Dosen Pengampu:
DOSEN PENGAMPU
1. Azwa Putri
2. Putri Nur azizah
3. Indri Fauziyah
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak
lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Salman Al Farisi, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang senantiasa
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Akhlak .........................................................................................................3
1. Pengertian Akhlak ..................................................................................3
2. Konsep Akhlak.......................................................................................4
3. Ruang Lingkup Akhlak ..........................................................................5
B. Kecerdasan .................................................................................................8
1. Pengertian Kecerdasan ..........................................................................8
2. Teori-teori Kecerdasan .........................................................................8
3. Klasifikasi Kecerdasan .........................................................................9
4. Macam-macam Potensi Intelegensi atau Kecerdasan ...........................10
5. Bentuk Kecerdasan Intelektual, Emosional, Moral,dan Spiritual
dalam Psikolog Islam ............................................................................12
A. Kesimpulan .................................................................................................23
B. Saran ...........................................................................................................23
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak dalam Islam menjadi sesuatu yang penting dan berguna bagi
umatnya. Akhlak menjadi suatu yang akan membuat seseorang mendapatkan
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Islam adalah agama yang sempurna yang
mengatur sedetail-detailnya segala sesuatu. Islam juga, agama yang mengatakan
bagi siapa yang mengikuti ajarannya dengan benar sesuai yang diperintahkan
Allah dan Rasulnya. Karena Islam adalah agama yang selamat dan
menyelamatkan
Pendidikan adalah salah satu sarana untuk membentuk kepribadian
manusia, sebagaimana tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. Pada
kenyataanya, pendidikan belum mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
Perilaku-perilaku tidak terpuji masih banyak terjadi di masyarakat, dari mulai
merebaknya penggunaan narkoba, asusila, pelanggaran HAM, pembunuhan,
penganiayaan, minimnya kejujuran, dan lain sebagainya. Etika atau Akhlak
menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kelangsungan hidup. Islam memberikan
perhatian yang sangat besar terhadap Etika atau Akhlak
Kecerdasan sering dipahami oleh masyarakat sebagai kemampuan seseorang
dalam berproses. Proses berfikir disini dilakukan untuk memperoleh pengetahuan
yang lebih dalam. Pengetahuan yang diperoleh akan menjadi landasan
kesukssannya. Banyak yang menganggap bahwa orang cerdas dalan intelektual
akan sukses. Namun, kesuksesan seseorang tidak hanya ditentukan dari
kecerdasan intelektual saja, melainkan adanya dukungan dari kecerdasan lain.
Kecerdasan tersebut adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Ketiga
kecerdasan ini terdapat didalam diri setiap individu, dan akan berkembang jika
dapat mengasahnya dengan baik.
Dalam proses pendidikan, kecerdasan emosional mempunyai peranan yang
besar dalam mencapai hasil pendidikan secara lebih bermakna. Dengan
kecerdasan emosional yang tinggi seseorang akan mampu mengendalikan potensi
intelektualnya dalam pendidikan sehingga terwujud dalam sukse bermakna.
Dalam proses belajar mengajar faktor non-intelektual mempunyai kontribusi yang
beasr terhadap timbulnya gejala prestasi belajar faktor non-intelektual tersebut
antara lain sikap dan kebiasaan belajar, motif berprestasi, minat belajar
ketergantungan, kualitas kehidupan keluarga dan hubungan sosial.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Akhlak?
2. Apa yang dimaksud Kecerdasan?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian dari akhlak
2. Untuk mengetahui pengertian Kecerdasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. AKHLAK
1. Pengertian Akhlak
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang
didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan
yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal
dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Cara
membedakan etika, moral, dan akhlak, yaitu dalam etika, untuk menentukan
nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolok ukur akal pikiran
atau rasio, sedangkan dalam moral dan susila menggunakan tolok ukur norma-
norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat
istiadat), dan dalam akhlak menggunakan ukuran Al Qur‟an dan Al Hadis
untuk menentukan baik-buruknya.
ِ ٍ ألُٕنُٕا ِنهُاٛ
بط ز اب اي ٰٗ أ ْان اً اٛسبًَب أرِ٘ ْانمُ ْش اث ٰٗ أ ْان ا
ِ سب ِك ٍِْ ِإحْ اَّٚللاا أ ِث ْبن إا ِنذا
اَل ر ا ْعجُذ ٌُٔا ِإ اَل ا
ِِ ْ ُح ْسًُب
Artinya: “Janganlah kamu menyembah selain Allah, berbuat baiklah kepada
kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan
bertutur katalah yang baik dengan manusia” (QS. Al-Baqoroh: 83).
Disamping istilah “akhlak”, kita juga mengenal istilah “etika” dan
“moral”. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan nilai baik dan buruk dari
sikap dan perbuatan manusia.Perbedaannya terletak pada standar masing-
masing. Akhlak standarnya adalah Al-Qur‟an dan Sunnah. Sedangkan etika
standarnya pertimbangan akal pikiran, dan moral standarnya adat kebiasaan
yang umum berlaku di masyarakat.
a. Etika
Perkataan etika berasal dari bahasa yunani ethos yang berarti adat
kebiasaan. Di dalam kamus istilah pendidikan dan umum dikatakan
bahwa etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan keluhuran budi
(baik dan buruk). Menurut Dr. H. Hamzah ya‟qub “ etika adalah ilmu
yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui
oleh akal pikiran”. Etika menurut Ki Hajar Dewantara“ etika adalah ilmu
yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia
semuanya”.
b. Moral
Perkataan moral berasal dari bahasa Latin mores yaitu jamak dari mos
yang berarti adat kebiasaan. Didalam kamus umum bahasa Indonesia
dikatakan bahwa moral adalah baik buruk perbuatan dan perkataan.
Moral merupakan istilah yang digunakan untuk memberikan batasan
terhadap aktivitas manusia dengan nilai atau hukum baik dan buruk.
Perbedaan antara moral dan etika yaitu, etika lebih banyak bersifat
teoritis sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Etika memandang
tingkah laku manusia saecara umum, sedangkan moral secara lokal.
Moral menyatakan ukuran, sedangkan etika menjelaskan ukuran itu.
c. Kesusilaan
Kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran
susila. Susila berasal dari bahasa sansekerta, yaitu su dan sila. Su yang
berarti baik, bagus dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau
norma. Didalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan, susila berarti
sopan, beradab, baik budi bahasanya dan kesusilaan sama dengan
kesopanan. Kata susila selanjutnya digunakan untuk arti sebagai aturan
hidup yang lebih baik. Orang susila adalah orang yang berkelakuan baik,
sedangkan orang yang asusila adalah orang yang berkelakuan buruk.
2. Konsep Akhlak
Hal itu tidak berarti bahwa perbuatan tersebut dilakukan dengan tidak
sengaja atau tidak dikehendaki. Hanya saja karena yang demikian itu dilakukan
berulang-ulang sehingga sudah menjadi kebiasaan,maka perbuatan itu muncul
dengan mudah tanpa dipikir dan dipertimbangkan lagi. Sebenarnya akhlak itu
sendiri bukanlah perbuatan, melainkan gambaran batin (jiwa) yang
tersembunyi dalam diri manusia.
Pembagian Akhlak
2. Jujur (Ash-shidqu)
4. Malu (Al-Haya')
7. Sabar (Ash-Shobr)
b. Akhlak berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat.
Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua
dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan
ajaran–ajaran yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap
oarang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik,
terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap
lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara
sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka
mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka
lebih berhak dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan
hormati. Karena keduanya memelihara, mengasuh, dan mendidik,
menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi
seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan
akhirat.
Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah
putera ayah dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong ayah dan
ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana engkau gembira dan
membelamu bilamana perlu. Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya mereka
sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan berbahagia, karena
mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap
keperluan.
c. Akhlak bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut
susah jika orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari
kemanfaatan dan menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada
mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan
hormat pada tetangga.
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan
sosial kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat.
Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan
dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup
sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok,
bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini
merupakan apa yang disebut masyarakat. Kehidupan dan perkembangan
masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-tiap individu sebagai anggota
masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan norma-
norma kesusilaan yang berlaku.
d. Akhlak bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang
berbahasa yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan
tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan
yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka
dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.
e. Akhlak beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap
tuhannya, karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh
aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara
horizontal dengan sesama makhluk Tuhan
B. KECERDASAN
1. Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan
tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara rasional.
Selain itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan pribadi untuk
memahami, melakukan Inovasi dan memberikan solusi terhadap dalam
berbagai situasi.
Kecerdasan dalam bahasa inggris disebut intelligence dan dalam
bahasa arab disebut adz-dzaka menurut arti bahasa adalah pemahaman,
kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti, kemampuan (al-qudrah)
dalam memahami sesuatu secara cepat dan sempurna.
Intelegensi adalah perwujudan dari suatu daya dalam diri manusia,
yang mempengaruhi kemampuan seseorang di berbagai bidang. Spearman
membuat suatu rumusan yang dinamai “general ability” yang berperan dalam
menyimpan dan mengikat kembali suatu informasi, menyusun konsep-konsep,
menangkap adanya hubungan-hubungan dan membuat kesimpulan, mengolah
bahan-bahan san menyusun suatu kombinasi baru dari bahan tersebut.
ُ ُّ ُٓ ْى أ ا ْل اشٚهاخا أاٛا ْجزاغٌُٕا إِنا ٰٗ اس ِثّ ِٓ ُى ْان إ ِسٚ ذْعٌُٕاٍٚا اِٚأُٔ ٰنائِكا اناز
خابفٌُٕاٚ ْش ُجٌٕا اسحْ اًزاُّ أ اٚة أ ا
ٔسا ً ُاة اس ِثّكا اكبٌا ايحْ ز عزا اعزاا اثُّ ۚ ِإ اٌ ا
ا
Artinya: “ Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari
jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat
(kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya;
Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.” (QS.
Al-Isra:57).
Ayat di atas menyeburkan kata yarjuna. Menurut Ibnu Kasir
dalam tafsirnya, beharap (al-Raja‟) berkaitan dengan memenuhi ketaatan,
sehingga mendatangkan rahamat, sedanggkan takuut (al-Khauf) berkaitan
dengan menjauhi larangan, agar tidak terkena siksa. Kedunya merupakan
sarana(wasilah) untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Raja‟ dapat berupa harapan seseorang terhadap pahala setelah ia
melakukan ketaatan kepada Allah SWT. Atau harapan ampunan darinya
setelah ia bertaubat dari dosa-dosanya. Menurut ibnu qayyim, raja‟
memiliki tiga tingkatan; pertama, harapan yang mendorong seseorang
untuk berusaha dengan sungguh-sungguh, sehingga melahirkan
pengabdian, kenikmatan batin dan meninggalkan larangan; kedua,
harapan orang-orang yang mengadakan latihan (riyadhah), agar ia dapat
membersihkan hasratnya dan terhindar dari kemadharatan masa depan;
harapan kalbu seseorang untuk bertemu pada tuhan-nya dan
kehidupannya dimotivasi oleh kerinduan kepada-Nya.
e. Kecerdasan Ri‟ayah. Ri‟ayah berarti memelihara pengetahuan yang
pernah diperoleh dan mengaplikasikannya dengan perilaku nyata, dengan
cara melakukan perbuatan yang baik dan ikhlas, dan menghindari
perbuatan yang rusak. Kecerdasan ri‟ayah ini merupakan bentuk dari
kecerdasan intelektual-qalbiah. Firman Allah SWT.
ِٓ ُى ْان اً اَلئِ اكخُ أ ا اَل راخابفُٕا أ اَل راحْ ضا َُٕاْٛ عها ٍا لابنُٕا اسثُُّاب اِٚإِ اٌ اناز
َّللاُ ث ُ اى ا ْسزاماب ُيٕا رازاُ ااض ُل ا
ِِ عذٌُٔا ُك ُْز ُ ْى رُٕ اِٙأأ ا ْثش ُِشٔا ثِ ْبن اجُا ِخ اناز
ذاَا ُك ْى ۖ أنائِ ٍْ اكفا ْشر ُ ْى إِ اٌ اٚأإِ ْر ر اؤاراٌا اسثُّ ُك ْى نائِ ٍْ ا اك ْشر ُ ْى اْل ا ِص
نا اِٙعزااث
ٌذِٚشذ
ِٙت اي ْكزُٕة ف ْش فاماب ال ثُ اٛ ِإ اَل ِث اخِٙاؤْرٚ اب ُء اَلٛسها اى ْان اح
ٍ ُْش ث ٍُْ اك ْعٛش ِّ أ اْٛ عها صهاٗ ا
َّللاُ ا اٙ ُّ لاب ال انُا ِج
ًُاخٛس ِك ِ اٛبسا أ ِإ اٌ ِي ٍْ ْان اح
بء ا ً بء ألا ِ اْٛان ِح ْك اً ِخ ِإ اٌ ِي ٍْ ْان اح
ِٓ ْى ۚ ِإ اٌ اْٛ عها
َّللاا اكبٌا از ُ اٚ ْٔ ٍا إِ ٌْ اب اء أ اِِٛة ْان ًُُابفِم
ٕة ا ُ اعزّ اٚٔص ْذلِ ِٓ ْى ا
ِ ٍِا ثِٛصب ِدل ٘ ا
َّللاُ ان ا اجْ ِض اِٛن
ً ُغف
ًًبٕٛسا اس ِح ا
A. Kesimpulan
1. Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk ,
antara yang terpuji dan yang tercela, tentang perkataan atau perbuatan
manusia lahir dan batin. Maksud dari akhlak itu sendiri adalah adanya
hubungan antara kholiq dan makhluk, dan antara makhluk dengan
makhluk. Kita harus membiasakan diri berakhlak terpuji dalam
kehidupan sehari hari agar semuanya berjalan sesuai dengan perintah dan
larangan dari Allah Swt.
2. Kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan
tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara
rasional. Selain itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan
pribadi untuk memahami, melakukan Inovasi dan memberikan solusi
terhadap dalam berbagai situasi di lingkungan hidupnya.
B. Saran
1. Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Salman Al Farisi, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Dengan tugas
ini kami selaku Mahasisawa sangat membatu untuk menambah wawasan
tentang matakuliah Pendidikan Agama Islam.
2. Kami sadar mungkin ini masih banyak kesalahan. Diantaranya, kesalahan
pada ejaan, kesimpulan maupun pemilihan kata yang kurang tepat. Oleh
karena itu kami memohon kritikan dan saran dari dosen pengampu dan
teman-teman sekalian atau pembaca lainnya.
3. Semoga dengan adanya pembahasan tentang Akhlak dan Kecerdasan ini,
pembaca dapat memahami dan memanfaatkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA