Anda di halaman 1dari 54

Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI
Jl. HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav. No. 4-9 Buku Saku
PETUGAS LAPANGAN
Gedung A Lantai VI, Jakarta Selatan
Telp. : 021-526 5043, 521 0411
Fax. : 021-527 1111

Penanggulangan KRISIS KESEHATAN


Call Center : 0812-1212 3119
email : ppkdepkes@yahoo.com
Buku Saku
Petugas
Lapangan
Penanggulangan KRISIS KESEHATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena


berkat karunia-Nya kita telah menyelesaikan pembuatan
Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis
Kesehatan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Disadari kita hidup di daerah rawan terhadap bencana baik


bencana alam, akibat ulah manusia maupun akibat konflik
sosial, karena letak geografis maupun geologis serta sosial
yang menempatkan Indonesia tidak pernah terlepas dari
bencana. Dalam kurun 5 tahun terakhir, berbagai kejadian
bencana pernah terjadi di Indonesia. Pusat Penenggulangan
Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan bersama Pusat
Penanggulangan Krisis Kesehatan Regional dan Subregional,
Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota telah mengumpulkan informasi berbagai kejadian
bencana di Indonesia. Antara tahun 2009-2013 tercatat telah
terjadi 1.738 kejadian bencana yang mengakibatkan krisis
kesehatan.

Dari kejadian tersebut terdapat korban meninggal sebanyak


4.916 orang, korban luka berat/rawat inap sebanyak 11.830
orang, korban luka ringan/rawat jalan sebanyak 329.043
orang, dan korban hilang sebanyak 1.044 orang, serta
Tim Penyusun : pengungsi sebanyak 1.561.110 orang. Pada tahun 2013
sendiri, tercatat 436 kejadian bencana dengan korban
- Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan meninggal sebanyak 823 orang, korban luka berat/rawat
- Direktorat Jenderal Penyehatan Lingkungan inap 2.748 orang, korban luka ringan/rawat jalan sejumlah
- Direktorat Jenderal Surveilans, Imunisasi, Karantina 154.879 orang, korban hilang 192 orang, dan pengungsi
dan Kesehatan Mata sebanyak 312.620 orang. Data tersebut menggambarkan
- Direktorat Kesehatan Jiwa bahwa setiap hari terjadi bencana.
- Direktorat Kesehatan Ibu
- Direktorat Bina Gizi Selain berpotensi menimbulkan permasalahan kesehatan,
- Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan kejadian bencana juga dapat mempengaruhi sistem
- illustrator: Moelyadi Tabrani

Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 3


transportasi, ketersediaan logistik, masalah gizi, air bersih, DAFTAR ISI
sanitasi, kesehatan reproduksi, kejiwaan, dan lain-lain.
Dengan demikian, diperlukan upaya penanganan secara
cepat dan tepat yang bertujuan untuk menyelamatkan • Pengantar ........................................................................... 3
nyawa, meminimalkan korban, memulihkan kondisi korban
maupun mencegah terjadinya krisis kesehatan. • Kesiapan Petugas Kesehatan............................................. 7

Masalah yang sering dihadapi petugas kesehatan di lapangan • Jenis Bencana dan Permasalahan Krisis Kesehatan ......... 9
adalah kondisi lapangan yang berubah-ubah sehingga
pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara cepat. Gempa Bumi dan Tsunami ................................................. 9
Kecepatan respon terkadang mempengaruhi kesiapan petugas Banjir, Banjir Bandang, dan Tanah Longsor.................... 10
dalam melakukan upaya penanggulangan krisis kesehatan. Erupsi Gunung Api............................................................ 13
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan buku
Konflik Sosial .................................................................... 16
panduan bagi petugas lapangan yang mudah dibawa dan
ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami. Bencana Kimia .................................................................. 18
Kebakaran Hutan ............................................................. 20
Secara umum, buku saku ini disusun untuk memberikan Angin Puting Beliung....................................................... 22
informasi terkait penanggulangan krisis kesehatan yang
dapat memfasilitasi petugas kesehatan didalam menghadapi • Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan ..................... 24
terjadinya krisis kesehatan akibat bencana di wilayah kerja
masing-masing. Mekanisme Koordinasi dalam Penanggulangan ........... 24
Krisis Kesehatan
Akhirnya saya ucapkan terima kasih dan penghargaan Sistem Informasi dalam Penanggulangan ...................... 29
atas partisipasi dan kontribusi semua pihak yang telah Krisis Kesehatan
terlibat dalam pembuatan Buku Saku Petugas Lapangan Penilaian Cepat Kesehatan/Rapid Health ....................... 34
Penanggulangan Krisis Kesehatan ini. Semoga buku saku Assessment
ini dapat bermanfaat dalam melaksanakan pembangunan
kesehatan secara keseluruhan. Upaya Kesehatan ............................................................. 37
Gizi Darurat ...................................................................... 37
Jakarta, April 2014 Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi ............................... 41
Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kesehatan Reproduksi ..................................................... 46
Kesehatan Jiwa ................................................................ 54
Obat dan Perbekalan Kesehatan .................................... 58
Surveilans Bencana .......................................................... 60
dr. Sri Henni Setiawati, MHA

4 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 5
Mekanisme Klaim Pasien Korban Krisis Kesehatan ....... 64 KESIAPAN PETUGAS KESEHATAN
Penilaian Kerusakan, Kerugian, dan .............................. 66
Kebutuhan Pasca Bencana
Bencana dapat terjadi setiap saat dan tanpa peringatan,
• Lampiran meskipun ada beberapa jenis bencana yang dapat
Form Laporan Awal Krisis Kesehatan (Formulir III) ........ 73 diperkirakan terjadinya. Ketika terjadi bencana, banyak hal
yang sebetulnya bisa dilakukan oleh petugas kesehatan
Form Penilaian Cepat Masalah Kesehatan / ................... 76 tetapi ada kalanya sering terlupakan.
Form RHA (Formulir V)
Form Perkembangan Krisis Kesehatan (Formulir VII) .... 82 Bencana merupakan suatu ancaman, tidak saja bagi
Form Perkembangan Pasien di Fasilitas ......................... 87 masyarakat tetapi juga bagi petugas. Oleh karena itu,
Kesehatan (Formulir VIII) persiapan sangat diperlukan untuk mengurangi kesalahan
dalam mengambil tindakan.
Form Penilaian Cepat Masalah Kesehatan ..................... 90
(Form RHA) khusus untuk Obat dan Perbekalan
Kesehatan
Menu untuk Pengungsi saat Tanggap Darurat .............. 93 Persiapan Petugas Kesehatan
Standar Perhitungan Populasi berdasarkan ................... 97 1. Menyiapkan Personal Kit di tempat kerja yang setiap
Jumlah Pengungsi saat dapat dibawa ke lokasi bencana. Isi personal kit,
Kuesioner Kesehatan Jiwa ............................................... 98 antara lain :
Form Pencatatan dan Pelaporan Obat dan .................. 100 - Pakaian minimal 2 stel
Perbekalan Kesehatan - Pakaian dalam secukupnya
Daftar Obat dan Perbekalan Kesehatan ...................... 101 - Kartu tanda pengenal
Menurut Jenis Bencana - Rompi petugas kesehatan
- Sepatu kets dan kaos kaki
- Topi dan jas hujan
- Personal hygiene
- Obat pribadi
- Senter
- Blocknote dan pulpen

2. Membawa laptop, flasdisk dan modem untuk


keperluan pelaporan.

6 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 7
3. Menyiapkan data contact person instansi terkait di
JENIS BENCANA DAN PERMASALAHAN
lokasi bencana (y.i. Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas KRISIS KESEHATAN
Kesehatan Kabupaten/Kota, Rumah Sakit, Puskesmas,
Kantor Kesehatan Pelabuhan, BBTKL, BPBD) dan
nomor-nomor telepon darurat (y.i. polisi, ambulans,
pemadam kebakaran, SAR dan lain-lain).

Gempa Bumi dan Tsunami

Gempa Bumi adalah gerakan goncangan atau getaran tanah


yang ditimbulkan oleh adanya sumber-sumber getaran tanah
akibat terjadinya patahan.

Tsunami adalah gelombang laut yang disebabkan oleh


gempa bumi yang diikuti dengan perpindahan masa tanah/
batuan yang sangat besar di bawah laut, tanah longsor
di bawah laut, dan letusan gunung api di bawah laut dan
gunung api pulau.

Karakteristik
• Tidak ada tanda-tanda peringatan.
• Awal kejadian tiba-tiba.

8 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 9
• Mengakibatkan kerusakan struktur bangunan dan sehingga menggenangi wilayah yang lebih rendah dalam
infrastruktur. rentang waktu tertentu.

Permasalahan Kesehatan Banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba
• Kasus trauma fisik maupun psikis yang memerlukan karena terisinya air pada daerah yang tanahnya kering/sukar
evakuasi dan tindakan medis segera. meresap air ketika hujan turun.
• Kerusakan fasilitas kesehatan.
• Dalam skala besar menyebabkan terganggunya pelayanan Tanah longsor merupakan gerakan massa tanah akibat
kesehatan sehingga memerlukan bantuan dari luar. kondisi tanah atau batuan yang tidak stabil ataupun
percampuran keduanya yang disebabkan oleh curah hujan/
gempa bumi sehingga mengubur bangunan, pemukiman
Banjir, Banjir Bandang, dan Tanah Longsor dan jalur transportasi.

Banjir merupakan peristiwa ketika air menggenangi suatu Karakteristik


wilayah akibat debit air yang melimpah dari aliran sungai, • Awal kejadian dapat berlangsung lambat, cepat atau
jebolnya tanggul, atau adanya saluran air yang tersumbat tanpa peringatan (banjir bandang dan tanah longsor).
• Biasanya terkait musim hujan.
• Dampak merusak bergantung pada tinggi air, luas
genangan, lamanya genangan, kecepatan aliran, material
yang hanyut dan tingkat kepekatan/endapan lumpur.
• Mengakibatkan kerusakan struktur bangunan dan
infrastruktur.
• Memutus akses dan mengisolasi masyarakat.

Permasalahan Kesehatan
• Diare
Penyebab
- Kebersihan individu kurang terjaga
- Tercemarnya sumber air minum masyarakat
- Fasilitas dan sarana air bersih yang terbatas

Pencegahan
- Menjaga kebersihan individu dan kebersihan
lingkungan
- Menjauhkan sarana air bersih dari sumber pencemaran

10 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 11
• Demam Berdarah Dengue (DBD) Pencegahan
Penyebab - Menjaga kebersihan diri dengan menghindari
Genangan air dalam wadah alam atau wadah buatan beraktivitas di tempat air menggenang.
manusia yang membentuk tempat perindukan nyamuk - Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Aedes aegypti.

Pencegahan Erupsi Gunung Api


Melaksanakan kegiatan 3M (Menguras, Menutup,
Menimbun) benda-benda yang dapat menjadi tempat Erupsi Gunung Api disebabkan magma di dalam perut bumi
perindukan nyamuk. yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi atau
karena gerakan lempeng bumi, tumpukan tekanan dan
• Leptospirosis panas cairan magma.
Penyebab
- Bakteri leptospira, dengan hewan penular terutama Karakteristik
tikus. • Biasanya ada tanda peringatan dan dapat diprediksi.
- Melalui kotoran dan air kencingnya dan menginfeksi • Dapat merusak struktur bangunan.
manusia melalui luka terbuka. • Aliran lava dapat mengakibatkan kebakaran.
• Sebaran debu vulkanik dapat menjangkau area yang luas.
Pencegahan • Banjir lava dapat terjadi jika disertai hujan.
- Membuang sampah pada tempatnya.
- Membersihkan lingkungan dengan desinfektan. Permasalahan Kesehatan
• Kecelakaan akibat kepanikan karena besarnya jumlah
• Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) populasi masyarakat yang dievakuasi dalam waktu
Penyebab bersamaan.
Bakteri, virus dan berbagai mikroba lain. Di pengungsian • Debu vulkanik menyebabkan masalah kesehatan dan
penyakit ini dapat berkembang secara cepat. dapat mencemari sumber air. Masalah kesehatan tersebut,
antara lain :
Pencegahan
Melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). • Gangguan Kesehatan akibat gas berbahaya (H2S,
CO2, CO, PM10, PM2,5, NOx, SiO2, dan lain-lain)
• Penyakit kulit (infeksi, alergi atau bentuk lain) Penyebab
Penyebab - Gas yang muncul akibat erupsi gunung api seperti
Kurang terjaganya kebersihan individu dan sanitasi Hidrogen sulfida, Karbon dioksida atau Gas karbon
lingkungan. monoksida.
- Dapat menyebabkan mual, muntah, pusing,
kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan
kematian.

12 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 13
Pencegahan
Bila keluar rumah menggunakan masker.

• ISPA
Penyebab
- Debu vulkanik, pasir, gas, dan unsur-unsur logam
seperti silica yang keluar dari letusan gunung.
- Gejala utama berupa batuk dan demam. Kasus
parah dapat disertai sesak napas dan nyeri dada
serta, dapat memperparah penyakit kronik yang
sudah ada.

Pencegahan
Bila keluar rumah menggunakan masker.

• Penyakit kulit (iritasi, alergi atau bentuk lain)


Penyebab
Debu vulkanik dan logam-logam seperti silica dapat
menyebabkan iritasi, infeksi kulit dan mata.

Pencegahan
Bila keluar rumah menggunakan masker.

• Luka Bakar
Penyebab
Awan dan uap panas.

Pencegahan
Mengungsi di lokasi yang aman.

• Trauma
Penyebab
- Trauma fisik disebabkan oleh lemparan batu, kerikil,
lava dan material akibat erupsi, dan juga dapat
berupa kecelakaan lalu lintas karena jarak pandang
menurun dan jalan sangat licin akibat abu vulkanik.

14 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 15
- Trauma psikis disebabkan oleh adanya kekhawatiran
yang berlebihan akan terjadinya bencana susulan.

Pencegahan
Sosialisasi kepada masyarakat.

• Pencemaran Air Bersih


Penyebab
Hujan abu mengakibatkan tercemarnya air bersih,
penyumbatan saluran air, serta kerusakan instalansi
dan peralatan penyedia air bersih.

Pencegahan
Menutup rapat tempat penampungan air.

Konflik Sosial

Konflik sosial adalah perseteruan dan atau benturan


fisik dengan kekerasan antara dua kelompok masyarakat
atau lebih. Dapat berlangsung dalam waktu tertentu
dan berdampak luas mengakibatkan ketidakamanan dan
disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional
dan menghambat pembangunan nasional.

Karakteristik
• Keamanan dan ketertiban masyarakat berubah secara
temporer dan bermakna.
• Dapat bersumber dari masalah Poleksosbud, SARA, dan
sengketa batas wilayah serta sumber daya alam.

Permasalahan Kesehatan
• Adanya korban meninggal/luka.
• Trauma benda tumpul.
• Terjadinya pengungsian dalam waktu yang lama
berdampak gangguan psikologi.
• Kerusakan fasilitas kesehatan.

16 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 17
Prinsip Keamanan dan Keselamatan bagi Tenaga
Kesehatan Saat Konflik

1. Berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat


selama memberikan pelayanan kesehatan.
2. Wajib mematuhi petunjuk keamanan yang
dikeluarkan oleh otoritas keamanan setempat.
3. Wajib menggunakan identitas kesehatan (seperti
rompi dan topi).
4. Apabila tenaga kesehatan berada di bawah
ancaman, tidak melakukan melakukan sesuatu yang
membahayakan dirinya.
5. Senantiasa bersikap netral dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
6. Membatasi waktu kerja di lapangan sesuai dengan
kondisi lapangan.
7. Tidak membawa senjata baik senjata api maupun
senjata tajam di dalam mobil ambulans, baik petugas
maupun korban.
8. Kendaraan yang digunakan harus dilengkapi dengan
dokumen kendaraan (STNK dan SIM), lambang dan
perlengkapan standar (Kotak P3K dan peralatan
emergency kendaraan).
9. Sebelum menggunakan kendaraan, pastikan untuk
melakukan pemeriksaan penting seperti kondisi bahan
bakar, oli dan tekanan ban serta kunci kendaraan di
tempat yang mudah dijangkau.

Bencana Kimia

Bencana Kimia adalah kejadian kecelakaan di lingkungan


industri dan sekitarnya yang disebabkan oleh bahan kimia
dan zat-zat berbahaya lainnya. Bencana kimia dapat terjadi
akibat:

18 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 19
- Kecelakaan meliputi kelalaian manusia dan kerusakan
teknologi
- Bencana alam yang kemudian menimbulkan bencana
kimia, misalnya: banjir, gempa bumi, tsunami.
- Sabotase pada industri kimia.

Karakteristik
• Terjadi di lingkungan industri.
• Dapat berupa kebakaran, ledakan, kebocoran, tumpahan
dan semburan.

Permasalahan Kesehatan
• Sesak nafas yang dapat menyebabkan kematian.
• Luka bakar.
• Timbulnya penyakit seperti keracunan gas dan bahan
kimia, trauma, kerusakan sistem syaraf, iritasi saluran
pernapasan dan mata, dan gangguan darah.
• Tercemarnya tanah/lahan, air, dan udara akibat gas buang/
limbah industri.

Kebakaran Hutan

Jenis Kebakaran Hutan


• Kebakaran yang tidak disebabkan oleh unsur kesengajaan
yang mengakibatkan kerugian, terjadi karena faktor-
faktor:
- Alam (musim kemarau yang terlalu lama).
- Manusia (karena kelalaian manusia membuat api di
tengah-tengah hutan).
• Bentuk kerusakan hutan yang disebabkan oleh api di
dalam areal hutan Negara.

Permasalahan Kesehatan
• Penyakit seperti ISPA, iritasi pada mata, hidung,
tenggorokan, peradangan, infeksi, penyakit kulit, mudah
lelah, memperburuk asma dan penyakit kronis lain.

20 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 21
• Asap yang jatuh ke permukaan bumi menjadi sumber Permasalahan Kesehatan
polutan dalam sarana air bersih dan makanan yang tidak • Adanya korban meninggal/luka.
dilindungi. • Kerusakan fasilitas kesehatan.
• Kecelakaan transportasi akibat keterbatasan jarak • Adanya pengungsian.
pandang.

Tabel 1
Parameter Indeks Standar Pencemaran Udara

No Kategori Rentang
1 Baik 0 – 50 dengan warna hijau
2 Sedang 51 – 100 dengan warna biru
3 Tidak Sehat 101 – 199 dengan warna kuning
4 Sangat Tidak Sehat 200 – 299 dengan warna merah
5 Berbahaya 300 – lebih dengan warna hitam
*Kepmen LH No 45/MenLH/10/1997 tentang Indeks Standar
Pencemaran Udara.

Angin Puting Beliung

Angin puting beliung merupakan angin yang berputar


dengan kecepatan lebih dari 60-90 km/jam yang berlangsung
5-10 menit akibat perbedaan tekanan dalam area skala
sangat lokal yang terjadi di bawah atau di sekitar awan
cumulonimbus.

Karakteristik
• Munculnya gumpalan awan gelap.
• Petir dan gemuruh terlihat dari kejauhan.
• Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di
daerah dataran rendah.
• Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum
cleaner.
• Biasanya dapat diprediksi dan terkait musim.

22 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 23
UPAYA PENANGGULANGAN • Pelaksanaan Kegiatan koordinasi
- Pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan
KRISIS KESEHATAN - Pembagian tugas di lokasi
• Pasca pelaksanaan kegiatan koordinasi
Alih tanggungjawab penanganan
Mekanisme Koordinasi dalam Penanggulangan Krisis
Kesehatan Ruang Lingkup Koordinasi
• Tingkat Nasional
Koordinasi dalam penanggulangan krisis kesehatan adalah • Tingkat Provinsi
koordinasi yang dilaksanakan oleh berbagai instansi • Tingkat Kabupaten/Kota
terkait dalam merespons suatu kejadian krisis kesehatan
yang bertujuan agar pelaksanaan penanggulangan krisis Pihak yang Terlibat
kesehatan terkoordinasi dengan cepat, efektif dan efisien. • Tingkat Nasional
Koordinator
Ruang Lingkup Perhatian Kementerian Kesehatan cq. Pusat Penanggulangan Krisis
• Sebelum kegiatan koordinasi Kesehatan
- Instansi yang akan dituju Instansi Lain
- Sifat penugasan yang akan dilakukan - Lintas Program dan UPT Kementerian Kesehatan
- Dinas Kesehatan Provinsi
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- RSUD Provinsi
- RSUD Kabupaten/Kota
- Lintas Sektor terkait : BNPB, Kementerian Sosial,
Kementerian PU, Kemdikbud, Basarnas, TNI, POLRI, dll
(sesuai dengan kebutuhan)
- Organisasi/Masyarakat dalam Negeri: PMI, IDI, Pelaku
Usaha, Institusi Pendidikan, LSM, dll (sesuai dengan
kebutuhan)
- Pihak Internasional : WHO, UN-OCHA, WFP, NGO, dll
(sesuai dengan kebutuhan)

• Tingkat Provinsi
Koordinator
Dinas Kesehatan Provinsi pada Lokasi Kejadian
Instansi Lain
- Kementerian Kesehatan
- Dinas Kesehatan Provinsi Lain

24 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 25
- RSUD Provinsi Gambar 2
- RSUD Provinsi Lain Mekanisme Koordinasi
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- RSUD Kabupaten/Kota
- Lintas Sektor terkait : BPBD, Dinas Sosial, Dinas PU, a. Menetapkan langkah-langkah
Dinas Pendidikan, Kantor SAR, TNI, POLRI, dll (sesuai penanganan krisis kesehatan
dengan kebutuhan). b. Membentuk unit koordinasi
KOORDINATOR (Pusat Pengendali Operasi
- Organisasi/Masyarakat dalam Negeri : PMI Cabang
Kesehatan)
Provinsi, IDI Wilayah Provinsi, Pelaku Usaha, Institusi c. Melakukan manajemen
Pendidikan, LSM, dll (sesuai dengan kebutuhan) penanganan krisis kesehatan

• Tingkat Kabupaten/Kota
INSTANSI a. Melapor kepada koordinator
Koordinator b. Melaksanakan kegiatan
YANG TERLIBAT
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota pada Lokasi Kejadian c. Melaporkan hasil kegiatan
Instansi Lain
- Kementerian Kesehatan
- Dinas Kesehatan Provinsi/Provinsi Lain
- RSUD Provinsi/Provinsi Lain/Kabupaten/Kota Lain Koordinasi Klaster Kesehatan
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Lain Untuk mengefektifkan berbagai sumber daya dalam
- RSUD Kabupaten/Kota penanganan krisis kesehatan terutama jika melibatkan
- Lintas Sektor terkait : BPBD, Dinas Sosial, Dinas PU, bantuan sumber daya asing, seringkali dilakukan aktifasi
Dinas Pendidikan, Kantor SAR, TNI, POLRI, dll (sesuai sistem klaster kesehatan, sistem ini membagi tugas
dengan kebutuhan). penanganan menjadi beberapa sub klaster sesuai dengan
- Organisasi/Masyarakat dalam Negeri : PMI Cabang kebutuhan.
Kabupaten/Kota, IDI Cabang Kabupaten/Kota, Pelaku
Usaha, Institusi Pendidikan, LSM, dll (sesuai dengan
kebutuhan).
Koordinator Klaster Kesehatan
(Kemenkes dan WHO)

Subklaster Subklaster Subklaster Subklaster Subklaster


Imunisasi KIA dan Air dan Yankes Logistik
Kespro Sanitasi

26 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 27
Koordinasi Penanganan dalam Status Tanggap Darurat Sistem Informasi dalam Penanggulangan Krisis
• Penetapan status tanggap darurat dilaksanakan oleh Kesehatan
Bupati/Walikota/Gubernur/Presiden sesuai dengan skala
bencana. Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan adalah
• Dengan penetapan status tersebut maka berlaku seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator,
sistem komando tanggap darurat dan ditunjuk seorang prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia
Komandan Tanggap Darurat / Incident Commander (IC) yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
oleh Kepala BNPB/BPBD. mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam
• Selanjutnya akan dibentuk Pos Komando (Posko) Tanggap mendukung penanggulangan krisis kesehatan.
Darurat.
• Pengorganisasian kesehatan akan mengikuti bentuk Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan
organisasi yang ditetapkan oleh IC. • Informasi Pra Krisis Kesehatan
• Informasi Tanggap Darurat Krisis Kesehatan
Gambar 3. • Sistem Informasi Pasca Krisis Kesehatan
Koordinasi Lintas Sektor pada Status Siaga Darurat
Informasi Tanggap Darurat Krisis Kesehatan
PRESIDEN/GUBERNUR/
Informasi pada tahap Tanggap Darurat Krisis Kesehatan
WALIKOTA/BUPATI
diperoleh dari:

SEKTOR KEMENKES/ SEKTOR


BNPB/BPBD
TERKAIT DINKES TERKAIT

Gambar 3.
Koordinasi Lintas Sektor pada Status Tanggap Darurat

BNPB/BPBD

SISTEM KOMANDO
ICS
TANGGAP DARURAT

SEKTOR SEKTOR
KESEHATAN TERKAIT

28 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 29
• Laporan awal krisis kesehatan (formulir II untuk Puskesmas Bagan I
dan Formulir III untuk Dinas Kesehatan) Alur Penyampaian dan Konfirmasi Informasi Awal Kejadian
• Laporan penilaian kebutuhan cepat kejadian krisis Krisis Kesehatan
kesehatan (formulir V)
• Laporan perkembangan Krisis kesehatan (formulir VI) BNPB/BPBD
Untuk Puskesmas dan formulir VII untuk Dinas Kesehatan)
• Laporan perkembangan pasien di fasilitas pelayanan Sekjen
kesehatan (formulir VIII)
Eselon I dan II tk Pos Komando Penanggulangan
PPKK
• Laporan Awal Krisis Kesehatan Pusat Terkait Bencana Nasional (BBPB)
Laporan awal krisis kesehatan disusun dan disampaikan
paling lama 24 jam setelah kejadian awal diketahui. PPKK Regional/Sub. Reg
Laporan yang didapatkan dari masyarakat atau puskesmas
Pos Komando Pananggulangan
atau media segera ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan Dinkes Provinsi
Bencana Provinsi (BNBD Prov.)
Kabupaten/Kota. Secara berurutan laporan diteruskan
ke Dinas Kabupaten Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota Dinkes Kab/Kota Pos Komando Pananggulangan
Bencana Provinsi (BNBD Kab/Kota)
kemudian ke Dinas Kesehatan Provinsi/PPK Regional
dan BPBD Provinsi setempat, serta disampaikan kepada
Menteri/Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Puskesmas/Fasilitas
melalui Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (lihat Pelayanan Kesehatan Masyarakat / Media
lainnya
Bagan I). Laporan awal krisis kesehatan menggunakan
formulir III. untuk lebih jelasnya dapat dilihat dilihat di
Lampiran nomor 1.
• Laporan Penilaian Cepat Kebutuhan Kesehatan
Laporan penilaian cepat kebutuhan kesehatan disusun
dan disampaikan paling lambat 24 jam setelah laporan
awal diterima. Penilaian cepat kebutuhan kesehatan di
suatu lokasi krisis kesehatan dikerjakan oleh Tim Reaksi
Cepat yang ditunjuk. Laporan penilaian cepat kebutuhan
kesehatan kemudian disampaikan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dan diteruskan ke Dinas Kabupaten
Provinsi/PPK Regional dan BPBD Kabupaten/Kota. Laporan
lalu diteruskan kembali ke Dinas Kesehatan Provinsi
dan BPBD Provinsi setempat serta disampaikan kepada
Menteri/Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
melalui Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (lihat

30 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 31
bagan 2). Laporan penilaian cepat kesehatan kejadian kesehatan/BTKL/KKP di kabupaten/kota setempat. Laporan
krisis kesehatan menggunakan formulir V. Untuk lebih kemudian disampaikan ke Dinas Kabupaten Provinsi/PPK
jelasnya dapat dilihat di Lampiran nomor 2. Regional dan BPBD Kabupaten/Kota, dan diteruskan ke
Dinas Kesehatan Provinsi dan BPBD Provinsi setempat,
Bagan 2 serta disampaikan kepada Menteri/Sekretaris Jenderal
Alur Penyampaian Informasi Penilaian Cepat Kementerian Kesehatan melalui Pusat Penanggulangan
Kebutuhan Kesehatan Krisis Kesehatan (lihat bagan 3). Laporan perkembangan
krisis kesehatan menggunakan formulir VII. Untuk lebih
Menteri Kesehatan jelasnya dapat dilihat di Lampiran nomor 3

Sekretaris Jenderal Bagan 3


Alur Penyampaian Informasi
Perkembangan Krisis Kesehatan
Pos Komando Penanggulangan Eselon I dan II
PPKK
Bencana Nasional (BNPB) Tk Pusat Terkait
Menteri Kesehatan
PPKK Regional/Sub Regional

Sekretaris Jenderal
Pos Komando
Penanggulangan Bencana Dinkes Provinsi
Provinsi (BPBD) Eselon I dan II Pos Komando Penanggulangan
PPKK
Terkait Krisis Nasional
Pos Komando Dinkes Kab/Kota
Penanggulangan Bencana
Kab/Kota (BPBD) PPKK Regional/Sub Regional

TRC
Pos Komando Penanggulangan
Dinkes Provinsi Krisis Provinsi

Masyarakat Lokasi Puslesmas/


Dinkes Kab/Kota Pos Komando Penanggulangan
Bencana Fasyankes lainnya
Krisis Kab/Kota

• Laporan Perkembangan Krisis Kesehatan Fasyankes di wilayah


Kabupaten/Kota serta BTKL dan KKP
Laporan perkembangan krisis kesehatan disusun dan
disampaikan setiap kali terjadi perkembangan informasi
penanggulangan krisis kesehatan. Laporan perkembangan
suatu masalah krisis kesehatan dilaporkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dari fasilitas pelayanan

32 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 33
• Laporan Perkembangan Pasien di Fasilitas Kesehatan - Dokter umum
Laporan perkembangan pasien di fasilitas pelayanan - Epidemiolog
kesehatan mempergunakan formulir VIII yang dikerjakan - Sanitarian
oleh petugas di pelayanan kesehatan Puskesmas/Rumah
Sakit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Lampiran Lokasi pelaksanaan RHA
nomor 4. • Lokasi bencana tempat masyarakatnya terkena dampak
bencana secara langsung
Media Informasi • Lokasi pengungsian
Media penyampaian informasi penanggulangan krisis • Fasilitas kesehatan
kesehatan dapat berupa : pos, faksimili, telpon, sms gateway, • Daerah sekitar lokasi bencana/kejadian yang kemungkinan
radio komunikasi, komunikasi radio berbasis internet, dapat membantu sumber daya yang dimiliki.
email, website, atau sistem informasi penanggulangan krisis
kesehatan online (SIPKK).

Penilaian Cepat Masalah Kesehatan/Rapid Health


Assessment (RHA)

Penilaian Cepat Masalah Kesehatan (RHA) merupakan


serangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan informasi
guna mengukur kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan
dasar penduduk yang menjadi korban dan memerlukan
ketanggapdaruratan segera. RHA dilakukan secara cepat
karena harus dilaksanakan dalam waktu yang terbatas
selama atau segera setelah suatu kedaruratan.

Pelaksana RHA
• Tim RHA merupakan bagian dari TRC (Tim Reaksi Cepat),
yang berasal dari :
- Jajaran kesehatan Puskesmas
- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- Bila Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tidak dapat
menangani, maka Tim Provinsi dan atau Tim Pusat
yang melakukan RHA.
• Tim RHA bisa diberangkatkan dalam waktu 0-24 jam,
minimal beranggotakan:

34 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 35
Manfaat RHA Upaya Kesehatan
• Mengidentifikasi kejadian krisis kesehatan dan besaran
dampak yang terjadi di lokasi bencana. Gizi Darurat
• Menginventarisasi kebutuhan yang harus segera dipenuhi
sebagai bentuk respons. Permasalahan yang Sering Timbul Terkait Gizi Darurat
• Terbatasnya ketersediaan bahan pangan lokal untuk
Tujuan RHA memenuhi kebutuhan gizi.
Untuk mengukur besarnya masalah yang berkaitan dengan • Tidak ada perbedaan makanan antara balita dengan
kesehatan akibat bencana termasuk dampak dan ancaman dewasa selama pemberian makanan setelah fase
potensi kesehatan, serta membuat rekomendasi tindakan penyelamatan (3 hari).
prioritas dalam pelaksanaan ketanggapdaruratan.

Pelaksanaan RHA
• Tahap persiapan, perlu dipertimbangkan faktor waktu
dan jarak seperti berikut:
- Memerlukan waktu secepat mungkin atau beberapa
jam setelah kejadian (dalam waktu 0 -72 jam)
- Dalam situasi tertentu yang memerlukan pertimbangan
faktor keamanan dan keselamatan, waktu pelaksanaan
perlu dipersingkat dan didampingi oleh pihak
keamanan.
- Bila daerah bencana tersebar di beberapa lokasi,
perlu dibentuk beberapa tim dengan menggunakan
instrumen dan waktu yang sama.
• Pengumpulan Data
- Melakukan observasi lapangan di daerah bencana.
- Wawancara dengan informan kunci seperti, pejabat,
tokoh masyarakat, petugas kesehatan, petugas
organisasi lokal dan internasional, serta masyarakat di
daerah bencana.
- Mengambil data sekunder dari instansi terkait.
- Menyebarkan angket.
• Mengolah dan menganalisis data menjadi laporan untuk
bahan rekomendasi.

36 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 37
• Pengawasan terhadap pengolahan dan penyajian • Pengenalan Makanan Pendamping ASI pada bayi
makanan kurang diperhatikan (terdapat makanan/bahan usia 6 bulan dengan menggunakan bahan makanan
pangan kadaluarsa). lokal secara bertahap sesuai dengan umurnya. ASI
• Bayi tidak memperoleh ASI sebagaimana mestinya, terus diberikan sampai dengan usia 2 tahun atau
misalnya, karena bayi kehilangan ibunya atau ibu tidak lebih.
dapat menyusui karena hal-hal lain (stress, sakit, dll). • Pemberian kapsul vitamin A untuk balita 6-59 bulan
• Kurangnya pengawasan dalam pemberian bantuan susu tetap dilaksanakan.
formula untuk bayi dan balita di pengungsian. • Pemberian konseling Pemberian Makan Bayi dan
Anak (konseling menyusui dan MP-ASI).
Dampak terhadap kesehatan • Penyusunan menu menurut kelompok sasaran yang
• Tidak terpenuhinya kebutuhan gizi pengungsi terutama didasarkan kepada jenis bahan makanan yang
kelompok rentan (bayi, balita, bumil, lansia). tersedia (menyajikan daftar menu).
• Kekurangan zat gizi mikro, balita mengalami Kurang - Pada Anak usia 2-5 tahun, Ibu hamil, Ibu menyusui
vitamin A dan Anemia Gizi dan ibu hamil menderita (kelompok rentan)
anemia. • Usia 2-5 tahun, makanan utama yang diberikan
• Balita menderita gizi kurang dan gizi buruk. sebaiknya berasal dari makanan keluarga yang
tinggi energi, vitamin dan mineral. Bantuan pangan
Upaya Gizi Darurat yang dapat diberikan berupa makanan pokok,
• Surveilans gizi darurat, antara lain: kacang-kacangan dan minyak sayur.
- Registrasi pengungsi untuk mengetahui jumlah • Ibu hamil dan menyusui, perlu tambahan energi
kepala keluarga, jumlah jiwa, jenis kelamin, usia dan sebanyak 300 kkal dan protein 17 gram, sedangkan
kelompok rawan (balita, bumil, buteki, dan usila). ibu menyusui perlu penambahan energi 500 Kkal
- Pengumpulan, pengolahan, analisis dan diseminasi dan protein 17 gram. Tambahan energy diperoleh
data dasar gizi. Data antropometri yang meliputi, berat dengan menambahkan ½ porsi nasi/penukar pada
badan, tinggi badan dan umur untuk menentukan waktu makan pagi dan ½ porsi pada waktu makan
status gizi balita dan LiLA ibu hamil untuk menentukan malam.
bumil risiko Kurang Energi Kronis. - Pada kelompok dewasa
• Penanganan gizi darurat pada bayi dan anak, dewasa, • Setiap orang diperhitungkan menerima porsi
kelompok rentan. makanan senilai 2.100 Kkal, dan 50 gram protein
- Pada bayi 0-5 bulan dan anak 6-24 bulan per hari
• Pemberian ASI tetap dilakukan bersama obat dan • Pemilihan bahan makanan disesuaikan dengan
vitamin bila diperlukan. ketersediaan bahan makanan.
• Mengupayakan bantuan ibu susu/donor ASI bagi • Bagi yang memiliki masalah kesehatan, pemberian
bayi piatu/terpisah dari ibu/ibu tidak dapat memberi makanan harus didasarkan atas rekomendasi
ASI. Namun bila tidak memungkinkan bayi dapat dokter/ahli gizi.
diberikan susu formula dengan pengawasan atau • Usia lanjut, perlu makanan dalam porsi kecil tetapi
didampingi oleh petugas kesehatan. padat gizi dan mudah dicerna.

38 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 39
• Ibu hamil tetap mendapatkan tablet tambah darah Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi
sesuai aturan.
• Ibu nifas ( 0-24 hari) diberikan 2 kapsul Vitamin A. Permasalahan terkait Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi di
Contoh menu untuk masing-masing kelompok sasaran Lokasi Bencana
dapat diihat pada lampiran. • Kurangnya ketersediaan air bersih.
• Pemantauan status gizi korban bencana • Tidak memperhatikan kebersihan lingkungan.
- Pemantauan status gizi diperlukan untuk mengetahui • Rendahnya kesadaran melakukan Perilaku Hidup Bersih
perkembangan status gizi sejak terjadinya bencana dan dan Sehat (PHBS).
dilanjutkan secara berkala (2 minggu sekali) sampai • Adanya peningkatan vektor penyakit seperti lalat, tikus,
keadaan darurat dinyatakan berakhir oleh pemerintah kecoa dan nyamuk.
daerah setempat. • Sarana dapur umum tidak memadai dan kurang terjaga
- Indikator yang digunakan dalam pemantauan status kebersihannya.
gizi korban bencana, antara lain:
• Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan menurut
Panjang/Tinggi Badan (BB/PB-BB/TB) untuk bayi dan
balita.
• LILA untuk ibu hamil.
• Pengawasan
- Pengawasan terhadap bantuan bahan makanan.
- Pengawasan ketat terhadap bantuan bahan makanan
produk dalam dan luar negeri (yaitu, nomor registrasi,
tanggal kadaluarsa, sertifikasi halal, aturan cara
penyiapan dan target konsumen).
- Jika tidak memenuhi syarat, keluarkan bahan makanan
tersebut dari daftar logistik dan segera laporkan
kepada Koordinator Pelaksana.
- Bantuan berupa susu formula/Pendamping Air Susu
Ibu (PASI) harus mendapat izin dari Kepala Dinas
Kesehatan setempat.
- Pengawasan ketat terhadap pendistribusian,
pemanfaatan dan penyiapan susu formula/PASI oleh
petugas kesehatan, puskesmas dan dinas kesehatan
setempat untuk menghindari terjadinya wabah diare.
- Pengawasan terhadap pengolahan bahan makanan
oleh petugas kesehatan, yang meliputi kebersihan,
pengolahan, dan penyajian.

40 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 41
• Tempat penampungan pengungsi tidak memenuhi syarat - Memenuhi persyaratan luas area tenda/gedung per
kesehatan. orang: 3,5 m2 (untuk tidur, tempat menyimpan barang
• Kuantitas dan kualitas jamban tidak memenuhi syarat dan aktifitas), jarak ke sarana air bersih maksimum 150
kesehatan. m, jarak jamban maksimum 50 m.
• Kualitas, kebersihan dan pengelolaan bahan makanan • Penyediaan Ketersediaan Air Bersih/Air Minum dan
yang tidak memenuhi syarat. Pengawasan Kualitas Air
• Pengelolaan sampah tidak memenuhi syarat. - Memperhatikan standar minimum kebutuhan air
bersih bagi pengungsi.
Dampak terhadap Kesehatan • Prioritas pada hari pertama/awal pada situasi
Timbulnya penyakit ISPA, diare, DBD, cacar, leptospirosis, kedaruratan atau pengungsian kebutuhan air
campak, foodborne disease dan lain-lain. bersih yang harus disediakan bagi pengungsi adalah
5-7 liter /orang/hari hanya untuk kebutuhan hidup
Upaya Kesehatan Lingkungan minimal, seperti masak, makan dan minum.
• Promosi kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih dan • Pada hari kedua dan seterusnya harus segera
Sehat (PHBS) diupayakan untuk meningkatkan volume
Perilaku pengungsi tentang hidup bersih dan sehat air sampai sedikitnya 15-20 liter/orang/hari.
khususnya kesehatan lingkungan di lokasi kedaruratan Ketersediaan air sebanyak ini diperlukan untuk
yang perlu diperhatikan, antara lain: memenuhi kebutuhan minum, masak, mandi, cuci.
- Adanya penyuluhan PHBS tentang kebersihan individu Untuk fasilitas pelayanan kesehatan pada situasi
dan sanitasi lingkungan menggunakan media seperti kedaruratan dan pengungsian, standar volume air
spanduk, selebaran/leaflet dan juga mengikutsertakan yang perlu disediakan adalah:
tokoh masyarakat dan tokoh agama. • Puskesmas atau rumah sakit : 50 liter / pasien/
- Di setiap tenda/shelter pengungsian sebaiknya ditunjuk hari.
satu orang sebagai koordinator PHB, agar pengawasan • Bagian bedah dan kebidanan rumah sakit : 100
PHBS di lokasi pengungsian dapat optimal. liter / pasien / hari.
• Kriteria Lokasi Pengungsian • Dapur RS : 10 liter / pasien / hari.
- Lokasi tidak berada pada daerah yang dapat - Bila sumber air bersih berasal dari air permukaan,
membahayakan keselamatan pengungsi (daerah sumur gali, sumur bor, dan sumber lainnya, perlu segera
tebing/rawan longsor, rawan banjir, rawan kecelakaan dilakukan pengamanan terhadap sumber-sumber air
lalu lintas, dan lain-lain). tersebut, misalkan dengan pemagaran, pemasangan
- Dipilih lokasi yang memiliki akses untuk kemudahan papan pengumuman dan lainnya.
mobilitas dan berdekatan dengan sumber air bersih. - Penempatan tangki air di lokasi pengungsian berjarak
- Jauh dari tempat-tempat yang dapat menjadi faktor minimum 30 meter dan maksimum 500 meter, jumlah
risiko bagi kesehatan, seperti adanya genangan air kran untuk satu tangki adalah 6-8 kran, dan satu kran
yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk, untuk 250 orang.
tempat pembuangan akhir sampah, daerah industri, - Melakukan pengawasan secara rutin dan perbaikan
dan sebagainya. kualitas air bersih.

42 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 43
• Untuk perbaikan kualitas air, upaya yang dilakukan - Jarak tempat penampungan air limbah dengan
dengan pengolahan awal menggunakan PAC dan sumber air bersih minimal 10 meter dengan
tawas atau dengan desinfeksi air dengan senyawa mempertimbangkan kemiringan tanah.
chlorine. • Pengawasan Higiene dan Sanitasi Makanan
• Untuk pengawasan kualitas air, perlu dilakukan 6 (enam) prinsip higiene sanitasi makanan mulai dari
pemeriksaan sisa khlor, kekeruhan, pH, dan bakteri pemilihan bahan pangan sampai penyajian pangan, yaitu:
Coli tinja. 1) Pemilihan bahan pangan
• Pembuangan Kotoran/Tinja yang Aman - Untuk meminimalisasi risiko kontaminasi:
- Membuat jamban umum yang dapat menampung • Gunakan bahan pangan yang direkomendasikan
sejumlah pengungsi, seperti jamban cemplung (cubluk) oleh petugas kesehatan.
yang memiliki sarana septic tank kolektif (jamban • Lakukan pengawasan terhadap makanan
komunal). dengan memperhatikan persyaratan higiene
- Pembangunan sarana pembuangan kotoran darurat sanitasi makanan.
dengan standar : 1 (satu) jamban untuk oleh 25 orang. - Makanan kemasan: mempunyai label dan merk,
- Ada pemisahan sarana jamban darurat untuk laki-laki terdaftar dan mempunyai nomor daftar, kemasan
dan wanita. Konstruksi jamban harus kuat dan diberi tidak rusak/pecah atau kembung dan tidak
tutup pada lubang jamban agar tidak menjadi tempat kadaluwarsa.
berkembangbiaknya lalat. - Makanan tidak dikemas: baru, segar, tidak basi,
- Jarak antara jamban dengan shelter pengungsian tidak busuk, tidak rusak atau berjamur, dan tidak
maksimal berjarak 50 meter. mengandung bahan berbahaya.
- Melakukan desinfeksi di area sekitar jamban dengan 2) Penyimpanan bahan makanan
menggunakan desinfektan cair. - Simpan pangan dalam wadah tertutup.
• Pengamanan Pembuangan Sampah Padat - Melakukan pengawasan terhadap serangga, tikus
Komposisi sampah di tempat pengungsian, pada dan binatang pengganggu lainnya di tempat
umumnya terdiri dari sampah yang dihasilkan oleh penyimpanan bahan pangan.
pengungsi (domestic waste) dan kegiatan pelayanan - Tempat atau wadah penyimpanan harus sesuai
kesehatan (medical waste). Perlu dilakukan pemisahan dengan jenis bahan pangan. Contoh, bahan pangan
antara sampah basah dan sampah kering. Frekuensi yang cepat rusak disimpan dalam lemari pendingin
pemindahan sampah sementara dari lokasi pengungsian dan bahan pangan kering disimpan ditempat yang
ke tempat penampungan sampah akhir dilakukan setiap kering dan tidak lembab.
hari. - Penyediaan bahan pangan setiap hari harus dalam
• Pengelolaan Limbah Cair jumlah sesuai dengan kebutuhan.
- Pembuatan saluran pembuangan air limbah 3) Pengolahan Makanan
disesuaikan dengan kondisi lapangan. - Sebelum digunakan cuci permukaan peralatan
- Jika di sekitar tempat tinggal pengungsi sudah ada dengan baik untuk mencegah kontaminasi silang
saluran pembuangan air limbah, harus diupayakan - Pisahkan makanan matang dan makanan mentah
agar air mengalir.

44 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 45
- Gunakan air yang aman. Jika pasokan/suplai air kewaspadaan standar atau transfusi darah yang tidak
minum terganggu, air yang digunakan untuk aman.
minum atau persiapan pangan harus direbus. • Akses dan fasilitas pelayanan kesehatan bagi ibu bersalin
- Bahan pangan dimasak pada suhu 700C untuk dan pelayanan rujukan bila ada komplikasi obstetri dan
membunuh kuman patogen supaya tidak terjadi atau neonatal belum tersedia.
kontaminasi.
- Buah-buahan dan sayuran mentah tidak boleh Dampak terhadap Kesehatan
dimakan kecuali yang dapat dikupas. • Meningkatnya kematian ibu.
4) Penyimpanan makanan siap saji • Meningkatnya kematian bayi.
Pada keadaan darurat penyimpanan makanan siap saji • Meningkatnya kekerasan seksual.
sebaiknya dihindari. • Meningkatnya Infeksi Menular Seksual.
5) Pengangkutan makanan • Meningkatnya Penyebaran HIV-AIDS.
Pengangkutan bahan makanan tidak bercampur
dengan bahan berbahaya lainnya atau tidak tercemar Upaya Kesehatan Reproduksi Situasi Bencana
kontaminasi kuman. Pada situasi bencana, kesehatan reproduksi difokuskan
6) Penyajian pangan pada tindakan penyelamatan jiwa melalui penerapan
- Siapkan makanan hanya untuk satu kali makan. Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan
- Makanan yang dimasak harus segera dimakan untuk Reproduksi. PPAM adalah sekumpulan kegiatan prioritas
menghindari berkembang biaknya bakteri, jika kesehatan reproduksi yang dilaksanakan pada situasi untuk
melebihi dari 4 jam, pangan sebaiknya dipanaskan menyelematkan hidup dan mencegah kesakitan pada
kembali. perempuan.
7) Pengendalian Vektor Upaya kesehatan Reproduksi dilaksanakan melalui
Pengendalian dengan insektisida sedapat mungkin penerapan komponen PPAM, yaitu:
dihindari, kecuali untuk menurunkan populasi vektor • Koordinasi
secara drastis bila dengan cara lain tidak memungkinkan. - Mengidentifikasi lembaga/organisasi yang bergerak di
Upayanya dapat berupa penyemprotan, pengasapan/ bidang kesehatan reproduksi di wilayah bencana, serta
pengabutan di luar rumah dengan menggunakan melakukan koordinasi dengan lembaga tersebut.
insektisida sesuai dengan vektor sasaran. - Melakukan pertemuan rutin dengan lintas program/
lintas sektor kesehatan reproduksi dan organisasi
terkait untuk menyelenggarakan PPAM kesehatan
Kesehatan Reproduksi reproduksi sesegera mungkin.
- Memastikan terdapat layanan kesehatan reproduksi
Permasalahan Kesehatan Reproduksi pada tenda pengungsian.
• Fasilitas di lokasi pengungsian belum memperhatikan - Mengkoordinasi ketersediaan dan distribusi logistik
faktor risiko terjadinya pelecehan seksual atau perkosaan. kesehatan reproduksi.
• Risiko penularan HIV AIDS karena tidak menerapkann • Mencegah dan Menangani Kekerasan Seksual

46 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 47
- Menempatkan kelompok rentan di pengungsian dan • Mencegah Peningkatan Kesakitan dan Kematian Ibu dan
memastikan satu keluarga berada dalam tenda yang Bayi Baru Lahir
sama. Perempuan yang menjadi kepala keluarga dan - Pemetaan data ibu hamil dan bayi di tempat-tempat
anak yang terpisah dari keluarga dikumpulkan di pengungsian.
dalam satu tenda. - Menempatkan ibu hamil dalam satu tenda khusus
- Menempatkan MCK laki-laki dan perempuan secara sehingga petugas mudah untuk memberikan
terpisah di tempat yang aman dengan penerangan pelayanan.
yang cukup. Pastikan bahwa pintu MCK dapat di kunci - Berkoordinasi dengan penanggung jawab bidang gizi
dari dalam. untuk ketersediaan konselor ASI di pengungsian.
- Melakukan koordinasi dengan penanggung jawab - Mendistribusikan bidan kit, kit kesehatan reproduksi,
keamanan untuk mencegah terjadinya kekerasan kit individu serta buku KIA apabila dibutuhkan.
seksual. - Memastikan ketersediaan Pelayanan Obstetri Neonatus
- Melibatkan lembaga/organisasi yang bergerak di Essensial Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetri
bidang pemberdayaan perempuan di pengungsian Neonatus Essensial Komprehensif (PONEK) serta sistem
dalam pencegahan dan penanganan kekerasan rujukan yang berfungsi dari masyarakat, puskesmas,
seksual. rumah sakit 24 jam/7hari.
- Menginformasikan adanya pelayanan bagi penyintas - Memastikan nutrisi yang cukup bagi kelompok rentan
perkosaan dengan informasi telepon yang bisa khususnya ibu hamil dan menyusui.
dihubungi 24 jam dan memastikan tersedianya layanan • Merencanakan tersedianya pelayanan kesehatan
medis dan dukungan psikososial untuk penyintas. reproduksi yang komprehensif
- Menyediakan fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan Mengumpulkan informasi dasar untuk mengidentifikasi
seksual bagi pasangan suami istri yang sah, sesuai tempat pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif
dengan budaya setempat atau kearifan lokal. selanjutnya.
• Mengurangi Penularan HIV-AIDS
- Menekankan pentingnya kewaspadaan standar
(standard precaution) dan memastikan penerapannya.
- Memastikan kegiatan transfusi darah aman dan
rasional yang dilakukan oleh Unit Transfusi Darah
(UTD) RS dan PMI.
- Memastikan tersedianya kondom, berkoordinasi
dengan organisasi dan lembaga yang bekerja di
bidang keluarga berencana, Kementerian Kesehatan,
Dinas Kesehatan, BKKBN, KPA, LSM lainnya.
- Memastikan adanya kelanjutan pengobatan bagi
orang yang telah masuk program Anti Retroviral (ARV).

48 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 49
Pendukung Kesehatan Reproduksi pada Situasi Bencana Bagan 4
• Kit Individu Kesehatan Reproduksi Kit Individu
Kit individu diberikan kepada setiap sasaran kesehatan
reproduksi pada awal bencana dan berisi kebutuhan 1. Kit Higiene (untuk perempuan usia subur)
pribadi masing-masing sasaran. Sarung, handuk, sabun mandi, pasta gigi, shampo,
pembalut, pakaian dalam, sandal jepit, selimut, sikat gigi,
sisir dan tas biru.

2. Kit Ibu Hamil (untuk ibu hamil usia ≥ 8 bulan


Bra khusus, kain panjang, baju hamil, selimut, sabun
mandi, pasta gigi, shampo, sikat gigi, handuk dan tas
hijau.

3. Kit Ibu Bersalin (untuk ibu pascabersalin)


Bra menyusui, kain panjang, pembalut pasca bersalin,
blus berkancing depan, celana dalam big size, selimut,
sabun mandi, pasta gigi, shampo, sikat gigi, handuk dan
tas orange.

4. Kit Bayi (untuk bayi baru lahir s.d. usia 3 bulan)


Popok katun, pakaian katun, sarung tangan dan kaki,
selimut gendong, topi, kelambu, kain bedong, sabun
mandi, bedak, handuk, telon, dan tas merah.

• Kit Kesehatan Reproduksi (RH Kit)


Kit Kesehatan Reproduksi hanya dikeluarkan pada
situasi bencana berskala besar, ketika fasilitas kesehatan
tidak berfungsi dan berisi alat dan obat untuk jumlah
penduduk tertentu untuk jangka waktu 3 bulan. Kit ini
dikemas khusus (disesuaikan jenis pelayanan) dengan
tujuan untuk memudahkan dalam pelaksanaan PPAM
kesehatan reproduksi.

50 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 51
Tabel 2. Isi Kit Bidan/Partus Set
Blok 1
Terdiri dari 6 kit, untuk fasilitas kesehatan primer
(10.000 orang/3 bulan) No Nama Barang dan Spesifikasi No Nama Barang dan Spesifikasi
1 1 Apron plastik tebal 25 1 Pinset chirurgis 18 cm ,ss
Kit 0 (Orange) Kit Administrasi
2 1 Bak instrumen 509 26 30 Sarung tangan surgical steril uk.
Kit 1 A&B (Merah) Kit Kondom 6.5/7/7.5
Kit 2 (Biru tua) Kit Persalinan Bersih 3 100 Blood lancet 28 G 27 1 Senter LED, bisa berfungsi untuk
Kit 3 (Merah muda/pink) Kit Penanganan korban kekerasan lampu *
4 1 Autoclick device 28 1 Sheet plastic
Kit 4 (Putih) Kit alat kontrasepsi oral dan injeksi
5 2 Bowel metal 12 cm, stainless 29 1 Sikat tangan halus
Kit 5 (Turquoise) Kit terapi infeksi menular seksual 6 1 Timbangan Bayi pegas 25 kg 30 1 Tensi Aneroid Palm Type *
7 12 Catgut plain 2/0 + jarum 31 1 Resusitator infant *
Blok 2 8 5 Nelaton catheter No. 12, steril 32 1 Sterilisator alkohol stainless 20 cm
Terdiri dari 5 kit, untuk fasilitas kesehatan primer dan rumah sakit + burner *
rujukan (30.000 orang/3bulan)
9 1 Fetal Doppler * 33 1 Spuit disposible 3 cc
Kit 6 (Coklat) Kit Persalinan di Klinik 10 1 Gunting episiotomy 14 cm, ss 34 20 Spuit disposible 1 cc
Kit 7 (hitam) Kit IUD 11 3 Duk steril katon 60 x 60 cm steril 35 1 Stetoscope duplex dewasa
12 1 Gunting operasi lurus 14 cm, 36 1 Tas bidan kit (Ragsel)
Kit 8 (Kuning) Kit Managemen penanganan komplikasi aborsi
stainless tajam/tumpul
Kit 9 (Ungu) Kit jahitan robekan vagina dan serviks dan 13 1 Gunting tali pusat 16 cm, ss 37 1 Thermometer digital (bisa untuk
pemeriksaan vagina
bayi) *
Kit 10 (abu-abu) Kit Persalinan vacum 14 1 Setengah kocher ss 14 cm 38 1 Timbangan dewasa 120 kg *
15 1 Hb Sahli 39 1 Ukuran pita 150 cm
Blok 3 16 5 Infussion set dewasa 40 3 Selimut bayi dgn tutup kepala
Terdiri dari 2 kit, untuk rumah sakit rujukan pusat 17 5 IV Catheter No. 18 G 41 50 Umbilical cord klem
(150.000 orang/3 bulan) 18 100 Jarum disposible 23 G 42 1 Gambar ibu hamil & proses
kelahiran
Kit 11 (hijau muda) Kit RS rujukan Kesehatan Reproduksi
19 2 Kocher lurus 16 cm, ss 43 1 Ukuran lengan ibu hamil (pita LILA)
Kit 12 (hijau tua) Tranfusi darah kit 20 3 Mucous suction - penghisap 44 1 Stop watch digital *
lendir *
21 2 Needle holder mayo 14 cm 45 10 Catheter uretaral wanita
disposible No. 12
• Kit Bidan/Partus Set 22 2 Nierbeken 20 cm , ss 46 50 Tes Kehamilan Strip
Kit ini digunakan untuk pertolongan persalinan oleh 23 1 Pinset anatomis 14 cm ,ss 47 50 Gluco Protein Diagnostic strip
bidan. Bidan kit dapat diberikan kepada bidan untuk 24 1 Pinset sirurgis 14 cm ,ss 48 1 Speculum Simm ( S, M , L )
mengganti peralatan yang hilang ketika bencana
sehingga masih bisa melakukan layanan seperti sediakala.

52 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 53
Kesehatan Jiwa menangis, menarik diri, rasa bersalah pada korban yang
selamat. Reaksi ini tampak hampir pada setiap orang di
Bencana sering kali mengakibatkan perubahan mental daerah bencana dan ini dipertimbangkan sebagai reaksi
seseorang, dari yang ringan sampai yang berat. Sebelum alamiah pada situasi abnormal, TIDAK membutuhkan
mengakibatkan gangguan mental yang berat, maka perlu intervensi psikologis khusus.
dilakukan intervensi sosial dan intervensi psikologik. • Reaksi terjadi dalam hitungan hari sampai dua minggu
setelah bencana: ketakutan, waspada, siaga berlebihan,
Permasalahan Kesehatan Jiwa mudah tersinggung, marah, tidak bisa tidur, khawatir,
Permasalahan terkait kesehatan jiwa yang sering terjadi di sangat sedih, flashbacks berulang (ingatan terhadap
lokasi bencana meliputi 3 aspek, yaitu : peristiwa yang selalu datang berulang dalam pikiran),
• Aspek perasaan: sesuatu yang dirasakan akibat pengaruh menangis, rasa bersalah, reaksi positif termasuk pikiran
suatu peristiwa/bencana yang sulit diterima sehingga terhadap masa depan, menerima bencana sebagai suatu
menyebabkan seseorang mengalami gangguan Takdir. Semua itu adalah reaksi alamiah dan hanya
keseimbangan psikologis (contoh, perasaan sedih membutuhkan intervensi psikososial.
berlebihan, marah tak terkendali) • Terjadi kira-kira 3 minggu setelah bencana: reaksi yang
• Aspek pikiran: gangguan kemampuan menghubungkan sebelumnya ada dapat menetap dengan gejala seperti
keadaan mental diri sendiri untuk memahami sesuatu gelisah, perasaan panik, kesedihan yang mendalam dan
kejadian secara proporsional (contoh, pikiran terhadap berlanjut, pikiran pesimistik yang tidak realistik, tidak
kehilangan keluarga dan harta benda yang dapat terjadi melakukan aktivitas keluar, isolasi, perilaku menarik
akibat bencana atau karena sebab lain dalam waktu diri, kecemasan dengan manifestasi gejala fisik seperti
tertentu) palpitasi (jantung berdebar-debar), pusing, mual, lelah,
• Aspek perilaku: kegiatan atau aktivitas yang tidak sakit kepala.
produktif pada seseorang baik yang diamati langsung
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Upaya Kesehatan Jiwa
sehingga dapat mengganggu lingkungan sekitarnya Dalam memberikan intervensi kesehatan jiwa saat bencana,
(contoh, tertawa tanpa sebab, teriak-teriak, menyendiri, terdapat fase-fase berikut, antara lain:
menangis meraung-raung, menyakiti diri sendiri maupun • Fase Kedaruratan Akut (segera)
orang lain) Selama fase kedaruratan akut dianjurkan untuk
Ketiga permasalahan tersebut dapat timbul pada seseorang melakukan Intervensi Sosial dan Intervensi Psikologis.
yang terdampak bencana, dan hal tersebut saling terkait Intervensi sosial dini dilakukan setelah adanya pernyataan
atau tidak dapat dipisahkan. status kedaruratan dari instansi berwenang, yang
mencakup:
Reaksi psikologis yang timbul pada masyarakat yang tertimpa • Menjamin dan menyebarkan arus informasi yang
bencana, antara lain: kredibel tentang upaya memperoleh bantuan dan
• Reaksi segera (dalam 24 jam): tegang, cemas, panik, melacak keberadaan kerabat.
kaget, linglung, syok, tidak percaya, gelisah, bingung, • Memberikan pengarahan kepada petugas lapangan
tentang kesehatan jiwa.

54 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 55
• Mendorong kembali dilakukannya aktivitas ibadah, masalah kesehatan jiwa.
pendidikan untuk anak-anak dan budaya. - Melatih dan mengawasi pekerja Pelayanan Kesehatan
• Melibatkan orang dewasa dan remaja dalam kegiatan Primer dalam pengetahuan dan keterampilan dasar
yang diminati bersama. kesehatan jiwa, misalnya, konseling suportif, bekerja
Intervensi Psikologis dalam fase akut: bersama keluarga, mencegah bunuh diri, masalah
- Membuat kontak dengan puskesmas atau pelayanan penggunaan alkohol.
darurat di area setempat. - Bekerja sama dengan penyembuh tradisional (misalnya,
- Menangani keluhan psikiatrik yang mendesak pemuka agama) untuk pemulihan kesehatan jiwa.
(misalnya depresi berat) di Puskesmas.
- Menjaga ketersediaan obat psikotropik esensial di • Fase Rekonsilidasi
Puskesmas. • Melanjutkan Intervensi Sosial yang relevan.
- Bila tidak tersedia tenaga yang dapat menangani • Mengorganisasi kegiatan psikoedukasi yang
intervensi psikologis agar berkoordinasi dengan Dinas menjangkau ke masyarakat.
Kesehatan setempat. • Petugas masyarakat perlu dilatih dan disupervisi
dengan baik dalam berbagai keterampilan inti seperti
• Fase Rekonsiliasi penilaian persepsi individual, keluarga dan kelompok
Pada fase rekonsiliasi, aktivitas Intervensi Sosial yang tentang masalah yang dihadapi, pertolongan pertama
dilakukan yaitu: psikologis dan lain-lain.
• Psikoedukasi kepada masyarakat, dilakukan untuk Melaksanakan langkah-langkah intervensi psikososial
memberi pengetahuan tentang ketersediaan pilihan korban bencana, antara lain:
pelayanan kesehatan jiwa, dilakukan tidak lebih awal - Menyediakan informasi yang sederhana dan mudah
dari empat minggu setelah fase akut. Psikoedukasi diakses pada daerah yang banyak jenazah, termasuk
merupakn suatu bentuk pendidikan ataupun pelatihan mengenai upacara pengurusan jenazah.
terhadap seseorang dengan gangguan psikiatri yang - Menyediakan pencarian keluarga untuk yang tinggal
bertujuan untuk proses treatment dan rehabilitasi. sendiri, orang lanjut usia dan kelompok rentan lainnya
• Mendorong dilakukannya cara atau daya adaptasi - Menganjurkan mereka membentuk kelompok-
(coping) yang positif yang sudah ada sebelumnya. kelompok seperti, keagamaan, ritual dan sosio
Contoh koping positif yaitu mengubah cara pandang keagamaan lainnya.
individu terhadap sumber stress, pengembangan - Menciptakan kegiatan bermain untuk anak.
diri dan melibatkan hal-hal religi, atau mencoba - Melibatkan tokoh agama, guru dan tokoh sosial lainnya
mengambil pandangan positif dari sebuah masalah. secara aktif dan untuk mengajak mereka dalam diskusi
Dalam hal intervensi psikologis selama fase rekonsiliasi, kelompok untuk berbagi tentang perasaan mereka.
dianjurkan melakukan aktivitas berikut: - Melibatkan korban yang sehat dalam pekerjaan
- Melatih pekerja kemanusiaan lain dan pemuka bantuan (contohnya untuk kaum ibu membantu
masyarakat dalam keterampilan inti perawatan penyiapan makanan di dapur, untuk kaum bapak pada
psikologis, seperti manajemen stres dan pengenalan kegiatan PHBS di lokasi pengungsian).

56 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 57
Obat dan Perbekalan Kesehatan • Pencatatan dan Pelaporan
- Tidak dilakukan pencatatan dan pelaporan secara
Permasalahan yang Sering Timbul periodik disebabkan kurangnya SDM Farmasi di daerah
• Pengadaan/Penyediaan Obat dan Perbekkes bencana.
- Obat dan perbekkes tidak tersedia/kurang. - Laporan pemakaian obat tidak tersedia.
- Obat dan perbekkes tidak sesuai kebutuhan
sehingga tidak terpakai. Pertimbangan dalam Penyediaan Kebutuhan Obat dan
• Penyimpanan dan Pendistribusian Perbekalan Kesehatan
- Obat disimpan sembarang. • Jenis bencana
- Pendistribusian memakan waktu lama. Setiap bencana memiliki risiko kesehatan yang berbeda-
- Bantuan obat dan perbekkes tidak merata. beda sehingga obatnya pun juga berbeda.
• Dampak bencana dan jumlah korban
Kebutuhan jumlah obat dan perbekalan kesehatan harus
disesuaikan dengan jumlah korban dan besarnya bencana
(laporan tim RHA).
• Stok obat yang dimiliki
Menggunakan persediaan obat dari stok Unit Pelayanan
Kesehatan atau Dinas Kesehatan Kab/Kota yang ada, dan
jika kurang dapat menggunakan stok dari Kabupaten/
Provinsi terdekat.
• Penilaian perlu dilakukan dengan memperhitungkan
jumlah pengungsi/korban bencana, jenis kelamin dan
usia.

Upaya Manajemen Obat Dalam Kedaruratan


• Memanfaatkan persediaan obat yang ada di kab/kota.
• Apabila diperlukan bantuan obat, diupayakan dari
kab/ kota, provinsi terdekat dan bila tidak terpenuhi
dapat mengajukan permohonan secara berjenjang dari
kabupaten/kota ke provinsi, dari provinsi ke pusat, dengan
menyampaikan surat permintaan dari daerah bencana.
• Dalam pendistribusian obat perlu:
- Pemerintah pusat dan daerah perlu mengalokasikan
biaya distribusi sehingga tidak mengalami kesulitan
dalam mendistribusikan obat dan perbekalan
kesehatan.

58 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 59
- Kerjasama/koordinasi lintas sektor dan program penduduk yang terkena dampak krisis kesehatan dan
(dengan TNI/Polri, Basarnas, BNPB, dsb) diperlukan khususnya yang ada di pengungsian. Prioritas perhatian
agar bantuan obat dapat terdistribusi secara cepat dan penduduk adalah kelompok berisiko gangguan kesehatan,
efektif ke daerah bencana. yaitu, bayi, balita, ibu hamil dan melahirkan, manula (sendiri),
• Menyeleksi obat-obatan yang masuk penyandang cacat dan penderita penyakit kronis.
- Jenis dan dosis obat sesuai kebutuhan/pola penyakit.
- Kualitas obat baik (kondisi fisik dan tanggal Jenis penyakit yang diamati, meliputi, Kolera, Pes, DBD,
kadaluarsa). Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies, Malaria, Avian
• Penyimpanan dan pendistribusian obat dengan baik Influenza H5N1, Anthraks, Leptospirosis, Hepatitis, Hepatitis,
- Penyimpanan obat dan perbekalan kesehatan pada Influenza A baru (H1N1), Meningitis, Yellow Fever dan
tempat dan kondisi yang sesuai persyaratan dan Chikungunya. Disamping penyakit menular surveilans juga
dikelola oleh petugas yang berkompeten. dilakukan terhadap penyakit tidak menular di wilayah
- One gate and one day service. bencana.
• Melakukan pencatatan dan pelaporan
- Pencatatan Tahapan Surveilans Bencana
Sebaiknya dilakukan oleh tenaga farmasi/tenaga • Pengumpulan Data
kesehatan menggunakan kartu stok. Pelaksanaan surveilans pada kondisi bencana diharapkan
- Pelaporan dilaksanakan oleh petugas Puskesmas dibawah koordinasi
Pelaporan dilakukan secara periodik (harian, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
mingguan,atau bulanan) yang meliputi penerimaan, jawab atas pemantauan dan pengendalian penyakit di
pengeluaran/pemakaian, dan sisa stok sebagai bentuk wilayah kerjanya.
pertanggungjawaban setiap tingkat pelayanan kepada • Data yang dibutuhkan, meliputi:
organisasi di atasnya dan sebagai bahan evaluasi. - Jumlah kematian dan penyebab kematian
- Jumlah pengungsi
- Data penyakit (Pos Kesehatan/Puskesmas)
Surveilans Bencana - Data status gizi
- Data kualitas makanan
Surveilans adalah kegiatan analisis secara sistematis dan - Data penyediaan air bersih dan sarana sanitasi
terus menerus terhadap masalah kesehatan dan kondisi yang - Kualitas air/udara
memengaruhinya untuk digunakan dalam pengambilan - Ruang penampungan
keputusan dan tindakan secara cepat dan tepat melalui - Penyiapan logistik oralit, cairan infus, obat dll.
pengumpulan dan pengolahan data serta penyebarluasan
informasi epidemiologi kepada pelaksana dan penyelenggara • Sumber data surveilans, meliputi:
program dan lintas sektor terkait. - Data hasil Rapid Health Asessment (RHA) yang
dilakukan pada awal terjadinya bencana.
Sasaran Surveilans epidemiologi adalah semua populasi/ - Pencatatan/pelaporan di Puskesmas/Posyandu
(SP2TP)

60 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 61
- Register pencatatan Pos kesehatan/Posko. karena dapat dilakukan intervensi langsung terhadap
- Hasil pengukuran/pendataan di lokasi. permasalahan yang timbul dengan menggunakan data
- Sumber data lain terkait data di lokasi bencana. harian penyakit. Setiap peningkatan kejadian atau
- Laporan masyarakat. kasus perlu dianalisis berdasarkan waktu, tempat dan
orang untuk mewaspadai kejadian luar biasa (KLB) dan
• Format Pecatatan dan Pelaporan dilakukan tindakan penanggulangan segera. Laporan
Format pencatatan pada kondisi bencana dibuat Pos Kesehatan/Puskesmas disampaikan setiap hari ke
sesederhana mungkin. Laporan penyakit dilaporkan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selama masa darurat
secara harian sejak dinyatakan darurat bencana. bencana.
• Tingkat Kabupaten/Kota
• Alur Pelaporan Pengolahan/Analisis data di tingkat Kabupaten/Kota
Alur pelaporan dimulai dari Pos kesehatan yang dilakukan untuk memantau permasalahan di semua
dikoordinasikan oleh Puskesmas setempat secara pos kesehatan/puskesmas dan melakukan pemetaan
harian (contoh format terlampir). permasalahan kesehatan secara menyeluruh di wilayah
Kabupaten/Kota. Hasil analisis surveilans disampaikan
dan dimanfaatkan pelaksana/pengelola program
PPKK Ditjen PP dan PL
beserta lintas sektor terkait di tingkat Kabupaten/
Kota sebagai dasar tindak lanjut di tingkat Kabupaten/
Kota, serta dilaporkan ke Dinas Kesehatan provinsi dan
Dinkes Provinsi ditembuskan ke KKP/BTKL sebagai UPT pusat/sentra
regional penanggulangan Bidang PP & PL/PPKK.
KKP,
• Tingkat Provinsi, Regional dan Pusat
B/BTKL PP
Dampak suatu bencana mengenai beberapa wilayah
Dinkes Kab/Kota
Kabupaten/Kota, untuk itu analisis surveilans yang
dilaporkan Kabupaten/Kota menjadi bahan analisis
permasalahan dan intevensi provinsi dan regional
Poskes/Puskesmas untuk melakukan yang diperlukan. Di tingkat Pusat,
pengolahan dan analisis data surveilans terkait
bencana dikoordinasikan oleh Pokja Penanggulangan
• Pengolahan, Analisis dan Pemanfaatan Data Surveilans
Bencana Bidang PP & PL yang diketuai oleh Sekretaris
Data penyakit dan data pendukung lain diolah dan
Ditjen PP & PL Kemenkes RI dan Sekretariat di Subdit
dianalisis di setiap jenjang baik di Pos Kesehatan
Kesehatan Matra.
lapangan, Puskesmas, Kabupaten/Kota, dan Provinsi.
• Penanggulangan KLB/Wabah
• Pos Kesehatan/Puskesmas
Dalam situasi krisis kesehatan perlu diwaspadai
Pengolahan/analisis data di tingkat Pos kesehatan/
kemungkinan terjadinya KLB yaitu berdasarkan data/
Puskesmas mempunyai peranan sangat penting
informasi surveilans harian. Penanggulangan KLB/wabah

62 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 63
meliputi penyelidikan epidemiologi dan surveilans, Bagan 6
penatalaksanaan penderita, pencegahan, pemusnahan Alur Mekanisme Klaim Pasien Korban Krisis Kesehatan
penyebab penyakit, penanganan jenazah akibat wabah,
penyuluhan dan upaya penanggulangan lainnya. Direktur RS/Kepala Dinas Kesehatan mengajukan permohonan pembayaran
klaim pasien korban krisis kesehatan kepada Menteri Kesehatan RI

Mekanisme Klaim Pasien Korban Krisis Kesehatan Menteri Kesehatan RI menginstruksikan Sekretaris Jenderal Kemenkes RI
untuk menindaklanjuti permohonan pembayaran klaim
Subjek yang Ditanggung
Korban krisis kesehatan yang ditanggung adalah korban yang
menjalani pengobatan dan rawat inap di fasilitas pelayanan Menteri Kesehatan RI menginstruksikan Sekretaris Jenderal Kemenkes RI
kesehatan tingkat pertama (puskesmas perawatan dan atau untuk menindaklanjuti permohonan pembayaran klaim
klinik swasta) dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
kedua (RS Pemerintah/swasta). Berdasarkan disposisi Sekretaris Jenderal, PPKK mengajukan surat
permintaan verifikasi berkas klaim pasien korban krisis kesehatan ke tim
Tabel 3. Jenis Klaim Korban Krisis Kesehatan verifikasi yang telah ditetapkan dengan SK Sesjen

APA Rumah sakit/klinik swasta Puskesmas perawatan


Tim verifikasi melakukan proses verifikasi berkas klaim pasien
Ditanggung A. Akomodasi rawat inap ruang - Jasa medis; korban krisis kesehatan
perawatan kelas III; - Bahan Habis Pakai
B. Konsultasi medis dan pemeriksaan (BHP) non Pelayanan
fisik; Kesehatan Dasar (PKD)
C. Penunjang diagnostik; berupa oksigen; Berkas klaim lengkap dan benar
D. Tindakan medis; - Transportasi rujukan
E. Obat-obatan, alat kesehatan dan (ambulans).
bahan medis habis pakai; Tim verifikasi melaporkan hasil verifikasi kepada Sekretaris Jenderal
F. Pelayanan rehabilitasi medis; dengan tembusan Ka. PPKK
G. Perawatan intensif (ICU, ICCU, PICU,
NICU);
H. Pelayanan darah;
Sekretaris Jenderal menginstruksikan Ka. PPKK untuk memproses pembayaran
I. Persalinan;
J. Transportasi rujukan (ambulans);
K. Penggunaan peralatan medis;
L. Identifikasi jenazah. Ka. PPKK mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kepala Dinkes atau
Direktur RS pengusul mengenai nominal klaim yang disetujui untuk
dibayarkan berdasarkan hasil verifikasi resmi tim verifikasi
Tidak 1. Selisih biaya yang terjadi karena pasien menggunakan fasilitas
ditanggung rawat inap di luar kelas III rumah sakit/klinik swasta;
2. Transportasi dan akomodasi pendamping pasien rujukan;
PPKK memproses pencairan klaim pasien korban krisis kesehatan ke KPPN
3. Pendamping pasien rawat inap.

64 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 65
Penilaian Kerusakan, Kerugian dan Kebutuhan Pasca Tujuan
Bencana Untuk mengukur skala kerusakan dan kerugian sumber daya
kesehatan akibat bencana, serta kebutuhan sumber daya
Kerusakan sumber daya di bidang kesehatan seperti kesehatan sehingga dapat ditentukan prioritas penanganan
fasilitas pelayanan kesehatan, kantor dinas kesehatan dan menentukan kebutuhan selama kegiatan rehabilitasi
dan rumah dinas, serta komponen pendukung pelayanan dan rekonstruksi.
kesehatan (listrik, air bersih dan lain-lain) berdampak
pada terganggunya fungsi pelayanan kesehatan. Untuk
mengembalikan fungsi pelayanan kesehatan perlu dilakukan
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi bidang kesehatan.
Dalam tahap awal dilakukan penilaian kerusakan, kerugian
dan kebutuhan sumber daya kesehatan pascabencana,
penilaian kerusakan, kerugian, dan kebutuhan sumber daya
kesehatan pasca bencana.

Penilaian kerusakan dilakukan terhadap


• Fasilitas pelayanan kesehatan
• Bangunan institusi bidang kesehatan
• Obat dan sediaan farmasi
• Perbekalan kesehatan
• Prasarana perkantoran

Penilaian kerugian dilakukan terhadap


• Pengeluaran atau biaya dalam penyediaan pelayanan
kesehatan; dan/atau
• Kurangnya pelayanan kesehatan akibat kebutuhan yang
meningkat atau ketersediaan yang menurun.

Penilaian kebutuhan dilakukan terhadap


• Kegiatan rehabilitasi dan/atau rekonstruksi fisik;
• Kegiatan pelayanan kesehatan pasca bencana.

66 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 67
Waktu Pelaksanaan Bagan 8
Minggu terakhir masa tanggap darurat atau setelah masa Susunan Tim Pelaksana Penilaian Kerusakan, Kerugian
tanggap darurat dinyatakan berakhir. dan Kebutuhan Pasca

Pelaksana Penanggung Jawab


Dinas kesehatan provinsi di bawah koordinasi Pemerintah
Daerah provinsi; atau dinas kesehatan kabupaten/kota di
bawah koordinasi Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Ketua
Tim Ahli

Anggota (Pengumpul dan Pengolah Data)

Bagan 7 Keterangan : Tim sebaiknya dibentuk oleh kepala


Mekanisme Pelaksanaan dinas kesehatan sebagai penanggung jawab upaya
penanggulangan bencana.
Pembentukan
Tim Pengumpulan Data
Pengumpulan Data Sekunder dilakukan sesuai dengan
Formulir 2,3,4,5, dan 6 formulir Permenkes No. 36 Tahun 2014
Penyusunan Pengumpulan Penilaian Tentang Penilaian, Kerusakan, Kerugian dan Kebutuhan
metode data Kerusakan Sumber Daya Kesehatan Pascabencana. Pengumpulan data
pengumpulan sekunder primer terkait dengan kerusakan, kerugian dan kebutuhan
data dan bidang kesehatan dilakukan dengan menggunakan formulir
primer Penilaian
Kerugian 1 yang terdapat dalam Pedoman Penilaian Kerusakan dan
Kerugian. Pengumpulan data primer dilakukan melalui
beberapa cara sebagai berikut:
Perkiraan
Penulisan - inventarisasi
kebutuhan
laporan - pendataan ke organisasi pemerintahan daerah
rehab rekon
- survei
- wawancara informan kunci
- diskusi kelompok terfokus
Data yang telah diperoleh perlu dilakukan pemeriksaan
silang (validasi) dengan berbagai sumber, melalui cara
berikut ini:
• membandingkan data pascabencana dengan data
prabencana

68 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 69
• mengkonfirmasikan kepada narasumber strategis Format Pelaporan
yang kredibel, misalnya institusi pemerintah dan non Laporan disusun selama 1-2 minggu dan minimal berisi
pemerintah yang bekerja di lokasi bencana. informasi, sebagai berikut :
• mengobservasi lapangan • situasi demografis
• membandingkan dengan laporan media massa atau • gambaran tentang sumber daya di bidang kesehatan
laporan organisasi non pemerintah yang kredibel. pasca bencana;
• menganalisis peta dan foto udara setelah terjadi bencana. • kerusakan sarana dan prasarana di bidang kesehatan;
• kerugian yang timbul akibat bencana;
Penilaian Kerusakan • kebutuhan pelayanan kesehatan dalam rentang waktu 6
bulan.
Bagan 9
Rumus Penilaian Kerusakan Bagan 11
Alur Penyampaian Laporan
Nilai Kerusakan = Jumlah unit fisik yang rusak sesuai
tingkat kerusakan X harga (biaya satuan) Menteri Kesehatan

Penilaian Kerugian Sekretaris Jenderal


Penilaian kerugian dilakukan dengan mengidentifikasi
komponen kerugian akibat kerusakan pasca bencana.
Contohnya, jumlah poskes dan biaya pembentukan poskes Eselon I dan PPKK BNPB
(pendirian tenda pengganti bangunan bersifat sementara) II tk. Pusat
untuk pelayanan kesehatan, jumlah tenaga kesehatan yang Terkait
PPKK Regional
dimobilisasi di fasyankes dan biaya operasionalnya.

Penilaian Kebutuhan PPK Sub Regional


Cara penilaian kebutuhan antara lain:
• Diskusi kelompok terfokus BPBD Provinsi
Dinkes Provinsi
• Menghitung perkiraan kebutuhan biaya yang meliputi
perbaikan/pembangunan kembali, penggantian,
penyediaan bantuan akses kebutuhan dasar, Dinkes Kab/Kota BPBD Kab/Kota
pengembalian proses/fungsi dan pengurangan risiko
bencana.
Tim Penilaian Kerusakan dan
Bagan 10 Kerugian Pasca Bencana
Rumus Penilaian Kebutuhan
Keterangan :
KEBUTUHAN = jumlah unit X satuan biaya X indeks Alur penyampaian laporan
Alur verivikasi

70 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 71
LAMPIRAN Lampiran 1.
Form Laporan Awal Krisis Kesehatan (Formulir III)

1. Form Laporan Awal Krisis Kesehatan (Formulir III)


2. Form Penilaian Cepat Masalah Kesehatan/Form RHA FORM PELAPORAN AWAL KEJADIAN
(Formulir V) KRISIS KESEHATAN (FORMULIR III)
3. Form Perkembangan Krisis Kesehatan (Formulir VII)
4. Form Perkembangan Pasien di Fasilitas Kesehatan A. NAMA DINKES/PPK SUB REGIONAL/ PPK REGIONAL : ......................
(Formulir VIII) .......................................................................................................
5. Form Penilaian Cepat Masalah Kesehatan (Form RHA) khusus B. JENIS BENCANA : ............................................................................
untuk Obat dan Perbekalan Kesehatan C. WAKTU KEJADIAN BENCANA :
Tanggal: ............. Bulan: ............ Tahun: ............. Pukul: ...............
6. Menu untuk Pengungsi saat Masa Tanggap Darurat
D. DESKRIPSI BENCANA :
7. Standar Perhitungan Populasi berdasarkan Jumlah Pengungsi
.......................................................................................................
8. Kuesioner Kesehatan Jiwa E. LOKASI BENCANA
9. Form Pencatatan dan Pelaporan Obat dan Perbekalan Provinsi ...........................................................................................
Kesehatan
10. Daftar Obat dan Perbekalan Kesehatan Menurut Jenis Bencana
Jumlah
No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Dusun Penduduk Topografi
Terancam
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

F. JUMLAH KORBAN
a. Korban meninggal

Kewargane-
Jenis garaan Alamat Tempat Penyebab
No. Nama Usia
Kelamin (No. Korban Tingggal Kematian
Passport)*


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Cat.: *khusus untuk korban WNA

72 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 73
b. Korban hilang H. KONDISI FASILITAS KESEHATAN

Kewargane- Nama Fasilitas Kesehatan Kondisi Fungsi Pelayanan


Jenis garaan Alamat (RS, Peskesmas, Pustu,
No. Nama Usia Lokasi Hilang
Kelamin (No. Korban Gudang Farmasi, Polindes, Tidak Rusak Berfungsi Tidak
Passport)* Dinkes, Rumah Dinas, dsb) Rusak Berfungsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
a. .................
b. ..................
c. ..................
Cat.: *khusus untuk korban WNA
d. dst
c. Korban luka berat/rawat inap dan luka ringan/rawat jalan

Rawat Inap Rawat Jalan I. UPAYA PENANGGULANGAN YANG TELAH DILAKUKAN


Nama Fasilitas Pelayanan
No. Kesehatan dan Lokasinya 1. ..................................................................................................
(Kab/Kota) L P Jml L P Jml 2. ..................................................................................................
(1) (2)
(3) (4) (5) (6) (7) (8) 3. Dst
J. HAMBATAN PELAYANAN KESEHATAN
a. ..................................................................................................
Jumlah b. ..................................................................................................
c. ..................................................................................................
d. Pengungsi K. BANTUAN YANG DIPERLUKAN SEGERA
1. ..................................................................................................
No Lokasi KK Laki-Laki Perempuan Jml Jiwa 2. ..................................................................................................
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 3. Dst
L. RENCANA TINDAK LANJUT
.......................................................................................................
JUMLAH

............../........................./20.....
G. FASILITAS UMUM
Pelapor
1. Akses ke lokasi kejadian krisis :
Instansi : ..................................
- Mudah dijangkau, menggunakan ..............................
Jabatan : ..................................
- Sukar, karena ...................................
2. Jalur komunikasi yang masih dapat digunakan : ..................
( .............................................. )
3. Keadaan jaringan listrik :
NIP.
- Baik
- Terputus
- Belum tersedia/belum ada
Catatan: Form dapat dikembangkan sesuai kebutuhan
4. Sumber air bersih yang digunakan
Tercemar
Tidak tercemar

74 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 75
Lampiran 2. c. Luka berat/rawat inap dan luka ringan/rawat jalan
Form Penilaian Cepat Kesehatan (Form RHA/Formulir V) 5 Kasus 5 Kasus
Fasilitas Rawat Inap Rawat Jalan Jumlah Gangguan
Pelayalan Penyakit Penyakit Jiwa/Psikososial
Kesehatan & Rawat Inap Rawat Jalan
lokasi terbanyak terbanyak
FORM PELAPORAN PENILAIAN CEPAT KESEHATAN (Kab/Kota)
L P Jml tiap L P Jml tiap Anak Dewasa
Fasyankes Fasyankes
KEJADIAN KRISIS KESEHATAN (FORMULIR V)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

A. NAMA DINKES : ............................................................................. Jumlah


B. JENIS BENCANA : …...........................................…………..……….
C. WAKTU KEJADIAN BENCANA : d. Jenis penyakit yang berpotensi KLB adalah .............
Tanggal: ........... Bulan: ................ Tahun: ............ Pukul: .............. e. Pengungsi dan penduduk rentan:
D. DESKRIPSI BENCANA:
....................................................................................................... Jumlah
kasus
E. LOKASI BENCANA Nama gangguan Jumlah Pengungsi Jumlah Penduduk Rentan
Kab/ Kec dan Tempat jiwa/psiko-
Kota Dusun/ Pengung- sosial
Penduduk Desa sian
Prov. Kab./Kota Kec. Desa/Dusun yang Topografi Cacat Lansia
Terancam Anak De L P Jml KK Bayi Bali- Bu- Bu-
wa ta mil tekil
sa
L P L P
F. JUMLAH KORBAN
a. Korban meninggal (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kewargane-
Jenis Usia garaan Alamat Tempat Penyebab
No Nama Kelamin (No. Korban Meninggal Kematian
Passport)* E. FASILITAS KESEHATAN YANG RUSAK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Nama Fasilitas Kesehatan Kondisi Fungsi Pelayanan
(RS, Puskesmas, Pustu, Gudang Rusak Rusak Rusak
Farmasi, Polindes, Dinkes, Masih Berfungsi Tidak Berfungsi
Berat Sedang Ringan
Rumah Dinas, dsb)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
b. Korban hilang a. ....................
b. ....................
Kewargane- c. dst
Jenis Usia garaan Alamat Lokasi
No Nama Kelamin (No. Korban Hilang
Passport)* G. FASILITAS UMUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Akses ke lokasi kejadian krisis :
• Mudah dijangkau, menggunakan ..............................
Cat.: *khusus untuk korban WNA
• Sukar, karena ............................................................
2. Jalur komunikasi yang masih dapat digunakan : ......................

76 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 77
3. Keadaan jaringan listrik : b. PAC :
• Baik - Tidak cukup - Cukup
• Terputus c. Aquatab :
• Belum tersedia/belum ada - Tidak cukup - Cukup
4. Air Bersih d. Kantong sampah :
• Cukup - Tidak cukup - Cukup
• Tidak Cukup e. Repellent lalat :
- Tidak cukup - Cukup
H. KONDISI SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI LOKASI f. Hygiene kit :
PENAMPUNGAN PENGUNGSI - Tidak cukup - Cukup
(4) Persalinan Kit :
No Jenis Fasilitas Kondisi - Tidak ada - Ada
(1) (2) (3)
SDM :
1. Jenis tempat 1. bangunan permanen 2. bangunan darurat Jumlah :
penampungan
-Tidak Cukup - Cukup
2. Kapasitas 3. memadai (min. 3 m2/or) 4. tidak memadai
penampungan Kompetensi :
pengungsi - Tidak Memenuhi - Memenuhi
3. Kapasitas 5. memadai (min. 5L /or/hr pada 6. tidak memadai b. Sarana Pendukung Pelayanan Kesehatan
penyediaan air hari pertama kejadian krisis dan (1) Transportasi operasional pelayanan kesehatan :
bersih 15 L/or/hari pada hari berikutnya)
- Tidak cukup - Cukup
4. Sarana Jamban 7. memadai (min. 40 or/1 jamban) 8. tidak memadai
(2) Alat komunikasi :
Darurat
10. tidak memadai
- Tidak cukup - Cukup
5. Tempat 9. memadai (min. 3 m3/ 60 or)
pembuangan (3) Sarana listrik :
sampah - Tidak berfungsi - Berfungsi
6. Sarana SPAL 11. memadai (min. 4 m dari 12. tidak memadai
penampungan) Rumah Sakit / PKM
7. Penerangan 13. Memadai (min. 60 lux) 14. Tidak memadai a. Perbekalan Kesehatan :
(1) Obat dan Bahan Habis Pakai:
- Tidak cukup - Cukup
I. KETERSEDIAAN SUMBER DAYA (2) Alat Kesehatan :
Dinas Kesehatan - Tidak cukup - Cukup
a. Perbekalan Kesehatan: (3) Bahan Sanitasi
(1 Obat dan Bahan Habis Pakai : a. Kaporit :
- Tidak cukup - Cukup - Tidak cukup - Cukup
(2) Alat Kesehatan : b. PAC :
- Tidak cukup - Cukup - Tidak cukup - Cukup
(3) Bahan Sanitasi c. Aquatab :
a. Kaporit : - Tidak cukup - Cukup
- Tidak cukup - Cukup d. Kantong sampah :
- Tidak cukup - Cukup

78 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 79
e. Repellent lalat : L. REKOMENDASI
- Tidak cukup - Cukup 1. ...................................................................................................
(4) Persalinan Kit : 2. ...................................................................................................
- Tidak ada - Ada 3. dst
(5) Air :
- Tidak cukup - Cukup
(6) Tempat Tidur :
- Tidak cukup - Cukup ................/............../20......

b. Kebutuhan tenaga kesehatan Yang melaporkan Mengetahui,*


Ketua Tim Kepala Dinas Kesehatan
Nama Fasilitas Tenaga Tenaga Kab/Kota ...........................
Pelayanan Kesehatan yang Kesehatan yang
No. Keterangan
Kesehatan Tersedia Tersedia
(RS, Puskesmas,
Pustu, Polindes, dsb) Jenis Jml Jenis Jml

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
______________________ _______________________
1 ...............................
NIP. NIP.
2 ...............................
dst ...............................

c. Sarana Pendukung Pelayanan Kesehatan


(1) Transportasi operasional pelayanan kesehatan :
- Tidak cukup - Cukup
(2) Alat komunikasi :
- Tidak cukup - Cukup
(3) Sarana listrik untuk pelayanan kesehatan :
-Tidak cukup - Cukup

J. UPAYAPENANGGULANGAN YANG TELAH DILAKUKAN


1. ...................................................................................................
2. ...................................................................................................
3. dst

K. BANTUAN YANG DIPERLUKAN


1. ...................................................................................................
2. ...................................................................................................
3. dst

80 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 81
Lampiran 3. 2. Korban hilang
Form Perkembangan Krisis Kesehatan (Formulir VII)
No Nama Jenis Usia Kewarganegaraan Alamat Lokasi
Kelamin (No. Passport)* Korban Hilang
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
FORM PELAPORAN PERKEMBANGAN KEJADIAN KRISIS
(FORMULIR VII)

1. NAMA DINKES : ............................................................................. 3. Korban luka berat/rawat inap dan luka ringan/rawat jalan
2. JENIS BENCANA :…………………...............................…................ Rawat Inap Rawat Jalan
Nama Fasilitas
3. WAKTU KEJADIAN BENCANA : Pelayanan
Masih Rawat Pulang Rawat Jalan Jumlah
Tanggal: ........... Bulan:..................... Tahun: ............ Pukul: .......... No. Kesehatan Inap Sembuh Hari ini Kumulatif Ket.
(kumulatif)
4. WAKTU PELAPORAN:
(Kab./Kota)
L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml
Tanggal: ........... Bulan:..................... Tahun: ............ Pukul: ..........
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
5. DESKRIPSI BENCANA :
.......................................................................................................
6. LOKASI BENCANA : JUMLAH

Jumlah Total Rawat Inap : .................... orang


Penduduk
Prov. Kab./Kota Kec. Desa/Dusun yang Topografi
Terancam 2. Pengungsi dan penduduk rentan
Jumlah
kasus Jumlah
gangguan Jumlah Penduduk Rentan
Kec Nama Pengungsian
jiwa/
Kab./ dan Tempat
7. JUMLAH KORBAN KEADAAN TERAKHIR Psikososial
Kota Dusun/ Pengung
1. Korban meninggal Desa sian Cacat Lansia
Anak Dewa- L P Jml KK Bayi Bali Bu Bu L P L P
Kewarga- sa ta mil teki
Jenis negaraan Alamat Tempat Penyebab (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
No Nama Kelamin Usia (No. Korban Meninggal Kematian
Passport)*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) JUMLAH

3. Jenis penyakit yang dirawat jalan :


Cat.: *khusus untuk korban WNA
(a) Trend penyakit potensi KLB
(b) Jumlah kasus gangguan jiwa/psikososial
4. Kondisi gizi pengungsi (sasaran anak usia 0 – 60 bulan) :

82 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 83
Ambang Batas b. Jenis Penyakit Rawat Inap (Kumulatif) di Fasilitas Pelayanan
Indeks Kategori Status Gizi Jumlah
(Z-Score) Kesehatan(RSU, RSK, RS Lapangan, Puskesmas, Pos
Berat Badan menurut a. Sangat Kurus < -3 SD Kesehatan)
Panjang Badan (BB/PB) b. Kurus -3 SD s.d. <-2 SD Umur Jenis Kelamin
atau Berat Badan menurut No. Diagnosa
Tinggi Badan (BB/TB) c. Normal -2 SD s.d. 2 SD < 5 th > 5 th Jumlah L P Jumlah
d. Gemuk > 2 SD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

JUMLAH Jumlah

Persentase balita kurus dan sangat kurus terhadap jumlah anak yang diukur dan
ditimbang ..................................
c. Perkembangan Kasus Spesifik Rawat Inap, mis., patah tulang,
luka bakar, operasi, dll (dari jumlah kasus yang dipantau) :
………………………….
7. FASILITAS KESEHATAN YANG RUSAK
Rawat Inap
Kondisi Fungsi Pelayanan
Nama Fasilitas Nama Fasilitas Masih Rawat
No. Pasien Baru Pulang Sembuh Ket.
Kesehatan Kesehatan Inap

(RS, Puskesmas,
Rusak Rusak Rusak Berfungsi Tidak L P Jml L P Jml L P Jml
Pustu, Gudang
Ringan Sedang Berat Berfungsi
Farmasi, Polindes,
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Dinkes, Rumah

Dinas, dsb)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
a. ...................
b. .....................
c. .................... 9. UPAYA PENANGGULANGAN YANG TELAH DILAKUKAN
d. dst a. Upaya Sanitasi di Lokasi Krisis ………….................…………
a) Pengukuran kepadatan lalat ……..............………………
8. PERKEMBANGAN KONDISI KESEHATAN KORBAN b) Pengendalian vektor …………..........................…………
a. Jenis Penyakit Rawat Jalan (Kumulatif) di Fasilitas Pelayanan c) Pemeriksaan kualitas air dan udara ……....………………
Kesehatan (RSU, RSK, RS Lapangan, Puskesmas, Pos b. Upaya kesehatan reproduksi ………...................……………
Kesehatan) c. Upaya kesehatan jiwa ………….............................…………
d. Upaya distribusi obat dan perbekkes …….......………………
Umur Jenis Kelamin e. Surveilans …………………...............................................…
No. Diagnosa
< 5 th > 5 th Jumlah L P Jumlah f. Upaya pelayanan gizi ...........................................................
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) g. Tenaga kesehatan yang dimobilisasi
h. Bantuan yang diberikan .......................................................
Jumlah
i. ............................................................................................
j. dst

84 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 85
10. PERMASALAHAN YANG ADA Lampiran 4.
a. ............................................................................................ Form Perkembangan Pasien di Fasilitas Kesehatan
b. ............................................................................................ (Formulir VIII)
c. ............................................................................................
d. dst FORM PELAPORAN
PERKEMBANGAN KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
11. BANTUAN SEGERA YANG DIPERLUKAN
a. ........................................
KHUSUS UNTUK RUMAH SAKIT DAN KLINIK
b. ........................................ (FORMULIR VIII)
c. .........................................
d. dst A. NAMA RUMAH SAKIT/KLINIK : .......................................................
B. JENIS BENCANA : ……………………..................................……......
12. RENCANA TINDAK LANJUT C. WAKTU KEJADIAN BENCANA :
a. ........................................ Tanggal : ........... Bulan : ............ Tahun : .............. Pukul : …………
b. ........................................ D. WAKTU PELAPORAN :
c. ......................................... Tanggal : ........... Bulan : ............ Tahun : .............. Pukul : …………
d. dst E. LOKASI BENCANA : ………….............................……………………
F. JUMLAH KORBAN

1. Korban meninggal
................/.............../20..... Kewarga
Mengetahui, No. Nama Jenis Usia negaraan Alamat Penyebab
Kepala Dinas Kesehatan Petugas yang melaporkan Kelamin (No. Korban Kematian
Passport)*

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Cat.: *khusus untuk korban WNA

_____________________ ____________________
NIP. NIP. 2. Korban dirawat dan rujukan
Pulang Ket’
Form dapat dikembangkan sesuai kebutuhan Pasien Baru Masih Sembuh Dirujuk Rawat Jalan (Tujuan
Dirawat Inap (Kumulatif) Kumulatif Kumulatif Rujukan)

L P L P L P L P L P

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

86 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 87
G. SARANA KESEHATAN/BANGUNANRS/KLINIK YANG RUSAK
Rawat Inap
1. .................................................................................................
2. ................................................................................................. No. Diagnosa Pasien Baru Masih Rawat Inap Keterangan
3. dst.....
L P Jml L P Jml

H. PERKEMBANGAN KONDISI KESEHATAN KORBAN


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Jenis Penyakit Rawat Jalan (kumulatif)

Umur Jenis Kelamin


No. Diagnosa
<5 th >5 th Jumlah L P Jumlah
4. Jenis penyakit yang dirawat jalan dan dirawat inap:

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(1) Trend penyakit potensi KLB
(2) Jumlah kasus gangguan jiwa/psikososial

Jumlah I. PERMASALAHAN SAAT INI


....................................
2. Jenis Penyakit Rawat Inap (kumulatif)
J. BANTUAN SEGERA YANG DIPERLUKAN
Umur Jenis Kelamin 1. .................................................................................................
No. Diagnosa 2. .................................................................................................
<5 th >5 th Jumlah L P Jumlah
3. dst

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
K. RENCANATINDAK LANJUT
1. .................................................................................................
Jumlah 2. .................................................................................................
3. dst
3. Perkembangan Kasus Spesifik Rawat Inap, mis., patah tulang,
................/.............../20......
luka bakar, operasi dan lain-lain (tergantung dari jumlah kasus
Mengetahui,
yang dipantau): …………....................................……………….
Kepala Dinas Kesehatan Petugas yang melaporkan


_____________________ ____________________
NIP. NIP.

Catatan: Form dapat dikembangkan sesuai kebutuhan

88 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 89
Lampiran 5. 2. Sarana dan Prasarana Penyimpanan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Form Penilaian Cepat Kesehatan (Form RHA) Obat dan
Perbekalan Kesehatan I Gedung/Bangunan
- Luas Gedung
1. Sumber Daya Manusia
- Kondisi saat ini Baik Rusak Rusak
Pernah mengikuti pelatihan Ringan Berat
No. Pendidikan Jumlah pengelolaan obat pada II Penyimpanan dan Kondisi saat ini
penanggulangan bencana?
Distribusi Jumlah Baik Rusak Rusak
(Ya/Tidak)
Ringan Berat
1 Apoteker
1 Kendaraan Roda Empat
2 S1 Farmasi
2 Kendaraan Roda Dua
3 D3 Farmasi 3 Lemari narkotika dan
4 AA/SMF psikotropika

5 Tenaga Kesehatan lain 4 Lemari Pendingin

6 Lain-lain 5 Hand forklift


6 Troley
III Administrasi

1 Komputer
2 Printer
3 Telepon

4 Faksimili

3. Dana
Apakah tersedia alokasi dana untuk pengelolaan dan distribusi obat
pada penanggulangan bencana?
Ya Tidak
Sumber dana :
Jumlah :

4. Formulir Permintaan Kebutuhan Obat


Nama Poskes/Puskesmas/RS/
Instalasi Farmasi/Fasyankes :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :

90 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 91
DAFTAR PERMINTAAN KEBUTUHAN OBAT Lampiran 6.
Menu Makanan Masa Tanggap Darurat
No. Nama Obat Satuan Pemakaian Sisa Stok Jumlah Ket.
Kemasan Permintaan
Contoh Menu hari ke 1 sampai hari ke 5 untuk bayi 6-8 bulan (650 kal)

Waktu Menu
Makan 1 2 3 4 5
Setiap ASI ASI ASI ASI ASI
(Tempat, Tgl-Bulan-Tahun) Waktu
Pagi Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
saji saji saji saji saji
rasa pisang rasa apel rasa jeruk rasa pisang rasa jeruk
Mengetahui, Siang Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi
Kepala Unit/Instansi Pengelola Obat Unit/Instansi
Sore Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap
saji saji saji saji saji
rasa ikan rasa ayam rasa kacang rasa daging rasa kacang
hijau sapi merah
TTD. TTD.

………………………. ………………………. Catatan :


1. ASI diteruskan sekehendak bayi.
Catatan : 2. Menu ini diberikan selama 5 hari pertama ketika bahan makanan
1. Jumlah Korban = …...............................................….. segar seperti lauk pauk, sayuran dan buah belum dapat diperoleh.
2. Jenis Penyakit yang ditemui = ....................................................... 3. Setelah hari ke-5 diharapkan sudah tersedia bahan makanan segar
sehingga menu lebih bervariasi dan diberikan makanan selingan
berupa buah, biskuit dan makanan sore dilengkapi dengan lauk
pauk dan sayur.
4. Buah dan sayuran dapat diberikan bervariasi sesuai dengan
ketersediaan.
5. Lauk hewani dan nabati dapat diberikan bervariasi sesuai dengan
bahan makanan segar yang tersedia, antara lain ayam, ikan, daging,
tempe, tahu dan kacang-kacangan.

92 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 93
Contoh Menu hari ke 1 Sampai Hari ke 5 Bayi 9-11 Bulan (900 kal) Contoh Menu Hari ke 1 SD Hari ke 5 Anak 2-3 Tahun (1250 kal)

Waktu Menu Waktu Menu


Makan 1 2 3 4 5 Makan 1 2 3 4 5
Setiap ASI ASI ASI ASI ASI Pagi -Bubur -Nasi -Mie goreng -Nasi goreng -Nasi uduk
Waktu beras -Ikan kaleng campur da- Abon -Perkedel
-Abon saus tomat ging kaleng -Susu daging kaleng
Pagi Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap -Susu -Susu -Susu -Susu
saji saji saji saji saji
rasa pisang rasa apel rasa jeruk rasa pisang rasa jeruk Selingan -Biskuit -Buah kaleng -Biskuit -Buah kaleng -Biskuit
-Minuman -Minuman -Minuman -Minuman -Minuman
Selingan Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh
sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll)
Siang Bubur Bubur Bubur Bubur Bubur
Sumsum Sumsum Sumsum Sumsum Sumsum Siang -Nasi -Nasi -Nasi uduk -Nasi uduk -Nasi
-Ikan tuna -Daging -Abon ikan -Sup jamur -Tumis
Selingan Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi kaleng kaleng kaleng dan dendeng
tumis bumbu teri manis
Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap Bubur siap bawang santan
Sore saji saji saji saji saji
rasa ikan rasa ayam rasa kacang rasa daging rasa kacang Selingan -Buah kaleng -Biskuit -Buah kaleng -Biskuit -Buah kaleng
hijau sapi merah -Minuman -Minuman -Minuman -Minuman -Minuman
manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh,
sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll)
1. ASI diteruskan sekehendak bayi. -Nasi -Nasi -Nasi
Sore -Nasi -Nasi
2. Menu ini diberikan selama 5 hari pertama ketika umumnya bahan -Sup -Tumis den- -Sup daging -Ikan sarden -Tim teri bum-
makanan segar seperti lauk pauk, sayuran dan buah belum dapat jamur kaleng deng manis kaleng bumbu sam- bu tomat
dan teri susu - Susu -Susu bal goreng -Susu
diperoleh. -Susu

Contoh Menu Hari ke 1 SD Hari ke 5 Anak 4-5 Tahun (1750 kali)


Contoh Menu Hari ke 1 SD Hari ke 5 Anak 12-24 Bulan (1250 kal)
Waktu Menu
Waktu Menu Makan 1 2 3 4 5
Makan 1 2 3 4 5
Pagi -Bubur -Nasi -Mie goreng -Nasi goreng -Nasi uduk
Setiap ASI ASI ASI ASI ASI beras -Ikan kaleng campur da- Abon -Perkedel
Waktu -Abon saus tomat ging kaleng -Susu daging kaleng
-Susu -Susu -Susu -Susu
Pagi - Bubur beras - Nasi Mie goreng - Nasi goreng - Nasi uduk
- Abon - Ikan sampur - Abon - Perkedel Selingan -Biskuit -Buah kaleng -Biskuit -Buah kaleng -Biskuit
kaleng daging daging -Minuman -Minuman -Minuman -Minuman -Minuman
saos tomat kaleng kaleng manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh
Buah kaleng Biskuit sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll)
Selingan Biskuit Buah kaleng Biskuit
Siang -Nasi -Nasi -Nasi uduk -Nasi uduk -Nasi
Siang - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi - Nasi -Ikan tuna -Daging -Abon ikan -Sup jamur -Tumis
- Sup jamur - Tumis - Sup daging - Ikan Sarden - Tim teri kaleng kaleng kaleng dan dendeng
kaleng dan dendeng kaleng sambal bumbu tumis bumbu teri manis
teri manis goreng tomat bawang santan
Selingan -Buah kaleng -Biskuit -Buah kaleng -Biskuit -Buah kaleng
-Minuman -Minuman -Minuman -Minuman -Minuman
manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh,
sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll) sirup, jus dll)
Sore -Nasi -Nasi -Nasi -Nasi -Nasi
-Sup -Tumis den- -Sup daging -Ikan sarden -Tim teri bum-
jamur kaleng deng manis kaleng bumbu sam- bu tomat
dan teri susu -Susu -Susu bal goreng -Susu
-Susu

94 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 95
Contoh Menu 5 Hari Untuk Ibu Hamil (2200 kal) Lampiran 7.
Menu Populasi “Standar” berdasarkan Jumlah Pengungsi
Waktu
Makan 1 2 3 4 5
-Mie kuah -Nasi goreng -Nasi uduk
Dalam melakukan perhitungan untuk pengadaan dan sasaran kit
Pagi -Nasi kuning -Nasi
-Abon -Ikan kaleng -Tumis -Perkedel -Bakwan ikan kesehatan reproduksi dan kit individu dapat menggunakan estimasi dari
bumbu daging kornet kaleng populasi standar pada tabel berikut.
tomat kaleng
Selingan -Bala bala -Buah kaleng -Biskuit -Buah kaleng -Biskuit
mie daging -Teh manis -Teh manis Tabel 1. Asumsi Populasi Standar berdasarkan Jumlah Pengungsi
-Teh manis

Siang -Nasi -Nasi -Nasi -Nasi -Nasi Populasi Asumsi data


-Ikan asin -Mie goreng -Ikan bumbu -Sup bola -Tumis
pedas -Opor daging kari daging dendeng • Pria Dewasa 20%
cabe kaleng kaleng manis
kering • Wanita Usia Subur 25%
Selingan Buah kaleng -Biskuit -Buah kaleng -Martabak Buah kaleng • Angka Kelahiran Kasar 4%
-Teh manis mie
-Teh manis - Jumlah ibu hamil dalam 12 bulan
Sore -Nasi -Nasi gurih -Nasi -Nasi -Nasi - Jumlah ibu bersalin dalam 12 bulan
-Tim ikan -Dendeng -Mie kuah -Sambal -Fuyunghai
kaleng balado siram goreng mie ikan • WUS korban kekerasan seksual 2%
daging ikan teri sarden saos
kaleng tomat • WUS memakai kontrasepsi 15%
- Kontrasepsi oral 40%
- Suntikan 55%
- IUD 5%
• Aborsi/kehamilan dengan komplikasi 20%
• Robekan vagina saat peralinan 15%
• Operasi Caesar 5%

Sumber: Manual Inter Agency Reproductive Health Kit for Crisis


Situasion, 5th edition, 2011

96 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 97
Lampiran 8. Kuesioner untuk Anak-Anak Pascabencana
Kuesioner Kesehatan Jiwa No. Pertanyaan Tidak Agak Benar
Benar Benar
Kuesioner untuk Orang Dewasa Pascabencana
1. Gelisah, terlalu aktif, tidak dapat diam untuk waktu lama
No. Pertanyaan Ya Tidak 2. Sering mengeluh sakit kepala, sakit perut atau
sakit-sakit lainnya
1. Sakit kepala?
3. Sering sulit mengendalikan kemarahan
2. Kurang/tidak nafsu makan?
4. Cenderung menyendiri, lebih suka bermain seorang diri
3. Tidur tidak nyenyak?
5.* Umumnya bertingkah laku baik biasanya melakukan
4. Mudah takut?
apa yang disuruh atau diminta oleh orang lain
5. Merasa cemas, tegang, khawatir?
6. Banyak cemas atau sering khawatir terhadap apapun
6. Tangan gemetar?
7. Terus menerus bergerak dengan resah atau
7. Pencernaan terganggu?
menggeliat-geliat
8 Sulit berpikir jernih?
8.* Mempunyai satu atau lebih teman baik
9. Tidak merasa bahagia?
9. Sering berkelahi dengan anak-anak lain atau
10. Lebih sering menangis dari biasanya?
mengintimidasi mereka
11. Sulit menikmati kejadian sehari-hari?
10. Sering merasa tidak bahagia, sedih atau menangis
12. Sulit mengambil keputusan?
11.* Pada umumnya disukai oleh anak-anak lain
13. Pekerjaan sehari-hari terganggu?
12. Perhatian mudah teralih, tidak dapat berkonsentrasi
14. Tidak mampu berperan aktif dalam kehidupan sehari-hari?
13. Mudah kehilangan rasa percaya diri, gugup (atau sulit ber-
15. Kehilangan minat atau gairah?
pisah dengan orang tua/pengasih) dalam situasi yang baru
16. Merasa tidak berharga?
14. Sering berbohong atau berbuat curang
17. Berpikiran untuk bunuh diri?
15. Diganggu, dipermainkan, diintimidasi atau diancam
18 Selalu merasa lelah?
oleh anak-anak lain
19. Merasa tidak nyaman di perut anda?
16.* Sebelum melakukan sesuatu berfikir dahulu
20. Mudah lelah?
tentang akibatnya
21. Lebih sering menggunakan alkohol/zat terlarang
17. Mencuri dari rumah, sekolah atau tempat lain
dari biasanya?
18 Lebih mudah berteman dengan orang dewasa
22. Merasa seseorang bermaksud mencelakai anda?
daripada dengan anak-anak lain
23. Merasa ada sesuatu yang mengganggu pikiran anda?
19. Banyak yang ditakuti, mudah menjadi takut
24. Mendengar suara-suara yang tidak didengar orang lain?
20. Mampu memperhatikan dengan baik, mampu
25. Mengalami mimpi tentang musibah atau seakan
menyelesaikan tugas atau pekerjaan sampai selesai
mengalaminya kembali?
Skor total
26. Menghindari berbagai kegiatan, tempat, orang, atau
pikiran yang mengingatkan akan musibah tersebut? Penilaian
27. Kurang tertarik terhadap teman-teman atau 1. Kecuali pertanyaan yang diberi *, pemberian nilai sebagai berikut : Tidak benar = 0,
kegiatan sehari-hari? Agak benar=1, dan Benar=2.
28. Merasa sangat sedih bila berada dalam situasi yang 2. Pertanyaan yang diberi *, pemberian nilai sebagai berikut: Tidak benar=2, Agak
mengingatkan akan musibah tersebut? benar=1, dan Benar=0
29. Sulit menghayati atau mengeluarkan perasaan 3. Jumlahkan seluruh nilai yang didapat.
4. Untuk anak 4-10 tahun (diisi oleh pengasuh): skor 14 atau lebih menandakan perlunya
Bila jumlah jawaban “Ya” sebanyak 5 atau lebih pada pertanyaan 1-20 atau sebanyak 1 berkonsultasi ke dokter atau ahli.
atau lebih pada pertanyaan 21-29, maka sebaiknya menghubungi ahli untuk mendapat 5. Untuk anak 11-17 tahun (mengisi sendiri): batas skor 16 atau lebih menandakan
bantuan. perlunya berkonsultasi ke dokter atau ahli.

98 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 99
Lampiran 9. Lampiran 10.
Form Pencatatan dan Pelaporan Obat Daftar Obat dan Perbekalan Kesehatan
Menurut Jenis Bencana
Form Pencatatan Pelaporan
Unit/Instansi : No Jenis Bencana Jenis Penyakit Obat dan Perbekalan Kesehatan yang Dibutuhkan
Kab/Kota/Provinsi : 1 Banjir 1. Diare/Amubiasis Oralit, Infus R/L, NaCl 0,9%, Metronidazol, Infus Set,
Periode tanggal : Abocath, Wing Needle
Oralit, Cairan RL
2. Dermatitis: CTM tablet, Prednison, Salep 2-4, Hidrokortison salep,
No Nama Satuan Stok Penerimaan Pengeluaran Sisa Tgl Kontak Betametason krim, Deksametason tab, Prednison tab,
Obat Kemasan Awal Stok Kadaluarsa Jamur Anti bakteri DOEN Salep, Oksitetrasiklin salep 3%.
Bakteri

Serbuk PK, Salisil Talk, Larutan Rivanol


Povidon Iodin salep, Asiklovir tab, Asiklovir krim,
Amoksisilin tab, Penisilin Prokain, Griseofulvin Injeksi,
Nistatin, Mikonazol Topikal Dan Ketokonazol.
Mengetahui,
Penanggung Jawab/Kepala Unit/Instansi Penanggung Jawab/Pengelola Obat 3. ISPA: Kotrimoksazol 480 mg, 120 mg tab dan suspensi,
Pneumonia Amoksisilin, OBH, Parasetamol,

PILIHAN I PILIHAN II
TTD. TTD.
Kotrimoksazol Tablet Amoksisilin tablet/
…………………………...….. ………………...…………… Anak & Dewasa, sirup, Parasetamol
Kotrimoksazol Sirup, tablet/sirup dan
Parasetamol tablet Salbutamol tablet
dan sirup
Gentamisin

Dekstrometorfan tab, GG, CTM


Parasetamol tablet & syrup, dekstrometorfan tablet/
Non Pneumonia sirup, efedrin tablet, Asetosal tab, Antibiotik
4. Asma PILIHAN I PILIHAN II PILIHAN III
Aminofilin Aminofilin Prednison
tablet, Efedrin tablet,
tablet, Salbutamol
Adrenalin inj, tablet
Teofilin tablet

5. Leptospirosis Amoksisilin 1000 mg tablet, Ampisillin 1000 mg


Penisilin, Tetrasiklin Atau Eritromisin

100 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 101
1. Conjuctivitis: Sulfasetamid t.m, Kloramfenikol salep mata, 4 Konflik sosial 1. Luka memar Idem
Bakteri Oksitetrasiklin salep mata, tetes mata Sulfasetamid, (kerusuhan)/ 2. Luka sayat Idem
Virus Steroid Topikal Huru hara 3. Luka bacok Idem
2. Gastritis 4. Patah tulang Idem
PILIHAN I PILIHAN II 5. Diare Idem
Antasida tablet/ Metoklopramid Tab 6. SPA Idem
suspensi ( Al. Kombinasi 7. Malaria Idem
Hidroksida, Mg Simetidin 8. Gastritis Idem
hidroksida) Atau Raniditin 9. Penyakit Kulit Idem

3. Trauma / Memar Kapas Absorben, kassa steril 40/40, Pov. Iodin, 10. Campak Vaksin Campak (bila ada kasus baru), Vitamin A
Fenilbutazon, Metampiron tablet, Ketoprofen,
Parasetamol tablet 11. Hipertensi Hidroklorotiazid tablet (Hct) , Reserpin tab Propanolol
tablet, Kaptopril tablet, Nifedipin tablet
2 Longsor Idem dengan banjir +
12. Gangguan Jiwa Klorpromazin tablet, Haloperidol tablet, Flufenazin

4. Fraktur tulang Kasa, Perban Elastis, Kasa Elastis, Alkohol 70%, Pov. Dekanoat injeksi, Diazepam tab, Amitriptilin tablet
5. Luka memar Iodin 10%, H2O2 Sol, Ethyl Chloride Spray, 5 Gunung A. ISPA Idem + masker
6. Luka sayatan Jarum Jahit, Cat Gut Chromic, Tabung Oksigen Meletus B. Diare Idem
7. Hipoksia C. Conjunctivitis Idem
3 Gempa / 1. Luka bakar Salep, Sofratule, Abocath, Cairan Infus (RL, Na, Cl), Vit
8. Luka memar Idem
Gelombang 9. Luka sayatan Idem C tab, Amoksisilin/Ampicillin tab, Kapas, Handschoen,
Tsunami 10. ISPA Wing needle, Alkohol 70%
11. Gastritis Idem 13. Conjunctivitis Idem
6 Kebakaran:
12. Patah Tulang Idem
- Hutan
Pembalut Gips, soft band 14. Luka bakar Idem
- Pemukiman
13. Malaria - Bom
PILIHAN I PILIHAN II - Asap 15. Myalgia Metampiron, Vit B1, B6, B12 oral
Artesunate tab+ Kina Terasiklin tab
Amodiaguin tab + / Doksisiklin tab + 16. Gastritis Idem
primakuin tab Primakuin tab
Klorokuin tab dosis
17. Asma Idem
tunggal + Primakuin
tab
18. ISPA Idem +masker
14. Asma Idem
15. Penyakit Mata Idem
16. Penyakit Kulit Idem

102 Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan Buku Saku Petugas Lapangan Penanggulangan Krisis Kesehatan 103

Anda mungkin juga menyukai