaitan bagian dalam sistem dan hubungan

Jurnal WIGA Vol. 3 No. 1, Maret 2013 ISSN NO 2088-0944 45


Muchamad Taufiq

sistem dengan lingkungannya. akan berinteraksi dengan lingkungan.


Menurut perilaku modern, organisasi Pandangan yang menyeluruh semacam
terdiri dari bagian yang tersusun dalam sistem itu akan lebih bermanfaat dibanding
di mana orang di dalamnya berinteraksi dengan pandangan terisolasi.
mencapai tujuan.
Berkaitan dengan ukuran perilaku 2) Pendekatan Kontingensi
individu dalam organisasi, terdapat beberapa Pendekatan kontingensi muncul sebagai
jenis pendekatan, yaitu : tanggapan atas ketidakpuasan terhadap
a. Pendekatan Belajar Sosial anggapan universalitas, dan kebutuhan
Teori Belajar Sosial – social learning untuk memasukkan berbagai variable
berusaha menjelaskan tingkahlaku manusia lingkungan ke dalam lingkungan dan
dari segi interaksi timbal-balik yang praktek manajemen.
berkesinambungan antara faktor kognitif,
tingkahlaku, dan faktor lingkungan. Dalam PENUTUP
proses determinisme timbal-balik itulah Setiap individu mempunyai karakteristik
terletak kesempatan bagi manusia untuk yang berbeda – beda. Di dalam organisasi
mempengaruhi nasibnya maupun batas- setiap orang mempunyai tujuan yang sama.
batas kemampuannya untuk memimpin diri Seluruh pekerjaan di dalam organisasi
sendiri- self-direction. dilakukan para anggota yang akan menentukan
Konsepsi tentang cara manusia berfungsi keberhasilannya. Jika seorang ikut dalam
semacam ini tidak menempatkan orang organisasi, dia akan memperoleh suatu tujuan
semata-mata sebagai objek tak berdaya yang yang membuat ia dapat kepuasan dalam
dikontrol oleh pengaruh-pengaruh lingkungan melakukan pekerjaannya. Organisasi sangat
ataupun sebagai pelaku-pelaku bebas yang berpengaruh terhadap individu, karena setiap
dapat menjadi apa yang dipilihnya. Manusia individu mempunyai kebutuhan - kebutuhan
dan lingkungannya merupakan faktor-faktor tertentu dalam dirinya demi mempertahankan
yang saling menentukan secara timbal balik kelangsungan hidupnya di masa depan.
(Bandura, 1977): Karena kebutuhan, setiap individual
b. Pendekatan Behavioristic. berorganisasi. Kebutuhan – kebutuhan
Pendekatan ini dipelopori oleh I.P. tersebut yang membuat mereka termotivasi
PAVLOV DAN J.B. WATSON. Pendekatan untuk melakukan pekerjaan tersebut lebih
ini adalah pendekatan yang berdasarkan pada baik, baik dari dirinya sendiri maupun orang
respon seseorang yang muncul apabila diberi lain. Dalam diri individu, terdapat perilaku
stimulus atau rangsangan tertentu. – perilaku yang betentangan yang disebut
c. Pendekatan Modifikasi Perilaku dengan konflik. Jika seseorang mempunyai
Pendekatan Modifikasi Perilaku terdiri konflik atau masalah, mungkin mereka
dari 2 jenis yaitu : mengalami kesulitan untuk mengambil
1) Pendekatan Sistem keputusan yang tepat. Disinilah peran seorang
Sistem dapat diartikan sebagai gabungan pemimpin dalam organisasi dibutuhkan. Setiap
sub-sub sistem yang saling berkaitan. individu mempunyai masalah yang berbeda –
Organisasi sebagai suatu sistem akan beda dalam pekerjaannya dan karakter sifat
di pandang secara keseluruhan, terdiri yang berbeda – beda. Ada yang menanggapi
dari bagian-bagian yang berkaitan (sub- masalah tersebut dengan akal sehatnya dan
sistem), dan sistem/organisasi tersebut ada pula yang dengan sifat emosionalnya. Jadi

46 Jurnal WIGA Vol. 3 No. 1, Maret 2013 ISSN NO 2088-0944


Muchamad Taufiq

seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi 3. Ketegasan Sikap dan acceleration instinct
dengan baik terhadap bawahannya, perbedaan seorang pemimpin akan membawa
karakter setiap individu dalam menghadapi organisasi pada tingkat keberhasilan yang
masalah harus melalui pendekatan – pendektan spektakuler.
yang berbeda pula. Di butuhkan kemampuan
dan kecerdikan seorang pemimpin, agar
bawahannya tersebut dapat bekerja dengan
baik kembali.
Pada tingkat individu, jika pegawai merasa
bahwa organisasi memenuhi kebutuhan dan
karakteristik individualnya, ia akan cenderung
berperilaku positif. Tetapi sebaliknya, jika
pegawai tidak merasa diperlakukan dengan
adil, maka mereka cenderung untuk tidak
tertarik melakukan hal yang terbaik. Disini
dibutuhkan pendekatan - pendekatan yang
dapat memodifikasi perilaku yang tidak baik
menjadi baik. Apabila pendekatan tersebut
berhasil, bisa dilihat dari kinerja seseorang,
kualitas pekerjaan, tingkat kehladiran dan
tingkat keluar masuknya seseorang dalam
organisasi. Diharapkan sesama orang dalam
organisasi bisa memotivasi yang lainnya agar
tujuan yang ingin dicapai bisa terlaksana
dengan baik sesuai dengan kemampuan yang
ada. Apabila ada kekurangan atau masalah
segeralah berunding dengan sesama dan
evaluasi apa saja yang telah dlakukan agar ke
depannya bisa menjadi lebih baik.
Pada akhirnya simpulan yang kita dapat
adalah :
1. Peran seorang pemimpin dalam
organisasi signifikan dalam mengurai
dan menyelesaikan masalah dengan
tepat karena setiap individu mempunyai
masalah yang berbeda – beda dalam
pekerjaannya dan karakter sifat yang
berbeda – beda pula.
2. Di butuhkan kemampuan dan kecerdikan
seorang pemimpin, agar bawahannya
tersebut dapat bekerja dengan baik
kembali setelah mendapatkan pencerahan
dengan teknik yang tepat untuk setiap
individu.

Jurnal WIGA Vol. 3 No. 1, Maret 2013 ISSN NO 2088-0944 47

Anda mungkin juga menyukai