NIM: 21310003
Kelas: MBS 1 A
Identitas nasional
Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat
pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sedangkan “Nasional” menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan, baik
fisik seperti, budaya, agama, bahasa, maupun non-fisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Jadi, “Identitas nasional” adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan
fungsional dalam kondisi aktuall yang berkembang dalam masyarakat.
Dalam kehidupan di dunia , hampir segala sesuatu memiliki parameter, begitu pula dengan identitas
nasional. Parameter adalah sesuatu yang digunakan sebagai standar sesuatu atau suatu ukuran atau
patokan yang dapat digunakan untuk menyatakan sesuatu itu menjadi khas. Jadi, Parameter
identitas nasional berarti suatu ukuran yang digunakan untuk menyatakan bahwa identitas nasional
itu menjadi ciri khas suatu bangsa.
Adapun indikator dari identitas nasional itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Pola perilaku yang nampak dalam kegiatan masyarakat: adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan.
2. Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara: bendera, bahasa, lagu kebangsaan.
4. Tujuan yang dicapai suatu bangsa: budaya unggul, prestasi di bidang tertentu
C. Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional Indonesia
Unsur adalah bagian terkecil dari sesuatu. Bagian terkecil inilah yang kemudian bersatu untuk
membentuk sesuatu. Begitu pula dengan Indonesia, dimana Indonesia memiliki berbagai materi
maupun inmateri yang kemudian terbentuk menjadi suatu identitas. Identitas inilah yang nantinya
akan membuat Indonesia memiliki ciri tersendiri yang tidak dimiliki semua territorial atau Negara.
1. Sejarah :
Bangsa indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang. Terbentuknya bangsa
dan negara Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-
kerajaan pada abad ke-VII,yaitu ketika timbulnya kerajaan sri wijaya di bawah wangsa syailendra di
palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa timur serta karajaan-kerajaan
lainnya.
2. Kebudayaan:
a. Akal budi
b. Peradaban
c. Pengetahuan
4. Agama
Seperti yang di atur dalam UUD 1945, bahwa negara Indonesia menjamin kebebasan beragama di
dalam kehidupan warga negara Indonesia. Masing-masing warga negara Indonesia berhak untuk
memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing dan menjalankan peribadatan sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing warga negara Indonesia. Hak dalam hidup beragama di
Indonesia dilindungi oleh negara.
Penduduk di Indonesia secara garis besar merupakan penganut dari lima agama di antara lain islam,
budha, hindu, katolik dan protestan serta penganut kepercayaan lainnya seperti kong fu tsu.
Mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama islam dan selebihnya adalah penganut agama
budha, hindu, katolik dan protestan serta aliran kepercayaan.
Dalam berideologi, masyarakat Indonesia berhak untuk memiliki ideologi dan pandangan hidup.
Akan tetapi, ideolgi bangsa Indonesia tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang
merupakan kunci pemersatu bangsa Indonesia.
5. Bahasa
Sistem perlambangan yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia, dan
yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Bahasa nasional merupakan salah satu
wujud rill persatuan dari berbagai suku yang ada di suatu negara.
Menurut Syarbani dan Wahid dalam bukunya yang berjudul Membangun Karakter dan Kepribadian
melalui Pendidikan Kewarganegaraan, kelima unsur Identitas Nasional tersebut diatas dapat
dirumuskan kembali menjadi 3 bagian:
Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memilki sejarah serta
prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia
berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai
suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan bernagara. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh
para pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian
diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat Negara yaitu Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa
dan Negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber pada kepribadiannya sendiri. Dapat
pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada
hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sebagai kepribadian bangsa. Jadi, filsafat pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan
suatu rezim atau penguasa melainkan melalui suatu historis yang cukup panjang. Sejarah budaya
bangsa sebagai akar Identitas Nasional.
Disebutkan bahwa: kegagalan dalam menjalankan dan medistribusikan output berbagia agenda
pembangunan nasional secara lebih adil akan berdampak negatif pada persatuan dan kesatuan
bangsa. Pada titik inilah semangat Nasionalisme akan menjadi salah satu elemen utama dalam
memperkuat eksistensi Negara/Bangsa. Study Robert I Rotberg secara eksplisit mengidentifikasikan
salah satu karakteristik penting Negara gagal (failed states) adalah ketidakmampuan negara
mengelola identitas Negara yang tercermin dalam semangat nasionalisme dalam menyelesaikan
berbagai persoalan nasionalnya. Ketidakmampuan ini
dapat memicu intra dan interstatewar secara hamper bersamaan. Penataan, pengelolaan, bahkan
pengembangan nasionalisme dalam identitas nasional, dengan demikian akan menjadi prasyarat
utama bagi upaya menciptakan sebuah Negara kuat (strong state). Fenomena globalisasi dengan
berbagai macam aspeknya seakan telah meluluhkan batas-batas tradisional antarnegara,
menghapus jarak fisik antar negara bahkan nasionalisme sebuah negara. Alhasil, konflik komunal
menjadi fenomena umum yang terjadi diberbagai belahan dunia, khususnya negara-negara
berkembang. Konflik-konflik serupa juga melanda Indonesia. Dalam konteks Indonesia, konflik-
konflik ini kian diperuncing karekteristik geografis Indonesia. Berbagai tindakan kekerasan
(separatisme) yang dipicu sentimen etnonasionalis yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia
bahkan menyedot perhatian internasional. Nasionalisme bukan saja dapat dipandang sebagai sikap
untuk siap mengorbankan jiwa raga guna mempertahankan Negara dan kedaulatan nasional, tetapi
juga bermakna sikap kritis untuk member kontribusi positif terhadap segala aspek pembangunan
nasional. Dengan kata lain, sikap nasionalisame membutuhkan sebuah wisdom dalam mlihat segala
kekurangan yang masih kita miliki dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, dan
sekaligus kemauan untuk terus mengoreksi diri demi tercapainya cita-cita nasional.
Makna falsafah dalam pembukaan UUD 1945, yang berbunyi sebagai berikut:
1. Alinea pertama menyatakan: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu hak segala bangsa dan
oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan. Maknanya, kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan
penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia.
2. Alinea kedua menyebutkan: “ dan perjuangan kemerdekaaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kepada depan
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Maknanya:
adanya masa depan yang harus diraih (cita-cita).
3. Alinea ketiga menyebutkan: “ atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorong
oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Maknanya, bila Negara ingin mencapai cita-cita maka
kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapat ridha Allah SWT yang merupakan dorongan
spiritual.
A. Kesimpulan
a. Pola perilaku yang nampak dalam kegiatan masyarakat: adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan.
b. Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara: bendera, bahasa, lagu kebangsaan.
c. Alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan: bangunan, peralatan manusia,
dan teknologi.
d. Tujuan yang dicapai suatu bangsa: budaya unggul, prestasi di bidang tertentu.
3. Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap relevan
dan fungsional dalam kondisi aktuall yang berkembang dalam masyarakat.
Sumber:
https://www.gramedia.com/literasi/identitas-nasional/
http://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2016/09/IDENTITAS-NASIONAL-I.pdf