Anda di halaman 1dari 6

9.

Langkah-langkah diagnosis
A. Anamnesis
Pada anamnesis perlu diketahui keluhan utama yang membawa pasien untuk
berobat. Keluhan utama yang sering dikemukakan oleh pasien tumor payudara adalah
benjolan atau pembengkakan, deformitas dan nyeri. Nyeri payudara dan nipple discharge
adalah keluhan yang sering, tapi tidak selalu petanda kanker, kelainan jinak seperti
fibrocystic dan papiloma intraducal juga bisa bergejala seperti ini (Suyatno dan Pasaribu,
2014).
1. Keluhan utama di payudara atau ketiak
- Benjolan : lokasi, ukuran, progresifitas pembesaran, onset
- Payudara terasa nyeri atau panas.
- Perubahan Puting : puting mengelurakan cairan/darah (nipple discharge), retraksi
nipple, eksim sekitar puting.
- Perubahan pada kulit kulit : dimpling (melekuk ke dalam), peau d’orange (seperti
kulit jeruk), ulkus atau borok, eritema, dan nodul.
- Benjolan diaksila dengan atau tanpa massa di payudara. (Suyatno dan Pasaribu,
2014)
2. Keluhan lain yang dengan metastase atau komplikasi
- Benjolan di leher
- Nyeri punggung/pinggang, lemah atau kelumpuhan tungkai, nyeri tulang.
- Sesak napas dan batuk
- Rasa penuh, mual
- Nyeri/sakit kepala yang hebat, muntah menyemprot/proyektil, kesadaran menurun
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. (Suyatno dan Pasaribu, 2014)
3. Faktor-faktor risiko :
 Jenis kelamin wanita
 Usia>50 tahun.
 Usia melahirkan anak pertama/ aterm >35 tahun semakin tinggi resiko
 Riwayat reproduksi : tidak meiliki anak dan tidak menyusui.
 Riwayat menstruasi : menarche dini (<12 tahun), menopause yang lambat (>55
tahun)
 Pemakaian obat-obat hormonal yang dipergunakan jangka panjang
 Riwayat keluarga dan genetik (pembawa mutasi BRCA2, ATM atau TP53)
 Riwayat operasi tumor payudraa jinak
 Riwayat radiasi di daerah dada. (Kemenkes, 2018)
B. Pemeriksaan Fisik/Clinical breast examination (CBE) :
1. Inspeksi
Inspeksi dilakukan dengan pasien duduk, pakaian atas dan bra dilepas dan posisi
lengan di samping, di atas kepala dan bertolak pinggang (Kemenkes, 2018). Kermudian
amati ukuran dan simetrinya payudara. Perhatikan ada tidaknya perubahan kulit
(kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit, ulserasi, retraksi kulit, peau d’orange), ada
tidaknya kelainan pada nipple/puting susu (tertarik, erosi, krusta, discharge). Kemudian
suruh pasien mengangkat dan menurunkan kedua lengannya dengan tujuan untuk mencari
ada tidaknya fiksasi kulit atau papila mammae, pergeseran letak papila mamma atau
distorsi mammae yang disebabkan oleh adanya massa yang terfiksir. Kemudian aksila
juga diinspeksi untuk mengetahui ada tidaknya pembengkakan kelenjar getah bening..
2. Palpasi
Palpasi parenkim payudara dilakukan pada pasien dengn posisi tidur telentang
(supine), lengan ipsilateral diatas kepala dan punggung diganjal bantal kecil. Palpasi
dilakukan secara lembut dan tepat dengan menggunakan permukaan jari-jari pemeriksa.
Jaringan subareolar dan masing masing kuadran dari kedua payudara dipalpasi secara
sistematis, menyeluruh dan overlap baik secara sikuler maupun radial. Palpasi aksila
dilakukan dalam posisi pasien duduk dengan lengan pasien dan pemeriksa saling
menopang. Palpasi juga dilakukan pada infra dan supraklavikula. Pada pemeriksaan
aksila, diupayakan m. pectoralis dalam posisi relaksasi. (Suyatno dan Pasaribu, 2014).
Kemudian dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan fisik yang meliputi status
lokalis payudara kanan atau kiri atau bilateral, status Kelenjar Getah Bening (KGB), dan
status pada pemeriksaan daerah yang dicurigai metastasis (Kemenkes, 2018).
a) Status lokalis
- massa tumor
- lokasi tumor (kuadran sentral, atas atau bawah),
- ukuran tumor,
- konsistensi tumor: massa yang irreguler, keras dan tidak disertai rasa nyeri
merupakan gambaran khas untuk karsinoma. Massa padat dengan batas tegas,
bersifat mobil merupakan ciri-ciri tumor jinak. Kista payudara ditandai dengan
adanya tes fluktuasi yang positif. Nyeri tekan menunjukan suatu lesi peradangan
atau kistik,
- Bentuk dan batas tumor,
- Fiksasi tumor ada atau tidak ke kulit/m.pectoral/dinding dada,
- Perubahan kulit seperti kemerahan, dimpling, edema/nodul satelit Peau de orange,
ulserasi,
- Perubahan puting susu/nipple (tertarik/erosi/krusta/discharge) (Kemenkes, 2018).
b) Status kelenjar getah bening
Status kelenjar getah bening meliputi status KGB daerah axila, daerah
supraclavicular, dan infraclavicular bilateral berisi informasi jumlah, ukuran,
konsistensi, terfiksir terhadap sesama atau jaringan sekitarnya (Kemenkes, 2018).
c) Status Lainnya
Status lainnya adalah status pada pemeriksaan daerah yang dicurigai
metastasis yang berisi informasi lokasi pemeriksaan misal tulang, hati, paru, otak,
disertai informasi keluhan subjektif dari pasien dan objektif hasil pemeriksaan klinisi
(Kemenkes, 2018).
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan adalah pemeriksaan darah rutin,
alkaline phospatase, SGOT, SGPT, dan tumor marker. Kadar alkaline phospatase yang
tinggi dalam darah mengindikasikan adanya metastasis ke liver, saluran empedu dan
tulang. SGOT dan SGPT yang tinggi kadarnya mengindikasikan kerurakan atau adanya
metastasis pada liver. Tumor marker untuk payudara adalah carcinoembryonic antigen
(CEA), cancer antigen (CA) 15-3, dan CA 27.29. pemeriksan genetika BRCA-1 dan
BRCA-2 dianjurkan pada pasien dengan keluarga yang menderita kanker payudara atau
ovarium (Suyatno dan Pasaribu, 2014).
2. Radiologi :
a) mammography
Mammografi adalah pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan payudara
yang dikompresi. Untuk memperoleh interpretasi hasil pencitraan yang baik,
dibutuhkan dua posisi mammogram dengan proyeksi berbeda 45 dan 14 derajat
(kraniokaudal dan mediolateralobligue). Pemeriksaan Mammografi sebaiknya
dikerjakan pada hari ke 7-10 dihitung dari hari pertama masa menstruasi, pada masa
ini akan mengurangi rasa tidak nyaman pada wanita saat di kompresi dan akan
memberi hasil yang optimal.
Dalam sistem BIRADS yang dikembangkan oleh American College of
Radiology, mammogram dinilai berdasarkan klasifikasi (deskripsi, klasifikasi,
distribusi, dan jumlah), massa (bentuk, margin, densitas), dan distorsi bentuk. Pada
kasus khusus, misal adanya KGB intramammaria, dilatasi duktus, asimetri global, dan
temuan asosiatif berupa retraksi kulit, retraksi puting, penebalan kulit, penebalan
trabekula, lesi kulit, adenopati aksila juga dinilai.
b) USG
Salah satu kelebihan USG adalah dalam mendeteksi massa kistik.
Karakteristik yang dideskripsikan meliputi bentuk massa, margin tumor, orientasi,
jenis posterior acoustic, batas lesi, dan pola echo. Gambaran USG pada benjolan yang
harus dicurigai ganas apabila ditemukan tanda-tanda seperti permukaan tidak rata,
taller than wider, tepi hiperekoik, echo interna heterogen, vaskularisasi meningkat,
tidak beraturan, dan masuk kedalam tumor membentuk sudut 90 derajat. Usg dpat
digunakan untuk membedakan masa kistik dengan solid dan sebagai pengarah (guide)
untuk biopsi.
c) foto thorak
Foto toraks dilakukan untuk melihat adanya metastasis di paru, pleura,
mediastinum, dan tulang-tulang dada.
d) MRI
MRI merupakan instrument yang sensitif untuk mendeteksi kanker payudara.
MRI juga sangat baik untuk mendeteksi kekambuhan lokal pasca BCT atau
augmentasi payudara dengan implant dan deteksi multifocal cancer. Tetapi secara
umum tidak digunakan sebagai pemeriksaan skrining karena biaya mahal dan
memerlukan waktu pemeriksaan yang lama. Akan tetapi MRI dapat dipertimbangkan
pada wanita muda dengan payudara yang padat atau pada payudara dengan implant,
dipertimbangkan pasien dengan resiko tinggi untuk menderita kanker payudara.
3. Patologi Anatomi
Pemeriksaan Patologi Anatomik pada kanker payudara meliputi pemeriksaan
sitologi yaitu penilaian kelainan morfologi sel payudara, pemeriksaan histopatolgi
merupakan penilaian morfologi biopsi jaringan tumor dilakukan dengan proses potong
beku dan blok paraffin.
a) Sitologi
Biopsi jarum halus atau yang lebih dikenal dengan FNAB dapat dikerjakan
secara rawat jalan (ambulatory). Pemeriksaan ini sangat berguna untuk evaluasi lesi
kistik. Menggunakan jarum kecil (fine) no G 23-25, bisa dikerjakan dengan memakai
alat khusus atau tanpa alat khusus. Yang bisa diperoleh dari pemeriksaan sitologi
adalah bantuan penentuan jinak/ganas, dan mungkin dapat juga sebagai bahan
pemeriksaan ER dan PgR, tetapi tidak untuk pemeriksaan HER2Neu.
b) Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi yang dapat dilakukan adalah biopsi insisi, biopsi
eksisi. Biopsi eksisi direkomendasikan untuk ukuran kurang dari 3 cm. Pada biopsi
eksisi seluruh tumor akan diangkat bersama dengan jaringan sehat disekitarnya.
Biopsi insisi dilakukan pada tumor dengan ukuran lebih dari 3 cm dengan mengambil
sedikit dari jaringan tumor.
D. Penentuan Stadium
Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan Sistem Klasifikasi TNM American
Joint Committee on Cancer (AJCC) 2010, Edisi 7, untuk Kanker Payudara.
1. Kategori T (Tumor)
- TX Tumor primer tidak bisa diperiksa
- T0 Tumor primer tidak terbukti
- is Karsinoma in situ
o Tis (DCIS) = Ductal Carcinoma In Situ
o Tis (LCIS) = Lobular Carcinoma In Situ
o Tis (Paget’s) = paget’s disease pada putting payudara tanpa tumor
- T1 Tumor 2 cm atau kurang pada dimensi terbesar:
- T2 Tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar
- T3 Tumor berukuran lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar
- T4 Tumor berukuran apapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada/kulit
2. Kelenjar Getah Bening (KGB) regional (N)
- Nx KGB regional tak dapat dinilai (misal: sudah diangkat)
- N0 Tak ada metastasis KGB regional
- N1 Metastasis pada KGB aksila ipsilateral level I dan II yang masih dapat
digerakkan
- N2 Metastasis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir atau matted atau KGB
mamaria interna yang terdeteksi secara klinis* jika tidak terdapat metastasis KGB
aksila secara klinis
- N3 Metastasis pada KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan
KGB aksila, atau pada KGB mamaria interna yang terdeteksi secara klinis* dan
jika terdapat metastasis KGB aksila secara klinis, atau metastasis pada KGB
supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila atau
mamaria interna
3. Metastasis Jauh (M)
- Mx Metastasis jauh tak dapat dinilai.
- M0 Tak ada metastasis jauh
- M1 Terdapat metastasis jauh

Sumber :
Suyatno dan Pasaribu, ET. 2014. Bedah Onkologi : Diagnosis dan Terapi. Edisi ke-2. Sagung
Seto. Jakarta.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman nasional pelayanan kedokteran tata laksana
kanker payudara. HK.01.07/MENKES/414/2018 Indonesia;2018.

Anda mungkin juga menyukai