Anda di halaman 1dari 29

G.

Mekanisme dan Prosedur Pengoperasionalan Gadai Syariah

Mekanisme operasional gadai syariah sangat penting untuk diperhatikan,

karena jangan sampai operasional gadai syariah tidak efektif dan efisien.

Mekanisme operasional gadai syariah haruslah tidak menyulitkan calon

nasabah yang akan meminjam uang atau akan melakukan akad utang-

piutang.

Akad yang dijalankan, termasuk jasa dan produk yang dijual juga

harus selalu berlandaskan syariah (al-Qur'an, al-Hadist, dan ljma Ulama).

dengan tidak melakukan kegiatan usaha yang mengandung unsur riba',

maisir, dan gharar. Oleh karena itu, pengawasannya harus melekat, baik

internal terutama keberadaan Dewan Pengawas Syariah (DPS) sebagai

penanggung jawab yang berhubungan dengan aturan syariahnya dan ekster-

nal maupun eksternal Pegadaian syariah, yaitu masyarakat Muslim utama-

nya, serta yang tidak kalah pentingnya adanya perasaan selalu mendapatkan

pengawasan dari yang membuat aturan syariah itu sendiri, yaitu Allah Swt.

1. Pedoman Pengoprasionalan Gadai Syariah

Mekanisme operasional gadai syariah sangat penting untuk diperhatikan,

karena Jangan sampai operasional gadai syariah tidak efektif dan efisien.

Mekanisme operasional gadai syariah haruslah tidak menyulitkan calon

asaban yang akan meminjam uang atau akan melakukan akad utang

piutang.
Akad yang dijalankan, termasuk jasa dan produk yang dijual Juga

harus selalu berlandaskan syariah (al-Qur'an, al-Hadist, dan ljma Ulama).

dengan tidak melakukan kegiatan usaha yang mengandung unsur Fiba,

maisr, dan gharar. Oleh karena itu, pengawasanya harus melekat, baik

internal terutama keberadaan Dewan Pengawas Syariah (DPs) sebagar

penanggung jawab yang berhubungan dengan aturan syariahnya dan eks

nal maupun eksternal Pegadaian syariah, yaitu masyarakat Muslim utama-

nya, sertia yang tidak kalah pentingnya adanya perasaan selalu mendapatkan

pengawasan dari yang membuat aturan syariah itu sendiri, yaitu Allah Swt.

Implementasi operasi pegadaian syariah hampir bermiripan dengan

pegadaian konvensional. Perbedaan mendasar antara pegadalan konve

nal dengan pegadaian syariah terletak pada pengenaan biaya. Pada pegadaian

Konvensional, biaya adalah bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat

ganda. Namun, pada pegadaian syariah, biaya ditetapkan sekali dan dibayar-

kan di muka yang ditujukan untuk penitipan, pemeliharaan. penjagaan, dan

penaksiran. Seperti halnya pegadaian konvensional, pegada1an syariah Juga

menyalurkan uang pinjaman dengan jaminan benda bergerak. Prosedur

untuk memperoleh kredit gadar syariah sangat sederhana, masyarakat hanya

menunjukkan bukti identitas diri dan barang bergerak sebagai jaminan, uang

pinjaman dapat diperoleh dalam waktu yang relatif tidak lama. Begitupun

untuk melunasi pinjaman, nasabah cukup dengan menyerahkan sejumlah

uang dan Surat bukti ram saja dengan waktu proses yang sangat singkat.

Pegadaian dalam memberikan pinjaman harus ada benda jaminan


(borg) dari debitur. Apabila debitur tidak dapat melunasi pinjamannya, maka

kreditur dalam hal ini pegadaian syariah berhak melelang benda jaminan

(borg) dari debitur. Pada kenyataannya, tidak semua benda jaminan ditebus

oleh debitur.

Benda yang tidak ditebus oleh debitur kemudian dilelang oleh pega-

daian. Pengelolaannyapun tidak terlepas dengan adanya permasalahan

seperti kesulitan mencari nasabah yang mempunyai barang jaminan yang8

akan dilelang. barang yang tidak laku karena penawaran lebih rendah dari

pinjanan maupun barang dengan taksiran terlalu tnggl.

Adanya unsur keadilan dan tidak menzhalimi sangat diperlukan

dalam proses penggadaian sampai pelelangan. Pelelangan merupakan pola

penyelesaian eksekusi marhn (barang jaminan gadai) yang telah jatuh

tempo dan akhinya tidak ditebus oleh rahin. Pelelangan sendiri menjadi

minat tersendiri bagi masyarakat karena harga yang ditawarkan sesuai

dengan taksiran barang second yang ada di pasar dan mungkin ada barang

yang sulit dicari di pasar kemudian barang tersebut ada dan dilelang di

pegadaian tersebut. Pelelangan benda jaminan gadai (marhun) di pegadaian

syariah dilakukan dengan cara marhun dijual kepada nasabah, dan nantinya

marhun diberikan kepada nasabah yang melakukan kesepakatan harga


pertama kali.

Hal ini tentunya sangat berbeda dengan sistem pelelangan yang

dilakukan pada pegadaian konvensional, di mana marhun diberikan kepada

nasabah yang berani menawar dengan harga yang paling tinggi. Perbedaan

sistem pelelangan di pegadaian syariah inilah yang mendorong peneliti untuk

melakukan penelitian di pegadaian syariah. Dalam penelitian ini, peneliti

mengambil Pegadaian Syariah Mlati Sleman, Jogjakarta sebagai objek

penelitian, karena pegadaian ini merupakan salah satu pegadaian syariah di

Jogjakarta yang menerapkan pelelangan dengan sistem penjualan marhum.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis

pelelangan benda jaminan gadai pada Pegadaian Syariah Cabang Mlati.

Sleman, Jogjakarta serta kesesuaian implementasinya dengan Fatwa DSN

No: 25/DSN-MUIIII/2002 bagian kedua butir Sb yang mengatur tentang

penjualan marhum.

Pedoman Operasional Gadai Syariah (POGS) Perum Pegadaian,

pada dasarnya dapat melayani produk dan jasa sebagai berikut:

1. Pemberian pinjaman atau pembiayaan atas dasar hukum gadai syariah

(rahn), yaitu pegadaian syariah mensyaratkan penyerahan barang gadai


oleh nasabah (rahin) untuk mendapatkan uang pinjaman, yang besarnya

sangat ditentukan oleh nilai barang yang digadaikan. Konsekuensinya

bahwa jumlah pinjaman yang diberikan kepada masing-masing peminjam

sangat dipengaruhi oleh nilai barang bergerak dan tidak bergerak yang

akan digadaikan.

Barang yang akan ditaksir pada dasarnya, meliputi semua barang berge

rak dan tidak bergerak yang dapat digadaikan. Jasa taksiran diberikan

kepada mereka yang ingin mengetahui kualitas, terutama perhiasan,

sepert: chas, perak, dan berlian." Masyarakat yang memerlukan

biasanya dengan ngn mengetahui nilai jual wajar atas barang

nya yang n djual. Atas jasa penaksiran yang diberikan, gada

memperoen penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos pena

2. PenakSiran nilai barang, yaitu pegadaian syariah memberikan ja

siran atas nlat suatu barang yang dilakukan oleh calon nasaban ra

Demikan Juga orang yang bermaksud menguji kualitas barang y

dimilikinya saja dan tidak hendak menggadaikan barangnya. a

diberikan karena pegadaian syariah mempunyai alat penars

keakuratannya dapat diandalkan, serta sumber daya manusia yang

Derpengaaan dalam menaksir. Untuk jasa penaksiran inihanya

memungut biaya penaksiran.

ni,
Barang yang akan ditaksir pada dasarnya, meliputi semua barang beg

rak dan idak bergerak yang dapat digadaikan. Jasa taksiran diberikan

kepada nereka yang ingin mengetahui kualitas, terutama permiasa

seperti: emas, perak, dan berlian." Masyarakat yang memerlukan jasa

DIasanya dengan ingin mengetahui nilai jual wajar atas barang bernat

nya yang akan dijual. Atas jasa penaksiran yang diberikan, gadai syarian

memperolen penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penaksiran

3. Penitipan barang (jarah), yaitu menyelenggarakan penitipan barang

(yara) orang-orang yang mau menitipkan barang ke kantor pegadaian

syariah berdasarkan pertimbangan keamanan dan alasan-alasan tertentu

lainnya. Usaha ini dapat dijalankan oleh karena pegadaian syariah memi

II empat dan gudang penyimpanan barang yang memadai. Apalagi

mengingat tempat penyimpanan untuk barang gadai tidak selalu penuh,

sehingga ruang kosong dapat digunakan. Atas jasa penitipan dimaksud,

pegadaian syariah dapat memungut ongkos penyimpanan.

Gadai syariah dapat menyelenggarakan jasa penitipan barang (ijarah),

Karena perusahaan ini mempunyai tempat penyimpanan barang bergerak,

yang cukup memadai. Gudang dan tempat penyimpanan barang bergerak

lain milik gadai syariah, terutama digunakan menyimpan barang yang

digadaikan. Mengingat gudang dan tempat penyimpanan lain ini tidak

selalu dimanfaatkan penuh, maka kapasitas menganggur tersebut dapat

dimanfaatkan untuk memberikan jasa lain, berupa penitipan barang. Jasa


..........

adalah lembaga bersaudara dengan infag Tanggung jawab ini beralih

kepada satuan keluarga, RT/RW, Kelurahan, bahkan sampai kepada negara.

2. Persyaratan Gadai Syariah

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat yang ingin

melakukan gadai syariah adalah sebagai berikut

embawa fotocopy KTP atau identitas lainnya yang masih berlaku (SIM,

Paspor, Dan lain-lain)

2. Mengisi formulir permintaan Rahn;

nyerahkan barang jaminan (marhun) yang memenuhi syarat barang

bergerak, seperti:

Perhiasan emas, berlian dan benda berharga lainnya,

Barang-barang elektronik;

Kendaraan Bermotor;

Atau alat-alat rumah tangga lainnya.

4. Kepemilikan barang merupakan milik pribadi,

rat uasa bermeterai cukup dan dilampiri KTP asli pemilik barang jika

dikuasakan;
0. Mcnandatangi akad rahn dan akad ijarah dalam Surat Bukti Rahn (SBR).

3. Pemberian Pinjaman

Frosedur untuk mendapatkan dana pinjaman dari pegadaian syariah sangat

lah mudah yakni nasabah datang langsung ke murtahin (pegadaian syarian)

dan menyerahkan barang yang akan dijadikan jaminan dengan menunukkan

Surat bukti diri seperti KTP atau surat kuasa apabila pemilik barang tidak

bisa datang sendiri. Nasabah akan mendapatkan Formulir Permintaan Pin-

jaman. Barang jaminan tersebut diteliti kualitasnya untuk ditaksir dan

ditetapkan harganya. Berdasarkan taksiran yang dibuat murtahin, ditetapkan

besarnya uang pinjaman yang dapat diterima oleh rahin. Besarnya nilai uang

pinjaman yang diberikan lebih kecil daripada nilai pasar dari barang yang

digadaikan. Hal ini ditempuh guna mencegah munculnya kerugian. Selanjut-

nya murlahin menyerahkan uang pinjaman tanpa ada potongan apapun

disertai SBR.

Prosedur pemberian pinjaman (marhun bih) dalam gadai syariah di

Perum Pegadaian dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nasabah mengisi formulir permintaan Rahn;

menyerahkan formulir permintaan Rahn yang dilampi

foto copy identitas serta barang jaminan ke lokets


dengan

etugas regadaian menaksir (marhun) agunan yang diserain hkan;

4 esarnya pinjaman/marhun bih adalah sebesar 90% dari taksiran

5. Apabila disepakati besarnya pinjaman, nasabah menandatanganı akad da

menerima uang pinjaman.

Cnggolongan Pinjaman dan Biaya Administrasi

tabel....

4. Penentuan Uang Pinjaman

Besarnya marhun bih dihitung berdasarkan nilai taksiran. Nilai taksiran

ditetapkan dari harga pasar barang. Penetapan nilai taksiran berpedoman

pada ketentuan dalam buku pedoman menaksir dan surat edaran yang ber-

laku pada sistem konvensional, sedangkan besarnya nilai pinjaman dihitung

dari prosentase nilai taksiran juga digunakan sebagai dasar perhitungan

penetapan besarnya jasa simpan, untuk memudahkan dalam penetapan tarif

maka besarnya tarif dihitung atas dasar kelipatan nilai taksiran per

Rpl0.000.

Contoh:

eao ged

Apabila penaksir barang menentukan angka hasil hitungan Rp7.845.000


kemudian dalam surat edaran ditetapkan bahwa besarnya marhun bih adalah

90% dari nilai taksiran, maka besarnya nilai marhun bih = 90% x

Rp7.845.000 Rp7.060.500.

5. Biaya Administrasi

rerusanaan menjamin keutuhan dan eaa 6 Jadikan

aksi

eamana

nan Gadai Syariah. Di samping proses transake:

jaminan di Unit Layanan o svariah membutuhKan periengkapan

pinjam-meminjam pada sis stem gadai syariah

dan biaya tenaga keTja serta

Oleh karena itu rahin dibeban-

Kerja seperti alat tulis Kantor, periengkapa,

rahin dijaminkan pada perus a sesuai dengan besar pnjaman dan

an Diaya administrasi yang besainnya

ruasarkan surat edaran tersendiri. Baya administrasi doerikan pada

pnjaman dicairkan.
asuransi

saat

6. Jasa Simpan/Tarif ljaroh

Dalam akad rahn, rahin berkewajiban untuk memoayar pokoK pinjaman

Sesuar dengan jumlah pinjaman yang tercantum aaan akad. Bersamaan

dengan dilunasinya pinjaman, marhun diseranka KCpada Fanin. Atas

penyimpanan marhun, muajir (yang menyewakan tempat untuk Unit

Layanan Gadai Syariah) memungut biaya sewa tempat yang disebut jasa

Simpan. Jasa simpan dipungut sebagai biaya sewa tempat, pengamanan dan

pemeliharaan marhun selama digadaikan dan merupakan pendapatan bagi

Unit Layanan Gadai Syariah. Tarif jasa simpan tidak dikaitkan dengan

Desarnya uang pinjaman tetapi ditentukan berdasarkan nilai taKSiran marhun

dan lama barang gadai disimpan atau lama peminjaman yang disesuaikan

dengan surat edaran tersendiri. Perhitungan tarif jasa simpan menggunakan

kelipatan 10 hari dan jangka waktu peminjaman 120 hari. Untuk setiap

kelipatan nilai taksiran marhun emas Rp 10.000, tarif ditetapkan sebesar

Rp45,

) Rumus Perhitungan Tarif Jasa Simpan


Tarif Jasa Simpan= NxTxW

Keterangan:

N Hasil perhitungan taksiran barang

T Angka tarif yang ditentukan bagi konstanta yang merupaka

kelipatan angka tertentu yang dijadikan dasar dalam penentuan

fef perhitungan tari..

W Lama waktu pinjaman dibulatkan ke kelipatan 10 terdekat dibagi

10 (angka lima merupakan satuan waktu pinjaman terkecil)

Tarif ljarah dihitung dari nilai taksiran barang jaminan/marh

dihitung dengan kelipatan 10 hari, 1 hari dihitu

dan

Tarif Jarah

Simulasi Perhitungan Jjarah:

Nas

fasabah memiliki barang jaminan berupa emas dengar

10.000.000.
Marhun Bih maksimum yang dapat diperoleh nasabah tersebut adalah kp

9.000.000 (90% x taksiran)

Maka, besarnya jarah yang menjadi kewajiban nasabah per 10 hart

nilai taksiran Rp

led

od

adalah:

10.000.000

ljaroh

Rp85x

10.000

Rp85.0000

10

Jika nasabah menggunakan Marhun Bih selama 25 hari, berhubung


fiarah ditetapkan dengan kelipatan per 10 hari, maka besar ljarah adalah

Ro255.000 dari Rp 85.000.- x 3 dibayarkan pada saat nasabah melunasi atau

memperpanjang Marhun Bih. Selain hal tersebut di atas berdasarkan peneli-

di lapangan dapat diketahui bahwa produk lain dari Gadai Syariah

Perum Pegadaian adalah Jasa Titipan. Sering kali dalam kondisi tertentu kita

terpaksa meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang relatif cukup lama,

seperti Hari Raya ldul Fitri, liburan, pulang kampung, ibadah haji dan

lainnya.

Tarif ljarah

Tabel...

7. Pemberian Diskon

Diskon ini diberikan kepada rahin karena apabila terdapat rahin yang tidak

mengambil penuh marhun bih berdasarkan taksiran barang. Diskon ini

diberikan dengan pertimbangan bahwa resiko marhun bih tidak dikem-

balikan oleh rahin menjadi berkurang. Semakin kecil permintaan marhun

bih maka semakin kecil pula resiko bahwa marhun bih tersebut tidak kem.

Dail C prUsahaan, maka diskon yang diberikan akan makin besar

Pemberian diskon merupakan kebijakan iternal perusahaan sebagai

"balas jasa" kepada rahin atas berkurangnya resikO yang ainadapi perusa.

haan. Karena bersifat balas jasa, maka tidak diperjanjikan dalam akad.

a) Besaran Diskon Jasa Simpan


m-

Tabel Besaran Diskon Jasa Simpan

ah diskon (Rn).

Tabel...

Besaran tarif setelah diskon disesuaikan pada rumus perhitungan seh

berikut:

b) Rumus Jasa Simpan Setelah Diskon

sebagai

Taksiran / 10.000 x Tarif setelah diskon x waktu/10

iran,

Contoh untuk tarif marhun kantong dengan MB 65% x taksiran

nolei ncttodino

rumusnya adalah

Taksiran/ 10.000 x Rp 72 x waktu/ 10

Dalam kondisi ini setiap orang senantiasa menginginkan harta

bendanya dalam keadaan aman. Perum Pegadaian melalui Kantor Gadai


Syariahnya memberikan solusi dengan jasa penitipan sebagai salah satu

roduk dari gadai syariah. Jasa penitipat

penyimpan Dalrang sementara di Caho n suatu bentuk layanan

enyimpanan barang sementara di Cabang Pegadaian, yang menerima p

inan barang bergerak dan Surat-surat berharga atau surat penting a

dc iengan proses cepat dan biaya terjangkau. Jangka waktu penitipan berv

bu

riasi, sesua e Pnggan, mulai dari 2 minggu hingga maksimun 1

bulan. Dan untuk kemudian

sama. Settap olrang aisimpan di tempat yang bersih, rapi, dan kokoh dian

apat diperpanjang untuk jangka waktu yangE

diasuransSIKan.

Prosedur layanan jasa penitipan tersebut, dapat diuraikan sebaga

berikut ini

Pemohon mengisi Tormulir permintaan jasa penitipan, dan melengkapinya

dengan foto copy kIP atau Identitas lain yang masih berlaku,

2. Petugas menerima, memeriksa, dan menghitung nilai barang yang akan

dititipkan;
1.

3. Pemohon membayar biaya administrasi;

4. Petugas menyimpan barang dengan baik, dan menyerahkan surat bukt

penyimpanan barang.

8. Akad Rahn

Perjanjian utang plutang juga diperlukan bagi keperluan komersil. Dalam hal

perjanjian utang piutang ini untuk keperluan komersil, maka biasanya

kelengkapan gadai yang cukup menjadi persyaratan yang tidak dapat diting-

galkan. Ini membuktikan bahwa sebenarnya pihak peminjam bukanlah orang

yang miskin tetapi orang yang mempunyai sejumlah harta yang dapa

digadaikan. Pilihan yang terbuka untuk kepentingan ini adalah melakukan

perjanjian utang piutang dengan gadai dalam bentuk al-qardhul hassan atau

melakukan perjanjian utang piutang dengan gadai dalam bentuk

mudharabah.

a. Perjanjian utang piutang dengan gadai dalam bentuk al-qardhul hassan.

Apabila pilihan seorang peminjam adalah pinjaman gadai dalam bentuk

qardhul hassan, maka biasanya peminjam adalah pengusaha pemula yang

baru mencoba membuka usaha. Pengusaha lamapun bisa memilih pin-


jaman gadai dalam bentuk qardhul hassan apabila usahanya sedang lesu

dan ingin dibangkitkan lagi.

Perjanjian utang piutang dengan gadai dalam bentuk al-qardhul hassan

adalah perjanjian yang terhormat, oleh karena itu para pihak yang terlibat

harus memperlakukan satu sama lain secara terhormat pula. Pada saat

jatuh tempo semua hak dan kewajiban diselesaikan dan apabila terjadi

sonoan Radai Cueeizk t.L 1

1dak mampu melunasi utangnya perjanjian yang lama danas

mengembalikan selurun Dara Badalannya,

pat

dapat

dterjadi perbedaan pendapat, maka pserbedaan pendapat itu dano

a1selesaikan melalui arbitrasi atau pengadian.

diperbaharui tanpa harus men

laya yang harus ditanggung peminjam meliputi Diaya-biaya yano

atd-nyata diperlukan untuk sahnya perjanjian utang Putang, Seperti

oe materai, dan biaya akte notaris. Selain itu untuk keuan dan penga-

anan barang gadai mungkin ada biaya pemenaraa dal" Sewa tempat
Penyimpanan harta (save deposit box) di bank atau a tempat lainnya

Diya Dunga uang apapun namanya dilarang dikenakan

. Perjanjian utang piutang dengan gadai dalam bentuk al-mudharabah.

Seorang peminjam dan pemberi pinjaman dapat memilin pinjaman gadai

dalam bentuk mudharabah, apabila kedua belah pihak telah menghitung

Danwa usaha yang akan dijalankan layak dan secara ekonomis akan

menguntungkan. Perjanjian utang piutang dengan gadai dalam bentuk

muaharabah adalah perjanjian yang mempertemukan antara pengusaha

yang ahli dalam bidangnya tetapi hanya mempunyai harta tidak lancar

dengan pihak lain yang mempunyai cukup dana tetapi tidak mempunyai

bidang usaha. Kedua pihak kemudian sepakat untuk pihak peminjam

menjalankan usaha sedang pihak pemberi pinjaman hanya memberikan

dana yang diperlukan tanpa campur tangan dalam usaha itu dengan

agunan barang gadai. Keduanya juga sepakat pada suatu porsi bagi hasil

tertentu dari usaha yang dijalankan pada saat jatuh tempo semua hak dan

kewajiban diselesaikan dan apabila terjadi peminjam tidak mampu melu-

nasi utangnya perjanjian yang lama dapat diperbaharui tanpa harus

mengembalikan seluruh barang gadaiannya. Apabila terjadi perbedaan

pendapat, maka perbedaan pendapat itu dapat diselesaikan melalui

arbitrasi atau pengadilan.

Biaya yang harus ditanggung peminjam selain meliputi biaya-biaya

yang nyata-nyata diperlukan untuk sahnya perjanjian utang piutang, seperti:


bea materai, dan biaya akte notaris, juga biaya-biaya usaha yang layak selain

itu untuk keutuhan dan pengamanan barang gadai mungkin ada biaya

pemeliharaan dan sewa tempat penyimpanan harta (save deposit box) di

hank atau di tempat lainnya. Biaya bunga uang apapun namanya Juga

dilarang dikenakan

Lembaga gadai syariah untuk hubungan antara pribadi dengan

rusahaan (bank syariah) khususnya gadai fidusia sebenarnya juga sudah

perusa

operasional. Contoh yang dapat dikemukakan di sini ialah bank syariah yang

memberikan pinjanman dengan agunan sertifikat tanah, sertifikat saham,

sertifikat deposito, atau Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), dan

lain-lain.

Sebagaimana halnya dengan lembaga gadai syariah pada hubungan

antar pribadi, lembaga syariah untuk hubungan antara pribadi dengan bank

syariah Juga mempunyai dua bentuk, yaitu perjanjian utang piutang dengan

gadai dalam bentuk al-mudharabah.

Operasionalisasi kedua bentuk tersebut sama dengan operasionali-


sasi lembaga gadai syariah pada hubungan antar pribadi tersebut di atas.

Dari uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa lembaga gadai

syariah pada perbankan syariah adalah hal yang lazim ada. Karena adanya

hambatan hukum positif yang kita warisi dari pemerintahan kolonial, menye

babkan bank sekarang ini tidak diperkenankan menerima agunan dan

menyimpan gadai barang bergerak. Namun menurut berita dalam prakTIK

banyak bank-bank terutama yang berkantor di wilayah kecamatan yang

melakukan praktik menerima gadai barang bergerak terutama dalam bentuk

perhiasan.

Pemisahan jenis barang gadai inilah yang menyebabkan adanya

jawatan yang khusus didirikan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan

pinjaman gadai barang bergerak. Tujuan semula dari jawatan ini adalah

semata-mata untuk membantu masyarakat yang membutuhkan kredit kecil.

Modal jawatan untuk operasional dan pengembangan semula dipasok dari

anggaran negara selhingga misi utamanya adalah sosial. Tujuan mencari

untung tidak ditonjolkan dan jawatan dinilai cukup baik apabila hasil

usahanya dapat menutup biaya (breakeven). Dengan misi sosial yang sesuai

dengan misi al-qardhul hassan pada gadai syariah, maka perlu dicari dan

dipertahankan bentuk badan usaha yang cocok. Sesuai dengan panduan

syariah perusahaan dapat saja mendapatkan keuntungan yang besar tetapi

hanya mungkin apabila dana yang tersedia disalurkan dalam perjanjian utang

piutang dengan gadai dalam bentuk al-mudharabah. Karena gadai dalam


ibungan

daian sudah ada hanya dimungkinkan apabili haa pem an Kemay.

uUm Tslam adalah merupakan pelengkap dan" g

ersionalisasi gadai syariah pada pcrusanaan Dank yarah sudah

a Walaupun perlu penyempurnaan. Sedarng piaa Perusnaan pega

maka

yngKuat dari pimpinan dan seluruh jajarannya unu enerapkan

perjanjian utang piutang gadai dalam bentuk algarau hassan dan al

harabah. Sumber-sumber modal tentu tidak lagi dicar d Diank yang

ungut bunga dan obligasi yang dijual kepicda mayarakpn tidak

cngan SIstem bunga tetapi dengan SIstcnm DaB

SIstem dan Prosedur Pelunasan Pinjaman padia Lembaga Fegadaian

Apabila sampai pada waktu yang telah ditentukan, rahin belun membayar

Kembali utangnya. Selanjutnya apabila setelah diperintahkan murtahin, rahin

idak mau membayar marhun bih, dan tidak pula mau menjal marhum-nya,

maka murtahin dapat memutuskan untuk menjua ar ul-nya guna

melunasi utang-utangnya. Kemudian hasilnya digunakan untuk melunasi

marhun bih.
Prosedur untuk pelunasan uang pinjaman dimulai dengan nasabah

membayarkan uang pinjaman kepada murtahin disertai dengan Surat Bukti

Rahn kepada kasir. Kemudian pihak kasir menyerahkan SBR kepada bagian

pemegang gudang untuk mengeluarkan barang gadal (marhun). Barang

gadai dikembalikan oleh murtahin kepada rahi.

Pelunasan pinjaman dilakukan dengan cara rahin membayar pokok

pinjaman dan jasa simpan sesuai dengan tarif yang telah ditentukan sesuai

dengan akad yang telah disepakati sebesar jumlah yang tertera dalam akad.

Pada dasarnya nasabah dapat melunasi kewajiban setiap waktu tanpa

menunggu jatuh tempo. Jangka waktu peminjaman dan penyimpanan

maksimum 120 (seratus dua puluh) hari. Apabila sampai waktu yang telah

ditentukan, rahin belum juga melunasi, utangnya, maka rahin dapat

memperpanjang waktu peminjaman dengan membuat akad kembali. yaitu

dengan cara:

1) Ulang Rahn (UR)

Dilakukan apabila rahin hendak meminjam lagi uang pinjaman yang

telah dilunasinya dengan tetap menggunakan barang yang sama sebaga

jaminan. A tas pelunasan pinjaman, rahin wajib membayar ijarah sampai

tanggal pelunasan. Selanjutnya, Karena transaksi ini dibuat akad baru


seperti halnya proses gadai biasa maka kepada rahin dikenakan Diaya

dministrasi. Untuk memberikan tanda bahwa rahin hanya memDy

ijarah, maka pada slip Surat Bukti Rahn diberi tanda UR yang artinya

Ulang Rahn

2) Minta Tambahan (MT)

Hal ini terjadi apabila rahin minta tambahan pinjaman, karena besarnya

pinjaman masih kecil daripada nilai taksiran pinjaman yang8 seharusny

Transaksi ni dilakukan dengan jalan rahin melunasi pinjaman terieDn

dahulu, sehingga yang bersangkutan diwajibkan membayar yarah. selan

Jutnya Karena dalam transaksi ini dibuat akad baru seperti halnya prOSes

gadat biasa, maka kepada rahin dikenakan biaya administrasi. Untuk

memberikan tanda bahwa rahin minta tambahan pinjaman, maka pada

slip Surat Bukti Ralhim diberi tanda MT yang artinya Minta 1ambah.

3) Angsuran (A)

Untuk memperingan beban pengembalian pinjaman, rahin dapat meng

angsur pinjaman sama halnya dengan transaksi ulang rahn lainnya, Fann

dianggap melunasi pinjaman sampai dengan tanggal angsuran, Seninge

yang bersangkutan diwajibkan membayar ijarah. Selanjutnya karena

dalam transaksi ini dibuat akad baru seperti halnya proses gadai biaSa,

maka kepada rahin dikenakan biaya administrasi. Untuk memberikan

tanda bahwa rahin mengangsur, maka pada slip Surat Bukti Rahn diberi
tanda A yang artinya Angsuran.

4) Pelunasan Sebagian (PS)

Seperti halnya proses angsuran, untuk memperingan beban pengembalian

pinjaman rahin dapat melunasi sebagian pinjaman dengan mengembal-

kan pinjaman rahin dapat melunasi sebagian pinjamannya dengan meng

ambil sebagian marhun yang digadaikan. 1Transaksi ini juga didahului

dengan anggapan bahwa rahin melunasi pinjaman kemudian menggadal

kan lagi barang miliknya. Selanjutnya karena dalam transaksi ini dibuat

akad baru seperti halnya proses gadai biasa, maka kepada rahin

dikenakan biaya administrasi. Untuk memberikan tanda, maka pada slip

SBR diberi tanda PS yang artinya Pelunasan Sebagian.

Apabila sampai batas waktu marhun bih tidak dilunasi, dicicil atau

diperpanjang, maka barang jaminan (marhum) akan dilelang oleh pega-

daian. Pelunasan pinjaman dapat dilaksanakan dengan cara:

a. Rahin membayar pokok pinjaman dan jasa simpan sesuai dengan tarif

yang telah ditetapkan.

b. Menjual marhun apabila rahin tidak memenuhi Kewajibunnya pada

tanggal jatuh tempo

p Saat uang pinjaman (marhun bih) dan pengambilan baran


AOr pegadaian syariah dapat dilunast dan dilakukan tanpa

menunggu habisnya jangka waktu akad (Gjatuh tempo). Proses pengembalian

pinyaman (marhun bih) sampai penerimaan barang Jamintn t kenakan

Olaya apapun, kecuali membayar jasa penyimpanan sesua t yang berlaku,

Pelunasan uang pinjaman (marhn bilh dapat dilakukan dengan

beberapa cara, antara lain:

Nasabah (rahin) membayar pokok pinjaman (marhun bih) di kantor

pegadaian syariah, tempat Nasabah (rahin) telah melakukan transaksi;

Dersamaan dengan pelunasan pokok pinjaman marun in), barang

Jaminan (marhun) yang dikuasai oleh mutarhin dikembalikan kepada

nasabah (rahin) sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan

relunasan pinjaman dapat juga dilakukan dengan cara menjual barang

Jaminan (marhun) jika nasabah (rahin) tidak dapat memenuhi kewajiban-

nya setelah jatuh tempo. Hasil penjualan (lelang) barang jaminan

(marhun) digunakan untuk melunasi dan membayar jasa penyimpanan

t o1aya-DIaya yang timbul atas penjualan (lelang) barang tersebut;

4. Apabila harga jual barang jaminan (marhun) melebihi Kewajiban nasabah

(rahin) maka sisanya dikembalikan kepada nasabah (rahin). Sebaliknya,

JIKa Jumlah penjualan barang ternyata tidak mencukupi pokOk pinjaman

(marhn bin) dan membayar jasa penyimpanan maka kekurangannya

tetap menjadi kewajiban nasabah (rahin) untuk membayar atau melunasi-


nya;

. Nasabah (rahin) dapat memilih skim pelunasan, apakah mau melunasi

secara sekaligus atau dengan Cicilan. Selain itu, Jika dalam masa 4

(empat) bulan nasabah (rahin) belum dapat melunasi kewajibannya, maka

1a dapat mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu pinjaman

baru untuk masa 120 hari ke depannya beserta biaya yang harus ditang-

gungnya. Jika setelah perpanjangan masa pelunasan pemberi gadai

(rahin) tidak dapat melunasinya kembali, maka barang gadai (marhun)

akan dilelang atau dijual oleh murtahin.

Pelaksanaan gadai syariah merupakan suatu upaya untuk menam

pung keinginan masyarakat khususnya umat Muslim yang menginginkan

transaksi kredit sesuai Syariat Islam. Dengan demikian Pegadaian Syarian

memiliki perbedaan mendasar dengan pegadaian konvensional dalam

pengenaan biaya. Pegadaian konvensional memungut biaya dalam bentuk

bunga yang Dersiat akumulatif dan berlipat ganda, lain halnya dengan biaya

di Pegadaan syariah yang tidak berbentuk bunga, tetapi berupa biaya

penitipan, pemeliharaan, penjagaan, dan penaksiran. Biaya gadat syariah

lebih kecil dan hanya sekali saja.


Keberadaan Pegadaian Syariah menurut Dahlan Siamat dimaksud

kan untuk melayani pasar dan masyarakat, yang secara kelembagaan dalam

pengelolaan menerapkan manajemen modern, yaitu menawarkan kemu

dahan, kecepatan, keamanan, dan etos hemat dalam penyaluran pinjaman

Karena itu, kalau pegadaian Syariah di bawah Perum Pegadaian mengustung

moto "Mengatasi Masalah Sesuai Syariah Popularitas wacaa chOO

Syariah telah ikut mendorong lahimya lembaga pegadaian syartan.

10. Berakhirnya Hak Gadai Syariah

Suatu perjanjian tidak ada yang bersifat langgeng, artinya perjanjian tersebut

sewaktu-waktu akan dapat berakhir atau batal. Demikian pula perjan1an

gadal, namun batalnya hak gadai akan sangat berbeda dengan hak-hak yang

lain. Menurut Abdul Aziz Dahlan," bahwa hak gadai dikatakan batal

apabila:

1) Utang-piutang yang terjadi telah dibayar dan teriunasl

2) Marhun keluar dari kekuasaan murtahin;

3) Para pihak tidak melaksanakan yang menjadi hak dan kewajibannya;

4) Marhun tetap dibiarkan dalam kekuasaan pemberi gadai atau pun yang

kembalinya atas kemauan yang berpiutang

Sedangkan menurut Sayyid Sabiq bahwa hak gadai akan berakhir apabila:
1) Rahin, telah melunasi semua kewajibannya kepada murtahin;

2) Rukun dan syarat gadai tidak terpenuhi;

3) Baik rahin maupun murtahin atau salah satunya ingkar dari ketentuan

syara dan akad yang telah disepakati oleh keduanya.

Sedangkan ulama fiqh menyatakan bahwa suatu akad dapat berakhir, apabila

terjadi hal-hal seperti berikut:

1) Berakhir masa berlaku akad itu, apabila akad itu memiliki tenggang

waktu;

2) Dibatalkan oleh pihak-pihak yang berakad, apabila akad itu mengikat;

Anda mungkin juga menyukai