Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT”

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


Sosiologi dan Antropologi

DISUSUN OLEH :

SONIA AL FAYED 0101.18.0054


WARDATUL KHODIJAH 0101.18.0060

DOSEN PENGAMPU :

JEENY RAHMAYANA M.Pd.I

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN DUMAI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Dumai. 09 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Unsur-unsur Kebudayaan ............................................................................ 3
B. Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat .......................................................... 4
C. Sifat dan Hakikat Kebudayaan .................................................................... 5
D. Kepribadian dan Kebudayaan ..................................................................... 6
E. Gerak Kebudayaan ...................................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal budaya.


Juga dalam kehidupan sehari-hari, orang tak mungkin berurusan dengan hasil-hasil
kebudayaan. Setiap hari orang melihat, mempergunakan dan kadang-kadang merusak
kebudayaan. Namun apakah yang disebut kebudayaan itu? apakah masalah tersebut
penting bagi kehidupan tersebut penting bagi penyelidikan bagi kebudayaan?
Kebudayaan sebenarnya secara khusus dan secara teliti dipelajari oleh antropologi
budaya. Akan tetapi, walaupun demikian, seorang yang memperdalam tentang
sosiologi sehingga memusatkan perhatiannya terhadap masyarakat, tak dapat
menyampingkan kebudayaan dengan begitu saja dikehidupan nyata , keduanya tak
dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwi tunggal. Menurut Ilmu Antropologi,
“kebudayaan” adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar,
sedangkan ”masyarakat” adalah yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
Dengan demikian, tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan
sebaliknya tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.
Walaupun secara teoritas dan untuk kepentingan analistis, kedua persoalan tersebut
dapat dibedakan dan dipelajari secara terpisah.
Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melvile J. Herskovit dan bronislaw
Malinowski, mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang
dapat dalam masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu. Kemudian, Herskovits memandang kebudayaan sebagai suatu yang
super organic karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi kegenerasi tetap
hidup terus, walaupun orang-orang yang menjadi anggota masarakat senantiasa silih
berganti disebabkan kematian dan kelahiran.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa itu unsur-unsur kebudayaan ?
B. Apa itu fungsi kebudayaan bagi masyarakat ?
C. Apa itu sifat dan hakikat kebudayaan ?
D. Apa itu kepribadian dan kebudayaan ?
E. Apa itu gerak kebudayaan ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
A. Untuk mengetahui apa itu unsur-unsur kebudayaan
B. Untuk mengetahui apa itu fungsi kebudayaan bagi masyarakat
C. Untuk mengetahui apa itu sifat dan hakikat kebudayaan
D. Untuk mengetahui apa itu kepribadian dan kebudayaan
E. Untuk mengetahui apa itu gerak kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Unsur-unsur Kebudayaan
Secara etimologis kebudayaan berasal dari Bahasa sansekerta “ budhayah”,yaitu
bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Banyak pemahanan masyarakat
yang memandang sempit tentang kebudayaan yang sering kali di kaitkan dengan
sesuatu yang indah seperti candi,tarian,seni rupa,seni sastra,seni suara,dan filsafat,
sedangkan ahli antropologi yang memberikan defenisi tentang kebudayaaan secara
sistematis dan ilmiah adalah E.B Tylor dalam buku yang berjudul “primitive
culture”,bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalam nya
terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang di dapat manusia sebagai
anggota masyarakat.1
Setiap bangsa dimanapun berada memiliki kebudayaan. Kebudayaan adalah
berkat akal budi manusia yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan
rohani. Kebudayaan mencangkup kompek ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan
sebagainya komplek aktivitas atau tindakan pola hidup masyarakat dan benda-benda
hasil karya manusia.2
Para sarjana antropologi yang biasa menanggapi suatu kebudayaan (misalnya
kebudayaan Minangkabau, kebudayaan Bali, atau kebudayaan Jepang) sebagai suatu
keseluruhan yang terintegrasi, ketika hendak menganalisis membagi keseluruhan itu
kedalam unsur-unsur besar yang disebut “unsur-unsur kebudayaan universal” atau
cultural universalis. Istilah universal itu menunjukkan bahwa unsur-unsur tadi
bersifat universal, jadi unsur-unsur tadi ada dan bisa didapatkan di dalam semua
kebudayaan dari semua bangsa di mana pun di dunia. Mengenai defenisi cultural

1
Astri Nur Kusumastuti, Budi Setiawan, Winny Puspasari Thamrin, Antropologi (Jakarta :
Universitas Gunadarma, 2013), hlm 22.
2
Nurjannah dan Robi Suhendra, “kondisi social budaya terkait pendidika anak pada masyarakat
nelayandi desa perlis berandan barat”, Antropologi Social dan Budaya, No. 102-110, Juni 2015, hlm.
103.
universal itu, ada beberapa pandangan yang berbeda di antara para sarjana
antropologi.
Berbagai pandangan yang berbeda itu serta alas an perbedaannya diuraikan oleh
C. kluckchon dalam sebuah karangan berjudul Universal Categories of Culture
(1953). Dengan mengambil sari dari berbagai kerangka tentang unsur-unsur
kebudayaan universal yang disusun oleh beberapa sarjana antropologi itu, maka
penulis berpendapat bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada
semua bangsa di dunia. Ketujuh unsur yang dapat kita sebut sebagai isi pokok dari
tiap kebudayaan di dunia itu adalah:3
1. Bahasa
2. System pengetahuan
3. Organisasi social
4. System peralatan hidup dan teknologi
5. System mata pencaharian hidup
6. System religi
7. Dan kesenian
Tiap-tiap unsur kebudayaan universal sudah tentu juga menjelma dalam ketiga
wujud kebudayaan terurai di atas yaitu wujudnya berupa system budaya, berupa
system social, dan berupa unsur-unsur kebudayaan fisik. Dengan demikian, system
ekonomi misalnya mempunyai wujud sebagai konsep, rencana, kebijaksanaan, adat-
istiadat yang berhubungan dengan ekonomi, tetapi mempunyai juga wujudnya yang
berupa tindakan dan interaksi berpola antara produsen, tengkulak, pedagang, ahli
transportasi, pengecer dengan konsumen, dan selain itu dalam system ekonomi
terdapat juga unsur-unsurnya yang berupa peralatan, komoditi, dan benda ekonomi.
Demikian juga system religi misalnya mempunyai wujud sebagai system keyakinan,
dan gagasan tentang tuhan, dewa, roh halus, neraka, surga dan lain sebagainya, tetapi
mempunyai juga wujud berupa upacara, baik yang berupa musiman maupun yang
kadangkala, dan selain itu setiap system religi juga mempunyai wujud sebagai benda-
3
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2015), hlm 165.
benda suci dan benda-benda religious. Contoh lain adalah unsur universal kesenian
yang dapat berwujud gagasan, ciptaan pikiran, ceritera dan syair yang indah. Namun
kesenian juga dapat berwujud tindakan-tindakan interaksi berpola antara seniman
pencipta, seniman penyelenggara sponsor kesenian, pendengar, penonton,dan
konsumen hasil kesenian; tetapi selain itu semua kesenian juga berupa benda-benda
indah, candi, kain tenun yang indah, benda kerajinan dan sebagainya.
Unsur -unsur budaya dalam pandanga umum:4
1. Alam semesta
2. Manusia
3. Relasa dan interksi horizontal- vertical antara manusia dengan alam (dengan
sesuatu yang di anggap melampaui manusia seperti: dewa-dewa; roh-roh ) dan
respon terhadap relasi tersebut.
4. Apresiasi internal ( diri) dan eksternal ( masyarakat) yang menghasilkan
preponderansi bagi masyarakat nikro dan makro.

B. Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat


Kebudayaan memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat.
Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani
kehidupannya. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi
oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Kemampuan manusia
terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga
terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan. Hasil karya masyarakat melahirkan
teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam
melindungi masyarakat terhadap lingkungan dalamnya.
Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya
bertindak, berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang
lain. Setiap orang bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi

4
Purnama Pasande, Stenly R. Poparang, Ilmu dasar budaya (Sulawesi Tengah : Penerbit Pustaka
Star’s Lub, 2019), hlm 56.
dirinya sendiri. Kebiasaan merupakan suatu perilaku pribadi, yang berarti kebiasaan
seseorang itu berbeda dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu
rumah. Kebiasaan menunjuk pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-
tindakannya selalu ingin melakukan hal-hal yang teratur bagi dirinya sendiri.
Khusus untuk mengatur hubungan antar manusia, kebudayaan dinamakan pula
struktur normatif atau menurut Ralph Linton, designs for lifing (garis-garis atau
petunjuk dalam hidup). Yang dapat diartikan bahwa kebudayaan adalah suatu garis-
garis pokok tentang perilaku atau blueprint for behavior, yang menetapkan peraturan-
peraturan mengenai apa yang seharusnya dilakukan, apa yang seharusnya dilarang
dan sebagainya.

C. Sifat dan Hakikat Kebudayaan


Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang saling berbeda dengan
satu sama lain, setiap kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi
semua kebudayaan dimanapun juga.
Sifat hakikat kebudayaan yaitu ciri setiap kebudayaan, tetapi bila seseorang
hendak memahami sifat hakikat nya, terlebih dahulu harus merentangkan
pertentangan yang ada didalamnya, yaitu sebagai berikut :
1. Dalam pengalaman manusia, kebudayaan bersifat universal (umum). Akan
tetapi ,perwujutan kebudayaan mempunyai ciri-ciri khusus yang sesuai
dengan kondisi dan situasi maupun lokasinya. Masyarakat dan kebudayaan
merupakan dwi tunggal yang tak dapat di pisahkan.
2. Kebudayaan bersifat stabil disamping juga dinamis dan setiap kebudayaan
mengalami perubahan-perubahan yang kontinu (perubahan kecil ).
Setiap kebudayaan mengalami perubahan atau perkembangan-perkembangan.
Hanya kebudayaan yang mati saja yang bersifat statis(tidak aktif). Sering kali
suatu perubahan dalam kebudayaan tidak terasa oleh anggota-angota
masyarakat. Cobalah perhatikan potret diri sendiri dari tahun ke tahun yang
lalu pasti anda akan tertawa melihat corak pakaian yang dipakai waktu itu.
Tanpa melihat potret tersebut mungkin tidak disadari bahwa salah satu unsur
kecil dalam kebudayaan telah mengalami perubahan.
3. Kebudayaan mengisi serta menentukan jalan nya kehidupan manusia,
walaupun hal itu penting disadari oleh manusia sendiri. Gejala tersebut secara
singkat dapat diterangkan dengan penjelasan bahwa walaupun kebudayaan
merupakan astribut manusia. Biasanya, namun tak mungkin seseorang
mengetahui dan meyakini seluruh unsur kebudayaannya. Betapa sulitnya bagi
seseorang individu untuk menguasai seluruh unsur kebudayaan yang
didukung oleh masyarakat sehingga seolah-olah kebudayaan dapat dipelajari
secara terpisah dari manusia menjadi pendukungnya. Jarang dari seorang asal
Indonesia untuk mengetahui kebudayaan Indonesia sampai ke unsur-unsur
yang sekecil-kecilnya, padahal kebudayaan menentukan arah serta perjalanan
hidupnya.

D. Kepribadian dan Kebudayaan


Dalam bahasa populer, istilah “kepribadian” juga berarti cici-ciri watak seseorang
individu yang konsisten. Hal itu memberikan kepadanya suatu identitas sebagai
individu yang khusus. Sebagaimana diuraikan, pengertian masyarakat menunjuk pada
manusia sedangkan pengertian kebudayaan menunjuk pada pola-pola prilaku yang
khas dari masyarakat tersebut. Masyarakat dan kebudayaan sebenarnya merupakan
perwujutan prilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku
manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya karena kepribadian merupakan latar
belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu.
Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, Sikap dan sifat lain yang khas
dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang
lain. Uraian dibawah akan dikait kan pada tipe- tipe kebudayaan khusus yang nyata
memengaruhi bentuk kepribadian, yakni sebagai berikut .
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atau dasar faktor ke daerahan. Di sini
dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang
merupakan anggota suatu masyarakat tertentu karena masing-masing tinggal
didaerah yang tidak sama dengan kebudayaan-kebudayan khas yang tidak
sama pula. Suatu contoh lain adalah “ jiwa berdagang” ciri-ciri tersebut
tampak dengan nyata pada orang-orang tapanuli dan minang kabau.
2. Cara hidup dikota dan didesa yang berbeda . Cobalah ambil contoh perbedaan
antara seorang anak yang dibesarkan dikota dan anak yang dibesarkan didesa.
anak yag dibesarkan di kota lebih berani menonjolkan diri diantara teman-
temannya dan sikap lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
sosial dan kebudayaan yang tertentu. Sementara itu, seorang anak yang
dibesarkan di desa lebih mempunyai sekap percaya pada diri sendiri dan lebih
banyak sikap menilai.
3. Kebudayaan berdasarkan propesi. Pekerjaan keahlian juga berpengaruh besar
kepada kepribadian seorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda
dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semuanya berpengaruh pada
suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul perilaku demikian tentu lebih
dimengerti oleh teman-teman sejawatnya yang mempunyai pekerjaan dan
profesi yang sama.

E. Gerak Kebudayaan
Gerak kebudayaan memiliki pengertian bahwa semua kebudayaan mempunyai
dinamika atau gerak, gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup
di dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Gerak manusia terjadi oleh
karena ia mengadakan hubungan –hubungan denga manusia lianya artinya kerena
terjadi hubungan antar kelompok manusia di daam masyarakat. Perubahan-perubahan
yang terjadi pada kebudayaan merupakan gerak kebudayaan yang tidak dapat
dihindari sebagi dampak dari perubahan yang terjadi pada masyarakat. Gerak
manusia terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan dengan manusia lainnya di
dalam masyarakat. Terjadinya gerak kebudayaan ini disebabkan oleh 3 sebab yaitu :
1. Sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misanya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk
2. Sebab –sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
3. Adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru khusus nya teknologi
dan inovasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebudayaan adalah berkat akal budi manusia yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan jasmani dan rohani. Kebudayaan mencangkup kompek ide, gagasan, nilai-
nilai, norma-norma dan sebagainya komplek aktivitas atau tindakan pola hidup
masyarakat dan benda-benda hasil karya manusia. Unsur-unsur kebudayaan meliputi :
Bahasa, system pengetahuan, organisasi social, system peralatan hidup dan teknologi,
system mata pencaharian hidup, system religi, dan kesenian.
Kebudayaan juga memiliki fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, yaitu
Masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani
kehidupannya. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi
oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri dan sifat hakikat
kebudayaan yaitu ciri setiap kebudayaan tersebut.
Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan sifat lain yang khas
dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang
lain. Terjadinya gerak kebudayaan ini disebabkan oleh 3 sebab yaitu :
1. Sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misanya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk
2. Sebab –sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
3. Adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru khusus nya teknologi
dan inovasi.
A. Saran
Manusia tidak akan hidup jika tanpa kebudayaan karena di dalam kehidupan tidak
mungkin berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan ,sementara itu kebudayaan akan
terus hidup dan berkembang mana kala manusia itu mau melestarikan kebudayaan
nya. Maka dari itu kita sebagai manusia harus selalu menjaga kebudayaan kita dalam
bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Astri Nur Kusumawati, Budi Setiawan, Winny Puspasari. 2013. Antropologi.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Nurjannah, Robi. 2015. “Kondisi Sosial Budaya Terkait Pendidikan Anak
pada Masyarakat Nelayan di Desa Perlis Brandan Barat” Antropologi Sosial dan
Budaya (hlm102-110). Jakarta: Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negri Medan.
Purnama Parsande, Stenly R. Paparang. 2019. Ilmu Dasar Budaya. Sulawesi
Tengah: Penerbit Pustaka Star,s Lub.

Anda mungkin juga menyukai