Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok Studi
Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI. Anggotanya
beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis. Pada tahun 1986, menjadi
anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA). Pada tahun 1990, setelah Kongres
Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali,
namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai
organisasi dokter seminat. Pada tahun 2003, dalam Kongres Nasional di Surabaya,
ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum,
dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum
mempunyai kolegium yang berfungsi.
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak
tahun 1981 dengan berdirinya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui
kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga
Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi
pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari
profesi kedokteran ataupun dari pemerintah. Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama
pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter
keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and Academic Association of
General Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA
yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia. Untuk Indonesia, manfaat pelayanan
kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah
pokok pelayanan kesehatan lain yakni:
Pendayagunaan dokter pasca PTT
Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Menghadapi era globalisasi
Pada saat ini, batasan dokter keluarga banyak macamnya. Beberapa di antaranya yang dipandang
cukup penting adalah :
1. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif
bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh
provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua
orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender,
ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengasuh
individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut.
Tanpa membedakan ras, budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten
untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar
belakang budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas
berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan bersinambung bagi pasiennya (WONCA,
1991).
2. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya memandang penderita
sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti
secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (Ikatan Dokter
Indonesia, 1982).
3. Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh
semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan apabila kebetulan berhadapan dengan
suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi, meminta bantuan
konsultasi dari dokter ahli yang sesuai (The American Board of Family Practice, 1969).
4. Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yang
merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan, menilai kebutuhan kesehatan total
pasien dan menyelenggarakan pelayanan kedokteran perseorangan dalam satu atau beberapa
cabang ilmu kedokteran serta merujuk pasien ke tempat pelayanan lain yang tersedia,
sementara tetap menjaga kesinambungan pelayanan, mengembangkan tanggung jawab untuk
pelayanan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan, serta bertindak sebagai koordinator
pelayanan kesehatan, menerima tanggung jawab untuk perawatan total pasien termasuk
konsultasi sesuai dengan keadaan lingkungan pasien, yakni keluarga atau unit sosial yang
sebanding serta masyarakat (The American Academic of General Practice, 1947).
5. Dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal,
tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasiennya yang terkait dengan
keluarga, komunitas serta lingkungan di mana pasien tersebut berada (Singapore College of
General Practitioners, 1987).
Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua di antaranya yang dipandang cukup
penting adalah:
1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan
pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap
pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak
oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The American Academy of Family
Physician, 1969).
2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak dari suatu
pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit
dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah serta ilmu
kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya
dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu - ilmu klinik, dan karenanya mampu mempersiapkan
dokter untuk mempunyai peranan yang unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan
pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter
pribadi yang mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan (The American Academy of
Family Physician, 1969).
Kedua batasan ini sekalipun dikemukakan oleh satu organisasi yang sama, yakni The American
Academy of Family Physician, rumusannya tidaklah sama. Rumusan yang pertama, karena
menunjuk pada karakteristik pelayanan, lebih ditujukan untuk kepentingan penyelenggaraan
pelayanan. Sedangkan rumusan yang kedua, karena lebih menunjuk pada penerapan disiplin
ilmu, lebih ditujukan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan.
Pelaksana pelayanan dokter keluarga adalah dokter keluarga (family doctor, family physician).
Cabang ilmu kedokteran yang diterapkan pada pelayanan dokter keluarga disebut dengan nama
ilmu kedokteran keluarga (family medicine). Batasan tentang ilmu kedokteran di antaranya
adalah :
1. Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran
yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat
dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya (PB IDI, 1983).
2. Ilmu kedokteran keluarga menunjuk pada body of knowledge dari pelayanan dokter keluarga
yang merupakan disiplin baru dari ilmu kedokteran yang dirancang untuk rnemenuhi
kebutuhan kesehatan khalayak secara lebih responsif dan bertanggung jawab (Charmichael,
1973).
3. Ilmu kedokteran keluarga adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang ditandai
dengan terdapatnya suatu kelompok pengetahuan kedokteran yang bersifat khusus (Wonca,
Manila, 1979).
4. Ilmu kedokteran keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena yang dihadapi serta
teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang menyelenggarakan perawatan kesehatan
perseorangan pada tingkat pertama dan berkelanjutan (Whinney, 1969).
5. Ilmu kedokteran keluarga adalah sebuah pendekatan multidisipliner yang terpadu menuju
perawatan kesehatan yang menyeluruh dari unit keluarga (Sargent, 1967).
Ilmu kedokteran keluarga (family medicine), haruslah dibedakan dengan ilmu kesehatan
keluarga (family health). Sekalipun sasaran keduanya adalah sama, yakni keluarga (family),
tetapi ilmu kedokteran keluarga tidak sama dengan ilmu kesehatan keluarga. Ilmu kedokteran
keluarga lebih mengacu pada aplikasi ilmu kedokteran (medical sciences), sedangkan ilmu
kesehatan keluarga lebih mengacu pada aplikasi ilmu kesehatan masyarakat (public health
sciences). Karena adanya perbedaan yang seperti ini, tidaklah mengherankan jika ruang lingkup
pelayanan kesehatan keluarga lebih terkait pada masalah-masalah keluarga yang ada
hubungannya dengan masalah kesehatan masyarakat. Misalnya, masalah kesejahteraan ibu dan
anak, keluarga berencana, pencegahan penyakit dan kecelakaan, tumbuh kembang, dan atau
masalah gizi ibu hamil, bayi dan anak yang terdapat dalam suatu komunitas dan atau masyarakat.
Sedangkan ruang lingkup pelayanan kedokteran keluarga lebih terkait pada masalah-masalah
keluarga yang ada hubungannya dengan masalah kedokteran yakni, masalah sehat-sakit yang
dihadapi oleh perseorangan sebagai bagian dari anggota keluarga.
Definisi Dokter Keluarga menurut Olesen F, Dickinson J dan Hjortdahl P (2000), Dokter
Keluarga adalah:
Dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan sistem pelayanan
kesehatan; bertugas mengambil langkah awal penyelesaian semua masalah yang mungkin
dimiliki pasien.
Melayani individu dalam masyarakat, tanpa memandang jenis penyakitnya ataupun karakter
personal dan sosialnya, dan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia dalam sistem
pelayanan kesehatan untuk semaksimal mungkin kepentingan pasien.
Berwenang secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari pencegahan, diagnosis,
pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif, menggunakan dan memadukan ilmu-ilmu
biomedis, psikologi medis dan sosiologi medis.
Secara singkat dapat didefinisikan sebagai Dokter yang berprofesi khusus sebagai Dokter
1. Dokter kontak pertama (first contact) : DK adalah pemberi layanan kesehatan (provider) yang
pertama kali ditemui pasien/klien dalam masalah kesehatannya
2. Layanan bersifat pribadi (personal care) : DK memberikan layanan yang bersifat pribadi
dengan mempertimbangkan pasiensebagai bagian dari keluarga
3. Pelayanan paripurna (comprehensive) : DK memberikan pelayanan menyeluruh yang
memadukan promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi
dengan aspek fisik, psikologis, dans ocial budaya.
4. Pelayanan bersinambungan (continuous care) : Pelayanan DK berpusat pada orangnya
(pasient-centered) bukan pada penyakitnya(diseases-centered)
5. Mengutamakan pencegahan (prevention first) : Karena berangkat dari paradigma sehat, maka
upaya pencegahan oleh DK dilaksanakan sedini mungkin
6. Koordinasi : Dalam upaya mengatasi masalah pasien DK perlu berkonsultasi dengan disiplin
ilmulainnya
7. Kolaborasi : Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada diluar kompetensinya, DK
bekerjasamadan mendelegasikan pengelolaan pasiennya pada pihak lain yang berkompeten
8. Family oriented : Dalam mengatasi masalah DK mempertimbangkan konteks keluarga,
dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan sebaliknya
9. Community oriented : DK dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap memperhatikan
dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan sebaliknya
Kompetensi dokter layanan kedokteran primer termuat dalam dokumen Konsil Kedokteran
Indonesia (KKI) tahun 2006 berjudul “STANDAR KOMPETENSI DOKTER” yang
menjabarkan dalam 7 area kompetensi :
1. Area Komunikasi efektif : mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan
nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga, teman sejawat,masyarakat dan profesi
lain.
4. Area Pengolahan Masalah Kesehatan : mengelola masalah kesehatan individu, keluarga,
maupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif
dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
6. Area Mawas diri dan Pengembangan Diri : melakukan praktik kedokteran dengan penuh
kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya; mengatasi masalah emosional, personal,
kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya; belajar
sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan memantau perkembangan profesi secara
sinambung.
7. Area Etika, Moral, Medikolegal, dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien : berprilaku
profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan; bermoral dan
beretika serta memahami isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran;
menerapkan program keselamatan pasien.
Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA – WHO tahun 2003 :
1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu( bayi baru lahir, bayi, anak,
remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia )
2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif
- Memahami epidemiologi penyakit
- Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai
- Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obat
- Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
- Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu
- Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta penyuluhangizi
- Memahami pokok masalah perkembangan normal
- Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilaku
- Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukan
- Menyelenggarakan layanan paliatif
- Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran
3. Mengkoordinasikan layanan kesehatan
- Dengan keluarga pasien ( penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau pasien,pembinaan
dan konseling keluarga )
- Dengan masyarakat ( penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi,pemeriksaan atau
penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan sumber dayamasyarakat, program
pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat, advokasi ataupembelaan kepentingan
kesehatan masyarakat )
4. Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol( kelainan alergik, anastesia dan penanganan
nyeri, kelainan yang mengancam jiwa,kelainan kardiovaskular, kelainan kulit, kelainan mata
dan telinga, kelainan salurancerna, kelainan perkemihan dan kelamin, kelainan obstetric dan
ginekologi, penyakitinfeksi, kelainan musculoskeletal, kelainan neoplastik, kelainan
neurologi, danpsikiatri)
5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan ( menyusun dan menggerakan tim,
kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek,pemecahan masalah konflik, peningkatan
kualitas).
Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat
primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak
pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan.
Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik,koordinatif, dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya.
Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis
penyakitnya.
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika disederha-
nakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
1. Kegiatan yang dilaksanakan
Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu
pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services). Karakteristik cmc :
a) Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang
dikenal di masyarakat.
b) Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-putus
melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continu).
c) Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan
perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja,
melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
d) Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja,
melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan
sosial (secara holistik).
2. Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokte keluarga
harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus
memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus
memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap
anggota keluarga.
Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga memang agak
berbeda dengan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh dokter umum dan atau dokter
spesialis. Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada
umumnya :
a) lebih aktif dan bertanggung jawab
Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mengenal
pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah, bertanggung jawab mengatur
pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabila memungkinkan, turut menangani
pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit, maka pelayanan kedokteran
yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga umunya lebih aktif dan bertanggung
jawab dari pada dokter umum.
b) Lebih lengkap dan bervariasi
c) Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan pada
semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya lebih lengkap dan
bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankan jika dengan pelayanan yang seperti
ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat misalnya, praktek dokter keluarga dapat
menyelesaikan tidak kurang dari 95 % masalah kesehatan yang ditemukan pada pasien yang
datang berobat.
d) Menangani penyakit pada stadium awal
Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan
pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sarna dengan dokter
spesialis. Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -penyakit pada stadium awal
saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau yang telah terlalu spesialistik, karena
memang telah berada diluar wewenang dan tanggung jawab dokter keluarga, tetap dan harus
dikonsultasikan dan atau dirujuk kedokter spesialis. Seperti yang dikatakan oleh Malerich
(1970), praktek dokter keluarga memang sesuai untuk penyakit-penyakit yang masih dalam
stadium dini atau yang bersifat umum saja. ‘The family doctor cannot be expected to treat all
problems as best possible, but he can be expected to treat all common diseases as best
possible’.
DAFTAR PUSTAKA