Rico membeberkan, pelaku memerkosa para korban pada hari yang berbeda dengan
modus mengajak bermain dengan meminjamkan ponsel miliknya. “Berdasarkan
keterangan korban, kejadiannya dari Oktober 2021 di hari yang berbeda-beda,” ujar
Rico. Kasus pemerkosaan anak ini terungkap setelah keluarga bertanya pada
korban. Keluarga korban lalu melaporkan pada Polresta Padang. “Keluarga korban
mengetahui anak mereka bermain dengan pelaku dan bertanya pada korban. Korban
anak lalu mengaku bahwa dia telah dicabuli,” ucap Rico. Tak cuma itu, Polresta
Padang kembali mendapat aduan kejahatan seksual ketiga baru-baru ini. Kasus
ketiga ini melibatkan 2 anak korban dan seorang pelaku. Menurut Rico, pelaku di
kasus ketiga adalah tetangga korban yang berprofesi sebagai nelayan. “Nelayan ini
memberi uang pada korban anak, kemudian melakukan perbuatan cabul. Pelaku
adalah tetangga di lingkungan rumah,” bebernya. Tiga kasus ini menambah panjang
deretan kejahatan seksual pada anak dengan pelaku yang dianggap dekat, bukan
orang asing.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA)
mencatat kasus kekerasan seksual pada anak terus bertambah setiap tahun. Pada
2019 ada 6.454 kasus kekerasan seksual pada anak, lalu ada 6.980 kasus pada 2020.
Di tahun ini hingga Oktober 2021 saja, ada 6.615 kasus. “Di satu sisi, masyarakat
sekarang bisa melaporkan dengan mudah kasus kekerasan seksual pada anak.
Tetapi, yang harus kita waspadai, kasus-kasus seperti ini harus jadi evaluasi kita
bersama,” kata Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar pada
Kompas TV, Sabtu. Ia mengaku Kemen PPPA telah melakukan berbagai langkah
pencegahan. Akan tetapi, ia tidak memungkiri kejahatan seksual tetap muncul.
“Kita berharap kasus-kasus yang dilaporkan dan ruang-ruang di mana anak
kemungkinan dapat menjadikan ruang-ruang sosial menjadi ramah anak,” ujar
Nahar. Selain penindakan pelaku, Nahar mengingatkan ASN dan aparat negara
untuk mendampingi anak korban kejahatan seksual. “Kalau ada kejadian seperti ini,
anak korban harus didampingi karena kita harus memastikan mengawal
kepentingan terbaik anak itu. Dalam proses hukum, jangan sampai misalnya tidak
ramah anak hingga semakin syok,” ucapnya.
PERTANYAAN:
Berdasarkan studi kasus diatas, anda diminta untuk memberikan solusi
konkret yang dapat anda lakukan sebagai mahasiswa, agar kasus tersebut
tidak terjadi lagi atau minimal dapat diminimalisir khususnya di Kota Padang
! (Buat dalam PowerPoint, templet dibebaskan)