Anda di halaman 1dari 91

PERHITUNGAN PLAT DENGAN METODE YIELD LINE

PLASTIS DIBANDINGKAN DENGAN FINITE ELEMENT METHOD

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi syarat penyelesaian

Pendidikan sarjana teknik sipil

Oleh:

IRWANTO
07 0404 086

BIDANG STUDI STRUKTUR


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN
PERHITUNGAN PLAT DENGAN METODE YIELD LINE PLASTIS
DIBANDINGKAN DENGAN FINITE ELEMENT METHOD

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat


dalam menempuh Colloqium Doctum/ Ujian Sarjana Teknik Sipil

Dikerjakan oleh:

IRWANTO
07 0404 086

Pembimbing

Ir. Besman Surbakti, MT


NIP:19541012 198003 1 004

Penguji I Penguji II Penguji III

Prof.Dr.Ing. Johannes Tarigan Ir. Torang Sitorus, MT Ir.Chainul Mahni


NIP: 19561224 198103 1 002 NIP:19571002 198601 1 001 NIP:19500714 198003 2 002

Mengesahkan:
Ketua Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Prof.Dr.Ing. Johannes Tarigan


NIP: 19561224 198103 1 002

BIDANG STUDI STRUKTUR


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan anugrah, berkat dan karunia-Nya hingga terselesaikannya tugas akhir ini

dengan judul “Perhitungan Plat dengan Metode Yield Line Plastis Dibandingkan

dengan Finite Element Method”.

Tugas akhir ini disusun untuk diajukan sebagai syarat dalam ujian sarjana teknik

sipil bidang studi struktur pada fakultas teknik Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari bahwa isi dari tugas akhir ini masih banyak kekurangannya. Hal ini

disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kurangnya pemahaman penulis. Untuk

penyempurnaannya, saran dan kritik dari bapak dan ibu dosen serta rekan mahasiswa

sangatlah penulis harapkan.

Penulis juga menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak, tugas akhir ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada kedua orang tua yang senantiasa penulis cintai yang dalam keadaan

sulit telah memperjuangkan hingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada :

1. Bapak Ir. Besman Surbakti, MT selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan saran dan bimbingan

2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku dosen pembanding yang telah

memberikan kritikan dan nasehat yang membangun serta selaku ketua Departemen

Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara


3. Bapak Ir. Torang Sitorus, MT selaku dosen pembanding yang telah memberikan

kritikan dan nasehat yang membangun.

4. Bapak Ir. Chainul Mahni selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritikan

dan nasehat yang membangun.

5. Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

USU

6. Kedua orang tua penulis yang turut mendukung segala kegiatan akademis penulis

7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan semangat kepada penulis, stambuk

07, Hermanto sang juara 07, Rudy Salim, Kelvin, Coandra, Ivanfebraja, Darwin,

Dewi, Tiffany, Rily, Gina dan lainya serta adik-adik stambuk 08, 09, dan 10 yang

memberikan dukungan serta info mengenai kegiatan sipil.

8. Para pegawai Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU atas ketersediannya

untuk mengurus administrasi Tugas akhir ini.

Walaupun dalam menyusun Tugas akhir ini penulis telah berusaha untuk

mengkaji dan menyampaikan materi secara sistematis dan terstruktur, tetapi tentunya

Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun tentulah

sangat penulis harapkan di kemudian hari.

Medan, Juli 2011

Penulis

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Penyusunan tugas akhir ini, merupakan pencarian nilai momen daripada plat
dengan metode Yield Line, dimana dalam hal ini teori Yield Line merupakan metode
yang menggunakanan analisis secara pendekatan untuk menentukan kapasitas beban
ultimate ataupun untuk mengetahui besarnya momen pada plat.

Alasan memilih Yield Line sebagai pembahasan dalam tugas akhir ini adalah
karena Yield Line merupakan metode yang dapat memperhitungkan suatu plat yang
kompleks dalam hal ini plat yang memiliki batas – batas yang berbeda dan berbagai
jenis pembebanan menjadi lebih sederhana untuk dapat diperhitungkan.

Metode ini memberikan cara yang lebih mudah dan lebih cepat dalam
mendesain, merancang suatu plat, lebih simpel dan ekonomis, serta merupakan
rancangan yang kuat dan telah terrbukti secara teknis.

Kata Kunci: Plat, Yield Line plastis, FEM elemen segiempat, SAP 2000

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ...............................................................................................

Kata Pengantar ........................................................................................................ i

Abstrak ................................................................................................................... iii

Daftar Isi ................................................................................................................ iv

Daftar Tabel ........................................................................................................... vi

Daftar Gambar ....................................................................................................... vii

Daftar Notasi ........................................................................................................... ix

BAB I Pendahuluan .......................................................................................... 1

I.1. Umum .......................................................................................... 1

I.2. Tujuan Penulisan .......................................................................... 3

I.3. Pembatasan Masalah .................................................................... 3

I.4. Metodologi Pembahasan ............................................................... 4

BAB II Tinjauan Pustaka ................................................................................... 5

II.1. Pendahuluan ................................................................................. 5

II.2. Teori Yield Line ........................................................................... 6

II.3. Pola Yield Line ............................................................................. 8

II.4. Penggambaran Notasi ................................................................... 11

II.5. Corners Levers .............................................................................. 12

II.6. Aturan 10% ................................................................................... 13

II.7. Plat Isotropis ................................................................................. 14

Universitas Sumatera Utara


II.8. Plat Orthotropis ............................................................................. 15

II.9. Konsep Yield Line ........................................................................ 16

II.10. FEM .............................................................................................. 19

II.11. Constant Strai Triangle Element (CST Element dan Element

Segi Empat ................................................................................... 21

II.12. Elemen Quadrilateral Empat Node Isoparametrik ........................ 26

II.13. Program SAP 2000 ....................................................................... 34

BAB III APLIKASI ............................................................................................. 36

III.1. Perhitungan dengan menggunakan Teori Yield Line .................. 37

III.2. Perhitungan dengan cara konvensioanal ....................................... 68

III.3. Perhitungan dengan menggunakan SAP 2000 ............................. 72

BAB IV Kesimpulan dan Saran .............................................................................. 76

Daftar Pustaka ......................................................................................................... x

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel.2.1 : Matriks Kekakuan CST .............................................................. 24

Tabel 2.2 : Matriks Kekakuan Segiempat..................................................... 25

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar.2.1 : Keretakan yang terjadi pada plat ............................................... 7

Gambar.2.2 : Mekanisme pembentukan pola dari yield line ........................... 8

Gambar.2.3 : Pola Yield Line yang memungkinkan untuk plat sederhana ..... 9

Gambar.2.4 : Poal yield line yang simpel ........................................................ 11

Gambar.2.5 : Akibat dari Corner Levers pada plat dengan perletakan sederhana

dimana di bagian sudutnya ditekan dan dicegah terjadinya

lifting ........................................................................................ 12

Gambar.2.6 : Plat Isotropis ............................................................................... 15

Gambar.2.7 : Plat Orthotropis ......................................................................... 16

Gambar.2.8 : Panjang L1 dan L2 ..................................................................... 17

Gambar.2.9 : CST Elemen dengan 6 DOF ...................................................... 21

Gambar.2.10 : Elemen Quadrilateral ................................................................. 26

Gambar.2.11 : Koordinat Natural untuk elemen Quadrilateral .......................... 26

Gambar.3.1 : Plat 1a ........................................................................................ 37

Gambar.3.2 : Plat 1b ......................................................................................... 38

Gambar.3.3 : Plat 1c ......................................................................................... 41

Gambar.3.4 : Plat 2a ......................................................................................... 44

Gambar.3.5 : Plat 2b ......................................................................................... 47

Gambar.3.6 : Plat 2c ......................................................................................... 50

Gambar.3.7 : Plat 3a ......................................................................................... 53

Gambar.3.8 : Plat 3b ......................................................................................... 55

Gambar.3.9 : Plat 3c ......................................................................................... 57

Gambar.3.10 : Plat 4a ......................................................................................... 59

Universitas Sumatera Utara


Gambar.3.11 : Plat 4b ......................................................................................... 62

Gambar.3.12 : Plat 4c ......................................................................................... 65

Gambar.3.13 : Tampilan SAP 2000 untuk plat pertama .................................... 72

Gambar.3.14 : Tampilan SAP 2000 untuk plat kedua ........................................ 73

Gambar.3.15 : Tampilan SAP 2000 untuk plat ketiga........................................ 74

Gambar.3.16 : Tampilan SAP 2000 untuk plat keempat .................................... 75

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR NOTASI

A = Luas daerah (m2)

W = Beban yang diberikan (KN/m2)

n = Jarak titik berat tiap daerah (m)

M = Momen (KNm)

Mx = Momen arah sumbu x (KNm)

My = Momen arah sumbu y (KNm)

l = Panjang (m)

θ = Rotasi (m-1)

E = Kerja eksternal (KNm)

I = Kerja Internal (KNm)

D = Kekakuan Struktur (KNm)

E = Modulus Elastis (KNm)

G = Modulus geser (Mpa)

τ = Tegangan geser (Mpa)

σ = Tegangan normal (Mpa)

= Angka Poisson

u = komponen perpindahan elemen dalam arah x (m)

v = komponen perpindahan elemen dalam arah y (m)

x, y = Sumbu koordinat utama (m)

DL = Beban mati (KN/m2)

LL = Beban hidup (KN/m2)

Wu = Beban Ultimate (KN/m2)

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Penyusunan tugas akhir ini, merupakan pencarian nilai momen daripada plat
dengan metode Yield Line, dimana dalam hal ini teori Yield Line merupakan metode
yang menggunakanan analisis secara pendekatan untuk menentukan kapasitas beban
ultimate ataupun untuk mengetahui besarnya momen pada plat.

Alasan memilih Yield Line sebagai pembahasan dalam tugas akhir ini adalah
karena Yield Line merupakan metode yang dapat memperhitungkan suatu plat yang
kompleks dalam hal ini plat yang memiliki batas – batas yang berbeda dan berbagai
jenis pembebanan menjadi lebih sederhana untuk dapat diperhitungkan.

Metode ini memberikan cara yang lebih mudah dan lebih cepat dalam
mendesain, merancang suatu plat, lebih simpel dan ekonomis, serta merupakan
rancangan yang kuat dan telah terrbukti secara teknis.

Kata Kunci: Plat, Yield Line plastis, FEM elemen segiempat, SAP 2000

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

I.1. UMUM

Analisis stuktur biasanya dilakukan dengan asumsi bahwa tegangan yang

terjadi pada suatu struktur masih terletak dalam batas elastis, dan defleksinya kecil.

Dengan analisis ini, sebagian besar dari struktur tersebut akan bertegangan rendah,

mengakibatkan pemborosan. Untuk mengatasi hal ini, dikembangkan konsep teori

plastis pada tahun 1930. Karena relatif lebih sederhana, konsep ini banyak digunakan.

Beban kerja dihitung dan dikalikan dengan faktor keamanan tertentu dan elemen

struktur direncanakn berdasarkan kekuatan runtuh, nama lain dari metode ini adalah

perencanaan batas ( limit design ) dan perencanaan runtuh ( collapse design ).

Metode plastisitas dapat dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu Teori

Plastisitas dan Desain Plastisitas. Teori Plastisitas sering disebut dengan Analisis

Plastisitas. Dalam Teori Plastisitas, yang ditentukan adalah beban ultimate ( beban

plastis ) untuk struktur tertentu dimana momen plastis penampangnya telah diketahui

atau sebaliknya. Sedangkan dalam Desain Plastisitas, beban – beban yang bekerja telah

diketahui dan yang akan ditentukan adalah ukuran elemen – elemen struktur agar

mempunyai kekuatan elemen yang cukup.

Dalam metode plastisitas, suatu struktur dianalisis hingga mencapai batas

keruntuhan, jika kondisi keruntuhan telah dicapai akan dipenuhilah tiga keadaan

berikut:

Universitas Sumatera Utara


a. Kondisi leleh (yield condition), merupakan pernyataan dari sifat

deformasi plastis, dimana pada saat runtuh, momen dalam dari suatu

struktur tidak ada yang melampaui momen plastisnya.

b. Kondisi keseimbangan (equilibrium condition) menghendaki momen

lentur dalam harus seimbang dengan momen luar yang bekerja.

c. Kondisi mekanisme (mechanism condition) akan terjadi bila jumlah

sendi plastis dalam struktur telah cukup untuk mengubah sebagian atau

seluruh struktur tersebut ke dalam kondisi mekanisme keruntuhannya.

Dalam Tugas Akhir ini, akan membahas perhitungan suatu plat dengan

metode Yield Line Plastis. Metode Yield line ini merupakan metode yang

menggunakan analisis secara pendekatan untuk menentukan kapasitas beban ultimate

suatu plat, Metode ini juga memperhitungkan suatu plat yang kompleks dalam hal ini

plat yang memiliki kondisi batas yang berbeda dan juga berbagai jenis pembebanan

yang diberikan menjadi lebih sederhana dan lebih mudah dan juga metode ini erat

kaitannya dengan keruntuhan plastis.

Metode ini memberikan cara yang lebih mudah dan lebih cepat dalam

mendesain, ,merangcang suatu plat, lebih simpel dan ekonomis, hal ini dikarenakan

metode ini memperhitungkan beban ultimate. Perencanaan plat dengan metode Yield

line ini merupakan rancangan yang kuat dan telah terbukti secara teknis.

Universitas Sumatera Utara


I.2. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan dari Tugas Akhir ini adalah untuk

1. Mengitung beban ultimate yang dapat dipikul oleh plat dengan metode

yield line plastis dan finite element method

2. Membandingkan hasil perhitungan plat dengan metode yield line plastis

dan metode finite element method

3. Menghasilkan kesimpulan yang dapat menuntun pembaca dalam memilih

metode yang lebih efisien dan ekonomis dalam melakukan perhitungan di

masa yang akan datang.

I.3. PEMBATASAN MASALAH

Yang menjadi batasan masalah adalah:

1. Plat yang akan dibahas adalah plat beton

2. Gaya yang diperhitungkan adalah gaya – gaya vertikal yang bekerja pada

plat

3. Dalam melakukan analisa beton dianggap isotropis

4. Dalam melakukan analisa yang dibahas hanyalah perhitungan momen

maksimum dari tiap plat

5. Dalam melakukan analisis plastis digunakan cara pembuktian teoritis

6. Dalam melakukan analisis secara FEM elemen segiempat tidak akan

menggunakan perhitungan secara manual melainkan menggunakan bantuan

program SAP 200

Universitas Sumatera Utara


I.4. METODOLOGI PEMBAHASAN

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah studi literatur

yaitu dengan mengumpulkan data-data dan keterangan dari buku-buku yang

berhubungan dengan pembahasan pada tugas akhir ini serta masukan-masukan dari

dosen pembimbing.

I.5. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika Pembahasan ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara

garis besar isi setiap bab yang dibahas pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan penulisan, pembatasan masalah,

sistematika pembahasan dari tugas akhir ini.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang teori Yield Line, FEM, dan SAP 2000 dalam

perhitungan pada plat

BAB III. APLIKASI

Bab ini berisi jenis – jenis plat yang akan ditinjau, dan perhitungannya dengan

metode plastis secara manual dan dengan FEM dalam hal ini dibantu dengan

menggunakan program SAP 2000

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh pengerjaan

tugas akhir ini dengan menitikberatkan pada perhitungan plat jika dihitung dengan

metode yield line plastis dibangdingkan dengan finite element metho

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

II.1 PENDAHULUAN

Yield line adalah suatu pemecahan yang dapat digunakan dalam plat beton

dimana terjadinya tegangan leleh dan rotasi secara plastis muncul. Teori ini dapat

digunakan dalam berbagai jenis pola tergantung dari kondisi pembebanan, kondisi

perletakan dan dimensinya. Teori Yield line ini dapat menganalisa mekanisme

keruntuhan di batas ultimatenya. Teori ini berprinsipkan pada:

Kerja akibat rotasi Yield Line = Kerja akibat pemberian beban

Metode Yield Line telah lama digunakan dalam menganalisa plat. Hal ini telah

menjadi perhatian umum sejak tahun 1990 oleh beberapa peneliti seperti Graf dan

Bachi. Di awal tahun 1922, Ingerslev seorang peneliti berkebangsaan Rusia

mempesentasikam sebuah makalah di Institution of Structural Engineers di London

dengan judul collapse mode of rectangular slabs. Beberapa pengarang seperti R H

Wood, L Jones , A Sawczuk dan T Jaeger, R Park, K O Kemp, C T Morley, M

Kwiecinski dan masih banyak lagi, menggabungkan dan mengembangkan konsep asli

dari Johansen sehingga membuat teori Yield Line ini menjadi sebuah teori yang sangat

bermanfaat sebagai alat untuk mendesain dengan taraf Internasional.

Seperti yang diketahui teori Yield Line dirintis pada tahun 1940an oleh seorang

insinyur dan peneliti berkebangsaan Denmark yang bernama K W Johansen. Pada

tahun 1960 sampai 1980 dilaporkan bahwa secara teoritis aplikasi dari teori Yield Line

ini telah mempermudah dalam perhitungan struktur plat dan plat – beam. Untuk

menunjang hasil perkejaan ini, pengetesan secara intesif dilakukan untuk membuktikan

Universitas Sumatera Utara


kebenaran dari teori ini,dan hasilnya sangat bagus dimana hanya ada sedikit perbedaan

yang dibandingkan antara teoritis dan percobaan. Di dalam percobaanya dimana sendi

disimulasikan menjadi suatu konstruksi yang menerus, dan hasilnya beban ultimate

yang didapatkan lebih bagus daripada yang diprediksikan secara teoritis.

II.2 TEORI YIELD LINE

Teori Yield Line merupakan analisis beban secara ultimate. Teori ini

menetapkan bahwa momen yang ditimbulkan seperti pembebanan pada plat dimana

diletakkan pada satu titik dimana akan terjadinya keruntuhan.

Teori ini dapat membuat suatu desain konstruksi menjadi lebih sederhana dan

lebih ekonomis, salah satu contohnya adalah pembangunan European Concrete

Building Project di Cardington.

Teori ini dapat dengan mudah diterapkan di dalam berbagai jenis plat, baik

dengan ataupun tanpa beam. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1 yang

merupakan plat dengan pembebanan sampai terjadinya keruntuhan. Pada awal

pembebanan reaksi yang terjadi pada plat adalah elastic dengan tegangan maksimum

dan defleksi yang terjadi di titik pusat plat. Pada saat ini memungkinkan terjadinya

retak seperti rambut yang akan muncul dimana kekuatan lentur dari beton telah

terlampaui yang terletak di tengah bentang.

Bertambahnya nilai pembebanan mempercepat terjadinya retakan ini,dan

selanjutnya retakannya akan semakin besar dari titik defleksi maksimumnya, dan

penambahan terus dilakukan maka keretakan akan berpindah ke bagian yang bebas dari

plat dimana pada waktu yang sama semua tegangan lenturnya akan melalui garis leleh

dari Yield line ini.

Universitas Sumatera Utara


Perletakan sederhana

Retakan halus

Retakan besar yang berasal dari

titik defleksi maksimum

Gambar 2.1 Keretakan yang terjadi pada plat

Pada keadaan ultimate seperti ini, plat akan mengalami keruntuhan. Seperti

yang digambarkan pada gambar 2.2 plat dibagi menjadi daerah A, B , C, dan D. Daerah

– daerah ini juga berputar pada sumbu rotasinya yang biasanya sepanjang batas plat

tersebut, yang akan berdampak pada pada pergeseran beban yang diberikan. Di titik

inilah beban yang diberikan akan di salurkan pada garis sumbu rotasi di garis lelehnya

yang disamakan dengan beban bergerak yang diberikan pada daerahnya. Inilah yang

disebut dengan Teori Yield Line.

Universitas Sumatera Utara


Sumbu dimana terjadi rotasi
di daerah A,B,C dan D di
sepanjang batas plat

Pola dari Yield Line

Gambar 2.2 Mekanisme pembentukan pola dari Yield Line

II.3 POLA YIELD LINE

Ketika suatu plat dibebani sampai terjadinya keruntuhan, garis leleh yang terjadi

akan membentuk suatu daerah dimana terjadi tekanan maksimum dan selanjutya akan

menjadi sendi plastis. Seperti yang telah dijelaskan di atas, sendi plastis ini akan

berkembang menjadi suatu mekanisme yang membentuk pola dari garis leleh (Yield

Line). Teori ini akan membagi plat menjadi daerah tersendiri, dimana sesuai dengan

arah rotasinya.

Untuk dapat mengidentifikasi dari pola yang sah dan solusi dari teori Yield line

ini maka ada beberapa hal yang dapat diperhatikan, yakni:

• Sumbu rotasi biasanya sepanjang batas plat dan sepanjang kolom,

• Garis dari Yield Line merupakan sebuah garis lurus,

Universitas Sumatera Utara


• Garis Yield Line yang berada diantara daerah – daerah yang berbatasan haruslah

melalui titik persimpangan dari sumbu rotasi dari tiap daerahnya,

• Garis dari Yield Line harus berakhir di batas plat tersebut,

• Pada perletakan menerus akan bernilai negatif dan untuk perletakan simpel

bernilai positif.

Setelah pola dari Yield Line telah ditentukan maka sekarang hal yang perlu

dilakukan adalah menentukan penurunan di satu titik ( biasanya di titik penurunan

maksimumnya) dimana semua rotasi yang terjadi dapat ditentukan, hal ini dapat

digambarkan di dalam gambar 2.3.

Sumbu rotasi untuk


daerah B

Sumbu rotasi Pola – pola yield line


untuk daerah A yang memungkinkan

Gambar 2.3 Pola Yield Line yang memungkinkan untuk plat sederhana

Universitas Sumatera Utara


Di dalam Teori Yield Line ada kemungkinan munculnya beberapa pola yang

sah dalam perhitungannya. Tetapi sebagai seorang perencana haruslah dapat

menentukan salah satu pola yang dapat menghasilkan momen maksimum atau sekurang

– kurangnya sampai terjadi keruntuhan pada plat akibat beban yang diberikan. Ada

beberapa cara bagi seorang perencana dalam menentukan pola yang paling kritis atau

yang paling mendekati dalam perencanaanya:

• Dengan menggunakan prinsip yang pertama yaitu dengan work method

• Menggunakan rumus untuk situasi yang standar

Bisa dilihat bahwa pola dari Yield Line memberikan hasil, baik itu benar

ataupun secara teoritis tidaklah aman. Tapi seperti yang telah dibahas sebelumnya,

secara teoritis hal ini dapat mudah diatasi dengan mencoba pola – pola berbeda yang

memungkinkan yang disertai dengan nilai toleransi, yang akan dijelaskan nantinya.

Pola dari Yield Line adalah terutama berasal dari sumbu rotasinya dan juga

harus dipastikan bahwa garis yang dihasilkan merupakan suatu garis lurus, melalui

titilk persimpangan dari daerahnya masing – masing dan berakhir pada batas plat

tersebut. Beberapa contoh dari pola plat yang simpel akan diperlihatkan pada gambar

2.4. Mengingat bahwa plat seperti sebuah kue mungkin dapat membuat para perencana

dapat lebih mudah untuk menvisualisasikan pola dari Yield Line yang sesuai atau yang

paking cocok.

Tujuan dari menginvestigasi dari pola Yield Line ini adalah untuk dapat

menentukan pola yang dapat memberikan nilai momen yang paling kritis ( nilai momen

yang palig maksimum ). Namun analisa yang secara menyeluruh jarang diperlukan dan

memilih beberapa pola yang lebih simpel dan efisien umumnya dapat dijadikan solusi

dimana tingkat kesalahannya sangatlah minim.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.4 Pola Yield Line yang simpel

II.4 PENGGAMBARAN NOTASI

Dibawah ini akan menunjukkan notasi yang sering digunakan dalam skripsi ini

adalah :

Universitas Sumatera Utara


II.5 CORNERS LEVERS

Corners Levers menjelaskan hal – hal yang terjadi pada plat dua arah dimana

garis Yield Line mengalami pemisahan pada di bagian sudut dalamnya. Pemisahan ini

terkait dengan pembentukan garis Yield Line yang bernilai negative yang melewati

nagian sudut dari plat yang digambarkan pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Akibat dari Corner Levers pada plat dengan perletakan sederhana
dimana di bagian sudutnya ditekan dan dicegah terjadinya lifting

Di dalam analisa, pola dari Yield Line biasanya diasumsikan bahwa garis yang

melewati di bagian sudut tidak ada terjadi pemisahan, dimana dalam hal ini corner

levers di abaikan sehingga membuat perhitungan menjadi lebih simpel. Hal ini dibuat

dengan adanya beberapa alasan, yakni :

• Biasanya di dalam perhitungan dampak dari adanya corner levers tidaklah

memiliki pengaruh yang besar,

Universitas Sumatera Utara


• Suatu analisa yang meengikutsertakan hal ini akan menjadi terlalu rumit untuk

diselesaikan.

Di dalam skripsi hanyalah membahas pola garis Yield Line pada bagian sudut

merupakan suatu garis lurus yang tidak dipisah. Nilai momen yang didapatkan dari cara

ini hanya dapat digunakan jika penguatan yang diberikan pada sudut plat memiliki nilai

yang sama dengan rangka bajanya. Corner Lever dapat digunakan untuk plat sederhana

diman dampak yang dihasilkan tidak lebih dari batas toleransi aturan 10%.

II.6 ATURAN 10%

Pemakaian aturan 10% di dalam mendesain momen yang ditimbulkan pada plat

sederhana dapat memberikan suatu kemudahan dimana adanya kesalahan dalam analisa

Yield Line dan memberikan suatu jaminan terhadap diabaikannya corner levers. Pada

plat yang mengalami tekanan yang relatif rendah, pemakaian aturan ini dapat

meningkatkan nilai momen sebesar 10%, hal ini sama dengan peningkatan 10%

penguatan di dalam desain plat.

Seorang perencana mungkin saja mencari solusi secara teliti, tetapi dengan

diterapkan aturan 10% ini,maka dalam hal analisa dapat menjadi lebih simpel dan

dalam desain mereka dapat berada dalam sisi yang aman tanpa terlalu konservatif

ataupun tidaklah ekonomis. Satu – satunya situasi dimana diperbolehkan menggunakan

aturan 10% ini adalah pada kasus dimana suatu plat yang memiliki sudut yang sangat

rumit dan konfigurasi tertentu dari plat dengan beban terpusat ataupun beban merata

yang nilainya sangat besar. Aturan ini sangatlah penting di dalam penggunaanya di

dalam lapangan tetapi tidak sebagai referensi di dalam penggunaan secara akademis.

Universitas Sumatera Utara


II.7 PLAT ISOTROPIS

Dalam kasus yang paling umun yakni dalam susunan tulangan pada plat,

tulangan ini terdiri dari dua bagian yakni tulangan atas dan tulangan bawah yang

menyebabkan terjadinya garis leleh. Hal ini dapat memungkinkan bagi seorang

perancang untuk dapat menyelidiki berbagai jenis kemungkinan dan perletakan dari

tiap plat terutama plat dengan bentuk yang tidak beraturan dan memiliki sudut.

Namun di dalam pembuatan skripsi ini, hanya akan membahas dimana dimana

tulangannya:

• Merupakan nilai maksimum dari kedua tulangan

• Bahan yang digunakan adalah dari baja

Dalam hal ini plat dapat dikatakan sebagai isotropis. Dengan demikian, momen

yang dihasilkan oleh hal ini akan ditunjukkan dalam bentuk huruf, yakni m untuk

tulangan bagian bawah dan m’ untuk tulangan bagian atas, yang dapat ditunjukkan

dalam gambar 2.6

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.6 Plat Isotropis

II.8 PLAT ORTHOTROPIS

Di dalam Plat Orthotropis mempunyai nilai yang berbeda dalam hal

pemnguatannya dalam dua arah. Biasanya tidak diperlukannya penguatan di dalam two

way slab haruslah sama dengan plat dua arah. Plat ini cenderung dalam jarak yang lebih

pendek dan arah ini dapat memberikan penguatan yang sangatlah besar, hal ini dapat

diilustrasikan dalam gambar 2.7, namun di dalam pembuatan skripsi ini hanya akan

membahas plat isotropis dan tidak membahas plat orthotropis.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.7 Plat Orthotropis

II.9 KONSEP YIELD LINE

Di dalam Teori Yield Line biasanya diasumsikan bahwa penurunan maksimum

yang terjadi (δmax) di dalam kondisi kesatuan yang terjadi pada setiap daerah di plat.

Ketika menghitung energi eksternal yang terjadi (W) penurunan yang terjadi

merupakan akibat adanya diberikan pembebanan pada daerah masing – masing plat

yang dapat ditunjukkan sebagai faktor L1/L2, dimana L1 merupakan jarak yang tegak

lurus terhadap arah sumbu rotasinya dan L2 merupakan jarak yang tegak lurus dengan

Universitas Sumatera Utara


lokasi dimana terjadinya δmax dari arah sumbu rotasi masing – masing daerah pada

plat.

Gambar 2.8 Panjang L1 dan L2

Arah Sumbu Rotasi dari setiap daerah biasanya bertepatan dengan batas plat

tersebut. Dimana L2 merupakan nilai konstan untuk semua beban pada semua daerah,

dan jarak L1 sangat tergantung pada lokasi pusat massa beban yang ada pada daerah

tersebut. Untuk mempermudah dalam mengetahui nilai dari L1 / L2 ketika diberikan

beban yang merata seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.8 maka dapat digunakan

ketentuan:

• 1/2 untuk semua daerah berbentuk persegi panjang

• 1/3 untuk semua daerah berbentuk segitiga dimana puncak dari segitiga berada

pada titik penurunan maksimum

Universitas Sumatera Utara


• 2/3 untuk semua daerah berbentuk segitiga dimana puncak dari segitiga berada

pada sumbu rotasinya.

Konsep dari Yield Line adalah menyamakan kerja yang disebabkan oleh

pembebanan pada plat dengan kerja yang disebabkan oleh gaya – gaya dalam yang

menghasilkan rotasi pada plat, dapat dirumuskan:

Kerja eksternal = Kerja Internal

E = I

Dimana :

A = Luas daerah

W = Beban yang diberikan

n = Jarak titik berat tiap daerah

M = momen

l = panjang

θ = rotasi

Universitas Sumatera Utara


II.10 FEM

Dalam pembuatan Skripsi ini akan menggunakan metode elemen hingga sebagai

elemen segitiga dan segiempat sebagai perbangdingan dari perhitungan yang telah

dicari dengan menggunakan metode yield line dan dalam hal ini dibantu dengan

menggunakan program SAP 2000. Di dalam metode elemen hingga bila suatu

kontinum dibagi bagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, maka elemen kecil ini

disebut elemen hingga. Proses pembagian kontinum menjadi elemen-elemen hingga

disebut proses “diskretisasi” (pembagian). Dinamakan elemen-elemen hingga karena

bentuk geometri yang lebih sederhana dibanding dengan kontinumnya. Dengan metode

elemen hingga kita dapat mengubah suatu masalah dengan jumlah derajat kebebasan

tertentu sehingga proses pemecahannya akan lebih sederhana.

Misalnya suatu batang yang panjang, bentuk fisiknya tidak lurus dipotong-

potong sependek mungkin sehingga terbentuk batang-batang pendek yang relatif lurus.

Maka pada bentang yang panjang tadi disebut kontinum dan batang yang pendek

disebut elemen hingga. Suatu bidang yang luas dengan dimensi yang tidak teratur,

dipotong-potong berbentuk segi tiga atau bentuk segi empat yang beraturan. Bidang

yang dengan dimensi tidak beraturan tadi disebut kontinum, bidang segitiga atau segi

empat beraturan disebut elemen hingga. Dan banyak lagi persoalan yang identik dengan

hal diatas. Maka dari sini dapat dikatakan bahwa elemen hingga pasti mempunyai lebih

kecil dari kontinumnya.

Sebaiknya pendekatan dengan metode elemen hingga merupakan suatu analisis

pendekatan yang berdasarkan asumsi peralihan atau asumsi tegangan, bahkan dapat

juga berdasarkan kombinasi kedua asumsi tadi dalam setiap elemennya.

Universitas Sumatera Utara


Tujuan utama analisis dengan metode elemen hingga adalah untuk memperoleh

nilai pendekatan ( bukan eksak ) tegangan dan peralihan yang terjadi pada suatu

struktur. Karena pendekatan berdasarkan fungsi peralihan merupakan teknik yang

sering sekali dipakai, maka langkah-langkah berikut ini dapat digunakan sebagai

pedoman bila menggunakan pendekatan berdasarkan asumsi tersebut :

1. Bagilah kontinum menjadi sejumlah elemen (Sub-region) yang berhingga

dengan geometri yang sederhana (segitiga, segiempat dan lain sebagainya).

2. Pada titik-titk pada elemen yang diperlakukan sebagai titik nodal, dimana syarat

keseimbangan dan kompatibilitas dipenuhi.

3. Asumsikan fungsi peralihan pada setiap elemen sedemikian rupa sehingga

peralihan pada setiap titik sembarangan dipengaruhi oleh nilai-nilai titik

nodalnya.

4. Pada setiap elemen khusus yang dipilih tadi harus dipenuhi persyaratan

hubungan regangan peralihan dan hubungan rengangan-tegangannya.

5. Tentukan kekakuan dan beban titik nodal ekivalen untuk setiap elemen dengan

menggunakan prinsip usaha atau energi.

6. Turunkan persamaan keseimbangan ini untuk mencari peralihan titik nodal.

7. Selesaikan persamaan keseimbangan ini untuk mencari peralihan titik nodal.

8. Hitung tegangan pada titik tertentu pada elemen tadi.

9. Tentukan reaksi perletakan pada titik nodal yang tertahan bila diperlukan.

Universitas Sumatera Utara


II.11 Constant Strain Triangle Element (CST Element) dan Element

Segi Empat

CST-element adalah elemen yang paling sederhana, dimana matriks material

adalah sbb:

1 0
1 0
1 1 2
0 0
2

Matriks ini diperoleh dari hubungan tegangan dan regangan dari Hukum Hooke dua

dimensional. Sedangkan displacement adalah sbb:

&'
%& .
# #
, 1 0 0 0 &(
! & / , &
, 0 0 0 1 $ )-
#&* #
"&+ ,

Gambar 2.9 CST Elemen dengan 6 DOF

Pada elemen CST derajat kebebasan atau DOF untuk satu elemen adalah 6 dapat dilihat

pada gambar diatas, sedangkan jumlah simpul adalah tiga dengan penomoran

berlawanan arah jarum jam. Pada persamaan displacement dapat dilihat bahwa hal itu

adalah modifikasi dari metode Ritz.

Universitas Sumatera Utara


1 0 0 0 &'
40 7 %& .
' ' '
% . 0 0 1
#
'
# 3 ' '
6# #
31 0 0 0 6 &(
01 &
$ - 30 0 0 1 6 $ &) -
# (# 31 ( ( 0 0 0 6 # &* #
" (, 20 0 0 1 ( (5
" &+ ,

& 8'
01

0 0 0
4 7
( ( ( ' ' ( ' '
0 0 0
1 3 6
( (' '
8' 3 ( 0 '( 0 ' 0 6
2 3 0 ( ( 0 ( ' ' ( ' '6
3 0 ( 0 (' 0 ' 6
2 0 ( 0 '( 0 ' 5

x ij = x i – x j

y ij = y i –y j

2A = (x2 - x1)(y3 – y1)-(x3 – x1)(y2 – y1)

/ 8'
09 : 01

Dimana, [G]=[N][A]-1

1 ; 1< ; / & 1<

0 1 0 0 0 0
=0 0 0 0 0 1> & 1<
0 0 1 0 1 0

1 ; / 8'
01 1< ;? 01 1<

Dengan demikian

1 ( 0 (' 0 ' 0
;? = 0 0 0 '>
2 ( '(
( ( '( (' ' '

Maka : @ AC ;? B
;? D. 0

F ;? 09 1<

Universitas Sumatera Utara


1
. . . % .
HI ( ( (' '( ' '
# 1#
. . .
G HJ L 2
( ( (' '( ' '
2 1 1 1 1 1 1 1 $ 2-
KIJ
2 (
2 (
2 '(
2 ('
2 '
2 '
# 3#
" 3,

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1 Matriks Kekakuan CST

Column index row index

j 1 2 3 4 5 6 i

1 1Q 1Q 1 1 1
Q Q Q Q Q 1
P
( 2 (
2 ( ( (' (
2 '( ( '( (
2 ( (' ' (
2 ' ( ' (
2 ( '
T
O S
O 1Q 1 1 1 1 1 S
Q Q Q Q Q 2
O 2 ( ( (
2 ( ( ('
2 '( ( '( (
2 ( (' ( '
2 ' ( ' (
2 ' (
S
O S
O 1Q 1 1 1Q 1 1 S
O Q Q Q Q Q S 3
(' (
2 '( ( ( ('
2 '( ( (' 2 '( (
2 '( (' ' ('
2 '( ' ' ('
2 '( '
O S
O 1 1 1Q 1 1 1 S
O Q Q Q Q Q S 4
O
'( (
2 ( (' '( (
2 ( ('
2 '( (' '(
2 (' '( '
2 ' (' '( '
2 ' ('
S
O S
O 1 1 1 1 1 1Q S
Q Q Q Q Q 5
O
' (
2 ' ( ( '
2 ' ( ' ('
2 '( ' '( '
2 ' (' ' 2 '
2 ' '
S
O S
1 1 1 1 1Q 1
Q Q Q Q Q 6
N ' (
2 ( ' ' (
2 ' ( ' ('
2 '( ' '( '
2 ' ('
2 ' ' '
2 ' R

X ,
YZ
)[ '8\ ]
x ij = x i – x j , y ij = y i –y j

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.2 Matriks Kekakuan Segi Empat
Column index row index

2 1 3 1 3 1 3 2 1 3
j 1 2 3 4 5 6 7 8 i

4^ Q 1Q 4^ Q 1 3 2^ 1Q 2^ 1 3 1
P ^ 2 2^ 2 2^ 2 ^ 2 T
O S
O 3 4 3 2 3 2 3 4
1Q Q2 1 ^ 1 3 2 1 ^ 1Q 1 ^ 1 3 Q 1 ^ S 2
O 2 ^ 2 ^ 2 ^ 2 ^ S
O S
O 4^ Q 1 3
1 3 4^ Q
2 1 3
1Q 2^
2 1 3
1 3 2^
1 3
1Q S
3
O ^ 2 ^ 2 ^ 2 ^ 2 S
O S
O 3 2 3 4 3 4 3 2 S
O 1 3 2 1 ^ 1Q Q2 1 ^ 1 3 Q 1 ^ 1Q 1 ^ S 4
2 ^ 2 ^ 2 ^ 2 ^
O S
O 1 3 2 1 3 2 1 3 1 3 S
O 2^ ^ 2
1Q 2^
^ 2
1 3 4^ Q
^ 2
1Q 4^ Q
^ 2
1 3 S 5
O S
O 3 2 3 4 3 4 3 2 S
O 1Q 1 ^ 1 3 Q 1 ^ 1Q Q2 1 ^ 1 3 2 1 ^ S 6
O 2 ^ 2 ^ 2 ^ 2 ^ S
O S
2 1 3 1 3 1 3 2 1 3
O 2^ 1 3 2^ 1Q 4^ Q 1 3 4^ Q 1Q S 7
O ^ 2 ^ 2 ^ 2 ^ 2 S
O S
3 4 3 2 3 2 3 4
1 3 Q 1 ^ 1Q 1 ^ 1 3 2 1 ^ 1Q Q2 1 8
N 2 ^ 2 ^ 2 ^ 2 ^ R

b
X , ^
a
4 1 &

Universitas Sumatera Utara


II.12 Elemen Quadrilatearal Empat Node Isoparametrik

a. Koordinat Natural Dari Elemen

Elemen quadrilateral dengan empat buah node dilukiskan dalam gambar

berikut ini.

Gambar 2.10 Elemen Quadrilateral

Penomoran node ditentukan dalam arah lawan perputaran jarum jam (CCW).

Dua sumbu Koordinat Natural s dan t berpotongan tidak harus tegak lurus.

Dalam gambar diatas, akan ditentukan Koordinat Natural dari keempat node

dari elemen tersebut. Untuk itu diperhatikan Gambar 2.11 berikut ini.

Gambar 2.11 Koordinat Natural Untuk Elemen Quadrilateral

Universitas Sumatera Utara


Dalam sistem koordinat natural, keempat node dari elemen dinyatakan dalam

(s,t) seperti Nampak pada gambar 3.12 diingatkan kembali bahwa kedua

sumbu koordinat ini tidak harus tegak lurus.

Fungsi interpolasi atau fungsi displacement dalam arah x dan y adalah

u(s,t) = N1 u1 + N2 u2 + N3 u3 + N4 u4

v(s,t) = N1 v1 + N2 v2 + N3 v3 + N4 v4……………….(2.1)

Untuk Koordinat Global :

x(s,t) = N1 x1 + N2 x2 + N3 x3 + N4 x4

y(s,t) = N1 y1 + N2 y2 + N3 y3 + N4 y4……………….(2.2)

Besarnya Shape Function untuk setiap node (diperoleh dari interpolasi

Lagrange ) adalah

1 c . 1 D 1 c . 1 D
/' /
4 4

1 c . 1 D 1 c . 1 D
/( /) … … 2.3
4 4

Catatan: N1 + N 2 +N3 + N4 = 1

Jumlah Shape Function dari suatu titik = 1

b. Strain Elemen – Matriks Displacement

Gunakan kembali persamaan (2.1) dan (2.2) untuk menghitung Strain dari

Elemen Quadrilateral

e e e e e
Q
ec e ec e ec

e e e e e
Q … … … … … … … … … … … 2.4
eD e eD e eD

Universitas Sumatera Utara


Kedua persamaan yang terdapat pda persamaan (2.4) dalam bentuk matriks

dapat ditulis

e e e e
% .
f ec g ec ec e … … … … … … … … … … … … . 2.4&
e e e $e -
ec eD eD "e ,

Maka :

e e e e
% . 1
e eD ec f ec g … … … … … … … … . . 2.4b
e
$ - |i| e e e
"e , eD ec eD

Dimana : | J | = Determinan Jacobian

e e e e
j kj k j kj k
ec eD eD ec

Diferensialkan persamaan (2.2) terhadap s:

e e/' e/ e/( e/)


Q Q Q
ec ec '
ec ec (
ec )

)
e e/l
… … … … … … … … … … … 2.5
ec ec l
lm'

e e e
;1nopo& q & D p , , 0&
ec eD eD
)
e e/l
… … … … … … … … … … … 2.5&
ec ec l
lm'

)
e e/l
… … … … … … … … … … … 2.5b
eD ec l
lm'

)
e e/l
… … … … … … … … … … … 2.5r
eD ec l
lm'

Turunan dari masing – masing Shap Function terhadap s dan t menghasilkan

persamaan – persamaan berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


e/' 1 e/' 1
1 D , 1 c
ec 4 ec 4

e/ 1 e/ 1
1 D , 1 c
ec 4 ec 4

e/( 1 e/( 1
1 D , 1 c
ec 4 ec 4

e/) 1 e/) 1
1 D , 1 c … … … … … … … … 2.6
ec 4 ec 4

Determinan Jacobian | J | dihitung sebagai berikut:

e e e e
|i| j kj k j kj k
ec eD eD ec
) ) ) )
e/l e/l e/l e/l
ec l
e l
eD l
ec l
lm' lm' lm' lm'

) )
e/l e/l e/l e/l
j k … … … … … … . . . . 2.7
l
eD ec ec eD s
l s

Dalam Bentuk matriks, persamaan (2.7) ditulis sebagai

'

|i| ' ( ) & f g … … … … … … … … … … 2.7&


(
)

Dimana [a] adalah matriks yang elemen – elemennya memenuhi persamaan

e/l e/s e/l e/s


&ls j kt u j kt u … … … … … … … … … … 2.7b
eD ec ec eD

Dalam bentuk yang lebih terperinci, elemen matriks [a] masing – masing

adalah

e/' e/' e/' e/'


&'' j kj k j kj k 0
eD ec ec eD

e/' e/ e/' e/
&' j kj k j kj k
eD ec ec eD

Universitas Sumatera Utara


1 1 1 1
1 c 1 D 1 D 1Qc
4 4 4 4

1
1 D
8

e/' e/( e/' e/( 1


&'( j kj k j kj k D c
eD ec ec eD 8

e/' e/) e/' e/) 1


&') j kj k j kj k c 1
eD ec ec eD 8

Dengan seterusnya untuk semua elemen matriks [a] disimpulkan matriks [a]

adalah

0 1 D D c c 1
1 D 1 0 cQ1 DQc
& … … … … … 2.8
8 c D cQ1 0 DQ1
1 c cQD DQ1 0

Lihat kembali persamaan (2.4b) dari persamaan tersebut ditinjau pada bagian:

e 1 e e e e
! … … … … … … … … … … … … … … … … 2.9
e | i | eD ec ec eD

Dari persamaan (2.1) dapat ditentukan


) )
e e/l e e/l e e
, , c10& wp& 0& 0oq1xy 1z
ec ec l
eD eD l
eD ec
lm' lm'

0&xo q1xc&n&& 2.5& 0& q1xc&n&& 2.5r)

e e e e
F bDoD cop& : , , , p1 q1x&n&& 2.9 0oq1xy 1z:
ec eD eD ec
) )
e 1 e/l e/l e/l e/l
j k
e |i| l
eD ec ec eD s
lm' lm'

Dalam bentuk matriks dapat ditulis:

'
e 1
& f g |I … … … … … … … … . 2.10
e |i|
' ( )
(
)

Universitas Sumatera Utara


Bagian kedua dari persamaan (5.4b) adalah

e 1 e e e e
!
e | i | eD ec ec eD

e/l e/s e/l e/s


) )
e 1
t u
e |i| l
eD ec ec eD s
lm' sm'

Dalam Bentuk Matriks, persamaan terkahir ini ditulis sebagai

'
e 1
& f g |I … … … … … … … … . 2.11
e |i|
' ( )
(
)

Untuk displacement kearah vertikal (=v), persamaan (2.4b) diubah menjadi

(Ganti semua u dengan v)

e e e e
% . 1
e eD ec f ec g … … … … … … … … … … … … … … . . 2.12
$e - |i| e e e
"e , eD ec eD

Dari persamaan tersebut dapat ditulis:

e 1 e e e e
!
e | i | eD ec ec eD

'
e 1
& f g |I … … … … … … … … … 2.13
e |i|
' ( )
(
)

Dari persamaan (2.4b) juga diperoleh:

e 1 e e e e
!
e | i | eD ec ec eD

'
e 1
& f g |I … … … … … … … … … 2.14
e |i|
' ( )
(
)

Diingatkan kembail tentanf definisi dari Strain |:

Universitas Sumatera Utara


|I
e e
| |
G J L 0on& & }IJ Q
}IJ e e

~• ~\
~J ~I
Ambil dari persamaan (2.11) dan ambil dari persamaan (2.13) kemudian

jumlahkan, maka didapatkan:

e e
}IJ Q
e e

'
1
& f g
|i|
' ( )
(
)

'
1
Q & f g
|i|
' ( )
(
)

'
% '
.
# #
|I # #
F1zo ww&: | G |J L € € • … … … … … … … … … . 2.15
}IJ $…-
#…#
# )#
" (,

Dari persamaan (2.10) berikut ini akan dihitung berapakah harga dari Bij?
)
1 l &ls , ‚ 1,2,3,4 … … … … … … … … … … … … . 5.16&
€', s8'
|i|
lm'

€',,s 0 D p ‚ 2,4,6,8 … … … … … … … … … … … . . . 5.16b

;1 w& p&D& &o ; €„,…9†C‡ 0

)
1 l &ls , ‚ 1,2,3,4 … … … … … … … … … … … … . . 5.16r
€ , s
|i|
lm'

€ ,s 0 D p ‚ 1,3,5,7 … … … … … … … … … … … . . . 5.160

;1 w& p&D& &o ; € ,…C†slˆ 0

Universitas Sumatera Utara


Dari Persamaan (2.11) dan (2.13) diperoleh:

B3j = B2j+1 untuk j =1,3,5,7……………………………………..(5.16e)

= B1,j-1 untuk j=2,4,6,8………………………………………(5.16f)

Agar penulisan lebih sederhana,diadakan peringksan sebagai berikut:

xm,n = xm – xn dan

ym,n = ym - yn

maka elemen – elemen matriks [B] dimyatakan senagai berikut:

1
€'' €( c Q D
8|i| ) )( (

1
€'( €() c Q D
8|i| (' () ')

1
€'* €)+ c Q D
8|i| ) ' (

1
€'‰ €(Š c Q D
8|i| '( ' (

1
€ €(' c Q D
8|i| ) () (

1
€ €(( c Q D
)
8|i| '( )( )'

1
€ €(* c Q D
+
8|i| ) ' ')

1
€ €(‰ c Q D … … … 5.16w
Š
8|i| (' ' (

0on& &,

0 1 D D c c 1 '
1 D 1 0 cQ1 DQc
|i| f g
8 c D cQ1 0 DQ1
' ( )
(
1 c cQD DQ1 0 )

Universitas Sumatera Utara


II.13 Program SAP 2000

SAP2000 adalah program computer untuk merancang struktur keluaran CSi

(Computers and Structures Inc.).SAP2000 memungkinkan banyak hal yang

sebelumnya dianggap mustahil menjadi sederhana dan mudah. SAP2000 mampu

menggeser tugas menghitung yang rumit ke konsep perilaku struktur, pembagian

beban dan analisa output sehingga konsep perancangan jauh lebih baik.

SAP2000 benar-benar mampu mengambil tugas analisa struktur karena jika

kita sudah melakukan input data dengan benar, maka proses analisa akan langsung

diambil olah SAP2000 dan prosesnya pun tergolong sangat cepat.

Secara garis besar, perhitungan analisa struktur rangka dengan SAP2000 ini akan

melaui beberapa tahap, yaitu:

1. Menentukan geometri model struktur

2. Mendefinisikan data-data.

a. Jenis dan kekuatan bahan.

b. Dimensi penampang elemen struktur.

c. Macam beban.

3. Menempatkan (assign) data-data yang telah didefinisikan ke model struktur.

a. Data penampang.

b. Data beban.

4. Memeriksa input data.

5. Analisa mekanika teknik (MT).

Universitas Sumatera Utara


Dalam tugas akhir ini SAP2000 digunakan untuk menghitung analisa struktur

dari plat yaitu besarnya momen yang ditimbulkan dengan menggunakan metode

elemen hingga elemen segiempat. Hasil yang dikeluarkan dari SAP2000 akan

dibandingkan dengan hasil perhitungan manual yakni dengan menggunakan teori

Yield Line.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

APLIKASI

3.1 PERHITUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI YIELD

LINE

Jenis plat yang akan di analisis dengan menggunakan teori yield line ini akan

ditunjukkan pada pembahasan di bab ini dengan mengasumsikan bahwa plat bersifat

isotropis ,direncanakan tebal plat 15cm, tebal spesi 2cm dan tebal tegel 2cm,maka:

• Beban Mati (DL)

− Berat sendiri pelat = 0,15 * 24 KN/m3 = 3,6 KN/m2

− Berat spesi = 0,02* 21 KN/m3 = 0,42 KN/m2

− Berat Tegel = 0,02* 24KN/m3 = 0,48 KN/m2

DL = 4,5 KN/m2

• Beban Hidup (LL)

Direncanakan LL= 2.5 KN/m2 (SKBI 1.3.5.3 1987 ) untuk plat lantai

perkamtoran

• Kombinasi (WU)

− COMB1 = 1.4DL = 1,4*4,5 = 6,3 KN/m2

− COMB2= 1.2DL+1.6LL =1,2*4,5+1,6*2,5 = 9,4 KN/m2

• Maka dalam perhitungan manual ini akan mengambil WU terbesar yakni 9,4

KN/m2.

Universitas Sumatera Utara


Penyelesaian:

1.Plat pertama

• 1a

Gambar 3.1 Plat1a

I J 1/2

Kerja Internal ( I )

• ;&1x&z 4Œ Œ 4 Œ 1/2 = 8M

Kerja Eksterrnal ( E )

;&1x&z 4• Œ 4Œ 2 Œ
'
Œ Ž
' 16 •

( 3

Maka,

Kerja eksternal = Kerja Internal

E = I

16 • 8
3 =

2 •
M = 3

dimana nilai W=9,4KN/m2, maka

M = 6,267 KNm

Universitas Sumatera Utara


• 1b

B B

Gambar 3.2 Plat 1b

I 1/& 0& J 1/2

Kerja Internal ( I )

• ;&1x&z 2Œ Œ 8 Œ 1/2 = 8M

• ;&1x&z € 2Œ Œ 4 Œ 1/& = 8M/a

• ∑ p1x‚& o D1x & = 8M (1 + 1/a )

Universitas Sumatera Utara


Kerja Eksterrnal ( E )

;&1x&z • Œ2Œ&Œ Œ ŽŒ4Q • 8 2& Œ 2 Œ Ž Œ 2


' ' '
(

4 &• Q 16 4 &
3

4 &• 12 &• Q 16
3 3

16 8 &•
3

;&1x&z € 2• Œ 4Œ & Œ
'
Œ Ž
' 4 &•

( 3

∑ p1x‚& 1pcD1x & 4 ‘4 &• ’


• 3

Maka,

Kerja eksternal = Kerja Internal

E = I

4 4 &• 8 1 Q 1•&
3 =

4
C
( “
1 Q 1/& = 2M


)8
!
” –
' — '/C
M =

• Ž
” ‘ ' C 8 C] ’
(C — (
M =

Universitas Sumatera Utara


˜™ ˜™
˜I ˜I
M maksimum di dapat dengan , dimana = 0, maka:

• Ž
˜™ ” ' 8 C (C—( 8 ( ‘' C8 C] ’
˜I (C—( ]

0 36& Q 36 6& 6& 36& Q 3&

0 3& 6& Q 36

Untuk mencari a digunakan rumus:

&',
8š › √š] 8)C•
C

8 8+ › ž 8+ ] 8) 8( (+
8(

+ › √(+ —)(
8+

+ › √ )+Š
8+

+ › +√ '(
8+

&' &D& &


+ — +√ '( +8 +√ '(
8+ 8+

&' 4,606 &D& & 2,606

Maka diambil nilai a = 2,606 m

Dan M maksimumnya = 1,131 W , dimana dimisalkan W= 9,4 KN/m2

= 10,6314 KNm

Universitas Sumatera Utara


• 1c

B B

Gambar 3.3 Plat 1c

I 1/& 0& J 1/2

Kerja Internal ( I )

• ;&1x&z 2Œ Œ 12 Œ 1/2 = 12M

• ;&1x&z € 2Œ Œ 4 Œ 1/& = 8M/a

• ∑ p1x‚& o D1x & = 4M (3 + 2/a )

Universitas Sumatera Utara


Kerja Eksterrnal ( E )

;&1x&z • Œ2Œ&Œ Œ Ž Œ 4 Q • 12 2& Œ 2 Œ Ž Œ 2


' ' '
(

4 &• Q 24 4 &
3

4 &• 12 &• Q 16
3 3

24 8 &•
3

;&1x&z € 2• Œ 4Œ & Œ
'
Œ Ž
' 4 &•

( 3

∑ p1x‚& 1pcD1x & 24 8 &• Q 4 &•


• 3 3

24 4 &• 4 ‘6 &• ’
3 3

Maka,

Kerja eksternal = Kerja Internal

E = I

4 6 &• 4 3 Q 2•&
3 =

6
C
( “
3 Q 2/& = M


+8

!
( — /C
M = W

¡ 18& &2 ¢
M = W 9& Q 6
£

Universitas Sumatera Utara


˜™ ˜™
˜I ˜I
M maksimum di dapat dengan , dimana = 0, maka:

• Ž
˜™ ” 'Š8 C ¤C—+ 8 ¤ ‘'ŠC8C] ’
˜I ¤C—+ ]

0 162& Q 108 18& 12& 162& Q 9&

0 9& 12& Q 108

Untuk mencari a digunakan rumus:

&',
8š › √š] 8)C•
C

8 8' › ž 8' ] 8) 8¤ '<Š


' › √')) —(ŠŠŠ


8'Š

' › √ )<(
8'Š

' › )√ ‰
8'Š

&' &D& &


' — )√ ‰ ' 8 )√ ‰
8'Š 8'Š

&' 4,194 &D& & 2,86

Maka diambil nilai a = 2,86 m

Dan M maksimumnya = 1,364 W , dimana dimisalkan W= 9,4KN/m2

= 12,822 KNm

Universitas Sumatera Utara


2.Plat kedua

• 2a

a a

A A

4m B

4m

Gambar 3.4 Plat 2a

I 1/& 0& J 1/4

Kerja Internal ( I )

• ;&1x&z 2Œ Œ 4 Œ 1/& = 8M/a

• ;&1x&z € 2Œ Œ & Œ 1/4 = aM/2

• ∑ p1x‚& o D1x & = M ( 8/a + a/2 )

Kerja Eksterrnal ( E )

;&1x&z 2• Œ 4Œ & Œ
'
Œ Ž
' 4 &•
• ( 3

;&1x&z € • Œ4Œ&Œ Œ ŽŒ2Q • 4 2& Œ 4 Œ Œ Ž


' ' '
(

4 &• Q 8 4 &
3

4 &• 12 &• Q 8
3 3

8 8 &•
3

Universitas Sumatera Utara


∑ p1x‚& 1pcD1x & 8 8 &• Q 4 &•
• 3 3

8 4 &• 4 ‘2 &• ’
3 3

Maka,

Kerja eksternal = Kerja Internal

E = I

4 2 &• 8• Q &•
3 = & 2

4 2
C

‘8•& Q &•2’
= M

¦§•
4 = –
¨¦©•]
>
j k
M =
]•

• Ž
Š” ‘ +C 8 C] ’
( '+— C]
M =

˜™ ˜™
˜C ˜C
M maksimum di dapat dengan , dimana = 0, maka:

• Ž
˜™ Š” +8 C ‘'+— C] ’8 ‘+C8 C] ’ C
˜C ( '+— C] ]

0 96 Q 6 & 32& 2&( 12 & Q 2&(

0 6& 32& Q 96

Untuk mencari a digunakan rumus:

&',
8š › √š] 8)C•
C

8 8( › ž 8( ] 8) 8+ ¤+
8+

Universitas Sumatera Utara


( › √'< ) — (<)
8'

( › √ (( Š
8'

( › '+√ '(
8'

&' &D& &


( — '+√ '( ( 8 '+√ '(
8' 8'

&' 7,474 &D& & 2,14

Maka didapat a = 2,14 m

Dan M maksimumnya = 1,07 W , dimana nilai W=9,4KN/m2, maka

= 10,058 KNm

Universitas Sumatera Utara


• 2b

a a

A A

4m B

8m

Gambar 3.5 Plat 2b

I 1/& 0& J 1/4

Kerja Internal ( I )

• ;&1x&z 2Œ Œ 4 Œ 1/& = 8M/a

• ;&1x&z € 2Œ Œ & Œ 1/4 = aM/2

• ∑ p1x‚& o D1x & = M ( 8/a + a/2 )

Kerja Eksterrnal ( E )

;&1x&z 2• Œ 4Œ & Œ
'
Œ Ž
' 4 &•
• ( 3

;&1x&z € • Œ4Œ&Œ Œ ŽŒ2Q • 8 2& Œ 4 Œ Œ Ž


' ' '
(

4 &• Q 20 4 &
3

4 &• 16 &• Q 20
3 3

16 8 &•
3

Universitas Sumatera Utara


∑ p1x‚& 1pcD1x & 16 8 &• Q 4 &•
• 3 3

16 4 &• 4 ‘5 &• ’
3 3

Maka,

Kerja eksternal = Kerja Internal

E = I

4 4 &• 8• Q &•
3 = & 2

4 4
C

‘8•& Q &•2’
= M

¨]§•
4 = –
¨¦©•]
>
j k
M =
]•

• Ž
Š” ‘ ' C 8 C] ’
( '+— C]
M =

˜™ ˜™
˜C ˜C
M maksimum di dapat dengan , dimana = 0, maka:

• Ž
˜™ Š” ' 8 C ‘'+— C] ’8 ‘' C8 C] ’ C
˜C ( '+— C] ]

0 192 Q 12 & 32& 2&( 24 & Q 2&(

0 12& 32& Q 192

Untuk mencari a digunakan rumus:

&',
8š › √š] 8)C•
C

8 8( › ž 8( ] 8) 8' '¤
8'

Universitas Sumatera Utara


( › √'< ) —¤ '+
8 )

( › √ '< )<
8 )

( › ( √ '<
8 )

&' &D& &


( — ( √'< ( 8 ( √ '<
8 ) 8 )

&' 5,55 &D& & 2,88

Maka didapat a = 2,88 m

Dan M maksimumnya = 2,88 W , dimana nilai W=9,4KN/m2, maka

= 27,072 KNm

Universitas Sumatera Utara


• 2c

a a

A A

4m B

12m

Gambar 3.6 Plat 2c

I 1/& 0& J 1/4

Kerja Internal ( I )

• ;&1x&z 2Œ Œ 4 Œ 1/& = 8M/a

• ;&1x&z € 2Œ Œ & Œ 1/4 = aM/2

• ∑ p1x‚& o D1x & = M ( 8/a + a/2 )

Kerja Eksterrnal ( E )

;&1x&z 2• Œ 4Œ & Œ
'
Œ Ž
' 4 &•
• ( 3

;&1x&z € • Œ4Œ&Œ Œ Ž Œ 2 Q • 12 2& Œ 4 Œ Œ Ž


' ' '
(

4 &• Q 24 4 &
3

4 &• 24 &• Q 20
3 3

24 8 &•
3

Universitas Sumatera Utara


∑ p1x‚& 1pcD1x & 24 8 &• Q 4 &•
• 3 3

24 4 &• 4 ‘6 &• ’
3 3

Maka,

Kerja eksternal = Kerja Internal

E = I

4 6 &• 8• Q &•
3 = & 2

4 6
C

‘8•& Q &•2’
= M

¨ª§•
4 = –
¨¦©•]
>
j k
M =
]•

• Ž
Š” ‘ 'ŠC 8 C] ’
( '+— C]
M =

˜™ ˜™
˜C ˜C
M maksimum di dapat dengan , dimana = 0, maka:

• Ž
˜™ Š” 'Š8 C ‘'+— C] ’8 ‘'ŠC8 C] ’ C
˜C ( '+— C] ]

0 288 Q 18 & 32& 2&( 32 & Q 2&(

0 18& 32& Q 288

Untuk mencari a digunakan rumus:

&',
8š › √š] 8)C•
C

8 8( › ž 8( ] 8) 8'Š ŠŠ
8'Š

Universitas Sumatera Utara


( › √'< ) — <‰(+
8(+

( › √ '‰+<
8(+

( › '+√ Š*
8(+

&' &D& &


( — '+√ Š* ( 8 '+√ Š*
8(+ 8(+

&' 4,986 &D& & 3,21

Maka didapat a = 3,21 m

Dan M maksimumnya = 4,81W , dimana nilai W=9,4KN/m2, maka

= 45,214 KNm

Universitas Sumatera Utara


3. Plat Ketiga

• 3a

Asumsi

Sagging Yield Line =M

Hogging Yield Line = M

= Void

1m A

2m A A

1m A

1m 2m 1m

Gambar 3.7 Plat 3a

I J 1

Kerja Internal ( I )

• ;&1x&z 4Œ Œ 4Œ 1 = 16 M

• 4Œ Œ 4 2 Œ 1 =8M

• ∑ p1x‚& o D1x & = 24 M

Universitas Sumatera Utara


Kerja Eksterrnal ( E )

;&1x&z • Œ1Œ1Œ Œ Ž Œ 8 Q •2 Œ 1 Œ Œ ŽŒ2 16/3W


' ' '
(

Maka,

Kerja eksternal = Kerja Internal

E = I

16/3W = 24 M

2 •
M = 9

dimana nilai W=9,4KN/m2, maka

M = 2,089 KNm

Universitas Sumatera Utara


• 3b

Asumsi

Sagging Yield Line =M

Hogging Yield Line = M

= Void

1m B

2m A A

1m B

3m 2m 3m

Gambar 3.8 Plat 3b

I 1/3

J 1

Kerja Internal ( I )

• ;&1x&z 2Œ Œ 4 Œ 1/3 =8M/3

• 2Œ Œ 4 2 Œ 1/3 =4M/3

• ;&1x&z € 2Œ Œ8Œ1 = 16 M

• 2Œ Œ 8 2 Œ 1 = 12 M

• ∑ p1x‚& o D1x & = 32 M

Universitas Sumatera Utara


Kerja Eksterrnal ( E )

;&1x&z • Œ1Œ3Œ Œ Ž Œ 4 Q •2 Œ 3 Œ Œ ŽŒ2 8W


' ' '
(

;&1x&z € • Œ1Œ3Œ Œ Ž Œ 4 Q •2 Œ 1 Œ Œ ŽŒ2 4


' ' '
(

• ∑ p1x‚& 1pcD1x & 12

Maka,

Kerja eksternal = Kerja Internal

E = I

12W = 32 M

12 •
M = 32

dimana nilai W=9,4KN/m2, maka

M = 3,525 KNm

Universitas Sumatera Utara


• 3c

Asumsi

Sagging Yield Line =M

Hogging Yield Line = M

= Void

1m B

2m A A

1m B

5m 2m 5m

Gambar 3.9 Plat 3c

I 1/5

J 1

Kerja Internal ( I )

• ;&1x&z 2Œ Œ 4 Œ 1/5 =8M/5

• 2Œ Œ 4 2 Œ 1/5 =4M/5

• ;&1x&z € 2Œ Œ 12 Œ 1 = 24 M

• 2Œ Œ 12 2 Œ 1 = 20 M

• ∑ p1x‚& o D1x & = 232 M / 5

Universitas Sumatera Utara


Kerja Eksterrnal ( E )

;&1x&z • Œ1Œ5Œ Œ Ž Œ 4 Q •2 Œ 5 Œ Œ ŽŒ2 40 /3


' ' '
(

;&1x&z € • Œ1Œ5Œ Œ Ž Œ 4 Q •2 Œ 1 Œ Œ ŽŒ2 16 /3


' ' '
(

• ∑ p1x‚& 1pcD1x & 56 /3

Maka,

Kerja eksternal = Kerja Internal

E = I

56W / 3 = 232 M / 5

35 •
M = 87

dimana nilai W=9,4KN/m2, maka

M = 3,78 KNm

Universitas Sumatera Utara


4.Plat keempat

• 4a

Asumsi

Sagging Yield Line =M

Hogging Yield Line = M

= Kolom

5m
B
B B
B

5m
A

5m 5m

Gambar 3.10 Plat 4a

I' J' 1/ 5 & ; I J 1/&

Kerja Internal ( I )

;&1x&z « Œ 10 Œ 1• 5 40 •
• & ¬Œ4 5 &

• ;&1x&z € - Œ 2& Œ 1•&® Œ 4 8

• - Œ 2& Œ 1•& ® Œ 4 8

• ∑ p1x‚& o D1x & = 40 • 5 & Q8 Q8

40 •
5 & Q 16

Universitas Sumatera Utara


4 «10 • 5 & Q4 ¬

Kerja Eksterrnal ( E )

;&1x&z • Œ 5 & Œ 5 & Œ2Œ Œ ŽŒ4 5 &


' ' )
( (

• 5 & Œ 2& Œ Œ ŽŒ4 4 & 5 &


'

;&1x&z € •2& Œ & Œ Œ ( Œ


'
ŽŒ4 8 &•
• 3

∑ p1x‚& 1pcD1x & 5 & Q4 & 5 & Q 8 & •3


)
(

4« Q & 5 & Q ¬
” *8C ] ”C]
( (

Maka,

Kerja eksternal = Kerja Internal

E = I

4« Q & 5 & Q ¬ 4« Q4 ¬
” *8C ] ”C] '<™
( ( *8C
=

'<™—)™ Œ *8C
Q5 & & Q
*”8'<”C—”C] ”C]
( ( *8C
=

*”8'<”C—”C] —'*”C8(”C] — ”C] '<™— <™8)™C


( *8C
=

*”C— *” (<™8)™C
( *8C
=

*” *—C )™ ‰,*8C
( *8C
=

*” *—C *8C
)Œ(Œ ‰,*8C
=

*” *8C]
M
' ‰,*8C
=

Universitas Sumatera Utara


˜™ ˜™
˜C ˜C
M maksimum di dapat dengan , dimana = 0, maka:

• Ž
˜™ *” 8 C ‰,*8C 8 ‘ *8 C] ’ 8'
˜C ' ‰,*8C ]

0 15& Q 2 & & Q 25

0 & 15& Q 25

Untuk mencari a digunakan rumus:

&',
8š › √š] 8)C•
C

8 8'* › ž 8'* ] 8) ' *


'

'* › √ *8'<<

'* › √ ' *

'* › *√ *

&' &D& &


'* — *√ * '*8 *√ *

&' 13,09 &D& & 1,91

Maka didapat a = 1,91 m,

Dan M maksimumnya = 1,592 W ; dimana nilai W=9,4KN/m2, maka

= 14,965 KNm

Universitas Sumatera Utara


• 4b

Asumsi

Sagging Yield Line =M

Hogging Yield Line = M

= Kolom

5m
C
C C
C

5m
B

10 m 10 m

Gambar 3.11 Plat 4b

I' 1/ 10 & ; J' 1/ 5 & ; I J 1/&

Kerja Internal ( I )

;&1x&z « Œ 10 Œ 1• 10 20 •
• & ¬Œ2 10 &

;&1x&z € « Œ 20 Œ 1• 5 40 •
• & ¬Œ2 5 &

• ;&1x&z € - Œ 2& Œ 1•&® Œ 4 8

• - Œ 2& Œ 1•& ® Œ 4 8

Universitas Sumatera Utara


• ∑ p1x‚& o D1x & = 20 • 10 & Q
40 •
5 & Q8 Q8

4 «5 • 10 & Q
10 •
5 & Q4 ¬

4 « ¬
*8*C—'<<8'<C—) *<8'*C—C]
'<8C *8C

4 « ¬
' *8'*C— <<8+<C—)C]
'<8C *8C

4 « ¬
)C] 8‰*C—' *
'<8C *8C

Kerja Eksterrnal ( E )

;&1x&z • Œ 5 & Œ 10 & Œ Œ ŽŒ4 5 & 10 &


' '
( (

• 10 & Œ 2& Œ Œ ŽŒ2 2 & 10 &


'

;&1x&z € • Œ 5 & Œ 10 & Œ Œ ŽŒ4 5 & 10 &


' '
( (

• 5 & Œ 2& Œ Œ ŽŒ2 2 & 5 &


'

;&1x&z X •2& Œ & Œ Œ Œ


'
ŽŒ4 8 & •

( 3

• ∑ p1x‚& 1pcD1x &

4
5 & 10 & Q 2 & 10 & Q2 & 5 & Q 8 & •3
3

50 15& Q & Q 20 & 2 & Q 10 & 2 & Q 8 & •3


)
(

50 15& Q & Q 30 & 4 & Q 8 & •3


)
(

4 « 50 15& Q & Q & & Q ¬


' '* C]
( (

4 « ¬ 4 ¡ ¢
'<<8(<C— C] —)*C8+C] —)C] '*C—'<<
+ +

Universitas Sumatera Utara


Maka,

Kerja eksternal = Kerja Internal

E = I

4 ¡ ¢ 4 « ¬
'*C—'<< )C] 8‰*C—' *
+ '<8C *8C
=

¡ ¢¡ ¢
'*C—'<< '<8C *8C
+ )C] 8‰*C—' *
M =

¡ ¢
” ‰*<C8 *C] —'*C– —*<<8'*<<C—'<<C]
+ )C] 8‰*C—' *
M =

¡ ¢
” '*C– 8 *C] 8‰*<C—*<<<
+ )C] 8‰*C—' *
M =

˜™ ˜™
˜C ˜C
M maksimum di dapat dengan , dimana = 0, maka:

• Ž
˜™ ” ‘)*C] 8 *<C8‰*<’‘)C] 8‰*C—( *’8‘'*C– 8 *C] 8‰*<C—*<<<’ ŠC8‰*
˜C + )C] 8‰*C—' * ]

0 180&) 3375&( Q 14625& 1000&( Q 18750& 81250&

3000& Q 56250& 243750 120&) Q 1125&( Q 1000&( 9375&

Q6000& 56250& 40000& Q 375000

0 60&) 2250&( Q 27000& 85250& Q 206250

Maka didapat a = 1,55 m,

Dan M maksimumnya = 2,742 W ; dimana nilai W=9,4KN/m2, maka

= 25,775 KNm

Universitas Sumatera Utara


• 4c

Asumsi

Sagging Yield Line =M

Hogging Yield Line = M

= Kolom

5m
C
C C
C

5m
B

15 m 15 m

Gambar 3.12 Plat 4c

I' 1/ 15 & ; J' 1/ 5 & ; I J 1/&

Kerja Internal ( I )

;&1x&z « Œ 10 Œ 1• 15 20 •
• & ¬Œ2 15 &

;&1x&z € « Œ 30 Œ 1• 5 60 •
• & ¬Œ2 5 &

• ;&1x&z € - Œ 2& Œ 1•&® Œ 4 8

• - Œ 2& Œ 1•& ® Œ 4 8

Universitas Sumatera Utara


• ∑ p1x‚& o D1x & = 20 • 15 & Q
60 •
5 & Q8 Q8

4 «5 • 15 & Q
15 •
5 & Q4 ¬

4 « ¬
* *8*C— *8'<C—) ‰*8 <C—C]
'*8C *8C

4 « ¬
*<8 <C—(<<8Š<C—)C]
'*8C *8C

4 « ¬
)C] 8'<<C—**<
'*8C *8C

Kerja Eksterrnal ( E )

;&1x&z • Œ 5 & Œ 15 & Œ Œ ŽŒ4 5 & 15 &


' '
( (

• 15 & Œ 2& Œ Œ ŽŒ2 2 & 15 &


'

;&1x&z € • Œ 5 & Œ 15 & Œ Œ ŽŒ4 5 & 15 &


' '
( (

• 5 & Œ 2& Œ Œ ŽŒ2 2 & 5 &


'

;&1x&z X •2& Œ & Œ Œ Œ


'
ŽŒ4 8 & •

( 3

• ∑ p1x‚& 1pcD1x &

4
5 & 15 & Q 2 & 15 & Q2 & 5 & Q 8 & •3
3

75 20& Q & Q 30 & 2 & Q 10 & 2 & Q 8 & •3


)
(

75 20& Q & Q 40 & 4 & Q 8 & •3


)
(

4 « 75 20& Q & Q 10& & Q ¬


' C]
( (

4 « ¬ 4 ¡ ¢
‰*8 <C—C] —(<C8(C— C] '<C—‰*
( (

Universitas Sumatera Utara


Maka,

Kerja eksternal = Kerja Internal

E = I

4 ¡ ¢ 4 « ¬
'<C—‰* )C] 8'<<C—**<
( '*8C *8C
=

¡ ¢¡ ¢
'<C—‰* '*8C *8C
( )C] 8'<<C—**<
M =

¡ ¢
” ‰*<C8 <<C] —'<C– —*+ *8'*<<C—‰*C]
+ C] 8*<C— ‰*
M =

¡ ¢
” '<C– 8' *C] 8‰*<C—*+ *
+ C] 8*<C— ‰*
M =

˜™ ˜™
˜C ˜C
M maksimum di dapat dengan , dimana = 0, maka:

• Ž
˜™ ” ‘(<C] 8 *<C8‰*<’‘ C] 8*<C— ‰*’8‘'<C– 8' *C] 8‰*<C—*+ *’ )C8*<
˜C + )C] 8'<<C—**< ]

0 60&) 1500&( Q 8250& 500&( Q 12500& 68750&

1500& Q 37500 206250 40&) Q 500&( Q 500&( 6250&

Q3000& 37500& 22500& Q 281250

0 20&) 1000&( 9000& 9250& Q 75000

Maka didapat a = 2,78 m,

Dan M maksimumnya = 3,069 W ; dimana nilai W=9,4KN/m2, maka

= 28,849 KNm

Universitas Sumatera Utara


3.2 PERHITUNGAN DENGAN CARA KONVENSIONAL

Dalam menggunakan cara konvensional yang akan dibahas adalah hanya pada

plat pertama dan plat lainnya termasuk plat pertama akan dihitung dengan

menggunakan bantuan program SAP 2000.

• Plat 1a

Dianggap tebal plat beton k-300 h= 15cm, dengan =0.2 maka:

a = 4m ; b = 4m

Plat dibagi – bagi dengan beberapa titik, yakni:

y=1 y=2 y=3

x=1 x=2 x=3

4700ž° ± r 4700√30 25742,9602 //nn 25742960,2 @//n

; 7541,88 @/n
Y² – *‰) ¤+<, <,'* –
' '8\ ] ' '8<, ]

~ ~
n n³ ³
³ ; ¡ ¢ Q ¡ ¢ ! n Œ co ¡ ¢ Œ co ¡ ¢
& b & b
µm' †m'

~ ~
n n³ ³
³ ; ¡ ¢ Q ¡ ¢ ! n Œ co ¡ ¢ Œ co ¡ ¢
b & & b
µm' †m'

Universitas Sumatera Utara


n
'+”
¸ ] ¹ ]
¶·¦ ŒµŒ†Œ ¡ ¢ —¡ ¢ !
Dimana , dengan m,n= 1,3,5
• º

Maka hasil perhitungan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel Mx (KNm)

1 2 3
1 4.013 4.497 4.013
2 4.497 5.026 4.497
3 4.013 4.497 4.013

Tabel My (KNm)

1 2 3
1 4.013 4.497 4.013
2 4.497 5.026 4.497
3 4.013 4.497 4.013

Maka didapatkan M maksimum adalah 5,026 KNm.

Universitas Sumatera Utara


• Plat 1b

Dianggap tebal plat beton k-300 h= 15cm, dengan =0.2 maka:

a = 8m ; b = 4m

Plat dibagi – bagi dengan beberapa titik, yakni:

y=1 y=2 y=3

x=2 x=4 x=6

Maka hasil perhitungan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel Mx (KNm)

2 4 6
1 3.853 5.277 3.853
2 5.277 7.705 5.277
3 3.853 5.277 3.853

Tabel My (KNm)

2 4 6
1 7.458 8.563 7.458
2 8.563 9.917 8.563
3 7.458 8.563 7.458

Maka didapatkan M maksimum adalah 9,917 KNm.

Universitas Sumatera Utara


• Plat 1c

Dianggap tebal plat beton k-300 h= 15cm, dengan =0.2 maka:

a = 12m ; b = 4m

Plat dibagi – bagi dengan beberapa titik, yakni:

y=1 y=2 y=3

x=3 x=6 x=9

Maka hasil perhitungan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel Mx (KNm)

3 6 9
1 3.371 4.618 3.371
2 4.618 6.742 4.618
3 3.371 4.618 3.371

Tabel My (KNm)

3 6 9
1 9.076 10.172 9.076
2 10.172 11.153 10.172
3 9.076 10.172 9.076

Maka didapatkan M maksimum adalah 11,153 KNm.

Universitas Sumatera Utara


3.3 PERHITUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN SAP 2000

1. Plat yang pertama

Berikut tampilan SAP untuk plat pertama yang ditinjau

Gambar 3.13 Tampilan SAP 2000 untuk plat pertama

Universitas Sumatera Utara


2. Plat yang kedua

Berikut tampilan SAP untuk plat pertama yang ditinjau

Gambar 3.14 Tampilan SAP 2000 untuk plat kedua

Universitas Sumatera Utara


3. Plat yang ketiga

Berikut tampilan SAP untuk plat kedua yang ditinjau

Gambar 3.15 Tampilan SAP 2000 untuk plat ketiga

Universitas Sumatera Utara


4. Plat yang keempat

Berikut tampilan SAP untuk plat ketiga yang ditinjau

Gambar 3.16 Tampilan SAP 2000 untuk plat keempat

Universitas Sumatera Utara


Bab IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 KESIMPULAN

1. Dalam kesluruhan penulisan Tugas Akhir ini dapat diambil kesimpulan:

Momen Momen Momen


Plat Pertama Yield Line Konvensional SAP 2000
KNm KNm KNm
Plat 1a 6,267 5,026 3,2436

Plat 1b 10,6314 9,917 8,5351

Plat 1c 12,822 11,153 9.7925

Momen Momen
Plat Kedua Yield Line SAP 2000
KNm KNm
Plat 2a 10,058 7,9341

Plat 2b 27,072 22,3151

Plat 2c 45,214 40,114

Momen Momen
Plat Ketiga Yield Line SAP 2000
KNm KNm
Plat 3a 2,089 1,021

Plat 3b 3,525 2,978

Plat 3c 3,78 3,32

Universitas Sumatera Utara


Momen Momen
Plat Keempat
Yield Line SAP 2000
KNm KNm
Plat 4a 14,965 12,7259

Plat 4b 25,775 20,256

Plat 4c 28,849 25,627

2. Dalam tabel diatas diberikan perbandingan hasil perhitungan secara manual

yakni menggunakan teori Yield Line Plastis dibandingkan dengan

menggunakan cara konvensioal dan metode FEM dalam hal ini dibantu

dengan menggunakan program SAP 2000 berupa nilai momen.

3. Dalam penggunaan cara konvensional dapat diterapkan pada plat sederhana

yakni pada plat pertama, sedangkan untuk plat lainnya akan menjadi sangat

rumit, sehingga dapat disimpulkan bahwa teori Yield Line dapat diterapkan

pada berbagai plat dengan kondisi batas yang berbeda – beda.

4. Hasil yang didapatkan berupa nilai momen baik pada plat pertama, kedua,

ketiga dan keempat membuktikan bahwa nilai momen yang dihitung secara

plastis lebih besar dibandingkan perhitungan secara elastis.

5. Data yang diinput pada SAP 2000 haruslah sesuai dengan data – data dan

batasan yang akan dibahas, kalau tidak maka hasil keluaran output tidaklah

sesuai dengan yang diharapkan.

Universitas Sumatera Utara


IV. 2 SARAN

Berdasarkan penulisan Tugas Akhir ini, beberapa saran yang penulis dapat

berikan adalah sebagai berikut:

1. Dalam melakukan analisis kedepannya diharapkan bukan hanya terbatas pada

plat isotropis tetapi juga pada plat orthotropis.

2. Dalam perhitungan berikutnya ada baiknya dilakukan juga peninjauan gaya –

gaya horizontal yang bekerja pada plat.

3. Untuk studi berikutnya diharapkan dalam melakukan analisis plastis dapat

menggunakan pembuktian secara eksperimen.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Dewobroto, Wiryanto. (2007). Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP2000 Edisi

Baru. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Kennedy, Gerard dan Goodchild, Charles. (2003). Pratical Yield Design, Berkshire :

Reinforced Concrete Council

Johansen, K.W.(1972). Yield-Line Formulae for Slabs. Copenhagen : Polyteknisk

Forlag

M, Yerri Susatio, Ir,. (2004). Dasar - dasar Metode Elemen Hingga. penerbit ANDI.

Suhud, Nor Faizal Bin. (2009).Yield Line Theory On Slab Design Using Microsoft

Visual Basic 6.0. Malaysia. Laporan Tugas Akhir.

Surbakti, Besman. (1985). Soal – soal yield Line dan penyelesaiannya.

England:University of Leeds.

Timoshenko, S. , S.Woinowsky-Krieger.(1992). Teori Pelat dan Cangkang edisi

kedua. Erlangga,Jakarta

Wahyudi, Laurentius dan Rahim, Sjahril A. (1992). Metode Plastis Analisis dan

Desain. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai