Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN HOLTIKULTURA

“KOMODITAS PISANG ”

OLEH :

Shella Sihombing 198210107

Dosen Pengampu:

Ir. Asmah Indrawati,MP

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas terselesaikannya
Makalah mengenai Komoditas dalam Budidaya Pertanian. Makalah ini kami tujukan sebagai
tugas dengan mata pelajaran Dasar Budidaya Tanaman khususnya kepada dosen yang telah
membimbing kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan .Tetapi harap dimaklumi
karena kami masih pada tahap pembelajaran .Untuk itu kami tunggu kritik dan saran maupun
pendapat demi kelancaran penyusunan makalah selanjutnya.

Pada kesempatan ini kami akan mengucapkan terima kasih kepada UNIVERSITAS MEDAN
AREA ini dan khususnya pada dosen yang bersangkutan.

Akhir kata tiada gading yang tak retak, demikian juga dengan makalah ini. Oleh karena itu saya
ucapkan terima kasih.

Medan, 04 Desember 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3

BAB I............................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4

1.2 Tujuan................................................................................................................................................5

1.3 Manfaat.............................................................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................................5

2.1 Taksonomi Tanaman Pisang..............................................................................................................5

2.2 Morfologi Tanaman pisang................................................................................................................6

2.3 Manfaat Pisang dan Kandungan Vitamin...........................................................................................7

BAB III..........................................................................................................................................................8

PEMBAHASAN.............................................................................................................................................8

3.1 Klasifikasi dan Jenis Tanaman pisang.................................................................................................8

3.2 proses Budidaya Tanaman pisang......................................................................................................9

3.3 Hama Tanaman pisang....................................................................................................................10

3.4 Panen pisang...................................................................................................................................11

3.5 Pasca panen.....................................................................................................................................12

3.6 Prospek budidaya pisang.................................................................................................................14

BAB IV........................................................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................................................15

4.1 Kesimpulan......................................................................................................................................15

4.2. Saran...............................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah -buahan merpakan salah satu produksi hortikultura yang mempuni péluang besar
dikembangkan di Indonesia. Potensi produksi yang besar serta potensi pasar yang baik
mengkondisikan buah buahan sebagai salah satukomoditas hortikultura yang sangat potensial
untuk pasar domestik maupun internasional. Beberapa jenis bah -buhan ngglan Indonesia antara
lain pisang, mangga, manggis, jeruk, durian, rambutan, salak dan lainnya. Pisang adalah nama
umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku
Musaceae. Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon
tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun
secara rapat teratur. Berdasarkan cara konsumsi buahnya, pisang dikelompokkan dalam dua
golongan, yaitu pisang meja (dessert banana) dan pisang olah (plantain, cooking banana). Pisang
meja dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, seperti pisang ambon, susu, raja,
seribu, dan sunripe. Pisang olahan dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak,
seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli. Selain memberikan kontribusi gizi lebih tinggi
daripada apel, pisang juga dapat menyediakan cadangan energi dengan cepat bila dibutuhkan.
Termasuk ketika otak mengalami keletihan.

Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi
dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium, magnesium, fosfor,
besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6, dan serotonin
yang aktif sebagai neurotransmitter dalam kelancaran fungsi otak. Pisang dapat digunakan bagi
ibu hamil, untuk penyakit usus dan perut. Bagi luka bakar, bagi kecantikan,bagi Diabetes
Melitus, pada pendarahan rahim, merapatkan vagina, Ambein, Cacar Air, Tenggorokan Bengkan
dan sakit kuning atau lever.

Pisang bisa disebutkan sebagai buah kehidupan. Kandungan kalium yang cukup banyak terdapat
dalam buah ini mampu menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, dan
memperlancar pengiriman oksigen ke otak. Pisang telah lama akrab dengan masyarakat
Indonesia, terbukti dari seringnya pohon pisang digunakan sebagai perlambang dalam berbagai
upacara adat. Pohon pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu
melalui tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang budidaya tanaman,
khususnya pada komoditas pisang dan Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas Mata kuliah budidaya holtikultura agar dapat lebih memahami dan mengetahui mengenai
pemanfaatan hasil tanaman pada komoditi tanaman pisang yang sudah ada di masyarakat.

1.3 Manfaat
Dengan penulisan makalah ini penulis, dan juga pembaca akan mendapat pengetahuan mengenai
budidaya tanaman, khususnya komoditas pisang. Dengan makalah ini penulis maupun pembaca
dapat mengaplikasikan budidaya tanaman pada lahan pertaniannya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi Tanaman Pisang
Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah
tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2017). Tanaman ini kemudian
menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah Secara taksonomi,
pisang (Musa sp.) temasuk ke dalam kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, subdivisi
Angiospermae, classis Monocotyledonae, ordo Zingiberales, familia Musaceae dan genusMusa
Jenis pisang dibagi menjadi tiga:

1. Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M. nana
atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish,
barangan dan mas.

2. Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca formatypica atau
disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok.

3. Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya

pisang batu dan klutuk.

4. Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca)


2.2 Morfologi Tanaman pisang
Tanaman pisang termasuk dalam golongan monokotil tahunan, pohon yang tersusun atas
batang semu.Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat
teratur.Pisang dikembangbiakan dengan cara vegetatif. Percabangan tanaman bertipe simpodial
dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah.Bagian bawah batang
pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol.Pucuk lateral (sucker) muncul dari
kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang.Buah pisang umumnya
tidak berbiji atau bersifat partenokarpi.Variasi dalam kultivar pisang, diantaranya dari warna
buah, warna batang, bentuk daun, bentuk buah dan masih banyak lagi karakter yang
membedakan diantara kultivar pisang morfologi tanaman pisang sebagai berikut:

1. Akar

Akar utama memiliki ketebalan sekitar 5-8 mm berwarna putih ketika baru dan sehat. Akar
pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang. Akar ini berpangkal pada umbi
batang. Akar terbanyak berada dibagian bawah tanahsampai kedalaman 75-150 cm,
sedangkan akar yang berada di bagian samping umbi batang tumbuh ke samping atau
mendatar. Dalam perkembangannya akar sampai mencapai 4-5 meter

2. Batang

Pisang mempunyai batang semu yang tersusun atas tumpukan pelepah daun yang tumbuh
dari batang bawah tanah sehingga mencapai ketebalan 20- 50 cm. Daun yang paling muda
terbentuk dibagian tengah tanaman, keluarnya menggulung dan terus tumbuh memanjang,
kemudian secara progresif membuka. Helaian daun bentuknya lanset memanjang, mudah
koyak, Panjang 1,5-3 m, lebar 30-70 cm, permukaan bawah berlilin, tulang tengah penopang
jelas disertai tulang daun yang nyata, tersusun sejajar dan menyirip, warnanya hijau
(Robinson & Walkers, 1999).

3. Daun

Daun pisang tersusun spiral, berdasar tumpul, melingkar, berujung halus, terpotong dan
mudah tersobek. Tulang daun tengahnya nyata dengan urat yang paralel. Stomata ada di
kedua permukaan daun. Daun yang paling muda terbentuk di bagian tengah tanaman dan
daun yang paling tua terdesak keluar membentuk mahkota daun

4. Bunga

Pisang mempunyaibunga majemuk, yang tiap kuncup bunga dibungkus oleh seludang
berwarna merah kecoklatan. Seludang akan lepas dan jatuh ke tanah jika bunga telah
membuka. Bunga betina akan berkembang secara normal, sedang bunga jantan yang berada
di ujung tandan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh seludangdan disebut sebagai
jantung pisang. Tiap kelompok bunga disebut sisir. Ada sekitar 12-20 bunga tiap sisir dan
sekitar 5- 15 sisir dalam 1 tandan. Bunga betina panjangnya sampai 10 cm dan bunga jantan
panjangnya 6 cm

5. Buah

Buah pisang tersusun dalam tandan. Tiap tandan terdiri atas beberapa sisir,dan tiap sisir
terdiri dari 6-22 buah pisang atau tergantung pada varietasnya. Buahpisang pada umumnya
tidak berbiji atau disebut 3n (triploid), kecuali pada pisangbatu(klutuk) bersifat diploid (2n).
Proses pembuahan tanpa menghasilkan biji disebut partenokarpi

6. Anakan pisang

Pertumbuhan anakan pisang dimulai dari mata tunas yang ada pada bonggolnya. Bila
kandungan air tanah mencukupi tunas akan tumbuh menjadi dewasa. Pada umumnya tunas
tumbuh dari bonggol bagian atas, sehingga anakan pisang semakin lama semakin mendekati
permukaan tanah akibatnya pertumbuhan anakan lambat karena akar tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya

2.3 Manfaat Pisang dan Kandungan Vitamin


Pisangsudah dikenal sebagai buah yang lezat dan berkhasiat bagi kesehatankarena pisang
mengandung gizi yang baik antara lain menyediakan energi cukup tinggi dibandingkan dengan
buah-buahan lain dan harganya juga relatif murah namun memiliki manfaat yang cukup
besar.Pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi, dalam 100 g pisang mengandung energi 91
kkal, air 63 g, karbohidrat 24,3 g, lemak 0,10 g, ca 7 mg, magnesium 33 mg, fosfor 33 mg,
vitamin B1 0,05 mg, vitamin B2 0,05 mg, vitamin B6 0,07 mg, vitamin C 20 mg (Aurore et al.,
2009). Menurut Hendra (2002) buah pisang sangat baik untuk kesehatan ibu hamil dan janin
yang dikandungnya. Buah berwarna kekuningan ini mengandung zat besi yang tinggi sehingga
sangat bagus bagi penderita anemia karena bisa menunjang proses terapi nutrisi. Pisang yang
kaya vitamin B6 juga memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan produksi sel darah
merah, menjaga keseimbangan kimia dalam cairan tubuh. Selain buahnya yang bermanfaat daun
pisang juga bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari yaitu sebagai pembungkus makanan dan
dapat digunakan untuk mengobati luka bakar. Efek pemakaian daun pisang pada luka bakar ini
mampu mendinginkan kulit yang terbakar sekaligus membuka pembentukan sel kulit baru.
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Klasifikasi dan Jenis Tanaman pisang
A. Klasifikasi tanaman pisang

Tanaman pisang di klasifikasikan ke dalam:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledonae,

Ordo : Sapindales

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa Paradisiaca L

3.2 proses Budidaya Tanaman pisang


a) Pembibitan

Untuk memperoleh tanaman yang sehat dan menghasilkan produksi tinggi maka sejak awal
penanaman harus menggunakan bibit yang berkualitas. Bibit yang berkualitas terlihat dari
pertumbuhannya yang sehat, tidak terdapat hama penyakit, dan memiliki struktur tanaman
lengkap seperti akar, batang dan daun. Pembibitan dapat dilakukan dengan cara perbanyakan
tunas, anakan, bonggol, dan bit baik secara tradisional maupun kultur jaringan. Bibit pisang yang
diperbanyak secara kultur jaringan dikembangkan selama kurang lebih satu tahun dalam botol
kultur jaringan. Setelah itu dilakukan proses seleksi untuk ditransplantasikan ke pembibitan
hingga berumur 3 bulan
b) Persiapan Lahan

Bersihkan lahan dan lakukan olah tanah. Pada 2 minggu hingga 1 bulan sebelum tanam buatlah
lubang tanam dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm dengan jarak tanam sekitar 2 m x 2 m
hingga 3 m x 3 m. Lalu tutup kembali lubang tersebut dengan memasukkan tanah lapisan bawah
terlebih dahulu dari hasil pembuatan lubang.

c) Penanaman

Sama seperti penanaman bibit pada umumnya, sebaiknya penanaman dilakukan pada saat hujan
sudah turun atau menjelang musim hujan. Lakukan penanaman pada sore hari agar bibit tidak
strees terhadap lingkungan baru. Masukkan bibit ke dalam lubang yang sudah dibuat
sebelumnya, tutup secara perlahan, dan lakukan penyiraman.

d) Pemupukan

Rekomendasi pemupukan yang diberikan oleh BP2TP yaitu: pemberian pupuk organik (pupuk
kandang) sebanyak 10 kg/lubang sebelum penanaman dan dibiarkan selama 1-2 minggu.
Kemudian untuk pupuk organik yang dapat diberikan adalah 0,233 kg Urea, 0,10 kg SP-36, dan
0,10 kg KCl per tanaman. Untuk tanaman yang baru ditanam diberi 3 kali yaitu ¼ saat tanam dan
sisanya dibagi dua umur 3 bulan dan umur 6 bulan. Sedangkan untuk tanaman umur 1 tahun atau
lebih, pupuk diberikan 2 kali pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.

e) pemeliharaan

Pemberian agensia hayati untuk mencegah penyakit layu yang umumnya menyerang tanaman
pisang seperti layu Fusarium yang disebabkan oleh cendawan Fusarium. Agensia hayati yang
dapat digunakan adalah Trichoderma sp. dan Gliocladium sp.

Pemangkasan daun kering untuk mencegah penularan penyakit. PT NTF menetapkan jumlah
daun optimal yaitu 12 lembar daun pisang per pohon. Apabila jumlah daun tersebut kurang maka
segera dilakukan tindakan perbaikan budidaya. Penyiangan gulma atau tumbuhan pengganggu
agar tidak terjadi persaingan pertumbuhan Penjarangan anakan untuk menjaga agar produksi
tidak menurun Perawatan tandan dengan membersihkan daun kering di sekitar tandan agar tidak
melukai buah dan membungkus tandan buah dengan plastik atau pembungkus kertas guna
menghindari kerusakan buah dari hama atau goresan. Sanitasi kebun dengan melakukan
pembersihan daun kering, penjarangan anakan, dan pembuangan sisa tanaman bekas panen yang
dilakukan setiap 45 hari sekali. Pengendalian hama penyakit secara terpadu yang disesuaikan
dengan jenis hama penyakit yang menyerang dan dilakukan pengendalian secara bijaksana
dengan memperhatikan kondisi lingkungan.
3.3 Hama Tanaman pisang
rionota thrax yang umumnya diketahui dengan nama ulat penggulung daun pisang adalah
termasuk anggota kupu-kupu yang terdapat dalam familia Hesperiidae. Ia ditemukan dari India,
Asia Tenggara hingga Papua New Guinea. Lalu, kearah cina selatan. rionota thrax yang
umumnya diketahui dengan nama ulat penggulung daun pisang adalah termasuk anggota kupu-
kupu yang terdapat dalam familia Hesperiidae. Ia ditemukan dari India, Asia Tenggara hingga
Papua New Guinea. Lalu, ke arah China Selatan.

Daun yang diserang ulat biasanya digulung, sehingga menyerupai tabung dan apabila dibuka
akan ditemukan ulat di dalamnya. Ulat yang masih muda memotong tepi daun secara miring, lalu
digulung hingga membentuk tabung kecil. Di dalam gulungan tersebut ulat akan memakan daun.
Apabila daun dalam gulungan tersebut sudah habis, maka ulat akan pindah ke tempat lain dan
membuat gulungan yang lebih besar. Apabila terjadi serangan berat, daun bisa habis dan tinggal
pelepah daun yang penuh dengan gulungan daun.

Pengendalian:

Cara mekanis yaitu Daun pisang yang tergulung diambil, kemudian ulat yang ada di dalamnya
dimusnahkan, Cara biologi : Pemanfaatan predator seperti burung gagak dan kutilang
Pemanfaatan parasitoid telur (tabuhan Oencyrtus erionotae Ferr), parasitoid larva muda (Cotesia
(Apanteles) erionotae Wkl), dan parasitoid pupa (tabuhan Xanthopimpla gampsara Kr.).
Parasitoid lainnya: Agiommatus spp., Anastatus sp.. Brachymeria sp., dan Pediobius erionatae.

3.4 Panen pisang


Tujuan pemanenan adalah mendapatkan komoditas dari kebun dengan
tingkatkematangan yang baik, dengan tingkat kerusakan dan kehilangan hasil yang rendah
(Kader,1992). Kegiatan pemanenan sangat mempengaruhi kualitas buah, baik cara
pemanenan maupuntingkat kematangannya.Pemanenan dan penanganan perlu dilakukan
dengan hati-hati untuk mempertahankanmutu buah-buahan dan sayur-sayuran, pemanenan
yang keliru dan penanganan yang kasar dikebun dapat mempengaruhi mutu pemasaran
secara langsung. Memar dan luka-luka kemudianhari akan tampak sebagai becak-cecak
bewarna perang dan hitam yang membuat barangdagangan mmenjadi tidak menarik.
Beberapa gangguan fisiologi merupakan akibat penangananyang kasar. Luka-luka pada
kulit merupakan pintu masuk jasad-jasad renik dan mengakibatkanbanyak buah-buahan dan
sayur-sayuran menjadi mubazir (Pantastico, 1986).Menurut Muchtadi (1992), buah pisang
biasanya dipanen pada waktu masih bewarnahijau dengan tingkat kematangan berbeda.
Apabila akan ditransportasikan pada jarak jauh,biasanya dipanen pada waktu masih agak
muda (75-80% tingkat kematangan) dengan sudut-sudutbuah yang masih kelihatan, buah seperti
ini akan matang kira-kira dalam waktu 3 minggu. Untukpengangkutan jarak pendek, biasa
pisang dipanen pada saat 85-95% matang, dimana buah telahberkembang penuh tetapi
susut-sudut masih sedikit kelihatan. Buah seperti ini akan matang dalamwaktu 1-2 minggu.
Untuk pemasaran lokal, sebaiknya pemanenan dilakukan pada waktu lebihtua, dan akan
matang dalam waktu kurang 1 minggu. Buah pisang biasaya tidak dibiarkan masakdipohon. Hal
ini disebabkan karena buah pisang yang matang dipohon akan memiliki citarasayang
rendah dan mempunyai tandensi rontok dari pohon sebelum dan sewaktu panen. Karena itu
,pisang dipanen pada waktu masih hijau tapi sudah cukup tua. Standar kematangan panen dari
pisang berbeda-beda menurut jenis pisang. Pisang sudahmulai berproduksi dan biasa langsung
dipungut hasilnya pada umur 12-15 bulan setelah tanamatau 4-6 bulan setelah tanaman
berbunga, tergantung pada varietasnya. Beberapa jenis pisang adayang memiliki umur panen
pendek, namun ada pula yang memiliki umur panen lebih Panjang.

Dua faktor yang harus diperhatikan dalam pemanenan yaitu kematangan komersial
dankematangan fisiologis. Kematangan komersial yaitu dimana semua organnya sudah sipa
panenuntuk dimanfaatkan dan dipasarkan sedangkan kematangan fisiologis yaitu stadia
tertentu dalamperkembangan buah dimana syarat proses kematangan terpenuhi secara sempurna
(Satuhu, 1993).Tingkat ketuaan dapat diukur dengan memperhatikan sudut-sudut pada kulit buah
pisangambon. Buah yang tidak bersudut lagi (hampir bulat) berarti sudah tua 100%,
sedangkan yangmasih sangat nyata sudutnya berarti tingkat ketuaan masih 70% atau
kurang.

3.5 Pasca panen


Penanganan pascapanen adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimulai
daripengumpulan hasil panen sampai pada tahapan siap dipasarkan. Kegiatan penangan
pascapanenyang perlu mendapat perhatian adalah grading dan sortasi, pemeraman,
pengepakan, danpengangkutan. Perlakuan pascapanen harus dilakukan secara cermat dan
hati-hati, karena sangatmenentukan kualitas akhir buah. Penanganan yang dilakukan secara
kasar akan meningkatkanjumlah kerusakan buah sehingga memperpendek daya simpan,
kualitas buah juga menurun, danharga jualnya pun rendah (Cahyono, 2009).Perlakuan
pascapanen tersebut di atas harus dilakukan secara cermat dan hati-hati,karena sangat
menentukan kualitas akhir buah. Penanganan pascapanen yang dilakukan petaniberbeda
dengan penanganan pascapanen yang dilakukan oleh pedagang di setiap titik
distribusiterjadi perbedaan penanganan pascapanen, hal ini disebabkan perbedaan sifat pasar.
Secara umumkegiatan pascapanen dipaparkan sebagai berikut:

1.Penyortiran dan Pengkelasan (Grading)

Menurut Cahyono (2009), sortasi bertujuan untuk memilih dan memisahkan


buahpisang yang baik dari buah pisang yang kurang baik atau rusak.
Sementara,gradingbertujuan untuk mengelompokkan buah pisang yang telah disortasi
menjadi beberapakelompok kelas, misalnua kelas A, B, C, dan Seterusnya. Sortasi
dangradingbiasanyadilakukan berdasarkan ukuran (besar dan kecilnya buah), kerusakan
mekanis (cacat buah),tingkat kematangan (ketuaan buah), bobot buah, keseragaman warna,
jenis pisang, dankerusakan yang disebabkan oleh hama atau penyakit. Buah yang dipilih
dipisahkan daribuah-buah yang cacat atau rusak. Setelah itu, dilakukan pemilihan
tahap kedua danmengelompokkannya ke dalam kelas yang sama berdasarkan kriteria-kriteria
tersebut diatas.Menurut kader (1992), kegiatan pemilihan merupakan kegiatan menyeleksi
produkberdasarkan kematangan, bentuk, warna atau beberapa parameter fisik lainnya. r
Standar 8 sortasi biasanya didasarkan atas kesehatan, ketegaran, kebersihan, ukuran, bobot,
warna, bentuk, kemasakan dan kebebasan dari hama dan penyakit, kerusakan oleh serangga dan
luka-luka mekanik pantastico, 1986. Tiga kategori yang umum terdapat dalam klasifikasi
pengkelasan yaitu kelas ekstra, kelas 1 dan kelas 2. Kelas ekstra memiliki mutu sangat baik,
bentuk dan warna sesuai varietas ditanam dan tidak cacat. Penyimpanan kelas ini maksimal 5
dengan memperhatikankeseragaman ukuran, warna, keadaan dan pengaturan dalam kemasan.
Kelas I hampir sama dengan mutu kelas ekstra, hanya batas penyimpanan maksimal 10. kelas 2
boleh memiliki kerusakan eksternal maupun internal, dengan syarat masih layak untuk dimakan
dalam keadaan segar Pantastico, 1986.

2. Pencucian

Pencucian Seringkali pada buah dan sayuran terdapat kotoran, tanah, sisik serangga, jamur
dan sebagainya sehingga memiliki penampilan yang tidak menarik. kebanyakan buah-buahan
dan sayur-sayuran dicuci sesudah dipanen dan dilakukan pemotongan bagian-bagian yang busuk
atau rusak sebelum pencucian untuk memperbaiki penampakan produk Pantastico, 1986.
Menurut Peleg 1985 pencucian ada dua macam yaitu pencucian basah dan pencucian kering.
Pencucian basah dilakukan dengan perendaman, penghilangan kotoran dan pestisida dengan air
dan deterjen, selanjutnya komoditi disikat dan dibilas dengan air. Pencucian kering dilakukan
dengan cara membersihkan permukaan kulit komoditas dari kotoran tetapi tidak dapat
membersihkan residu bahan kimia, kotoran yang tersembunyi. Keuntungan pencucian kering ini
adalah lapisan lilin pada komoditi yang secara alami terlindungi oleh lilin tidak hilang. Menurut
Prabawati et al 2008 perlu penambahan pada pencucian dengan natrium hipochlorit 75-125 ppm
untuk membunuh spora Fusarium, Cholletotrichum, dan Botryodiplodia serta fungi lain yang
sering menyerang crown pisang.

3. Pemeraman

Pemeraman Buah pisang tergolong buah-buahan yang klimaterik, artinya buah yang
kurang tua saat panen akan menjadi matang selama penyimpanan. Hanya saja mutunya kurang
baik, rasanya kurang enak, dan aromanya kurang kuat. Buah yang cukup tingkat ketuaannya
akan menjadi matang dalam waktu 4-5 hari setelah panen tanpa perlakuan pemeraman. Namun,
kematangan tidak seragam dan warnanya kurang menarik Satuhu dan Supriyadi, 1992.
Pemeraman buah pisang bertujuan mempercepat proses pematangan buah secara serentak,
sehingga akan didapatkan buah dengan tingkat kematangan dan warna yang seragam. Beberapa
cara pemeraman pisang antara lain: pemeraman menggunakan karbit, pemeraman dalam
tempayan tanah liat, pemeraman dengan daun-daunan, dan pemeraman dengan cara diasap.
Tanpa pemeraman, buah pisang akan matang dalam waktu yang relatif agak lama dan dengan
tingkat kematangan yang beragam, ada yang belum matang, ada yang sudah matang, ada yang
sudah sangat matang, dan ada yang sudah mulai membusuk. Dengan pemeramam buah pisang
dapat matang dalam waktu yang relatif pendek secara bersamaan, yaitu 2-4 hari, tergantung cara
yang digunakan dalam pemeraman Cahyono, 2009. Selama pematangan, buah mengalami
beberapa perubahan nyata dalam warna, tekstur dan bau yang menunjukkan bahwa terjadi
beberapa perubahan dalam susunannnya. Buah pisang yang mengunng terjadi karena hilangnya
klorofil tanpa atau dengan sedikit pembentukkan zat karatenoid secara murni. Pematangan
biasanya meningkatkan gula-gula sederhana yang member rasa manis, penurunan asam-asam
organik dan senyawa-senyawa fenolik yang mengurangi rasa sepet dan masam, dan kenaikan
zat-zat atsiri yang member flavor khas pada buah Matto et al., 1986.

4. Penyimpanan

Penyimpanan bertujuan mengatasi kerusakan buah akibat proses pemasaran yang


terlambat lama. Buah yang tidak terjual habis dalam waktu yang relatif sungkat harus mendapat
perlakuan khusus dalam penyimpanan agar buah tetap baik segar walaupun telah disimpan lama.
Penyimpanan buah pisang harus memperhatikan unsur-unsur teknologi yang benar, agar buah
pisang yang disimpan terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit
pascapanen selama dalam penyimpanan. Ada beberapa cara penyimpanan yang dapat dilakukan
untuk menjaga dan mempertahankan kesegaran dan kualitas buah pisang, diantaranya adalah
dengan pelapisan lilin, penggunaan suhu rendah, penggunaan bahan kimia, radiasi dan kontrol
atmosfer Cahyono, 2009. Tempat penyimpanan idealnya memiliki pendingin. Penyimpanan
dingin dapat mempertahankan mutu karena pendinginan berpengaruh besar terhadap atmosfer
dalam kemasan. Penyimpanan dingin pada suhu optimum disertai kelembapan tinggi merupakan
cara yang efektif untuk memperpanjang umur simpan atau ketahanan komoditi.

5. Pengepakan dan pengangkutan

Pengepakan dan pengangkutan Pengepakan atau pengemasan bertujuan untuk melindungi


buah pisang dari kerusakan mekanis yang mungkin terjadi selama dalam pengangkutan dari
kebun ke gudang atau hingga sampai ke tempat pemasaran. Kerusakan buah pisang yang
disebabkan karena pengemasannya tidak memenuhi syarat dapat dijumpai pada pedagang atau
tengkulak di sentra produksi pisang. Untuk menghindari kerusakan karena pengangkutan,
pengemasan harus dilakukan dengan baik dan benar. Bahan pengemasan, kapasitas pengemasan,
dan cara pengemasan harus diperhatikan agar buah pisang dapat sampai ke tujuan dalam keadaan
baik tanpa cacat Cahyono, 2009. Faktor yang perlu diperhatikan meliputi kemasan: jenis, sifat,
tekstur dan dimensi bahan kemasan, komoditas yang diangkut, sifat fisik, bentuk, ukuran,
struktur pola susunan, biaya pengangkutan dibandingkan dengan harga komoditas, permintaan
waktu, jarak dan keadaan jalan yang dilintasi Purwadaria, 1997. Menurut Prabawati et al 2008,
beberapa hal penting yang harus mendapat perhatian dapat pengemasan yaitu, kemasan harus
mampu memberikan perlindungan pada buah pisang dari kerusakan seperti luka, tertusuk, dan
memar. Pengepakan yang sempurna dan baik berarti melindungi produk hortikultura dari
kerusakan fisik yang menyebabkan memar, kehilangan kadar air dehidrasi serta mencegah busuk
karena infeksi mikroorganisme. Pengepakan dengan menggunakan bahan kimia juga merupakan
tindakan untuk mencegah serangan virus dan organisme lain yang merugikan. Pengepakan
biasanya dikombinasikan dengan penyegelan atau penutupan yang rapat agar produk tidak
terkontaminasi dengan oksigen yang dapat menyebabkan busuknya bahan Ashari, 1995.

3.6 Prospek budidaya pisang


Produksi pisang Indonesia cenderung meningkat serta konsumsi meningkat pula. Namun,
laju pertumbuhan konsumsi yang sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan laju peningkatan
jumlah produksi. Hal ini diduga akibat makin banyaknya pisang ekspor dan makin beragamnya
jenis buah lain baik lokal mapun impor.

Di Indonesia, pisang menduduki tempat pertama diantara jenis buah-buahan lainnya, baik dari
sisi sebaran, luas pertanaman, maupun dari sisi produksinya. Namun demikian, secara umum
produktivitas pisang yang dikembangkan masyarakat masih sangat rendah, yaitu hanya sekitar
10-15 ton/ha. Padahal, potensi produktivitasnya bisa mencapai 35-40 ton/ha. Kesenjangan
produktivitas tersebut terutama disebabkan karena teknik budidaya yang tidak tepat dan
tingginya gangguan hama dan penyakit, terutama oleh serangan dua penyakit paling berbahaya
dan mematikan, yaitu layu bakteri atau penyakit darah dan penyakit layu fusarium.

Peluang pengembangan agribisnis komoditas pisang masih terbuka luas. Untuk keberhasilan
usahatani pisang, selain penerapan teknologi, penggunaan varietas unggul dan perbaikan varietas
harus dilaksanakan. Varietas unggul yang dimaksud adalah varietas yang toleran atau tahan
terhadap hama dan penyakit penting pisang, mampu berproduksi tinggi, serta mempunyai
kualitas buah yang bagus dan disukai masyarakat luas.

Pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita yang cukup tinggi akan
mendorong permintaan pisang.hal ini menunjukan bahwa pasar dalam negeri memiliki prospek
cerah dalam pengembangan pisang. Harga pisang ditingkat produsen terus meningkat,sementara
harga ekspor cenderung fluktuatif mengikuti situasi perdagangan dunia. Perkembangan produksi
dan ekspor pisang dunia ternyata sedikit lebih rendah jika dibandingkan impor dan konsumsinya.
Negara produsen utama pisang di dunia adalah Ekuador, Kosta Rika, Panama, Filipina dan
Indonesia. Negara Importir pisang terbesar di dunia adalah Amerika, Jepang dan Uni Eropa.
Dibandingkan dengan tahu-tahun sebelumnya pangsa impor negara-negara importir terus
meningkat, Hal ini merupakan peluang pasar bagi Indonesia.
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pisang adalah tanaman buah tahunan yg berasal dari Asia. Pisang adalah nama umum
yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae.
Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon tersusun
atas batang semu, buah pisang merupakan komoditas holtikultura yang yang sangan berpotensial
untuk pasar domestic . Pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan
energi cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lain. Pisang kaya mineral seperti kalium,
magnesium, fosfor, besi, dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks,
B6, dan serotonin, Pisang bisa disebutkan sebagai buah kehidupan. Kandungan kalium yang
cukup banyak terdapat dalam buah ini mampu menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan
jantung, dan memperlancar pengiriman oksigen ke otak. Di Indonesia, pisang menduduki tempat
pertama diantara jenis buah-buahan lainnya, baik dari sisi sebaran, luas pertanaman, maupun dari
sisi produksinya Buah pisang merupakan komoditas hortikultura yang mempuni produksi cukupp
tinggi sangat berpotensi untuk diperdagangkan baik itu pasaran dalam maupunn luar negeri.
Besarnya produksi buah pisang di Indonesia setiap tahun menjadikan buah pisang menjadi salah
satu produksi unggulan ekspor buah Indonesia. Hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan
daerah penghasil pisang. Hal ini karena iklim Indonesia cocok untuk pertumbuhan tanaman
pisang. Namun, tidak semua wilayah itu merupakan sentra prodiasi tanaman pisang. Daerah
sentra prodisi pisang Indonesia misalnya terdapat di NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Lampung, Jawa Barat, Jaww Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur.
Buah ini banyak digemari dan sebagian dikonsumsi. Dan sebagai buah dalam bentuk segar
banyak digunakan sebagai bahan makanan karena rasan yang enak untuk pencuci mulut.
Disamping dikonsumsi sebagai buah segar pisang banyak digunakan sebagai bahan makanan
olahan seperti tepung pisang, , sari buah, pisa ng goreng dan lainnya

4.2. Saran
Penerapan inovasi teknologi budidaya diharapkan mampu meningkatkan produktivitas
Pisang seperti penyiapan lahan yang baik, penggunaan bibit bermutu, pola tanam yang tepat,
penanaman dan pemeliharaan yang baik, dan penerapan teknologi panen yang tepat. Perlunya
diadakan penelitian lebih lanjut tentang sistem tataniaga pisang agar pemasaran yang terjadi
lebih efisien dan mampu memberikan share yang menguntungkan lagi bagi petani. Pemerintah
supaya mendorong kelompok-kelompok petani untuk menjalin kerjasama dalam memasarkan
hasil-hasil produksi dan menyebarluaskan informasi harga serta memperbaiki cara pengambilan
data harga baik ditingkat petani maupun pedagang
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2017. Produksi buah – buahan di Indonesia.

https://www.bps.go.id/. Diakses pada tanggal 9 April 2017

Cahyono. 2002. Pisang Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius.

Yogyakarta. 1 : 78.

Dinas Pertanian dan Hortikultura Sumatera Barat. 2017. Laporan Tahunan Dinas

Pertanian Tanaman Hortikultura. Sumatera Barat. 1 : 145.

Gunawan, Tata. 2017. Kandungan dan Manfaat Kulit Pisang.

http://tanamanobat-herbal.blogspot.com/2013/02/kandungan-danmanfaat-kulit-

pisang.html. Diakses tanggal 28 Oktober 2018.

Kumalaningsih, S. 2019. System Penanganan dan Pengolahan Pisang Segar

Modern. Malang: Sekolah Tinggi Pertanian Tribhuwana.

Kuswanto. 2019. Monograf Limbah Pisang. Jakarta: PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai