Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ELIMINASI URINE
DI RUANG…………………..
KLINIK HUSADA MULIA KLAKAH

PERIODE TANGGAL 21 Desember – 27 Desember 2020

Oleh :

NAMA : RIZA DWI WULANSARI


NIM : 192303101045

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN PENDAHULUAN
(Hari Pertama Praktik)

1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia (Eliminasi Urine)

A. Definisi

Eliminasi merupakan suatu proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh
tubuh. Eliminasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu eliminasi urine dan eliminasi fekal.
Eliminasi urine berkaitan dengan sistem perkemihan, sedangkan eliminasi fekal
berkaitan dengan saluran pencernaan. Eliminasi urine normal merupakan proses
pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi.

B. Keseimbangan /Nilai Normal

Warna urine normal adalah kuning terang.


Bau urine normal adalah bau khas amoniak.
Jumlah urine pada orang dewasa normal adalah 1,2 – 1,5 liter/ hari.
Berat jenis plasma (tanpa protein) berkisar 1.015-1.020.

C. Organ Pengatur

Eliminasi Urine :
Sistem yang berperan dalam eliminasi urine adalah sistem perkemihan. Dimana sistem
ini terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.

1. Ginjal
Ginjal berbentuk seperti kacang, terdiri dari 2 bagian kanan dan kiri. Produk
buangan hasil metabolis yang terkumpul dalam darah melewati arteri renalis
kemudian difiltrasi di ginjal.
2. Ureter
Setelah urine terbentuk kemudian akan dialirkan ke pelvis ginjal bladder melalui
ureter.
3. Bladder atau kandung kemih
Kandung kemih merupakan tempat penampung 400-600 ml urine.
4. Uretra
Uretra merupakan saluran pembuangan urin keluar dari tubuh, control pengeluaran
pada spinter eksterna yang dapat dikendalikan oleh kesadaran kita.

D. Ketidakseimbangan dan Jenis-jenisnya

1. Retensi urine, yaitu penumpukan urine didalam kandung kemih dan ketidak
sanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri.
2. Inkontinensia urine, yaitu ketidaksanggupan sementara atau permanen otot sfingter
eksterna untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih.
3. Enuresis adalah ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang tidak
disadari yang diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan spingter
eksterna.
4. Dysuria, yaitu adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih.
5. Polyuria, yaitu produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal, seperti
2.500 ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake cairan.
6. Urinary Suppressio, yaitu keadaan di mana ginjal tidak memproduksi urine secara
tiba-tiba. Anuria (urine kurang dari 100 ml/24 jam), olyguria (urine berkisar 100-
500 ml/24 jam).

E. Faktor Yang Mempengaruhi

Faktor yang memengaruhi kebiasaan berkemih :


1. Intake cairan dan makanan
Kebiasaan minum dan makanan tertentu seperti kopi, teh, coklat, (mengandung
kafein) dan alkohol.
2. Kondisi penyakit
Kondisi penyakit tertentu seperti pasien demam.
3. Pembedahan
Tindakan pembedahan memicu sindrom adaptasi, sehingga kelenjar hipofisis
anterior melepas hormone ADH, mengakibatkan meningkatnya reabsorbsi air,
sehingga pengeluaran urine menurun.
4. Pengobatan
Penggunaan terapi diuretik meningkatkan output urine, antikolinergik, dan
antihipertensi, sehingga menimbulkan seseorang akan mengalami retensi urine
5. Pemeriksaan Diagnostik
Intravenous pylogram di mana pasien dibatasi intake sebelum prosedur untuk
mengurangi output urine. Cystocospy dapat menimbulkan edema local pada uretra,
spasme pada spinter bledder sehingga dapat menimbulkan urine tertahan ( retensia
urine).

F. Pemeriksaan

a. Pemeriksaan fisik meliputi :


1. Abdomen
Pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena, distensi bladder, pembesaran
ginjal, nyeri tekan, tenderness, bissing usus.
2. Genetalia Wanita
Inflamasi, nodul, lesi, adanya sekret dari meatus, keadaan atropi jaringan
vagina.
3. Genetalia Laki-laki
Kebersihan, adanya lesi, terderness, adanya pembesaran skrotum.
b. Identifikasi intake dan output cairan dalam (24 jam) meliputi pemasukan minum
dan infuse, NGT, dan pengeluaran perubahan urine dari urinal, cateter bag, ainage
ureternomy, karakter urine: warna, kejernihan, bau, kepekatan.

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk gangguan eliminasi urine dapat berupa :


1. Latian otot pelvis
2. Farmakoterapi
3. Pembedahan
4. Modifikasi diet dan gaya hidup
5. Menurunkan berat badan
6. Terapi perilaku
7. Bladder training
8. Katerisasi intermiten

II. Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Dasar


A. Pengkajian
1. Anamnesa
Tanyakan riwayat keperawatan klien tentang pola berkemih, gejala dari perubahan
berkemih, dan faktor yang mempengaruhi berkemih.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
Pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena, distensi bladder, pembesaran ginjal,
nyeri tekan, tenderness, bissing usus.
b. Genetalia Wanita
Inflamasi, nodul, lesi, adanya sekret dari meatus, keadaan atropi jaringan vagina.
c. Genetalia Laki-laki
Kebersihan, adanya lesi, terderness, adanya pembesaran skrotum.

3. Pemeriksaan Penunjang (Lab, Rontgent, USG, dll)


Pemeriksaan urine (urinalisis) meliputi :
Warna : (N: jernih, kekuningan),
Berat jenis : (N: 1,005-1,030)
Glukosa : (N: negatif)
Keton : (N: negatif)
Kultur urine : (N: kuman patogen negatif)
Evaluasi fungsi ginjal :
Kreatinin serum : meningkat (N: 1-1,2 mg/dl)
Blood Urea Nitrogen/BUN : (4,7- 32 mg/100 ml)

B. Diagnosa Keperawatan Utama


1. Definisi/Pengertian Gangguan Eliminasi Urine
Merupakan disfungsi eliminasi urine

2. Batasan Karakteristik
a. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
1. Desakan berkemih (urgensi)
2. Urine menetes (dribbling)
3. Sering buang air kecil
4. Nokturia
5. Mengompol
6. Enuresis
Objektif
1. Distensi kandung kemih
2. Berkemih tidak tuntas (hesitancy)
3. Volume residu urin meningkat
b. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(Tidak tersedia)

Objektif
(Tidak tersedia)

3. Faktor Yang Berhubungan


1. Penurunan kapasitas kandung kemih
2. Iritasi kandung kemih
3. Penurunan kemampuan menyadari tanda-tanda gangguan kandung kemih
4. Efek tindakan medis dan diagnostic (mis. Operasi ginjal, operasi saluran kemih,
anestesi, dan obat-obatan)
5. Kelemahan otot pelvis
6. Ketidakmampuan mengakses toilet (mis. Mobilisasi)
7. Hambatan lingkungan
8. Ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan eliminasi
9. Outlet kandung kemih tidak lengkap (mis. Anomaly saluran kemih kongenital)
10. Imaturitas (pada anak usia < 3 tahun)

C. Planning/Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tujuan dan Kriteria hasil
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam, diharapkan pasien dapat
menunjukkan kondisi yang membaik dengan kriteria hasil :
1) Skala sensasi berkemih mengalami peningkatan.
2) Skala desakan berkemih (urgensi) mengalami penurunan.
3) Skala distensi kandung kemih mengalami penurunan.
4) Skala berkemih tidak tuntas (hesitancy) mengalami penurunan.
5) Skala volume residu urine mengalami penurunan.
6) Skala urine menetes (dribbling) mengalami penurunan.
7) Skala nokturia mengalami penurunan.
8) Skala mengompol mengalami penurunan
9) Skala enuresis mengalami penurunan.
10) Skala dysuria mengalami penurunan.
11) Skala anuria mengalami penurunan.
12) Frekuensi BAK membaik.
13) Karakteristik urine membaik.

2. Intervensi dan Rasional


Intervensi : Manajemen Eliminasi Urine
Observasi
- Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine
- Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia urine
- Monitor eliminasi urine (mis. Frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna)
Terapeutik
- Catat waktu-waktu haluaran berkemih
- Batasi asupan cairan, jika perlu
- Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur
Edukasi
- Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
- Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
- Ajarkan mengambil specimen urine midstream
- Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul/berkemihan
- Anjurkan minum cukup, jika tidak ada kontraindikasi

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu

D. Masalah Keperawatan Lain Yang Bisa Terjadi (Disertai Rencana Tindakan


Keperawatan sampai intervensi lengkap untuk 1 diagnosa keperawatan
tambahan)
a. Diagnosa Keperawatan 2 :
Inkontinensia Urine Fungsional
b. Intervensi :
Observasi
- Identifikasi penyebab inkontinensia urine (mis. Disfungsi neurologiss, gangguan
medulla spinalis, gangguan reflex destrusor, obat-obatan, usia, riwayat operasi,
gangguan fungsi kognitif)
- Identifikasi perasaan dan persepsi pasien terhadap inkontinensia urine yang
dialaminya
- Monitor keefktifan obat, pembedahan dan terapi modalitas berkemih
- Monitor kebiasaan BAK
Terapeutik
- Bersihkan genetal dan kulit sekitar secara rutin
- Berikan pujian atas keberhasilan mencegah inkontinensia
- Buat jadwal konsumsi obat-obat diuretic
- Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine lengkap atau kultur
Edukasi
- Jelaskan definisi, jenis inkontinensia, penyebab inkontinensia urine
- Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
- Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang mendukung proses berkemih
- Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam menjelang tidur
- Anjutkan memantau cairan keluar dan masuk serta pola eliminasi urine
- Anjurkan minum minimal 1500cc/hari, jika tidak kontraindikasi
- Anjurkan menghindari kopi, minuman bersoda, the, dan cokelatanjutkan konsumsi
buah dan sayur untuk menghindari kostipasi.
Kolaborasi
- Rujuk ke ahli inkontinensia, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Eliminasi. Terdapat pada :


http://911medical.blogspot.com/2007/06/asuhan-keperawatan-klien-
denganmasalah.html
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 3. Penerbit Kedokteran
EGC: Jakarta.
Kasiati & Ni Wayan Dwi Rosmalawati. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan
Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Darmawan, Josephine. 2017. Inkontinensia Penatalaksanaan. Jakarta: Alomedika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai