Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN II

KOMUNIKASI : DEFINISI, PROSES, DAN FUNGSI KOMUNIKASI

DISUSUN OLEH :

FAISAL YUNUS (1902010094)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatdan karunia-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikanmakalah yang berjudul “KOMUNIKASI :
DEFINISI, PROSES, DAN FUNGSI KOMUNIKASI”dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Pemasaran II dengan dosen pengampu Ibu FIDYAH YULI ERNAWATI,
SE., M.M., SE.
Makalah ini disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuandari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalahini. Untuk itu kamimenyampaikan banyak terima
kasih kepada semuapihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini belumlahsempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangatdibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikanmanfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komunikasi berasal dari bahasa latin Communicatio, dan asal kata ini bersumber pada
kata Communis yang artinya sama makna, yaitu sama makna mengenai satu hal (Effendy,
2005: 3). Banyak makna tentang arti kata komunikasi namun dari sekian banyak definisi yang
diungkapkan oleh para ahli dapat disimpulkan secara lengkap dengan maknanya yang hakiki,
yaitu komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberi tahu, atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung (secara
lisan), maupun tidak langsung melalui media. (Effendy, 2005: 5). Dalam kehidupan sehari-
hari, komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita mampu menerima dan
memberikan informasi atau pesan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Secara teoritis,
tindakan komunikasi berdasarkan pada konteks terbagi menjadi beberapa macam, yaitu
konteks komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal, komunikasi kelompok,
komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Jika di lihat dari beberapa konteks
komunikasi di atas, konteks komunikasi yang berhubungan atau sesuai dengan penelitian ini
adalah komunikasi organisasi. Komunikasi kelompok Menurut Morissan, (2009: 141) adalah
proses sebagai instrumen yang digunakan kelompok untuk mengambil keputusan 2 dengan
menekankan hubugan antara kualitas komunikasi dan kualitas keluaran (output) kelompok.
Komunikasi kelompok berfungsi dalam sejumlah hal yang akan menentukan atau
memutuskan hasil- hasil yang dicapai kelompok. Kelompok atau komunitas adalah sebuah
wadah yang menampung orang-orang dan objek-objek; orang-orang dalam organisasi yang
berusaha mencapai tujuan bersama. Menurut Kertajaya Hermawan (2008: 34) kelompok
adalah beberapa orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana
dalam sebuah kelompok terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota kelompok tersebut
karena adanya kesamaan interest atau values. Ada beberapa arus komunikasi yang
berlangsung dalam komunikasi kelompok, yaitu arus komunikasi vertikal yang terdiri dari
atas kebawah (downward communication) dan arus komunikasi dari bawah ke atas (upward
communication) serta arus komunikasi yang berlangsung antara dan diantarabagian dalam
tingkatan yang sama. Arus komunikasi ini dikenal dengan nama komunikasi horizontal. Dan
komunikasi diagonal, komunikasi dalam kelompok antara seseorang dengan lainnya yang
satu sama lain berbeda dalam kedudukandan unitnya. Komunikasi diagonal tidak
menunjukkan kekakuan sebagaimana dalam komunikasi vertikal, tetapi tidak juga
menunjukkan keakraban sebagaimana dalam komunikasi horizontal. (Pace dan Faules dalam
Mulyana, 2010: 189-195). 3 Sebuah kelompok dapat terbentuk karena mempunyai visi, misi
dan tujuan yang sama. Serta dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan bisa diakui
keeksistensiannya. Sehingga, dalam membangun sebuah kelompok berhasil atau tidaknya
ditentukan oleh individu-individu yang ada dalam kelompok tersebut secara bersama-sama.
Oleh karena itu, yang harus dimiliki individu-individu dalam sebuah kelompok adalah adanya
sebuah ikatan sosial diantara mereka yang diharapkan akan menimbulkan rasa kepemilikan
dan kepedulian individu pada kelompok yang telah didirikan. Untuk membangun ikatan
sosial, dibutuhkan sebuah kesadaran pada masing-masing individu yang didasari atas masalah
dan kebutuhan bersama. Individu harus mempunyai kesadaran akan ada gerakan bersama
untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan bersama yang nantinya akan
membentuk solidaritas. Solidaritas pada masing-masing individu ini, akan menjadi suatu
ikatan tanggung jawab dalam kelompok.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi komunikasi ?
2. Apa proses komunikasi ?
3. Apa fungsi komunikasi ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi komunikasi
2. Mengetahui proses komunikasi
3. Mengetahui fungsi komunikasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari


satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gestur
tubuh, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat
bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti


'sama'.Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to
common).Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.Oleh sebab itu, komunikasi bergantung
pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication
depends on our ability to understand one another).

Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis.Sinyal-


sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksii. Seiring dengan evolusi
kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga
ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian
kawin pada ikan..

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum


komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran.[butuh
rujukan] Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif|transaktif, komunikasi
bertujuan|bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan|tak bertujuan.

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami


oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan
dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini
menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan
sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi
komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring
dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi
dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri di mana komunikasi
dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya,
namun subyeknya akan tetap begitu. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan
keberagaman komunikasi itu sendiri.

1. Komunikasi sebagai tindakan satu-arah


Pemahaman komunikasi sebagai proes searah sebenarnya kurang sesuai bila
diterapkan dalam komunikasi tatap-muka, namun mungkin tidak terlalu keliru apabila
diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya-jawab dan
komunikasi massa (cetak dan elektronik).Pemahaman komunikasi sebagai proses satu arah
ini oleh Michael Burgoon disebut “definisi berorientasi sumber” (source-oriented definition).
Definisi ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja
dilakukan seseorang untuk mryampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons orang
lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap sebagai tindakan yang sengaja (intentional act)
untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti enjelaskan
sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan sesuatu. Pendek kata,
konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu-arah menyoroti penyampaian pesan yang
efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan komunikasi bersifat instrumental dan
persuasif.

Berdasarkan definisi Lasswell dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling
bergantung satu sama lain, yaitu: Pertama, sumber (source), sering disebut juga pengirim
(sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker)
atau originator.

Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber ke penerima. Pesan
merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan,
atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan
untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.

Ketiga, saluran Tu media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesan kepada penerima. Saluran boleh merujuk kepada pesan yang
disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal maupun nonverbal. Pada dasarnya
komunikasi manusia menggunakan dua saluran, yakni suara dan cahaya, meskipun kita bisa
menggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain.Saluran juga merujuk
pada cara penyajian pesan: apakah langsung (tatap-muka) atau lewat media cetak atau media
elektronik.

Keempat, penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan (destination),


komunikate (communicatee), penyandi balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar
(listener), penafsir (interpreter).

Kelima, efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan
tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan sikap, dan lain-lain.Unsur-
unsur lain yang sering ditambahkan ialah unpan balik (feedback), gangguan/kendala
komunikasi (noise/barries), dan konteks atau situasi komunikasi.Pemahaman komunikasi
berorientasi sumber yang baru diuraikan diatas menekankan variabel-variabel tertentu seperti
isi pesan (pembicaraan), cara pesan disampaikan, dan daya bujuknya.

2. Komunikasi sebagai interaksi


Konseptualisasi kedua yang sering diterapkan dalam komunikasi adalah interaksi.
Dalam arti sempit interaksi berarti saling mempengaruhi (mutual influence).Pandangan
komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau
aksi-reaksi yang arahnya bergantian.Komunikasi sebagai interaksi dipandang sebagai sesuatu
yang lebih dinamis dibandingkan komunikasi satu-arah. Namun, pandangan kedua ini masih
membedakan para peserta sebagai pengirim dan penerima pesan, karena itu masih
berorientasi sumber, meskipun kedua peran tersebut dianggap bergantian. Jadi, pada dasarnya
proses interaksi yang berlangsung juga masih bersifat mekanis atau statis.Salah satu unsur
yang dapat ditambahkan dalam konseptualisasi kedua ini adalah umpan balik (feed back),
yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan, yang sekaligus digunakan
sumber pesan sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan yang ia ampaikan sebelumnya.
Tidak semua respons penerima adalah umpan balik. Suatu pesan dianggap umpan balik
apabila hal itu merupakan respons terhadap pesan pengirim dan apabila mempengaruhi
perilaku selanjutnya pengirim. Umpan balik juga tidak harus disengaja.

3. Komunikasi sebagai transaksi

Semakin banyak orang yang berkomunikasi, semakin rumit transaksi komunikasi


yang terjadi. Akan lebih banyak terdapat peran, hbungan yang lebih rumit, dan lebih banyak
pesan verbal dan nonverbal.Dalam konteks ini komunikasi adalah proses personal karena
makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Hingga derajat
tertentu para pelakunya sadar akan kehadiran orang lain di dekatnya dan komunikasi sedang
terjadi, meskipun pelaku tidak dapat mengontrol sepenuhnya bagaimana orang lain
menafsirkan perilaku verbal dan nonverbalnya. Komunikasi sebagai transaksi bersifat
intersubjektif, yang dalam bahasa Rosengern disebutkomunikasi penuh manusia. Penafsiran
Anda atas perilaku verbal dan nonverbal orang lain yang Anda kemukakan kepadanya juga
mengubah penafsiran orang laintersebut atas pesan-pesan Anda , dan pada gilirannya,
mengubah Anda atas penafsirannya, dan begitu seterusnya.Kelebihan konseptualisasi
komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada
komunikasi yang disengaja atau respons yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi
apakah para pelakunya menyengajanya atau tidak, dan mekipun menghasilkan respons yang
tidak dapat diamati.Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung
bila seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku
nonverbal. Pemahaman ini mirip dengan “definisi-berorietasi penerima” (receiver-oriented
definition) seperti yang dikemukakan Burgoon, yang menekankan pada variabel-variabel
berbeda, yakni penerim dan makna pesan bagi penerima, hanya saja penerimaan pesan itu
juga berlangsung dua-arah, bukan satu-arah.Dari ketiga pandangan tadi, buku ini menganut
terutama pada pandangan ketiga, yani bahwa komunikasi pada dasarnya adalah suatu proses
dinamis yang secara sinambung mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Berdasarkan
pandangan ini, pihak yang berkomunikasi adalah komunikator-komunikator yang aktif
mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap pihak dianggap pengirim dan penerima
pesan.Dalam komunikasi transaksional, pengamatan atas aspek tertentu saja, misalnya pesan
nonverbal atau pesan verbal saja, tidak menunjukkan gambaran yang utuh. Istilah transaksi
mengisyaratkan bahwa pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam keadaan
interdepedensi atau timbal balik.Para pakar mendefinisikan komunikasi sebagai proses karena
komunikasi merupakan kegiatan yang ditandai dengan tindakan, perubahan, pertukaran, dan
perpindhan. Terdapat kontinuitas dari setiap unsurnya. Komunikasi tidak mempunyai awal
dan tidak mempunyai akhir. Meskipun kematian menghentikan peran Anda sebagai
penerima, kematian tidak menghentikan peran Anda sebagai sumber. Pendeknya, kita tidak
dapat menyetop komunikasi. Kapan komunikasi mulai atau berakhir sulit dipastikan.

B. Proses Komunikasi

Proses adalah suatu kegiatan atau aktivitas secara terus menerus yang dilakukan
dalam kurun waktu tertentu. Setiap langkah yang dimulai dari saat menciptakan informasi
sampai informasi itu dipahami, merupakan proses-proses di dalam rangka proses komunikasi.
(Liliweri,1997;142)

Proses dalam komunikasi secara umum dikategorikan menjadi dua : proses secara
primer dan proses secara sekunder.

1. PROSES KOMUNIKASI SECARA PRIMER.

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian atau perasaan seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai
media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan
komunikator kepada komunikan.

Bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas, karena
hanya bahasalah yang mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain. Kial
(gesture) memang dapat “menerjemahkan” pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara
fisik. Akan tetapi  menggapaiakan tangan atau memainkan jari-jemari, mengedipkan mata
atau menggerakkan anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu
saja (sangat terbatas). Gambar sebagai lambing yang banyak digunakan dalam komunikasi,
tetapi tidak melebihi bahasa.

Pikiran atau perasaan seseorang baru akan diketahui dan akan ada dampaknya kepada
orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer tersebut yakni
lambang-lambang. Dengan perkataan lain, pesan (message) yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan terdiri atas isi dan lambing (simbol).

Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan  dalam komunikasi adalah
bahasa. Akan tetapi, tidak semua orang pandai mencari kata-kata yang tepat dan lengkap
yang dapat mencerminkan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya. Selain itu, sebuah
perkataan belum tentu mengandung makna yang sama bagi semua orang.

Kata-kata mengandung dua jenis pengertian, yakni pengertian denotative dan


pengertian konotatif. Sebuah perkataan dalam pengertian denotatif adalah yang mengandung
arti dan diterima secara umum oleh kebanyakan orang dengan bahasa dan kebudayaan yang
sama. Sedangkan perkataan dalam pengertian denotatif adalah yang mengandung emosional
atau mengandung penilaian tertentu.

Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima
oleh komunikan , kemudian menjadi giliran komunikan untuk men-decode pesan dari
komunikator itu, dalam proses itu komunikator berfungsi sebagai penyandi (encoder).

Dalam proses komunikasi antar personal yang melibatkan dua orang dalam situasi
interaksi, komunikator menyandi suatu pesan, lalu menyampaikannya kepada komunikan ,
dan komunikan menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator
tadi dalam konteks pengertiannya. Komunikator menjadi encoder dan komunikan menjadi
decoder. Akan tetapi karena komunkasi antar personal itu bersifat dialogis, maka ketika
komunikan memberikan jawaban, ia kini menjadi encoder dan komunikator menadi decoder.

Umpan balik memainkan peranan yang amat penting dalam komunikasi, sebab ia
menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi, oleh karena itu umpan
balik bias bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Jika ia merasakan umpan baliknya
negatif, itu berarti uraiannya tidak komunikatif, pada saat itu juga ia dapat mengubah
gayanya.

Seperti halnya dengan penyampaian pesan secara verbal, yakni denagn menggunakan
bahasa, dan secara non-verbal, yaitu demgam menggunakan kial, isyarat, gambar, atau warna,
umpan balik pun dapat disampaikan oleh komunikan secara verbal maupun non-verbal.

Umpan balik secara verbal adalah tanggapan komunikan yang dinyatakan dengan
kata-kata, baik secara singkat maupun secara panjang lebar. Sedangkan umpan balik secara
non-verbal adalah tanggapan komunikan yang dinyatakan bukan dengan kata-kata.

Komunikator yang baik adalah orang yang selalu memperhatikan umpan balik
sehingga ia dapat segera mengubah gaya komunikasinya ketika ia mengetahui bahwa umpan
balikdari komunikan bersifat negatif.

Situasi yang sama dengan komunikasi antar persona ialah komunikasi kelompok
(group communication), baik komunikasi kelompok kecil, maupun komunikasi kelompok
besar. Karena kedua jenis komunikasi itu sifatnya tatap muka, maka umpan balik berlangsung
secara seketika (immediate feedback), berbeda dengan komunikasi bermedia yang umpan
baliknya tertunda (delayed feedback). Dalam komunikasi kelompok kecil seperti seminar,
kuliah, ceramah, briefing, lokakarya, forum, umpan balik yang diperlukan oleh komunikator
ialah yang bersifat verbal, karena komunikasinya ditujukan kepada kognisi komunikan, jadi
permasalahannya mengerti atau tidak, menyetujui atau tidak, dan lain-lain yang kesemuanya
harus dinyatakan dengan kata-kata.

Berbeda dengan komunikasi kelompok besar, semisal rapat raksasa di sebuah


lapangan yang dihadiri oleh puluhan ribu orang, komunikasi seperti itu ditujukan kepada
afeksi komunikan, kepada perasaannya, bukan kepada otaknya. Itulah proses komunikasi
secara primer yang berlangsung secara tatap muka.
2. Proses Komunikasi secara Sekunder.

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada oaring lain dengan menggunakan alat atausarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama.

Media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk meneruskan pesan
komunikasi. Pada akhirnya, sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban
dan kebudayaannya, komunikasi bermedia (mediated communication) mengalami kemajuan
pula dengan memadukan komunikasi berlambang bahasa dengan komunikasi berlambang
gambar dan warna. Maka film, televisi dan video pun sebagai media yang mengandung
bahasa, gambar, dan warna melanda masyarakat di Negara manapun.

Pentingnya peranan media, surat kabar, radio, atau televisi, merupakan media yang
efisien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Akan tetapi, menurut
para ahli komunikasi diakui bahwa keefektifan dan efisiensi komunikasi bermedia hanya
dalam menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informative. Menurut mereka, yang efektif
dan efisien dalam menyampaiakan pesan persuasive adalah komunikasi tatap muka karena
kerangka acuan (frame of reference) komunikan dapat diketahui oleh komunikator,
sedangkan dalam proses komunikasinya , umpan balik berlangsung secara seketika, dalam
artian komunikator mengetahui tanggapan reaksi komunikan pada saat itu juga.

Proses komunikasi secara sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer


untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Proses komunikasi secara sekunder itu
menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (massmedia) dan
media nirmassa atau media non-massa (non-mass-media).

C. Fungsi Komunikasi
1. Sebagai komunikasi sosial
komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan hubungan orang lain. Dengan komunikasi akan terbangun kerja sama
dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa,
negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
2. Pembentukan konsep diri.
George Herbert Mead mengistilahkan significant others (orang lain yang sangat
penting) untuk orang-orang di sekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam
membentuk konsep diri kita. Selain itu, terdapat reference group, yaitu kelompok
yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep
diri kita. Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya
eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi
diri. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.
Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebuthan yang
lebih tinggi diupayakan.
3. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.
Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal.
Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan
benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih
ekpresif lewat perilaku nonverbal.
4. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara sepanjang tahun dan sepanjang
hidup, yang disebut sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan,
ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain.
5. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan,
dan juga menghibur. Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa
pendapat dari para ilmuwan yang bila dicermati saling melengkapi. Effendy (1994),
berpendapat bahwa fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik,
menghibur, dan mempengaruhi. Sedangkan Harold D Lasswell menunjukkan fungsi
komunikasi sebagai berikut:
a) Penjajagan/pengawasan lingkungan (surveillance of the information) yakni
penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.
b) Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk
menanggapi lingkungannya .
c) Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya.

BAB III
CONTOH

A. Contoh komunikasi di dalam organisasi

Suka dukanya dalam mengikuti sebuah organisasi sudah saya alami sendiri , ketika pada
masa sekolah SMA saya menjabat sebagai ketua OSIS disekolah saya. Banyak kasus yang
dapat kami selesaikan dengan cara berkomunikasi secara bersama, saling membantu dan
mengasih saran satu sama lain. Ada saat dimana kami sebagai anggota OSIS saling berbeda
pendapat antara satu dengan yang lain dan kami anggap itu adalah hal yang wajar , karna
didalam menyelesai kan sebuah masalah atau kasus kami dituntut  harus bisa menguasai cara
berkomunikasi yang baik agar masalah/kasus mudah diselasaikan. Berbagai procedur telah
kamu terapkan agar memudahkan untuk tujuan tertentu , dalam organisasi juga terdapat misi
dan visi untuk memudahkan organisasi mencapai tujuan yang ditentukan , tentunya itu bukan
hal yang mudah bagi para anggota organisasi. Perlu kesiapan mental jasmani dan rohani
untuk menjalankan sebuah organisasi angkap yang kita lakukan dalam organisasi demi
memajukan bersama.tidak boleh ada rasa iri atau dengki dalam menjalakan organisasi karna
tentu saja didalam menjalankan organisasi kita harus siap berkorban waktu dan tenaga.

BAB IV
KESIMULAN

A. Kesimpulan

Komunikasi adalah segala proses kegiatan antar dua orang ( dua pihak) atau lebih
untuk berbagi informasi, ide, dan perasaan. Sesuatu itu dinamakan komunikasi karena
karakteristiknya yang unik, merupakan suatu proses dinamis, terikat konteks, simbolik

DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/43913/3/BAB%20I.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi

https://2dser9.wordpress.com/2016/11/08/tiga-konseptualisasi-komunikasi/

http://agustocom.blogspot.com/2018/09/komunikasi-primer-dan-
sekunder.html#:~:text=PROSES%20KOMUNIKASI%20SECARA%20PRIMER.,lambang
%20(symbol)%20sebagai%20media.&text=Dengan%20perkataan%20lain%2C%20pesan
%20(message,isi%20dan%20lambing%20(simbol).

https://abdulrohim2803.blogspot.com/2015/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

Anda mungkin juga menyukai