Anda di halaman 1dari 74

H

ai Teens, pernah nggak sih kamu mengalami miskomunikasi dengan


orangtua, pacar, atau temanmu? Apa yang kamu sampaikan mungkin
tidak dimengerti dengan baik oleh teman bicaramu. Akibatnya,
kamu bertengkar dengan teman bicaramu. Kalau kamu pernah
mengalaminya, maka itu wajar. Yang harus kita lakukan adalah
belajar untuk memperbaiki cara berkomunikasi, agar pesan yang
ingin kita sampaikan dapat diterima dengan baik dan benar oleh
teman bicara kita.

Penasaran kan bagaimana caranya? Tenang saja, karena pada


bulan Oktober 2021, Pdt. Rita Dwi Lestari dari GKI Purwodadi,
akan mengajak kita untuk bersaat teduh dengan mendalami tema
Seni Berkomunikasi.

Pada bulan sebelumnya, September 2021, Pdt. Debora Rachelina


Stefani Simanjuntak dari GKI Perniagaan, mengajak kita untuk
mendalami dan memahami Kitab 1 Samuel. Selain itu, pada rubrik
TeensTacle, Dr. Christian Fredy Naa, dosen di Universitas Katolik
Parahyangan, menulis artikel dengan judul Memahami Orangtuaku:
Membangun Empati dan Kepercayaan.

Tentu saja, kamu juga akan ditemani Diary dan Teeners, karya
teman-temanmu. Ayo, kirimkan pengalamanmu dan karya-karyamu,
agar dapat menjadi berkat bagi para pembaca Teens for Christ!

eam
TeensT

Renungan Teens for Christ menggunakan kertas yang ramah lingkungan guna mendukung upaya pelestarian alam
1
Rabu, 1 September 2021

Rumput Tetangga
Lebih Hijau
1 Samuel 1:4-8
“Hana, mengapa engkau
menangis …? Mengapa
hatimu sedih? Bukankah aku
lebih berharga bagimu dari The grass is always greener in the other side (rumput
pada sepuluh anak laki-laki?”
tetangga selalu lebih hijau) adalah peribahasa yang
(1 Samuel 1:8) sering kita dengar. Peribahasa itu berarti apa yang
dimiliki oleh orang lain, biasanya terlihat lebih indah
atau lebih baik dari apa yang kita miliki. Orang yang
memiliki cara pandang seperti itu, akan kesulitan
untuk menikmati berkat yang sudah diterimanya. Ia
terlalu asyik memperhatikan dan menghitung berkat
orang lain ketimbang berkat yang diterimanya.
Sepintas hal itu yang dialami oleh Hana.
Keadaannya yang belum memiliki anak membuatnya mendapat perlakuan yang berbeda.
Ia pun kerap kali dipandang rendah oleh Penina, istri kedua suaminya. Situasi itu
membuatnya begitu sedih. Ia menangis dan tidak mau makan. Ia mengasihani dirinya
sedemikian rupa karena tidak memiliki anak seperti Penina. Begitu tenggelamnya
ia dalam kesedihan sehingga melupakan bahwa ia memiliki suami yang begitu
mengasihinya. Elkana berkata, “Hana, mengapa engkau menangis dan mengapa
engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga
bagimu daripada sepuluh anak laki-laki?”
Teens, sejujurnya bukan hanya Hana yang sering melihat dan mengagumi
milik orang lain ketimbang miliknya sendiri. Kita juga tanpa sadar melakukan hal
yang sama. Kita ingin punya orangtua seperti si A, lahir dalam keluarga seperti si
X, memiliki wajah seperti si Z, dan seterusnya. Kata-kata itu tanpa sadar membuat
kita lebih fokus pada milik orang lain daripada yang sudah kita miliki. Akibatnya,
kita mulai kehilangan sukacita dan merasa sedih dengan hidup kita. Padahal, setiap
orang diberikan berkat oleh Tuhan. Bentuknya bisa beda-beda, tetapi semua itu
adalah yang terbaik bagi kita. Meminta apa pun boleh, berusaha untuk menjadi
lebih baik itu harus, tetapi jangan lupa bersyukur dan menikmati berkat yang sudah
Tuhan berikan.

2
Kamis, 2 September 2021

Menepati Janji
1 Samuel 1:9-11

Kemudian bernazarlah ia,


katanya: “... maka aku akan
memberikan dia kepada
TUHAN untuk seumur hidupnya Seorang pemuda berhasil menangkap seekor ikan
dan pisau cukur tidak akan yang sangat cantik ketika ia memancing di sungai.
menyentuh kepalanya.”
Dengan semangat ia segera membawa ikan itu ke
(1 Samuel 1:11) rumahnya untuk dimasak. Tiba-tiba ikan itu berubah
menjadi seorang putri yang cantik. Putri itu bersedia
menikah dengan pemuda tersebut, asalkan dia berjanji
tidak akan menceritakan asal usulnya kepada siapa
pun. Singkat cerita, mereka akhirnya menikah dan
memiliki seorang anak yang dinamai Samosir. Suatu
hari, Samosir disuruh ibunya untuk membawakan
bekal makan siang bagi ayahnya. Namun, Samosir justru memakan bekal itu dan
bermain bersama teman-temannya. Sang ayah yang mengetahui perbuatan anaknya
sangat marah. Ia segera menghampiri Samosir, menjewer telinganya dan berkata,
“Dasar ‘kau anak ikan!” Seketika itu juga terjadi hujan besar yang menenggelamkan
desa itu dan membentuk danau yang sekarang kita kenal dengan nama Danau Toba.
Kisah itu adalah legenda rakyat mengenai asal usul terciptanya Danau Toba.
Memegang janji bukanlah hal mudah. Dibutuhkan kesadaran, kesabaran, dan
kesetiaan untuk bisa menepati janji yang pernah dibuat. Oleh karena itu, orang yang
dapat memegang janjinya mendapat kepercayaan dari sesama. Hana juga membuat
janji di hadapan Tuhan. Ia berjanji, jika Tuhan memberikannya seorang anak laki-laki,
maka anak itu akan menjadi pelayan Tuhan. Sebuah janji yang tidak mudah untuk
dilakukan. Bayangkan, Hana sudah lama sekali menantikan kehadiran seorang anak,
tetapi ia berjanji menyerahkannya kepada Tuhan! Meskipun sulit, Hana menepati
janjinya. Ia menyerahkan anak yang sudah lama dinantikannya menjadi pelayan Tuhan.
Teens, membutuhkan komitmen yang tinggi dan integritas untuk bisa menepati
janji. Oleh karena itu, jangan sembarangan membuat janji. Ketika kita berani berjanji,
beranilah juga untuk menepatinya. Sekarang, coba ingat-ingat kembali, adakah janji
yang belum kamu tepati? Yuk, kita belajar untuk menepati janji!

3
Jumat, 3 September 2021

Don’t Judge a Book


by It’s Cover
Lalu kata Eli kepadanya: 1 Samuel 1:12-18
“Berapa lama lagi engkau
berlaku sebagai orang
mabuk? Lepaskanlah dirimu Seorang perempuan berjalan sangat cepat
dari pada mabukmu.” dengan raut wajah ketakutan menuju halte bus
(1 Samuel 1:14) malam itu. Sesekali ia menengok ke belakang,
seolah hendak memastikan bahwa ia ada dalam
jarak aman. Tidak jauh di belakangnya tampak
seorang laki-laki berbadan tinggi besar, berkulit
hitam dan menggunakan jaket kulit berusaha
mengejarnya. Sesampainya di halte, ia segera
berteriak minta tolong sambil menunjuk-nunjuk
laki-laki yang ada di belakangnya. Serentak orang
yang ada di halte itu segera berlari ke arah laki-laki itu. Mereka mencengkeram
baju laki-laki itu dan siap untuk memukulnya. Tetapi, laki-laki itu berkata,
“Lepaskan aku! Aku tidak salah apa-apa. Aku hanya mau mengembalikan dompet
perempuan itu. Aku melihat dompet ini jatuh dari tasnya.”
Banyak orang menilai sesamanya lewat kesan pertama dari yang terlihat.
Orang dengan penampilan tertentu akan dianggap sebagai orang jahat dan
memiliki niat yang buruk. Padahal, belum tentu demikian. Itulah yang dialami
Hana. Ketika Imam Eli melihat Hana berdoa dalam hati dan hanya mulutnya saja
yang bergerak, Imam Eli menegurnya karena menduga Hana mabuk. Padahal,
Hana sedang mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan.
Teens, menilai dan menghakimi orang lain dari apa yang kita lihat sangat
mudah untuk dilakukan. Namun, kita perlu menyadari bahwa apa yang kita
pikirkan belum tentu benar. Kita harus berhati-hati dalam menilai orang lain;
jangan buru-buru menilai! Sebab, yang terlihat baik, belum tentu sungguh-
sungguh baik. Demikian juga, yang terlihat buruk, belum tentu benar-benar
buruk. Mintalah agar Tuhan memberi kita hikmat dan menolong kita untuk
dapat menilai dengan benar; tidak menilai orang lain hanya berdasarkan apa
yang terlihat oleh mata.

4
Sabtu, 4 September 2021

Lebih dari CCTV


1 Samuel 2:1-3

“Karena TUHAN itu Allah yang


mahatahu, dan oleh Dia
perbuatan-perbuatan diuji.” CCTV (Closed Circuit Television) ditemukan oleh
(1 Samuel 2:3) Walter Bruch pada tahun 1942 untuk mengamati
peluncuran roket. Sejak itu pemasangan CCTV
makin banyak dilakukan. Saat ini, kita dapat
menemukan CCTV dipasang bukan hanya di
tempat umum, tetapi juga di rumah pribadi. Para
pengguna merasakan ada dampak positif dari
pemasangan CCTV, seperti: karyawan bekerja
dengan lebih giat, penurunan jumlah pelanggaran
lalu lintas dan tindak kejahatan. CCTV sukses
menjadi pengawas yang bertugas selama 24 jam nonstop. Kesadaran bahwa
dirinya diawasi inilah yang membuat orang lebih berhati-hati dan taat.
Kehadiran CCTV saja sudah membuat kita lebih berhati-hati, apalagi
kehadiran Tuhan. Tuhan mengawasi hidup kita lebih dari CCTV. Jika CCTV
memiliki titik buta yang tidak dapat diawasi, Tuhan tidak memiliki keterbatasan
untuk mengawasi segenap ciptaan-Nya, karena Dialah yang menciptakan segala
sesuatu. Jika CCTV hanya mengawasi apa yang terlihat, Tuhan mengawasi lebih
dalam lagi. Ia mengenal dan mengetahui apa yang ada di hati dan pikiran kita.
Ia adalah Allah yang Mahatahu, yang akan menguji segala perbuatan yang kita
lakukan. Meskipun yang dilakukan adalah perbuatan baik, Allah dapat mengetahui
apakah sungguh motivasinya juga baik. Kita mungkin saja bisa menyembunyikan
sesuatu dari orang lain, tetapi semuanya terlihat dengan jelas di hadapan Allah.
Hal itulah yang diingatkan oleh Hana di dalam puji-pujian yang ia naikkan di
hadapan Allah.
Teens, kesadaran akan kemahatahuan Allah inilah yang membuat kita
berusaha untuk berhati-hati dan taat dalam berpikir, berkata-kata, dan bertindak.
Jadilah seorang Kristen yang taat bukan hanya ketika kita di gereja, melainkan
juga di setiap tempat, karena Allah hadir di mana pun kita berada.

5
Minggu, 5 September 2021

uan.
a k e p e rl
Dear Dia
ry…
m a h k a re n a a d ti p ro to k o l
a r ru naa
a m a k e lu n y a d e n g a n m e a t k e a d a a n
n g , a k u dan M , te n tu m e li h
Ta d i s ia o b il b is a d a la m
m e n g e n d a ra i m a n g a t s e n a n g te rk u ru n g d i
Kami a n y a s g a ik a n
n. Ras la m a in
i ba
k e s e h a ta s e te la h s e
g i,
d i lu a r la duga, a
ru s
ru m a h . e t. T a n pa kami M a m a,
b ak mac k epad a
t te rj e rk a ta a n .”
empa ku be i tu ju
i ja la n , kami s u la i p a d a t. A la m a s ampai d u s la h !
D m di ag
s sudah ? K it a ja te rd ia m . “Ya , b
la lu li n ta h m a c e t y a , M a u u la i a d a
da e m b u a tk u d a h m s u n g .”
“ K o k s u w a b a n M a m a m n e g a r a k it a s ng
ja n a li b e rl a
Namun, p e r e k o n o m ia e li s u d a h k e m b
nya lb
It u a r ti a k s i ju a s e ti a p
in g k a ta n . Tra n s a r ju g a . D a la m o s it if
pen be n gp
b e rp ik ir, pandan
m a m e m b u a tk u a n d a n g , s u d u t h a n y a fo k u s
n Ma dut p p a b il a akkan
Jawaba s ti a d a d u a s u
meng e lu h a
meng n e
p a ru s d a k
s it u a s i, aka n te si yan g ti il a k it a
n e g a ti f. K it a n te ta p i, s it u a g u c a p syukur b
da n Ak a me n
i n e g a ti f. ij a d ik a n a la s a n
p a d a s is d a p a t d n y a .
n, it if
s e k a li p u m u k a n s is i p o s li h a t s is
i
a m e n e y a k b e la ja r m e u n tu k
b is a n an
s le b ih b a n a la s
e rt in y a a k u h a ru a k u m e n e m u k
sep r h .
D ia ry … h a l, a g a m e n g e lu
s it if d a ri s e g a la a n ti d a k s e la lu
po ur d
ap syuk
menguc

6 3
Senin, 6 September 2021

Bukan Aku, tetapi


Hanya Dia
1 Samuel 2:6-10
“TUHAN membuat miskin
dan membuat kaya;
Ia merendahkan, dan Kamu pernah nggak membaca kisah
meninggikan juga.” pembangunan menara Babel yang diceritakan
(1 Samuel 2:7) di Kejadian 11:1-9? Pada waktu itu, Babel
merupakan pusat kekuasaan dan peradaban
dunia. Dalam posisi puncak itulah mereka hendak
membangun sebuah menara yang ujungnya
sampai ke langit. Mengapa sampai ke langit?
Sebab, langit dipahami sebagai takhta Allah.
Dengan kata lain, mereka ingin menjadi seperti
Allah. Namun, meskipun pembangunan menara
itu dilakukan oleh orang-orang terbaik, segalanya menjadi sia-sia ketika Allah
tidak berkenan. Rencana untuk membangun menara Babel itu pun akhirnya
gagal diwujudkan.
Kisah menara Babel hendak mengingatkan kita bahwa hidup dan semua
yang kita miliki merupakan anugerah Allah, bukan karena kekuatan kita semata.
Kita mau berusaha seperti apa pun, kalau Ia tidak berkenan, maka kita tidak
akan berhasil. Hal itu yang diimani dan kemudian dinyatakan lewat pujian Hana.
Bagi Hana, segala sesuatu terjadi hanya karena perkenanan Tuhan. Tuhan
mematikan dan menghidupkan. Hidup dan mati ada dalam tangan Tuhan. Ia
membuat kaya dan miskin. Ia merendahkan dan meninggikan. Tidak ada tempat
bagi kesombongan, semua hanya karena anugerah Tuhan.
Teens, kita diciptakan Tuhan dalam keadaan yang berbeda-beda. Hal itu
dimaksudkan Tuhan bukan agar kita saling merendahkan atau meninggikan
diri, melainkan kita sedang diajar untuk mau saling peduli dan berbagi satu
dengan yang lain supaya cukup bagi semua. Apa pun kondisi kita, tetaplah
belajar untuk menyatakan pekerjaan Tuhan. Ingatlah bahwa Tuhan dapat
mengubah keadaan kita, jika Ia berkenan. Karena itu, lakukanlah yang terbaik,
bergantunglah pada Tuhan, dan belajar bersyukur untuk semua anugerah-Nya.

7
Selasa, 7 September 2021

Hidup Adalah
Sekumpulan Pilihan
1 Samuel 2:22-26
Tetapi Samuel yang muda itu,
semakin besar dan semakin
disukai, baik di hadapan TUHAN Hidup ini terdiri dari sekumpulan pilihan. Mulai
maupun di hadapan manusia.
dari pilihan mau bangun jam berapa, memakai
(1 Samuel 2:26) pakaian apa, apa yang hendak kita lakukan,
dan sebagainya. Setiap pilihan pasti ada
konsekuensinya. Misalnya, ketika kita memilih
untuk tidur larut malam, konsekuensinya kita masih
mengantuk ketika harus berangkat sekolah. Ketika
kita memilih untuk bermain games ketimbang
mengerjakan tugas, konsekuensinya kita harus
menerima hukuman karena tidak mengerjakan
tugas. Setiap pilihan mengandung konsekuensi. Maka, belajarlah untuk memilih
apa yang benar dan baik.
Samuel dan kedua anak Imam Eli, Hofni dan Pinehas, hidup bersama dengan
Imam Eli. Mereka diajarkan hal yang sama, melihat teladan yang sama dari Imam
Eli, dan hidup di tempat yang sama. Namun, setiap orang diberikan pilihan apa
yang hendak mereka lakukan. Ketika Samuel memilih untuk taat dan hidup dengan
baik, Hofni dan Pinehas justru memilih sebaliknya. Keduanya melakukan hal-hal
yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Mereka hidup hanya untuk memuaskan
hawa nafsu mereka. Semua kejahatan yang mereka lakukan di tengah bangsa
Israel sampai ke telinga Imam Eli. Imam Eli pun memperingatkan mereka. Tetapi,
mereka memilih untuk hidup memenuhi keinginannya sendiri.
Teens, setiap pilihan mengandung konsekuensi. Kerap kali masalahnya bukan
karena kita tidak tahu konsekuensi yang akan kita tanggung ketika membuat pilihan.
Saat ini, kita memiliki ponsel yang memberikan kita kemudahan untuk mendapat
informasi sebagai pertimbangan dalam membuat pilihan. Masalah yang harus kita
sadari adalah dapatkah kita menguasai diri, sehingga kita tidak membuat pilihan
yang hanya memuaskan keinginan sesaat saja? Mintalah agar Tuhan senantiasa
memberikan kita hikmat dalam membuat pilihan-pilihan.

8
Rabu, 8 September 2021

Gagal
Menguasai Diri
“Mengapa engkau 1 Samuel 2:29-34
memandang dengan
loba kepada korban
sembelihan-Ku dan korban Suatu hari, Andi mengunjungi tempat makan
sajian-Ku, yang telah dengan konsep AYCE (all you can eat). Ini
Kuperintahkan ...?”
pertama kali Andi datang ke tempat makan
(1 Samuel 2:29) AYCE. Ia berniat untuk makan sebanyak-
banyaknya, supaya tidak merasa rugi. Ia
memesan banyak sekali makanan. Ia lupa ada
peraturan untuk membayar makanan yang tidak
dihabiskan. Ketika semua makanan itu datang,
Andi memakannya dengan penuh semangat.
Namun, ia tidak bisa menghabiskan semua
pesanannya. Meskipun ia terus memaksakan diri sampai perutnya sakit, tetap
saja masih ada banyak makanan yang tersisa. Akhirnya, ia menyerah. Sebagai
konsekuensi, dia harus membayar denda dengan jumlah yang lebih besar dari
biaya untuk makan di tempat tersebut.
Itulah kisah tentang keserakahan. Keserakahan adalah keinginan yang
sangat besar untuk memiliki sesuatu lebih dari kebutuhannya. Seperti itulah
yang dilakukan keluarga Imam Eli. Tuhan telah menetapkan bagian tertentu
dari kurban persembahan untuk diberikan kepada imam. Namun, anak-anak
Imam Eli menginginkan bagian yang lain dari persembahan itu. Imam Eli
sendiri juga turut menikmati hasil “curian” anak-anaknya. Sebagai akibat dari
keserakahannya, maka Tuhan mengatakan bahwa Hofni dan Pinehas akan
mati pada hari yang sama.
Teens, kegagalan untuk menguasai diri dan bersyukur menjadi penyebab
keserakahan dalam diri seseorang. Ia hanya berfokus untuk memuaskan dirinya
sendiri. Tanpa sadar keinginan itu membelenggu dan menjadi berhala yang
baru dalam hidupnya. Ia rela melakukan apa pun, bahkan sampai melanggar
hukum Tuhan demi memuaskan keinginannya. Betapa berbahayanya ketika
kita tidak bisa mengendalikan keinginan dan belajar bersyukur.

9
Kamis, 9 September 2021

Tak Kenal Maka


Tak Paham
1 Samuel 3:1-10
Dan Samuel menjawab:
“Berbicaralah, sebab
hamba-Mu ini mendengar.” “Stef, mamaku ketabrak kereta kemarin,” kata
Togar kepada Stefani. “Ya ampun, terus gimana
(1 Samuel 3:10)
kabar mama lo? Dirawat di mana? Kok bisa
sih ketabrak kereta gitu? Aduh, serem banget!”
jawab Stefani. “Mamaku sekarang udah di rumah.
Baik-baik aja, sih. Cuma lecet sedikit di bagian
tangannya,” Togar menjelaskan. “Hebat bener
mamamu, ketabrak kereta cuma lecet aja. Kok
bisa, ya?” Stefani terheran-heran. “Hmm, kayaknya
kamu salah paham, deh. Kereta adalah sebutan
untuk sepeda motor di Sumatera sana. Kereta itu disebut motor , kalau di Jakarta,”
jelas Togar.
Kesalahpahaman seperti itu dapat terjadi ketika kita tidak memahami
dengan baik pesan dari pihak yang menyampaikannya. Seperti yang dialami oleh
Samuel. Pada waktu itu ia mendengar namanya disebut, ia berpikir bahwa yang
memanggilnya adalah Imam Eli. Ia pun segera pergi kepada Imam Eli. Namun,
Imam Eli mengatakan bahwa ia tidak memanggilnya. Kejadian itu berlangsung
sampai tiga kali. Pada saat itulah Imam Eli sadar bahwa yang memanggil Samuel
adalah Tuhan. Mengapa Samuel tidak memahami bahwa yang memanggilnya
adalah Tuhan? Melalui keterangan di ayat 1, kita tahu bahwa pada saat itu firman
Tuhan jarang. Hal itu menjelaskan bahwa Samuel tidak memahami panggilan
Tuhan, karena ia tidak memiliki pengenalan yang baik tentang Tuhan.
Teens, saat ini, firman Tuhan yang menjadi manusia sudah kita kenal, yaitu
Tuhan Yesus. Firman Tuhan yang tertulis juga sudah diberikan, yaitu Alkitab.
Firman Tuhan juga terus-menerus diberitakan dalam berbagai bentuk dan cara,
misalnya khotbah, Pemahaman Alkitab, renungan harian. Firman Tuhan diberikan
agar kita makin mengenal Tuhan. Makin kita mengenal Tuhan, makin kita dapat
memahami kehendak Tuhan untuk kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

10
Jumat, 10 September 2021

Hal-hal yang Tidak


Dapat Dipahami
1 Samuel 4:1-11
Lagipula tabut Allah
dirampas dan kedua anak Eli,
Hofni dan Pinehas, tewas. Apakah kamu pernah mendengar lagu “Pelangi
Kasih”? Dalam lagu tersebut ada syair yang
(1 Samuel 4:11)
berbunyi, “Apa yang kau alami kini/ Mungkin tak
dapat engkau mengerti.” Dalam hidup ini, ada
banyak hal yang tidak dapat kita pahami. Misalnya,
seorang ibu yang memiliki pola hidup yang sehat
dan hanya mengonsumsi makanan yang sehat,
tetapi ia kena sakit kanker. Masih banyak peristiwa
atau masalah-masalah lain yang kita tidak tahu
mengapa hal itu harus terjadi dalam hidup kita.
Mungkin kamu juga memiliki pengalaman seperti itu.
Hidup ini memang penuh dengan kejutan, baik yang kita rasa menyenangkan
maupun menyedihkan. Mengapa semua itu terjadi? Terkadang, kita kesulitan atau
bahkan tidak mendapatkan jawabannya. Demikian juga yang terjadi ketika Israel
sedang berperang melawan orang Filistin. Dalam peperangan itu, Israel mengalami
kekalahan. Ada banyak orang Israel yang mati terbunuh, bahkan mereka kehilangan
tabut Allah. Tabut itu berhasil direbut dan dibawa ke tempat orang Filistin. Ketika
berhadapan dengan situasi itu, tentu orang akan bertanya, “Apakah Tuhan tidak
sanggup memberi kemenangan kepada orang Israel? Mengapa Ia membiarkan tabut
perjanjian itu diambil oleh orang Filistin?” Bisa jadi, ada banyak sekali pertanyaan
yang muncul karena peristiwa itu.
Teens, sesungguhnya Tuhan sanggup dan Ia berkuasa atas segala sesuatu.
Jika sesuatu terjadi tidak seperti yang kita kehendaki, bukan berarti bahwa Tuhan
tidak sanggup memberi apa yang kita inginkan. Ia tetap memegang kendali atas
segala sesuatu. Ia memiliki rancangan yang jauh lebih baik daripada apa yang
dapat kita pikirkan. Dalam situasi itu, meskipun kita tidak bisa memahaminya,
tetaplah berjalan bersama dengan Tuhan. Ia akan memimpin kita perlahan-lahan
untuk mengerti rancangan-Nya.

11
Sabtu, 11 September 2021

Out of The Box


1 Samuel 5:1-5,11-12

“Antarkanlah tabut Allah


Israel itu; biarlah itu kembali
ke tempatnya, supaya
jangan dimatikannya kita Wright bersaudara, Orville dan Wilbur, berhasil
dan bangsa kita.” menerbangkan pesawat untuk pertama kali di tahun
(1 Samuel 5:11) 1903. Wright bersaudara memulai idenya dengan
memikirkan bagaimana caranya supaya manusia
bisa terbang. Cara berpikir yang tidak umum pada
waktu itu. Orang banyak menentang ide mereka,
karena tidak mungkin manusia yang berat bisa
terbang di udara. Namun, berkat cara berpikir di
luar kebiasaan (out of the box) itulah pesawat
ditemukan dan memudahkan hidup kita saat ini.
Out of the box menjadi istilah untuk cara berpikir di luar kebiasaan yang dapat
menghasilkan ide-ide yang mengejutkan kita. Seperti ide kreatif nasi dan lauk yang
dibentuk menyerupai burger, sehingga memudahkan untuk dimakan di mana saja.
Allah juga memiliki rancangan yang out of the box bagi hidup kita. Rancangan Allah
begitu kreatif sampai tidak dapat dipahami dan dipikirkan oleh kita sebelumnya.
Seperti kisah ketika tabut perjanjian dibawa ke tanah orang Filistin. Banyak orang
berpikir ini adalah kekalahan sampai tabut Allah direbut oleh mereka. Padahal,
dengan tabut Allah dibawa ke sana, orang Filistin dapat melihat kedahsyatan
kekuatan Allah. Patung Dagon, dewa mereka, jatuh dengan muka menghadap
tanah, kepala dan tangannya patah ketika tabut itu diletakkan di sampingnya. Ke
tempat di mana tabut itu disimpan, seluruh penduduk di sana akan terkena sakit
borok. Oleh karena itu, raja mereka memerintahkan agar tabut Allah dikembalikan
kepada orang Israel. Mereka sudah melihat dan mengalami betapa dahsyatnya
kekuatan Allah Israel daripada dewa mereka.
Teens, ketika kita mengalami situasi yang tidak kita mengerti mengapa hal
itu terjadi, ingatlah bahwa Allah memiliki rancangan yang baik. Rancangan Allah
melebihi rancangan yang biasa kita buat. Rancangan-Nya begitu kreatif, penuh
kejutan, dan jauh lebih indah bagi kita.

12
Minggu, 12 September 2021

13
57
Senin, 13 September 2021

Happy Ending
1 Samuel 6:5-12

“… dan sampaikanlah
hormatmu kepada Allah
Israel. Mungkin Ia akan
mengangkat dari padamu, Oprah Winfrey adalah seorang artis dan pengusaha
dari pada allahmu dan dari perempuan yang sukses di Amerika. Kesuksesan
pada tanahmu ....”
yang ia peroleh saat ini merupakan hasil kerja
(1 Samuel 6:5) kerasnya. Ia pernah mengalami hidup yang begitu
sulit sebelum meraih segala kesuksesannya
saat ini. Di usia 9 tahun, ia pernah mengalami
pelecehan seksual. Ia hidup dalam kemiskinan
dan serba kekurangan. Namun, keadaan itu tidak
membuatnya patah semangat. Ia mulai belajar
dengan bersemangat, menekuni pekerjaannya
sebagai penyiar radio hingga akhirnya ia terkenal di berbagai negara dan mendirikan
perusahaan, menjadi artis dan sutradara. Hidup yang sulit telah ia jalani dan saat ini
ia menjalani hidup yang bahagia. Banyak orang menyebut perjalanan hidup seperti
itu happy ending; akhir bahagia yang diharapkan oleh semua orang.
Happy ending juga terjadi dalam bacaan kita hari ini. Kita telah mengetahui
bahwa tabut Allah direbut oleh bangsa Filistin. Kita juga sudah mengetahui bahwa
setiap kota tempat tabut itu diletakkan penduduknya terkena sakit borok. Semua
peristiwa yang terjadi membuat orang Filistin menyadari betul kekuatan Allah Israel.
Mereka menjadi takut dan hendak mengembalikan tabut itu kepada orang Israel.
Namun, mereka tidak dapat mengembalikan tabut Allah dengan tangan kosong.
Mereka harus menyiapkan persembahan sebagai tanda hormat kepada Allah Israel.
Apakah bangsa Israel pernah memikirkan akhir seperti itu ketika tabut Allah direbut?
Tentu tidak. Namun, Tuhan sudah merancang semuanya.
Teens, dalam perjalanan hidup kita, ada masa-masa sulit yang membuat
kita merasa takut, bingung, dan marah. Dalam menghadapi situasi seperti itu,
belajarlah untuk mengingat bahwa Tuhan memberi rancangan terbaik dalam hidup
kita. Terkadang kita menjadi marah dan merasa semuanya buruk, karena kita belum
mengetahui seluruh rancangan-Nya bagi kita.

14
Selasa, 14 September 2021

Sesuai Bagiannya
Masing-masing
1 Samuel 6:13-16
Orang-orang suku Lewi
menurunkan tabut TUHAN
dengan peti yang ada
di sebelahnya, yang di Pada tahun 1983, Prof. Dr. Howard Gardner,
dalamnya ada benda- menulis buku yang berjudul Frames of Mind:
benda emas itu ....
The Theory of Multiple Intelligences. Di dalam
(1 Samuel 6:15) buku itu, ia menguraikan 9 jenis kecerdasan
dalam diri manusia. Sembilan jenis kecerdasan
itu adalah: linguistik, matematis-logis, visual,
musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal,
naturalis, dan spiritual. Melalui tulisannya, Gardner
menegaskan bahwa setiap orang memiliki jenis
kecerdasan yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
setiap orang unik. Setiap kita diciptakan berbeda-beda sebagai “masterpiece”-nya
Tuhan untuk dapat saling melengkapi.
Dalam kehidupan bangsa Israel, Tuhan juga sudah memberikan kepada
setiap suku perannya masing-masing. Suku Lewi berperan dalam semua hal yang
terkait dengan peribadahan dan Bait Allah. Mereka yang bertanggung jawab untuk
menyiapkan kurban, memimpin ibadah, termasuk mengurus segala perkakas di Bait
Allah. Suku lain tidak boleh secara sembarangan melakukan bagian yang telah
ditentukan Tuhan untuk dilakukan oleh suku Lewi. Itu sebabnya, ketika tabut Tuhan
sampai di Bet-Semes, tidak sembarangan orang dapat menurunkannya dari kereta.
Hanya orang-orang Lewi yang dapat menurunkan tabut Tuhan.
Teens, Tuhan sudah meletakkan dalam dirimu jenis kecerdasan dengan nilai
(ukuran) yang berbeda dari yang lain. Mungkin kamu memiliki kecerdasan dalam
merangkai kata-kata dengan baik. Mungkin kamu memiliki kecerdasan dalam hal
kinestetik. Apa pun jenis kecerdasan yang kamu miliki, bersyukurlah. Tidak ada
kecerdasan yang lebih tinggi dari yang lain, semuanya bernilai dan penting. Hanya
jenisnya saja yang berbeda-beda. Tidak perlu iri apalagi minder ketika jenis kecerdasan
kita berbeda dari yang lain. Belajarlah untuk mengenali jenis kecerdasanmu dan
teruslah berusaha untuk mengembangkannya dengan baik!

15
Rabu, 15 September 2021

Eben-Haezer
1 Samuel 7:7-12
Kemudian Samuel
mengambil sebuah batu
dan mendirikannya … ia
menamainya Eben-Haezer, Apakah kamu pernah memperhatikan pal atau
katanya: “Sampai di sini milestone yang dipasang di pinggir jalan? Pada
TUHAN menolong kita.”
umumnya pal berbentuk batu itu dilengkapi dengan
(1 Samuel 7:12) penanda angka jarak tempuh dan nama daerah
yang dituju. Misalnya, “Banyuwangi 100 km,”
berarti untuk sampai ke Banyuwangi, kita harus
menempuh jarak 100 km. Pal menolong pengguna
jalan untuk mengetahui seberapa jauh jarak yang
telah ia lewati dan yang harus ditempuh untuk
sampai ke tujuannya.
Samuel mendirikan “pal” di antara Mizpa dan Yesana. Namun, pal itu didirikan
bukan sebagai penanda jarak ke suatu wilayah tertentu. Pal yang didirikan Samuel
menjadi batu penanda atas pertolongan Tuhan bagi bangsa Israel. Ia menamai batu itu
“Eben-Haezer,” sebab kata Samuel, “Sampai di sini Tuhan menolong kita.” Pertolongan
Tuhan diberikan kepada bangsa Israel, sehingga mereka dapat memenangkan
peperangan melawan orang Filistin, saat itu. Eben-Haezer menjadi pengingat bagi
bangsa Israel untuk terus hidup dalam kesadaran bahwa Tuhan adalah penolong
mereka dan bukan allah lain.
Teens, selama kita hidup pasti ada pergumulan yang kita alami. Entah pergumulan
terkait dengan sekolah, pertemanan, keluarga, maupun kesulitan keuangan yang
mungkin dialami oleh keluarga kita. Mungkin juga persoalan yang kita hadapi akibat
pandemi Covid-19. Hidup kita mengalami perubahan. Ada yang kehilangan pekerjaan,
sekolah dilakukan secara online, ada yang sakit, meninggal, dan sebagainya. Hari-
hari yang penuh pergumulan itu tentu terasa berat, tetapi toh kita dapat melewatinya
hingga saat ini karena pertolongan Tuhan. Pengalaman pertolongan Tuhan itu perlu kita
ingat terus, sehingga ketika kita menghadapi pergumulan lagi, kita tetap kuat karena
yakin Tuhan pasti akan menolong kita. Maka, jangan gentar di tengah pergumulan.
Tangan Tuhan akan menolong dan menuntun kita.

16
Kamis, 16 September 2021

Ikut-ikutan
1 Samuel 8:4-7,19-22

“… maka angkatlah sekarang


seorang raja atas kami untuk
memerintah kami, seperti pada Akhir-akhir ini, banyak orang berlomba-lomba
segala bangsa-bangsa lain.” membuat challenge yang unik dengan harapan
(1 Samuel 8:5) akan menjadi viral. Sangat disayangkan, beberapa
di antara challenge itu justru berbahaya untuk
dilakukan. Misalnya, kiki challenge yang sempat
viral di tahun 2018, momo challenge, dan choking
game. Meskipun berbahaya, banyak orang yang ikut
melakukan challenge itu. Tujuannya, mereka ingin
ikut viral seperti yang lain, tanpa mempertimbangkan
lebih jauh bahaya yang harus mereka hadapi.
Bangsa Israel tergoda untuk mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa lain yang ada
di sekitarnya. Dalam bacaan kita, bangsa Israel menuntut untuk memiliki seorang
raja seperti bangsa lain. Mereka meminta kepada Samuel untuk mengangkat seorang
raja di antara mereka. Mendengar permintaan bangsa Israel, Samuel tahu bahwa
permintaan itu tidak seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Samuel pun berdoa
kepada Tuhan. Tuhan menjawab dan meminta Samuel untuk memperingatkan
dan memberitahukan hak raja yang akan memerintah mereka. Seorang raja dapat
mengambil anak-anak mereka untuk bekerja dan berperang baginya. Semua harta
yang mereka miliki, seperti tanah, ternak, dan hasil kebun harus diberikan sebagian
untuk raja dan para pegawainya. Meskipun sudah dijelaskan segala konsekuensinya,
bangsa Israel tetap keras kepala. Mereka tetap bersikeras untuk memiliki seorang
raja. Mereka lupa bahwa tidak semua raja dapat memerintah dengan baik.
Teens, sikap ikut-ikutan dilakukan agar tidak dianggap aneh atau berbeda dari
yang lain, dan supaya diterima dalam pergaulan. Padahal, tidak semua hal yang
kita ikuti memberikan dampak yang baik. Mungkin kita akan sempat “viral” karena
melakukan hal yang trending. Namun, bagaimana dengan konsekuensi yang harus
kita tanggung dari tindakan ikut-ikutan tersebut? Berpikirlah kritis dan jangan sekadar
ikut-ikutan saja!

17
Jumat, 17 September 2021

Sisi Lain Raja Saul


1 Samuel 9:17-22

“Bukankah aku seorang suku


Benyamin, suku yang terkecil di
Israel? Dan bukankah kaumku
yang paling hina dari segala Pernahkah kamu bermain teka teki gambar ilusi
kaum suku Benyamin?” optik? Salah satu contoh permainan ini adalah dari
(1 Samuel 9:21)
satu gambar kita diminta untuk menemukan ada
berapa jumlah binatang di dalam gambar itu. Atau
gambar nenek tua ketika dibalik akan menampilkan
gambar seorang putri yang cantik. Permainan itu
menarik sekali karena dari satu gambar yang sama,
orang dapat melihat gambar yang berbeda-beda
di dalamnya. Dalam satu gambar ada sisi lain
yang menyimpan gambar berbeda.
Apa yang ada dalam pikiran kita ketika mendengar kata Saul? Mungkin ada
sebagian yang mengingatnya sebagai raja pertama orang Israel. Benar. Tetapi,
mungkin juga ada yang langsung mengingatnya sebagai sosok raja yang mau
membunuh Daud dengan penuh kebencian. Gambaran itu yang kerap kali muncul
ketika mendengar nama Saul. Padahal, sebenarnya ada sisi lain Raja Saul yang
jarang kita dengar. Saul adalah seorang yang rendah hati. Hal ini yang kita lihat
ketika ia diangkat menjadi raja. Ia merasa dirinya tidak pantas menjadi raja karena
berasal dari suku Benyamin, suku terkecil di Israel. Namun, perjalanan hidup
sebagai raja pada akhirnya mengubah karakter Saul. Ia menjadi seorang raja yang
sombong dan keras kepala. Hal itu terjadi karena Saul lupa bahwa semua prestasi
dan kemampuan yang dimilikinya merupakan anugerah Allah semata.
Teens, perjalanan hidup mengubah Saul, menjadikannya lupa diri dan
membuatnya jatuh dalam dosa. Saul lupa identitasnya. Ia lupa siapa yang
mengangkatnya menjadi raja. Saul melupakan Allah yang menjadikannya raja
dan memberikannya kemenangan dalam peperangan. Supaya tidak mengalami
‘lupa diri’ seperti Saul, ingatlah bahwa semua yang kamu miliki adalah anugerah
Allah. Tidak ada yang pantas untuk disombongkan, atau menjadi sombong di
dalam hidup ini.

18
Sabtu, 18 September 2021

Bullying
1 Samuel 10:25-27

“Masakan orang ini dapat


menyelamatkan kita!” Mereka
menghina dia dan tidak
membawa persembahan “Ndut, mau ke mana? Tambah gendut aja lo, makan
kepadanya. Tetapi ia pura- melulu, sih!” “Aduh, si item lewat!” “Bol… Cebol,
pura tuli.
punya badan pendek banget!” Kamu pernah nggak
(1 Samuel 10:27) mendengar, memanggil, atau dipanggil dengan julukan-
julukan seperti itu? Gendut, kurus, keriting, jelek, si
tonggos, dan berbagai julukan lainnya. Apa yang kamu
rasakan ketika memanggil temanmu dengan julukan
itu? Mungkin, kamu merasa baik-baik saja dengan
menyebut mereka demikian. Ketika mereka marah,
mungkin kamu akan berkata, “Yaelah becanda doang,
kok! Dasar baper! Udahlah, jangan lebay!” Mungkin juga kamu berkata, “Orangnya juga
nggak marah kok, dipanggil dengan julukan seperti itu!” Apa pun alasannya, pertanyaan
pentingnya adalah apakah mereka senang dengan julukan yang kamu berikan? Jangan-
jangan mereka terlihat baik-baik saja, tetapi hati mereka terluka; mereka sedih, kecewa,
dan marah, bahkan mungkin sekali membenci dirinya karena julukan yang kamu berikan.
Sadarkah kamu bahwa memberi julukan termasuk bullying?
Raja Saul juga pernah di-bully pada masa awal pemerintahannya. Banyak orang
meragukan kemampuannya. Mereka mengolok-oloknya dan berkata bahwa orang seperti
Saul tidak akan mampu menyelamatkan mereka dalam peperangan dengan bangsa lain.
Mereka menolak kehadirannya dengan tidak memberikan persembahan. Apakah Saul
tidak mengetahui ejekan orang-orang kepadanya? Ia tahu, tetapi ia dengan sengaja
pura-pura tidak mendengar. Pura-pura tidak mendengar bukan berarti bahwa ia baik-baik
saja. Pura-pura tidak mendengar menjadi usaha Saul untuk tetap bertahan. Padahal,
hatinya tentu tersakiti dengan tindakan orang-orang di sekitarnya.
Teens, setop bullying kepada sesama! Ingat, meski kamu tidak melakukan bullying,
namun jika kamu membiarkan atau diam saja ketika orang lain di-bully, itu berarti kamu
setuju dengan bullying. Belajarlah menghentikan bullying! Tuhan mengasihi seluruh
ciptaan-Nya. Menyakiti manusia ciptaan-Nya, berarti menyakiti Tuhan juga.

19
Minggu, 19 September 2021

l nggak
ry … B e tu l- b e tu a p u n ,
D e a r D ia ba n g e t.
n ap
sa down e la k u k a ,
ir in i, a k u m e ra a d a s e m a n g a t m u m e ra s a je n u h
ir -a k h n g g a k k a . A k p u n
Akh up, kusu ku
n o to n . A a s o n
a n g a t h id u k a n h o b i y a n g la n i m o
ada sem k m e la k n g k u ja m e a re
bahkan
u n tu h id up ya in g ? G iv e .
Aku me
ra s a o in t o f li v aba ya n n
s u n tu k . , “W h a t’s th e p m e n e m u k a n ja w
a -t a n y a n g g a k ju
ga at
b e rt a n y un, aku akan sa
.” N a m a m e n g a d li r ik n y a
to li v e ek e lu a rg ng
, kami s ahan ya s .”
k e m a ri n m a la m la g u p e n y e m b e c a u s e H e li v e
a m p a i a s a n g ju s t b h , s a at
S em v in g -o la
te d u h .
Kami m is w o rt h th e li b a g ik u . S e o la h k a h A k u
fe a a
i, “A n d li m e n g e n ta p a d a k u , “B is
b e rb u n y u te ra s a b e g it u g b e rk a e b a n g k it a n -K
u
ik la g u it d ir i y a n is a k a h k
L ir s se n ? B
a n Ye s u p h id u p
it u , Tu h s a n k a m u te ta b e rt ahan?”
a la k te ta p
m e n ja d i u u n tu jawaban
d i a la s a n m
i m endapat
m e n ja ku s e p e rt u , s u a ra
g is . R asanya a B u k a n h a n y a it m b u t.
t it u , a k u mena n
k h ir -a k h ir in i. e n g a n b e g it u le gga
Saa nku a ti k u d sehin
undaha mah ha gitu sulit
d a ri k e g u s te ra s a m e n ja hidup terasa be T u h a n Ye s u
s
es ng k it a n
Tu h a n Y g benar, terkada Te ta p i, k e b a n g h a n y a n g h id u p
an h. Tu
Ya, mem a in g in m e n y e ra s a d a la h u punya
u ra s a n y
w a T u h a n Ye s u k b e rt a han. Ak
ak ah n tu
y a ta a n b la s a n u
a ta u k e n ik a n s e b a g a i a k .
ja d k h a ri e
so
eri aku
b is a k u
n g h a ra p a n u n tu Y e s u s m e m b e g a la
pe han .S
h w a Tu d o w n -k u
b e r s y ukur ba i d a ri p e ra s a a n
ku la g
D ia r y, a n u n tu k b a n g k it N y a !
s e m p a ta y a b a g i-
ke rm at han
n h o
p u ji d a

20
Senin, 20 September 2021

There is No Future
Without Forgiveness
1 Samuel 11:11-15
Tetapi kata Saul: “Pada hari
ini seorang pun tidak boleh
dibunuh, sebab pada hari
ini TUHAN telah mewujudkan There is no future without forgiveness —tiada
keselamatan kepada Israel.” masa depan tanpa pengampunan. Kalimat itu
mengandung pesan bahwa lingkaran kekerasan
(1 Samuel 11:13)
dan dendam tidak akan membuat dunia menjadi
lebih baik. Hal itulah yang dipegang dan disebarkan
oleh Desmond Tutu dan Nelson Mandela dalam
mengupayakan perdamaian antara orang kulit
hitam dan kulit putih di Afrika Selatan. Berkat
upaya keduanya, peralihan kekuasaan di sana
dapat berlangsung dalam damai dan Afrika Selatan
menjadi negara yang berkembang dengan baik.
Kemarin, kita mengetahui bahwa ada sebagian orang Israel yang meremehkan
kemampuan Saul sebagai seorang raja. Dalam bacaan hari ini, kita melihat penyertaan
Tuhan bagi Saul ketika berperang dengan orang Amon dan menyelamatkan kota
Yabesh. Kemenangan itu membuat para pengikutnya hendak membunuh orang
yang menyepelekan kemampuan Saul. Namun, perhatikan jawaban Saul. Ia tidak
memakai kesempatan itu untuk membalas orang yang telah mem-bully -nya. Ia
justru menegaskan bahwa tidak boleh seorang pun dibunuh. Keputusan Saul itu
sungguh bijak. Coba bayangkan kalau ia setuju dengan usul para pengikutnya dan
membunuh rakyatnya sendiri, tentu akan terjadi perpecahan dan kehancuran di
tengah bangsa Israel.
Teens, mungkin kamu pernah diremehkan atau direndahkan oleh orang lain.
Bisa jadi, kamu merasakan kesal, marah, dan mencari cara untuk membalas
dendam ketika ada kesempatan. Namun, ingatlah bahwa kejahatan yang dibalas
dengan kejahatan tidak akan pernah selesai. Lambat laun yang terjadi adalah
kehancuran diri sendiri dan orang lain. Daripada kita membiarkan diri dikuasai oleh
dendam, bukankah lebih berguna kalau kita memakai waktu untuk mengembangkan
kemampuan yang kita miliki?

21
Selasa, 21 September 2021

Jangan Berhenti
Mengikut Tuhan
1 Samuel 12:20-25
“… kamu telah melakukan
segala kejahatan ini,
tetapi janganlah berhenti
mengikuti TUHAN, “Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus;/ ‘ku tetap
melainkan beribadahlah mendengar dan mengikut-Nya./ Ikut, ikut, ikut
kepada TUHAN ....”
Tuhan Yesus;/ ya, ke mana juga ‘ku mengikut-
(1 Samuel 12:20) Nya!” Lagu KJ 370 itu pasti sudah pernah
kamu dengar sebelumnya. Lagu itu mengajak
kita untuk senantiasa mengikut Tuhan Yesus
selama kita hidup. Lagu itu memiliki nada
yang mudah dinyanyikan dan diingat. Namun,
kenyataannya hidup mengikut Tuhan tidaklah
semudah menyanyikan lagu itu. Adakalanya,
kita dengan mudah melakukan yang Tuhan kehendaki. Namun, ada juga waktu
ketika kita bergumul dengan keinginan yang tidak sesuai dengan kehendak
Tuhan. Adakalanya, kita jatuh di dalam keinginan kita sendiri. Kita hidup
mengikuti hawa nafsu kita. Ketika mengalami “jatuh” itu, jangan lupa berdiri
kembali. Berdiri artinya kembali berupaya untuk mengikut Tuhan dan tidak
lagi melakukan kesalahan yang sama.
Itulah nasihat yang diberikan oleh Samuel sebelum ia mengundurkan
diri dari bangsa Israel. Ia mengingatkan bangsa Israel untuk tidak berhenti
mengikut Tuhan, meskipun mereka pernah melakukan kejahatan. Tuhan tidak
pernah membuang umat-Nya. Tuhan mengasihi umat-Nya dengan setia. Inilah
alasan Samuel menasihati Israel untuk kembali kepada Tuhan, menyesali dosa
yang telah diperbuat, dan belajar untuk bertekun melakukan kehendak-Nya.
Teens, selama kita diberi kesempatan untuk hidup, berarti kita diberi
kesempatan untuk terus berupaya mengikut Tuhan dengan setia. Hidup
mengikut Tuhan memang butuh proses. Jangan menyerah ketika kita mengalami
kegagalan dalam mengikuti kehendak Tuhan, melainkan bangkitlah, kembali
berupaya, menikmati proses, dan ingat untuk menghasilkan perkembangan
yang baik.

22
Rabu, 22 September 2021

Demi Menyenangkan
Orang Lain
1 Samuel 13:5-12
Jawab Saul: “Karena aku
melihat rakyat itu berserak-
serak meninggalkan aku
dan engkau tidak datang “Mau coba ini nggak?” seorang teman
pada waktu yang telah menghampiri Dion dan menawarkan sebatang
ditentukan ....”
rokok. “Maaf, saya nggak merokok,” tolak Dion.
(1 Samuel 13:11) “Dasar aneh! Semua anak di kelas ini merokok.
Kamu aja yang tidak berani mencoba!” kata
temannya. Dion tahu bahwa merokok itu tidak
baik untuk kesehatan. Namun, ia juga tidak mau
dijauhi dan dicap aneh oleh teman-temannya.
Dion akhirnya memutuskan untuk mengambil
rokok itu dan mencobanya. Ia memilih untuk
menyenangkan hati teman-temannya, meskipun ia tahu keputusannya salah.
Saul juga memilih untuk menyenangkan hati rakyatnya daripada hati
Tuhan. Sebelum berperang, seorang imam harus mempersembahkan kurban
lebih dahulu kepada Tuhan. Hari itu, bangsa Filistin berkumpul untuk melawan
orang Israel. Samuel yang ditunggu-tunggu tidak datang juga dan rakyat
sudah mulai meninggalkan Saul. Saul takut jika rakyat meninggalkannya.
Maka, ia mempersembahkan sendiri kurban bakaran itu. Ia berpikir bahwa
tindakannya benar, supaya rakyat tidak meninggalkannya. Saul lupa bahwa
ketika ia memilih untuk menyenangkan hati rakyatnya, ia telah melanggar
ketetapan Tuhan. Ia tidak berpikir panjang dan bertindak sembrono.
Teens, ketika kita diperhadapkan pada situasi yang sulit dan harus
membuat keputusan, buatlah keputusan dengan hati-hati. Pertimbangkan
setiap pilihan yang ada. Berpikirlah kritis dan ingat bahwa pilihan yang
terlihat menyenangkan dan aman belum tentu membawa dampak yang baik
bagi masa depan kita. Bisa saja, kesenangan itu hanya bersifat sementara.
Kita tidak hanya hidup untuk hari ini, tetapi masih panjang perjalanan yang
harus ditempuh. Jadilah bijak! Jangan korbankan hidup kita hanya demi
menyenangkan orang lain!

23
Kamis, 23 September 2021

Konsekuensi
1 Samuel 13:13-14

“Tetapi sekarang kerajaanmu


tidak akan tetap … karena
engkau tidak mengikuti apa “Ah, udah ambil aja, nggak bakal ketahuan, kok!”
yang diperintahkan TUHAN
kepadamu.” Erika membujuk Ziva mengambil proyek karya
ilmiah beberapa tahun lalu untuk dipakai dalam
(1 Samuel 13:14)
perlombaan karya ilmiah tahun ini. Ziva tahu
bahwa mengambil karya orang lain adalah tindakan
curang dan pencurian. Jika sampai ketahuan,
mereka pasti didiskualifikasi dari perlombaan
tersebut. Namun, karena mereka belum menemukan
proyek yang layak diperlombakan, maka mereka
memutuskan untuk melakukan kecurangan itu.
Pihak panitia mengetahui kecurangan yang mereka lakukan. Sebagai konsekuensi,
mereka didiskualifikasi dan tidak dipercaya lagi oleh pihak sekolah untuk mengikuti
perlombaan lainnya.
Setiap perbuatan dan keputusan yang kita ambil pasti memiliki konsekuensi.
Keberadaan kita saat ini pun tidak lepas dari setiap perbuatan kita di masa lalu.
Demikian juga yang terjadi pada Saul. Ketika ia melihat rakyatnya terserak-serak
meninggalkannya, ia memutuskan untuk mempersembahkan kurban; tugas yang
seharusnya dilakukan oleh Samuel sebagai imam, ia lakukan sendiri. Hal itu dipandang
sebagai pemberontakan terhadap Tuhan, karena melanggar ketetapan-Nya. Akibat
pemberontakan itu, Saul tidak akan memperoleh kemenangan. Samuel mengatakan
bahwa takhtanya akan diberikan kepada orang lain yang Tuhan berkenan. Itulah
konsekuensi yang harus diterima oleh Saul. Ia begitu takut kehilangan rakyatnya,
kini justru kehilangan takhta dan kerajaannya.
Teens, perhatikan dan pertimbangkan baik-baik setiap keputusan dan perbuatan
yang kita lakukan. Ingatlah, diri kita di masa depan dibentuk dari setiap hal yang kita
lakukan saat ini. Ketika kamu ragu dan bimbang, tenangkanlah dirimu sejenak dan
berdoalah sebelum mengambil keputusan. Mintalah agar Tuhan memberimu keberanian
dan hikmat untuk dapat mengambil keputusan sesuai dengan kehendak-Nya.

24
Jumat, 24 September 2021

Tiada yang Sukar


bagi Tuhan
1 Samuel 14:6-15
“Mungkin TUHAN akan
bertindak untuk kita, sebab
bagi TUHAN tidak sukar untuk
menolong, baik dengan Sepasang suami istri terpapar Covid-19.
banyak orang maupun Persediaan makanan mereka hanya cukup
dengan sedikit orang.”
untuk 1 hari lagi. Mereka juga tidak memiliki
(1 Samuel 14:6) uang untuk membeli makanan. Mereka sungkan
meminta bantuan kepada anak-anaknya yang
juga sedang mengalami kesulitan ekonomi.
Mereka pasrah jika tidak ada lagi makanan untuk
dimakan. Dalam situasi itu, tiba-tiba teman yang
sudah lama tidak berkomunikasi dengan mereka
menelepon dan menanyakan kabar. Mereka pun
menceritakan keadaan mereka yang sesungguhnya, dan tidak lama kemudian
makanan mulai berdatangan. Rasa haru memenuhi hati mereka. Mereka bersyukur
untuk pertolongan Tuhan lewat cara yang tidak terduga. Tuhan memakai teman
lama mereka untuk menolong.
Yonatan dan bujang pembawa senjatanya memisahkan diri dari pasukan Israel.
Mereka berdua berniat untuk mendekati pasukan pengawal orang Filistin. Kata
“pasukan” menunjukkan bahwa jumlah pengawal begitu banyak. Bayangkan, 2 orang
melawan sejumlah pengawal, tentu keadaan yang tidak seimbang. Namun, Yonatan
percaya bahwa sekalipun mereka hanya berdua, Tuhan dapat menolong mereka.
Pertolongan Tuhan tidak bergantung pada apa pun. Dia pencipta dan penguasa
segala sesuatu, maka tidak ada yang sukar bagi-Nya. Yonatan dan bujangnya
berhasil mengalahkan dan membuat gentar pasukan pengawal orang Filistin.
Teens, sering kali kita berpikir bahwa ada orang-orang tertentu yang dapat
memberi pertolongan ketika kita mengalami kesulitan. Orang-orang yang berprestasi,
berlimpah materi, atau punya banyak teman. Padahal, belum tentu mereka dapat
membantu kita setiap saat, karena mereka sama seperti kita, sama-sama terbatas.
Namun, jika kita berharap pada Tuhan yang tak terbatas, Ia pasti dapat menolong
kita. Tidak ada yang sukar bagi-Nya.

25
Sabtu, 25 September 2021

Pengakuan Dosa
1 Samuel 15:24-31
Tetapi kata Saul: “Aku telah
berdosa; tetapi tunjukkanlah
juga hormatmu kepadaku
sekarang di depan para
tua-tua bangsaku dan Ocha dan Lucy sudah bersahabat sejak TK. Namun,
di depan orang Israel. kini mereka tidak saling bicara karena Lucy telah
Kembalilah bersama-sama
dengan aku ....” menyakiti perasaan Ocha. Lucy membocorkan
rahasia Ocha kepada teman-temannya. Lucy
(1 Samuel 15:30) tahu bahwa perbuatannya tidak benar. Ia telah
melakukan kesalahan. Oleh karena itu, ia berusaha
untuk meminta maaf kepada Ocha dan mengakui
kesalahannya. Ia rindu hubungannya dengan Ocha
dapat kembali seperti dulu.
Perasaan bersalah juga dirasakan oleh Saul
akibat perbuatannya. Ia tahu bahwa ia telah melanggar ketetapan Tuhan. Tuhan telah
melarang mereka untuk mengambil jarahan dari orang Amalek. Namun, Saul takut
kepada rakyat, tetapi tidak takut kepada Tuhan. Ia membiarkan rakyat membawa
hewan ternak orang Amalek dengan alasan untuk dipersembahkan bagi Tuhan. Ia
mengakui dosanya, tetapi ia juga mencoba membenarkan diri dengan membuat berbagai
alasan. Ia tidak tulus mengakui segala kesalahan yang telah diperbuatnya. Samuel
mengatakan kepada Saul bahwa karena Saul telah menolak firman Tuhan, maka
Tuhan menolaknya sebagai raja atas Israel. Tuhan akan memberikan kerajaannya
kepada orang lain yang lebih baik dari Saul. Hal yang menarik lainnya dalam kisah
itu adalah Saul masih memikirkan kehormatannya. Ia memohon agar Samuel kembali
bersama dengannya supaya ia tidak dipermalukan.
Teens, tidak perlu malu dan gengsi untuk mengakui dosa di hadapan Tuhan.
Mengakui dosa harus dimulai dari penyesalan atas kesalahan yang telah dilakukan dan
dengan rendah hati mengakuinya di hadapan Tuhan. Mintalah kepada Tuhan untuk
mengampuni dan menguatkan kita agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Tidak
perlu membuat pembenaran atas kesalahan yang telah kita lakukan. Pembenaran
hanya membuat kita terhambat untuk belajar dari kesalahan dan berusaha untuk hidup
lebih baik. Jika salah, akui dan mohon pengampunan, serta berubahlah!

26
Minggu, 26 September 2021

27
Senin, 27 September 2021

Daud vs Goliat
1 Samuel 17:45-50

… maka kenalah dahi


orang Filistin itu, sehingga
batu itu terbenam ke dalam
dahinya, dan terjerumuslah Teknologi transportasi online seperti Gojek sudah
ia dengan mukanya ke
tanah. ada di Indonesia sejak tahun 2010. Perusahaan
itu makin berkembang dan saat ini lebih dari 50
(1 Samuel 17:49) kota di Indonesia sudah ada Gojek. Jika melihat
perkembangannya, perusahaan transportasi
online itu berkembang sedemikian rupa sampai
mengalahkan perusahaan transportasi yang lebih
dulu berdiri. Mengapa perusahaan baru itu dapat
mengalahkan perusahaan raksasa yang sudah ada
sebelumnya? Hal itu karena pendirinya dapat melihat
peluang yang tidak dilihat oleh orang lain sebelumnya. Ia tidak menggunakan mobil
sebagai alat transportasi, melainkan motor yang sesuai dengan konteks Indonesia.
Pertempuran Daud dan Goliat sangat menarik untuk kita perhatikan. Daud
yang bertubuh kecil berhadapan dengan Goliat yang bertubuh besar. Terlihat sekali
perbedaan antara Daud yang mewakili bangsa Israel dengan Goliat perwakilan dari
orang Filistin. Daud seorang gembala berhadapan dengan Goliat seorang tentara. Jika
dilihat dari situasi itu, Goliat seharusnya menang. Namun, ada satu hal yang membuat
Daud justru memenangkan peperangan itu, yaitu penyertaan Tuhan. Penyertaan
Tuhan yang membuatnya memiliki keberanian untuk menghadapi Goliat yang besar.
Penyertaan Tuhan yang membuatnya dapat melihat peluang dengan mengarahkan
batu ke dahi Goliat. Daud yang kecil dapat mengalahkan Goliat yang besar, karena
Tuhan menyertai dan memampukan Daud untuk melihat peluang dengan baik.
Teens, ketika berhadapan dengan tantangan besar, kita bisa memilih untuk
kabur atau menghadapinya. Goliat adalah tantangan besar bagi Daud, tetapi ia tidak
melarikan diri. Ia menghadapinya bersama dengan Tuhan. Bersama dengan Tuhan,
Daud dapat mengalahkan tantangannya. Andalkanlah Tuhan dalam setiap kesulitan
yang kita hadapi. Tuhan akan memimpin kita untuk melihat setiap peluang yang
dapat kita upayakan.

28
Selasa, 28 September 2021

Dengki
1 Samuel 18:6-9

Sejak hari itu maka Saul


selalu mendengki Daud. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “dengki”
(1 Samuel 18:9) berarti: perasaan marah (benci, tidak suka) karena
iri yang amat sangat kepada keberuntungan orang
lain. Perasaan dengki itu dapat menjangkiti siapa
saja, tanpa memandang usia, pendidikan, dan
ekonomi. Seseorang yang memiliki rasa dengki
akan hidup dalam keresahan, selalu merasa tidak
aman, dan pikirannya hanya fokus pada orang
lain. Ia tidak akan merasa puas kecuali ia dapat
mengalahkan orang tersebut dengan berbagai
cara. Hidupnya perlahan-lahan menjadi rusak karena perasaan dengki tersebut.
Relasinya dengan orang lain menjadi rusak. Relasinya dengan Tuhan pun akan
rusak, karena ia merasa Tuhan tidak adil. Ia juga kesulitan untuk mengasihi dan
menerima dirinya sendiri.
Perasaan dengki ini yang dirasakan oleh Saul terhadap Daud. Perasaan itu mulai
muncul ketika Daud berhasil memenangkan peperangan melawan orang Filistin. Orang
banyak menyambut kedatangan Daud dengan sorak-sorai dan membandingkan kemampuan
Saul dan Daud. Mereka berkata bahwa Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi
Daud berlaksa-laksa. Perkataan itu menyakiti hati Saul. Ia menjadi marah dan sejak hari
itu ia dengki terhadap Daud. Ia selalu mencari cara untuk membunuh Daud. Padahal
sebelumnya, Daud adalah pelayan yang dikasihi oleh Saul. Perasaan dengki itu telah
menguasai hidup Saul dan merusaknya menjadi pribadi yang dipenuhi rasa marah.
Teens, jika perasaan dengki diibaratkan seperti virus, maka ia akan menjangkiti orang
dengan daya tahan tubuh yang lemah. Lalu, bagaimana caranya supaya kita memiliki
daya tahan tubuh yang kuat? Ingatlah bahwa Tuhan mencintai setiap orang dengan cinta
yang sama dan adil. Mungkin persoalannya, kitalah yang lupa menghitung berkat yang
telah Tuhan berikan kepada kita. Belajarlah untuk bersyukur, menikmati berkat Tuhan,
dan menjadi versi terbaik diri kita sendiri!

29
Rabu, 29 September 2021

Friend or Foe
1 Samuel 20:12-17

“… aku akan memeriksa


perasaan ayahku. Apabila
baik keadaannya bagi
Daud, masakan aku tidak Kata friend (sahabat) dalam bahasa Inggris memiliki
akan menyuruh orang
kepadamu ...?” akar kata yang sama dengan freedom (kebebasan).
Dalam persahabatan, seseorang dapat bebas menjadi
(1 Samuel 20:12) dirinya sendiri. Seorang sahabat adalah tempat
kita mencurahkan semua yang kita alami dan
rasakan, tanpa ada rasa segan dan takut. Kita
bebas mengungkapkan kebimbangan, kegalauan,
dan perasaan lainnya kepada sahabat. Maka, di
dalam persahabatan perlu ada rasa saling percaya
dan terbuka. Ketika kata “sahabat” dan “musuh”
disandingkan, kita dengan mudah dapat membedakannya. Namun, seorang sahabat
dalam perjalanannya bisa berubah menjadi musuh yang dapat merusak dan memberikan
pengaruh negatif. Oleh karena itu, kita perlu belajar menjadi seorang sahabat yang
baik dan memberi pengaruh yang positif.
Yonatan adalah anak dari Raja Saul. Meskipun Raja Saul sangat benci terhadap
Daud, namun Daud tidak takut untuk menceritakan semua yang dilakukan oleh Saul
kepada Yonatan. Daud percaya dan terbuka kepada Yonatan. Hal yang menarik, ketika
mendengar semua perkataan Daud, Yonatan tidak segera membabi buta membela
sahabatnya. Ia berusaha untuk berada di tengah, di antara Daud dan Saul. Ia mau
mengetahui lebih dulu kebenaran tentang semua yang dikatakan oleh Daud. Pada
akhirnya, kita mengetahui bahwa Yonatan lebih memilih untuk memihak Daud. Ia
tahu bahwa semua yang dikatakan oleh sahabatnya itu benar terjadi. Ayahnya sudah
melakukan tindakan yang salah kepada Daud, sahabatnya.
Teens, seorang sahabat yang baik tidak akan membabi buta membela sahabatnya
ataupun ikut-ikutan memusuhi orang lain. Seorang sahabat perlu menolong sahabatnya
untuk dapat memahami situasi yang terjadi dengan benar. Jika memang sahabat kita
yang melakukan kesalahan, kita perlu memberitahunya supaya ia dapat menjadi pribadi
yang lebih baik.

30
Kamis, 30 September 2021

Bertanya kepada
Tuhan
Lalu bertanyalah
1 Samuel 23:1-5
Daud kepada TUHAN:
“Apakah aku akan pergi
mengalahkan orang Filistin “Mengapa keluarga kami harus mengalami
itu?” Jawab TUHAN kepada
Daud: “Pergilah ....” pergumulan ini? Apa ya, yang Tuhan hendak
ajarkan bagi kami sekeluarga?” Pertanyaan itu
(1 Samuel 23:2) keluar dari mulut seorang remaja. Ia bingung, takut,
dan khawatir, karena seluruh anggota keluarganya
terpapar Covid-19. Kadar oksigen papanya sangat
rendah, tetapi belum ada tempat di rumah sakit bagi
papanya. Oma yang berusia lanjut ikut terpapar. Ia
sendiri juga terpapar virus itu dan ia harus menjaga
omanya di rumah. Mama dan adiknya menjaga
papanya di puskesmas. Keadaan yang dihadapinya tidak mudah dan tidak ada yang
tahu jawaban dari pertanyaan yang ia ajukan. Hanya satu yang dapat ia lakukan:
berdoa. Dalam doa, ia bertanya kepada Tuhan dan meminta kekuatan untuk dapat
menghadapi pergumulan itu.
Bertanya kepada Tuhan dapat dilakukan dalam setiap situasi yang kita alami,
misalnya: pada saat kita bingung untuk mengambil keputusan, menentukan pilihan,
atau dalam situasi rumit yang kita hadapi. Bertanya kepada Tuhan berarti bersedia
membuka ruang dalam hati kita untuk menerima apa pun jawaban-Nya. Daud pun
datang dan bertanya kepada Tuhan ketika ia mengalami keraguan. Daud bertanya
kepada Tuhan, apa yang harus dilakukannya; apakah ia harus menghadapi orang
Filistin di Kehila atau tidak. Sampai dua kali Daud bertanya kepada Tuhan. Tuhan
lalu menjawabnya, “Bersiaplah, pergilah ke Kehila, sebab Aku akan menyerahkan
orang Filistin itu ke dalam tanganmu.” Tuhan mengutus Daud untuk pergi melawan
orang Filistin. Jawaban sekaligus perintah Tuhan itu juga mengandung janji bahwa
Ia akan memberikan kemenangan kepada Daud. Ia akan menyerahkan orang Filistin
ke tangan Daud dan Tuhan pasti menepatinya.
Teens, datang dan bertanyalah kepada Tuhan setiap saat. Tuhan selalu membuka
telinga dan selalu mendengarkan seruan yang kita sampaikan kepada-Nya.

31
32
33
Percakapan Beda Generasi

Pernahkah kita berbeda pendapat dengan orangtua kita? Atau, terkadang


kita jengkel untuk ngajarin orangtua kita cara menggunakan aplikasi gadget
yang kita miliki? Atau kejadian-kejadian lainnya yang akhirnya membuat kita
menyimpulkan bahwa orangtua kita kolot dan nggak gaul. Hal-hal tersebut
terjadi karena memang kita berada di generasi yang berbeda dari orangtua kita.

Mengenal Spektrum Generasi

Berikut ini adalah daftar generasi berdasarkan tahun kelahirannya.


Baby Boomers : 1946-1960
Generasi X : 1961-1980
Generasi Y (Millennial) : 1981-1994
Generasi Z : 1995-2010
Generasi Alfa : 2011-2025

Perbedaan generasi terjadi karena perkembangan zaman, terutama perkembangan


di bidang teknologi. Orangtua kita berada pada kategori generasi X dan kita pada
kategori generasi Z. Adanya latar belakang dan karakteristik yang berbeda itulah
yang menyebabkan kita terkadang sulit berkomunikasi dengan orangtua kita.

Karakteristik Generasi X

Generasi X merupakan generasi pekerja keras. Hidup mereka tidaklah mudah. Di


zaman mereka, bersekolah dengan layak merupakan suatu kemewahan. Itulah
sebabnya, mereka selalu bawel ketika kita mendapat nilai jelek atau bermalas-
malasan dalam hal pendidikan. Mereka menginginkan kita memperoleh pendidikan
yang terbaik yang mungkin tidak mereka peroleh ketika mereka seusia kita.

Di dunia pekerjaan, generasi X adalah generasi yang loyal terhadap perusahaan/


profesi mereka. Itulah sebabnya, mereka terheran-heran melihat generasi Y
(Millennial) yang berpindah-pindah pekerjaan. Mengenai teknologi, mereka disebut
digital immigrant (imigran digital) karena generasi X baru mengenal teknologi
komputer, TV kabel, dan gadget ketika mereka sudah memasuki usia pemuda.

34
Generasi Z

Generasi Z adalah generasi pertama yang sejak lahir sudah mengalami kemajuan
teknologi yang sangat pesat. Kita dengan mudah menggunakan teknologi yang
ada dalam genggaman, karena memang kita hidup saat teknologi itu sangat
mudah diakses. Teknologi di genggaman kita membuat kita nyaman dan seolah-
olah mudah dalam menjalani hidup. Apa yang kita butuhkan hanyalah swipe,
slide, dan touch pada layar gadget. Itulah mengapa orangtua memberi label
generasi instan kepada kita, karena memang kemudahan yang kita peroleh
sekarang tidak mereka alami pada saat mereka seusia kita.

Jumlah Pilihan Hidup yang Berbeda

Generasi orangtua dan generasi kita juga dibedakan dalam jumlah atau keragaman
pilihan hidup yang tersedia. Pada saat mereka seusia kita, mereka tidak memiliki
banyak pilihan, mulai dari hal sepele seperti memilih mainan hingga hal penting
seperti pendidikan dan karier. Sedangkan, di zaman kita, kita memiliki berbagai
macam pilihan. Misalnya, kita yang berusia SMA tentu diperhadapkan dengan
banyaknya pilihan jurusan di universitas. Itulah yang terkadang menjadi kendala
dalam komunikasi, misalnya saat kita hendak mengomunikasikan pilihan hidup
kita (jurusan, minat, dan sebagainya), kita merasa bahwa mereka tidak bisa
mengerti setiap keputusan yang hendak kita ambil.

Pola Komunikasi yang Berbeda

Generasi orangtua kita lebih memilih untuk berkomunikasi secara langsung.


Walaupun mereka dapat menggunakan WhatsApp, sebetulnya mereka lebih
nyaman berkomunikasi secara langsung. Cara komunikasi mereka berbeda
dari cara komunikasi kita yang cenderung memilih komunikasi melalui aplikasi
di gadget kita. Jadi, bukan hanya isi topik pembicaraan yang penting untuk
diperhatikan, melainkan pemilihan media komunikasi juga sangat penting saat
berkomunikasi dengan orangtua kita.

Berempati kepada Orangtua

Kunci dalam komunikasi adalah empati. Dengan berempati, sebetulnya kita


menaruh diri kita pada diri lawan bicara kita. Saat kita mengerti lawan bicara
kita, di situlah kita dapat melakukan komunikasi dengan lebih baik.

35
Berikut ini beberapa tips komunikasi praktis yang dapat kita lakukan dalam
berkomunikasi dengan orangtua kita.

1. Lakukan komunikasi secara lisan

Seperti yang telah diungkapkan di atas, bahwa orangtua kita lebih


memilih melakukan komunikasi secara lisan. Oleh karena itu, untuk
mengomunikasikan apa yang ada dalam hati dan pikiran kita, sebaiknya
kita melakukan komunikasi secara langsung. Hal itu bisa terjadi ketika
kita menyediakan waktu khusus bersama dengan orangtua kita. Pilihlah
waktu di mana orangtua kita tidak dalam keadaan yang lelah, misalnya
bukan ketika baru pulang kerja. Pemilihan tempat untuk berkomunikasi pun
menjadi hal penting, pilihlah tempat yang tenang, tempat yang tidak terlalu
berisik sehingga pesan dapat tersampaikan dengan baik.

2. Mendengarkan terlebih dahulu

Salah satu cara komunikasi yang ampuh adalah dengan mendengarkan


terlebih dahulu. Kita harus mau menjadi pihak yang lebih banyak mendengar
daripada berbicara. Pahami pertimbangan yang ada dalam benak orangtua
kita. Misalnya, saat kita hendak meminta izin untuk pergi bersama teman,
tentu orangtua kita memiliki kekhawatiran terhadap kita. Di sinilah kita harus
mendengarkan kekhawatiran mereka terlebih dahulu.

3. Berkomunikasi dengan jelas melalui berbagai media (lisan, tulisan, grafis,


video, dan sebagainya)

Ingat bahwa pilihan hidup kita lebih banyak dibandingkan dengan orangtua
kita saat mereka seusia kita. Akibatnya, ada pilihan hidup yang saat ini
terdengar asing bagi mereka. Sebagai contoh, pilihan jurusan dan karier di
universitas saat ini tentu lebih banyak dibandingkan zaman orangtua kita.
Kita harus mampu mendeskripsikan jurusan yang kita inginkan dengan
baik. Komunikasikan pilihan kita dengan berbagai media, misalnya dengan
ngobrol secara langsung, memberikan brosur/leaflet, memberikan video, dan
sebagainya. Ada baiknya juga jika kita mengajak mereka untuk mengikuti
pameran pendidikan, sehingga mereka bisa lebih mengerti tentang jurusan
yang kita inginkan.

36
4. Mengajak orangtua untuk melihat minat kita

Terkadang orangtua menolak permintaan kita, terutama tentang minat kita


karena mereka tidak mengetahui secara detail. Misalnya, bagi kita yang
sudah di SMA dan ingin melanjutkan ke salah satu jurusan yang asing
bagi orangtua kita, maka ada baiknya kita mengajak orangtua kita ke
event edufair, sehingga orangtua kita memiliki gambaran tentang jurusan
yang kita inginkan.

Nilai Sebuah Kepercayaan

Saat kita dapat berkomunikasi dengan baik, tentu orangtua kita akan memberikan
kepercayaan kepada kita. Kepercayaan tersebut harus kita jaga dengan baik.
Kita juga harus bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil. Jangan sampai
kita sendiri lalai terhadap apa yang kita pilih, sehingga orangtua kita akan
mengambil kembali hal yang sudah mereka percayakan.

Jangan lupa juga untuk menjaga komunikasi saat kita sudah diberi kepercayaan.
Misalnya, saat kita sudah diperbolehkan untuk memilih jurusan yang kita inginkan,
sebaiknya kita memberikan update tentang perkembangan kita kepada orangtua
kita. Dengan demikian, mereka akan lebih yakin lagi atas kepercayaan yang
sudah diberikan.

Miliki Waktu Bersama

Waktu merupakan elemen penting dalam komunikasi. Sering kali miskomunikasi


terjadi karena waktu untuk berkomunikasi sangat singkat, terutama di zaman ini
ketika kita makin sulit mencari waktu untuk berkomunikasi dengan orangtua kita.
Oleh karena itu, ada baiknya kita menyediakan waktu khusus untuk berkomunikasi
bersama keluarga, misalnya pada waktu makan pagi dan makan malam, serta
waktu di akhir pekan. Pada waktu khusus itulah, kita dapat berkomunikasi
dengan kondusif dan tidak terburu-buru.

Hal-hal praktis di atas sebetulnya sederhana, tetapi semuanya harus dengan


sengaja kita lakukan. Communication with our parents is so important these
days. So, you have to do it deliberately.

Dr. Christian Fredy Naa

37
Kanakaja (Kamu Nanya Kami Jawab) disediakan bagi kamu-kamu yang mau nanya-nanya
soal keseharian kamu. Mulai dari urusan pergaulan, pacaran, belajar, sampe masalah
hubungan dengan Tuhan. Pertanyaan dapat kamu kirim ke alamat redaksi “Teens for Christ”
atau melalui e-mail: tfc@ykb-wasiat.org. Jangan lupa cantumin nama dan alamat kamu. Bila
kamu tidak mau nama yang sebenarnya ketahuan orang lain, kamu boleh menyertakan nama
samaran, di samping nama asli. Kerahasiaan dijamin seratus persen. Nah, tunggu apa lagi?
Buruan kirim surat!

Hai, Teens Team!

Aku punya masalah, nih. Aku sudah berpacaran selama beberapa bulan, tetapi
diselingi dengan konflik-konflik. Akhirnya, kami pun putus. Lalu, ada teman
yang telah lama memendam rasa terhadapku. Ketika ia mengungkapkan
perasaannya, aku hanya bilang kalau kami hanya berteman saja. Dia pun
menerima itu. Sejak aku putus dengan pacarku, tidak ada komunikasi sama
sekali dengannya. Tampaknya dia sudah melupakan aku, karena ia telah
berpacaran dengan adik kelas kami. Aku benar-benar nggak menyangka.
Tetapi, beberapa bulan mereka berpacaran, mereka putus. Dia pun mendekati
aku lagi dan mengatakan masih mengharapkan aku. Apa yang harus aku
lakukan? Terima kasih, Teens Team.

Rini-Bogor

Hai, Rini… cinta itu rumit, ya. Soal relasimu dengan mantan pacar, paling
tidak kamu tahu bahwa dia mudah berpindah hati dalam waktu yang singkat.
Maka, perlu dipertimbangkan jika ingin menjalin relasi berpacaran kembali
dengannya. Sebab, ada risiko saat tidak nyaman denganmu, ia akan
berpindah dengan mudah ke hati yang lain. Kalau balik menjadi sahabat,
kami rasa tidak masalah.

Nah, untuk teman yang sudah memendam rasa sama kamu, tetaplah jaga
juga relasi persahabatanmu dengannya, entah akhirnya kamu akan terima
dia menjadi pacarmu atau tidak.

38
Dari peristiwa yang kamu alami, kamu tentu sudah belajar dan menjadi tahu
bahwa hubungan pacaran bisa merusak relasi persahabatan. Jadi, untuk
sekarang, baiknya Rini menjalin pertemanan dan persahabatan dengan sebanyak
mungkin orang. Selamat berteman dan bersahabat ya, Rini!

Salam,

TeensTeam

TFC juga ngasih kesempatan buat kamu-kamu yang mau konsultasi,


tapi nggak mau dipublikasiin di rubrik “Kanakaja.”
Kirim aja surat ke alamat redaksi atau via e-mail; cantumin kode “KANAKAJA-CONFIDENTIAL.”
Team Kanakaja akan berusaha ngejawab semua pertanyaan kamu via surat ke alamat kamu.

39
40
Jumat, 1 Oktober 2021

Komunikasi Allah
dengan Manusia
Fili pi 2:5-11
... melainkan telah
mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi
Setelah hujan reda, Nita melihat Andre, adiknya,
sama dengan manusia. yang masih TK bolak-balik memindahkan cacing
tanah. Nita menegur adiknya, “Ngapain sih kamu
(Filipi 2:7)
mainin cacing gitu? Tidak baik nyiksa binatang,
Dik.” Andre pun menjawab, “Aku nggak nyiksa,
Kak. Aku tuh mau bantuin cacing-cacing ini biar
nggak ke jalanan, kan nanti bisa ketabrak motor.
Namun, cacingnya bandel, aku bilangin di sini aja,
eh, kembali ke jalanan terus!” Sambil tertawa Nita
mengatakan, “Ya, kalau mau cacingnya mengerti,
kamu jadi cacing dulu, Dik, agar mereka mengerti omonganmu.”
Allah menjadi manusia (ay. 7). Ia dilahirkan dalam kerapuhan seorang bayi yang
harus bergantung pada ibunya, dibesarkan dalam budaya masyarakat Yahudi, belajar
berbicara dengan bahasa manusia, mengalami dan merasakan kesusahan manusia.
Allah mau berkomunikasi dengan manusia. Oleh karena itu, Allah menjadi manusia
agar manusia dapat memahami apa yang dikehendaki-Nya. Yesus mengajar tentang
kasih Allah yang menyelamatkan bukan sekadar dengan kata-kata, melainkan juga
dengan tindakan, melalui pengurbanan-Nya di kayu salib (ay. 8). Kematian Yesus
menegaskan tentang kasih Allah yang begitu besar, kasih yang rela memberikan
nyawa bagi umat manusia yang dikasihi-Nya (Yoh. 15:13).
Teens, kamu bisa belajar mengenai seni berkomunikasi melalui cara Allah
berkomunikasi kepada umat manusia, yaitu kesediaan memahami lawan bicara.
Jika sahabatmu tertarik dengan sepak bola, bukankah kamu dapat mencari dan
belajar informasi tentang dunia sepak bola agar bisa paham dan nyambung bicara
dengannya? Itulah yang namanya kesediaan memahami lawan bicara, bersedia
memahami dunianya, kesukaannya. Kamu juga bisa menerapkan hal itu terhadap
adik, kakak, juga orangtuamu. Meskipun ada perbedaan usia, kamu bisa menjalin
komunikasi yang asyik, asalkan kamu mau mencoba memahami.

41
Sabtu, 2 Oktober 2021

Perkataan
Yesaya 61:1-2

... Ia telah mengutus aku untuk


menyampaikan kabar baik
kepada orang-orang sengsara,
dan merawat orang-orang Setiap hari kita begitu akrab dengan “kata-kata.” Ada
yang remuk hati .... yang bilang bahwa seucap kata punya kekuatan.
Maksudnya, perkataan yang kita ucapkan bukan
(Yesaya 61:1)
hanya sekadar kata-kata tanpa isi, tanpa daya.
Perkataan yang diucapkan adikmu bisa saja
membuat kamu jengkel dan marah. Perkataan penuh
kekecewaan dari orangtuamu bisa membuatmu
merasa hancur, penuh penyesalan. Rasa takut
muncul dalam dirimu ketika mendengar kata-kata
seram dari temanmu. Suatu perkataan juga bisa
membuatmu tersenyum bahagia. Memang benar, kata punya kekuatan.
Nabi Yesaya sedang berbicara tentang Mesias. Sebagai orang yang dipilih
Allah, Roh Tuhan ada padanya. Keberadaan Roh Tuhan itulah yang memperlengkapi
Yesaya untuk menyampaikan kata-kata yang berisi kabar baik bagi orang yang
sengsara. Kata-kata yang membangkitkan semangat bagi orang-orang yang putus asa,
memberitakan pembebasan bagi yang tertawan, memberi kekuatan dan penghiburan
bagi yang sedih (ay. 1-2). Yesus adalah penggenapan dari apa yang dikatakan
dalam Yesaya 61:1-2 (lih. Luk. 4:18-19). Perkataan Yesus dalam pengajaran-Nya
berisi kebenaran yang membangkitkan harapan, memberi kekuatan, kelegaan, dan
berguna untuk memperbaiki kelakuan.
Teens, oleh kekuatan kata, orang bisa hanyut terpesona, dihinggapi rasa benci
atau belas kasih, terharu atau tiba-tiba membulatkan tekad. Ketika kamu sedang
dalam kesusahan karena kekeliruan yang kamu perbuat, perkataan sahabat yang
jujur dan tulus mengajakmu melihat kekeliruanmu lalu menyemangati agar mencoba
lagi, tentu menjadi perkataan yang berharga untuk menguatkanmu. Berdoalah agar
Roh Kudus senantiasa menolong kamu untuk bisa mengeluarkan perkataan yang jujur
dan tulus, tetapi juga dapat membangun, menguatkan mereka yang membutuhkan
dukungan. Selamat berkata-kata dalam terang hikmat Tuhan!

42
Minggu, 3 Oktober 2021

n
ar denga
ry … bertengk asanya
Dear Dia diri se te la h
a. R
nangkan enganny ,
li s in i un tuk mene engkar tiga kali d ka marah-marah
m e nu d a h b e rt a la k , s u uru ti.
Aku u su .G s dit
ik k u . H ari ini, ak ik i ad ik kayak dia ang dia mau haru ak. Dia
a d m il pa y te ri
anget me aknya. A ek sambil
jengkel b , maksain kehend , dia akan ngamb aku.
a k ru ti uku l
teriak-teri uannya tidak ditu tau mem
tik a k e ma k a li m encubit a pang
K e
an sekali
du a jadi gam
juga buk d ia lu lu s SD. Dia aki olehnya.
ejak iteri
muncul s indak pasti akan d ama
a n b u ru k adikku a la h be rt a n P a pa dan M ku!
sa k . S la w
K e bia gam b e ga m e gan ik ad
ampang n ja, kadang dia ju u sebal sekali den
marah, g s a uh, a k
anya itu jengkel. H
Bukan h t mereka enai sika
p
a m p a i m e m b u a
da n P a pa meng e n e g u r
s ama dah m
p ro te s kepada M rangtuaku pun su m e m in ta
h pernah . Kedua o an menyuruh dia
Aku suda menyebalkan itu hd ku sudah
ik ku y a n g
n n ya y ang sala a ku b a hwa adik seperti
a d uata pa d lkan
adikku a
tas perb g berkata laku menjengke ap
u n , M a ma serin d a n p e ri a dik ku bersik
f. N a m m a ja s e u sia gn ya
maa usia re k-anak bimbin
u la i m emasuki . Umumnya, ana ta keluarga mem
m sa go
h hal bia agai ang
itu adala
u g a s k a milah seb
.T ,
demikian baik. ku. Diary
a r b e rs ik ap lebih
g a t k e b aikan adik . Ketika
ag engin dara
u untuk m a bersau ur
a m a m engajakk ku, kami hanya du n a n g menghib
in itu , M a a dik ris , s e tka n
Sela atuny humo mbua
e m a n g dia satu-s itu s e b enarnya k d a n s ering me
m ku asa
gat, adik intar mem
kuingat-in connya. Ia juga p
lu
dengan le yang enak. Mungkin
,
u c a m ila n
ih b a ik s ekarang. embeli
ak leb nm
h merasa a lagi da
e rt in y a aku suda u bermain bersam
ep k
Hmm… s an mengajak adik
n ti a k u ak
na
es krim.

43
Senin, 4 Oktober 2021

Fitnah
Amsal 18:8

Perkataan pemfitnah seperti


sedap-sedapan, yang masuk
ke lubuk hati. Entah dari mana sumber rumor itu. Sisi mendengar
dirinya dikabarkan hamil. Teman-teman di sekolah
(Amsal 18:8)
membicarakan Sisi di belakangnya. Berita itu tentu
tidak benar dan Sisi berusaha mengabaikannya.
Namun, cerita bohong itu jadi berkembang ke mana-
mana dan merusak nama baiknya dan keluarga.
Fitnahan itu bahkan sampai dibicarakan di lingkungan
rumahnya. Suatu kali, seorang tetangga mengata-
ngatainya dengan kata-kata yang menghina dan kasar,
karena Sisi hamil di usia sekolah. Sisi mendatangi
tetangganya dan menuntut permintaan maaf. Namun, bukannya meminta maaf, Sisi justru
dipukul dan ditampar. Merasa tidak terima, Sisi melaporkan hal itu ke polisi.
Fitnah adalah perkataan yang disampaikan kepada satu orang atau lebih yang bertujuan
memberi penilaian negatif atas diri seseorang atau sekelompok orang berdasarkan fakta
palsu. Amsal 18:8 mengungkapkan suatu kebenaran yang menyakitkan bahwa kata-
kata fitnah seperti sedap-sedapan yang masuk ke lubuk hati. Kata “sedap-sedapan”
bisa diartikan makanan yang enak rasanya, yang disukai banyak orang. Jadi, maksud
perkataan dalam Kitab Amsal itu, kata-kata bohong tentang orang lain sering kali begitu
menarik, sehingga orang sering memercayainya begitu saja. Hal itu dapat terjadi karena
rasa iri hati manusia, yang lebih suka mendengar berita negatif tentang orang lain, apalagi
kalau menyangkut orang yang tidak disukai. Perkataan dalam Kitab Amsal ini menjadi
peringatan bagi kita.
Teens, apakah kamu pernah mendengar ungkapan “fitnah itu kejam”? Dikatakan
“kejam” karena fitnah dapat menghancurkan kehidupan seseorang. Tentu kamu tidak
mau menjadi orang yang kejam karena ikut-ikutan memfitnah, kan? Untuk itu, kamu
perlu menyaring setiap berita yang kamu dengar. Cek dulu kebenaran berita yang kamu
dengar. Dengan cara begitu, kamu tidak ikut menyebarkan perkataan fitnah yang dapat
menghancurkan kehidupan orang lain.

44
Selasa, 5 Oktober 2021

Dengarlah
Suara Tuhan
Mazmur 95:6-8
Pada hari ini, sekiranya kamu
mendengar suara-Nya!
Janganlah keraskan hatimu .... Apa tujuanmu pergi beribadah? Bukankah untuk
bersekutu bersama dengan teman-teman seiman
(Mazmur 95:7-8)
lainnya, memuliakan Tuhan lewat pujian dan
mendengar Tuhan yang menyapa kita dalam ibadah?
Ibadah adalah waktu kita berdialog, berkomunikasi
dengan Allah. Allah memperdengarkan suara-Nya
dalam firman, umat mendengarkan dan menanggapi-
Nya. Namun, bisakah kamu fokus beribadah,
mendengar suara Tuhan yang menyapamu, tanpa
terganggu dengan gadget -mu? Bisakah kamu
membuka aplikasi Alkitab di gadget, tanpa ikut membuka chat di WhatsApp, lihat-lihat
perkembangan di Instagram, Twitter, Facebook, dan sebagainya?
Mazmur 95 berbicara tentang sikap hormat dan taat kepada Tuhan. Pada ayat
6, pemazmur mengajak kita untuk sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan.
Sikap sujud menyembah dan berlutut adalah bahasa tubuh yang menunjukkan
sikap merendahkan diri dan hormat. Dasar dari sikap yang menyembah demikian
merupakan kesadaran bahwa Tuhan adalah Allah yang ingin senantiasa menuntun
umat-Nya ke jalan yang benar (Mzm. 23:3). Oleh karena itu, saat Allah menjumpai
umat-Nya dan mau berbicara, hendaknya umat mendengarkan suara-Nya. Jangan
mengeraskan hati seperti di Masa dan Meriba, ketika umat Israel kehausan. Artinya,
jangan bersikap tidak mau tahu, keras kepala, memberontak, dan tidak mau taat.
Teens, pakailah waktu ibadah sebagai kesempatan bagimu untuk berkomunikasi
dengan Tuhan, mendengarkan suara-Nya. Ibadah bukan sekadar rutinitas yang
terpaksa harus kamu jalani. Ibadah adalah waktu bagimu dan teman-teman dibangun
imannya dalam Kristus. Maka, jangan keraskan hati. Cobalah untuk fokus dan
sungguh-sungguh mendengarkan Tuhan yang mau menyapa, menguatkan, dan
meneguhkanmu melalui ibadah. Selamat menikmati keindahan dari sebuah ibadah!
Tuhan mengasihimu.

45
Rabu, 6 Oktober 2021

Mendengar Suara
yang Tersisih
Matius 25:31-46
“... sesungguhnya segala
sesuatu yang kamu lakukan
untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling Apakah kamu pernah merasa tidak diperhatikan
hina ini, kamu telah oleh teman-temanmu? Diacuhkan dan sering kali
melakukannya untuk Aku.”
dibiarkan begitu saja? Tidak didengar dan tidak
(Matius 25:40) ada yang peduli sama kamu? Keadaan demikian
tentunya tidak menyenangkan dan membuat kamu
merasa tersisih. Pengalaman seperti itulah yang
dirasakan oleh Ken. Ken tidak punya teman yang
akrab di persekutuan remaja gerejanya. Setiap ada
kegiatan di gereja, Ken tidak pernah diajak atau
ditanya kesediaannya untuk ikut serta. Memang,
Ken pendiam dan sulit untuk bergaul. Namun, sesungguhnya dia ingin sekali terlibat
pelayanan musik di remaja. Ken sudah sampai pada titik tidak ingin lagi datang ke
persekutuan, tetapi papanya terus memaksanya untuk datang. Keadaan itu berubah
setelah ada seorang pengurus baru di remaja yang mengajak Ken berbicara, mau
berteman, dan mendengarkan kerinduannya bermain musik.
Yesus mengatakan bahwa dalam penghakiman terakhir, Ia akan menyambut mereka
yang mendengarkan dan memperhatikan suara orang-orang yang tersisih, karena orang-
orang yang tersisih itu adalah Yesus sendiri. Ayat 35-36 berbicara tentang “ketika Aku
lapar, ketika Aku haus, ketika Aku seorang asing, ketika Aku telanjang, ketika Aku sakit,
ketika Aku dalam penjara.” Yesus menyamakan diri-Nya dengan orang-orang yang
tersisih. Perkataan Yesus itu menjelaskan bagaimana semestinya kita memandang
dan memperlakukan orang-orang yang sering kali dipandang hina dan disisihkan dari
tengah pergaulan kita. Dalam diri mereka yang tersisih, ada Yesus.
Teens, maukah kamu menjadi sahabat bagi mereka yang tersisih? Mereka ada
di tengah persekutuan atau lingkungan kita. Mereka yang selalu sendiri karena tidak
punya teman, yang kadang dianggap “aneh” dan dijauhi oleh teman-temannya. Jadilah
teman bagi mereka dan dengarkanlah mereka! Dengan berbuat begitu, kamu telah
melakukannya untuk Yesus.

46
Kamis, 7 Oktober 2021

Mimik Wajah
Kejadian 4:1-7

Firman TUHAN kepada Kain:


“Mengapa hatimu panas dan
mukamu muram?” Manusia berkomunikasi dengan kata-kata yang
keluar dari mulut. Namun, lebih dari itu, kata-kata
(Kejadian 4:6)
juga senantiasa disertai dengan mimik wajah yang
bersinar atau cemberut. Dahi yang mengerut tanda
tidak setuju atau alis yang terangkat tanda menyelidik.
Salah satu ujung bibir yang terangkat, tersenyum
sinis, atau mulut terbuka “melompong” tanda heran.
Ketika manusia berkomunikasi, wajah ikut berbicara
dengan ekspresi tertentu.
Kain dan Habel mempersembahkan kurban
persembahan kepada Tuhan. Kain mempersembahkan hasil pertanian kepada Tuhan
dan Habel mempersembahkan kambing domba. Tuhan mengindahkan Habel dan
persembahannya, sedangkan Kain tidak. Itulah yang menimbulkan kemarahan Kain.
Tuhan mengetahui apa yang dirasakan oleh Kain dan bertanya kepadanya, “Mengapa
hatimu panas dan mukamu muram?” Melalui pertanyaan itu, Tuhan mengajak Kain untuk
menyadari kemarahan dalam hatinya yang terpancar di raut wajahnya. Tuhan memberi
peringatan kepada Kain, “Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat
baik?” (ay. 7). Jika Kain sudah melakukan hal yang baik, yaitu memberikan kurban
persembahan kepada Tuhan, tentu wajahnya akan berseri. Tuhan memperingatkan Kain
agar ia jangan larut dalam kemarahan dan merasa iri hati kepada Habel. Kain mestinya
mengelola kemarahannya.
Teens, dari firman Tuhan hari ini, kita diajak untuk mengenali apa yang ada dalam hati
melalui ekspresi wajah. Memang, terkadang ada orang-orang yang dapat menyembunyikan
perasaan sedihnya dengan wajah gembira dan riang. Namun, orang tidak dapat terus-
menerus bersandiwara. Dalam berkomunikasi, kamu dapat belajar mengenali apa yang
orang lain rasakan melalui mimik wajahnya. Dengan mengenali perasaan lawan bicara,
apakah sedang bingung, mencoba tegar, lelah dan sebagainya, kamu dapat memahami
apa yang ia rasakan.

47
Jumat, 8 Oktober 2021

Memahami Apa yang


Tak Dikatakan
2 Samuel 12:15-23
Ketika Daud melihat, bahwa
pegawai-pegawainya
berbisik-bisik, mengertilah ia, Namanya Angeline. Ia sempat dikabarkan hilang.
bahwa anak itu sudah mati. Namun, setelah dilakukan pencarian, polisi
(2 Samuel 12:19) menemukan bahwa Angeline telah mati dan
dikuburkan di bawah kandang ayam di halaman
rumahnya. Angeline semasa hidup ternyata
mendapat kekerasan dari orangtua angkatnya
dan akhirnya berujung pada kematian. Guru-guru
di sekolahnya menggambarkan sosok Angeline
sebagai anak yang pendiam, tertutup, dan sulit
bergaul. Andaikan dari gambaran sosok Angeline
yang demikian, ada yang mencoba mencari tahu dan memahami keadaannya,
mungkin ia bisa tertolong.
Terkadang dalam komunikasi, ada hal-hal yang sulit untuk dikatakan atau bahkan
sengaja ditutupi. Hal itu dialami oleh pegawai-pegawai Daud. Sudah berhari-hari Daud
berdoa, berpuasa, dan berbaring di tanah untuk memohon Tuhan menyembuhkan
anaknya. Daud merasa sangat bersalah, karena anaknya sakit sebagai ganjaran atas
kesalahan Daud. Demi mendapatkan Batsyeba, istri Uria, Daud telah membunuh
Uria melalui peperangan. Selagi Daud berdoa pada hari yang ketujuh, anak itu mati
dan pegawai-pegawainya tidak berani memberitahukan hal itu kepada Daud (ay.
18). Ketika Daud melihat pegawainya berbisik-bisik, ia memahami apa yang tak
dapat dikatakan oleh pegawai-pegawainya. Daud mengonfirmasi kematian anaknya
dan pegawai membenarkannya.
Teens, ada situasi yang kadang membuat seseorang tidak dapat dengan bebas
menceritakan kesulitannya. Kamu perlu belajar lebih peka untuk dapat memahami
keberadaan orang-orang yang demikian. Tentu untuk itu, kamu juga perlu melakukan
beberapa konfirmasi agar yakin bahwa mereka dalam kesulitan. Dengan sikap
seperti itu, semoga banyak orang yang tidak dapat mengatakan kesulitannya bisa
kita pahami dan dapat ditolong.

48
Sabtu, 9 Oktober 2021

Salah Paham
2 Raja-raja 5:3-7
“Allahkah aku ini yang
dapat mematikan dan
menghidupkan, sehingga
orang ini mengirim pesan
kepadaku, supaya Siska mendapat pesan dari mamanya melalui WA.
kusembuhkan seorang dari Mama: Ada apa? Tadi telepon Mama? Siska: Nggak
penyakit kustanya?”
apa-apa, Ma, cuma tertekan. Mama: Lho, ada masalah
(2 Raja-raja 5:7) apa? Mama telepon sekarang, ya. Siska: Nggak
apa-apa kok, Ma, cuma tertekan. Mama: Kenapa sih
nggak mau cerita sama Mama? Terbuka saja sama
Mama. Siska: Mama, tadi aku ambil hp. Terus nggak
sengaja nomor Mama tertekan!
Kesalahpahaman dalam komunikasi dapat terjadi
ketika pesan yang disampaikan tidak ditangkap seperti
yang dimaksudkan oleh pemberi pesan. Naaman mengalami kesalahpahaman ketika
berjumpa dengan raja Israel. Naaman yang sakit kusta mendapat informasi dari pelayannya
bahwa ada seorang nabi di Samaria yang dapat menyembuhkannya (ay. 3). Kemudian,
Naaman meneruskan informasi itu kepada raja Aram untuk mendapat izin berobat ke tanah
Israel. Karena Naaman adalah panglima raja Aram, maka kepergian Naaman ke Israel
didukung dengan surat pengantar dari raja Aram. Namun, di sinilah muncul persoalan.
Mungkin menurut pandangan raja Aram, seorang nabi yang dapat menyembuhkan pasti
berada di bawah kewenangan raja. Maka, ia menulis dalam suratnya: aku menyuruh
kepadamu, Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit
kustanya. Marahlah raja Israel membaca surat itu dan ia sangat tersinggung. Ia yakin
bahwa raja Aram sedang mencari gara-gara dengan permintaan untuk menyembuhkan
orang sakit. Kesalahpahaman di antara dua raja bisa saja berakhir dengan peperangan.
Teens, untuk menghindari kesalahpahaman, kamu perlu memahami apa yang
dimaksudkan oleh pemberi pesan. Konfirmasikan apakah yang kamu tangkap sudah
sesuai dengan maksud pemberi pesan. Terkadang, keadaan bising atau sibuk membuat
pesan tak lengkap kita terima. Juga keterbatasan seseorang merangkai kata bisa membuat
pesan tidak tersampaikan dengan jelas. Sabarlah, jangan cepat marah atau tersinggung.
Cobalah selalu untuk memahami dengan melakukan konfirmasi.

49
Minggu, 10 Oktober 2021

50
Senin, 11 Oktober 2021

Takut Bicara
Keluaran 4:10-15

Lalu kata Musa kepada


TUHAN: “Ah, Tuhan, aku ini
tidak pandai bicara ....”
Apakah kamu pernah merasa takut untuk
(Keluaran 4:10) bicara di depan banyak orang? Saking
takutnya, akhirnya kamu menolak dan
menghindar ketika diminta memimpin doa,
jadi pemimpin pujian dan pembawa acara
di persekutuan gereja. Atau, kamu menolak
ketika diminta jadi ketua kelas atau presentasi
di depan kelas.
Ketika Musa berjumpa dengan Tuhan
dan diutus untuk berbicara kepada tua-tua
Israel mengenai rencana Tuhan membawa Israel keluar dari Mesir, Musa
sempat menolak (Kel. 3). Ia menyampaikan alasannya, yaitu ia tidak pandai
berbicara (Kel. 4:10). Musa merasa takut dan ragu, apakah orang-orang
Israel mau mendengarkan dan percaya pada apa yang dikatakannya?
Meskipun Tuhan sudah menjelaskan panjang lebar tentang apa yang harus
dikatakan Musa dan juga membekali Musa dengan berbagai keajaiban
yang bisa dilakukannya (Kel. 4:1-9), Musa masih tetap merasa takut dan
menolak pengutusan dari Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan mengingatkan
Musa bahwa Ia senantiasa menyertai Musa untuk berkata-kata (ay. 12).
Selain itu, Tuhan juga memberikan penolong bagi Musa, yaitu Harun,
untuk menemaninya melakukan perutusan dari Tuhan.
Teens, kamu bisa belajar dari Musa untuk berani berbicara. Untuk
dapat berani dan mantap berbicara di depan orang banyak, kamu perlu
menguasai betul apa yang akan kamu sampaikan. Kamu bisa mempelajari
dulu materi yang perlu kamu sampaikan. Lalu, kamu juga perlu meyakini
bahwa Tuhan menyertaimu untuk dapat menyampaikan perkataan yang
membangun dan bermanfaat bagi kehidupan bersama.

51
Selasa, 12 Oktober 2021

Kata-kata yang
Menguatkan
Kejadian 50:15-21
Demikianlah ia menghiburkan
mereka dan menenangkan
hati mereka dengan Oprah Winfrey dikenal sebagai pembawa acara
perkataannya. talkshow. Acara yang dibawakannya, The Oprah
(Kejadian 50:21) Winfrey Show, berlangsung selama 25 tahun
dan ditayangkan di berbagai negara. Padahal,
Oprah Winfrey tidak memiliki prestasi akademis. Ia
berasal dari wilayah yang kumuh, bahkan ia pernah
mengalami kekerasan seksual dan menjadi ibu di
luar nikah pada usia 14 tahun. Mengapa acaranya
bisa berlangsung sedemikian lama dan menarik?
Banyak orang menyebut kelebihan Oprah Winfrey
terletak pada rasa simpatinya. Ia mengganti kekurangannya dengan ucapan hangat
yang mampu merangkul dan menghibur lawan bicara.
Setelah kematian Yakub, saudara-saudara Yusuf teringat lagi akan segala kejahatan
yang telah mereka lakukan kepada Yusuf. Mereka takut jika Yusuf akan membalas
dendam. Maka, mereka mengirim utusan untuk menyampaikan permohonan ampun.
Bahkan, mereka datang sendiri kepada Yusuf dan meminta dijadikan budak saja.
Namun, Yusuf tidak dikuasai kemarahan. Ia sudah mengampuni saudara-saudaranya.
Memang, apa yang diperbuat saudara-saudara Yusuf kepada Yusuf adalah jahat,
tetapi semua itu diubah Allah menjadi suatu maksud baik, yaitu menyelamatkan
keluarga mereka dari kelaparan (ay. 20). Perkataan Yusuf sangat menghibur dan
menenangkan saudara-saudaranya.
Teens, sama seperti Yusuf dan Oprah Winfrey, mungkin kamu juga mempunyai
pengalaman buruk dalam hidupmu. Baik Yusuf maupun Oprah Winfrey memakai
pengalaman itu sebagai pembelajaran untuk memahami maksud Allah, memaafkan,
dan dapat bersimpati pada mereka yang tak berdaya. Perkataan mereka dapat
menguatkan, menghibur, dan menenangkan. Berbagai pengalaman baik maupun
buruk diizinkan Tuhan terjadi dalam hidupmu untuk mengajarkanmu sesuatu, sehingga
melalui pengalaman itu, kamu juga dapat menguatkan sesamamu.

52
Rabu, 13 Oktober 2021

Perubahan
Persepsi
Kisah Para Rasul 9:1-9
Jawab Saulus: “Siapakah
Engkau, Tuhan?” Kata-
Nya: “Akulah Yesus yang Apa yang muncul dalam benakmu ketika di
kauaniaya itu.” depan pintu gerbang berdiri seorang pria berkulit
(Kisah Para Rasul 9:5) gelap karena terbakar matahari, tato memenuhi
kedua tangannya, telinganya terpasang beberapa
anting, dan pakaiannya dipenuhi atribut bergambar
tengkorak? Bisa jadi kamu merasa takut karena
berpikir orang itu tidak bermaksud baik. Namun,
mungkin juga kamu tidak takut karena kamu pernah
bergaul dengan orang-orang yang berdandan
semacam itu. Kamu malah akan bertanya apakah
orang itu perlu bantuan. Penilaian-penilaian semacam itu muncul karena adanya
persepsi.
Saulus memiliki persepsi terhadap para pengikut Kristus sebagai orang-orang
yang sesat, menyimpang dari agama Yahudi yang murni. Maka, para pengikut Yesus
perlu ditangkap, diancam, ataupun dibunuh. Namun, Saulus melihat bagaimana
para pengikut Yesus tetap setia pada imannya, bahkan rela menghadapi kematian.
Dalam perjalanan Saulus ke Damsyik, ketika cahaya memancar dari langit dan ada
suara berkata, “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya aku?” Jawaban
Saulus bukan sanggahan, “Aku tidak menganiaya-Mu, Tuhan!” Sebaliknya, Saulus
menjawab, “Siapakah engkau, Tuhan?” Pertanyaan itu menyiratkan pergumulan
Saulus tentang siapakah Tuhan? Benarkah Yesus itu adalah Tuhan? Kemudian,
kembali terdengar suara: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu.” Perkataan itu mengubah
persepsi Saulus selamanya.
Teens, dalam berkomunikasi kita membangun persepsi. Persepsi adalah
pemahaman kita tentang sesuatu berdasarkan informasi yang kita terima. Seperti
Saulus, persepsi atau pemahaman kita akan sesuatu bisa keliru. Oleh karena itu,
kamu perlu memiliki kerendahan hati dan mau terus terbuka untuk melengkapi
informasi agar persepsimu tentang teman, orang lain, atau suatu peristiwa, benar.

53
Kamis, 14 Oktober 2021

Media Sosial:
Media Komunikasi
Kisah Para Rasul 17:16-34
Karena itu di rumah ibadat
ia bertukar pikiran dengan
orang-orang Yahudi ...
dan di pasar setiap hari Pada masa kini, kita makin dimudahkan untuk
dengan orang-orang yang berkomunikasi dengan banyak teman tanpa dibatasi
dijumpainya di situ.
ruang dan waktu melalui media sosial. Di media
(Kisah Para Rasul 17:17) sosial, kita dapat berbagi kabar tentang kenalan,
idola kita, dan peristiwa yang sedang terjadi. Kita
pun dapat membagikan pendapat kita kepada
orang lain. Bagaimana tanggapan orang lain
terhadap kabar, peristiwa, atau pendapat yang
kita bagikan? Kemungkinannya akan ada yang
menanggapi secara positif atau negatif dengan
sikap mengejek dan menghujat.
Paulus sedang berada di Atena dan memakai kesempatan di sana untuk
memberitakan tentang Injil. Pada masa itu, media yang ada untuk membagikan
pemikiran atau pendapat tidak seperti media sosial seperti sekarang. Paulus memakai
kesempatan untuk bertukar pikiran di rumah ibadat, di pasar, dan juga di sidang
Areopagus. Paulus dan orang-orang di Atena sangat terbuka untuk mendiskusikan
pemikiran ataupun ajaran-ajaran yang berbeda dan baru. Paulus memakai sebuah
mezbah yang bertuliskan “Kepada Allah yang tidak dikenal” sebagai jalan masuk
untuk menceritakan tentang Allah yang menciptakan langit dan bumi, yang mau
menyelamatkan manusia. Sebagian orang menanggapi pemberitaan Paulus dengan
mengejek karena mereka tidak percaya pada kebangkitan orang mati, tetapi ada juga
yang percaya. Sikap Paulus atas penolakan dari para pendengar yang tidak percaya
cukup tenang. Paulus pergi meninggalkan mereka.
Teens, pakailah media sosial untuk membagikan informasi dan pendapatmu
dengan benar dan bertanggung jawab. Kamu juga harus siap dengan tanggapan
seperti komentar positif ataupun negatif yang datang. Jangan jadikan komentar orang
sebagai patokanmu. Dengan demikian, kamu tidak akan “tumbang” ketika dicaci dan
tidak “terbang” ketika dipuji.

54
Jumat, 15 Oktober 2021

Komunikasi dalam
Keluarga
Matius 9:9-13
Kemudian ketika Yesus makan
di rumah Matius, datanglah
banyak pemungut cukai dan
orang berdosa dan makan Apa yang biasanya kamu lakukan sambil makan?
bersama-sama dengan Dia Main gadget? Menonton televisi? Pada saat ini,
dan murid-murid-Nya.
makin banyak orang dewasa, remaja bahkan
(Matius 9:10) balita, makan sambil main gadget atau menonton
televisi. Ketika makan di restoran bersama
keluarga, sambil menunggu pesanan makanan
datang, kita terbiasa menunggu sambil sibuk
beraktivitas dengan gadget kita.
Ketika Yesus mengajar dari satu kota ke kota
lain, beberapa kali Yesus singgah dan makan di
rumah beberapa orang. Dalam bacaan kita, Yesus singgah dan makan di rumah
Matius, si pemungut cukai. Orang Yahudi mempunyai aturan ketat tentang menjaga
kekudusan, salah satunya adalah aturan tentang makan. Yesus adalah seorang
Guru, maka Ia pun mestinya menjaga kekudusan dengan membasuh tangan sebelum
makan dan tidak boleh makan dengan orang-orang berdosa seperti pemungut
cukai. Namun, bagi Yesus, kekudusan dimaknai sebagai kekhususan orang Yahudi
yang dipilih dan dikasihi Allah. Kekhususan itu mestinya tidak menghalangi atau
membuat sekat, tetapi merangkul. Oleh karena itu, ketika Yesus makan di rumah
Matius, banyak orang berdosa dan pemungut cukai yang ikut makan bersama
Yesus. Bukan karena menu makanannya yang membuat mereka datang, melainkan
karena sosok Yesus. Dalam jamuan makan itu, Yesus bercakap-cakap, membuka
ruang untuk mendengar dan berbicara dengan kelompok orang-orang yang sering
dicap berdosa.
Teens, beberapa kali Yesus mengajak bicara para murid dan orang-orang yang
ingin dijangkau-Nya pada saat makan bersama. Maka, pakailah waktu berkumpul
dan makan bersama keluarga sebagai kesempatan untuk makin dekat dengan
keluargamu dan membangun komunikasi yang berkualitas. Jangan sibuk dengan
gadget saja. Letakkan dulu gadget -mu, bercakap-cakaplah dengan keluargamu.

55
Sabtu, 16 Oktober 2021

Perkataan Orangtua
Lukas 2:49-52

Lalu Ia pulang bersama-sama


mereka ke Nazaret; dan Ia
tetap hidup dalam asuhan “Ih, males banget ngomong sama orangtua! Pasti nggak
mereka. nyambung!” Apakah kamu pernah merasa begitu?
(Lukas 2:51) Susah dan merasa percuma bicara dengan orangtua
karena perbedaan pendapat? Di sisi lain, mungkin
kamu pernah mendengar orangtuamu mengeluh
begini: “Anak kok susah bener dibilangin. Udah sampe
berbusa ngomonginnya, ya, tetep nggak berubah juga.”
Komunikasi anak dan orangtua terkadang memang
tidak mulus.
Komunikasi Yesus dengan orangtua-Nya juga
pernah nggak nyambung. Ketika mereka pergi ke Yerusalem dalam rangka Paskah, Yesus
yang waktu itu berumur 12 tahun, hilang. Orangtua-Nya sangat khawatir dan mencari Yesus
ke mana-mana. Akhirnya, Yesus ditemukan di Bait Allah sedang bercakap-cakap dengan
alim ulama. Kamu tentu bisa menduga bagaimana reaksi orangtua Yesus ketika bertemu
dengan Yesus: ada rasa lega tapi juga jengkel karena sudah dibuat cemas selama berhari-
hari (ay. 48). Bagaimana reaksi Yesus ketika bertemu orangtua-Nya? “Mengapa kamu
mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
Jawaban Yesus sebetulnya ingin menjelaskan tugas-Nya untuk melakukan kehendak Bapa
di Surga. Namun, orangtua Yesus tidak memahami apa yang dikatakan Yesus (ay. 50).
Meskipun demikian, Yesus ikut pulang ke Nazaret bersama kedua orangtua-Nya dan tetap
hidup dalam asuhan mereka. Yesus tetap menghormati orangtua-Nya.
Teens, ketika kamu berbeda pendapat atau bahkan berdebat dengan orangtua,
pikirkanlah apakah orangtuamu mempunyai maksud yang tidak baik untukmu? Mestinya
tidak, kan? Cobalah untuk mengomunikasikan perbedaan yang ada. Terkadang, orangtua
tidak setuju dengan pilihan yang kamu buat dan menggunakan otoritasnya untuk memaksa
kamu memilih yang lain. Pakailah kesempatan itu untuk kamu belajar dari orangtuamu
bagaimana membuat pertimbangan yang matang sebelum membuat suatu keputusan.
Dengan begitu, kamu tetap menghormati orangtua.

56
Minggu, 17 Oktober 2021

ndapat
ry.. . u ja ra n g m e ,
D e a r D ia asan . A k
in g k a ta n
P , n il a ik u p a s -p m e n g a la m i p e n n g a p a
SM u me
u m a s u k d i k e la s 8 , n il a ik e r p ik ir, ?
Aw a l a k a t a k u s e r in g k a li b ia s i a k a d e m ik
i 8 0 . S a n . A k u a p re s ia s i.
n il a n if ik a e ri m a p re s
e ri m a a e r im a
ta p i ti d a k s ig n k u d a pat men k u m e n
te
n d a ri te
ma man akan m
en
e ti k a te
s e b a g ia k u m e ra s a ir i k a , k a p an aku
Kadang
,a ta n y
r ta n y a -
u s e la lu b e ? b is a
A k
si akade
m ik a d a la h
a p re s ia ta s k u s a a t it u e rl u aku
s 9 , p ri o ri h a l y ang p
k di k e la i, a d a m e m il ih
k a a ku dudu b a g u s . Te ta p k a h a k u a k a n ih ,
K e ti
e SMA
yan g u apa k m e m il
masuk k s a a t it u , y a it b in g u n g u n tu s i. H a s il
a n p a d a e n a a k u m a s ih u lt a
p e r h a ti k at kons S.
IP S ? Kar a t d i d u a te m p a ik m e m il ih IP
A a ta u te s b a k le b ih b e te la h
IP ti ku A. S
m e n g ik u m e n u n ju k k a n a ri n il a i IP
aku pun t b ih b a g u s d a
d it e m p a tk a n
b a k a t te rs e b u i IP S le te rn y a ta
te s a t n il a pun
, a k u li h MA, aku
M e m a n g te s m a s u k d i S
ni a d a ri
m e n ja la S . a ku meny
s IP M A ,
di ke la ra n d i S li t, m a ta
s e s p e m b e la ja . M e s k ip u n s u rs e b u t
p ro ik u te
a b u la n ok bag p a t. H a l
B e b e ra p IP S le b ih c o c e n g e rt i le b ih c e d a a k h ir ta h u n ,
an m a
p e la ja r pat aku te k u n . P i k ri te ri a
ra n w a ji b d a d i b e la ja r le b ih u m emenuh n
pe la ja e n ja . N il a i it d a Tu h a
a t a k u m i ra ta -r a ta 8 8 ,8 u k u r k e p a k a tk a n
membu il a k u b e rs y g
dapat n la h k u . A k m e n in
a k u m e n k a d e m ik d i s e k o te rm o ti v a s i u n tu a n g a k u m il ik i,
i a
a p re s ia s rs e b u t. A k u p u
n le n ta y
a l te g e m b a n g k a n ta
a ta s h dan men mnya.
-r a ta k u la
n il a i ra ta n ta n g a n d i d a
a p u n ta
ap

57
Senin, 18 Oktober 2021

Komunikasi
yang Efektif
Kisah Para Rasul 2:1-11
“Bagaimana mungkin kita
masing-masing mendengar
mereka berkata-kata dalam Setelah ibunya meninggal, Becky merasa ayahnya
bahasa kita sendiri ....” tidak peduli lagi dengannya. Ayahnya tidak pernah
(Kisah Para Rasul 2:8) peduli apakah Becky sudah makan atau punya uang
untuk naik angkot ke sekolah. Becky sering murung
dan bolos sekolah. Setelah guru wali kelas berusaha
berbicara dengan ayah Becky, ternyata menjadi jelas
bahwa komunikasi di antara mereka tidak mencapai
pemahaman yang sama. Karena ayah Becky bekerja,
ia sudah berkali-kali meminta agar Becky membantu
urusan rumah, seperti memasak nasi dan membereskan
piring gelas setelah makan. Ayahnya juga berharap Becky sudah siap untuk diantar ke
sekolah pukul 06.30. Namun, Becky biasa bangun kesiangan, karena malamnya main
gadget sampai tengah malam. Oleh karena itu, ayahnya merasa Becky tidak niat sekolah.
Padahal, Becky senang sekolah. Becky merasa ayahnya tidak peduli, padahal ayahnya
sudah jenuh terus marah dan mengingatkan, sehingga ia membiarkan Becky. Dengan
membiarkan Becky, ia berharap Becky berubah.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang membuat setiap orang yang
bercakap mendapat pemahaman yang sama. Itulah karunia Roh Kudus yang diberikan
dalam peristiwa Pentakosta. Para murid mendapat keberanian untuk berbicara tentang
perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah (ay. 11). Selain itu, orang banyak
yang berasal dari berbagai daerah atau negeri dapat mengerti dan memahami apa yang
dikatakan oleh para murid, karena para murid berkata-kata dalam bahasa yang dipakai
orang-orang itu di daerah atau negerinya masing-masing.
Teens, dalam komunikasi, kamu perlu memiliki pemahaman yang sama dengan
lawan bicaramu. Apakah perkataan dan tindakan orang lain sudah benar kamu pahami
sesuai maksudnya? Jangan seperti Becky dan ayahnya yang keliru memahami satu
sama lain. Roh Kudus menolong kamu untuk memiliki hati yang mau lebih memahami
orang lain dalam percakapan.

58
Selasa, 19 Oktober 2021

Mendengarkan
Yesaya 50:4

Setiap pagi Ia mempertajam


pendengaranku ....

(Yesaya 50:4) Kamu butuh sepatu baru dan sudah membayangkan


model kekinian yang mau kamu cari. Begitu masuk toko
sepatu, kamu disapa petugas toko. “Cari sepatu? Ini
ada model yang cocok buat kamu.” Dia menunjukkan
model yang kamu tidak suka. Kamu menolak sambil
berkata, “Nggak, Mas. Saya cari model lain.” Namun,
petugas itu memaksa dengan berkata, “Semua orang
suka, kok. Lagian ini juga cocok buat kamu.” Kamu
menolak lagi, tetapi dia menjawab, “Saya sudah jualan
sepatu 10 tahun. Saya tahu sepatu yang cocok buat
kamu hanya dengan sekali lihat.” Bagaimana perasaanmu? Kamu mau balik ke toko itu?
Pasti nggak, kan? Petugas itu sama sekali tidak mau mendengarkan kebutuhanmu, ia
langsung saja memberi solusi. Mendengarkan adalah faktor penting dalam komunikasi,
karena kalau kita tidak sungguh-sungguh mendengarkan, bagaimana kita bisa mengerti
apa yang dimaksud lawan bicara kita?
Yesaya berbicara tentang ketaatan hamba Tuhan seperti seorang murid. Yesaya
mengatakan bahwa hamba Tuhan diberikan lidah seorang murid agar dengan perkataannya,
ia dapat memberi semangat kepada yang putus asa. Namun, ternyata bagi Tuhan, yang
penting bukan sekadar mampu berkata-kata. Hamba Tuhan juga dipertajam pendengarannya
untuk mendengarkan dan merespons perkataan Tuhan. Dengan demikian, perkataan
yang berharga muncul dari kesungguhan untuk mendengarkan.
Teens, belajarlah untuk mendengarkan terlebih dahulu baru bicara. Jadilah pendengar
yang tulus. Berusahalah memahami terlebih dahulu, jangan terburu-buru untuk memberi
solusi. Salah satu kesulitan dalam berkomunikasi adalah orang ingin dianggap hebat
melalui perkataan yang diucapkan. Ingin terlihat cerdas dengan solusi yang diberikan
atau sudah merasa tahu, paling ahli. Ya, jadinya seperti penjual sepatu tadi. Kebutuhan
paling dalam dari hati manusia adalah dimengerti, dipahami. Oleh karena itu, dengarkanlah
lawan bicaramu dengan ketulusan.

59
Rabu, 20 Oktober 2021

Menghargai
Lawan Bicara
1 Samuel 25:2-35
“Pulanglah dengan selamat
ke rumahmu; lihatlah,
aku mendengarkan
perkataanmu dan menerima
Dalam pergaulan, kamu tentu membutuhkan teman
permintaanmu dengan baik.” untuk mengobrol, diskusi, atau curhat. Kriteria
seperti apa yang membuat seseorang asyik jadi
(1 Samuel 25:35)
teman mengobrol? Pastinya, seseorang yang
tidak punya kebiasaan memotong pembicaraan
orang lain, sungguh-sungguh mendengarkan,
tidak ngobrol sama orang lain atau main gadget
saat kita lagi bicara. Apakah kamu suka ketika
kamu sudah cerita panjang lebar, lalu kamu tanya
pendapat temanmu, dia malah merespons: “Hah?
Apa?” Atau kamu baru mulai curhat, temanmu sudah main potong saja dan cerita
tentang dirinya sendiri. Teman yang asyik buat ngobrol itu adalah teman yang mau
menghargai lawan bicaranya.
Setelah Daud meninggalkan istana Saul (1Sam. 19), ia berpindah-pindah tempat
tinggal bersama pengikutnya sekitar 600 orang. Selama tinggal di padang gurun, ia ikut
menjaga keamanan para gembala dari serangan atau perampokan kelompok penjahat
(ay. 16). Nabal adalah seorang yang kaya raya. Ia memiliki gembala-gembala yang
dijaga juga oleh Daud. Pada hari raya, Daud mengutus anak buahnya untuk meminta
bahan makanan sebagai balasan atas penjagaan Daud. Namun, Nabal memaki-maki
mereka. Maka, Daud berencana untuk memusnahkan Nabal. Akan tetapi, Abigail, istri
Nabal, datang membawa bahan makanan dan bicara panjang lebar untuk meminta
ampun atas sikap suaminya yang tidak tahu terima kasih (ay. 24-31). Daud dengan
bijak mendengarkan semua perkataan Abigail dan membatalkan rencananya untuk
menghabisi Nabal.
Teens, Daud yang berkuasa saja menghargai lawan bicaranya dengan mau
mendengarkan sampai selesai. Begitu juga kamu harus menghargai orang yang sedang
bicara dengan mendengarkan sampai selesai, tidak memotong pembicaraannya dan
mendengarkan dengan sungguh.

60
Kamis, 21 Oktober 2021

Komunikasi dalam
Koordinasi
1 Korintus 12:12-30
Karena tubuh juga tidak terdiri
dari satu anggota, tetapi atas
banyak anggota. Acara retret remaja kacau-balau. Ketua panitia
(1 Korintus 12:14) retret sebagai penanggung jawab pelaksanaan
acara jadi panik. Perlengkapan untuk pembicara
belum disiapkan, padahal sesinya akan dimulai.
Belum selesai hal itu ditangani, teman panitia lain
melaporkan kalau sebagian peralatan untuk kegiatan
outbond tertinggal di gereja. Mereka pun bertengkar
karena persoalan itu. Ketika kakak pendamping
mencoba menengahi, masing-masing membela
diri. Seorang berkata, “Aku kira perlengkapan sesi
disiapkan oleh kamu.” Yang lain menjawab, “Lho, itu kan bukan tugasku! Aku kira
itu malah tugasmu.”
Paulus menggambarkan kehidupan persekutuan umat Tuhan seperti tubuh.
Gerak tubuh manusia adalah hasil koordinasi dari banyak anggota tubuh. Tubuh
tidak hanya terdiri dari satu anggota saja, tetapi atas banyak anggota. Ada
kaki, tangan, telinga, mata, hidung, dan sebagainya. Keberadaan anggota yang
bermacam-macam itu, bukan untuk bersaing satu dengan yang lain, melainkan
untuk berkoordinasi guna mencapai tujuan yang sama. Dengan kesadaran bahwa
setiap bagian memiliki peranan untuk suatu tujuan, maka semestinya setiap bagian
bekerja sama, berkoordinasi. Dalam kerja sama seperti kepanitiaan, koordinasi
dilakukan melalui komunikasi yang baik.
Teens, bekerja sama dengan orang lain untuk suatu tujuan ibarat satu tubuh dengan
banyak anggota yang perlu berkoordinasi. Koordinasi yang baik akan menghasilkan
tujuan tercapai dengan baik pula. Untuk itu, dalam koordinasi kerja tim, kamu perlu
saling berkomunikasi dengan teman yang lain. Jangan hanya mengira-ngira saja “aku
kira sudah kamu kerjakan” atau “aku kira kamu sudah tahu.” Komunikasikan tentang
tugas masing-masing, ingatkan apakah tugas sudah dikerjakan, dan saling membantu
ketika ada yang kesulitan. Komunikasi penting dalam koordinasi.

61
Jumat, 22 Oktober 2021

Menyalahkan
Kejadian 3:1-19

Manusia itu menjawab:


“Perempuan yang
Kautempatkan di sisiku, dialah
yang memberi dari buah “Fen, tadi selesai mandi kamu lupa menutup
pohon itu kepadaku, maka keran, ya? Airnya luber, terbuang percuma tuh,”
kumakan.”
kata Mama kepada Fendi. “Tadi kan Mama yang
(Kejadian 3:12) minta aku buruan mandinya. Jadi, aku cepat-cepat
mandi,” balas Fendi. “Ya, Mama meminta kamu
segera mandi, karena waktumu sudah mepet untuk
berangkat sekolah. Coba kalau kamu bangun lebih
awal, kan nggak perlu buru-buru.” “Mama sih,
tadi nggak bangunin aku lebih pagi.” Kamu lihat
bagaimana Fendi menyalahkan mamanya atas
segala keteledorannya?
Setiap orang memiliki sistem pertahanan diri; bertahan dan menolak kesalahan
yang ditimpakan kepadanya. Orang cenderung menunjuk orang lain sebagai pihak yang
bersalah. Demikian juga, orang yang ditunjuk bisa menuding balik atau menyalahkan
orang lain lagi. Itulah yang terjadi pada Adam dan Hawa. Ketika Tuhan bertanya apakah
Adam memakan buah dari pohon terlarang, Adam pun mempersalahkan Hawa. Ketika
Tuhan meminta penjelasan Hawa, ia menunjuk ular sebagai penyebab semua kesalahan
itu. Di satu sisi, apa yang dikatakan Adam dan Hawa memang benar, mereka memakan
buah dari pohon terlarang itu diawali dari perkataan ular yang dipercaya Hawa. Hawa
meneruskan kepada Adam dan Adam pun percaya serta memakannya. Namun, di
sisi lain, jawaban mereka menunjukkan persoalan, yaitu keinginan mempertahankan
diri dengan menolak bertanggung jawab atas tindakannya dan tidak mau mengakui
kesalahan. Tuhan memberi hukuman kepada ular, Hawa, dan Adam. Hukuman itu
menunjukkan bahwa ada konsekuensi yang harus diterima.
Teens, setiap orang tidak lepas dari kesalahan. Jika setiap orang yang melakukan
kesalahan tidak mau mengakuinya dan justru menyalahkan pihak lain, maka tidak akan
ada pembelajaran untuk memperbaiki kesalahan. Beranilah mengakui kesalahan, maka
kamu dapat belajar memperbaiki kesalahan dan bertanggung jawab atas pilihanmu.

62
Sabtu, 23 Oktober 2021

Prasangka
Lukas 10:25-37

“Kebetulan ada seorang


imam turun melalui jalan itu;
ia melihat orang itu, tetapi ia
melewatinya dari seberang “Aku mau minta sesuatu sama Bapak. Boleh nggak?”
jalan.” tanya Tiara. “Oh, Bapak tahu apa yang mau kamu
(Lukas 10:31) minta. Ini, kan?” jawab ayahnya sambil menunjuk
boneka Barbie. “Bukan. Han belum bayar SPP.
Tiara mau bantu.” “Han? Han yang Cina itu? Kamu
masih saja main dengan teman-teman kamu yang
dekil dan kampungan. Pokoknya, Bapak nggak suka,
Tiara!” Percakapan itu adalah bagian dari film Cheng
Cheng Po (2007). Kita belajar tentang prasangka
lewat ajaran dan meniru orang lain. Semua itu kita
pelajari melalui orangtua, teman sekelompok, atau media sosial.
Sejak abad ke-6 SM, ada pertentangan antara orang Yahudi dan orang Samaria
yang berlangsung hingga masa Perjanjian Baru. Orang Yahudi menganggap orang
Samaria tidak lagi berdarah Israel murni karena menikah dengan orang non-Yahudi.
Orang Samaria pun menjalankan ritual ibadah yang berbeda dengan yang diajarkan
oleh nenek moyang, sehingga ibadah mereka dinilai tidak benar oleh orang Yahudi.
Dalam situasi prasangka orang Yahudi yang demikian, Tuhan Yesus bercerita tentang
orang Samaria yang murah hati. Seorang imam Yahudi dan seorang Lewi—yang
adalah kelompok pemimpin agama Yahudi—menolak menolong orang yang tergeletak
di jalan. Justru seorang Samaria yang tergerak hatinya untuk memberi bantuan. Kisah
itu ingin mematahkan tentang prasangka buruk orang Yahudi kepada orang Samaria.
Bagi Yesus, orang yang menerima hidup kekal tidak dibatasi oleh etnis, kelompok,
atau golongan tertentu. Mereka yang menerima hidup kekal adalah yang mengasihi
Allah dan sesamanya, tanpa dibatasi oleh prasangka buruk.
Teens, jangan cepat-cepat menilai buruk dan curiga pada seseorang berdasarkan
jenis kelamin, etnis, tempat tinggal, atau agamanya. Dalam menjalin relasi persahabatan
dan komunikasi, kamu perlu untuk menyingkirkan segala prasangka buruk. Belajarlah untuk
menerima orang lain, meskipun ada perbedaan. Berbeda kan tidak harus bermusuhan!

63
Minggu, 24 Oktober 2021

sebelum
ry… n g diadakan iku.
Dear Dia erejak u y a
iasa bag
a m p ka tekisasi g laman yang luar b n barang
c nga iapka
gat akan benar pe ng meny
Aku terin v id -1 9. Benar- kolah, aku langsu ibacakan pembag
ian
m i C o s e t d u.
pa n de epula n g reja. S a a n-tem k a n
at sore, s lu berangkat ke ge ak bersama tema
Hari Jum , la ng g
n kubawa cewa karena aku r
yang aka u ke nar-bena
lo m po k b u s , a k
p alin g u jung, be a ri s is i
ke uduk n. D
e r g e la p. Aku d ak u k e n a air huja p bagian
up n
hujan da membantu menu
tu
onton, s k
Di bus tr yendiri. Tiba-tiba k u u ntu k a h al k ami ngga
e rti m e n e m a n g g il a ku , p a d u m p u l
se p gm u nam berk
, ada yan a dia tah langsung ernyata,
seberang Aku kaget karen am i se m u a
ar. T
or. i Sentul, k gian kam
yang boc enalan. Sampai d u m u m an pemba ama teman-tema
n
a h b e rk rk a n p e n g k ta u n i ju g a
pe rn enga ngga Kam
tuk mend l bahkan ama lain.
di aula un ekali nggak kena berkenalan satu s pun nggak kenal
aku sam
as ami erita. Wa
lau
m tidur, k .
ka m a rk u. Sebelu m ala h a n cerita-c m a rk u itu, asyik
se g tid u r, an s e ka
ngsun . Teman-t
em
engan
nggak la b isa akrab b ersama d
a m i d u h
dekat, k k saa t te dan bisa
l d i aula untu ku jadi lebih luas
mua k um p u
ulan lai makan
s o k n y a , kami se b a ru la gi. Perga mi baru boleh mu n jatah
E an g k a tka
lompok y kan pagi, mendapa
teman ke k orang. Saat ma a semua peserta an sangat bagus,
nya n bahw narik d g
kenal ba emastika . Benar-benar me g, seoran
e su d a h k a m i m
a s in g b e lu m m akan sian a ngka t
s masing -m g alan. Se langsun g
n a n n ya k e tin g ? ” A k u g a
maka da yang ci piring yang ju
ak akan a au mencu ng-orang
karena tid ya, “Siapa yang m enal dengan ora t saat sama
-
a k a k b e rtan u n g ga k k
a m i b isa deka
k n ak ka, k
walaupu menyang
tangan, a n . A k u nggak
n g di
angkat ta uci piring. an menja
a m a m e nc d i s a n g a t berarti d
s enja
amp itu m
la n a n k u selama c n.
a a
Diary, perj ang tidak terlupak
e n a n g a ny
k

64
Senin, 25 Oktober 2021

Argumen
Kisah Para Rasul 5:26-40

“... tetapi kalau berasal dari


Allah, kamu tidak akan dapat
melenyapkan orang-orang ini;
mungkin ternyata juga nanti, Dalam rapat OSIS, muncul perdebatan seru
bahwa kamu melawan Allah.” tentang kegiatan pentas seni sekolah yang akan
(Kisah Para Rasul 5:39) diadakan setelah ujian. Dalam perdebatan yang
cukup emosional, salah seorang anggota menolak
usulan temannya dan berkata, “Kenapa aku harus
setuju dengan pendapatmu? Nilai akademismu saja
sangat menyedihkan, jauh di bawahku.” Ketika kita
mempertahankan pendapat dalam perdebatan,
kita tidak dibenarkan menyerang lawan bicara
secara personal. Contoh di atas adalah bentuk
mempertahankan pendapat dengan argumen yang tidak logis.
Ketika pengikut Yesus makin banyak, Imam Besar dan para pemimpin agama
menjadi sangat iri hati (ay. 17). Dalam sidang Mahkamah Agama, Imam Besar
melarang para murid untuk mengajar dalam nama Yesus. Namun, dasar larangan itu
adalah rasa iri hati semata. Adapun Petrus memiliki dasar argumen yang jelas: “Kita
harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.” Ketika Imam Besar dan
pengikutnya tidak dapat memberi argumentasi yang tepat, mereka berniat membunuh
murid-murid Yesus. Akan tetapi, ada seorang ahli Taurat, Gamaliel, yang menenangkan
keadaan dan memberikan argumennya. Gamaliel tidak melihat masalah itu sebagai
persoalan pribadi sehingga ia tidak merasa sakit hati atau terancam. Ia menyertakan
bukti tentang perbuatan dari manusia yang pasti akan lenyap (ay. 36-37), tetapi jika
perbuatan murid dari Allah tidak akan dapat dilenyapkan manusia.
Teens, dalam percakapan kadang muncul perdebatan karena perbedaan
pendapat. Sebetulnya, perdebatan bukan hal yang buruk. Dalam perdebatan, kamu
bisa belajar mempertahankan pendapat berdasarkan argumentasi logis yang disertai
bukti. Dengan begitu, kamu juga mengasah kemampuan untuk berpikir kritis dan
berlatih mengendalikan emosi ketika mendengar pendapat yang berbeda. Ingat, jangan
merasa paling benar supaya kamu juga dapat belajar dari argumentasi orang lain.

65
Selasa, 26 Oktober 2021

Peringatan dari Alam


Yoel 1:1-20

Pohon anggur sudah kering


dan pohon ara sudah
merana; pohon delima,
juga pohon korma dan Seratus lima puluh tahun silam, manusia
pohon apel, segala pohon di menciptakan materi yang ringan, kuat, dan
padang sudah mengering.
murah: plastik. Rata-rata “usia kerja” kantong
(Yoel 1:12) plastik hanyalah 15 menit. Lebih dari 40% plastik
digunakan 1 kali lalu dibuang. Berdasarkan
penelitian, sekitar 8 juta ton plastik tiba di
laut setiap tahunnya dan membunuh berbagai
satwa. Plastik menjadi persoalan yang makin
serius, tidak hanya mencemari lingkungan,
tetapi juga pada akhirnya dapat masuk ke
dalam tubuh manusia.
Hama belalang yang demikian hebat telah menghabiskan segala tanaman
penduduk Israel (ay. 4). Habisnya tanaman sebagai sumber pangan umat
Israel mengakibatkan kekurangan makanan, kelaparan (ay. 16). Bukan saja
manusia yang kelaparan, segala hewan ternak pun tidak memiliki makanan (ay.
18). Kerusakan alam mengancam kehidupan semua makhluk hidup, khususnya
manusia. Dalam keadaan demikian, Nabi Yoel menyerukan pertobatan (ay.
13). Pemulihan dan berkat dari Tuhan akan tiba setelah adanya pertobatan
dan penyesalan dari umat Tuhan. Dengan kata lain, ada kaitan antara perilaku
umat Tuhan yang berdosa dan merusak dengan kerusakan alam serta krisis bagi
kehidupan manusia. Melalui kerusakan lingkungan, alam memberi peringatan
kepada manusia.
Teens, kerusakan alam adalah peringatan bagi kita. Oleh karena itu, bijaklah
menggunakan plastik. Kita bisa membawa tas ketika berbelanja ke toko. Tidak
menggunakan sedotan plastik, tetapi sedotan yang bisa dicuci dan digunakan
kembali. Menggunakan botol air isi ulang untuk minum dan jangan membuang
sampah sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan di jalan biasanya
masuk ke sungai lalu ke laut. Mari merawat kehidupan untuk kita semua.

66
Rabu, 27 Oktober 2021

Allah Berbicara
Melalui Semesta
Mazmur 19:1-7
Langit menceritakan
kemuliaan Allah, dan
cakrawala memberitakan Namanya Lessy. Beberapa waktu belakangan ini,
pekerjaan tangan-Nya ....
ia suka sekali naik gunung. Awalnya, ia mendaki
(Mazmur 19:2) gunung-gunung yang tidak terlalu tinggi dengan
jalur yang mudah. Lama-kelamaan, kemampuannya
meningkat dan ia mendaki gunung-gunung tertinggi
di Indonesia. Setiap ada kesempatan, ia akan pergi
mendaki gunung. Ketika ditanya oleh seorang
temannya, mengapa jadi hobi naik gunung, Lessy
menjawab: “Yang membuat aku ingin terus naik
gunung adalah pengalaman berada di tengah alam.
Terutama ketika bisa mencapai puncak gunung dan melihat keindahan ciptaan Tuhan
dari tempat yang tinggi. Aku jadi menyadari betapa kecilnya aku di antara ciptaan
Tuhan yang besar, agung, dan indah ini. Pengalaman di atas gunung membuat aku
merasa Tuhan sedang memeluk aku dengan keindahan alam.” Lewat pengalaman
naik gunung, Lessy merasa Tuhan berbicara kepadanya melalui alam semesta.
Dalam Mazmur 19, pemazmur secara kreatif menggambarkan segala ciptaan
Allah yang berbicara tentang Sang Penciptanya. Kemegahan langit menceritakan
kemuliaan Tuhan. Keindahan cakrawala memberitakan pekerjaan Tuhan. Bahkan,
dalam pergantian siang menjadi malam, kemuliaan Allah dinyatakan. Meskipun
tidak ada kata dan suara mereka tidak terdengar, gema kemuliaan Allah terpancar
ke seluruh bumi. Segala karya ciptaan Tuhan menyatakan keagungan Tuhan dan
sang pemazmur menangkap penyataan keagungan Tuhan melalui alam semesta.
Teens, tidakkah kamu juga merasakan bahwa Allah berbicara melalui alam
semesta kepadamu? Tidakkah kamu merasakan bahwa Allah menyapamu melalui
kesejukan udara di pagi hari, rintik hujan, sinar mentari yang menghangatkan,
ataupun embusan angin yang menyegarkan? Lihatlah keluar dan pandanglah
keindahan alam ciptaan Tuhan. Niscaya, kamu dapat mendengar Allah berbicara
bukan melalui kata, melainkan melalui ciptaan tangan-Nya.

67
Kamis, 28 Oktober 2021

Perkataan pada
Waktu yang Tepat
Amsal 25:11
Perkataan yang diucapkan
tepat pada waktunya
adalah seperti buah apel Mama Feni menderita kanker. Berulang kali, ia
emas di pinggan perak. harus dirawat di rumah sakit. Keadaan itu tentu
(Amsal 25:11) saja membuat Feni, papanya, dan sang adik sedih.
Papa Feni terus mendampingi istrinya dalam
perawatan. Maka, toko harus dipercayakan pada
karyawan dan Feni ikut mengecek toko sepulang
sekolah. Siang itu, sepulang sekolah, Feni melihat
toko sudah tutup. Ketika masuk rumah, terlihat
beberapa orang menangis. Feni masuk ke kamar
dan melihat mamanya sudah ditutup kain. Mamanya
meninggal. Papanya dan sang adik menangis di sebelah mamanya. Dalam keadaan
duka demikian, seorang karyawan bertanya pada papanya berulang-ulang, “Besok
saya masuk tidak, Pak?” Papanya pun marah dan berteriak, “Kamu keluar! Jangan
pernah datang ke sini lagi!”
Kitab Amsal menulis bahwa perkataan yang diucapkan pada waktu yang tepat
seperti buah apel emas di pinggan perak. Artinya, perkataan yang diucapkan dalam
situasi yang tepat adalah perkataan yang berharga. Dalam kehidupan bersama
dengan orang lain, komunikasi yang kita bangun perlu memperhatikan waktu yang
tepat untuk menyampaikan isi hati ataupun pikiran kita. Penulis Kitab Amsal mengajar
kita untuk menjadi orang yang bijaksana, yaitu memahami bagaimana berkata-kata
atau bersikap dengan memperhatikan situasi sekeliling.
Teens, kita tentu bisa memahami kemarahan Papa Feni, yang dalam keadaan
baru saja kehilangan istri, justru diganggu dengan pertanyaan mengenai masuk atau
tidak bekerja dari karyawannya. Adakalanya lebih baik diam dulu dan mencari waktu
yang tepat untuk bicara atau bertanya. Kamu perlu memahami situasi ketika berbicara,
bagaimana keadaan orang yang kamu ajak bicara, apakah ia sedang serius atau
bisa diajak bercanda, sedang sedih atau lelah? Dengan memahami keadaan, kamu
bisa berkata-kata dengan tepat pada waktu yang tepat.

68
Jumat, 29 Oktober 2021

Umpan Balik
1 Timotius 4:11-16

Awasilah dirimu sendiri dan


awasilah ajaranmu.
Selesai pementasan bakat seni, Jose yang
(1 Timotius 4:16) memainkan piano mendapat pujian dari orangtuanya.
Jeni, kakaknya, hanya diam saja. Jose lalu
menanyakan pendapat Jeni tentang permainannya.
Jeni berpendapat bahwa permainan Jose lumayan,
tidak terlalu istimewa. Menurutnya, Jose perlu lebih
banyak berlatih. Karena Jose dan Jeni sangat
dekat, mereka bisa memberikan umpan balik
secara terbuka. Umpan balik adalah tanggapan
atau respons terhadap suatu pesan atau keadaan.
Memberikan umpan balik dapat membantu seseorang untuk mengubah perilaku dan
membuatnya makin berkembang.
Timotius adalah seorang anak muda yang percaya kepada Yesus dan mengikuti
Paulus untuk mengabarkan Injil. Paulus mentor Timotius dalam hal pelayanan. Namun,
suatu saat Paulus berpisah dengan Timotius dan ia mengutus Timotius untuk melayani
jemaat di Efesus. Setelah Timotius di Efesus, Paulus mendengar kabar tentang pelayanan
Timotius. Kemudian, Paulus menulis surat yang berisi nasihat atau umpan balik untuk
menolong Timotius berkembang dalam pelayanannya. Nasihatnya disampaikan dengan
terbuka dan lembut karena kedekatan antara Paulus dan Timotius. Paulus menasihati
agar Timotius mengawasi cara hidupnya sendiri dan pengajarannya. Jika seorang
pengajar mengajarkan hal yang keliru, maka ia akan membuat banyak orang melakukan
kekeliruan pula. Untuk itu, Timotius harus setia membaca Kitab Suci sebagai dasar
pengajarannya dan tidak perlu merasa minder karena usianya yang masih muda.
Teens, memberikan umpan balik adalah hal yang penting sebagai respons untuk
memahami, menolong, dan membuat seseorang berkembang. Untuk itu, kamu perlu
memiliki motif yang tulus dalam memberikan umpan balik, yaitu memikirkan kepentingan
mereka, bukan sekadar mau menjelek-jelekkan. Berilah umpan balik dengan jujur,
tetapi juga dengan lemah lembut.

69
Sabtu, 30 Oktober 2021

Ketika Kata-kata
Terbatas
Roma 8:18-27
... tetapi Roh sendiri berdoa
untuk kita kepada Allah
dengan keluhan-keluhan Kobe Bryant pemain basket yang menjadi legenda
yang tidak terucapkan.
NBA meninggal dunia dalam kecelakaan helikopter
(Roma 8:26) pada Minggu, 26 Januari 2020. Kobe mengendarai
helikopter itu bersama beberapa orang dan
putrinya, Gianna Maria Onore. Peristiwa itu sangat
mengejutkan Vanessa, istri Kobe. Butuh beberapa
hari bagi Vanessa untuk bisa berbicara di media
tentang kematian suami dan anaknya. Vanessa
mengatakan, “There aren’t enough words to describe
our pain right now” (tidak ada kata-kata yang cukup
untuk menggambarkan rasa sakit yang kami alami saat ini). Ya, terkadang kata-kata
terbatas untuk mengungkapkan apa yang kita alami, terbatas untuk mengungkapkan
apa yang kita rasakan.
Bacaan kita berbicara tentang pengharapan anak-anak Allah di tengah segala
penderitaan (ay. 18, 22-23). Jemaat di Roma saat itu sedang mengalami banyak
tekanan dari orang Yahudi maupun orang Roma. Selain itu, di dalam jemaat Roma
sendiri terjadi konflik. Dalam keadaan yang menderita demikian, Paulus menyatakan
Roh Kudus membantu dalam kelemahan, ketidakberdayaan untuk berdoa. Sama seperti
harapan menopang orang yang menderita, Roh Kudus juga menopang kita dalam doa.
Saat penderitaan begitu berat menekan dan kita tidak tahu harus berkata apa lagi dalam
doa kepada Tuhan, maka Roh Kuduslah yang akan berdoa bagi kita dengan keluhan-
keluhan yang tidak terucapkan. Ketika kata-kata tidak dapat mengungkapkan isi hati
dan apa yang kita alami, Roh Kudus akan menolong kita untuk mengungkapkannya
kepada Tuhan.
Teens, dalam persoalan berat yang kamu alami, datanglah kepada Tuhan. Meskipun
kamu tidak tahu harus berkata apa lagi kepada Tuhan dan yang ada hanya air mata,
Roh Kudus akan membantumu berdoa sehingga hatimu tenang. Dengan pertolongan
Roh Kudus, Allah yang mengerti dan memahamimu akan senantiasa menolong.

70
Minggu, 31 Oktober 2021

71

Anda mungkin juga menyukai