Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 1

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

1. Aset merupakan kepemilikan atas suatu barang yang memiliki nilai tukar. Aset dapat
dibagi menjadi dua jenis yaitu aset berwujud dan aset tak berwujud. Aset berwujud
merupakan aset yang nilai tukarnya dipengaruhi oleh bentuk fisik dari aset tersebut
seperti tanah, bangunan, dan mobil. Sedangkan aset tak berwujud merupakan aset yang
nilai tukarnya tidak bergantung pada bentuk fisik dari aset tersebut misalnya aset
keuangan. Sebagai seorang yang memiliki dana lebih, maka dana tersebut sebaiknya
dijadikan sebagai investasi. Baik aset berwujud mauapun tidak berwujud sama-sama
memiliki potensi arus kas di masa mendatang bagi pemiliknya. Aset-aset yang dapat
dikelola antara lain:
a. Aset berwujud
Aset berwujud merupakan aset yang berbentuk fisik. Aset ini diharapkan dapat
memberikan arus kas bagi keuntungan perusahaan dimasa yang akan datang.
Contohnya seperti pembelian mesin untuk menghasilkan produk yang akan dijual.
Mesin disini merupakan aset yang diinvenstasikan dalam perusahaannya. Mesin ini
diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan.
b. Aset kredit (kreditur), merupakan salah satu aset keuangan atau aset tak berwujud.
Investor berperan sebagai kreditur yaitu yang memberikan pinjaman kepada debitur.
Debitur harus membayarkan pokok pinjaman sekaligus bunganya kepada kreditur.
Arus kas dalam aset kredit merupakan pembayaran yang dilakukan oleh debitur
(peminjam).
c. Obligasi (pemegang obligasi), merupakan aset keuangan yang berupa suatu
pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi. Pemegang
obligasi dalam hal ini berperan sebagai investor. Penerbit obligasi berjanji untuk
membayar pokok pinjaman sekaligus bunganya tiap periode kepada pemegang
obligasi. Tentunya hal ini akan menghasilkan arus kas bagi pemegang obligasi.
d. Saham (pemegang saham), merupakan pemberian atau pengikutsertaan modal kepada
perusahaan sehingga keuntungan perusahaan juga menjadi hak pemegang saham dan
berhak atas aset perusahaan jika perusahaan dilikuidasi.

2. Perusahaan asuransi merupakan salah satu jenis lembaga keuangan non bank
(nondepository). Lembaga keuangan non bank merupakan lembaga keuangan yang
menghimpun dana masyarakat bukan untuk menawarkan produk ataupun pinjaman,
namun dengan cara lain. Lembaga keuangan asuransi diatur oleh UU No. 2 tahun 1992
tentang usaha pengasuransian. Merujuk pada UU tersebut, perusahaan asuransi dapat
diartikan sebagai Perusahaan atau lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat
untuk menawarkan jasa perlindungan atas risiko, baik risiko jiwa, risiko kesehatan, risiko
bisnis, dan perlindungan hal lain seperti harta. Usaha asuransi terdiri atas:
a. Usaha asuransi kerugian, memberikan jasa berupa penganggualangan berbagai risiko
atau kerugian yang ditimbulkan dari peristiwa yang tidak pasti.
b. Usaha asuransi jiwa, memberikan jasa berupa penanggulangan risiko atas
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
c. Usaha asuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko
yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian ataupun perusahaan asuransi jiwa.

3. Inovasi keuangan dipicu dari dua kelompok besar yaitu sisi internal dan sisi eksternal.
Faktor internal muncul dari kebutuhan dan tujuan dari pengelola usaha. Hal ini juag
disebut sebagai faktor permintaan. Sedangkan faktor eksternal muncul akibat adanya
pasar yang tidak sempurna, adanya perubahan lingkungan bisnis, dan adanya tantangan
perkembangan ekonomi yang baru. Faktor eksternal sering disebut dengan faktor suplai.
Faktor-faktor utama yang mendorong terjadinya inovasi keuangan antara lain:
a. Meningkatnya ketidakstabilan tingkat bunga, inflasi, harga ekuitas, dan nilai tukar.
Meningkatnya ketidakstabilan ini mendorong pelaku pasar untuk meningkatkan
perlindungan sehingga memicu munculnya inovasi keuangan, terutama perlindungan
risiko.
b. Kemajuan teknologi informasi komunikasi, dan teknologi komputer. Kemajuan
teknologi ini memungkinkan untuk melakukan inovasi untuk menciptakan produk-
produk keuangan yang bisa dipantau dan dijalankan hanya dengan bantuan teknologi.
c. Meningkatnya kapasitas pelaku pasar professional karena peningkatan pendidikan,
pelatihan, dan keterampilan. Karena hal inilah menyebabkan tingginya tingkat
persaingan antar lembaga perantara keuangan, sehingga inovasi keuangan akan terus
meningkat.
d. Ketatnya persaingan antar lembaga perantara keuangan. Semakin ketat persaingan
maka akan menjadikan lembaga perantar keuangan semakin inovatif.
e. Insentif untuk menghadapi peraturan-peraturan dan pajak. Dalam menghadapi
peraturan-peraturan dan pajak para pengusaha akan mencari celah untuk
mendapatkan keuntungan tanpa melanggar peraturan, sebab inilah yang akan
mendorong terjadinya inovasi keuangan.
f. Perubahan pola global kekayaan keuangan. Semakin tinggi tingkat pendapatan dan
kemakmuran masyarakat, menjadikan meningkatnya permintaan atas produk-produk
keuangan agar mereka memiliki banyak pilihan untuk menyimpan kekayaannya.

4. Sesuai dengan tugas bank indonesia pilar 1: menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter. Dalam mengatasi dampak kepada masyarakat, UMKM, dan dunia usaha akibat
pandemic Covid-19, bank indonesia melakukan koordinasi secara erat terakit aspek
stabilitas moneter, sektor keuangan, dan fiskal dalam mendorong ekonomi dan
mengurangi beban kepada masyarakat dalam mengatasi dampak covid-19. BI juga
melakukan langkah-langkah dalam memperkuat stabilisasi di pasar valas, pasar keuanga,
besama pemerintah dan OJK dalam penyediaan pembiayaan dari perbankan. Kebijakan-
kebijakan yang telah dilakukan antara lain penurunan suku bunga, stabilisasi nilai tukar
rupiah, relaksasi kentuan bagi invenstor asing, pelonggaran makroprudensial agar
tersedianya pendanaan bagi eksportir, importer dan UMKM.

Selanjutnya sesuai dengan tugas BI pilar 2: mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran. BI menjamin ketersediaan uang layak edar yang higienis, dan mendorong
penggunaan pembayaran non tunai.

Sesuai tuga BI pilar 3: stabilitas sistem keuangan, BI terus memantau perkembangan nilai
rupiah. Pada saat ini, perkembangan nilai tukar rupiah dirasa cukup stabil. Dalam rangka
stabilisasi nilai rupiah, BI melakukan kebijakan triple intervention. Melalui kebijakan
ini, pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder mencapai angka stabil
dan total outflow aliran modal asing di pasar keuangan meningkat.

Sumber:

Modul ESPA4111 – Pengantar Ekonomi Mikro

https://www.google.com/amp/s/amp.kontan.co.id/news/ini-langkah-langkah-yang-
dilakukan-bank-indonesia-dalam-menghadapi-virus-corona

Anda mungkin juga menyukai