Anda di halaman 1dari 5

Nama : Arifa Dewi Khairunnisa

NPM : C11189066
Mata Kuliah : Akuntansi Bank Konvensional
Program Studi : S1 Akuntasi
Nama Dosen : Dr. H. Joko Hartono K, SE, AK. MM, CA, ACPA

1. Bobot : 40% ( Kredit )


Pada tanggal 15 April 2020, Fikri mengajukan kredit modal kerja untuk usaha kuliner dan camilan
kepada bank BJB Cabang Tamansari. Alasan Fikri melakukan penambahan modal karena permintaan
kuliner dan camilan meningkat 3 kali lipat dari 3 bulan yang lalu dan ybs mengajukan kredit sebesar
Rp 150 juta. Berdasarkan kajian kelayakan dari bank BJB Cabang Tamansari maka diputus kredit
modal kerja sesuai sebesar Rp 150 juta dan pada tanggal 20 April 2020 disetujui dan dicairkan sekaligus
sesuai dengan kebutuhan Fikri untuk segera dipenuhi, dengan suku bunga 14%pa dan dengan jangka
waktu 1 tahun atau 12 bulan.
Pertanyaan :
a. Berapa besar angsuran yang harus dibayar debitur setiap bulan dengan metode effective rate,
sliding rate dan flate ( dipisahkan angsuran pokok dan bunga )?
Effective rate
Daftar Angsuran
Pokok Cicilan Cicilan Angsuran Saldo
Bulan
Pinjaman Pokok Bunga Perbulan Pokok

5/20/2020 150,000,000 12,500,000 1,800,000 14,300,000 137,500,000

6/20/2020 137,500,000 12,500,000 1,650,000 14,150,000 123,350,000

7/20/2020 123,350,000 12,500,000 1,500,000 14,000,000 109,350,000

8/20/2020 109,350,000 12,500,000 1,350,000 13,850,000 95,500,000

9/20/2020 95,500,000 12,500,000 1,200,000 13,700,000 81,800,000

10/20/2020 81,800,000 12,500,000 1,050,000 13,550,000 68,250,000

11/20/2020 68,250,000 12,500,000 900,000 13,400,000 54,850,000

12/20/2020 54,850,000 12,500,000 750,000 13,250,000 41,600,000

1/20/2021 41,600,000 12,500,000 600,000 13,100,000 28,500,000

2/20/2021 28,500,000 12,500,000 450,000 12,950,000 15,550,000

3/20/2021 15,550,000 12,500,000 300,000 12,800,000 2,750,000


4/20/2021 2,750,000 12,500,000 150,000 12,650,000 -
Sliding rate
Daftar Angsuran
Pokok Cicilan Cicilan Angsuran Saldo
Bulan
Pinjaman Pokok Bunga Perbulan Pokok

5/20/2020 150,000,000 12,500,000 1,750,000 14,250,000 137,500,000

6/20/2020 137,500,000 12,500,000 1,604,167 14,104,167 123,395,833

7/20/2020 123,395,833 12,500,000 1,458,333 13,958,333 109,437,500

8/20/2020 109,437,500 12,500,000 1,312,500 13,812,500 95,625,000

9/20/2020 95,625,000 12,500,000 1,166,667 13,666,667 81,958,333

10/20/2020 81,958,333 12,500,000 1,020,833 13,520,833 68,437,500

11/20/2020 68,437,500 12,500,000 875,000 13,375,000 55,062,500

12/20/2020 55,062,500 12,500,000 729,167 13,229,167 41,833,333

1/20/2021 41,833,333 12,500,000 583,333 13,083,333 28,750,000

2/20/2021 28,750,000 12,500,000 437,500 12,937,500 15,812,500

3/20/2021 15,812,500 12,500,000 291,667 12,791,667 3,020,833

4/20/2021 3,020,833 12,500,000 145,833 12,645,833 -


Flate
Daftar Angsuran
Angs Pokok Cicilan Cicilan Angsuran Saldo
Bulan
Ke Pinjaman Pokok Bunga Perbulan Pokok

1 5/20/2020 150,000,000 12,500,000 1,750,000 14,250,000 137,500,000

2 6/20/2020 137,500,000 12,500,000 1,750,000 14,250,000 123,250,000

3 7/20/2020 123,250,000 12,500,000 1,750,000 14,250,000 109,000,000

4 8/20/2020 109,000,000 12,500,000 1,750,000 14,250,000 94,750,000

5 9/20/2020 94,750,000 12,500,000 1,750,000 14,250,000 80,500,000

6 10/20/2020 80,500,000 12,500,000 1,750,000 14,250,000 66,250,000

7 11/20/2020 66,250,000 12,500,000 1,750,000 14,250,000 52,000,000

8 12/20/2020 52,000,000 12,500,000 1,750,000 14,250,000 37,750,000

9 1/20/2021 37,750,000 12,500,000 1,750,000 14,250,000 23,500,000

10 2/20/2021 23,500,000 12,500,000 1,750,000 14,250,000 9,250,000


-
11 3/20/2021 9,250,000 12,500,000 1,750,000 14,250,000 5,000,000
-
12 4/20/2021 5,000,000 12,500,000 1,750,000 14,250,000 -

b. Bagaimana perlakuan akuntansi ( pencatatan akuntansi ) dari metode angsurannya?


Metode pencatatan
Pada saat penerimaan dari bank:
Kredit yang diberikan Rp. 150.000.000
Giro Fikri Rp. 150.000.000

Pada saat pembayaran bunga


Giro Fikri Rp. 14.250.000
Kredit yang diberikan Rp. 12.500.000
Pendapatan bunga kredit Rp. 1.750.000
2. Bobot : 30% ( Kredit dan DPK )
Bank “ bjb “ sedang melakukan pengecekan kepada semua komponen – komponen bisnis yang tercatat
didalam neraca per posisi 31 Maret 2020, dimana didalam neraca tersebut tercatat adanya beberapa
yang perlu dilakukan perbaikan dan konfirmasi kembali karena pada tanggal 26 Februari 2020
terjadinya adanya offline transaksi dimana ada nasabah atas nama Ali melakukan penarikan di ATM
namun telah ditarik dan uangnya tidak keluar khususnya di tabungan sebesar Rp 2 juta. Sedangkan
dikomponen kredit atas nama Fuji yang sisa kredit adalah sebesar Rp 120 juta dan dibayar angsuran
pokok Rp 5 juta dan bunga Rp 500 ribu untuk bulan Maret 2020 namun pada tanggal 1 April 2020
masih tercatat Rp 125,5 juta. Sehingga bank “ bjb “ melakukan pemeriksaan atas neraca dengan diberi
waktu sampai tanggal 5 April 2020, harus kembali normal.
Pertanyaan :
a. Bagaimana tindakan bank bjb atas kondisi tersebut dan bagaimana solusinya?
Tindakan Bank BJB tersebut adalah wajar sebuah kesalahan system, yang terjadi pada nasabah
Ali adalah kesalahan yang diakibatkan karena transaksi tersebut offline. Solusinya yang harus
dilakukan yaitu diaadakannya koreksi, menurut PSAK 55 ataupun setelah terjadinya perubahan
pada PSAK 71. Kesalahan pencatatan tersebut menyebabkan terjadinya penurunan kredit dan
kesalahan aas pencatatan tersebut diakui pada laporan bulan berikutnya.
b. Bagaimana perlakukan akuntansi atas kondisi tersebut dan untuk dilakukan koreksi?
Jurnal koreksi atas kondisi tersebut
Kas Rp. 2.000.000
Rek. Nasabah Ali Rp. 2.000.000

Giro Fuji Rp. 5.500.000


Kredit yang diberikan Rp. 5.000.000
Pendapatan bunga kredit Rp. 500.000

3. Bobot : 30% ( CKPN Kredit )

a) Bagaimana penerapan PSAK No 71 terkait Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit ( CKPN )
bagi Bank memberikan keuntungan atau tidak. Jelaskan ?
PSAK 71 mengharuskan perbankan memiliki cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang
lebih besar dibanding sebelumnya. Hal ini karena mandat PSAK 71 mewajibkan perusahaan untuk
menyediakan pencadangan sejak awal periode kredit. Kewajiban pencadangan baru muncul jika
terjadi peristiwa yang mengakibatkan risiko gagal bayar atau incurred loss. Artinya, perusahaan
sektor finansial seperti perbankan harus menyediakan CKPN untuk semua kategori kredit mulai
dari yang berstatus lancar (performing), ragu-ragu (underperforming), sampai dengan macet (non-
performing). Untuk kredit lancar, perbankan harus menyediakan CKPN berdasarkan ekspektasi
kerugian kredit selama 12 bulan ke depan. Perbankan pun harus menyediakan CKPN lebih besar
atas kredit macet lebih besar dibanding sebelumnya. Dalam CKPN sendiri ada keuntungan dan
kerugian, keuntungannya, PSAK 71 dinilai lebih aman untuk perbankan dan kerugianya bagi bank
menengah ke bawah karena CKPN ini mengharuskan bank menyimpan modalnya lebih banyak dan
berpotensi menggerus laba.
b) Apakah PSAK No. 71 terkait CKPN kredit tersebut menjadikan bank lebih konservatif konservatif.
Jelaskan ?
Penerapan CKPN menjadikan Bank lebih konservatif karena bank bersikap lebih hati-hati dalam
menyalurkan kredit. Dengan PSAK 71, jika ada indikasi kredit akan bermasalah di tahun depan,
maka pencadangan provisi dilakukan di tahun ini.
c) PSAK No 71 terkait CKPN kredit yang diberlakukan bulan Januari 2020 secara efektif, sementara
banyak perbankan belum siap untuk melakukannya. Apakah perbankan tersebut tidak
melakukannya dikenakan sanksi oleh regulator ( OJK ) atau tidak? Jelaskan dan mengapa tidak
melakukannya?
Iya OJK telah menyiapkan sanksi bagi bank yang tak memenuhi ketentuan tersebut, baik berupa
sanksi administratif, maupun sanksi moneter. Beberapa bank menengah kebawah tidak menerapkan
PSAK 71 terkait CKPN karena beberapa bank belum memenuhi aturan atau tidak mempunyai
variabel modal, teknologi yang terbaru/ canggih dan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

Anda mungkin juga menyukai