Anda di halaman 1dari 7

Nama: Liyanatul Ulwiyah

Npm: 180404020032
Kelas: A2 Reguler 2018

1. Jelaskan perbedaan dan persamaan karakteristik utama dan karakteristik pendukung dari
kewajiban (liabilitas)!
Jawab:
Karakteristik utama dari kewajiban yaitu :

1. Pengorbanan Manfaat Ekonomik


Untuk dapat disebut sebagai suatu kewajiban, suatu objek harus memuat suatu
tugas atau tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha
untuk melunasi, menunaikan, atau melaksanakannya dengan cara mengorbankan
manfaat ekonomik dimasa yang akan datang. Berdasarkan pengertian tersebut bisa
dikatakan bahwa suatu kewajiban hanya terjadi antar kesatuan usaha atau paling tidak
melibatkan kesatuan usaha lain.
2. Keharusan Sekarang
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa
datang harus timbul akibat keharusan sekarang. Pengertian sekarang ini mengandung
pengertian (1) waktu, yaitu tanggal pelaporan, dan (2) adanya. Beberapa keharusan
yang tercakup dalam pengertian kewajiban ini adalah keharusan kontraktual,
keharusan konstruktif, keharusan demi keadilan, dan keharusan bergantung atau
bersyarat. Walapun secara definisional keharusan-keharusan tersebut menimbulkan
kewajiban, tidak semua kewajiban diakui dalam akuntansi.
3. Akibat Transaksi Masa Lalu
Transaksi atau kejadian masa lalu merupakan kriteria untuk memenuhi definisi
tetapi bukan kriteria untuk pengakuan. Transaksi masa lalu yang dimaksud disini
adalah transaksi yang menimbulkan keharusan sekarang telah terjadi.
Suatu transaksi atau kejadian yang dapat disebut sebagai transaksi atau
kejadian masa lalu bukanlah pada penandatanganan order tetapi datangnya dan
penerimaan order. Kemudian terkait dengan kontrak pembelian, terdapat dua
pendapat, yang pertama memperlakukan kontrak sebagai eksekutori sehingga
kewajiban tidak perlu diakui. Alasannya adalah manfaat masa datang belum diakui
secara nyata.

Karakteristik pendukung dari kewajiban, yaitu :

Karakteristiki pendukung hanya menegaskan adanya kewajiban tetapi tidak


membatalkan suatu objek untuk disebut sebagai kewajiban.

a. Keharusan membayar kas


Pelunasan kewajiban pada umumnya dilakukan dengan pembayaran kas. Keharusan
pembayaran kas pada waktu dan jumlah rupiah tertentu dimasa datang merupakan
petunjuk yang kuat atau jelas mengenai adanya kewajiban.
b. Identitas terbayar jelas
Bila identitas terbayar sudah jelas hal tersebut hanya menguatkan bahwa kewajiban
memang ada tetapi untuk menjadi kewajiban identitas terbayar tidak harus dapat
ditentukan pada saat keharusan terjadi. Artinya untuk menjadi kewajiban pada akhir
tahun, pada saat itu identitas terbayar tidak harus diketahui.
c. Berkekuatan hukum
Memang pada umumnya, keharusan pada suatu entitas untuk mengorbankan
manfaat ekonomik timbul akibat klaim yudiris (legal claims) yang mempunyai
kekuatan memaksa. Adanya daya paksa yudiris hanya menunjukan bahwa kewajiban
tersebut memang ada dan dapat dibuktikan secara yudiris material. Meskipun
demikian, daya paksa yang telah dipaksa melekat pada klaim-klaim hukum bukan
merupakan syarat mutlak untuk mengakui adanya kewajiban. Keharusan melakukan
pengorbanan manfaat ekonomik masa datang tidak harus timbul dari pihak eksternal
tetapi dari minat atau kebijakan internal manajemen. Itulah sebabnya kewajiban
mencakupi pengorbanan sumber ekonomik masa depan timbul akibat keharusan
konstruktif dan demi keadilan.
Persamaan dari karakteristik utama dan karakteristik pendukung kewajiban
adalah sama-sama bersifat memaksa bukan sukarela. Pada karakteristik utama
untuk dapat disebut sebagai suatu kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas
atau tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk
melunasi,
menunaikan, atau melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik
dimasa yang akan datang. Pada karakteristik pendukung diperjelas bahwa pada
umumnya, keharusan pada suatu entitas untuk mengorbankan manfaat ekonomik
timbul akibat klaim yudiris (legal claims) yang mempunyai kekuatan memaksa.
Perbedaannya yaitu jika pada karakteristik utama kewajiban, pengorbanan
manfaat ekonomik dikatakan melibatkan kesatuan usaha lain. Pada karakteristik
pendukung dikatakan bahwa keharusan melakukan pengorbanan manfaat ekonomik
masa datang tidak harus timbul dari pihak eksternal tetapi dari minat atau kebijakan
internal manajemen.

2. Jelaskan bahwa kewajiban merupakan bayangan cermin aset!


Jawab:
Transaksi atau kejadian masa lalu menimbulkan penguasaan sekarang (present
control) terhadap manfaat ekonomi masa datang yang cukup pasti. Dalam hal
kewajiban, transaksi atau kejadian masa lalu menimbulkan keharusan sekarang
(present obligation) untuk pengorbanan manfaat ekonomi masa datang yang cukup
pasti.

Sebagai bayangan cermin aset, kewajiban juga harus diukur dan diakui pada
saat terjadinya. Jika aset diukur atas dasar penghargaan biaya (cost), demikian juga
dengan kewajiban. Jadi biaya, sebagai pengukur tidak hanya diterapkan untuk aset
pada saat perolehan, tetapi juga untuk kewajiban pada saat terjadinya.

Sebagai ketentuan umum, pengukuran kewajiban harus sejalan dengan


pengukuran aset yang berkaitan. Jika aset yang direpresentasikan oleh biaya
mengalami tiga tahap perlakuan, yaitu:
1. Perolehan
2. Pengolahan
3. Penyerahan
Kewajiban sebenarnya juga mengalami tiga tahap perlakuan, yaitu:
1. Penanggungan (pengakuan terjadinya)
2. Penelusuran, dan
3. Pelunasan (penyelesaian)
Dalam hal kewajiban, penelusuran berarti penentuan status dan jumlah rupiah
kewajiban setiap saat. Penentuan biaya setiap saat (termasuk pada tanggal neraca)
dapat disebut dengan penilaian kewajiban.

Begitu terjadi dan dicatat atau diakui, kewajiban adalah akan tetap menjadi
kewajiban sampai perusahaan menyelesaikannya. Atau sampai adanya transaksi atau
kejadian yang membatalkannya ata yang membebaskan kesatuan usaha dari
keharusan untuk melunasinya.

3. Jelaskan apa saja yang saudara ketahui tentang pengukuran kewajiban! (pengertian,
satuan pengukuran, saat pengukuran, permasalahan, dll.)
Jawab:
Penentuan kos kewajiban pada saat terjadinya paralel dengan pengukuran aset,
dan pengukur yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat
terjadinya adalah dengan penghargaan sepakatan dalam transaksi-transaksi dan bukan
jumlah rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Penghargaan suau kewajiban
merefleksi nilai setara tunai atau nilai sekarang kewajiban yaitu jumlah rupiah
pengorbanan sumber ekonomik seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya.
Dasar pengukuran kewajiban yang paling objektif adalah kos tunai atau kos
tunai implisit. Karena kewajiban merupakan cerminan dari aset, maka pengukurannya
juga mengikuti pengukuran aset.
Nilai nominal atau jatuh tempo obligasi sering dianggap sebagai jumlah rupiah
kesepakatan pada saat penerbitan obligasi baik bagi penerbit maupun bagi kreditor.
Dasar pengukuran demikian tidak tepat. Utang obligasi diukur dan diakui atas dasar
jumlah rupiah yang diterima dalam penerbitan obligasi, sedangkan diskun dan
premium obligasi merupakan jumlah rupiah penyesuaian bunga nominal untuk
mendapatkan bunga efektif.

Berikut ini adalah hal-halyang perlu diperhatikan dalam pengukuran :

1. Kewajiban dalam pembelian kredit


Dalam pembelian aset (pengukuran yang objektif adalah kos tunai atau kos
tunai implisit.Kewajiban juga harus diukur sesuai dengan aset.
2. Diskon atau premium utang obligasi
Untuk suatu kontrak dengan pokok pinjaman dan bunga periodik ( pengukuran
yang tepat adalah kos tunai implisit.
3. Diskon obligasi
Diskon obligasi dilaporkan sebagai pengurang nilai nominal dalam obligasi di
neraca
4. Premium obligasi
Premium obligasi sendiri apabila belum diamortisasi merupakan utang.
5. Kewajiban moneter dan nonmoneter
Kewajiban dapat bersifat moneter dan nonmeneter. Kewajiban moneter adalah
kewajiban yang pengorbanan sumber ekonomik masa datangnya berupa kas
dengan jumlah rupiah dan saat saat yang pasti. Kewajiban moneter ini dikukur atas
dasar nilai diskunan pembayaran kas masa datang (jangka panjang) dan atas dasar
nilai nominal (jangka pendek). Kewajiban nonmeneter adalah keharusan untuk
menyediakan barang dan jasa dengan jumlah dan saat yang cukup pasti yang
biasanya timbul karena penerimaan pembayaran dimuka untuk barang dan jasa
tersebut. kewajiban nonmeneter diukur atas dasar pembayaran tersebut yang
menunjukkan harga yang disepakati untuk barang dan jasa.

4. Bagaimana pengakuan terhadap kewajiban?


Jawab:
Pengakuan mengikuti aturan standar dari SFAC 5 yang menyatakan bahwa
suatu kewajiban harus diakui sebagai kewajiban apabila memenuhi empat kriteria
umum, yaitu:

6. Memenuhi definisi suatu kewajiban


7. Dapat diukur
8. Relevan
9. Dapat diandalkan
Tujuan dari penilaian kewajiban adalah bahwa pengukuran kewajiban harus
memungkinkan penyajian informasi kepada investor dan kreditor sebagai sarana
untuk meramalkan arus kas. Tujuan lain mencakup penilaian sebagai dasar untuk
perbandingan laba antar periode dan antar perusahaan, dan sebagai perbandingan dari
klaim beberapa pemegang ekuitas.

Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat
transaksi yang sebelumnya telah terjadi. Mengikatnya suatu keharusan harus di
evaluasi atas dasar kaidah pengakuan. Empat kaidah pengakuan untuk menandai
pengakuan kewajiban, yaitu:

a. Ketersediaan dasar hukum


Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan
informasi. Ketersediaan dasar hukum yang menimbulkan daya paksa hanya
merupakan karakteristik pendukung definisi kewajiban tadi. Jadi, kaidah ini
tidak mutlak sehingga kewajiban juga dapat diakui bila terdapat bukti substantif
hanya keharusan konstruktif atau demi kedilan.
b. Keterterapan konsep dasar konservatisma
Kaidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan. Implikasi
dianutnya konsep konservatisma adalah rugi dapat segera diakui tetapi tidak
demikian dengan untung. Ini berarti kewajiban dapat diakui segera sedangkan
aset tidak.
c. Ketertentuan substansi ekonomik transaksi
Substansi suatu transaksi dapat memicu pencatatan seluruh kewajiban
yang timbul ketika transaksi terjadi meskipun secara yuridis/kontraktual
kewajiban baru akan mengikat secara berkala pada saat keharusan sekarang
timbul. Dalam hal ini, kewajiban dapat atau bahkan harus diakui jika secara
substantif sewaguna tersebut sebenarnya adalah pembelian angsuran.
d. Keterukuran nilai kewajiban
Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai kualitas
keterandalan informasi. Oleh karena itu, adanya kepastian mengenai jumlah
rupiah dapat memicu diakuinya suatu kewajiban. Jika pengukuran suatu pos
kewajiban bersifat sangat subjektif dan arbitrer, pada umumnya pos tersebut
tidak diakui.
Yang menjadi masalah teknis adalah kapan keempat kaidah di atas dipenuhi.
Hal ini berkaitan dengan penentuan saat pengakuan kewajiban. Hendriksen dan Van
Breda menunjukkan saat–saat untuk mengakui kewajiban yaitu:
 Pada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak dan kewajiban telah
mengikat. Dalam hak kontrak eksekutori, pengakuan menunggu sampai salah
satu pihak memanfaatkan/menguasai manfaat yang diperjanjikan atau
memenuhi kewajibannya.
 Bersamaan dengan pengakuan biaya jika barang dan jasa yang menjadi biaya
belum dicatat sebagai aset sebelumnya.
 Bersamaan dengan pengakuan aset. Kewajiban timbul ketika hak untuk
menggunakan barang dan jasa diperoleh.
 Pada akhir perioda karena penggunaan asas akrual melalui proses penyesuaian.
Pengakuan ini menimbulkan pos utang atau kewajiban akruan.

5. Bagaimana penilaian terhadap kewajiban dilakukan?


Jawab:
Penilaian mengacu pada penilaian keharusan sekarang pada antara
terjadinya kewajiban sampai dilunasinya kewajiban setiap saat. Sehingga semakin
dekat dengan masa jatuh tempo kewajiban tersebut akan semakin mendekati dengan
nilai nominalnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan nilai
manfaat ekonomis yang harus dikorbankan untuk melunasi kewajiban tersebut yang
timbul pada masa lalu.

Penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang
harus dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi. Dengan
kata lain, penilaian adalah penentuan nilai sekarang kewajiban. Atribut Penilaian
Menurut FASB

a. Nilai pasar sekarang (current market value)


b. Nilai pelunasan neto (net settlement value)
c. Nilai diskunan aliran kas masa datang (discounted value of future cash flows)

Anda mungkin juga menyukai