Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH IAD/IBD/ISD

TEMA : KEBUDAYAAN SEBAGAI SARANA KELANGSUNGAN


HIDUP “ PERADABAN DAN KEBUDAYAAN MANUSIA”

DISUSUN OLEH :

SINDI MARDILA

ANGGI HARTIKA

SITI NUR KHOTIMAH

DOSEN PENGAMPU : FATIMAH ARISTIATI, M.si


SEMESTER : 1 (SATU)
JURUSAN : TARBIYAH
PRODI : PGMI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


AL-MA’ARIF WAY KANAN
T.A : 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah Wawasan Ilmu Sosial ini yang berjudul “Sejarah Peradaban Manusia dan
Kebudaannya” dalam waktu yang tepat.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat bantuan dari buku sumber yang
kami cari di Perpustakaan Universitas Negeri Malang serta beberapa buku-buku
pribadi milik kami dan juga kami mengambil sumber makalah ini dari internet.

Dalam kesempatan ini kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua rekan-rekan kelompok yang telah bekerja keras dalam penyusunan
makalah ini. Serta tidak lupa pula kepada dosen kami Drs. Soetjipto TH, S.H, S.E,
M. Pd yang telah membimbing kami dalam matakuliah Wawasan Ilmu Sosial.

Semoga makalah ini mampu menambahkan pengetahuan, khususnya bagi kami


sebagai penyusun dan umumnya bagi pembaca. Amin ya robbal ‘alamin.

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui
akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan
sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang
lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik / jasmaninya
melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya dan tidak

bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui


rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu
dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.

Manusia, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuaan yang tidak dapat
dipisahkan dalam artinya yang utuh. Masyarakat adalah kumpulan manusia yang
hidup dalam suatu daerah tertentu, yang telah cukup lama, dan mempunyai aturan-
aturan yang mengatur mereka untuk menuju tujuan yang sama. Sedangkan
kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah didalam bertindak dan berpikir,
sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dan sebab itulah
kebudayaan itu tidak dapat dilepaskan dengan individu dan masyarakat.

Pada masa sekarang istilah ke batasan yang jelas. kebudayaan dan peradaban tidak
mepunyai perbedaan adalah sebuah keyakinan yang mendasar bahwa visi bagi
manusia hidup adalah untuk membentuk peradaban, membuat dunia menjadi lebih
baik, menjadi seorang pemimpin. Seharusnya manusia hidup tidak hanya untuk
dirinya sendiri, tapi bergerak lincah sedemikian rupa untuk menjadikan alam
beserta isinya sebagai objek yang menjadi ladang bagi gerak dalam membangun
peradaban.Oleh sebab itu lah penulis menyusun makalah ini agar kita dapat lebih
memahami kembali mengenai pengertian manusia dan peradaban.Antara manusia
dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya
saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya.
Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya ada
faktor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.

Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi / berubah


sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan
suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena
pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.

iii
B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana asal-usul manusia menurut teori-teori para ahli?

b. Bagaimana peradaban manusia di dunia?

c. Apa saja pengaruh kebudayaan Islam, Hindu dan Budha di Indonesia?

d. Bagaimana perkembangan kebudayaan manusia?

e. Bagaimana perkembangan teknologi dunia?

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. ASAL USUL MANUSIA

1. Teori Evolusi Muncul1

Teori Evolusi secara kasar digambarkan sebagai teori yang mengatakan bahwa
manusia berasal dari binatang, jelasnya dari kera. Evolusi berarti perkembangan
(dalam bahasa Inggris: evolution). Dalam ilmu sejarah evolusi diartikan sebagai
perkembangan sosial, ekonomis, politis, yang berjalan sedikit demi sedikit, tanpa
unsur paksaan.

J.B de Lamarck, seorang sarjana Perancis yang hidup antara tahun 1774 – 1829,
merupakan orang pertama yang secara tegas menyatakan bahwa kehidupan
berkembang dari tumbuh-tumbuhan menuju binatang, dan dari binatang menuju
manusia. Namun pandangannya pada waktu itu belum mendapat banyak
perhatian. Pendobrakan terhadap pandangan lama barulah terjadi oleh pandangan-
pandangan radikal dari sarjana Inggris, Charles Darwin (1809 – 1882). Darwin
adalah ahli zoologi. Ia menelaah pengalaman-pengalaman dari pemeliharaan-
pemeliharaan burung merpati di Inggris. Ternyata dengan cara pemeliharaan yang
berencana dan tekun mereka berhasil memperoleh burung merpati yang jenisnya
amat berbeda dari jenis semula.

Darwin merumuskan pengalaman-pengalaman dan kesimpulan-kesimpulan di


atas, dalam suatu pokok pandangan bahwa “semua jenis binatang berasal dari satu
sel purba”2. Selanjutnya, dalam tahun 1871, ia menerbitkan buku kedua yang
menghebohkan dunia, dengan judul “The Descent of Man” (Asal Usul Manusia).
Dalam buku ini ia menerapkan teori perkembangan binatang-binatang menuju
manusia. Binatang yang maju, yaitu kera, mengalami proses struggle of life,
sedikit demi sedikit berubah, dan dalam jenisnya yang paling sempurna, mengarah
menuju wujud kemanusiaan. Binatang menjadi manusia.

Dari Jerman muncul pula seorang sarjana ilmu pengetahuan alam, bernama Ernst
Heinrich Haeckel (1834 – 1919), yang mempopulerkan teori Darwin. Tapi
berbeda dengan Darwin yang berpandangan bahwa sel-sel purba diciptakan
Tuhan, Haeckel menolak penciptaan sama sekali. Atas pengaruh Haeckel
timbullah kebiasaan untuk menyamaratakan manusia dengan kera, melalui
ungkapan dangkal “manusia berasal dari kera”.

Haeckel dengan sikapnya yang atheistis membuka lebar jalan bagi penganut teori
evolusi yang menentang Tuhan, lebih-lebih dalam hal ini oleh aliran Marxisme
dan Komunisme. Teori evolusi mulai dipakai sebagai senjata untuk memerangi
agama.

v
Teori ini jelas melawan agama dan akal pikiran dalam prinsip, tujuan serta hasil
pemikiran dan moral, serta berpengaruh dalam kehidupan praktis, bahkan telah
menjadi agama baru yang mengahancurkan dan menggeser kedudukan agama
lama. Maka tidak aneh jika hal itu mengguncangkan tokoh-tokoh agama.

2. Asal Usul Manusia Menurut Islam

Sebagai umat Islam yang mengakui dan meyakini rukun iman yang ke-enam,
maka sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya
literatur yang paling benar dan bersifat global bagi ilmu pengetahuan.

“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib….”3

Dengan memperhatikan ayat tersebut maka kita seharusnya tidak perlu berkecil
hati menghadapi orang-orang yang menyangkal kebenaran

keterangan mengenai asal usul manusia. Hal ini dikarenakan mereka tidak
memiliki unsur utama yang dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu Iman kepada yang
Ghaib. Ini sebenarnya tampak pula dalam pernyataan-pernyataan yang
dikeluarkan oleh mereka dalam menguraikan masalah tersebut yaitu selalu diawali
dengan kata kemungkinan, diperkirakan, dan sebagainya.

Tahapan kejadian manusia :

a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)

Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang
kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah
sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal
ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :

“Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah”4.

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”5.

Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia
pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits
Rasulullah saw bersabda :

Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari
tanah”6.

vi
b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)

Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam
keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah
berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri).
Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik


dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang
tidak mereka ketahui”7

Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat
An Nisaa’ ayat 1 yaitu :

“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan


kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan
daripada keduanya Allah

memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak”8

Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dijelaskan :

“Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam”9

Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung
hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui

perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah
dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu
maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya

3. Perpaduan Al Qur’an dengan Hasil Penelitian Ilmiah tentang Asal-usul


Manusia

Terwujudnya alam semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam
waktu enam masa. Hal ini sesuai dengan firman Allah :

"Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada iantara keduanya dalam
enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy (Dialah) Yang Maha
Pemurah, maka tanyakanlah itu kepada Yang Maha Mengetahui."10

Keenam masa itu adalah Azoikum, Ercheozoikum,

vii
Protovozoikum, Palaeozoikum, Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari penelitian
para ahli, setiap periode menunjukkan perubahan dan perkembangan yang
bertahap menurut susunan organisme yang sesuai dengan ukuran dan kadarnya
masing-masing. (tidak berevolusi).

"...dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya"11

Perpaduan antara Al Qur’an dengan hasil penelitian ini maka teori evolusi Darwin
ternyata tidak dapat diterima. Penelitian membuktikan bahwa kurun akhir
(cenozoikum) adalah masa dimana mulai muncul manusia yang berbudaya dan
Allah menciptakan lima kurun sebelumnya lengkap dengan segala isinya adalah
untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh manusia.

B. SEJARAH KEBUDAYAAN dan PERADABAN MANUSIA

1. Berdasarkan Persebaran Wilayahnya

Kata “kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta buddhaya, yaitu bentuk jamak
dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”14. Dengan

demikian kebudayaan dapat diartikan: “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”.


Ada sarjana lain yang mengupas kata budaya sebagai suatu

perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang berarti “daya” dan “budi”15.
Karena itu mereka membedakan “budaya” dan “kebudayaan”.

Demikian lah “budaya” adalah “daya” dan “budi” yang berupa cipta, karsa, dan
ras16. Sedangkan “kebudayaan” hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu.

Dalam istilah antropologi-budaya perbedaan itu ditiadakan. Kata “budaya” di sini


hanya dipakai sebagai suatu singkatan saja dari “kebudayaan” dengan arti yang
sama.

Kata culture merupakan kata asing yang sama artinya dengan “kebudayaan”.
Berasal dari kata Latin colore yang berarti “mengolah, mengerjakan,” terutama
mengolah tanah atau bertani. Dari arti ini

berkembang arti culture sebagai ”segala daya upaya serta tindakan manusia untuk
mengolah tanah dan mengubah alam”.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan kebudayaan


adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Sedangkan Koentjaraningrat

viii
berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia
yang harus dibiasakan dengan belajar dari hasil budi pekerti.17

Di samping istilah “kebudayaan” ada pula istilah “peradaban”. Hal yang terakhir
adalah sama dengan isltilah Inggris civilization. Istilah tersebut biasa dipakai
untuk menyebut bagian dan unsur dari kebudayaan yang halus, maju, dan indah,
misalnya: kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan-santun pergaulan, kepandaian
menulis, organisasi kenegaraan, dan sebagainya. Istilah “peradaban” sering juga
dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi,
ilmu pengetahuan, seni 14 Dalam buku Pengatar Ilmu Antropologi oleh Prof. Dr.
Koentjaraningrat. Hlm. 146 15 Ibid

antropologi-fisik sebenarnya belum banyak diteliti dan dianalisis. Bahasa-bahasa


Polinesian yang sudah banyak diteliti oleh para ahli bahasa sudah jelas merupakan
keluarga bahasa. Dari sudut etnografi kebudayaan-kebudayaan penduduk
Polinesian menunjukkan suatu keragaman besar dari yang sangat sederhana
hingga yang sangat kompleks, dengan system-sistem social berdasarkan kerajaan,
upacara-upacara kerajaan yang luas, dan seni patung yang menarik. Suatu hal
yang sama pada hampir semua kebudayaan di Polinesia adalah berkebudayaan
maritim yang maju, termasuk kecakapan membuat perahu-perahu bercadik yang
dapat berlayar di lautan terbuka, dan kepandaian bernavigasi yang mengagumkan.

C. DAERAH-DAERAH KEBUDAYAAN DI AFRIKA

Ragam kebudayaan suku bangsa penduduk Afrika (kecuali

Mandagaskar) untuk pertama kali diklasifikasikan ke dalam sebelas daerah


kebudayaan oleh ahli antropologi bangsa Amerika, M.J. Herskovits. Sistem
kesebelas daerah kebudayaan itu, sifatnya masih sangat kasar dan impresionistik,
tetapi klasifikasi Herskovits tersebut boleh dikatakan cukup memuaskan untuk
zaman ketika pengetahuan orang Amerika tentang Afrika masih pada taraf awal
dari perkembangannya, dan untuk suatu zaman ketika pengetahuan para ahli
bangsa Perancis, Inggris, Belgia, Jerman, dan Italia hanya khusus mengenai
daerah-daerah jajahan mereka masing-masing dan belum terintegrasikan menjadi
satu, artinya dalam zaman ketika pengetahuan komprehensif mengenai itu belum
ada.

Tahun 1955 telah terbit hasil klasifikasi dari bahasa-bahasa di Afrika ke dalam
rumpun-rumpun dan keluarga-keluarga bahasa oleh para ahli linguistic bangsa
Amerika, antara lain J.H Greenberg. Berbeda dengan

DAFTAR PUSTAKA

ix
Ahmad, Syafiq. 2013. Aliran Mahayana dan Hinayana. (online),

(http://syafiqahmad4.blogspot.com/2013/06/aliran-mahayana-dan-
hijnayana.html). Diakses tanggal 14 November 2014.

Anti, Heri. 2013. MAKALAH:KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA.


(online), (http://anthyscrub.blogspot.com/2013/11/makalah-kebudayaan-islam-di-
indonesia_10.html). Diakses tanggal 13 November 2014.

Anda mungkin juga menyukai