Anda di halaman 1dari 20

PETUNJUK IMPLEMENTASI DAN CONTOH ADDIE DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DASAR ISLAM

MAKALAH
Untuk memenuhi Tugas Mata kuliah :
Desain Pembelajaran Pendidikan Dasar Islam

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Hj. Elfi Mu’awanah, S.Ag. M.Pd.


Dr. Muhammad Zaini, M.A

Disusun Oleh :

MILLATUL HIDAYAH 128505203016


NAHDLIYA AAMILA SALSABIILA 128505203019

PROGRAM STUDI MAGISTER


PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
PASCASARJANA IAIN TULUNGAGUNG
MEI 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini berbagai masalah pendidikan terus bervariasi. Fenomena


sederhana yang dapat dilihat yaitu: pertama, tidak sedikit guru yang mengeluh
dan merasa kesulitan dalam mendesain dan menggunakan media
pembelajaran sehingga salah sasaran yang mengakibatkan kompetensi siswa
tidak tercapai sesuai tujuan pembelajaran. Kedua, bermacammacam karakter
siswa yang membuat guru kebingungan harus memulai pembelajaran dari
mana sehingga berujung pada penugasan langsung yaitu siswa diminta untuk
mengerjakan soal-soal LKS. Ketiga, sugesti berpikir negatif dari guru bahwa
mengajar itu sulit, merepotkan, dan melelahkan. Keempat, persaingan dunia
pendidikan yang ketat dampak dari adanya MEA dan globalisai sehingga
menuntut pendidikan berkualitas yang dapat dinilai dari output lulusannya.

Pembelajaran atau bisa juga disebut dengan intruksional dimaknai


sebagai sebuah upaya untuk “membelajarkan” peserta didik yaitu siswa,
mahasiswa, warga belajar, santri, taruna, dan sebutan lain yang disepadankan
pada satuan pendidikan tertentu. Beragam latar dan sasaran kegiatan
pembelajaran menjadi salah satu alasan mengapa diperlukan
desain/rancangan yang khas atau spesifik. Secara sederhana desain
pembelajaran adalah suatu rancangan yang sistematis dan sistemik untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas, urgensi


pengembangan desain pembelajaran (instructional design development)
dalam setiap kegiatan belajar-mengajar tidak mungkin diabaikan, agar
tercapai tujuan (goal/aims) kurikulum sekolah/pendidikan tinggi, juga
penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan
dan isi pelajaran. Oleh karena itu, penulis menawarkan desain pembelajaran
ADDIE yang dapat digunakan di semua tingkat satuan pendidikan dan
memduahkan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat
tercapainya kompetensi-kompetensi siswa sesuai tujuan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana petunjuk implementasi ADDIE dalam pendidikan dasar
Islam?
2. Bagaimana contoh desain ADDIE dalam pembelajaran dasar Islam?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diperoleh, Adapun tujuan penulisan
makalah ini sebagai berikut;
1. Untuk mengetahui petunjuk implementasi ADDIE dalam pendidikan
dasar Islam.
2. Untuk mengetahui contoh desain ADDIE dalam pembelajaran dasar
Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Petunjuk Imlpementasi ADDIE dalam Pendidikan Dasar Islam

Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik
yaitu model ADDIE (AnalysisDesign-Develop-Implement- Evaluate).
ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan
Mollenda. Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam
membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif,
dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.1

Pembelajaran merupakan rangkaian peristiwa atau kegiatan yang


disampaikan secara struktur dan terencana dengan menggunakan sebuah atau
beberapa jenis media.2 Proses belajar mengajar yang dilakukan harus
mempunyai tujuan agar peserta didik dapat mecapai kompetensi seperti yang
diharapkan. Perancangan aktivitas pembelajaran disebut desain sistem
pembelajaran.

ADDIE merupakan singkatan yang mengacu pada proses-proses


utama dari proses pengembangan sistem pembelajaran yaitu : Analysis
(analisis), Design (desain), Development (pengembangan), Implentation
(implementasi), dan Evaluation (evaluasi). Pembelajaran model ADDIE
merupakan pembelajaran yang efektif dan efesien serta prosesnya bersifat
interaktif, dimana hasil evaluasi setiap fase dapat membawa pengembangan
pembelajaran ke fase sebelumnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan
produk awal bagi fase berikutnya. 3

1
Benny Pribadi A, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian Rakyat. 2009),
hal. 128-132
2
Bintari Kartika Sari, Desain Pembelajaran Di Era Asean Economic Community (Aec)
Untuk Pendidikan Indonesia Berkemajuan” (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4), hal. 88-89
3
Ni Komang Arini dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Addie terhadap Keterampilan
Berpikir Kritis dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas V di Desa Pedawa, (Universitas Pendidikan
Ganesha. Singaraja. 2012), hal. 3
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Addie diantaranya :

Gambar tahapan ADDIE

Dari skema model di atas dapat kita ketahui bahwa terdapat beberapa
langkah-langkah Model Pembelajaran ADDIE yakni :4

1. Analysis

Pada tahap ini, kegiatan utama adalah menganalisis perlunya


pengembangan model/metode pembelajaran baru dan menganalisis
kelayakan dan syarat-syarat pengembangan model/metode pembelajaran
baru. Pengembangan metode pembelajaran baru diawali oleh adanya
masalah dalam model/metode pembelajaran yang sudah diterapkan.
Masalah dapat terjadi karena model/metode pembelajaran yang ada
sekarang sudah tidak relevan dengan kebutuhan sasaran, lingkungan
belajar, teknologi, karakteristik peserta didik, dan sebagainya.

Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang


akan dipelajari oleh peserta didik. Maka untuk mengetahui atau

4
Rahmat Arofah Hari Cahyadi, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ADDIE Model,
Jurnal Pendidikan Halaqa, Vol 03,No. 01, tahun 2009, hal. 36-37
menentukan apa yang harus dipelajari, kita harus melakukan beberapa
kegiatan, diantaranya adalah :5

a. Analisis siswa, yaitu merupakan telaah karakteristik siswa berdasarkan


pengetahuan, keterampilan dan perkembangannya. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa yang beragam.
Hasil analisis siswa berkenaan dengan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif dapat dijadikan gambaran dalam mengembangkan bahan ajar
dalam pembelajaran. Beberapa poin yang perlu didapatkan dalam
tahapan ini diantaranya:
1) Karakteristik siswa berkenaan dengan pembelajaran
2) Pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki siswa berkenaan
dengan pembelajaran
3) Kemampuan berpikir atau kompetensi yang perlu dimiliki siswa
dalam pembelajaran
4) Bentuk pengembangan bahan ajar yang diperlukan siswa agar
dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan kompetensi yang
dimiliki.

bagian-bagian utama materi yang akan diajarkan dan disusun secara


sistematik. Analisis ini dapat dijadikan dasar untuk menyusuk rumusan
tujuan pembelajaran.

b. Melakukan performance analysis (analisis kinerja) yaitu untuk


mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah yang dihadapi
memerlukan solusi berupa pembuatan perangkat pembelajaran.
c. Analisis fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi pembelajaran
Analisis materi berkenaan dengan fakta, konsep, prinsip dan prosedur
merupakan bentuk identifikasi terhadap materi agar relevan dengan
pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran. Dalam tahap ini,
analisis dilakukan dengan metode studi pustaka. Tujuan dari analisis

5
Muhammad Rahman dan Amri Sofan, Strategi & Desain Pengembangan Sistem
Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya. 2013), hal. 45-47
fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi pembelajaran adalah untuk
mengidentifikasi bagian-bagian utama materi yang akan diajarkan dan
disusun secara sistematik. Analisis ini dapat dijadikan dasar untuk
menyusuk rumusan tujuan pembelajaran.
d. Analisis tujuan pembelajaran
Analisis tujuan pembejaran merupakan langkah yang diperlukan untuk
menentukan kemampuan atau kompetensi yang perlu dimiliki oleh
siswa. Pada tahap ini, ada berapa poin yang perlu didapatkan
diantaranya:
1) Tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
2) Ketercapaian tujuan pembelajaran

Dengan demikian, tahapan ini dapat dijadikan acuan untuk


mengembangkan bahan ajar dalam pembelajaran.6

Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa
karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan,
identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas
kebutuhan.

Setelah analisis masalah perlunya pengembangan model/metode


pembelajaran baru, peneliti juga perlu menganalisis kelayakan dan syarat-
syarat pengembangan model/metode pembelajaran baru tersebut. Proses
analisis misalnya dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan
berikut ini:

1) apakah model/metode baru mampu mengatasi masalah pembelajaran


yang dihadapi
2) apakah model/metode baru mendapat dukungan fasilitas untuk
diterapkan
3) apakah dosen atau guru mampu menerapkan model/metode
pembelajaran baru tersebut7

6
Rahmat Arofah Hari Cahyadi, Pengembangan Bahan Ajar …..,hal. 39.
Dalam analisis ini, jangan sampai terjadi ada rancangan
model/metode yang bagus tetapi tidak dapat diterapkan karena beberapa
keterbatasan misalnya saja tidak ada alat atau guru tidak mampu untuk
melaksanakannya. Analisis metode pembelajaran baru perlu dilakukan
untuk mengetahui kelayakan apabila metode pembelajaran tersebut
diterapkan.

2. Design
Tahap desain memiliki kemiripan dengan merancang kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan ini merupakan proses sistematik yang dimulai
dari menetapkan tujuan belajar, merancang skenario atau kegiatan belajar
mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi
pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Rancangan model/metode
pembelajaran ini masih bersifat konseptual dan akan mendasari proses
pengembangan berikutnya. Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat
rancangan. Pertama kita merumuskan sebuah rancangan diantaranya: 8
a. Menentukan learning experience yang perlu dimiliki oleh siswa
selama mengikuti aktivitas pembelajaran untuk mengetahui desain
yang dibuat dapat mengatasi masalah kesenjangan performa yang
terjadi pada diri siswa.
b. Menentukan tujuan pembelajaran.
c. Menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
d. Menentukan strategi pembelajaran yang tepat dengan menggunakan
metode diskusi untuk mencapai tujuan tersebut.
e. Membuat modul kimia berbasis inkuiri terbimbing.
f. Kombinasi metode diskusi dan perangkat pembelajarannya adalah
modul kimia berbasis inkuiri terbimbing.
3. Development

7
Bintari Kartika Sari, Desain Pembelajaran..., hal.95
8
Benny Pribadi A, Model Desain Sistem Pembelajaran..., hal. 131
Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi
rancangan produk. Dalam tahap desain, telah disusun kerangka konseptual
penerapan model/metode pembelajaran baru. Dalam tahap pengembangan,
kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk
yang siap diimplementasikan.9 Sebagai contoh, apabila pada tahap design
telah dirancang penggunaan model/metode baru yang masih konseptual,
maka pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat
pembelajaran dengan model/metode baru tersebut seperti RPP, media dan
materi pelajaran.

Dalam melakukan langkah pengembangan bahan ajar, ada dua


tujuan penting yang perlu dicapai. Antara lain adalah :10

a. Memproduksi atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk


mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
b. Memilih bahan ajar terbaik yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

Beberapa poin yang perlu didapatkan dalam tahapan ini diantaranya :

a. Bentuk bahan ajar yang perlu dibuat dalam mencapai tujuan


pembelajaran.
b. Bentuk bahan ajar yang perlu dibuat dan dimodifikasi sehingga dapat
memenuhi tujuan pembelajaran.
4. Implementation

Pada tahapan implementasi dalam penelitian ini merupakan


tahapan untuk mengimplementasikan rancangan bahan ajar yang telah
dikembangkan pada situasi yang nyata dikelas.

Selama implementasi, rancangan bahan ajar yang telah


dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi bahan

9
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Penerbit Alfabeta. 2015),
hal. 57
10
Rahmat Arofah Hari Cahyadi, Pengembangan Bahan Ajar …..,hal. 39.
ajar yang telah dikembangkan disampaikan sesuai dengan pembelajaran.
Seteleh diterapkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran kemudian
dilakukan evalusai awal untuk memberikan umpan balik pada penerapan
pengembangan bahan ajar berikutnya. Tujuan utama dalam langkah
implemtasi antara lain:11

a. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.


b. Menjamin terjadinya pemecahan masalah untuk mengatasi persoalan
yang sebelumnya dihadapi oleh siswa dalam proses pembejaran.
c. Memastikan bahwa pada akhir pembelajaran, kemampuan siswa
meningkat.
5. Evaluation
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem
pembelajaran ADDIE untuk memberikan nilai terhadap pengembangan
bahan ajar dalam pembelajaran. Evalusi dilakukan dalam dua bentuk yaitu
evalusi formatif dan evaluasi sumatif.12 Evaluasi formatif dilaksanakan
pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evalusi sumatif
dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan (semester). Evalusi
sumatif mengukur kompetensi akhir atau tujuan pembejaran yang ingin
dicapai. Hasil evalusi digunakan untuk memberikan umpan balik terhadap
pengembangan bahan ajar.

B. Contoh Desain ADDIE dalam pembelajaran Pendidikan Dasar Islam


1. Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan
Model Desain ADDIE
Skema desain pembelajaran model ADDIE membentuk siklus yang
terdiri dari 5 tahapan yang terdiri dari: analisis (analysis), desain (design),

11
Ibid…,hal. 40
12
Muhammad Rahman dan Amri Sofan, Strategi & Desain Pengembangan…, hal. 51
pengembangan (development), implementasi (implementation) serta
evaluasi (evaluation).13
a. Analisis (analysis)
Desain tahap analisis berfokus pada target audiens. Pada tahap
analisis, dilakukan pendefinisian permasalahan instruksional, tujuan
instruksional, sasaran pembelajaran serta dilakukan identifikasi
lingkungan pembelajaran dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.14
1) Analisis kinerja
 Rendahnya pemahaman anak-anak tentang Asmaul Husna As
Salam
 Rendahnya pemahaman peserta didik tentang implementasi
sikap yang mencerminkan Asmaul Husna As Salam pada
kehidupan sehari-hari
 Rendahnya motivasi anak pada kegiatan yang melibatkan
kewajiban anak pada kehidupan sehari-hari menurut
pengamalan Asmaul Husna As Salam
2) Analisis Kebutuhan
 Latar belakang siswa MIU Al Falah Simo Kedungwaru
Tulungagung Kelas 4 berusia rata-rata 9,5 tahun, dan tinggal
di daerah tengah perkotaan
 Dibutuhkan wawasan kepada siswa untuk mengetahui
kondisi lingkungan sekitar menurut pengamalan Asmaul
Husna As Salam
 Dibutuhkan stimulus agar siswa peduli terhadap lingkungan
sekitar menurut pengamalan Asmaul Husna As Salam

13
Haris Rosdianto, Penerapan model pembelajaran ADDIE untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa pada materi kinematika gerak lurus, Jurnal Pendidikan Fisika dan
Keilmuan, Vol 02, No 01, tahun2019hal. 55
14
Rah Cahyadi, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ADDIE Model, Jurnal Pendidikan Halaqa, Vol
03, No 01, tahun 2019, hal. 36
 Dibutuhkan pengetahuan tentang kewajiban siswa terhadap
lingkungan sekitarnya menurut pengamalan Asmaul Husna
As Salam
 Dibutuhkan wawasan agar siswa mengetahui timbal balik
yang diperoleh setelah melaksanakan kewajiban terhadap
lingkungan sekitar menurut pengamalan Asmaul Husna As
Salam
 Dibutuhkan uji coba dan contoh kecil untuk membantu siswa
dalam melaksanakan kewajiban terhadap lingkungan sekitar
menurut pengamalan Asmaul Husna As Salam
 Dibutuhkan kerjasama antar siswa untuk memotivasi siswa
dalam menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan
sekitar menurut pengamalan Asmaul Husna As Salam
 Perlu adanya media yang menarik dan inovatif karena letak
sekolah dan tempat tinggal siswa berada di tengah perkotaan
Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
desain instruktional adalah mengajarkan secara efisien dan
efektif tentang kewajiban pada kehidupan di lingkungan
sekitar sehingga para siswa dapat mengetahui secara
langsung timbal balik setelah melaksanakan kewajiban
terhadap lingkungan sekitar yang rata-rata berusia 9,5 tahun
dan tinggal di tengah perkotaan.
b. Desain (design)
Tahap desain terkait dengan penentuan sasaran, instrumen penilaian,
latihan, konten, dan analisis yang terkait materi pembelajaran, rencana
pembelajaran dan pemilihan media. Fase desain dilakukan secara
sistematis dan spesifik.15
1) Pernyataan kesenjangan kemampuan

15
Suparman, Desain Intruksional Modern, (Jakarta: Erlangga, 2012), hal. 87
 Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi terutama
pada kompetensi sikap dan keterampilan yang telah ditentukan
setelah mengikuti proses pembelajaran.
 Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari
standar kompetensi yang telah digariskan terutama pada
kompetensi sikap dan keterampilan.
2) Pertanyaan-pertanyaan kunci
 Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus dimilki
oleh siswa setelah menyelesaikan program pembelajaran?
Mengetahui apa arti kewajiban, tanggapan, dan saran
sederhana serta contohnya.
3) Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan
siswa dalam mengikuti program pembelajaran.
 Kognitif
 Produk: Siswa dapat mengungkapkan pendapatnya
terhadap suatu masalah dan memberikan solusi yang tepat.
 Proses: Siswa mampu menyebutkan beberapa contoh
pengamalan Asmaul Husna As Salam, siswa mampu
membuat kalimat berisi tanggapan dan solusi terhadap
gambar yang disediakan.
 Psikomotorik
 Siswa dapat menjelaskan isi gambar.
 Siswa dapat memberikan tanggapan dan solusi terhadap
masalah pada gambar yang disediakan.
 Afektif
Dari segi karakter siswa yaitu tekun, peduli dan ketelitian.
Sedangkan dari segi sosial yakni berpartispasi aktif dan
berkomunikasi dengan bahasa yang santun.
 Siswa mampu membuat kalimat berisi tanggapan dan solusi
terhadap gambar yang disediakan.
 Siswa dapat memberikan tanggapan dan solusi terhadap
masalah pada gambar yang disediakan.
4) Bahan ajar dan kegiatan yang dapat digunakan dalam mendukung
program pembelajaran.
 Buku Siswa kelas IV
 Buku Guru kelas IV, dan media.
c. Pengembangan (development)
Pertanyaan-pertanyaan kunci :
1) Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli untuk dapat digunakan
dalam mencapai tujuan pembelajaran? Tidak harus membeli bahan
ajar, guru dapat menggunakan buku yang tersedia.
2) Bahan ajar seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi
kebutuhan siswa yang unik dan spesifik? Dalam mengajar materi,
guru dapat membuat peta konsep tentang berbagai contoh
kewajiban yang dimiliki siswa. Sedangkan untuk memotivasi siswa
dalam melakukan kewajibannya, guru dapat membuat alat-alat
sebagai media seperti gambar-gambar maupun video pembelajaran.
3) Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli dan dimodifikasi sehingga
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan
spesifik.
4) Bagaimana kombinasi media yang diperlukan dalam
menyelenggarakan program pembelajaran? Buku Siswa kelas 4,
Buku guru Kelas 4, dan alat-alat untuk kegiatan pembelajaran.
d. Implementasi (implementasion)
Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh
seorang perancang program pembelajaran pada saat melakukan
langkah implementasi yaitu sebagai berikut:
1) Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk
digunakan dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran?
Metode Jigsaw tentang masalah-masalah yang terjadi di
lingkungan sekitar dengan poin materi pembelajaran sebagai
berikut.
2) Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk
menarik dan memelihara minat siswa agar tetap mampu
memusatkan perhatian terhadap penyampaian materi atau substansi
pembelajaran yang disampaikan? Dengan berkerja secara
kelompok atau diskusi, siswa diharapkan tertarik pada materi yang
akan dipelajari.
e. Evaluasi (evaluation)
Pada tahap evaluasi ini, efesiensi dan efektifitas pembelajaran diukur
melalui kegiatan penilaian untuk mengukur validitas kompetensi yang
telah tercapai, bisa berupa evaluasi formatif yang mencakup observasi,
interview, dan angket. Beberapa pertanyaan penting yang harus
dikemukakan perancang program pembelajaran dalam melakukan
langkah-langkah evaluasi, antara lain:
1) Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti
selama ini? Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa
dalam mengikuti program pembelajaran? Seberapa jauh siswa
dapat belajar tentang materi atau substansi pembelajaran?
2) Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang telah dipelajari?
3) Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang
dilaksanakan terhadap prestasi belajar siswa?
2. Implementasi Desain Pembelajaran ADDIE dengan Metode Pembelajaran
Menyanyi
Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan syai-syair yang dilagukan. Biasanya syair-syair tersebut
disesuaikan dengan materi pelajaran yang berlangsung. Menurut beberapa
ahli, bernyanyi membuat suasana belajar menjadi riang dan bergairah
sehingga perkembangan anak dapat distimulasi secara lebih optimal. 16
Manfaat penggunaan lagu (menyanyi) dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Saran relaksasi dengan menetralisasi denyut dan gelombang otak.
b. Menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik pembelajaran.
c. Menciptakan proses pembelajaran lebih humanis dan menyenangkan.
d. Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran.
e. Membangun retensi dan menyentuh emosi dan rasa etika siswa.
f. Proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi pembelajaran.
g. Mendorong motivasi belajar siswa.17

Belajar dengan nyanyian seorang anak akan lebih cepat


mempelajari, menguasai, dan mempraktikkan suatu materi ajar yang
disampaikan oleh guru, karena belajar sambil bernyanyi merupakan suatu
metode yang sangat disukai oleh anak-anak. Sebagian dari mereka justru
tidak sadar bahwa ketika mereka bernyanyi bersama sebenarnya mereka
juga sedang belajar. Menyanyi dapat memberikan kepuasan, kegembiraan,
dan kebahagiaan bagi anak sehingga dapat mendorong anak untuk belajar
lebih giat.

a. Langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran menyanyi agar


pembelajaran terarah dan sesuai tujuan pemebelajaran tentu ada
beberapa langkah atau prosedur yang harus dipersiapkan oleh guru.
Beverapa hal yang perlu diperhatikan dalam langkah-langkah metode
menyanyi adalah sebagai berikut:
1. Guru mengetahui dengan jelas isi pokok materi yang akan
diajarkan.
2. Merumuskan dengan benar informasi atau konsep materi baru apa
saja yang harus dikuasai atau dihafalkan oleh peserta didik.
3. Memilih nada lagu yang familiar dikalangan peserta didik.

16
M. Fadillah, Edutaiment Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Kencana, 2014), hal. 42-
43
17
Ibid., hal.44
4. Menyusun informasi atau konsep materi baru apa saja yang harus
dikuasai atau peserta didik dalam bentuk lirik lagu yang
disesuaikan dengan nada lagu yang dipilih.
5. Guru harus mempraktikan lagu tersebut di depan kelas.
6. Mendemonstrasikannya bersama-sama secara berulang-ulang.
7. Mengajukan pertanyaan seputar materi tersebut untuk mengukur
apakah siswa sudah dapat menghafal dan menguasainya melalui
lagu yang dinyanyikan. 18

18
Suparman S, Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa, (Yogyakarta: Pinus Book
Publisher, 2010), hal. 181
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
1. ADDIE merupakan singkatan yang mengacu pada proses-proses utama
dari proses pengembangan sistem pembelajaran yaitu : Analysis (analisis),
Design (desain), Development (pengembangan), Implentation
(implementasi), dan Evaluation (evaluasi). Pembelajaran model ADDIE
merupakan pembelajaran yang efektif dan efesien serta prosesnya bersifat
interaktif, dimana hasil evaluasi setiap fase dapat membawa
pengembangan pembelajaran ke fase sebelumnya.
2. Skema desain pembelajaran model ADDIE membentuk siklus yang terdiri
dari 5 tahapan yang terdiri dari: analisis (analysis), desain (design),
pengembangan (development), implementasi (implementation) serta
evaluasi (evaluation). Dimana dalam setiap siklus terdapat poin-poin
tersendiri yang harus ditulis oleh guru. Contoh dari desain pengembangan
ADDIE dirumuskan dalam penyusunan RPP pada mata pelajaran Akidah
Akhlak bab Asmaul Husna As Salam dengan menggunakan metode
pembelajaran menyanyi.
B. Saran
Penulis dalam makalah ini mengupayakan semaksimal mungkin dalam
menyusun makalah namun masih banyak kekurangan, diharapkan bagi
pembaca memberikan saran demi perbaikan makalah ini, untuk penyusunan
makalah yang akan datang.
Daftar Rujukan

Ardhana, I. W. (2002). Konsep Penelitian Pengembangan dalam Bidang


Pendidikan dan Pembelajaran. Makalah disampaikan pada Lokakarya
Nasional Angkatan II Metodologi Penelitian Pengembangan Bidang
Pendidikan dan Pembelajaran
Azhar, Imam. 2013. Perencanaan sistem Desain Pembelajaraan. Lamongan:
STAIDRA.
Bintari Kartika Sari, Desain Pembelajaran Di Era Asean Economic Community
(Aec) Untuk Pendidikan Indonesia Berkemajuan”. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan: Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-
70216-2-4.
Dikdasmaen, D. (2003). Kerangka dasar Pengembangan Silabus dan sistem
Penilaian Hasil belajar Siswa SLTP Berbasis kompetensi (Dirjen
Dikdasmen)
Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2008/02/02/teori-belajar/ diunduh pada
tanggal 15 Mei 2021
Mustaji and Sugiarso (2005). Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik: Penerapan
dalam Pembelajaran Berbasis Masalah (Surabaya: Unesa University
Press)
Mustofa, I. (2017). Pendidikan Islam Sebagai Institusi Politik Demokrasi
Tertinggi di Indonesia. Halaqa: Islamic Education Journal 1, 27–42
Ni Komang Arini dkk. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Addie terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas V di
Desa Pedawa. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja.
Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian
Rakyat
Purwanto, P. (1997). Penulisan Bahan Ajar (Jakarta: Dirjen DIKTI)
Rahman, Muhammad dan Amri Sofan. 2013. Strategi & Desain Pengembangan
Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Rahmat Arofah Hari Cahyadi. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ADDIE
Model. Universitas Muhammadiyah Surabaya, Indonesia. 2019, ISSN
2503 – 5045 (online), ISSN 412-9302.
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Samani, M. (2012). Profesionalisasi Pendidikan (Surabaya: Unesa University
Press)
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Dasain Sistem Pembelajaran. Bandung :
PT Kencana Prenada Media Grup.
Trianto (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep,
Lanadasan dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group)

Anda mungkin juga menyukai