Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROSPEK TAKAFUL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Lembaga Keuangan Non Bank
Syariah: Asuransi syariah

Dosen Pengampu : Hendro Lisa,. S.E,.M.M

Disusun Oleh :

Kelompok 11

Asih Amalia : 1209.19.08864

Yupita : 1209.19.08888

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

AULIAURRASYIDIN

TEMBILAHAN

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar sekaligus


merupakan negara berpenduduk muslim yang terbesar ditambah lagi dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk semakin mengekspresikan identitas
kemusliman mereka merupakan pasar yang empuk dan berpotensi besar. Data
menyatakan dalam beberapa kurun waktu terakhir penjualan produk Islami
mengalami kenaikan yang signifikan. Di lain sisi kebutuhan kenyamanan
bermuamalah dalam transaksi keuangan pun meningkat pesat, sehingga
diperlukan lebih banyak lembaga-lembaga keuangan ataupun lembaga
pembiayaan yang bernuansa syariah.

Syariat takaful Indonesia mendirikan PT Asuransi Takaful Keluarga.


Takaful keluarga adalah bentuk asuransi syariah yang utamanya memberikan
layanan, perlindungan dan bantuan menyangkut asuransi jiwa dan keluarga, untuk
kesejahteraan masyarakat yang tentu dilandaskan pada Syariah Islam.1 Produk
yang ditawarkan oleh Asuransi Takaful Keluarga pun meliputi layanan individual,
layanan grup atau kumpulan, bancassurance dan khusus asuransi kesehatan.
Pengelolaan dana asuransi syariah pada Takaful Keluarga, terdapat dua macam
sistem yang dipakai, yaitu sistem pengelolaan dana dengan unsur tabungan dan
sistem pengelolaan dana tanpa unsur tabungan. Konsekuensi dari perkembangan
asuransi syari'ah dan banyaknya masalah masyarakat yang ditemui, akan
berdampak semakin beragam produk yang ditawarkan kepada masyarakat. Produk
asuransi syari'ah merupakan representasi dari kondisi permintaan masyarakat akan
keberadaan suatu produk. Maka dengan keadaan ini perlu dukungan dari berbagai
elemen masyarakat yang menjadikan posisi asuransi syari'ah dengan produk-
produknya semakin berarti dalam pembangunan.

1
Abdullah Amrin, “Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah”,(Jakarta: PT Elex Media
Komputindo 2011), hal. 7

1
B. Rumusan Masalah
Dari rumusan masalah diatas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut:
a. Apakah pengertian prospek dan takaful?
b. Bagaimana prospek takaful asuransi syariah?
c. Apa sajakah contoh prospek takaful?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian prospek dan takaful
b. Untuk mengetahui bagaimana prospek takaful asuransi syariah
c. Untuk mengetahui Apa sajakah contoh prospek takaful

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prospek dan Takaful

Dalam kamus besar bahasa Indonesia prospek adalah peluang dan harapan,
pengharapan, harapan baik, dan kemungkinan. Prospek adalah hal-hal yang
mungkin terjadi dalam suatu hal sehingga berpotensi terhadap dampak tertentu.

Menurut Siswanto sutejo, prospek adalah gambaran keseluruhan, baik


ancaman ataupun peluang dari kegiatan pemasaran yang akan datang yang
berhubungan dengan ketidakpastian dari aktifitas pemasaran atau penjualan.

Prospek merupakan gambaran umum tentang usaha yang kita jalankan


untuk masa yang akan datang. Keberhasilan suatu usaha tergantung dari faktor-
faktor pengusaha itu sendiri, baik dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam
seperti pengelolaan, tenaga kerja, modal, tingkat tekhnologi, dan lain sebagainya,
sedangkan faktor dari luar, seperti tersedianya sarana transportasi, komunikasi,
penggunaan teknologi baru meningkatkan pendapatan memerlukan biaya dan
harapan dapat memberikan keuntungan atau manfaat kepada pengusaha.2

Takaful dikenal juga sebagai asuransi syariah atau ta’min atau tadhamun
adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang
atau pihak melalui investasi dalam bentuk asset atau tabarru’ yang memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan)
yang sesuai dengan syariah.

2
M. Relona,Kamus Istilah Ekonomi Popular, (Jakarta: Gorga Media, 2006), Cet. Ke-3, hal.
31

3
B. Prospek Takaful Asuransi Syariah

Cara mengukur peluang usaha adalah dengan melakukan analisis kekuatan,


kelemahan, peluang dan ancaman indicator pengukur peluang adalah dengan
melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Peluang itu
mengandung keselarasan, keserasian, dan keharmonisan antara SDM, bisnis apa
yang akan dimasuki, pasarnya bagaimana, kondisi, situasi dan prilaku pasarnya.

Ada sejumlah alasan mengapa institusi keuangan konvensional yang ada


sekarang ini mulai melirik sistem syariah, antara lain pasar yang potensial karena
mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan kesadaran mereka untuk
berperilaku bisnis secara Islami. Potensi ini menjadi modal bagi perkembangan
ekonomi umat di masa datang. Selain itu, terbukti bahwa institusi ekonomi yang
menerapkan prinsip syariah, mampu bertahan di tengah krisis ekonomi yang
melanda Indonesia3.

Beberapa faktor lain yang merupakan peluang dan mendukung prospek


asuransi syariah adalah:

1. Keunggulan konsep asuransi syariah dapat memenuhi peningkatan


tuntutan rasa keadilan dari masyarakat.

3
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2009 ), hlm :
129

4
2. Jumlah penduduk beragama Islam di Indonesia lebih dari 180 Juta orang
3. Meningkatnya kesadaran bermuamalah sesuai syariah, tumbuh subur
khususnya pada masyarakat golongan menengah.
4. Meningkatnya kebutuhan jasa asuransi karena perkembangan ekonomi
umat.
5. Tumbuhya lembaga keuangan syraiah (LKS) lainnya seperti perbankan
dan reksadana.
6. Kompetitor dalam bisnis asuransi syariah masih sedikit.
7. Berlakunya undang-undang otonomi daerah yang akan memacu
perkembangan ekonomi daerah.
8. Kebutuhan meningkatkan pendidikan.
9. Meningkatnya resiko kehidupan.
10. Meningkatnya bea-bea kesehatan (harga dolar, dll)
11. Globalisasi (teknologi internet sebagai penunjang bisnis)
12. Adanya UU Dana Pensiun.
13. ”Employee Benefits” sebagai bagian dari paket perusahaan dalam
rekrutmen karyawan.

Tantangan Perkembangan Asuransi Syariah Pertumbuhan yang melambat di


sebabkan beberapa faktor di antaranya :

1. Ketidaktahuan Masyarakat Terhadap Produk Asuransi Syariah

Belum utuhnya informasi tentang keunggulan produk asuransi syariah


menyebabkan ketidaktahuan mengenai produk asuransi syariah dan
mekanisme kerja merupakan kendala terbesar pertumbuhan asuransi jiwa ini.
Akibatnya, masyarakat tidak tertarik menggunakan asuransi syariah, dan
lebih memilih jasa asuransi konvensional yang sudah memasyarakat ratusan
tahun lebih dulu.

5
Kesadaran masyarakat untuk ikut berasuransi juga menjadi kendala bagi
perkembangan asuransi syariah di Indonesia, ini terbukti dari jumlah total
penduduk Indonesia, pemegang polis individual baru mencapai kisaran 3 %.
Perkembangan asuransi konvensional yang kurang begitu menggembirakan
dibandingkan dengan kemajunan yang dicapai oleh negara lain walaupun
telah dibuat Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian
dengan maksud untuk meningkatkan gairah masyarakat untuk memanfaatkan
jasa asuransi yang sekaligus juga sebagai sarana mobilisasi dana untuk
pembangunan. Hal ini karena dipengaruhi adanya keraguan tentang kehalalan
jasa asuransi konvensiona. Kesadaran masyarakat yang masih rendah ini
menjaditantangan bagi asuransi syariah untuk memberikan pemahaman
tentang asuransi syariah yang terlepas dari unsur maisir, gharar dan riba.

2. Kurangnya SDM yang Profesional

Perkembangan asuransi syariah merupakan kabar baik bagi perkembangan


industri tersebut. Namun, sayangnya hal itu tidak diimbangi dengan
ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) asuransi syariah yang berkualitas.
Seringkali, pembukaan cabang atau divisi asuransi syariah baru hanya
didukung jumlah SDM terbatas

3. Keterbatasan Modal

Beberapa hal yang menjadi penyebab relative rendahnya penetrasi pasar


asuransi syariah dalam sepuluh tahun terakhir adalah rendahnya dana yang
memback up perusahaan asuransi syariah, promosi dan edukasi pasar yang
relative belum dilakukan secara efektif (terkait dengan lemahnya dana),
belum timbulnya industri penunjang asuransi syariah seperti brokerbroker
asuransi syariah, agen, adjuster, dan lain sebagainya, produk dan layanan
belum diunggulkan diatas produk konvensional, posisi pasar yang masih ragu
antara penerapan konsep syariah yang menyeluruh dengan kenyataan bisnis di
lapangan yang terkadang sangat jauh dari prinsip syariah, dukungan kapasitas
reasuransi yang masih terbatas (terkait jua dengan dana) dan belum adanya

6
inovasi produk dan layanan yang benar-benar digali dari konsep dasar
syariah.

4. Dukungan Pemerintah Belum Memadai

Sebagai perbandingan Perkembangan asuransi syariah di Malaysia bisa


disimak sebagai contoh yang bagus. Asuransi syariah di Malaysia mulai
muncul pada tahun 1984, dimana Pemerintah Malaysia ketika menumbuhkan
asuransi syariah terlebih dahulu membuat Takaful Act atau Islamic Banking
Actbaru kemudian dikeluarkan license pembukaan perusahaan.

Berbeda dengan Malaysia, di Indonesia asuransi syariah berkembang


dengan cepatnya sedangkan perundang-undangan khusus asuransi syariah
belum ada hingga sekarang. Keadaan ini merupakan tantangan bagi
berkembangnya asuransi syariah karena dikhawatirkan akan menimbulkan
kesemrawutan meski sudah menunjukkan eksistensinya, masih banyak
kendala yang dihadapi bagi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Soal pemahaman masyarakat hanya salah satunya. Kendala lainnya yang
cukup berpengaruh adalah dukungan penuh dari para pengambil kebijakan di
negeri ini, terutama menteri-menteri dan lembaga pemerintahan yang
memiliki wewenang dalam menentukan kebijakan ekonomi. Dukungan dari
berbagai pihak terutama pemerintah, ulama, akademisi dan masyarakat
diperlukan untuk memberikan masukan dal penyelenggaraan operasi asuransi
Islam. Hal ini diperlukan sebagai kontrol terhadap asuransi Islam agar
berjalan pada sistem yang berlaku sekaligus meningkatkan kemampuan
asuransi Islam dalam menangkap kebutuhan dan keinginan masyarakat.

5. Keterbatasan dana promosi


Keterbatasan dana promo berakibat pada rendahnya dana yang memback up
perusahaan asuransi syariah dalam melakukan promosi dan edukasi pasar
yang relatif belum dilakukan secara efektif. Di sisi lain belum timbulnya
industri penunjang asuransi syariah seperti broker-broker asuransi syariah,
agen, adjuster, dan lain sebagainya, produk dan layanan belum diunggulkan

7
di atas produk konvensional, posisi pasar yang masih ragu antara penerapan
konsep syariah yang menyeluruh dengan kenyataan bisnis di lapangan yang
terkadang sangat jauh dari prinsip syariah. Kondisi seperti ini hendaknya
menjadi bagian dari strategi promosi perusahaan.
C. Contoh prospek takaful

1. Pasar

Pasar adalah tempat bertemunya antara pembeli dan penjual,


sederhananya pasar adalah tempat berdagang bagi penjual, dan tempat membeli
bagi pembeli atau konsumen. Di pasar pembeli maupun penjual kemudian
melakukan transaksi. Sementara itu dikutip dari investopedia, market atau
pasar adalah tempat berkumpulnya berbagai pihak untuk memfasilitasi
pertukaran barang dan jasa. Pihak-pihak yang terlibat biasanya adalah pembeli
dan penjual. Saat ini, pasar tak hanya berbentuk fisik, namun juga bisa
berbentuk pasar virtual seperti pasar online, dimana tidak ada kontak fisik
langsung antara pembeli dan penjual. Transaksi pasar dapat melibatkan
pertukaran barang, jasa, tenaga kerja, modal, surat berharga, informasi, hingga
mata uang. Di mana barang-barang itu berpindah dari satu pihak ke pihak lain.4

Salah satu perusahaan asuransi syariah PT. Asuransi Syariah Keluarga


Indonesia, dalam menjaga bisnis perusahaan menerapkan strategi bisnis dengan
tetap menumbuhkan sektor mikro dengan difasilitasi kemudahan dalam
bertransaksi dengan platrom digital. Selain itu juga menyiapkan sejumlah
inovasi dengan merancang rangkaian strategi yang berorientasi pada kebutuhan
nasabah, seperti produk untuk wisata halal serta perjalanan ibadah haji dan
umrah.

2. Pengembangan produk

4
Yadi Janwari, Asuransi Syariah, ( Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2005), hlm : 70

8
Adapun tantangan ataupun kesulitan yang dihadapi perusahaan asuransi
dalam mengembangkan atau berinovasi dalam produk asuransi umum syariah
antara lain adalah :

a. Asuransi syariah belum memiliki peraturan khusus yang berkenaan dengan


produk asuransi umum dan masih ikut kepada peraturan asuransi
konvensional. Selama ini, asuransi umum syariah masih mendasarkan
legalitasnya pada UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
Indonesia asuransi syariah sedang berkembang dengan cepat sedangkan
perundang-undangan khusus asuransi syariah belum ada hingga sekarang.
Keadaan ini merupakan tantangan bagi berkembangnya inovasi produk
asuransi syariah karena dikhawatirkan akan menimbulkan kesemrawutan.
Produk yang akan dikembangkan oleh asuransi syariah juga
memerlukan payung hukum yang jelas karena tanpa adanya dasar hokum
setiap tindakan untuk membuat yang baru pastinya akan terbentur dengan
perizinan dan kesesuainnya dengan produk konvensional.5

b. Masih Minimnya sumber daya manusia yang profesional disebabkan karena


sebagian besar dari sumber daya manusia yang ada merupakan lulusan dari
program studi konvensional dan kurang paham mengenai asuransi syariah
dan mempunyai semangat perjuangan dalam pengembangan ekonomi
syariah.
Sumber daya manusia (SDM) yang handal di bidang asuransi syariah
sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan asuransi syariah di
Indonesia, sayangnya menurut Walter L. Gaol, Direktur Asuransi Jiwa
Great Eastern bahwa salah satu kendala penting yang dihadapi adalah
kurangnya SDM syariah. Demikian juga Agus Haryadi menyebutkan bahwa
salah satu tantangan bagi perkembangan asuransi syariah di Indonesia
adalah langkanya ketersediaan SDM yang “qualified” dan memiliki
semangat syariah.

5
Heri Sudarsono , Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, ( Yogyakarta : Ekonesia, 2003),
hal. 140

9
c. Ketidaktahuan mengenai produk asuransi umum syariah (takaful) dan
mekanisme kerja. Pada dasarnya masyarakat belum banyak yang
mengetahui mengenai asuransi syariah, operasional maupun produk asuransi
umum syariah serta keberadaan divisi atau kantor cabang syariah pada
perusahaan asuransi konvensional disebabkan karena sosialisasi yang
dilakukan masih kurang dan belum terjangkau ke semua kalangan
masyarakat merupakan salah satu kendala terbesar pertumbuhan asuransi
saat ini.

d. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berasuransi masih sangat kurang


(rendah). Kurangnya kesadaran ini terbukti dengan ratio asuransi nasional
yang hanya mencapai 12% dari jumlah penduduk Indonesia dan untuk
asuransi syariah sekitar 1,2%. Akibatnya apapun bentuk produk yang
dikeluarkan oleh perusahaan asuransi syariah tidak diminati banyak pihak.
Terbukti dari jumlah total penduduk Indonesia, pemegang polis individual
baru mencapai kisaran 3 %.

e. Minimnya keuangan perusahaan. Beberapa hal yang menjadi penyebab.


relative rendahnya penetrasi pasar asuransi syariah adalah rendahnya dana
yang memback up perusahaan asuransi syariah, promosi dan edukasi pasar
yang relative belum dilakukan secara efektif (terkait dengan lemahnya
dana), belum timbulnya industri penunjang asuransi syariah seperti broker-
broker asuransi syariah, agen, adjuster, dan lain sebagainya, produk dan
layanan belum diunggulkan diatas produk konvensional, dukungan
kapasitas reasuransi yang masih terbatas karena terkait dengan dana dan
belum adanya inovasi produk dan layanan yang benar-benar digali dari
konsep dasar syariah.

f. Dukungan pemerintah yang belum memadai. Tantangan yang cukup


berpengaruh adalah dukungan penuh dari para pengambil kebijakan di
negeri ini, terutama menteri-menteri dan lembaga pemerintahan yang
memiliki wewenang dalam menentukan kebijakan ekonomi.

10
g. Image Salah satu tantangan besar bisnis asuransi syariah di Indonesia dan
negara lainnya adalah meyakinkan masyarakat akan keuntungan
menggunakan asuransi umum syariah. Perlu sekali mensosialisasikan
asuransi syariah bukan saja berasal dari agama, tetapi memperlihatkan
keuntungan.

3. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu yang sangat penting
bahkan tidak dapat di lepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun
perusahaan. SDM merupakan kunci yang menentukan perkembangan
perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang di pekerjakan di
sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai
tujuan organisasi. SDM juga di artikan sebagai individu yang bekerja sebagai
penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi
sebagai asset yang harus di latih dan di kembang kemampuannya6.

Sumber daya manusia (SDM) yang handal di bidang asuransi dan syariah
sangat di perlukan untuk mendukung perkembangan asuransi syariah di
Indonesia, sayangnya menurut walter L, Gaol, di rektur asuransi jiwa great
eastern bahwa salah satu kendala penting yag di hadapi adalah kurangnya SDM
syariah. Demikian juga agus haryadi menyebutkan bahwa salah satu tantangan
bagi perkembangan asuransi syariah di Indonesia adalah langkanya
ketersediaan SDM yang “qualified” dan memiliki semangat syariah.

Asosiasi asuransi syariah Indonesia (AASI) menyatakan, kompetensi


sumber daya manusia menyatakan, kompetensi sumber daya manusia tenagan
pemasar asuransi syariah perlu ditingkatkan guna menumbuhkan pangsa pasar.
SDM sebenarnya sudah cukup baik dilihat banyaknya perusahaan asuransi,
tetapi kompetensinya perlu ditingkatkan dari segi pengetahuan syariah
sehingga penjualannya bisa lebih baik lagi. SDM perlu di tingkatkan, terutama

6
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, ( Jakarta : Gema Insani Press,
2005), hlm. 225

11
dari segi pengetahuan syariah, pelaksanaan operasional syariah ke masyarakat
dan kelebihan produk asuransi syariah dari konvensional kepada masyarakat,
kompetensi SDM juga berpengaruh terhadap pertumbuhan kontribusi asuransi
syariah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Prospek merupakan gambaran umum tentang usaha yang kita jalankan


untuk masa yang akan datang. Keberhasilan suatu usaha tergantung dari faktor-
faktor pengusaha itu sendiri, baik dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam
seperti pengelolaan, tenaga kerja, modal, tingkat tekhnologi, dan lain sebagainya,
sedangkan faktor dari luar, seperti tersedianya sarana transportasi, komunikasi,
penggunaan teknologi baru meningkatkan pendapatan memerlukan biaya dan
harapan dapat memberikan keuntungan atau manfaat kepada pengusaha.

12
Daftar Pustaka

Abdullah Amrin, 2011. “Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah”,(Jakarta: PT


Elex Media Komputindo)

M. Relona, 2006. Kamus Istilah Ekonomi Popular, (Jakarta: Gorga Media)

Soemitra Andri, 2009. Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Kencana)

Janwari Yadi, 2005. Asuransi Syariah, ( Bandung : Pustaka Bani Quraisy)

Sudarsono Heri , 2003. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, ( Yogyakarta :


Ekonesia)

Iqbal Muhaimin, 2005. Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, ( Jakarta : Gema
Insani Press)

13

Anda mungkin juga menyukai