Hormon Pada Vertebrata
Hormon Pada Vertebrata
Hickman et al. (2001) menyatakan bahwa sistem endokrin vertebrata diatur oleh hipotalamus.
Pelepasan semua hormon pituitari anterior diatur terutama oleh produk-produk neurosekresi
hipotalamus yang disebut “releasing hormone/hormon pelepas” (atau hormon penghambat pelepasan).
Hipotalamus juga menghasilkan dua jenis hormon neurosekresi, yang disimpan di dalam dan
dilepaskan dari lobus pituitari posterior. Pada mamalia, kedua hormon ini adalah oksitosin, yang
merangsang produksi susu dan kontraksi uterus selama proses kelahiran; dan vasopresin (hormon
antidiuretik) yang bertindak terhadap ginjal untuk menghambat produksi urin, menyebabkan
penyempitan pembuluh darah, dan meningkatkan rasa haus. Pada amfibi, reptil dan burung, vasotosin
menggantikan vasopresin sebagai hormon pengatur keseimbangan air. Lobus pituitari anterior
menghasilkan tujuh jenis hormon yang telah dikenal dengan baik. Empat di antaranya adalah hormon
“tropic” yang mengatur kelenjar endokrin : hormon tirotropik (TSH), yang mengendalikan sekresi
hormon-hormon tiroid; hormon adrenokortikotropik (ACTH), yang merangsang pelepasan hormon-
hormon steroid oleh korteks anak-ginjal; dan “follicle-stimulating hormone’ (FSH; hormon
perangsang folikel) dan “luteinizing hormone’ (LH), yang beraksi terhadap ovari dan testes. Tiga jenis
hormon yang bertindak langsung adalah (1) prolaktin, yang memainkan beberapa peranan beragam,
termasuk merangsang produksi susu; (2) hormon pertumbuhan, yang mengendalikan pertumbuhan
dan metabolisme tubuh; dan (3) hormon perangsang melanosit (MSH), yang mengatur penyebaran
sel-sel melanosit pada vertebrata ektoterm.
Hickman et al. (2001) menambahkan bahwa pada banyak vertebrata, kelenjar pineal menghasilkan
hormon melatonin yang dilepaskan sebagai respon terhadap kondisi gelap. Pada burung dan mamalia
yang merupakan pemijah musiman, melatonin menyediakan informasi tentang panjang hari, dan
dengan demikian secara tidak langsung mengatur aktivitas reproduksi musiman. Di dalam otak ada
beberapa neuropeptida yang bertindak sebagai hormon, yaitu prostaglandin dan sitokin. Beberapa
hormon memainkan peranan penting dalam mengatur aktivitas metabolik seluler. Dua hormon tiroid,
yaitu triodotironin dan tiroksin, mengatur pertumbuhan, perkembangan sistem saraf dan metabolisme
seluler. Metabolisme kalsium dikendalikan terutama oleh tiga jenis hormon : hormon paratiroid dari
kelenjar paratiroid, hormon 1,25-dihidroksivitamin D yang merupakan turunan vitamin D, dan
kalsitonin dari kelenjar tiroid. Hormon paratiroid dan 1,25-dihidroksivitamin D meningkatkan
konsentrasi kalsium dalam plasma darah sedang kalsitonin menurunkannya.
Hormon-hormon steroid utama dari kortek adrenal adalah glukokortikoid, yang merangsang
pembentukan glukosa dari sumber non glukosa (glukoneogenesis), dan mineralokortikoid, yang
mengatur keseimbangan elektrolit darah. Medula adrenal merupakan sumber hormon epinefrin dan
norepinefrin, yang mempunyai banyak pengaruh, di antaranya membantu sistem saraf simpatetik
dalam respon darurat. Mereka juga meningkatkan subtrat energi di dalam darah untuk digunakan pada
situasi darurat. Pankreas endokrin menghasilkan dua jenis hormon yang bekerja berlawanan
(antagonistik) dalam mengatur metabolisme glukosa, yaitu insulin dan glukagon. Insulin dibutuhkan
dalam proses pemanfaatan glukosa darah pada tingkat seluler serta penyerapan asam-asam amino di
dalam otot; aksi glukagon berlawanan dengan insulin. Hormon yang ditemukan baru-baru ini adalah
leptin, yang disekresi oleh jaringan lemak (adipose) dan memberi umpan balik bagi hipotalamus
untuk mengatur keseimbangan energi dan pengambilan makanan (Hickman et al.2001).
Hormon berfungsi :
1. Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
2. Memacu reproduksi.
3. Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
4. Mengatur tingkah laku.
Kelenjar endokrin pada manusia meliputi kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar
adrenal, kelenjar kelamin, dan pankreas (kelenjar pulau-pulau langerhans).
Hormone dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai pengaruh besar.
Pada hakekatnya hormone dan saraf memiliki persamaan tugas dalam pengaturan kegiatan-
kegiatan tubuh. Perbedaannya meliputi kecepatan kerjanya, banyaknya organ tubuh yang
dipengaruhi, kecepatan reaksi, dan sistem peredarannya.
Hipotalamus memainkan peranan penting dalam koordinasi sistem saraf dan hormone.
Misalnya, otak mengirimkan informasi sensoris mengenai perubahan musim dan
ketersediaan pasangan kawin ke hipotalamus melalui sinyal saraf. Kemudian,
hipotalamus akan memicu pembebasan hormone reproduksi yang diperlukan untuk
perkawinan.
Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, ukurannya sebesar biji ercis. Meskipun
ukurannya kecil, kelenjar hipofisis berperan penting dalam sistem koordinasi tubuh.
Kelenjar hipofisis mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur berbagai
kegiatan dalam tubuh (mastergland).
Hipotalamus menyekresikan dua buah hormone, yaitu:
Hormone diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika suatu hormon yang dihasilkan
berkurang atau berlebih akan membawa dampak-dampak yang tidak diinginkan.
1. Jika pada masa anak-anak, sekresi hormon pertumbuhan berlebih (hipersekresi) akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme).
2. Bila hipersekresi hormon pertumbuhan terjadi pada di usia dewasa, dapat menyebabkan
pertumbuhan tulang abnormal di lengan, kaki, dan kepala. Kondisi ini dikenal sebagai
akromegali.
3. Bila kekurangan hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak menyebabkan kekerdilan
1. Bagian luar
Bagian luar (korteks) menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari:
a. Mineralokortikoid, berfungsi untuk membantu metabolisme garam natrium dan
kalium serta menjaga keseimbangan hormon kelamin
b. Glukokortikoid, berfungsi membantu metabolism karbohidrat.
Kekurangan hormon kortison menyebabkan penyakit adison yang ditandai dengan
kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, dan muntah-muntah.
2. Bagian dalam.
Bagian dalam (medula) menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin), yang memengaruhi
peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan meningkatkan tekanan darah
(menyempitkan pembuluh darah). Adrenalin bersama insulin berpengaruh terhadap
perubahan glikogen (gula dalam otot) menjadi glukosa (gula dalam darah).
G. Kelenjar Timus
Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.
Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon
pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.
III. KELAINAN HORMON
Tabel 4. Kelainan Akibat Hormon
No Nama Penyebab Akibat
kelainan
A Diabetes Kekurangan hormon urine banyak mengandung gula
melitus insulin,
B Gigantisme Kelebihan somatro tropin tumbuh seperti raksasa
atau tiroksin,
C Kretinisme Kekurangan somatro tumbuh kerdil
tropin atau tiroksin,
D Kejang otot Kekurangan parathormon Kalsium darah turun, terjadi kontraksi otot
berlebihan
E Tulang rapuh Kelebihan parathormon Kalsium darah meningkat, tulang mudah
retak dan patah
F Addison Kekurangan Berkurangnya volume & tekanan darah,
glukokortikoid karena hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh
kelenjar andrenal terhadap stress, lesu mental/ fisik.
terifeksi/autonium
G Sindrom Kelebihan glukokortikoid Otot mengecil dan lemah, osteoporosis, luka
Cushing sulit sembuh, gangguan mental
H Sindrom Kekurangan tanda kelainan sekunder pria pada
Adrenogenital glukokortikoid karena wanita/virilisme, pria di bawah umur timbul
kekurangan enzim pubertas perkoks, pria dewasa timbul
pembentuk glukokotikoid kelamin sekunder wanita
pada kelenjar adrenal
I Peokromosito Tumor adrenal medulla Basa metabolisme meningkat, glukosa darah
ma meningkat, jantung berdebar, tekanan darah
meninggi, berkurangnya fungsi saluran
pencernaan dan keringat pada telapak tangan
J Hipotiroidea kekurangan hormone kretinisme
tiroid
K Hipertiroidea kelebihan hormone tiroid berat badan menurun, gemetaran,
berkeringat, nafsu makan besar, jantung
berdebar dan BMR maningkat melebihi 20
sampai 100
Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern desebut
hormon. Fungsi mengatur atau mengontrol tugas-tugas tubuh, merangsang, baik yang bersifat
mengaktifkan atau mengerem pertubuhan, mengaktifkan bermacam-macam jaringan dan
berpengaruh terhadap tingkah laku makhluk hidup.
Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atau glandula hypophysa. Bagian anterior
kelenjar ini menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh
terutama pada panjang tulang. Juga merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin.
Bagian tengah g.pituitaria menghasilkan hormon intermidine yang mempunyai peranan
dalam pengaturan cromatophora dalam kulit. Bagian posterior g. Pituitaria menghasilkan
hormon yang mengatur pengambilan air. Hormon tiroid yang mengatur metabolisme.
Kelenjar ini menjadi besar pada berudu sebelum metamorphose menjadi katak. Kelenjar
pankreas menghasilkan enzim dan hormon insulin yang mengatur meteabolisme zat gula.
Kelenjar endokrin terdiri atas glandulae pituitaria atau hypophysa terletak didasar otak pada
ujung infundibulum, glandulae thyroidea yang terletak di bawah pena jugularis dekat cabang
arteri subclavia dan arteri carotis. Glandulae pancreatucus menghasilkan hormon insulin.
Glandulae sub renalis atau glandula andrenalis terletak pada permukaan ventral dan Ren,
Glandulae sexualis menghasilkan hormon yang mempengaruhi tanda kelamin sekunder
terutama terletak pada warna bulu.
Sel-sel neurosekresi terdapat pada terutama hewan rendah kecuali hewan bersel satu. Pada
Coelenterata dan annelida tidak terdaopat kelenjar endokrin tapi mekanisme neurosekresi
mengatur pertumbuhan dan reproduksi. Demikian juga pada cacing pipih dan nematoda
hanya mempunyai mekanisme neurosekresi. Hewan rendah yang mempunyai kelenjar
endokrin ialah Cephalopoda, Arthropoda dan hewan yang lebih kompleks lainya.
Crustacea
Terdapat kelenjar sinus pada insekta ada korpus kardiakum.kedua kelenjar tersebut sama
dengan neurohipofisis (hipofisis bagaian belakang) pada vertebrata. Jadi pada dasarnya
hewan rendah maupun vertebrata terdapat suatu hubungan antara sistem syaraf dengan
kelenjar endokrin. Hipotisis pada vertebrata disebut kelenjar neuroendokrin
Coelenterata
Pada Coelenterata seluruh sistem syaraf bekerja sebagai sistem neurosekresi. Misalnya pada
ubur-ubur syaraf cincin sirkum oral dengan serabut radialnya mempunyai sel-sel
neurosekresi. Neurohormon belum diketahui strukturnya tapi mempunyai fungsi penting
misalnya untuk proses melepaskan gamet. Platyhelminthes Pada cacing pipih sel-sel
neurosekresi terdapat pada ganglion otak. Fungsinya belum diketahui tapi diduga belum
mempunyai peranan dalam proses regenerasi.
Annelida
Mollusca
Sel neurosekresi terdapat pada gangloin otak molluska. Pada molluska terdapat pula kelenjar
endokrin seperti pada vertebrata. Kelenjar tersebut misalnya kelenjar optik pada Octopus.
Pada sejenis siput jika tentakel dibuang hasilnya pembentukan telur pada ovotestis
dipercepat. Jika ekstrak tentakel disuntikkan merangsang produksi sperma. Ekstrak ganglion
otak merangsang produksi telur. Dari contoh diatas menunjukkan bahwa baik otak maupun
tentakel berisi sel-sel neurosekresi yang menghasilkan hormon (neurohormon). Neurohormon
dari tentakel merangsang produksi sperma sedang dari otak merangsang perkembangan telur.
Pada octopus proses kedewasaan juga diatur oleh sel-sel neurosekresi yang mempengaruhi
pertumbuhan ovarium dan testes. Jadi hubungan ganglion otak-kelenjar optik-gonade pada
octopus sama seperti hubungan hipotalamus-hipofisisgonade pada vertebrata.
Crustacea (udang-udangan)
Mekanisme neurosekresi pada udang-udangan sangat kompleks dan sangat erat hubungannya
dengan sistem saraf dan ganglionnya. Diantaranya hormon yang penting adalah:
Terdapat beberapa neurohormon yang berasal dari ganglia optik yang letaknya pada tangkai
mata:
Organ Y
Insecta
Hampir semua hormon dihasilkan sel neurosekresi dari ganglion otak dan ganglia lainnya
yang dapat ditemukan pada protoserebrum, tritoserebrum, ganglion suboesofagus dan ganglia
ventral.
Hewan diketahui juga menghasilkan sejumlah hormon yaitu :
Juvenil hormone(JH), merangsang perubahan serangga dari bentuk ulat ke larva. Hormon
ini tidak dihasilkan ketika serangga mencapai bentuk dewasanya.Ecdysone, merangsang
perubahan atau pergantian kulit serangga. Hormon ini bekerja antagonis dengan JH.
Octopamine, menaikkan kadar penggunaan glukosa oleh otot.
Adipokinetic Hormone, mempercepat perubahan lemak menjadi energi.
Bovine Somatotropin(BST),meningkatkan produksi susu pada ternak.