Anda di halaman 1dari 7

JKK, Volume 4, No 1, Januari 2017: 1-7

p-ISSN 2406-7431; e-ISSN 2614-0411

Analisis faktor risiko paparan radiasi sinar-x terhadap perubahan jumlah


limfosit pada radiografer di kota Palembang
Ernawidiarti1, Tan Malaka2, Novrikasari3

1
Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya, Palembang
2
Departemen IKM-IKK, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Palembang
3
Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas Sriwijaya, Palembang
cernawidiarti2014@yahoo.com

Abstrak

Radiasi pengion merupakan salah satu sumber bahaya yang ada di rumah sakit yang harus diidentifikasi untuk
menentukan tingkat risiko sebagai tolok ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sejumlah
komponen biologi akan mengalami perubahan setelah pajanan radiasi. Indikator hematopoitik yang umum digunakan
sebagai indikasi pajanan radiasi adalah hitung limfosit. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan dosis
radiasi dan faktor karakteristik (jenis kelamin, usia, lama kerja, beban kerja, merokok, riwayat pekerjaan), dan
kebiasaan dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) akibat paparan radiasi sinar-X terhadap perubahan jumlah
limfosit pada radiografer di Kota Palembang. Penelitian ini adalah cross sectional analitik yang dilaksanakan pada bulan
Mei 2016. Subjek penelitian adalah seluruh radiografer dengan masa kerja minimal 1 tahun yang diambil dengan
metode puposive sampling. Data didapat melalui metode wawancara, observasi, pemeriksaan sampel darah di
laboratorium. Berdasarkan hasil uji t, korelasi dan uji regresi linier berganda, dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan
bahwa hanya variabel dosis radiasi dan beban kerja yang signifikan berpengaruh pada penurunan jumlah limfosit ( p
0,000 < 0,05). Nilai koefisien korelasi (R) yang diperoleh adalah 0,632 artinya hubungan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat secara bersama-sama positif, kuat dan memiliki hubungan. Sementara nilai koefisien determinasi (R2)
yang diperoleh adalah 0,399 artinya variasi perubahan nilai variabel terikat (limfosit) dapat dijelaskan oleh variabel
bebas (dosis radiasi dan beban kerja) secara bersama-sama (simultan) sebesar 39,9 %.

Kata kunci: paparan radiasi sinar-X, limfosit, radiografer, cross sectional.

Abstract
Analysis of risk factors for x-ray radiation exposure to changes in lymphocyte counts on radiographers in
Palembang. Ionizing radiation is one source of hazard in hospitals should be identified to determine the level of risk,
that is a measure of the likelihood of accidents and occupational diseases. A number of biological components will
undergo changes after exposure to radiation, indicators of hematopoietic is commonly used as an indication of radiation
exposure is a lymphocyte count.This study was conducted to analyze the relationship between radiation dose and factors
karakteriktik (gender, age, length of work, workload, smoking, occupational history), and the habit of using Personal
Protective Equipment (PPE) due to of exposure X-ray radiation for changes in lymphocyte counts at radiographers in
Palembang.This study was an analytical cross sectional design, conducted in May 2016. The subjects are all
radiographers shift and non-shift with a minimum term of one year from the beginning to come to work until the study
was conducted in Palembang and taken with purposive sampling method.The study was conducted by methods of
interviewing, observing, examination of blood samples in the laboratory and using instruments check list to tool
analysis.The results were analyzed by statistical t-test, correlation and multiple linear regression. Based on the overall
results of the statistical analysis t-test, correlation and multiple regression analysis, and hypothesis testing, can be
concluded that variables radiation dose and workload have a significant affects to the decrease the number of
lymphocytes (p 0.000 <0.05). The correlation coefficient (R) obtained 0.632 it is means that the relationship between
the independent variable on the dependent variable is jointly positive, strong and have a relationship.The coefficient of
determination (R2) obtained 0.399 it is means that variations in the value changes dependent variable (lymphocytes) can
be explained by the independent variable (the radiation dose and the workload) together (simultaneously) at 39.9%.

Key words: X-ray radiation exposure, lymphocyte, radiographer, cross sectional

1
2 Ernawidiarti: Analisis faktor risiko paparan radiasi sinar-x…..

1. Pendahuluan bebas : dosis radiasi, karakteristik responden


(jenis kelamin, usia, lama kerja, beban kerja,
Radiasi pengion merupakan salah satu sumber merokok, riwayat pekerjaan), dan kebasaan
bahaya yang ada di rumah sakit yang harus ggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terhadap
diidentifikasi untuk menentukan tingkat risiko variabel terikat (limfosit) yang dikumpulkan pada
yang merupakan tolok ukur kemungkinan waktu bersamaan. Penelitian dilakukan pada 87
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat orang radiografer yang ada di Kota Palembang.
kerja.1 Radiasi pengion adalah setiap radiasi Populasi penelitian adalah seluruh Radiografer
yang mampu menghasilkan ion oleh interaksi shift dan non shift dengan masa kerja minimal
dengan materi seperti sel pada tubuh manusia. 1 tahun sejak awal masuk kerja sampai
Sumber radiasi pengion dapat ditemukan penelitian ini dilakukan di Kotamadya
dalam berbagai pengaturan kerja, seperti Palembang yang diambil dengan menggunakan
fasilitas perawatan kesehatan, lembaga metode puposive sampling. Data primer
penelitian, reaktor nuklir, fasilitas produksi diperoleh dari sampel pada saat penelitian
senjata nuklir, dan lain lain. Ionisasi adalah mencakup umur, jenis kelamin, Riwayat
proses dimana atom dibuat menjadi ion oleh Pekerjaan, data hasil pengukuran jumlah limfosit,
penghapusan atau penambahan satu atau lebih Lama Kerja, riwayat merokok dan perbedaan
elektron, yang menghasilkan efek.2 penggunaan APD. Data sekunder digunakan
Sejumlah komponen biologi akan untuk mendukung penelitian yang mencakup data
mengalami perubahan setelah pajanan radiasi, dosis radiasi pekerja yang didapakan dari
indikator hematopoitik (pembentukan dan dokumen rekaman TLD, Beban Kerja yang
perkembangan sel-sel darah) yang umum didapatkan dari jumlah kunjungan pasien ke
digunakan sebagai indikasi pajanan radiasi Radiologi dalam 6 (enam) bulan berdasarkan
adalah hitung limfosit.3 jadwal jaga dan/atau logbook radiografer.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Analisis data dilakukan dengan
hubungan antara dosis radiasi dan faktor menggunakan uji statistik uji t, korelasi dan
karakteriktik (jenis kelamin, usia, lama kerja, regresi linier ganda dengan derajat kepercayaan
beban kerja, merokok, riwayat pekerjaan), dan 95% untuk menganalisis hubungan paparan
kebiasaan dalam menggunakan Alat Pelindung radiasi sinar-X terhadap perubahan jumlah
Diri (APD) akibat paparan radiasi sinar-X limfosit pada radiografer di Kota Palembang.
terhadap perubahan jumlah limfosit pada
radiografer di Kota Palembang. Penelitian ini 3. Hasil
diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan tentang hubungan dosis radiasi, Tabel 1. menunjukkan bahwa rerata responden
faktor karakteristik radiografer dan kebiasaan berumur 31,45 tahun, dengan umur minimal
menggunakan APD akibat paparan radiasi 23 tahun dan umur maksimal 48 tahun. Rerata
sinar-X dengan perubahan jumlah limfosit dan limfosit, dosis radiasi, lama kerja dan beban
sebagai pertimbangan bagi pemegang kerja secara berturut – turut yaitu rerata
kebijakan dan pimpinan rumah sakit dalam limfosit sebesar 33,93 ± 6,52, dosis radiasi
mengambil kebijakan dan keputusan 0,175 ± 0,214, lama kerja 6,863 ± 5,032 dan
khususnya dalam bidang Radiasi pengion yang beban kerja 725,87 ± 316,43. Distribusi
dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. frekuensi berdasarkan jenis kelamin sebagian
responden berjenis kelamin perempuan
2. Metode (58,6%), riwayat kerja 95,4% tidak bekerja
pada rumah sakit/klinik lain, sebagian besar
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan responden tidak merokok (82.8%) dan
Analytic Cross Sectional Study yang bertujuan sebagian besar tidak menggunakan APD
untuk mengetahui hubungan antara variabel
JKK, Volume 4, No 1, Januari 2017: 1-7 3
p-ISSN 2406-7431; e-ISSN 2614-0411

dengan lengkap pada saat bekerja di bagian APD, responden yang tidak lengkap
intervensional radiografi (73,6%). menggunakan APD mempunyai limfosit lebih
tinggi yaitu 34,25 ± 6,47, namun secara
Tabel 1. Distribusi frekuensi subjek penelitian
statistik tidak terdapat perbedaan bermakna
Variabel Min-Mak rerata limfosit antara yang menggunakan APD
X ± SD
dan tidak menggunakan APD.
Umur 31,45 ± 6,57 23 - 48
Limfosit 33,93 ± 6,52 16 - 51
0,175 ± 0,214 0,010 - Tabel 2. Rerata dan p value Limfosit
Dosis Radiasi
0,790
Lama Kerja 6,863 ± 5,032 1 - 26 Variabel n X ± SD p
725,87 ± 316,43 129 - value
Beban Kerja
1798 Jenis kelamin
Variabel n %
Jenis Laki-laki 36 34,97 ± 6,71
kelamin: 36 41.4 Perempuan 51 33,16 ± 6,34 0,202
Laki-laki 51 58.6
Perempuan Merokok
Riwayat Tidak merokok 72 33,63 ± 6,56
Kerja
4 4.6 Merokok 15 35,40 ± 6,36 0,341
Ya
83 95.4
Tidak Riwayat kerja
Riwayat
Merokok Tidak 83 34,01 ± 6,54 0,601
Merokok 15 17.2 Ya 4 32,25 ± 6,89
Tidak 72 82.8
Merokok Penggunaan
Kebiasaan APD
0,450
Menggunak 23 33,04 ± 6,73
Lengkap
an APD 64 34,25 ± 6,47
23 26.4 Tidak lengkap
Lengkap
64 73.6
Tidak
Lengkap
Tabel 3. menunjukkan bahwa arah korelasi
antara variabel dependen dan variabel
Tabel 2. menunjukkan bahwa rerata independen adalah negatif, ini berarti apabila
limfosit berdasarkan jenis kelamin didapatkan variabel beban kerja, dosis radiasi, umur dan
limfosit pada perempuan lebih rendah yaitu lama kerja bertambah maka kadar limfosit
33,16 ± 6,34 dibandingkan dengan limfosit semakin rendah. Korelasi antara beban kerja
laki-laki, secara statistik tidak terdapat dengan penurunan jumlah limfosit kuat (-
perbedaan bermakna rerata limfosit 0,551); korelasi antara dosis radiasi dan
berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan penurunan jumlah limfosit kuat (-0,586);
kebiasaan merokok limfosit pada perokok korelasi antara umur dan penurunan jumlah
lebih tinggi yaitu 35,40 ± 6,36 dibandingkan limfosit juga sedang (-0,257) dan korelasi
dengan yang tidak perokok, secara statistik antara lama kerja dengan penurunan jumlah
tidak terdapat perbedaan bermakna rerata limfosit lemah (-0,107). Signifikasi antara
limfosit berdasarkan merokok. Responden beban kerja, umur dan dosis radiasi dengan
yang mempunyai riwayat kerja mempunyai limfosit adalah 0,000 (< 0,05) artinya ada
kadar limfosit 32,25 ± 6,89 lebih rendah korelasi yang signifikan antara beban kerja
dibandingkan dengan yang tidak mempunyai dengan penurunan jumlah limfosit (Ha
riwayat kerja, secara statistik tidak terdapat Diterima).Sedangkan signifikasi lama kerja
perbedaan bermakna rerata limfosit (0,325) hal ini berarti tidak ada korelasi yang
berdasarkan riwayat kerja. Pada penggunaan
4 Ernawidiarti: Analisis faktor risiko paparan radiasi sinar-x…..

signifikan dengan penurunan jumlah limfosit Tabel 5. Model Summary dan coefficient dari uji linier
(Ho Diterima). berganda

Variabel Koefisien Constanta p


Tabel 3. Hasil Uji korelasi variabel independen (dosis
B value
radiasi, umur, beban kerja dan lama kerja) dengan
Dosis radiasi -12,124 40,574 0,000
variabel dependen (limfosit)
Beban Kerja 0,025 0,007
R 0,632
Variabel p Pearson
R square 0,399
n value Correlation (r)
Durbin- 1,822
Umur (Tahun) 87 0,016 -0,257 Watson
Dosis radiasi (mSv) 87 0,000 -0,586
Lama kerja (Tahun) 87 0,325 -0,107 Berdasarkan Tabel 5 didapatkan nilai
Beban kerja (jmlh
87 0,000 -0,551
Nilai koefisien korelasi (R) yang diperoleh
pemeriksaan) adalah sebesar 0,632 artinya hubungan antara
variabel bebas terhadap variabel terikat secara
Tabel 4 menunjukkan variabel yang bersama-sama positif, kuat dan memiliki
memiliki nilai signifikansi dibawah 0,25 hubungan. Sementara nilai koefisien
2
(variabel umur, jenis kelamin, dosis radiasi determinasi (R ) yang diperoleh adalah sebesar
dan beban kerja), maka empat variabel 0,399 artinya variasi perubahan nilai variabel
tersebut masuk ke dalam kandidat untuk terikat (limfosit) dapat dijelaskan oleh oleh
dilakukan uji linier berganda (p<0,25). variabel bebas (dosis radiasi dan beban kerja)
secara bersama-sama (simultan) sebesar
Tabel 4. Variabel kandidat analisis multivariat 42,2%. Sisanya dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti. Berdasarkan tabel 4.8
No Nama variabel Simbo sig menunjukkan model akhir prediksi limfosit
l
1 Dosis radiasi X1 0,000
adalah model yang terdiri dari variabel dosis
2 Jenis kelamin X2 0,202 radiasi dan beban kerja. Model akhir prediksi
3 Umur X3 0,016 limfosit berupa persamaan sebagai berikut :
4 Lama Kerja X4 0,325
5 Beban Kerja X5 0,000 y = 40,574 + (-12,124) (dosis radiasi) + (-0,006) (beban kerja)
6 Merokok X6 0,341
7 Riwayat kerja X7 0,601 Keterangan:
8 Kebiasaan X8 0,450 Y = Jumlah limfosit
menggunakan APD X1 = Dosis radiasi
X2 = Beban kerja
Berdasarkan Tabel diatas ada 4 variabel b0 = Bilangan konstanta / intercept
yang memiliki nilai signifikansi dibawah 0,25 b1,2 = Koefisien regresi
(variabel umur, jenis kelamin, dosis radiasi
dan beban kerja), maka empat variabel Perhitungan Prediksi limfosit dengan menngunakan
persamaan adalah :
tersebut masuk ke dalam kandidat untuk
dilakukan uji linier berganda. Tabel 5 y = 40,574 + (-12,124) (dosis radiasi) + (-0,006) (beban kerja)
menunjukkan hasil analisis akhir dimana y = 40,574 + (-12,124) (0,790) + (-0,006) (1798)
y = 20,20
hanya terdapat 2 variabel prediktor yang
berpengaruh terhadap limfosit yaitu dosis Dari hasi perhitungan prediksi limfosit dengan
radiasi dan beban kerja, dengan demikian menggunakan persamaan didapatkan bahwa
kedua variabel tersebut terpilih sebagai model seseorang yang mempunyai dosis radiasi
akhir untuk memprediksi limfosit. tinggi (0,790) dan beban kerja berat (1798)
dapat diprediksi limfositnya sebesar = 20,20
JKK, Volume 4, No 1, Januari 2017: 1-7 5
p-ISSN 2406-7431; e-ISSN 2614-0411

4. Pembahasan terjadinya paparan dan hanya dialami


beberapa dari kelompok yang terpapar,
Proporsi untuk semua responden 87 (delapan keparahan tidak tergantung pada dosis radiasi
puluh tujuh) radiografer terdapat 16 (enam dan tidak ada penyembuhan spontan .9
belas) atau 18,4 % yang memiliki jumlah Beban kerja dihitung berdasarkan jumlah
limfosit yang tidak normal. pemeriksaan yang dikerjakan, semakin
Berdasarkan hasil analisis variabel Dosis banyak pemeriksan yang dilakukan oleh
Radiasi dan beban kerja yang mempunyai seorang radiografer maka semakin besar juga
nilai signifikansi masing-masing p 0,025 dosis radiasi yang diterima.10 Dosis radiasi
dan 0,000 (< 0,05) artinya ada korelasi yang yang diterima oleh radiografer dan pekerja
signifikan antara beban kerja dengan radiasi lainnya adalah akumulasi dari dosis
penurunan jumlah limfosit (Ha Diterima), kecil harian yang diterima setiap hari kerja
dimana dosis radiasi dan beban kerja dalam mengerjakan pemeriksaan.11 Meskipun
bepengaruh terhadap menurunnya jumlah lemah, radiasi yang diterima sehari-hari
limfosit pada radiografer dibandingkan dapat mengakibatkan kumulatif translokasi
dengan keenam variabel independen yang kromosom. Jika seorang radografer bekerja
diteliti (Jenis kelamin, umur, lama kerja, pada bagian yang menggunakan radiasi besar
merokok, riwayat kerja dan kebiasaan seperti pada bagian CT-Scan dan
menggunakan APD). intervensional radiologi maka perlu
Penelitian yang dilakukan 4 (empat) dilakukan rotasi atau pergantian shift.
rumah sakit di Nusa Tenggara Barat dimana Laki-laki lebih berisiko dibandingkan
penurunan jumlah limfosit berhubungan perempuan untuk penurunan jumlah limfosit
dengan radiasi yaitu ada 9 (sembilan) orang yang diakibatkan oleh radiasi,10 untuk
mengalami penurunan jumlah limfosit.4 terjadinya perubahan limfosit, namun wanita
Kejadian Translokasi signifikan pada dosis dan pria ada juga yang menunjukkan tingkat
radiasi tinggi yang diterima oleh radiografer kerusakan yang sama (p> 0,05).12
(P 0.0440) yaitu pada dosis 50-100 mSv.5,6 Jumlah translokasi meningkat seiring
Paparan kronis pada pekerja radiasi, dosis dengan bertambahnya usia dengan
yang diterima bervariasi, antara 0,8-50 mSv usia(P<0,001),10 juga ditemukan
hasil penelitiannya adalah frekwensi peningkatan signifikan secara statistik pada
translokasi meningkat jika Dosis radiasi frekuensi translokasi (P = 0,01) pada usia tua
bertambah.7 pada respoden radiografer,7,11,13 namun
Pada penelitian ini dosis yang terima oleh hilada et al juga menyatakan perubahan
radiografer rata-rata 0,59 mSv untuk 6 limfosit juga terjadi pada kelompok usia
(enam) bulan jauh lebih kecil dari yang muda yang perokok (p 0,027).13
ditetapkan oleh IAEA dimana nilai batas Alba et al (2007) menyatakan Ada
dosis minimum pertahun adalah 20 mSv, korelasi antara lama kerja dan kebiasaan
namun harus tetap di waspadai karena merokok dan hasil abrasi kromosom.12
adanya efek stokastik, dimana efek stokastik Penelitian yang dialakukan di Bali
berkaitan dengan paparan radiasi dosis menyatakan tidak ada penurunan jumlah
rendah (0.25-1000 ) yang dapat mencul pada limfosit pada petugas radiologi dengan masa
tubuh manusia dalam bentuk kanker kerja pendek dan masa kerja panjang.14
(kerusakan somatik) atau cacad pada Riwayat kerja di rumah sakit atau klinik
keturunan.8 Dalam efek stokastik tidak lain didapatkan frekuensi translokasi secara
dikenal adanya dosis ambang, sekecil apapun statistik tidak berbeda secara signifikan
dosis radiasi yang diterima oleh tubuh ada dengan yang tidak bekerja dirumah sakit atau
kemungkinan akan menimbulkan kerusakan klinik lain.10,11
sel. Efek muncul berlangsung lama setelah
6 Ernawidiarti: Analisis faktor risiko paparan radiasi sinar-x…..

Berdasarkan pengujian yang dilakukan perilaku penggunaan APD. Dari basil analisis
tentang pengaruh kebiasaan dalam ini pula dapat diketahui variabel yang
menggunaan APD diperoleh hasil bahwa mempunyai pengaruh paling besar terhadap
kebiasaan dalam menggunakan APD tidak pengunaan APD yaitu pola pengawasan,
ada pengaruh pada penurunan jumlah dimana pekerja radiasi yang menyatakan pola
limfosit. Penggunakan APD atau peralatan pengawasan baik berpeluang untuk
proteksi radiasi dan personal monitor radiasi menggunakan APD.
dapat mengurangi dan melindungi
radiografer sebagai pekerja radiasi di rumah 5. Kesimpulan
sakit dari bahaya dalam menjalankan
tugasnya. Dalam kuesioner pemakaian APD Ada hubungan bermakna antara paparan
hanya 26,4% yang menggunakan lengkap radiasi sinar-X pada variabel dosis radiasi dan
khususnya yang bekerja pada bagian beban kerja terhadap perubahan jumlah
intervensional radiologi. Sifat sinar-X yang
limfosit pada radiografer.
memancar ke segala arah dan menimbulkan
radiasi hambur menjadi resiko yang patut Daftar Pustaka
untuk dipertimbangkan bagi petugas
radiologi, sehingga penting adanya 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
pengawasan penggunaam APD dengan Indonesia Nomor
lengkap, baik dan benar selama bekerja. 432/Menkes/SK/IV/2007 Tentang
Penelitian pada 10 sampel sel limfosit Pedoman Manajemen Kesehatan Dan
pekerja radiasi, tiga diantaranya terdapat Keselamatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit.
adanya aberasi kromosom, menurut mereka 2. Spellman FR. 2006. Industrial Hygiene
kemungkinan pekerja radiasi tersebut terkena Simplified: A Guide to Anticipation,
paparan radiasi saat bekerja tanpa Recognition, Evaluation, and Control of
menggunakan alat pelindung tubuh dan tidak Workplace Hazards. Maryland: The
memakai peralatan keselamatan radiasi saat Rowman & Littlefield Publishing Group
bekerja.15 Berdasarkan pengamatan yang Inc; 2006. Chapter 8, Radiation. p.159-
dilakukan oleh penulis, APD yang digunakan 177.
pada pemeriksan intervensional (C-arm di 3. Lusiyanti Y. 2007. Deteksi Kromosom
ruang operasi) yang menggunakan Disentrik dan Translokasi dalam Limposit
flouroscophy, dimana sinar-X memancar Pekerja Radiasi. Pusat Teknologi
dalam waktu lama (>30 detik) sebagian besar Keselamatan dan Metrologi Radiasi –
radiografer tidak menggunakan APD secara BATAN.
lengkap (apron, lead glasses, lead gloves, 4. Alfian MA. 2014. Efek paparan radiasi
gonad apron, collar apron) hal ini karena sinar-x terhadap limfosit pada radiografer
kurang lengkapnya APD yang disediakan di di rumah sakit abcd kota mataram tahun .
ruang tersebut. Berdasarkan penelitian pada Tesis. Universitas Airlangga. Surabaya.
53 orang radiografer di rumah sakit di kota Indonesia.
Palembang diperoleh lebih dari separuh 5. Little PM, Kwon D, Doi K, Simon SL,
pekerja radiasi (58,5%) tidak menggunakan Preston DL, Doody MM, Lee T, Miller JS,
APD.16 Hasil analisis statistik didapatkan Kampa, Bhatti P,Tucker DJ, SM Linet,
pengetahuan, sikap, pelatihan dan Sigurdson JAa 2014. Association of
penyuluhan tidak ada hubungan dengan Chromosome Translocation Rate with
perilaku penggunaan APD sedangkan Low Dose Occupational Radiation
fasilitas APD, kebijakan serta pola Exposures in U.S. Radiologic
pengawasan secara statistik rnenunjukkan Technologists. Radiation Research
ada hubungan yang bermakna dengan Society. 182: p.1–17.
JKK, Volume 4, No 1, Januari 2017: 1-7 7
p-ISSN 2406-7431; e-ISSN 2614-0411

6. Mikloš M, Gajski G, Garaj V, Vrhovac. Information. HHS Public Access.


2009. Usage of the standard and modified Rockville Pike, Bethesda, USA.p.149–
comet assay in assessment of DNA 155.
damage in human lymphocytes after 12. Alba GM. Grillo, Claudia A, Dulout,
exposure to ionizing radiation. Radiol Fernando N, Seoane, Analía I. 2007.
Oncol. 43(09): 97-107. Assessment of Genotoxic Damage in
7. Burak LE, Kodama, Nakano M, Ohtaki K, Lymphocytes of Hospital Workers Exposed
Itoh M, Okladnikova DN, Vasilenko KE, to Ionizing Radiation in Argentina.
Cologne JB, Nakamura N. 2009. FISH Archives of Pharmacy Practice. Vol. 6.
examination of lymphocytes from Mayak ProQuest Research Library p. 163-169.
workers for assessment of translocation 13. Hilada N, Jasmine M. 2014. The effects of
induction rate under chronic radiation biological and life-style factors on
exposures. Taylor & Francis online. baseline frequencies of chromosome
p.901-908. aberrations in human lymphocytes.
8. International Atomic Energy Agency Archives of Pharmacy Practice. Vol. 5.
(IAEA). 2013. Radiobiological basics of ProQuest Research Library p. 19-27.
biodosimetry. 14. Triningsih. 2012. Paparan Radiasi
9. Akhadi M. 2000. Dasar-dasar Proteksi Menurunkan Jumlah Limfosit Pada
Radiasi. Rineka Cipta. Jakarta, Indonesia Petugas Radiologi Rs Sanglah Denpasar.
10. Sigurdson JA, Bhatti P, Preston LD, Tesis. Universitas Udayana. Denpasar.
Doody MM, Kampa D, Alexander HB, Bali.
Petibone D, Yong LC, Edwards AA, Ron 15. Lubis M, Indrawati I. 2006. Pemeriksaan
E,Tucker DJ. 2008. Routine Diagnostic X- Aberasi Kromosom Tak Stabil Pada Sel
ray Examinations and Increased Limfosit Pekerja Radiasi. Prosiding
Frequency of Chromosome Translocations pertemuan dan Presentasi Ilmiah
among U.S. Radiologic Technologists. Fungsional Teknis Non Peneliti 19
Association for Cancer Research. Desember 2006. PTKMR-BATAN. ISSN
Aacrjournals.org. P.8825-8831. :1410 – 5381
11. Bhatti P, Michele M, Doody, Dale L, 16. Hakim L. 2004. Faktor-Faktor Yang
Preston, Kampa D, Elaine Ron, Robert W, Berhubungan Dengan Perilaku
Weinstock, Simon S, Alan, Edwards, JA Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Sigurdson. 2008. Increased Frequency of Oleh Pekerja Radiasi Pada Instalasi
Chromosome Translocations Associated Radiologi Rumah Sakit Di Wilayah Kota
with Diagnostic X-Ray Examinations. Palembang. Tesis. Universitas Indonesia.
National Center for Biotechnology Jakarta, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai