Proposal Repro

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 33

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

AGRESIVITAS PAJAK PADA PERUSAHAAN X

PROPOSAL 
Dosen: Ida Bagus Nyoman Sukadana 
Kelas: ADA306/C 

Diajukan Oleh:

Steven Solon
NIM: 201750201
 NIRM:

JURUSAN AKUNTANSI
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
JAKARTA
2021
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proposal Penelitian ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan dalam melakukan Seminar Penelitian atau
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar referensi. Apabila terdapat pelanggaran berkaitan
dengan hal tersebut minimal 1 paragraf sama persis dengan karya atau
pendapat lain yang pernah diulis atau diterbitkan orang lain, maka saya
bersedia untuk diberikan nilai E dalam mata kuliah Seminar Penelitian.

Jakarta, 07 April 2021

(STEVEN SOLON)
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Pajak dan non pajak adalah sumber pendapatan bagi sebuah, demikian juga di

Indonesia. tapi untuk sumber pendapatan utama suatu negara adalah berasal

dari pajak, pajak adalah peran penting bagi keberlangsungan suatu negara

untuk membangun infrastruktur, ekonomi, kesejahteraan rakyat, anggaran

pendapatan belanja negara dan sebagainya. Sesuai dengan definisi pajak

menurut Fitriandi dkk (2018, 2) pajak adalah kontribusi kepada negara

yang bersifat wajib, terutang oleh wajib pajak pribadi atau wajib pajak

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dalam hal ini untuk suat negara merupakan hal penting karna dapat menambah

pendapatan negara, tapi bagi perusahaan hal ini adalah suatu beban yang

dapat mengurangi keuntungan suatu perusahaan. Dikutip dari

(www.kemenkeu.go.id, 24 Februari 2019) fakta Kementerian keuangan

Republik Indonesia menunjukkan total pendapatan negara pada tahun

2018 adalah Rp1.894,7 triliun dengan total penerimaan pajak yang

diperoleh sebesar Rp1.618,1 triliun atau berkisar 85,4 % dari total

pendapatan negara dan dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

adalah Rp275,4 triliun dan hibah Rp1,2 triliun atau berkisar 14,6 % dari

total pendapatan negara. Bagi pemerintah pajak mendapat perlakuan


khusus karena hasil pajak tersebut dapat digunakan untuk tujuan

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Tapi berbeda dari sisi

perusahaan , Ketika perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar

maka beban pajak yang akan dikenakan juga besar. Hal ini membuat

perusahaan melakukan berbagai cara untuk meminimalkan beban pajak

yang dikenakan dengan melakukan efisiensi terhadap pembayaran pajak

dan agar mendapatkan keuntungan yang besar. Dalam pajak kita

mengenal adanya manajemen pajak, tujuan dari manajemen pajak ada 2,

yaitu menurunkan beban pajak yang dikeluarkan dan meminimalkan

pemeriksaan pajak sehingga waktu dapat lebih efisien (Suandy, 2016, 4).

Untuk mengefisiensi pajak dibayar dimuka maka perusahaan dapat melakukan

perencanaan pajak (tax planning). Tujuan dari perencanaan pajak adalah

untuk merekayasa perhitungan pajak agar beban pajak yang dibayarkan

bisa sedikit mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada. Dalam

hal ini perusahaan mencari celah dari Undang-Undang per[ajakan yang

masuk dalam kategori grey area untuk dijadikan patokan dalam

melakukan perencanaan pajak sehingga saat membuat perencanaan pajak

dapat diawali dari manajemen pajak yang benar agar perusahaan dapat

meminimalkan beban pajak yang harus dikeluarkan.

Kesimpulan inilah yang menjadi dasar bahwa pajak merupakan pendapatan

utama terbesar negara yang akan digunakan untuk keperluan negara

dalam pembangunan infrastruktur, ekonomi, APBD, dan sebagainya

untuk kemakmuyan rakyaknya, tetapi perusahaan tidak menganggap


pajak sebagai dana untuk pembangunan negara dan malah menganggap

sebagai beban .sehingga perusahaan melakukan manajemen pajak sebagai

upaya untuk meminimalkan pajak yang dikeluarkan dengan perencanaan

pajak yang mencari celah-celah dari Undang-Undang perpajakan yang

masih bias agar dapat dijadikan kesempatan untuk mengurangi beban

pajak yang seharusnya dikeluarkan . Tindakan perusahaan dalam

pengurangan pajak secara terus-menerus dan dilakukan secara agresif

dapat dikatakan sebagai agresivitas pajak.

Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan penelitian terdahulu. Variable

independent digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh variable

dependen. Beberapa penelitian terdahulu diantaranya penelitian terdahulu

yang dikembangkan peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Fitria

(2018). Perbedaan penelitian ini dengan Fitria (2018), antara lain: 1)

terdapat penambahan variabel independen baru dari jurnal pendukung,

yaitu kualitas audit dari Putri, et al (2019), ukuran perusahaan dan

komisaris independen dari Kuriah dan Asyik (2016). Dari segi periode

penelitian, periode pada penelitian terdahulu adalah tahun 2013 sampai

2017 sedangkan periode pada penelitian ini adalah tahun 2019-2020.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengambil judul “Faktor factor

yang memprngaruhi agresivitas pajak pada perusahaan X”

1.2 Masalah Penelitian


Berdasarkan informasi tersebut maka masalah penelitian yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh capital intensity terhadap agresivitas pajak ?

2. Apakah terdapat pengaruh inventory intensity terhadap agresivitas pajak ?

3. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas terhadap agresivitas pajak ?

4. Apakah terdapat pengaruh leverage terhadap agresivitas pajak ?

5. Apakah terdapat pengaruh kualitas audit terhadap agresivitas pajak ?

6. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap agresivitas pajak ?

7. Apakah terdapat pengaruh komisaris independen terhadap agresivitas

pajak ?

8. Apakah terdapat pengaruh likuiditas terhadap agresivitas pajak ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang dibahas di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dari capital intensity

terhadap agresivitas pajak.

2. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dari inventory

intensity terhadap agresivitas pajak.

3. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dari profitabilitas

terhadap agresivitas pajak.


4. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dari leverage terhadap

agresivitas pajak.

5. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dari kualitas audit

terhadap agresivitas pajak.

6. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dari ukuran

perusahaan terhadap agresivitas pajak.

7. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dari komisaris

independen terhadap agresivitas pajak

8. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dari likuiditas

terhadap agresivitas pajak.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Dari tujuan penelitian yang telah di uraikan di atas, maka diharapkan

memberikan manfaat, antara lain:

1. Perusahaan

Memberikan masukan kepada perusahaan untuk meminimalkan beban pajak

dalam penghindaran pajak secara agresif dan membantu perusahaan

dalam memberikan informasi kepada perusahaan dengan tujuan

perusahaan dapat mempertimbangkan dalam melakukan pengambilan

keputusan.
2. Direktorat Jendral Pajak

Menyediakan pemahaman kepada para pembuat kebijakan pajak yang berusaha

melakukan indentifikasi mengenai agresivitas pajak yang dilakkan

perusahaan.

3. Investor

Memberikan pandangan mengenai kondisi perusahaan yang melakukan

agresivitas pajak.

4. Penelitian Selanjutnya

Menambah informasi mengenai factor-faktor yang mempengaruhi agresivitas

pajak dan memberikan landasan-landasan dan informasi untuk penelitian

yang akan datang.

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami proposal penelitian ini, maka

proposal penelitian ini dibagi menjadi 3 bab. Adapun gambaran umum isi

dari setiap bab dengan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini membahas latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan

dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan dalam penelitian.

BAB II Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

Bab ini menjelaskan mengenai kerangka teoritis yang menjadi dasar dari

masalah penelitian, penelitian pendahulu, model penelitian, dan

pengembangan hipotesis.
BAB III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang variable penelitian, definisi operasional

penelitian, jenis dan sumber data penelitian, sampel penelitian, metode

pengumpulan data, dan metode analisis yang digunakan.

BAB IV Analisis dan Pembahasan

Bab ini memberikan gambaran umum mengenai penelitian, pengujian,

dan analisisnya serta hasil pengolahan data atas data-data yang telah

dikumpulkan peneliti. Pada bab ini juga menjelaskan pembahasan dari

penelitian dan hipotesis yang berhubungan dengan hasil penelitian.

BAB V Penutup

Bab ini berisikan beberapa kesimpulan dari penelitian yang telah

dilakukan, keterbatasan dalam penelitian serta saran untuk penelitian

selanjutnya yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAB II

Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

2.1 Kerangka teoritis

2.1.1 Teori Keagenan

Teori agensi menggambarkan perusahaan sebagai suatu titik temu antara

pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent). Jensen dan

Meckling menyatakan bahwa hubungan keagenan merupakan sebuah


kontrak yang terjadi antara manajer (agent) dengan pemilik perusahaan

(principal). Wewenang dan tanggung jawab agent maupun principal

diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan Bersama. Dari pihak principal

akan memberikan sumber daya kepada perusahaan dan dari sisi agent

menjalankan kegiatan perusahaan sesuai dengan kepentingan principal.

Perbedaan kepentingan antara agent dan principal menimbulkan masalah

kepentingan antara dua belah pihak. Sehingga masalah ini dijelaskan

dalam teori keagenan.

2.1.2 Teori Modigliani dan Miller dengan Pajak

Toeri Modigliani Miller dengan pajak menyatakan bahwa dalam

melakukan penghematan pajak atau tax saving maka dapat menggunakan

utang sebagai sumber dalam pendanaan karena utang menimbulkan beban

binga yang dapat mempengaruhi beban pajak yang harus dibayar (Fitria,

2018).

Dapat disimpulkan bahwa semakin besar utang yang dimiliki maka semakin

besar juga bunganya dan dapat menyebabkan perusahaan harus

membayar Bungan pinjaman. Dengan adanya bunga yang harus dibayar

maka dianggap sebagai beban perusahaan. Dan adanya beban bunga maka

perusahaan secara tidak langsung dapat mengurangi beban pajak. Jadi

adanya pinjaman dari pihak luar dan beserta beban bunganya yang harus

ditanggung maka perusahaan sudah melakukan penghematan pajak.

Karena beban bunga bukan merupakan objek pajak.


2.1.3 Agresivitas Pajak

Agresivitas pajak adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

melakukan suatu penghematan pajak dengan mengurangi PKP

(Penghasilan Kena Pajak) dimana perusahaan memanfaatkan celah-celah

yang terdapat dalam Undang-Undang perpajakan melalui perencanaa

pajak (tax planning). Hal ini yang menyebabkan perusahaan melakukan

tindakan agresivitas pajak adalah karena bagi perusahaan pembayaran

pajak merupakan beban yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan

dan hal ini akan berdampak pada kesejahteraan perusahaan.

Agresivitas pajak bersifat spesifik karena tujuan sebenarnya adalah

mengurangi kewajiban pajak yang dimiliki perusahaan dalam transaksi

yang dilakukan perusahaan kegiatan penggunaan utang yang dilakukan

perusahaan membuat perusahaan dalam membayar jumlah pajak jauh

lebih kecil karena adanya beban bunga yang harus ditanggung. Walaupun

perusahaan sedang tidak membutuhkan pinjaman dan masih dapat

membiayai operasional perusahaan .

2.1.4 Capital Intensity

Capital intensity adalah sebagai suatu kegiatan investasi yang dilakukan

perusahaan dalam bentuk asset tetap dan persediaan (Mustika, 2017).

Capital intensity bisa dijadikan sebagai salah satu indicator perusahaan


untuk mengambil keputusan keuangan. Karena intensitas modal

dideskripsikan sebagai seberapa besar modal yang dibutuhkan untuk

mendapatkan keuntungan. Dengan demikian pihak manajemen dapat

melakukan pengambilan keputusan.

2.1.5. Inventory Intensity

Inventory Intensity adalah suatu kegiatan mengukur besarnya persediaan yang

diinvestasikan perusahaan (Latifah, Nofiah Umi, 2018). Menurut Andhari

dam Sukartha (2017) menjelaskan bahwa jumlah persediaan yang

disimpan dan digunakan perusahaan sebagai ukuran efisiensi memiliki

hubungan mengenai barang yang dijual. Inventory intensity dapat juga

diartikan sebagai bagian dari aktiva lancar yang diukur dengan

membandingkan antara total persediaan terhadap total asset yang dimiliki

perusahaan (Andhari dan Sukarta, 2017).

Dalam menjaga persediaan perusahaan biasanya menyimpan persediaan

didalam Gudang. Adanya Gudang menimbulkan biaya yang harus

dibayarkan (biaya penyimpanan dan biaya pemeriksaan) sehingga

pendapatan perusahaan menurun.

2.1.6 Profitabilitas

Profitabilitas dapat diartikan sabagai alat ukur utama untuk mengetahui

kesuksesan dalam perusahaan sehingga profitabilitas sering dijadikan

acuan untuk mengukur keberhasilan perusahaan terhadap performance


yang dicapai pada 1 periode tertentu. Jika perusahaan dapat mencapai

keuntungan yang diinginkan maka profitabilitas akan meningkat dan akan

menarik investor untuk melakukan investasi. Untuk mencapai upaya

tersebut , maka pihak manajemen dapat melakukan tindakan agresif

terhadap beban pajak yang diterima untuk mempertahankan keuntungan

perusahaan selalu stabil.

2.1.7 Leverage

Leverage adalah besarnya proporsi total utang perusahaan terhadap total aset

yang dimiliki perusahaan dengan tujuan mengetahui pendanaan yang

dilakukan oleh perusahaan (Darmawan dan Sukartha 2014). Leverage

digunakan untuk membiayai utang jangka panjang perusahaan.

Perusahaan yang tingkat leverage yang tinggi itu menunjukkan bahwa

perusahaan bergantung dengan adanya pinjaman dari luar, dan sebaliknya

jika tingkat leveragenya rendah maka menunjukkan bahwa perusahaan

membiayai operasional perusahaan dengan modal sendiri.

2.1.8 Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan kinerja yang dilakukan oleh seorang auditor dalam

melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan berdasarkan

Standar Professional Akuntan Publik (SPAP). Seorang auditor dalam

melakukan audit harus memerhatikan kode etik etik dalam profesi

akuntan publik. Sehingga dalam memberikan opini, auditor dapat


memberikan opini secara wajar dan independen. Selain itu, Auditor harus

benar-benar memberikan keyakinan perusahaan terhindar dari salah saji

material atas penyajian laporan keuangan perusahaan (Suprimarini dan

Suprasto, 2017). Jika auditor menemukan perusahaan melakukan

Tindakan agresif pajak dalam perhitungan pajak maka auditor harus

memberikan opininya mengenai agresivitas pajak.

2.1.9 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah rasio yang diukur berdasarkan jumlah total aktiva ,

log size, dan metode perhitungan lainnya yang dimiliki perusahaan

dengan memperlihatkan skala dari kecil dan besar sebuah perusahaan.

(Mumtahanah dan Septiani, 2017).

2.1.11 Likuiditas

Menurut Weygandt, Kimmel, dan kieso (2013:965) menyatakan likuiditas

merupakan “ a rasio to measure the short-term ability of the company to

pay its naturing obligation and unexpected needs for cash”. Berarti

likuiditas dapat diartikan sebagai rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya ketika

jaruh tempo dan memenuhi kebutuhan yang tidak terduga untuk kas.

2.2 Penelitian Terdahulu

2.2.1 Capital Intensity Terhadap Agresivitas Pajak


2.3 Model Penelitian

Model penelitian ini merupakan pengembangan penelitian sebelumnya,

yaitu Fitria (2018) yang meneliti tentang pengaruh capital intensity,

inventory intensity, profitabilitas, dan laverage terhadap agresivitas pajak

yang diukur dengan menggunakan variabel (capital intensity, inventory

intensity, profitabilitas, dan laverage). Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya terletak pada sample, variabel, dan tahun

penelitian. Adapun penelitian ini menggunakan 1 variabel dependen dan 8

varabel independen, yaitu: capital intensity, inventory intensity,

prifitabilitas, leverage, kualitas audit, ukuran perusahaan, komisaris

independen, dan likuiditas. Model penelitian digambarkan sebagai

berikut:

Agresivitas Pajak

Capital Inventory Profitabilit Levera Kualitas Ukuran Likuidit


Intensi Intensi as g Aud Perusaha as
ty ty e it an

Gambar 2.1
Model Penelitian
2.4 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis yang dibangun berdasarkan teori penelitian terdahulu dan model

penelitian adalah:

Ha1: Terdapat pengaruh capital intensity terhadap agresivitas pajak.

Ha2: Terdapat pengaruh inventory intensity terhadap agresivitas pajak.

Ha3: Terdapat pengaruh profitabilitas terhadap agresivitas pajak.

Ha4: Terdapat pengaruh leverage terhadap agresivitas pajak.

Ha5: Terdapat pengaruh kualitas audit terhadap agresivitas pajak.

Ha6: Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap agresivitas pajak.

Ha7: Terdapat pengaruh likuiditas terhadap agresivitas pajak.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas. Penelitian adalah penelitian

yang dilakukan dengan menguji apakah suatu variabel dapat mengubah

variabel lainnya. Dalam penelitian ini menyatakan adanya variabel

independen yang memengaruhi variabel dependen. Variabel independen


merupakan variabel yang memengaruhi variabel dependen baik poisitf

maupun negatif sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi oleh variabel independen baik positif maupun negatif yang

menjadi sasaran utama dalam penelitian ini sehingga tujuan peneliti

adalah untuk memahami dan memprediksi variabel dependen yang

terdapat dalam penelitian ini (Sekaran dan Bourgie, 2016).

Dalam penelitian juga menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan

data yang didapatkan secara tidak langsung. Penelitian ini memperoleh

sumber data dari laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan

yang telah diaudit perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen,


yaitu: capital intensity, inventory intensity, profitabilitas, leverage,
kualitas audit, ukuran perusahaan, dan likuiditas terhadap variabel
dependen, yaitu agresivitas pajak.
3.2 Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2018.

Penelitian ini menggunakan perusahaan maufaktur karena perusahaan

manufaktur memiliki jumlah yang paling banyak dari pada industri lain,

diharapkan menggambarkan keadaan Indonesia, dan untuk menghindari

efek bias dari industri.

Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan

pengambilan suatu sampel yang dilakukan berdasarkan objek peneliti.

Penelitian sampel dilakukan berdasarkan pada kesesuaian karakterstik


dan kriteria sampel ditentukan untuk memperoleh sampel yang bersifat

representatif. Berikut kriteria pengambilan sampel dengan menggunakan

metode purposive sampling dalam penelitian Fitria (2018):

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2016-2018.

2. Perusahaan manufaktur yang tahun buku berakhir pada tanggal 31

Desember.

3. Perusahaan manufaktur yang menggunakan satuan mata uang rupiah

dalam laporan keuangannya.

4. Perusahaan manufaktur yang memiliki laba positif sebelum pajak periode

2016-2018

5. Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai current ETR antara 0-1

periode 2016-2018

3.3. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

3.3.1 Variabel Dependen

3.3.1.1 Agresivitas Pajak

Variabel dependen merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel

independen. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan

adalah agresivitas pajak. Menurut Fitria (2018) agresivitas pajak

merupakan suatu tindakan perencanaan pajak yang dilakukan baik secara

legal maupun ilegal dengan tujuan mengurangi beban pajak perusahaan.

Agresivitas pajak diukur dengan menggunakan Effective Interest Rate


(ETR). Dalam penelitian ini, ETR yang digunakan adalah Current ETR.

Menurut Rusydi (2013) menjelaskan tujuan dari Current ETR adalah

membantu perusahaan menghitung pajak yang dibayarkan saat ini

sehingga Current ETR dirumuskan:

Current Tax Expense i ,t


Current ETR=
Pretax Income i, t

3.3.2 Variabel Independen

3.3.2.1 Capital Intensity

Capital intensity menunjukkan berapa besar investasi yang dilakukan

perusahaan dalam bentuk aset tetap (Fixed Asset). Dalam penelitian ini,

capital intensity diukur dengan menggunakan capital intensity ratio, yaitu

membandingkan total aset tetap (fixed asset) dengan dengan total aset

yang dimiliki perusahaan. Menurut Fitria (2018) rumus yang digunakan

untuk menghitung capital intensity, yaitu:

Total Aset tetap


capital intensity=
Total aset

3.3.2.2 Inventory Intensity

Inventory intensity menunjukkan besarnya perusahaan melakukan

investasi dslam bentuk persediaan. Inventory intensity diambil dengan

menggunakan skala rasio yang diambil dalam penelitian Andhari dan

Sukartha (2017) dengan memabandingkan total persediaan terhadap total


aset yang dimiliki perusahaan sehingga inventory intensity dirumuskan

dengan:

Total Persediaan
Inventory Intensity=
Total Aset

3.3.2.3 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan suatu rasio dari kegiatan penjualan untuk

mengetahui kemampuan yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh

laba berdasarkan laporan laba rugi. Metode yang digunakan untuk

mengukur profitabilias, yaitu dengan ROA (Return on Asset). ROA

digunakan untuk mengukur kemampuan efektivitas pihak manajemen

dalam menghasilkan laba berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan

(Gitman dan Zutter 2015, 130). Dalam hal ini, profitabilitas mempunyai

hubungan yang langsung dan signifikan terhadap ETR (Putri dan

Lautania, 2016). Rumus yang digunakan untuk menghitung ROA dalam

penelitian Fitria (2018) sebagai berikut:

Laba sebelum pajak


ROA=
Total Aset

3.3.2.4 Leverage

Leverage diproksikan dengan menggunakan rasio perbandingan antara

total utang baik utang lancar maupun utang jangka panjang dengan total

aset. Menurut Fitria (2018) leverage dirumuskan sebagai berikut:

Total kewajiban
DAR=
Total aset
3.3.2.5 Kualitas Audit

Berdasarkan penelitian Supramarini dan Suprasto (2017) kualitas audit

didefinisikan sebagai kinerja auditor dalam melakukan audit sesuai

standar SPAP (Standar Professional Akuntan Publik), keahlian auditor,

dan etika profesi akuntan. Proksi yang digunakan dalam kualitas audit

adalah variabel dummy. Ghozali (2018, 180) menyatakan variabel dummy

merupakan variabel yang digunakan dengan pemberian kode dummy yang

dinyatakan dengan angka 1 atau 0. Variabel dummy digunakan untuk

memberikan kategori kepada KAP berdasarkan ukuran KAP, yaitu untuk

audit yang dilakukan KAP non big four diberi nilai 0 dan audit yang

dilakukan KAP big four, seperti Delloite, KPMG, dan E&Y diberi nilai

1. (Suprimarini dan Suprasto 2017).

1 = KAP Big Four

0 = KAP non Big Four

3.3.2.6 Ukuran Perusahaan

Kuriah dan Asyik (2016) menyatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan

skala untuk mengklasifikasikan perusahaan yang ditinjau dari aset yang

dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan diukur dengan

menggunakan logaritma natural dari total nilai aset perusahaan

berdasarkan nilai bukunya. Dalam penelitian Kuriah dan Asyik (2016)

ukuran perusahaan dirumuskan:


¿ log Natural(Total Asset).

3.3.2.7 Likuiditas

Likuiditas adalah suatu kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek. Likuiditas diperoleh dengan membandingkan

total aset lancar terhadap total kewajiban lancar. (Adisamartha dan

Noviari 2015). Menurut Indrajati et al. (2018) likuiditas diukur dengan

menggunakan current ratio, yaitu dengan memabandingkan current asset

dengan current liability sehingga likuiditas dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Current Asset
Current Ratio=
Current Liabilities

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode dokumentasi dan studi pustaka. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumentasi. Data

dokumentasi merupakan data penelitian yang memuat apa dan kapan

kejadian terhadap suatu transaksi dan pihak yang terlibat dalam suatu

transaksi yang dinyatakan dalam bentuk arsip. Dalam penelitian ini, data

dokumentasinya berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Selain itu, dilakukan studi pustaka untuk mendapatkan informasi yang

berkaitan dengan penelitian melalui literatur serta media pendukungnya.


Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data dari perusahaan

manufaktur yang telah terdaftar di perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia tahun 2016-2018 yang di peroleh dari website www.idx.co.id

dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan deskripsi yang dilihat dari nilai rata-rata

(mean), nilai tengah (median), standar deviasi, , minimum, dan

maksimum (Ghozali 2018).

3.5.2 Uji Kualitas Data

3.5.2.1 Uji Normalitas Data

Menurut Ghozali (2018, 161) menyatakan uji normalitas memiliki tujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki

distribusi normal. Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi

apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan

analisis grafik dan analsis statistik. Analisis statistik yang digunakan

untuk menguji normalitas data residual adalah statistik non parametrik

Kolmogorov-Smirnov test. Dalam uji normalitas, data residual dikatakan

normal apabila:

1. Jika nilai asymp sig ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.

2. Jika nilai asymp sig < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
3.5.2.2 Uji Outlier

Ghozali (2018) menjelaskan outlier merupakan data yang memiliki

karakteristik unik yang terlihat berbeda jauh dari observasi-observasi

lainnya yang muncul dalam nilai ekstrim baik dalam variabel tunggal

maupun variabel kombinasi. Ada 4 hal yang menimbulkan outlier, yaitu:

(1) kesalahan dalam melakukan entri data, (2) gagal dalam menspesifikasi

adanya missing value pada progran komputer, (3) outlier bukan

merupakan anggota populasi yang kita ambil sebagai sampel, dan (4)

outlier berasal dari populasi yang kita ambil, tetapi memiliki nilai ekstrim

dan data tidak berdistribusi normal.

Univariate outlier dilakukan dengan cara menentukan nilai batas yang akan

dikategorikan sebagai data outlier. Menurut Anderson et al (2014) suatu

nilai batas yang dikategorikan sebagai outlier adalah dengan cara

mengonversikan nilai ke dalam z-score. Nilai batas yang dapat

dikategorikan sebagai data outlier apabila data yang mempunyai nilai z-

score lebih dari +3 atau kurang dari -3 sehingga dapat dinyatakan sebagai

data yang bersifat outlier.

3.5.3 Uji Asumsi Klasik

3.5.3.1 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2018) uji multikolinearitas memiliki tujuan untuk

menguji apakah dalam variabel korelasi terdapat korelasi antar variabel


independen (bebas). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling

berkorelasi maka dapat menyebabkan variabel ortogonal, yaitu nilai

korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan Variance inflation

Factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 menunjukkan

bahwa data tersebut tidak terjadi multikolinearitas. Tetapi, jika nilai

tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 20 menunjukkan bahwa data tersebut

mengalami multikolinearitas.

3.5.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2018) menjelaskan uji heteroskedastisitas bertujuan apakah di

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual antara 1

pengamatan kepada pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas, tetapi terjadi

homokedastisitas. Homokedastisitas terjadi jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Heteroskedastisitas dapat

dideteksi melalui uji glejser.

Uji glejser dilakukan dengan cara meregres nilai absolut residual terhadap

variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik

memengaruhi variabel dependen maka kemungkinan terjadi

heteroskedastisitas. Jika dilihat dari probabilitas signifikannya di atas 5%


maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung

heteroskedastisitas.

3.5.3.3 Uji Autokolerasi

Santoso (2014) menjelaskan bahwa dalam uji autokolerasi memiliki

tujuan untuk menguji apakah model regresi linear ada kolerasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t terhadap kealahan pengganggu

pada periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi kolerasi maka disebut

autokolerasi. Penyebab autokolerasi adalah observasi yang berurutan

sepanjang waktu satu sama lain. Timbulnya autokolerasi karena residual

tidak bebas antara satu observasi terhadap observasi yang lain (Ghozali

2018).

Uji autokolerasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu uji Durbin-Watson

(DW Test) dan uji Breusch-Godfrey. Ghozali (2018) menjelaskan bahwa

uji Breusch-Godfrey jika nilai signifikansi LAG_RES ≥ 0.05 maka tidak

terjadi autokolerasi, sebaliknya jika nilai signifikansi LAG_RES < 0.05

maka terjadi autokolerasi.

3.5.4 Uji Hipotesis


Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis regresi

berganda karena variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari

satu variabel, tetapi delapan variabel independen. Analisis regresi

berganda adalah analisis yang digunakan untuk mengukur variabel-

variabel independen terhadap variabel dependen. Dari penjelasan

tersebut, analisis regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:

AP = β0 + β1Cap.Int + β2Inv.Int + β3ROA + β4DAR + β5KA + β6SIZE +

β7KI + β8CR + e

Di mana:

AP = Agresivitas Pajak

β0 = Konstanta

β1- β8 = Koefisien

Cap.Int = Capital Intensity

Inv.Int = Inventory Intensity

ROA = Profitabilitas

DAR = Leverage

KA = Kualitas Audit

SIZE = Ukuran Perusahaan

KI = Komisaris Independen

CR = Likuiditas

e = error

3.5.4.1 Analisis Koefisien Korelasi (R)


Ghozali (2018) memiliki tujuan untuk mengukur hubungan linear antar 2

variabel. Analisis korelasi tidak menghubungkan antara variabel

independen dengan variabel dependen sehingga tidak menunjukkan

hubungan secara fungsional. Analisis korelasi berdasarkan penelitian

Ghozali (2018) dilihat dengan nilai R sebagai berikut:

1. Jika nilai R 0 - 0.5 maka hubungan antar variabel bersifat lemah

2. Jika nilai R > 0.5 - 0.7 maka hubungan antar variabel bersifat kuat

3. Jika nilai R > 0.7 – 1 maka hubungan antar variabel bersifat sangat kuat

3.5.4.2 Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Ghozali (2018) menjelaskan koefisien determinasi digunakan untuk

mengukur kemampuan model penelitian dalam menjelaskan variasi yang

terdapat dalam variabel dependen. Jika R2 semakin kecil maka variabel

independen dapat menjelaskan variabel dependen, tetapi sangat terbatas.

Setiap adanya penambahan satu variabel independen, pasti otomatis R2

akan meningkat.

Dalam hal ini para peneliti lebih banyak menggunakan adjusted R2 karena

nilainya dapat mengalami kenaikan atau penurunan seiring dengan

bertambahnya variabel independen dalam setiap penelitian yang

dilakukan oleh para peneliti.

3.5.4.3 Uji F
Menurut Ghozali (2018) menjelaskan bahwa uji model fit merupakan uji

yang dilakukan dengan menguji variabel independen secara simultan

terhadap variabel dependen berdasarkan ukuran pengaruh secara

keseluruhan. Dalam penelitian Ghozali (2018) kriteria untuk menentukan

adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap

variabel dependen harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Jika sig ≤ 0.05 maka menunjukkan model fit untuk dilakukan penelitian.

2. Jika sig > 0.05 maka menunjukkan model tidak fit untuk dilakukan

penelitian.

3.5.4.4 Uji t

Ghozali (2018) menerangkan uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variasi variabel dependen. Ada beberapa

syarat yang dilakukan dalam melakukan uji t, yaitu:

1. Jika nilai sig ≥ 0.05 maka Ha tidak diterima. Artinya tidak terdapat

pengaruh secara individual antara variabel independen terhadap variabel

dependen

2. Jika nilai sig < 0.05 maka Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh secara

individual antara variabel independen terhadap variabel independen.


DAFTAR REFERENSI

Adisamartha, Ida Bagus Putu Fajar, dan Naniek Noviari. 2015. Pengaruh
Likuiditas, Leverage, dan Intensitas Aset Tetap pada Agresivitas Wajib
Pajak Badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 13.3, 972-1000.

Andhari, Putu Ayu Seri, dan I Made Sukartha. 2017. Pengaruh Pengungkapan
Corporate Social Responsibility, Profitablilitas, Inventory Intensity, dan
Laverage pada Agresivitas Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
18.3, 2115-2142.

Ardyansyah, Danis, dan Zulaikha. 2014. Pengaruh Size, Leverage, profitability,


Capital Intensity Ratio, dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax
Rate (ETR). Diponegoro Jurnal Of Accounting, 3(2), 1-9.

Boussaidi, Ahmed, dan Mounira Sidhom Hamed. 2015. The Impact of


Governance Mecchanisms on Tax Aggresiveness: Empirical Evidence From
Tunsian Context. Journal of Asian Business Strategy, 5(1), 1-12.

Djeni Indrajati W. et al. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Agresivitas


Pajak pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftrar di BEI 2013-2015.
Jurnal Mutiara Ilmu Ekonomi dan Bisnis, 1(1), 124-134.

Darmawan dan Sukartha. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate Governance,


Leverage, Return on Assets, dan Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran
Pajak. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 9.1 (2014): 143-161.

Eksandy, Arry. 2017. Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan


Kualitas Audit Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).
Competitive, 1(1), 1-20.

Fitria, Eta Febrina. 2018. Pengaruh Capital Intensity, Inventory intensity,


Profitabilitas, Leverage Terhadap Agresivitas Pajak. Seminar Mahasiswa
Nasional Ekonomi dan Bisnis, 2, 2622-2698.

Fitriandi, Primandita, dkk. 2018. Kompilasi Undang-Undang Perpajakan


Terlengkap. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Multiverate Dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gitman, Lawrence J dan Chad J. Zutter. 2015. Principles of Managerial Finance.


England: Pearson.
Jensen, Michael C dan William. H. Meckling. 1976. Theory of The Firm:
Manajerial Behavior, Agency Costs, and Ownership Structures. Journal of
Financial Economics, 3, 305-360.

Jessica dan Agus Arianto Toly. 2014. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak. Tax and Accounting Riview,
4(1), 1-16.

Kementrian Keuangan. (https://www.kemenkeu.go.id/apbn2018, 29 Maret 2019).

Kuriah, Hanik Lailatul dan Nur Fadjrih Asyik. 2016. Pengaruh Karakteristik
Perusahaan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas
Pajak. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 5(3), 1-19.

Mustika. 2017. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan,


Profitabilitas, Leverage, Capital Intensity dan Kepemilikan Keluarga
Terhadap Agresivitas Pajak. JOM Fekon, 4(1), 1886-1900.

Pradnyadari, I Dewa Ayu Intan dan Abdul Rohman. 2015. Pengaruh


Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak.
Diponegoro Journal of Accounting, 4(2), 1-9.

Prasista, Putu Meita dan Ery Setiawan. 2016. Pengaruh Profitabilitas dan
Pengungkapan Corporate Social Resposibility Terhadap Agresivitas Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
17.3, 2120-2144.

Puspita, Deanna dan Febrianti, Meiriska. Faktor-Faktor yang Memengaruhi


Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 19(1), 38-46.

Putri, Citra Lestari dan Lautania, Maya Febrianty,2016. Pengaruh Capital


Intensity Ratio, Inventory Intensity Ratio, Ownership Structure dan
Profitability Terhadap Effective Tax Rate (ETR), Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), Vol 1, No. 1 Halaman 101-119.

Putu Yudha Asteria Putri. et al. 2019. Pengaruh Kualitas Audit dan Leverage
Pada Agresivitas Pajak Pada Perusahaan Manufakur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2013-2017. Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset
Akuntansi, 10(2), 148-160.

Rusydi, M.Khoiru. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Aggresive Tax


Avoidance di Indonesia, Jurnal Akuntansi Multiparadigma (JAMAL), 4(2),
165-329.
Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametrik: konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Jakarta: Elex media Komputindo.

Savitri, Dhian Andanarini Minar dan Ita Nur Rahmawati. 2017. Pengaruh
Leverage, intensitas Persediaan, Intensitas Aset Tetap, dan Profitabilitas
Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Terapan (JIMAT), 8(2), 19-32.

Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2016. Reserach Method for Business. United
Kingdom: John Wiley & Sons.

Suandy, Erly. 2016. Perencanaan Pajak Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Suprimarini, Ni Putu Deiya dan Bambang Suprasto H. 2017. Pengaruh Corporate


Social Responsibility, Kualitas Audit, dan Kepemilikan Institusional Pada
Agresivitas Pajak. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 19.2, 1349-
1377.

Suyanto, Krisnata Dewi dan Supramono. 2012. Likuiditas, Leverage, Komisaris


Independen, dan Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan.
Jurnal Keuangan dan Perbankan, 16(2), 167-177.

Tiaras, Irvan dan Henryanto Wijaya. 2015. Pengaruh Likuiditas, Leverage,


Manajemen Laba, Komisaris Independen, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Agresivitas Pajak. Jurnal Akuntansi, 19(3), 380-397

Anda mungkin juga menyukai